• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

59

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Obyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP NU 06, Ponpes Al Ulya Kedungsuren Kaliwungu selatan yang beralamat dijalan Soponyono no. 099 Kedungsuren Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Kedua intitusi tersebut merupakan dalam satu pengelolaan dalam kepengurusan.

Sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan lembaga pendidikan serta upaya membantu pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan siswa yang berkarakter maka pengurus SMP NU 06 Kedungsuren merasa terpanggil dan bertanggung jawab, selain menyelenggarakan pendidikan formal yaitu: SMP NU 06, pengurus serta komite SMP NU 06 Kedungsuren juga terpanggil untuk mendirikan SMK NU serta ditambahkannya program (boarding school) pesantren yang kemudian diberi nama Pondok Pesantren Al Ulya yang diharapkan agar menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa serta serta berakhlak mulia, unggul dalam prestasi responsif menanggapi perubahan dan toleransi dalam kebersamaan untuk menyongsong hari depan yang lebih cerah.

Pendirian Pondok Pesantren Al Ulya yang muncul dilingkungan SMP dan SMK NU

(2)

Kedungsuren ini dilatar belakangi adanya kendala besar yang dihadapi masyarakat saat ini, yaitu terjadinya sekularisasi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pendidikan seakan dibagi menjadi dua kutub yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Keduanya saat ini memikul beban masalah yang sangat berat. Sekolah maupun universitas dengan konsentrasi ilmu agama kurang banyak diminati masyarakat dengan berbagai alasan terutama dianggap sulit berkorelasi dengan pasar kerja. Sementara sekolan maupun universitas dengan konsentrasi ilmu umum dianggap gagal mewujudkan tujuan utama pendidikan yakni mencetak lulusan yang bermoral. Lembaga formal SMP NU 06 Kedungsuren dengan menngunakan sistem pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memadukan antara pendidikan dan pendidikan agama sekarang menjadi alternatif ataupun solusi bagi para orang tua untuk membekali putra-putrinya baik dalam segi ilmu umum maupun ilmu agama terlebih lagi penanaman akhlakul karimah atau karakter anak.

Hal ini sesuai dengan batasan dari fungsi pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, yaitu sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam

(3)

kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak tergantung dan mengganggu orang lain. Melalui kegiatan bekerja seseorang mendapat kepuasan bukan saja karena menerima imbalan melainkan juga karena seseorang dapat memberikan sesuatu kepada orang lain (jasa ataupun benda), bergaul, berkreasi dan bersibuk diri. Kebenaran hal tersebut menjadi jelas bila kita melihat hal yang sebaliknya, yaitu menganggur adalah musuh kehidupan.

Dalam menghadapi era globalisasi, umat Islam tidak cukup hanya dengan memiliki menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saja, tetapi juga dituntut untuk memiliki serta menguasai iman dan taqwa (IMTAQ), yang merupakan modal dasar keseimbangan untuk mencapai kebahagaiaan dunia dan akhirat. Berikut penuturan pengasuh (pengurus yayasan) yang berkaitan dengan alasan penyelenggaraan pendidikan fomal yang bersifat umum:

”Penyelenggaraan pendidikan formal yang berbasis pesantren yang diselenggarakan di SMP NU 06 Kedung suren ini adalah karena melihat kondisi masyarakat di sekitar kendala besar yang dihadapi masyarakat saat ini,yaitu terjadinya sekularisasi pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pendidikan seakan dibagi menjadi dua kutub yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Keduanya saat ini memikul beban masalah yang sangat berat. Sekolah maupun universitas dengan konsentrasi ilmu agama kurang banyak diminati masyarakat dengan berbagai alasan terutama dianggap sulit berkorelasi dengan pasar kerja. Sementara

(4)

sekolan maupun universitas dengan konsentrasi ilmu umum dianggap gagal mewujudkan tujuan utama pendidikan yakni mencetak lulusan yang bermoral.”

4.2. Implementasi Manajemen Sekolah

berbasis Pesantren

Kompleknya permasalahan manajemen pengelolaan pendidikan formal, merupakan kendala tersendiri dalam pelaksanaannya di lingkungan pesantren. Kompleksitas permasalahan tersebut memerlukan pendekatan tersendiri dari segi manajemennya.

Proses manajemen pendidikan merupakan suatu sistem, oleh karena itu untuk bisa mengetahui gambaran tentang pelaksanaan manajemen pendidikan SMP NU 06 Kedungsuren, maka harus mengetahui seluruh komponen atau sumber daya di lembaga tersebut. Dari berbagai komponen tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok manusia yang terdiri dari guru, karyawan dan siswa, dan kelompok non manusia yang terdiri dari sarana prasarana dan keuangan. Semua sumber daya tersebut akan digerakkan dan didaya gunakan oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan menempati posisi yang paling dominan dalam aktivitas manajemen, maka untuk bisa mewujudkan amanat yang diembannya, seorang kepala sekolah harus mempunyai kemampuan

(5)

manajerial yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

Sebagaimana diketahui bahwa manajemen itu merupakan kegiatan pimpinan dengan menggunakan segala sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasinya. Dengan manajemen yang baik, maka diharapkan tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Berikut keterangan kepala SMP NU 06 Kedungsuren tentang proses manajemen pendidikan di lembaga yang dipimpinnya:

“Dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di

sekolah ini, kami lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SMP NU 06 Kedungsuren, dalam pelaksanaan manajemen di sekolah lebih menekankan pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pendidikan yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan. Gambaran mengenai proses pelaksanaan manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren dapat dilihat pada tabel berikut:

(6)

Tabel 4.2.

Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan

SMP NU 06 Kedungsuren

Bidang Fungsi Siswa Guru Kurikulu m Sarana Prasarana Keuanga n Humas Perencanaan v v v V v v Pengorganisasian v v v V v v Penggerakkan v v v V v v Pengawasan v v v V v v

Berikut ini penjelasan mengenai pelaksanaan manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren yang akan diuraikan dalam fungsi-fungsi manajemen.

4.2.1. Perencanaan (planning)

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perencanaan dalam bidang pendidikan mempunyai arti sebagai aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran (obyectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut guna mencapai tujuan, dalam hal ini tujuan pendidikan. Pembahasan mengenai kegiatan perencanaan dalam bidang pendidikan meliputi beberapa aspek yang dijadikan sebagai pijakan dalam pencapaian tujuan

(7)

pendidikan. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain:

1) Perumusan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh SMP NU 06 Kedungsuren terangkum dalam visi dan misi sekolah sebagaimana telah disebutkan dalam bab III. Dari visi dan misi yang ingin dicapai di SMP NU 06 Kedungsuren, untuk selanjutnya dalam proses pendidikan dijabarkan dalam tujuan instruksional. Berikut keterangan kepala SMP NU 06 Kedungsuren dalam proses penyusunan visi dan misi sekolah:

“Dalam penyusunan visi dan misi sekolah, kami diberikan wewenang oleh pihak pengurus SMP dan Pesantren serta komitenya dalam. Proses penyusunan dirumuskan secara bersama-sama dengan para wakil kepala, dewan guru, dan karyawan”.

2) Penyusunan Program dan Penentuan Jangka Waktu Pencapaian

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan agar berhasil secara efektif dan efisien, maka institusi harus menetapkan jalan atau cara yang ditempuh. Adapun cara yang ditempuh oleh SMP NU 06 Kedungsuren dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah dengan menyusun suatu program kerja yang akan ditempuh. Adapun program kerja itu meliputi:

(8)

a) Program Kerja Lima Tahun

Program kerja lima tahun adalah rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan yang tergabung dalam Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS). Program ini akan menjadi acuan dalam penyusunan program tahunan dengan menyesuaikan sumber daya yang ada.

Dalam setiap bidang garapan yang tercantum dalam rencana induk pengembangan sekolah terdapat unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:

1.Tujuan. 2.Target

3.Pelaksanaan yang mencakup sasaran dan penanggung jawab.

4.Sumber daya dan sumber dana. 5.Waktu pelaksanaan.

Adapun yang menjadi bidang garapan dalam rencana pengembangan sekolah di SMP NU 06 Kedungsuren adalah:

1. Kesiswaan

2. Sumber daya, yang terdiri dari guru dan non guru

3. Kurikulum

4. Sarana dan prasarana 5. Keuangan.

6. Hubungan masyarakat

Kegiatan perencanaan yang menjadi bidang garapan dalam rencana

(9)

pengembangan sekolah di SMP NU 06 Kedungsuren adalah:

1. Perencanaan siswa

Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan dengan membentuk panitia penerimaan siswa baru yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, dewan guru dan beberapa karyawan lainnya. Kegiatannya adalah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, yaitu:

a. Menentukan syarat-syarat masuk siswa baru

b. Menyediakan formulir pendaftaran c. Menentukan pengumuman kelulusan

siswa

d. Menentukan waktu pendaftaran siswa baru

e. Melakukan promosi sekolah dengan istilah “menjemput bola” ke sekolah-sekolah dasar (SD).

Dalam kegiatan awal tahun pelajaran ada kegiatan khusus yang diadakan oleh SMP NU 06 Kedungsuren yaitu Pembinaan Akhlak Dasar (PAD) yang diadakan selama 3 hari setelah kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan ini bertujuan untuk membina dan membentuk kepribadian siswa memiliki

(10)

akhlak yang baik disamping itu juga diperkenalkan tentang kegiatan-kegiatan OSIS yang sudah berjalan seperti; Pramuka, Latihan Silat, Latihan Upacara Bendera, Muhadoroh (latihan berpidato), Porseni, dan lain-lainnya. Berikut keterangan dari ketua OSIS SMP NU 06 Kedungsuren tentang kegiatan-kegiatan OSIS:

“Pada awal tahun, biasanya kami mengadakan kegiatan MOS dan PAD. Kegiatan PAD berlangsung setelah MOS dan dilakukan selama 3 hari. Kegiatan PAD ini bertujuan untuk membina ahklak siswa dan juga memperkenalkan kegiatan-kegiatan OSIS yang ada, seperti Pramuka, Latihan Pencak Silat, Latihan Upacara

Bendera, Muhadoroh (latihan berpidato),

MTQ, Porseni, dan lain-lainnya.

2. Perencanaan guru

Secara terperinci dapat disebutkan keseluruhan personel yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren terdiri dari 23 guru, termasuk kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, 3 tenaga kependidikan. Perekrutan guru dilakukan dengan cara menyeleksi para calon guru yang melamar dengan ketentuan sesuai dengan

kualifikasi yang dibutuhkan. Berikut keterangan dari kepala SMP NU 06

(11)

Kedungsuren tentang perekrutan guru dan karyawan:

“Ada semacam keistimewaan bagi para

alumni yang ingin menjadi guru dan karyawan di SMP NU 06 Kedungsuren akan lebih diutamakan, tentunya bila ada

posisi pekerjaan yang benar-benar

dibutuhkan”.

Dalam upaya mendayagunakan seluruh personel, kepala sekolah memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Ada beberapa kegiatan yang terkait dengan hal tersebut, diantaranya: a. In service training (pelatihan), merupakan

kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesi guru, terlebih setelah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan ini diadakan oleh Dinas Pendidikan Nasional Kab. Kendal, walaupun yang diundang hanya 3 orang guru (guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika), akan tetapi guru-guru yang telah mengikuti pelatihan menginformasikan kembali kepada guru-guru yang belum mengikutinya. Disamping itu, kepala sekolah juga mengundang langsung pengawas dari Dep. Diknas. Kab. Kendal untuk mengadakan sosialisasi pelaksanaan kurikulum tersebut.

(12)

b. In service education, yaitu seseorang yang sudah menjabat sebagai guru kemudian ingin meningkatkan jenjang pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi akan diberikan kemudahan dan beasiswa. Misalnya guru yang hanya lulusan D3 melanjutkan ke jenjang S1 atau yang S1 ke S2 dan seterusnya.

c. Seminar, kegiatan ini merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, beberapa guru yang sudah mengikuti diantaranya: Bapak Moch. Misri (teknologi informasi), Ibu Devi, S.Pd.I (Bahasa Inggris), Bapak Uung Nur Badri (matematika).

Berikut keterangan dari salah seorang guru SMP NU 06 Kedungsuren mengenai pembinaan dan pengembangan profesi guru:

“Dalam upaya peningkatan kompetensi guru,

kami biasanya mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait dengan bidang kami. Misalnya kalau ada undangan dari Diknas untuk pelatihan guru matematika, kami diizinkan kepala sekolah untuk mengikutinya dan setelah itu kami memberikan informasi kepada rekan-rekan guru yang lain.

3. Perencanaan Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di SMP NU 06 Kedungsuren adalah kurikulum

(13)

dari pemerintah dalam hal ini Depdiknas (KTSP) ditambah mulok keagamaan yang ditentukan oleh sekolah danpesantren serta melaksanakan kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII (walaupun kurikulum 2013 hanya digunakan di semester I saja). Adapun kegiatan yang berkaitan dengan kurikulum antara lain:

a. Penyusunan jadwal pelajaran

b. Penyusunan kalender pendidikan yang dilakukan sebelum tahun ajaran baru dimulai.

c. Mengatur kegiatan ekstrakurikuler d. Mengatur jadwal tambahan dan

remedial teaching

e. Mengatur jadwal tugas piket guru f. Mengatur dan mengkoordinir kegiatan

kelompok kerja bidang studi

g. Mengatur kelancaran pengadaan kelengkapan belajar-mengajar harian, seperti agenda kemajuan kelas, absensi siswa, dll.

4. Perencanaan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana di SMP NU 06 Kedungsuren terdiri dari gedung, alat-alat pelajaran, dan media pengajaran. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana di SMP NU 06 Kedungsuren, kepala sekolah menugaskan kepada wakil kepala sekolah

(14)

urusan sarana dan prasarana yang kegiatannya meliputi:

a. Penentuan kebutuhan, artinya sebelum mengadakan alat-alat tertentu, terlebih dahulu diadakan penelitian, hal ini dilakukan untuk menentukan sarana apa yang sangat diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren ini.

b. Proses pengadaan, artinya pengadaan di SMP NU 06 Kedungsuren ini didasarkan pada dana yang sudah dialokasikan.

c. Pertanggung jawaban, artinya wakil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana selalu mempertanggung jawabkan tugas dan kewajibannya, dengan jalan membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada sekolah, pihak yayasan dan masyarakat melalui komite sekolah pada akhir tahun pelajaran.

5. Perencanaan Keuangan

SMP NU 06 Kedungsuren memperoleh sumber dana dari pemerintah yang disebut dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Oleh karena itu, SMP NU 06 Kedungsuren tidak

(15)

memungut dana dari siswa. Adapun pengalokasian dana yang dilaporkan dalam bentuk laporan penggunaan dana BOS akan dicantumkan dalam lampiran.

6. Perencanaan Hubungan Masyarakat

Kegiatan hubungan masyarakat yang dilaksanakan ialah mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa; membina hubungan antara sekolah dengan BP3,membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial, dan menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

Demikianlah beberapa uraian berbagai kegiatan dalam mengembangkan SMP NU 06 Kedungsuren, yang selanjutnya akan dipertegas lagi melalui program kerja tahunan, sebagai rangkaian kegiatan untuk mewujudkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

b) Program Kerja Tahunan

Program kegiatan ini direncanakan dan disusun oleh kepala sekolah yang dibantu oleh para wakilnya, guru dan staf, terutama yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, program kerja

(16)

tahunan SMP NU 06 Kedungsuren tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2.1. Program Kerja Tahunan

NO PROGRAM

UTAMA PROGRAM BENTUK KEGIATAN

1 UMUM 1. Pengecatan gedung sekolah

-pengecatan gedung

2. Fungsionalisasi Terus berupaya untuk meningkatkan

pemanfaatan ruangan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan penyelenggaraan kegiatan administrasi sekolah.

3. Pelaksanaan 7 K a. keamanan

o memelihara keamanan sekolah

o memfungsikan penjaga malam

b. Usaha Kebersihan sekolah

 Pengaktifat petugas piket

 mengaktifkan pesuruh untuk

kebersihan lingkungan

 penggandaan pelaratan kebersihan

untuk tiap-tiap kelas c. Usaha Ketertiban

o Peningkatan pelaksanaan tata tertib

sekolah

o melaksanakan upacara bendera

d. Usaha Keindahan Sekolah

 terus meningkatkan penataan ruang

 Penghijauan pekarangan

 Pembuatan Taman

e. Kekeluargaan Sekolah

terus berupaya untuk meningkatkan kesejahtraan personil

f. Kerindangan Lingkungan Sekolah peningkatan pemeliharaan

(17)

lingkungan sekolah dan membuat situasi sekolah menjadi rindangan. 4. Pengadaan dan

Pemeliharaan buku-buku administrasi Kepala Sekolah

a. Peningkatan proses pengisian, penyelesaian, dan pemeliharaan buku-buku administrasi kepala sekolah antara lain:

o Dokumen pendirian sekolah

o Rencana induk sekolah dan rencana

anggaran pendapatan dan belanja sekolah

o Program kerja Tahunan

o Prosedur Pendidikan

o Program kegiatan kepala sekolah (

bulanan, mingguan, harian).

o Program superpisi kunjungan kepala

sekolah

o Program pembinaan kemapuan

propesionalisme guru

o program ekstrakulikuler

o Struktur Organisasi ( Organigram,

pembagian, dan uraian tugas

o Jadwal Pelajaran

o Buku Piket

o Buku masalah (Guru dan Pegawai)

o Notula Rapat

o Buku Tamu ( dinas dan umum)

o Buku tamu supervisi sekolah (buku

pembinaan)

o Data guru, siswa dan pegawai

(monografi)

o Data statistik ( data serap, rata-rata,

nilai target kurikulum, skor kelulusan dsb.)

o Kumpulan peraturan

(18)

o Petunjuk pelaksanaan kredit

o petunjuk pelaksanaan BK

o petunjuk pelaksanaan mutu

pendidikan

o Petunjuk pelaksanaan administrasi

supervisi. 5. Pembuatan

Laporan-Laporan

 peningkatan penyelenggaraan

administrasi kegiatan sebagai laporan

 pembudayaan pembuatan laporan

6. Penyusunan rencana kerja

o Penggandaan buku pentunjuk

penyusunan laporan

o Penyusunan program kerja Tahunan

o penyusunan RAPBS

o penyusunan program

7. Penghimpunan SK, PP, Dokumen dll

 penerbitan penghimpunan dan

pengembangan dokumen sekolah

 peningkatan tertib penyimpanan

ditempat khusus 8. Struktur

Organisasi Sekolah

o Penetapan personil dengan diskripsi

yang tegas dan jelas

o meningkatkan kelengkapan

organisasi sosial dengan petunjuk dan tertib

9. Upacara Sekolah Pelaksanaan upacara bendera secara

kontinu, dan tertib yang meliputi tertib peserta upacara, petugas pakaian dan disiplin.

II Kukikuler 1. Penyusunan

Jadwal Pelajaran

o Penyusunan jadwal sesuai dengan

(19)

bersangkutan

o Penyusunan jadwal sesuai dengan

kelayakan guru dan ketetapan kalender pendidikan

2. Penyusunan

Program Semester dan RPP dan Silabus

o Peningkatan propesionalisme guru

dalam penyusunan program semester, RPP dan Silabus

o Mewajibkan guru untuk selalu

menyusun program semester, RPP, dan silabus sebelum memulai proses pembelajaran

o Menghimpun dan

mendokumentasikan program

semester, RPP dan silabus yang telah disusun oleh guru.

3. Penyelenggaraan Proses

Pembelajaran

a. Peningkatan ketetapan jam mengajar disertai dengan administrasi antara lain:

o Buku pegangan guru dan acuan

o Buku daftar nilai

o Kumpulan soal

o Pencapaian target kurikulum

o Melaporkan daya serap siswa

o Penyusunan program perbaikan dan

pengayaan

o Kumpulan tugas kurikuler

o Perbandingan rata-rata nilai 2 tahun

terakhir

b. Peningkatan/pengembangan kompetensi guru melalui:

 MGMP

 Penataran Lokal

(20)

Sumatif dan pormatif (UTS,UAS)

dalam hal:

o Penyusunan alat Evaluasi

o Pembuatan catatan daya serap

o Pembuatan Laboran hasil remedial

b. Peningkatan/ pengembangan kemampuan guru tentang teknis evaluasi:

 Analisis hasil test

 Analisis soal/Aitem Test

 Menghimpun soal yang valid estela

dianalisis dalam bentuk kartu soal 5. Penyelenggaraan

Test Sub Sumatif dan formatif (UTS,UAS)

a. Peningkatan efektifitas dalam pelaksanaannya antara lain melaui:

o Penyususnan program yang tepat

sesuai dengan kalender

o Penyususnan kepanitiaan yang jelas

o Pelaksanaan pengawasan yang tertib

o Penyusunan waktu dan jadwal

pelaksanaan

b. Meningkatkan efektifitas persiapan materi untuk siswa garar hasil yang diperoleh mencapai rata-rata

sekurang kurangnya 6 enam 6. Penyelenggaraan Pra

UN dan UN

a. Meningkatkan proses

penyelenggaraan Pra UN dalam proses pelaksanaan dan

penyelenggaraan hasil sekurang kurangnya 99 %

b. Peningkatan pengembangan

wawasan kelompok kerja pra UN dan seluruh personil yang terlibat dalan pelaksanaannya sehingga hasil yang diperoleh memuaskan

7. Penetapan Program Kelas

a. Penetapan program kelas antara lain

(21)

program siswa kelas VII terdiri

o mempersiapkan untuk penetapan

program kerja kelas VII terdiri atas program A1, A2 dan A3

o Mengusahakan penetapan program

sesuai dengan kriteria yang berlaku b. Kenaikan kelas untuk kelas VII dan

VIII

o pembudayaan sistem kenaikan kelas

sesuai dengan kriteria yang berlaku c. Kelulusan bagi siswa kelas IX

o pembinaan secara dini pada guru

kelas IX untuk mempersiapkan sedini mungkin perolehan nilai P & Q mencapai sekurang – kurang nya 7,0 untuk setiap pelajaran.

o pembudayaan penetapan sistem

kelulusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

o target siswa yang lulus 100 %

8. Pembagian Raport

dan STTB/ SKHUN

a. Pembagian raport untuk kelas VII

&VI II akan diberikan langsung pada siswa yang bersangkutan, kecuali siswa tertentu harus orang tua.

b. pembagian STTB/ SKHUN pada

siswa yang berhasil akan diberikan langsung pada siswa yang berhak. Disertai dengan administrasi serah terima.

c. peberian raport dan STTB

diupayakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

9.Penyelengaraan Raport-raport

a. penyelenggaraan raport pada awal

(22)

meningkatkan materi/ isi raport agar guru dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efesien

b. penyelenggaraan raport pada akhir

semester ganjil/genap dengan terus meningkatkan isi raport

c. rapat UAS dan UN

d. meningkatkan materi isi rapat

terutama pada guru kelas IX agar mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan UAS &UN, dengan mengacu pada sasaran hasil UAS & UN

10.Pengelolaan Perpustakaan

Meningkatkan pengfungsian perpustakaan dengan terus melengkapi dan penyempurnaan administrasi secara peaksanaannya antara lain:

a. peningkatan kemampuan petugas

disiplin dan kreatifitas petugas

b. Pembuatan program kerja

c. pendataan buku perpustakaan

d. pembuatan daftar pinjaman buku

e. Pembuatan dan pemungsian kartu

pinjaman buku perpustakaan

f. pembuatan daftar penghapusan

buku perpustakaan

g. pengadaan katalog

11. Pengelolaan Laboratorium

a. pembudayaan pelaksanaan

administrasi dan pelaksanaan praktek LAB sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada

b. terus menyempurnakan administrasi

antara lain meliputi:

(23)

o penyusunan daftar peralatan

o pembuatan daftar bahan – bahan

LAB

o pembuatan daftar penggunaan bahan

o pembuatan catatan hasil percobaan

siswa

III KETENAGAAN 1. Pembagian Tugas

Guru dan Kariawan

a. berdasarkan ijazah yang dimilikinya

b. pemanfaatan tugas yang ada untuk

menangani tugas tertentu 2.Pengembangan

peningkatan Profesi Guru

a. Terus meningkatkan pelayanan

supervisi agar guru dan petugas sekurang-kurangnya disiplin waktu, prekwensi kehadiran tinggi dan bertanggung jawab.

b. terus meningkatkan pembinaan

langsung melalui pemanggilan bagi guru dan karyawan yang lalai terhadap tugas sehingga target disiplin dan kehadirai tercapai. 3. Supervisi /

Kunjungan Kelas

Meningkatkan volume kunjungan pada setiap guru sekurang-kurangnya setiap guru satu kali dalam satu tahun

4. Peningkatan Guru dan Karyawan

Terus diberikan tegoran langsung terhadap guru dan karyawan yang melalaikan tugas

5.Usaha

kesejahteraan Guru dan Karyawan

Terus ditumbuh kembangkan koprasi guru dalam pengelolaan dan

pelayanan pada anggota 6. Pembinaan Mental

Spiritual

Terus ditingkatkan pemberian rohani kepada guru dan karyawan

sekurang-kurangnya pada setiap hari besar keagamaan oleh pendai

(24)

dari luar.

7.Kunjungan Musibah Terus dibudayakan kunjungan misibah kepada personil sekolah yang terkena musibah ataupun yang sedang duka cita

8. Pendataan Ulang Guru dan Pegawai

Pembudayaan pelaksanaan data ulang pada guru dan karyawan untuk selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam pengaturan tugas-tugas tertentu setiap perpustakaan,

BP/BK, Laboratorium, pembantu pelaksanaan dan lain-lain

IV KETATAUSAHA

AN

1. Pendataan Personil sekolah

Peningkatan pelaksanaanm tugas ketatausahaan sehingga data

personil sekolah tersedia lengkap dan terpelihara baik, dan meliputi:

- Fail Personil

- Daftar Hadir

2.Penyelenggaraan Administrasi surat menyurat

a. Terus ditingkatkan penyelenggaraan administrasi yang meliputi:

- Biku Ekspedisi

- Buku Agenda

- Catatan surat-surat penting

b. Penyelenggaraan administrasi lebih tertib dari tahun yang sudah 3. Penyelenggaraan

Administrasi Perlengkapan

a. Terus dilengkapi dan ditingkatkan

cara penyelesaian administrasinya yang meliputi:

 Buku induk inventaris dan non

inventaris

 Buku golongan inventaris tiap

ruangan

 Daftar penghapusan

 Nomor inventaris pada setiap barang

 Dokumen faktur barang inventaris

(25)

perlengkapan lebih baik dari tahun lalu

4.Penyelesaian administrasi kesiswaan

Peningkatan pengaktifan dalam pengayaan adminitrasi kesiswaan meliputi:

- Biku Klaper

- Buku kelas (leger)

- Buku mutasi siswa

- Buku absensi siswa

5.Penyelesaian

pengarsipan surat menyurat

Peningkatan pengamanan sesuai dengan jenis dalam satu failing khusus sehinggga tercipta tertib administrasi yang baik dari tahun sebelumnya.

V SARANA DAN

PRASARANA

1. Inventarisir Tanah, Gedung dll

a. Peningkatan pengamanan dokumen

status bangunan

b. peningkatan pemanfaatan bangunan

semaksimal mingkin

c. meningkatkan kelengkapan atribut

ruangan yang disertai dengan

pemeliharaan kelengkapan yang ada

d. peningkatan penggunaan seluruh

tanah dan gedung sehingga berdaya guna dan berhasil guna

dibandingkan tahun yang lalu 2.Rahabilitas dan

pengadaan mobiler

a. merehab mobiler yang rusak ringan

sehingga mobiler tetap berdaya guna dan berhasil guna

b. merehab genteng yang bocor.

2. Pengadaan

Sarana

Pengadaan sarana untuk kepentingan guru, administrasi ketatausahan, sarana PBM dll.

4.Penunjang Pendidikan

Mengadakan sarana olah raga dalam pengembangan sarana

(26)

Perpustakaan kepentingan guru, ataupun kepentingan siswa

6. Pelaporan Keadaan Sarana dan Prasarana

Pembudayaan pembuatan laporan keadaan sarana dan prasarana sebagai bahan pertimbangan pihak pemerintah untuk meberikan

penilaian selanjutnya sebagai bahan pengajuan VI PEMBIYAYAAN/ KEUANGAN 1. Pembuatan dan Pengiriman Daftar Gaji Pegawai

a. Pembuatan daftar gaji setiap ahkir

bukan

b. pembayaran gaji pada personil yang

berhak menerimanya 2. Pengeluaran Dana

Rutin

a. pemanfaatan dana rutin: Komite

b. membuat pertanggung jawaban atas

penggunaan dana 3. Pembayaran Honorarium Guru dan Karyawan Pembayaran Honorarium BPS 4. Penagihan Penerimaan dan Penyetoran uang SPP a. penagihan SPP diintensifkan

sehingga setiap bulan pemasukan uang SPP sekurang-kurangnya 80 %

b. penerimaan uang SPP dilakukan

secara tertib dengan pencatatan yang benar kedalam kartu SPP dan buku kas harian 6. Pembuatan dan Pengiriman Laporan Pertanggungjawab an Penerimaan dan Penggunaan Dana

Membuat LPJ setelah suatu kegiatan dilaksanakan

VII KESISWAAN 1. Penerimaan Siswa

Baru

a. mengefektifkan cara penerimaan

siswa baru mendaftar secara kolektif dari sekolah asal, meliputi:

(27)

masyarakat pelajar tingkat SMP melaui brosur.

o kerja sama dengan kepala-kepala

SMP dan sederajat

a. Peningkatan penyelenggaraan

administrasi pelaksanaan PSB sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. usaha peningkatan mutu infut

pendaftaran melalui penetapan pesenggrit

2. Pendaftaran Siswa Kelas VII & VIII

a. mengusahakan pengadaan formulir

untuk daftar ulang

b. menetapkan daftar ulang bagi siswa

kelas VII &VIII 3. Penataran bagi

siswa Baru kelas VII

a. Penyususnan program penataraan MOS dan PAD melaui:

o Pendataan peserta

o penyiapan buku panduan penataran

o menyediakan buku panduan bagi

penatar

o menyiapkan topik-topik diskusi

o pembentukan panitia dan personil

b. Peningkatan dalam penyelenggaraannya. 4. Penyelesaian

Administrasi OSIS dan BP

a. penyusunan program kerja

b. pendataan anggota OSIS dan kartu

OSIS

c. Penetapan kegiatan OSIS

d. penyelesai administrasi

ektrakulikuler

e. pembuatan anggaran rumah tangga

dan GBP/K

f. pengadministrasian hasil sidang

GBP/K

g. pembuatan SK untuk anggota

(28)

5. Penerimaan dan Pengurusan Mutasi Siswa

a. penerimaan mutasi masuk siswa

kelas IX selambat-lambatnya pada bulan september

b. mutasi keluar akan diberikan

sepanjang ada permohonan langsung dari orang tua

c. baik mutasi Masuk/mutasi keluar

akan ditingkatkan terus

penyelenggaraan administrasinya, penyelesaiannya dan proses penyelesaiannya ke Dinas

6.Pelaksanaan BP/BK a. Peningkatan penyelenggaraan

administrasi BP/BK, sesuai dengan petunjuk pelaksanaan, meliputi antara lain:

o Catatan khusus

o kartu pribadi setiap siswa

o peta kelas dan peta murid

b. Peningkatan penguasaan petugas BP/BK, sebagai petugas yang profesional: o jumlah 2 orang o berkelayakan o kreatifitas o disiplin 7. Pembentukan, Pembinaan dan Pengendalian OSIS

a. Pembentukan OSIS dilaksanakan

sedini mungkin dengan meningkatan proses pembentukan antara lain:

o Penetapan anggota MBO

o Pembentukan KPK

o pembentukan kepengurusan OSIS

b. pembina OSIS dilaksanakan melalui:

o pembuatan program kerja OSIS

o pembuatan rencana anggaran

pendapatan dan belanja OSIS

(29)

c. pengendalian OSIS terus ditingkatkan melalui proses:

o pengusulan kegiatan oleh sekbid.

Yang terkait disertai dengan

pengajuan dana dan diketahui oleh guru pembimbing

o melaksanakan kegiatan mengikuti

petunjuk yang berlaku sesuai dengan jadwal

o mempertanggung jawabkan kegiatan

yang telah dilaksanakan disertai dengan SPJ penggunaannya 8.Pelaksanaan

Kegiatan

Ekstrakulikuler

a. pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler

diarahkan pada upaya kegiatan siswa mengarah pada yang positif dengan prioritas seni prestasi, olah raga, dan karyawisata pendukung mata pelajaran

b. pembuatan laporan atas

penyelenggaraan ektra tersebut 9. Pelaksanaan Class

Meting

a. untuk mengisi waktu yang kosong

sesudah kegiatan tes sumatif

b. diadakan pertandingan antar kelas

10. Pelepasan Kelas IX

c. pelaksanaan pelepasan kelas IX akan

dilaksanakan sesederhana mungkin namun, tetap berkesan

d. tempat penyelenggaraan

diselenggarakan dilingkungan sekolah

c. penampilan acara hiburan akan diarahkan terutama sala satu hasil dari kegiatan ekstra

VIII HUBUNGAN KERJA PENGABDIAN MASYARAKAT 1. Hubungan Kerja dengan Instansi Terkait

Terus ditingkatkan hubungan kerja dengan instansi terkait seperti puskesmas, kecamatan, polisi, Bank dll, melalui:

(30)

o pengajuan tenaga teknis seperti kegiatan PMR, Pramuka, LKS, dll

o ikut serta dalam kegiatan yang

dilaksanakan oleh organisasi

o menghadiri setiap pertemuan yang

dilaksanakan organisasi terkait 2. Hubungan Kerja

dengan MKS dan MPS

a. mengadakan rapat kordinasi dengan

MKS dalam rangka pembahasan kebijakan pemerintah maupun surat edaran dari diknas

b. mengikuti rapat-rapat yang

diselenggarakan oleh MPS dan melaksanakan konsolidasi terutama mengirimkan data kelas I untuk bahan mengajukan rapat

3. Konsultasi dengan Diknas Kabupaten

Meningkatkan hubungan dengan Diknas Kabupaten Kendal terutama dalam hal:

 ikut serta kegiatan yang kordinatori

Diknas

 konsolidasi terutama dalam

penerimaan siswa baru 4. Hubungan Kerja

dengan Bidang PMU dan Dinas Propinsi

Menciptakan hubungan yang harmonis dengan bidang PMU dan Dinas Propinsi terutama melalui:

 melaksanakan semua aturan /

petujuk pelaksanaan pendidikan yang dikeluarkan oleh dinas Propinsi

 terus mengadakan konsolitasi untuk

meningkatkan kegiatan sekolah melalui pengawas wilayah

 terus dilaksanakan permohonan

persetujuan terhadap siswa yang mutasi masuk ke SMP lain seperti: Pembuatan dan penyampulan yang

(31)

dilakukan oleh SMP lain:

 Pelaksanaan PSB

 Pelaksanaan Tes Sumatif

 Pelaksanaan UAS &UN

 Keadaan siswa, guru, gedung dll.

5. Konsultasi dengan Pemda Kab. Kendal.

Menciptakan hubungan yang harmonis dengan Pemda Kabupaten Kendal melalui:

 ikut serta dalam program K3

 pemberian tembusan RAPBS

 perijinan kegiatan keluar atau

kegiatan yang sifatnya bangak masa.

 Pengajuan tambahan sarana dan

prasarana pendukung pendidikan

IX PENGAWASAN/

EVALUASI

1. Pengawasan edukatif

Terus ditingkatkan pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan melalui:

o meningkatkan efektifitas

pemerikasaan program guru

o pelaksanaan supervisi kelas

o pelaporan kepada orang tua

2.Pengawasan Administrasi

Pengefektifan pengawasan administrasi seperti keuangan ketatausahaan sarama dan prasarana laporan dll. Disertai dengan penyiapan instrumen yang lengkap

3. Pengawasan fisik / bangunan

Terus ditingkatkan usaha pengawasan terhadap

fisik/bangunan sekolah agar dapat diambil laghkah-langkah yang tepat

(32)

4.Pengawasan Personil

Terus ditingkatkan pengawasan terhadap personil tentang kinerja, sehingga tidak menyimpang dari pendidikan

4.2.2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer yang mempunyai kekuasaan dan perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

Termasuk dalam kegiatan pengorganisasian ini adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang serta mekanisme kerja bagi para karyawan di SMP NU 06 Kedungsuren. Pengorganisasian dalam bidang kependidikan menjadi tugas utama pimpinan sekolah (kepala sekolah) sebagai organisator.

Oleh karena itu agar lebih terarahnya operasional lembaga maka dibutuhkan kemampuan pengelolaan yang bertanggung jawab. Selanjutnya dikemukakan tentang pengorganisasian di SMP NU 06 Kedungsuren yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Penentuan kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.

a) Fungsi kepala sekolah

b) Fungsi wakil kepala sekolah urusan

(33)

c) Fungsi wakil kepala sekolah urusan

kesiswaan

d) Fungsi wakil kepala sekolah urusan sarana

dan prasarana

e) Fungsi guru f) Fungsi wali kelas g) Fungsi guru piket

h) Fungsi guru bimbingan dan konseling i) Fungsi pustakawan sekolah

j) Fungsi teknisi komputer

2) Penentuan sumber daya manusia yang sesuai dengan kegiatan-kegiatan atau fungsi tersebut.

Penentuan atau penempatan SDM yang tepat berhubungan dengan pengelolaan ketenagaan (personalia) pendidikan. Adapun personalia di SMP NU 06 Kedungsuren adalah sebagai berikut:

a) Tata usaha yang terdiri atas administrasi atau

keuangan dan petugas perpustakaan, teknisi komputer, dan petugas kebersihan lingkungan dan keamanan yang seluruhnya berjumlah 6 orang.

b) Staf guru yang terdiri atas 23 orang yang

sebagiannya juga bertugas sebagai wakil kepala sekolah, wali kelas, bimbingan konseling, dan guru piket.

3) Penugasan tanggung jawab tertentu atau pembagian kerja.

Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang atau

(34)

karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Adapun uraian dari pembagian kerja (job description) di SMP NU 06 Kedungsuren telah dijabarkan pada bab III.

4.2.3. Penggerakan (Actuating)

Untuk melaksanakan hasil perencanaan dan pengorganisasian maka perlu diadakan tindakan-tindakan atau kegiatan yaitu penggerakan. Penggerakan ini mempunyai tujuan agar semua anggota organisasi mempunyai semangat kerja yang tinggi dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya. Adapun cara yang ditempuh kepala sekolah SMP NU 06 Kedungsuren dalam usaha menggerakan bawahannya adalah dengan memberikan pengarahan, motivasi, dan bimbingan serta contoh yang baik kepada para personel sekolah, misalnya disiplin dalam pemanfaatan waktu, selalu menjalankan tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan dalam program kerja dengan penuh semangat.

Adapun bentuk pelaksanaan dalam fungsi penggerakan di SMP NU 06 Kedungsuren terhadap para guru, karyawan dan para siswa adalah:

1) Pengarahan yang dilaksanakan secara umum pada setiap upacara bendera yaitu hari Senin

(35)

dan pada saat peringatan hari besar Islam dan hari besar nasional.

2) Pengarahan dan bimbingan secara khusus pada guru dan karyawan serta para siswa, antara lain:

a) Pengarahan individual terhadap guru yaitu

pada saat setelah dilakukan supervisi ketika guru mengajar.

b) Pengarahan pada guru yang tidak disiplin

mengajar.

c) Pengarahan pada guru yang belum

mempunyai banyak pengalaman termasuk guru baru.

d) Pengarahan pada saat menghadapi ujian. e) Pengarahan dan bimbingan secara khusus

pada karyawan, guru dan siswa yang diberikan ketika karyawan, guru, dan siswa tersebut mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan.

3) Memberikan kesempatan untuk memperluas wawasan diri yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Kepala sekolah selaku pimpinan selalu

membuat peluang bagi guru dan karyawan untuk memilih dan menyalurkan bakat maupun minat mereka melalui aktivitas intern dan ekstern sekolah seperti: loka karya, seminar, training, diskusi, dan lain-lain.

b) Demikian juga pihak guru terhadap siswa,

(36)

kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Disamping itu mereka juga diikutsertakan dalam berbagai kegiatan di luar seperti: pertandingan-pertandingan olah raga, studi banding, porseni, class meeting, dan sebagainya.

4) Memberikan koreksi yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Kepala sekolah bekerja sama dengan

pihak yayasan senantiasa menindak lanjuti dan mengevaluasi terhadap berbagai masalah agar dicapai hasil yang lebih baik.

b) Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah,

wali kelas, guru, selalu berkoordinasi, agar tidak melenceng dari visi, misi, dan tujuan SMP NU 06 Kedungsuren.

c) Wali kelas dan guru bimbingan konseling

senantiasa mengadakan penilaian terhadap siswa sehingga tidak ada istilah terlanjur atau terlambat untuk diperbaiki. Dalam usaha menggerakan para guru, karyawan dan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan, kepala sekolah juga memberikan motivasi. Motivasi ini diberikan dalam bentuk

material incentive maupun non material incentive.

Material incentive yang dimaksud adalah segala daya perangsang yang dapat dinilai dengan uang, sedangkan semua jenis perangsang yang tidak dapat dinilai dengan uang termasuk jenis motivasi

(37)

Bentuk material incentive yang diberikan SMP NU 06 Kedungsuren kepada para personelnya adalah dengan pemberian:

a) Gaji pokok bagi para guru dan karyawan

b) Insentive kepanitiaan maupun jabatan tertentu c) Tunjangan sosial (incendental)

d) Studi tour yang dilaksanakan pada akhir tahun

maupun ziarah ke wali songo khusus bagi para guru dan karyawan.

Untuk para siswa juga diberikan, antara lain:

a) Bea siswa bagi siswa yang berprestasi

b) Pemberian hadiah atau penghargaan bagi siswa

yang berprestasi dalam kegiatan atau perlombaan-perlombaan pada tingkat tertentu.

Adapun bentuk motivasi non material incentive kepada guru/ustadz adalah sebagai berikut:

a) Penempatan yang tepat dan sesuai dengan

kemampuan dan pengalamannya kedalam struktur jabatan.

b) Penyediaan fasilitas olah raga atau pertandingan

olah raga antar guru dan karyawan dalam kegiatan akhir tahun.

c) Studi banding bagi guru untuk meningkatkan

keilmuannya.

Motivasi non material incentive juga diberikan kepada siswa dalam bentuk:

a) Pemberian informasi mengenai sekolah lanjutan

(38)

b) Pemilihan siswa teladan (mumtaz) yang diadakan

setiap satu tahun sekali.

Kemudian dalam menggerakan setiap unit kerja agar berjalan dengan baik sesuai dengan rencana,maka kepala sekolah juga memberikan bimbingan akan arti pentingnya kerja sama atau koordinasi antar personel. Hal ini dipahami, sebab tanpa adanya kerja sama antar personel suatu program tidak akan berjalan dengan baik dan tentu saja menjadi penghambat bagi tujuan sekolah. Misalnya, ketika menghadapi ujian semester, tugas ini memang menjadi tanggung jawab bidang kurikulum, akan tetapi bidang kurikulum memerlukan informasi dan bantuan dari bidang-bidang lain. Disinilah arti pentingnya kerja sama antar personel dan unit kerja dalam sebuah organisasi.

Berkaitan dengan fungsi penggerakan berikut uraian dari kepala SMP NU 06 Kedungsuren:

”Dalam menggerakan setiap guru dan karyawan sekolah, saya lebih banyak memberikan contoh apa yang seharusnya dilakukan dalam tugasnya masing-masing. Karena pada prinsipnya kita semua disini adalah belajar untuk menjalankan amanat dan tanggung jawab kita. Ya itu tadi,kita siap dipimpin

dan siap untuk menjadi pemimpin (ready lead and

ready to be lead), ini yang kami jadikan prinsip.

4.2.4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dapat diartikan juga sebagai upaya mengamati secara sistematis dan

(39)

berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat dan memperbaiki kesalahan.

Dalam kegiatan manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren ini tidak akan berhasil apabila fungsi pengawasan ini tidak dilaksanakan. Untuk itu, SMP NU 06 Kedungsuren juga mempunyai bentuk sendiri dalam menjalankan fungsi pengawasannya yang sesuai dengan teori-teori yang ada.

Kepala sekolah SMP NU 06 Kedungsuren sebagai pimpinan bertanggung jawab penuh baik secara edukatif maupun administratif. Di bawah ini merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan di SMP NU 06 Kedungsuren yaitu:

1) Pengawasan educatif, yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan melalui: meningkatkan efektifitas pemeriksaan program guru dan pelaksanaan supervisi kelas.

2) Pengawasan administrasi, yaitu pengefektifan pengawasan penyelenggaraan administrasi seperti keuangan, ketata usahaan, sarana prasarana, laporan, dll. Disertai dengan penyimpanan instrumen yang lengkap.

3) Pengawasan fisik bangunan, yaitu terus ditingkatkan usaha pengawasan terhadap fisik/bangunan sekolah agar segera diketahui keadaan yang sebenarnya agar dapat diambil langkah-langkah yang tepat.

(40)

4) Pengawasan personil, yaitu pengawasan terhadap seluruh guru dan karyawan sekolah agar tidak melalaikan tugas dan kewajibannya.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Implementasi Manajemen Pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren

Setelah penulis mendiskripsikan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang berjalan, selanjutnya akan dianalisis mengenai implementasi manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren, sejalan dengan B. Suryobroto (2004:16), manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dari yang sederhana sifatnya sampai dengan yang kompleks, tergantung dari ruang lingkup dan tingkat pendidikan yang dimaksud. Apabila tujuan itu kompleks maka cara pencapaiannya menjadi kompleks juga, sehingga dalam mencapai tujuannya tidak dapat diselesaikan sendiri, tetapi harus melalui kerjasama dengan pihak lain. Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang-orang yang berada dalam organisasi pendidikan (sekolah) dan orang-orang yang terlibat di dalam dunia pendidikan, dalam hal ini para stake holder

pendidikan dan dengan cara memberdayakan segala potensi-potensi dan sumber-sumber yang ada,

(41)

subtansi yang diperlukan menjadi garapan manajemen pendidikan menurut Husaini Usman (2006:11), melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan diartikan sama dengan administrasi pendidikan dan pengertiannya dibatasi pada manajemen sekolah atau administrasi sekolah, yaitu administrasi pendidikan dalam arti sempit. Dengan kata lain implementasi menejemen pendidikan merupakan optimalisasi sumber daya yang berkenaan dengan pemberdayaan sekolah beserta lingkungannya dalam rangka tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efesien. Keberhasilan akan terlihat jika tujuan yang telah ditetapkan lebih banyak tercapai secara efektif dan efesien.

.

4.3.2.Perencanaan (Planning)

Adapun perencanaan yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren ini meliputi:

1) Perumusan tujuan

2) Penyusunan program dan penentuan jangka waktu pencapaian

3) Menciptakan sumber dana yang diperlukan

Apabila ditinjau dari model-model manajemen pendidikan pada tingkatan-tingkatan tujuan yang ditetapkan yang terdiri dari visi, misi, dan programnya memiliki model ambiguitas yaitu

(42)

adanya ketidak sesuaian antara visi, misi, dan program yang disusun, sehingga menyebabkan ketidak jelasan tujuan dan sasaran. Adapun proses dimana tujuan ditetapkan bersifat kebersamaan yang akrab yang berarti prosesnya didasarkan atas kesepakatan.

Dalam perencanaan yang baik diperlukan suatu metode atau cara pencapaian dan penetapan alat yang diperlukan, tetapi dalam kenyataannya perencanaan yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren ini lebih bergantung pada sumber-sumber yang ada di SMP ini (materiil dan non materiil), belum ada usaha-usaha untuk lebih memajukan sumber-sumber yang akan dimiliki. Misalnya: dalam perencanaan guru, disini belum ada standar perekrutan guru, sistem kenaikan gaji dan golongan bagi guru maupun karyawan. Sedangkan dalam perencanaan siswa, untuk memperoleh siswa yang bagus, disini belum ada semacam standar test, walaupun memang ada siswa-siswa yang memiliki ranking 1 sampai dengan 5 terbaik yang diperoleh dari sekolah asalnya (SD) yang masuk ke sekolah ini, itupun hanya sebagian dari promosi sekolah.

4.3.3. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan lanjutan dari fungsi perencanaan dalam sebuah sistem manajemen. Pengorganisasian bisa dikatakan sebagai "urat nadi" bagi seluruh organisasi atau lembaga, oleh karena itu penggorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu

(43)

organisasi atau lembaga, termasuk di dalamnya lembaga pendidikan.

Dalam pengorganisasian terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang terinci menurut bidang-bidang dan batas-batas kewenangannya. Pengorganisasian mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Organisasi biasanya terbagi dalam sub unit. Sub unit tersebut terdiri dari individu yang melaksanakan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi. Demikian pula pengorganisasian yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren, proses pengorganisasian diawali dengan penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, rancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan yang dimaksud, penugasan tanggung jawab tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melakukan tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya kepala SMP NU 06 Kedungsuren sebagai seorang pemimpin di sekolah, memerintah dengan menggunakan pola partisipatif penuh kepada para bawahannya. Artinya semua personel sekolah yang terdiri dari para wakil kepala sekolah, guru, dan bagian tata usaha diberi kepercayaan penuh dalam rangka melaksanakan tugasnya dan selalu dilibatkan pada setiap

(44)

pengambilan suatu kebijakan atau keputusan. Adapun struktur organisasi yang ada bersifat formal. Hal ini diwujudkan dengan susunan organisasi di lembaga-lembaga pendidikan formalnya berdasarkan realitas obyektif hirarkis.

Dari pelaksanaan pengorganisasian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi tersebut telah dijalankan dengan mengacu pada kebutuhan organisasi SMP NU 06 Kedungsuren. Dengan pembagian kerja tersebut, maka akan memperjelas hak dan wewenang masing-masing bidang atau fungsi. Disamping itu pelaksanaan manajemen pendidikan di SMP NU 06 Kedungsuren akan berjalan lancar karena telah diatur secara sistematis.

4.3.4. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (Actuating) adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Penggerakan diartikan juga sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Walaupun para ahli manajemen berbeda-beda dalam menggunakan istilah penggerakan, namun semuanya itu memiliki arti yang sama yaitu: usaha untuk menggerakkan atau menugaskan, memimpin, memberi petunjuk, mengarahkan, mendorong, membimbing atau memberi motivasi secara

(45)

terus-menerus kepada semua anggota atau bawahan yang tergabung dalam usaha kerja sama, agar mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan melihat realitas yang ada, maka bila diamati dalam menggerakan personel dan siswa di SMP NU 06 Kedungsuren adalah cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari pengelolaan fungsi penggerakan di atas. Dalam menggerakan para personelnya, kepala sekolah tidak banyak memberikan perintah, sebab tiap-tiap personel dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Adapun prinsip yang diterapkan kepala sekolah SMP NU 06 Kedungsuren adalah siap dipimpin dan siap menjadi pemimpin (ready lead and ready to be lead). Hal inilah yang dapat memberikan pengaruh positif kepada seluruh personel sekolah untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

4.3.5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yang terlihat dalam rencana. Pengawasan dilakukan dalam usaha menjamin bahwa semua kegiatan terlaksana sesuai dengan kebijaksanaan, strategi, keputusan, rencana dan program kerja yang telah dianalisis, dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya.

Dari pengamatan penulis, proses pengawasan di SMP NU 06 Kedungsuren bila

(46)

dikaitkan dengan pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien tersebut di atas, telah terlaksana dengan baik. Hanya saja ada hal yang harus diperhatikan terutama pembuatan suatu standar dalam perencanaan yang baik, sehingga dapat dijadikan patokan dalam pelaksanaan pengawasan. Selain itu penempatan guru dalam pengajaran jika dilihat dari latar belakang pendidikannya sebagian besar merupakan lulusan sarjana agama yang menyebabkan masih adanya tenaga pengajar miss match, sehingga perlu diperhatikan bahwa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar itu harus disesuaikan dengan keahlian dan pengalaman. Di samping itu banyaknya guru tidak tetap di SMP NU 06 Kedungsuren ini harus segera diatasi dengan menetapkan guru menjadi guru tetap, sehingga akan lebih meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar di SMP NU 06 Kedungsuren.

4.4.

Hubungan Antara Pesantren Al Ulya dan

Lembaga-lembaga Pendidikan Formalnya

(SMP NU 06 Kedungsuren)

Membahas hubungan antara sekolah dan pesantren memang sangatlah komplek. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pesantren merupakan pihak yang paling dominan dalam menentukan kebijakan di tengah pihak sekolah ingin menjalankan manajemennya secara mandiri.

(47)

Biasanya hal ini terjadi pada lembaga yang memang masih menerapkan pola manajemen yang sederhana. Akan tetapi di lembaga pendidikan SMP NU 06 kedungsuren, pondok pesantren Al Ulya tidak seperti pada umumnya karena pondok al Ulya yang didirikan bersamaan SMK NU kedungsuren masih dalasm satu kepengurusan dan pondok pesantren yang dirintis merupakan perpaduan sistem pendidikan yang ada di SMP NU 06 Kedungsuren tersebut, yang artinya semua kegiatan berjalan beriringan dan semua kegiatan dijalankan dalam kompleksitas sistem pembelajaran yang dikelola secara bersama dalam satu lembaga.

Dalam konteks lembaga pendidikan swasta,manajemen pendidikan terdiri atas dua kategori,yaitu yayasan yang mendirikan atau menaunginya dan jajaran pelaksana harian di sekolah, dari kepala sekolah sampai staf administrasi. Untuk membuat lembaga pendidikan menjadi besar dan maju, kedua kelompok manajemen ini harus bekerja bersama dalam sebuah jalinan pola hubungan dan pola pembagian peran yang jelas dan harmonis. Jika salah satu atau anggota dari masing-masing kelompok manajemen ini ada yang kurang harmonis sehingga menjadi kurang sinkron, maka bisa dipastikan perjalanan lembaga pendidikan tersebut akan terhambat.

Karena begitu besarnya peranan dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin

(48)

di sekolah, maka pihak Pengurus dan komite SMP NU 06 Kedungsuren dan pondok pesantren al ulya sebagai pengelola memberikan persyaratan yang khusus kepada calon kepala sekolah yang nantinya akan bertangung jawab terhadap lembaga dan masyarakat. Berikut keterangan dari komite tentang syarat untuk menjadi kepala sekolah di SMP NU 06 Kedungsuren:

“Mengenai kepala sekolah ini diangkat langsung oleh pihak Pengurus beserta komite SMP NU 06 Kedungsuren, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut; memenuhi syarat akademik (minimal S1), mempunyai pengalaman yang luas di bidang pendidikan dan pengajaran, berakhlak mulia, jujur dan bertanggung jawab dan loyal terhadap institusi dan lembaga.”

Berdasarkan keterangan di atas, persyaratan untuk menjadi kepala sekolah di SMP NU 06 Kedungsuren sudah menjadi kebijakan yang ditetapkan oleh Pengurus beserta komite SMP NU 06 Kedungsuren, yaitu dengan mengacu pada persyaratan-persyaratan tersebut, setiap guru dan karyawan sekolah yang berada di SMP NU 06 Kedungsuren memiliki peluang untuk menjadi kepala sekolah. Untuk itu, hendaknya setiap guru dan karyawan harus dapat meningkatkan kinerjanya, karena sebenarnya mereka memiliki peluang yang sama, tentunya dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan tersebut.

(49)

Adapun proses pengangkatan kepala sekolah,diuraikan sebagaimana keterangan pengurus SMP NU 06 Kedungsuren berikut:

“Prosesnya, pengurus yayasan mengadakan rapat untuk mengusulkan guru yang akan dijadikan kepala sekolah. Setelah diputuskan,maka pihak SMP NU 06 Kedungsuren mengajukan ke Lembaga Pendidikan Ma’arif Kabupaten dan memberitau kepada pengawas SMP di Dinas Pendidikan kabupaten melalui surat ijin memimpin yang terus diajukan setiap tahunnya, sebelum diadakan pergantian kepala sekolah baru di

lembaga-lembaga pendidikan SMP NU 06

Kedungsuren.”

Berikut uraian dari pengurus SMP NU 06 dan pondok pesantren Al Ulya Kedungsuren tentang hubungan antara Pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan formalnya/sekolah dilihat dari manajemennya:

”Kami selaku pengurus SMP NU 06 dan pondok pesantren Al Ulya Kedungsuren sebenarnya mempercayakan pada setiap manajemen di sekolah. Namun dalam hal-hal tertentu Pengurus

dan komite masih menghandel (mengatur) seperti

manajemen keuangan, perekrutan guru dan karyawan, dan pengangkatan kepala sekolah. Untuk manajemen keuangan masih terpusat, berada dalam kebijakan pengurus dan komite di SMP NU 06 dan pondok pesantren Al Ulya Kedungsuren. lalu mengapa pihak pengurus dan komite SMP dan SMK NU Kedungsuren yang

mengaturnya? Karena lembaga-lembaga

pendidikan formal yang dimiliki masih dalam masa perkembangan, seperti SMP dan SMKnya yang belum memiliki keuangan yang cukup kuat untuk menggaji guru dan biaya operasional sehari-hari

(50)

disebabkan jumlah muridnya masih sedikit. Oleh karena itu, pihak Pengurus mengatur keuangannya

yaitu mengadakan subsidi silang diantara

lembaga-lembaga yang ada. Dalam hal ini, memberikan subsidi ke SMKnya serta Pondok pesantren Al Ulya, sedangkan SMP mendapatkan

bantuan dana melalui program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah yang

dipandang cukup untuk membiayai

operasionalnya”.

Bila ditinjau berdasarkan hal tersebut, pemimpin yang berorientasi pada manusia atau hubungan antara manusia berfokus pada bagaimana menciptakan suasana kerja yang memberikan kepuasan pada bawahannya. Pada sekolah yang kepala sekolahnya lebih berorientasi pada hubungan, yang ditunjukkan dengan ketidakberaniannya menuntut para guru untuk tidak bekerja secara optimal, dikarenakan pertimbangan imbalan yang diterima guru sangat tidak memadai. Selain itu, yayasan atau pimpinan organisasi seringkali menjadi penentu akhir dari berbagai kebijakan, program maupun kegiatan sekolah. Dalam kondisi semacam ini, yang lebih dipentingkan kepala sekolah adalah bagaimana kegiatan pendidikan berjalan lancar dan guru hadir mengajar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Hubungan antara lembaga-lembaga pendidikan formal (SMP NU 06 Kedungsuren dengan pesantren Al Ulya termasuk dalam

(51)

hubungan yang bersifat paternalistik dan menjadi sistem pengajaran, yaitu memadukan sistem formal dalam kemasan pondok pesantren. Penulis menyebutnya dengan istilah semi demokratis dan sentralistik. Artinya walaupun pihak pengurus dan komite memberikan kepercayaan penuh kepada pihak sekolah dalam melaksanakan manajemennya yang memasukkan program pesantren hafalan Al-Qur’an menjadi program sekolah,hal tersebut merupakan kebijakan yang sangat membantu dan sudah disepakati bersama oleh pihak lembaga-lembaga pendidikan formal, dalam hal ini kepala sekolah.

Dalam proses menjalankan manajemen pendidikan di sekolah, sebenarnya pihak pengurus, komite SMP NU 06 dan pesantrennya menerima aspirasi-aspirasi dari pihak lembaga-lembaga pendidikan formalnya (sekolah) untuk memajukan lembaganya.

4.5.

Menejemen peningkatan prestasi siswa

SMP NU 06 Kedungsuren

Kompleksitas sekolah sebagai lembaga pendidikan semakin berkembang seiring dengan tingkat perkembangan tuntutan lembaga ini dari orang tua, siswa dan masyarakat luas. Faktor utama yang mendorong pentingnya meningkatkan kualitas manajemen sekolah adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga upaya perbaikan dalam

(52)

proses pembelajaran dan pengajaran membutuhkan perhatian secara baik dan serius, terutamanya adalah melalui peningkatan kualitas manajemen. Disamping faktor kepala sekolah, siswa, orang tua dan faktor lainnya untuk mewujudkan serta meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, maka faktor peran guru juga tidak boleh diabaikan. Hal ini disebabkan, karena sekolah sebagai suatu organisasi, maka peran seorang guru menjadi bagian penting dari keefektifan lembaga dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Guru sebagai pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas pendidikan di sekolah berbasis pesantren ini. Paling tidak peran guru meliputi mengajar, membina dan mengarahkan. Oleh karena itu guru harus mampu membangun bertugas atas dasar tujuan sekolah yang menjadi keyakinan dan perilaku semua komponen organisasi sehingga siswa, karyawan dan orang tua akan mencurahkan perhatiannya pada pencapaian tujuan sekolah tersebut. Dengan demikian kepala sekolah diharapkan mempunyai peran utama dalam menciptakan proses pembelajaran secara optimal.

Mengenai penerapan manajemen peningkatan prestasi siswa, menurut peneliti terdapat beberapa hal yang harus dilakukan SMP NU 06 dan pesantrennya dalam mempertegas perannya sebagai lembaga pendidikan yaitu;

(53)

menciptakan lingkungan SMP NU 06 dan pesantrennya sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar,menghargai perbedaan individu yang terjadi di SMP NU 06 dan pesantrennya, memformulasikan nilai dan tujuan yang diharapkan tercapai di SMP NU 06 dan pesantrennya, berusaha untuk memahami nilai– nilai yang terjadi dalam interaksi interpersonal dan konflik peran. Kegiatan ini perlu dilakukan karena nilai–nilai tersebut sangat berperan dalam menentukan nilai SMP NU 06 dan pesantrennya.

Untuk itu kepala sekolah diharapkan dapat menciptakan tujuan SMP NU 06 dan pesantrennya sebagai pusat komitmen bagi semua komponen organisasi, sehingga dapat membantu tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Pendekatan jenis ini lebih merupakan bagian dari proses manajemen berdasarkan tujuan organisasi, dimana dengan tujuan itu akan memberikan pengaruh dominan pada setiap aktivitas organisasi.

Apabila kita amati lebih luas lagi, pada dasarnya setiap sekolah membutuhkan suatu kepengelolaan berdasarkan pada visi, misi, strategi, dan program kerja sekolah yang profesional. Dalam hal ini dapat dilakukan juga dengan mengajak guru dan orang tua siswa untuk membicarakan masa depan sekolah melalui pertemuan yang bersifat formal dan informal sebagai media curah pendapat atau brainstorming.

(54)

dan orangtua siswa tersebut diharapkan mempunyai kontribusi tersendiri khususnya dalam memberikan masukan atau kritik konstruktif terhadap sekolah yang ditempatinya. Sebagai suatu pertimbangan, terdapat suatu gambaran berkaitan dengan rumusan visi, misi, strategi, dan program yang diterapkan dalam suatu sekolah, yaitu:

Tabel 4.5. Rumusan Visi, Misi, Strategi, dan

Program kerja Sekolah

Konsep Rumusan

Visi Lulusan dengan memiliki ijazah yang dapat dibanggakan

Misi Mempersiapkan siswa untuk menguasai komputer dan bahasa Inggris disertai dengan pembentukan mentalitas yang kuat dalam menjalani proses belajar, sekaligus untuk mempersiapkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (Atas).

Strategi 1. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dalam peningkatan bahasa Inggris dan Komputer.

(55)

2. Melibatkan dan mendorong secara aktif kepada seluruh komponen sekolah seperti guru, orangtua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah.

Motto Peningkatan kualitas siswa, yang diikuti oleh peningkatan kesejahteraan guru supaya ada keseimbangan dengan berbagai pihak yang aktif didalamnya.

Program 1. Meningkatkan

kemampuan guru melalui berbagai pelatihan yang diadakan dalam dan luar sekolah.

2. Meningkatkan

kedisiplinan dan kerjasama berbagai pihak dalam lingkungan sekolah.

3. Membuat buletin dan atau majalah sekolah. 4. Menyelenggarakan

kursus komputer.

5. Setiap guru menentukan target yang akan dicapai

Gambar

Tabel 4.5. Rumusan Visi, Misi, Strategi, dan  Program kerja Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Kekerasan terhadap anak salah satu yang disebut dalam pengertian ekploitasi terhadap anak menurut Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana

dari faktor luar atau ekstrinsik. Beberapa contoh motivasi intrinsik seperti keinginan untuk menguasai suatu ilmu, keinginan untuk menjadi terkenal, dan

Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah gangguan

Setiap perpustakaan tentunya memiliki koleksi yang dapat digunakan oleh pemustaka seperti Perpustakaan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Sinjai yang memiliki koleksi

Sih Setija Utami, M.Kes selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membimbing penulis dalam bidang akademi selama

pembelajaran berdasarkan pengalaman secara langsung yang mendekatkan siswa pada kenyataan riil dan erat kaitannya dengan keseharian siswa, sehingga

Jendela pemain terbaik Tombol untuk memulai kembali permainan Permainan berakhir Klik tombol untuk memulai permainan kembali Apabila waktu permainan telah habis

Melakukan analisis kondisi saat ini ( existing ) menggunakan Gang Process Chart yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyaknya work in process yang terjadi,