• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN DASAR PERENCANAAN DED TPA TABALONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN DASAR PERENCANAAN DED TPA TABALONG"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

I. DASAR PERENCANAAN TPA

1.1 Umum

Rencana Penyusunan Detail Engineering Design (DED) TPA Sanitary Landfill Kabupaten Tabalong dibuat agar upaya program 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) berjalan dengan baik, dimana sebagian sampah pada sumber timbulan sampah ditangani dengan pengomposan. Selain itu perlu disiapkan pembangunan TPA yang baik beserta fasilitas penunjang nya agar pencemaran sampah terhadap lingkungan dapat diminimalkan.

1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tabalong pada akhir Tahun 2016 berdasarkan data BPS Kab Tabalong yaitu 243.477 Jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Murung Pudak 50.340 jiwa, Kecamatan Tanjung 36.216 Jiwa, Kecamatan Kalua 25.125 Jiwa dan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan Pugaan dengan jumlah penduduk 7.131 Jiwa.

Laju pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Tabalong dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir berdasarkan data dari BPS Tahun 2017 yaitu 1,81%, dengan laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Jaro, Murung Pudak, Kecamatan Tanta serta Kecamatan Tanjung.

Tabel 1.1

Laju Pertumbuhan Penduduk Kab TabalongTahun 2010-2016

2010 2014 2015 2016 2010-2016 2014-2015 2015-2016 17 997 19 080 19 359 19 687 1,51 1,46 1,69 6 479 6 903 7 016 7 131 1,61 1,64 1,64 22 628 24 365 24 717 25 125 1,76 1,44 1,65 5 901 6 341 6 438 6 535 1,72 1,53 1,51 17 204 18 643 18 910 19 208 1,85 1,43 1,58 32 440 35 126 35 657 36 216 1,85 1,51 1,57 44 688 48 633 49 530 50 340 2,00 1,84 1,64 20 416 21 799 22 118 22 443 1,59 1,46 1,47 7 935 8 525 8 700 8 843 1,82 2,05 1,64 7 046 7 575 7 698 7 826 1,77 1,62 1,66 21 689 23 297 23 697 24 097 1,77 1,72 1,69 14 197 15 490 15 753 16 026 2,04 1,70 1,73 218 620 235 777 239 593 243 477 1,81 1,62 1,62

Juml a h Penduduk/ Population La ju Pertumbuha n Penduduk per Ta hun Annual Population Growth Rate (%)

Banua Lawas Pugaan Haruai Bintang Ara Upau Muara Uya Keca ma tan/ Subdistrict Jaro Tabalong Kelua Muara Harus Tanta Tanjung Murung Pudak

RINGKASAN DASAR PERENCANAAN

DED TPA TABALONG

(2)

CV. ITNASINDO 2

1.3 Proyeksi Penduduk

Berdasarkan data laju pertumbuhan penduduk diatas, maka hasil proyeksi penduduk daerah pelayanan di Kabupaten Tabalong dalam kurun waktu 20 tahun ke depan seperti terlihat pada tabel berikut;

Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Daerah Pelayanan

TANJUNG MRG PUDAK TANTA HARUAI

1,57 1,64 1,58 1,47 2015 2016 36.216 50.340 19.208 22.443 128.207 1 2017 36.785 51.166 19.511 22.773 130.235 2 2018 37.355 51.994 19.816 23.103 132.268 3 2019 37.926 52.826 20.121 23.433 134.307 4 2020 38.499 53.661 20.427 23.764 136.351 5 2021 39.073 54.498 20.733 24.094 138.398 6 2022 39.647 55.337 21.040 24.424 140.449 7 2023 40.222 56.179 21.347 24.754 142.502 8 2024 40.797 57.021 21.655 25.083 144.556 9 2025 41.372 57.865 21.962 25.412 146.611 10 2026 41.947 58.710 22.270 25.740 148.667 11 2027 42.522 59.555 22.577 26.067 150.721 12 2028 43.096 60.401 22.884 26.392 152.774 13 2029 43.669 61.247 23.191 26.717 154.824 14 2030 44.241 62.092 23.497 27.040 156.870 15 2031 44.812 62.936 23.802 27.362 158.913 16 2032 45.381 63.780 24.107 27.682 160.950 17 2033 45.948 64.622 24.411 28.001 162.981 18 2034 46.514 65.462 24.713 28.317 165.006 19 2035 47.076 66.300 25.015 28.631 167.022 20 2036 47.637 67.135 25.315 28.943 169.030 Sumber : Hasil analisa dan Perhitungan Konsultan, 2017

No Tahun

Proyeksi Jumlah Penduduk /Kecamatan

Jumlah Pddk Kabupaten Pertumbuhan Pddk.

(3)

1.4 Laju Timbulan Sampah dan Cakupan Pelayanan Sampah Existing

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong Tahun 2017, jumlah sampah terangkut ke TPA pada Tahun 2016 rata-rata sekitar 132,87 M3/hari atau baru mencapai pelayanan sekitar 36,01% dari jumlah penduduk administrasi Perkotaan atau 62,49% dari jumlah penduduk pelayanan perkotaan. Jumlah truk yang mengangkut sampah ke TPA saat ini sebanyak 21 unit truk, dengan jumlah unit truck dinas 14 unit dan truck dari perusahaan swasta 7 unit dengan jumlah ritasi per truck rata-rata 1 kali/hari. Selain truck, ada juga mobil pickup sebanyak 3 unit dan motor tossa 3 unit yang mengangkut sampah khusus dari permukiman dengan rata-rata 2 rit/hari.

Gambar 1.1 Trend Timbulan Sampah Terangkut ke TPA Tahun 2016

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tabalong 2017

Untuk lebih jelas nya jumlah timbulan sampah di Kabupaten Tabalong dan cakupan pelayanan pengangkutan sampah ke TPA Eksisting Maburai seperti terlihat pada tabel dibawah ini;

500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 3.827 3.659 3.895 3.697 4.090 3.887 3.927 4.224 4.164 4.435 3.962 4.065 M3

TREND SAMPAH TPA MABURAI

TAHUN 2016

(4)

CV. ITNASINDO 4

Tabel 1.2

Jumlah Timbulan Sampah dan Jumlah Sampah Terangkut ke TPA Tahun 2016

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kab. Tabalong dan Analisa Konsultan 2017

Catatan :

Rata-rata timbulan sampah per hari di Kabupaten Tabalong berdasarkan hasil survey Konsultan PTMP ialah 2,18 liter/org/hari.

1.5 Rencana Daerah Pelayanan

Rencana daerah pelayanan pengelolaan sampah Kabupaten Tabalong secara umum akan meningkatkan baik secara kuantitas ataupun kualitas pelayanan yang selama ini sudah dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong. Adapun yang menjadi prioritas pelayanan saat ini dan masa yang akan datang adalah kelurahan atau desa yang masuk kedalam wilayah perkotaan di Kabupaten Tabalong.

Gambar 1.2 Peta Rencana Daerah Pelayanan

Kecamatan Perkotaan % Kecamatan Perkotaan Kecamatan Perkotaan

1 Tanjung 36.216 17.276 47,7 79,68 38,01 26,57 33,35 69,91 2 Murung Pudak 50.340 43.979 87,4 110,75 96,75 83,71 75,59 85,12 3 Tanta 19.208 5.762 30,0 42,26 12,68 9,30 22,01 72,22 4 Haruai 22.443 6.733 30,0 49,37 14,81 0,00 0,00 0,00 128.207 73.750 57,5 282,06 162,25 119,58 32,74 56,81 Jumlah Sampah Terangkut ke TPA (m3/hari) Tingkat Pelayanan Sampah (%) Kab. Tabalong

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Total Timbunan Sampah (m3/hari)

• Jarak TPA ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 35 Km

• Jarak TPA ke IKK Murung Pudak sekitar 25 Km

• Jarak TPA ke IKK Tanta sekitar 35 Km

• Jarak TPA ke IKK Haruai sekitar 10 Km

ADMINISTRASI (JIWA) PERKOTAAN (JIWA) % 1 Tanjung 36.216 17.276 47,70 2 Murung Pudak 50.340 43.979 87,36 3 Tanta 19.208 5.762 30,00 4 Haruai 22.443 6.733 30,00 128.207 73.750 57,52 NO KECAMATAN PENDUDUK KETERANGAN KAB. TABALONG Jml Penduduk Perkotaan;

(5)

1.6 Proyeksi Timbulan Sampah

Berdasarkan rencana daerah pelayanan yang telah ditetapkan sesuai dengan pelayanan persampahan wilayah perkotaan di Kabupaten Tabalong dan data laju pertumbuhan penduduk serta data volume timbulan sampah, maka dibuat proyeksi timbulan sampah perkotaan yang akan masuk ke TPA Bongkang di Kecamatan Haruai sebagai berikut;

Tabel 1.3 Rekap Proyeksi Timbulan Sampah 2017 - 2036

Sumber : Hasil Analisa Konsultan 2017

1.7 Prakiraan Kebutuhan Lahan

Berdasarkan data timbulan sampah perkotaan dan rencana sampah terangkut ke TPA, maka prakiraan kebutuhan lahan TPA untuk Kabupaten Tabalong dapat dihitung dengan pendekatan rumus sebagai berikut;

No. Uraian Satuan 2017 2021 2026 2031 2036

1 Jumlah Pddk Adm Daerah Pelayanan Jiwa 130.235 138.398 148.667 158.913 169.030

2 Total Timbunan Sampah M3/Hari 286,52 304,48 327,07 349,61 371,87

3 Jumlah Penduduk Daerah Pelayanan Jiwa 75.388 81.626 89.565 97.182 103.442

4 Timbunan Sampah Daerah Pelayanan M3/Hari 165,85 179,58 197,04 213,80 227,57 5 Pengurangan Sampah TPS 3R M3/Hari - 14,37 15,76 17,10 18,21 6 Rencana Tingkat Pelayanan % 56,81 75,42 84,03 88,65 100,00 7 Jumlah Timbulan Sampah Terangkut M3/Hari 119,58 143,62 162,62 181,17 209,37

8 Jml.Sampah Perkotaan Dikelola M3/Hari 119,58 143,62 162,62 181,17 209,37

9 TPS 3R Unit 5,00 6,00 7,00 9,00 12,00

10 Dump Truck Unit 9,00 12,00 13,00 14,00 15,00

11 Container Unit 14,00 17,00 18,00 20,00 21,00

12 Arm Roll Truck Unit 7,00 9,00 10,00 11,00 12,00

13 Gerobak Unit 47,00 60,00 69,00 76,00 85,00

14 Motor Sampah Unit 12,00 14,00 16,00 16,00 18,00

15 Bak Sampah Unit 29,00 36,00 39,00 43,00 47,00

PERHITUNGAN LUAS LAHAN (SISA UMUR LAHAN)

365 x 10^-4 x Q x F x Td

H

A = Kebutuhan Lahan (ha) 365 = Konversi tahun ke hari 10^-4 = Konversi 1 m2 menjadi ha

Q = Rata-rata timbulan sampah yang dibuang (m3/hr) 0,0001

F = Faktor Kompaksi

Td = Periode Perencanaan (tahun) 5 s/d 20

H = Tinggi Lapisan Sampah (meter) 2,4

f = Faktor Efektivitas Lahan 70% s/d 80%

365 x 10^-4 x Q x F x Td H 365 x 0,0001 x Q ### x 1 12 A = x f A = x f A = x 0,8

(6)

CV. ITNASINDO 6

Keterangan :

- Ketinggian Sampah Maksimum 12 m (diizinkan 10-15 m) - Asumsi Faktor Kompaksi (F) 0,75

- Asumsi faktor efektifitas lahan (f) = 0,7-0,8 :

Maka berdasarkan pendekatan rumus tersebut diatas, diperoleh data perhitungan kebutuhan lahan TPA, seperti terlihat pada Tabel 1.4 berikut;

Tabel 1.4 Prakiraan Kebutuhan Lahan TPA Sanitary Landfill

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2017

Dari tabel diatas terlihat bahwa apabila timbulan sampah masuk ke TPA mulai Tahun 2019 dengan luas area lahan landfill net 1,7 Ha, sesuai dengan rencana masterplan TPA, maka prakiraan usia lahan TPA Zona I (life time) ialah sekitar 8 tahun.

Total Kebutuhan

m3/hari ton/hari Ha/Thn Akumulasi % Ha Ha

2017 119,58 53,86 0,2 0,2 20 0,03 0,20 2018 134,53 60,60 0,2 0,3 20 0,07 0,42 1 2019 137,45 61,91 0,2 0,2 20 0,04 0,23 2 2020 140,48 63,28 0,2 0,4 20 0,08 0,46 3 2021 143,62 64,69 0,2 0,6 20 0,12 0,69 4 2022 147,90 66,62 0,2 0,8 20 0,16 0,94 5 2023 152,80 68,83 0,2 1,0 20 0,20 1,19 6 2024 156,34 70,42 0,2 1,2 20 0,24 1,44 7 2025 160,05 72,09 0,2 1,4 20 0,28 1,71 8 2026 162,62 73,25 0,2 1,6 20 0,33 1,97 9 2027 165,21 74,42 0,2 1,9 20 0,37 2,24 10 2028 168,50 75,90 0,2 2,1 20 0,42 2,52 11 2029 172,32 77,62 0,2 2,3 20 0,47 2,80 12 2030 176,62 79,56 0,2 2,6 20 0,52 3,09 13 2031 181,17 81,61 0,2 2,8 20 0,57 3,39 14 2032 184,66 83,18 0,3 3,1 20 0,62 3,70 15 2033 190,34 85,74 0,3 3,3 20 0,67 4,01 16 2034 194,35 87,54 0,3 3,6 20 0,72 4,33 17 2035 199,19 89,72 0,3 3,9 20 0,78 4,65 18 2036 209,37 94,31 0,3 4,2 20 0,83 5,00 Kebutuhan Zona Fasilitas

Timbulan Sampah Kebutuhan Lahan

Zona Penimbunan Tahun

(7)

II PERENCANAAN TEKNIS TPA SANITARY LANDFILL

2.1 Kriteria dan Dasar Perencanaan TPA

Adapun sebagai pedoman atau acuan dasar konsultan dalam menyusun Perencanaan Teknis (DED) TPA Sanitary Landfill ini akan mengacu kepada ketentuan dari hasil diseminasi PU seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Kriteria Dasar Perencanaan TPA

PARAMETER KRITERIA NILAI SUMBER

Jumlah penduduk penduduk perkotaan penduduk

perkotaan

BPS Kab. Tabalong Laju pertumbuhan

penduduk 5 tahun sebelumnya

5 tahun sebelumnya

BPS Kab. Tabalong

Timbulan sampah 2-3 liter/kapita/hari 2,18

liter/kapita/hari Real Survey Konsultan 2017 Tingkat keberhasilan kegiatan Reduce-Reuse-Recycle (3R) 0 % (?) 0,5 % Dinas LH Kab Tabalong Densitas sampah 250 kg/m3 di sumber sampah, 600 kg/m3 di truck & 750 kg/m3 di TPA sampah diseminasi PU

Umur teknis unit

pengolahan sampah 5-10 tahun 5-10 tahun diseminasi PU

Faktor bentuk pada unit

pengolahan sampah 0,7-0,8 0,7-0,8 diseminasi PU

Tinggi tumpukan sampah pada unit pengolahan sampah

5-15 m 12 m Sesuai analisa

geoteknik

Curah hujan 5 tahun sebelumnya 5 tahun

sebelumnya

BPS Kab Tabalong

Koefisien infiltrasi air lindi 0,55-0,60 0,34 l/det/Ha

Hasil perhitungan water balance

metoda Thornthwite Waktu detensi pada unit

pengolahan air lindi

anaerobik (30 hari), fakultatif (20 hari), & aerobik (10 hari) anaerobik (30 hari), fakultatif (20 hari), & aerobik (10 hari) diseminasi PU

(8)

CV. ITNASINDO 8

2.2 Rencana Umum

Sesuai dengan kondisi lapangan berdasarkan hasil survey konsultan dan masukan dari Dinas terkait di Daerah, maka secara garis besar rencana desain DED TPA Sanitary Landfill Kabupaten Tabalong, ialah sebagai berikut:

1. Pekerjaan pembuatan Jalan Akses dan Jalan Operasi TPA

2. Pekerjaan pembuatan saluran drainase untuk mengendalikan aliran air permukaan dari sekitar site lokasi maupun dari luar site.

3. Pekerjaan Penyiapan Rencana Tapak dan pembuatan base liner/bidang kerja sebagai area penimbunan Sistem Sanitary Landfill

4. Pekerjaan pembuatan saluran pengumpul dan penyalur lindi untuk dialirkan ke bangunan IPL.

5. Pekerjaan pembuatan bangunan Instalasi Pengolah Lindi ( IPL ) 6. Pekerjaan pembuatan fasilitas pengendalian gas metan.

7. Pekerjaan pembuatan sumur pantau/sumur uji . 8. Pekerjaan pembuatan zona penyangga/buffer zone.

9. Pekerjaan Bangunan Penunjang

(9)

Gambar 2.2 Rencana Pembangunan Tahap I TPA Kabupaten Tabalong

(10)

CV. ITNASINDO 10

2.4

Perencanaan Jalan Operasi

Sesuai dengan kebutuhan dilapangan, perencanaan jalan hanya akan membuat jalan operasi khusus nya di Sanitary Landfill, mengingat jalan akses dan jalan penghubung antar zona di TPA Buluminung sudah ada.

Kriteria:

 Tersedia area manuver

 Dapat dilalui kendaraan truk sampah dari 2 arah

 Lebar jalan 8 m, kemiringan pemukaan jalan 2 - 3 % ke arah saluran drainase, tipe jalan kelas 3 dan mampu menahan beban perlintasan dengan tekanan gandar 10 ton dan kecepatan kedaraan 30 km/jam (sesuai dengan ketentuan Ditjen Bina Marga)

 Dihitung berdasarkan kapasitas sampah yang diolah di TPA sampah

 Jalan operasi mengelilingi TPA, jalan beton, aspal atau perkerasan jalan sesuai dengan beban dan kondisi tanah.

Jalan Ram; Kriteria:

 Harus dipastikan terdapat jalan ram (naik-turun) sebagai akses alat berat menuju unit pengolahan sampah/sel landfill

 Konstruksi beton, dengan spesifikasi yang sama dengan jalan operasional

(11)

Gambar 2.5 Rencana Lay Out Jalan Operasi TPA

(12)

CV. ITNASINDO 12

Gambar 2.7 Detail Potongan Jalan Operasi

6.2.5 Perencanaan Sistem Drainase TPA Kriteria:

 Mampu menangani air limpasan (run off) dari kawasan terbuka

 Berupa saluran terbuka dengan slope 1-2 %

 Laju alir dihitung: Q = c.i.A dimana: Q = laju alir (dalam m3/detik)

C = koefisien run off (0,4-0,6, tanpa satuan)

i = intensitas hujan (dalam m/detik, konversi dari mm/tahun) A = luas wilayah terlayani (m2)

Rasional Method: Q = 0.278.C.I.A

dimana: Q = Debit (m3/det)

C = Koefisien pengaliran/ limpasan

0.4 – 0.6 tergantung permukaan limpasan I = Intensitas hujan (mm/jam)

A = Luas daerah aliran (km2)

 I = R24/24 (24/tc)2/3  tc= (0.87L2/1000S) 0.385

(13)

dimana:

R24 = Curah hujan maksimum harian (selama) 24 jam (mm)

Tc = Waktu konsentrasi (jam)

L = Panjang saluran (km)

S = Kemiringan rata-rata saluran

Saluran Drainase di jalan operasional pada daerah tanggul Landfill

(14)

CV. ITNASINDO 14

2.6 Penyiapan Rencana Tapak Landfill

Bila ditinjau dari daya tampung buangan sampah, lokasi yang akan digunakan untuk TPA sebaiknya lahan tersebut dapat dioperasikan minimum selama 5 tahun. Untuk memenuhi masa pakai tersebut pembentukan lahan landfill harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kapasitas tampung lebih besar dari yang disyaratkan, seperti pembentukan dasar landfill lebih menjorok ke dalam tanah.

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan luas lahan TPA Sanitary Landfill yaitu sebesar 1,7 Ha, maka pembentukan rencana tapak lahan landfill akan disesuaikan dengan bentuk lahan yang ada dan sesuai dengan rencana masterplan TPA yang sudah ada.

(15)

(16)

CV. ITNASINDO 16

2.7 Pembentukan Dasar Landfill dan Pemasangan Base Liner

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembentukan dasar landfill antara lain :

a). Lapisan dasar TPA harus kedap air sehingga leachate terhambat meresap kedalam tanah dan tidak mencemari air tanah. Koefisien permeabilitas lapisan dasar TPA harus lebih kecil dan 10-6 cm/det.

(b). Pelapisan dasar kedap air akan dilakukan dengan cara melapisi dasar TPA dengan geomembrane setebal 1,5 mm.

(c). Dasar TPA dibuat miring ke arah saluran pipa pengumpul leachate dan kemiringan minimal 2% kearah saluran pengumpul maupun ke penampung leachate.

(d). Pembentukan dasar TPA akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan fase / blok dengan urutan pertama sedekat mungkin ke kolam pengolahan leachate.

Kriteria:

 Mampu menahan air lindi agar tidak terlepas ke tanah dan air tanah sekitar

 Mampu menahan berat sampah, tanah penutup, dan alat berat yang ditimbun serta dioperasikan di atasnya

 Pemasangan liner sintentis (geomembrane, geotextile, dan/atau

geocomposite) wajib dilakukan oleh kontraktor tersertifikasi.

(17)

G

ambar 2.12 Penampang Memanjang dan Melintang Rencana Pemasangan Liner

2.8

Perencanaan Pipa Penyalur Lindi

Saluran pengumpul lindi terdiri dari saluran pengumpul sekunder dan primer. (1) Kriteria saluran pengumpul sekunder adalah sebagai berikut:

a) Dipasang memanjang ditengah blok/zona penimbunan

b) Saluran pengumpul tersebut menerima aliran dan dasar lahan, dengan kemiringan minimal 2%

c) Saluran pengumpul terdiri dari rangkaian pipa PE. (2) Kriteria saluran pengumpul primer :

Menggunakan pipa PE berlubang (untuk pipa ke bak pengumpul lindi tidak berlubang). Saluran primer dapat dihubungkan dengan hilir saluran sekunder oleh bak kontrol, yang berfungsi pula sebagal ventilasi yang dikombinasikan dengan pengumpul gas vertikal.

(3) Syarat pengaliran lindi adalah:  Gravitasi;

 Kecepatan pengaliran 0,6 - 3 m/det;

(18)

CV. ITNASINDO 18

(4) Perhitungan disain debit lindi adalah menggunakan model atau dengan perhitungan yang didasarkan atas asumsi-asumsi :

 Hujan terpusat pada 4 jam sebanyak 90% (Van Breen), sehingga faktor puncak = 5,4.

 Maksimum hujan yang jatuh 20 - 30% diantaranya menjadi lindi. Dalam 1 bulan, maksimum terjadi 20 hari hujan

 Data presipitasi diambil berdasarkan data harian atau tahunan maksimum dalam 5 tahun terakhir.

Gambar 2.13 Lay Out Rencana Pipa Penyalur Lindi

2.9

Perencanaan Instalasi Pengolah Lindi (IPL)

Cairan lindi yang biasa muncul di celah-celah sampah setelah turun hujan dikelola dengan menyalurkannya ke bangunan pengolahan sebelum dapat dibuang ke badan air penerima disekitarnya.

Jenis pengolahan yang direncanakan adalah pengolahan yang mudah dan murah dalam pengoperasiaan serta efektif dalam proses punurunan zat polutannya. Jenis pengolahan yang umum digunakan adalah kolam stabilsasi (waste stabilization ponds). Penentuan disain kolam-kolam ini sebagian bersifat empiris dan sebagian lagi rasional. Range kedalaman yang biasanya digunakan untuk kolam

(19)

pengolahan adalah sebagai berikut :

o Kolam anaerobik : 3 - 4 m, Td 20 - 50 hari o Kolam fakultatif : 2-2,5 m, Td 5-30 hari o Kolam maturasi : 1-1,5 m, td 7 -20 hari

Kriteria:

 Mampu mengolah air lindi, dengan beban biaya operasi -pelihara-rawat yang minimal

 Standar baku mutu yang tersedia dari Kemen LHK belum tersedia, sehingga menggunakan baku mutu dalam PerMen PU No 03/PRT/M/2013

 Parameter utama yang disisihkan adalah BOD, COD, TSS, bau, dan warna

 Konstruksi dengan menggunakan beton K.2 50

Beberapa jenis pengolahan lindi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut

 Pengolahan fisik dan kimia, koagulasi - flokulasi - pengendapan

 Pengolahan secara aerobic, proses lumpur aktif, kolam stabilisasi atau kolam aerasi

 Pengolahan secara anaerob, yaitu dengan kolam stabilisasi

 Pemanfaatan sifat-sifat adsorpsi seperti pemanfaatan karbon aktif.

Sistem pengolahan ini sudah umum dilakukan di Indonesia mengingat mudah, murah dan efisiensi pengolahan cukup tinggi dan suhu di Indonesia sangat mendukung dengan sistem tersebut.

Rencana bangunan Pengolahan terdiri dari : 1. Bak Pengumpul;

2. Kolam Anaerob; 3. Kolam Fakultatif; 4. Kolam Maturasi; 5. Wetland.

Gambar 2.14 Skema Instalasi Pengolahan Lindi

Kolam Anaerob/

Stabilisasi FakultatiKolam f

Kolam

Maturasi Lahan Sanitasi Area Filtrasi/ Dari Landfill

Memenuhi Badan Air

(20)

CV. ITNASINDO 20

2.9.1 Timbulan Lindi

Ada beberapa metoda perkiraan timbulan lindi yang dapat digunakan, antara lain: 1. Help

2. Metode Neraca Air Thorntwhaite 3. Metode pembebanan

4. Metode curah hujan maksimum

Pada perhitungan perkiraan timbulan lindi yang digunakan dalam perhitungan TPA Kabupaten Bulungan ini adalah Metode Neraca Air Thorntwhaite.

1. Metode Neraca Air Thornwhaite

Dalam metode ini, lindi dihasilkan dari curah hujan yang berhasil masuk kedalam timbulan sampah. Analisa perhitungan lindi dihitung menggunakan Metode Neraca Air seperti dibawah ini:

Lindi = PERC = P – R/O - ∆ST

I = P – (R/O)

APWL = ∑ NEG (I-PET)

∆ET = PET + [(I-PET) – (∆ST)]

Dimana :

 PERC = Perlokasi, air yang keluar dari 20egati menuju lapisan di bawahnya, akhirnya menjadi lindi

 P = Presipitasi rata-rata bulanan dari data tahunan

 RO = Limpasan permukaan (run-off) rata-rata bulanan dihitung dari prepitasi serta koefisien limpasan

 ∆ET = Aktual evapotranspirasi, menyatakan banyaknya air yang hilang secara nyata dari bulan ke bulan

 ∆ST = Perubahan simpanan air dalam tanah dari bulan ke bulan, yang terkait dengan soil moisture stotage

 ST = Soil Moisture Storage, merupakan banyaknya air yang tersimpan dalam

tanah pada saat keseimbangan

(21)

APWL = Accumulated Potential Water Loss , merupakan nilai 21egative dari (I-PET) yang merupakan kehilangan air secara kumulasi

I – PET = Nilai infiltrasi dikurang potensi evapotranspirasi; nilai negarif menyatakan banyaknya infiltrasi air yang gagal untuk dipasok pada tanah, sedang nilai positif adalah kelebihan air selama periode tertentu untuk mengisi tanah.

PET = Potensial evapotranspirasi, dihitung berdasarkan atas nilai rata-rata bulanan dari data tahunan.

Hasil perhitungan debit lindi dengan menggunakan metode thornwhaite dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Perhitungan Neraca Air Metoda Tornwaite

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2017

Tabel Lanjutan…

Parameter Jan Peb Mart April Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des

PET 44 108 115 70 131 60 159 29 92 128 187 233 P 202 196 260 243 162 144 181 115 102 109 259 401 RO 121 118 156 146 97 87 109 69 61 66 155 240 I 81 79 104 97 65 58 73 46 41 44 103 160 I-PET 37 -30 -11 27 -66 -2 -86 17 -51 -84 -84 -73 Neg (I - PET) 0 -30 -41 -13 -80 -82 -168 -151 -202 -286 -369 -442 ST 121 118 156 146 97 87 109 69 61 66 155 240 ST 0 -3 38 -11 -49 -10 22 -40 -8 5 90 85 AET 33 28 29 25 24 22 24 25 27 31 32 34 PERC 48 54 37 82 89 46 27 61 22 9 18 41 PERC

PET = 0,65*Penguapan Iklim P = Presipitasi bulanan RO = 0.6 x presipitasi bulanan

I = P -R/O

ST = 0,6 x Jumlah air yang diserap oleh tanah (availble water); ini .tergantung jenis untuk daily caver

AET = FINAL PET

Total Rata-rata timbulan Leachate dalam 1 Tahun

= 533,45 mm

= 44,45 mm/ bulan

Timbulan maximum leachate dalam 1 bulan :

= 89,19 mm/bln pada bulan Juni

Debit leachate

Luas Area Landfill = 18.000,00 m2

Q Leachate = 89,19 mm/bl

= 0,62 Liter/det.

= 0,34 Liter/det./Ha

Kap. Desain IPL = 53,51 m3/hari

= I - AET - ST

Debit kuantitas leachate yang terbentuk berdasarkan metoda Neraca Air adalah hasil perkalian antara tinggi PERC dengan satuan luas dari lahan efektif sanitary landfill

(22)

CV. ITNASINDO 22

2.9.2 Dimensi IPL

Dimensi IPL seperti terlihat pada tabel perhitungan berikut ;

Tabel 2.3 Tabel Perhitungan Desain IPL Sanitary Landfill

Perhitungan kebutuhan Kapasitas IPL

I. INPUT DEBIT LINDI : 53.513

: 53,51

II. OUT PUT DIMENSI IPAL : Kolam Anaerobik

Kriteria Perencanaan

- Volumetrik loading : 0,25 kg/m3/hari

- BOD Influent : 3200 mg/liter

- Time Detention (Td) : 20 - 50 hari

- Efesiensi Pengolahan : 60 %

Dimesi :

Beban organik : Q lindi x beban BOD

: 171.242.133 mg/hari

Total organik load : 171,2 kg/hari

Volume Bak :

Beban organik/Volumetrik Loading : 1643,92 m3

Td : 30,00 hari

Luas permukaan :

Luas Kolam Anaerobik : 469,7 m2

Rencana Kedalaman Kolam : 3,50 meter

Panjang : 29,00 meter

lebar : 16,50 meter

Jumlah kompartemen : 1 unit

BOD Efluent : (100%-Efisiensi )x BOD influent

: 1.280,00 mg/liter

PERHITUNGAN DESAIN IPL LINDI

liter/hari m3/hari

Memenuhi

Kolam Fakultatif

Kriteria Perencanaan :

Time Detention (Td) : 5 - 30 hari

Suhu rata-rata (T) : 28O c

Beban Permukaan : S = 20.T - 120

Pengurangan BOD : 70 - 80 %

Luas Permukaan A=10 x Li x Q

S

BOD Influent (Li) : 1280 mg/liter

Rencana pengurangan BOD : 80 %

: 1024 mg/liter

Volumetrik loading : 0,2 kg/m3/hari

Dimensi

Beban permukaan (S) : 440 kg/BOD/Ha

Cek Td : 15,00 hari

Jumlah kompartemen : 1 unit

Luas permukaan (A) : 778 m3

Rencana Kedalaman (D) : 2,0 meter

panjang : 23,0 meter

lebar 16,5 meter

BOD Efluent : 256 mg/liter

(23)

Sumber : Hasil analisa Konsultan, 2017

Gambar 2.15 Siteplan Rencana Instalasi Pengolah Lindi (IPL)

Kolam Maturasi Kriteria Perencanaan :

Time Detention (Td) : 7 - 20 hari

Konstanta pengurangan bakteri (KB) : KB= 2,6 x 1,19 (28-20)

Konsentrasi Bakteri efluent (Be) : Be= KL * Bi

: (1+KB (T)*tan) (1+KB (T)*tfak) (1+KB (T) t mat)

Konsentrasi Bakteri influent (Bi) : 2 x 100.000.000 (assumsi)

Analisa kebutuhan

BOD Influent (Li) : 256 mg/liter

Konstanta pengurangan bakteri (KB) : 10,46

Konsentrasi Bakteri efluent (Be) : 11,93 fc/100 ml

Rencana Time Detention (Td ) 8,0 hari

Volume Kolam (V) : 578 m3

Luas permukaan : 385 m2

Jumlah kompartemen : 1 unit

Rencana kedalaman (D) : 1,5 meter

panjang : 24,0 meter

lebar 16,5 meter

BOD Efluent : 65,9 mg/liter < 150 mg/liter

Memenuhi

(24)

CV. ITNASINDO 24

Gambar 2.16 Denah Kolam Lindi (IPL)

(25)

2.10 Ventilasi Gas

Ventilasi gas yang berfungsi untuk mengalirkan dan mengurangi akumulasi tekanan gas. Rencana teknis pemasangan gas vent adalah sebagai berikut: (a) Pipa ventilasi gas dipasang dari dasar TPA secara bertahap pada setiap

lapisan sampah dan dapat dihubungkan dengan pipa pengumpul leachate (b) Pipa ventilasi gas berupa pipa PVC diameter 150 mm (Ø lubang maksimum

1,5 cm) dan berlubang yang dikelilingi oleh drum bekas berdiameter 600 mm dan diisi batu pecah diameter 50-100 mm

(c) Ketinggian pipa ventilasi tergantung pada rencana tinggi timbunan (setiap lapisan sampah ditambah 50 cm).

(d) Jarak antara pipa ventilasi gas adalah 20 - 40 m.

Gambar 2.18 Konstruksi Gas Venting

2.10.1 Sumur Uji

Sumur uji ini berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya pencemaran air lindi terhadap air tanah disekitar TPA, rencana teknis penempatannya sebagai berikut:

(1) Lokasi sumur uji akan diletakan disekitar area penimbunan sampah, dengan jumlah sumur 3 Unit disebelah hulu dan hilir landfill.

(2) Kedalaman sumur 7-12 meter

(3) Konstruksi sumur uji akan menggunakan buis beton berlubang dengan Ø 0,8 m. 5 5 5 5 80 10 10 PIPA GAS Ø 150 mm DRUM BEKAS Ø 800 mm, t=125 cm LUBANG UDARA Ø 50 mm DIISI KERIKIL Ø 5-15 mm

TIPIKAL PEMBENTUKAN SUMURAN KERIKIL S kala 1 : 15 LAPIS 1 5 5 5 5 80 10 10 DRUM BEKAS Ø 800 mm, t=125 cm LUBANG UDARA Ø 50 mm DIISI KERIKIL Ø 5-15 mm

LAPIS 2 DAN SETERUSNYA

15 10 SAMPAH LAPIS PER LAPIS SUMURAN KERIKIL Ø 5-15 mm 1 25 8 0.0 000

(26)

CV. ITNASINDO 26

2.10.2 Zona Penyangga Kriteria:

 Bertujuan untuk mengurangi dampak bau, serta menunjang estetika - arsitektur-lansekap TPA sampah

Umumnya kawasan sekitar TPA Bongkang Kabupaten Tabalong adalah berupa kawasan hutan karet milik warga sekitar, sehingga zona penyangga ini merupakan zona penyangga alam yang sudah ada disekitar lokasi TPA.

Walau demikian, zona penyangga baru perlu dibuat dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan estetika dari TPA Sanitary Landfill ini.

(27)

LAMPIRAN ANALISA

(28)

(29)
(30)

(31)
(32)

Gambar

Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Daerah Pelayanan
Gambar 1.1 Trend Timbulan Sampah Terangkut ke TPA Tahun 2016
Gambar 1.2 Peta Rencana Daerah Pelayanan
Tabel 1.3 Rekap Proyeksi Timbulan Sampah 2017 - 2036
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian lahan untuk lokasi alternatif TPA di Kabupaten Temanggung terdapat di sebagian Kecamatan Kranggan, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Kandangan, Kecamatan

Bahan yang pernah dipakai yang dimaksud lebih mengarah pada sampah, dalam hal ini lebih ditekankan pada sampah yang ditampung di TPA Putri Cempo, namun tidak menutup.. kemungkinan

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ada beberapa poin dari hasil pemetaan yang diperoleh antara lain yaitu kesesuaian lahan untuk TPA Sampah dengan tingkat

Oleh karena itu dilakukan studi untuk membantu penentuan lokasi TPA sampah yang layak untuk dijadikan tempat pembuangan akhir menggunakan kriteria yang telah

dimana di Kabupaten Batang diperoleh lahan yang cukup luas untuk. dijadikan lokasi TPA yaitu sekitar

untuk penentuan lokasi TPA sampah menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena pengelolaan sampah yang tidak efektif akan berdampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari warga

Pengendalian gas hasil dari dekomposisi sampah dilakukan dengan pemasangan pipa ventilasi di zona 4 (empat) TPA Jatiwaringin yang bertujuan untuk mengalirkan dan

Dari dampak yang dihasilkan gangguan yang dirasakan oleh penduduk yang berada di dekat lokasi TPA adalah terdapat banyak karung sampah yang mengantri untuk ditimbang dan