• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perilaku User Dalam Penerimaan dan Transaksi Online Pada Website Groupon Disdus Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Perilaku User Dalam Penerimaan dan Transaksi Online Pada Website Groupon Disdus Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

Oleh : Istiqomah 5710111072

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

MAGISTER SISTEM INFORMASI

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR PERSAMAAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Batasan Masalah ... 5

Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

Literatur Review ... 8

Teori dan Model Penerimaan Teknologi Informasi ... 10

Theory of Reason Action (TRA) ... 10

Theory of Planned Behavior (TPB) ... 12

Technology Acceptance Model ... 13

Definisi Teknologi Informasi ... 15

Teori Perilaku Penggunaan Sistem Transaksi secara Online ... 16

Teori Dasar E-Commerce ... 17

Teori Dasar Group Buying ... 19

Teori Dasar Penelitian ... 20

Variabel ... 20

(3)

vi

Sampel ... 22

Kuesioner ... 25

Penentuan Ukuran Sampel ... 25

Skala Pengukuran ... 26

Instrumen Penelitian ... 28

Uji Validitas (Validity) ... 28

Uji Keandalan (Reliability) ... 30

Structural Equation Modelling (SEM) ... 31

Kerangka Pemikiran Teoritis ... 34

Kepercayaan (Trust) ... 35

Persepsi Risiko (Perceived Risk) ... 36

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) ... 37

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) ... 37

Intensitas untuk Bertransaksi (Intention to Transact) ... 38

Transaksi secara Nyata (Actual Transaction) ... 39

Perumusan Hipotesis... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

Objek Penelitian ... 40

3.1.1 Profil Perusahaan ... 40

3.1.2 Visi dan Misi ... 42

3.1.3 Logo Perusahaan ... 42

3.1.4 Cara Pemesanan pada Groupon Disdus ... 42

Metodologi Penelitian ... 45

Pengumpulan Data ... 49

Identifikasi Faktor-faktor Penelitian ... 50

Sumber Data ... 51

Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

(4)

vii

Pengujian Kuesioner ... 55

3.8.1 Uji Validitas Kuesioner ... 56

3.8.2 Uji Realibilitas Kuesioner ... 59

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN ... 61

Gambaraan Umum Responden ... 61

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

4.1.2 Responden Berdasarkan Usia ... 62

4.1.3 Responden Berdasarkan Produk/Jasa Yang Dibeli ... 62

Pengembangan Model Teoritis ... 63

Pengembangan Diagram Path ... 64

Konversi Diagram Path ke Persamaan Struktural ... 66

Memilih Jenis Input dan Estimasi Model yang Diusulkan ... 68

Menilai Identifikasi Model Struktural ... 73

Menilai Kriteria Goodness of Fit ... 73

Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

Hasil Pengolahan Data Hipotesis ... 81

4.9.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan User... 81

4.9.2 Analisa Keterkaitan/Korelasi ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

Kesimpulan ... 92

Saran ... 93

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. A. Chaudhury & J. Kuilboer,E-Business and E-commerce Infrastructure,International ed.,McGraw-Hill, New York,2001.

2. Compeau, D.R., Higgins, C.A., (1995), Computer Self-Efficacy: Development of a measure and Initial Tes, MIS Quarterly (19)

3. Cooper, D.R dan Emory, C.W (1995), Bussiness Research Methods, Fifth Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc

4. Davis, Fred D., (1989), Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology: MIS Quarterly, Vol.13 No.3

5. Del I. Hawkins, David L. Mothersbaugh, Consumer Behaviour Building Marketing Strategy, Eleventh Edition 2010, halaman 26-29

6. Meisia Chandra, 8 risiko e-commerce dan tips membangun trust http://inet.detik.com/read/2012/09/04/091000/2007120/398/3/8-risiko-e-commerce-dan-tips-membangun-trust Kamis 11-21-2013 4:10

7. M.Suyanto, Prof.Dr, M.M., 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce. Yogyakarta: Andi. http://www.rofiq.web.id/files/tesis_ainurrofiq_dimensi_

trust.pdf

8. Nurhayati, Suci Lestarini., Handayani, Putu Wuri. (2010), Pendefinisian instrumen evaluasi website e-commerce business to consumer (b2c), Jurnal of Information System, Volume 6, 10-11.

9. Pavlou, P. A. (2003). Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with the Technology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce, 7 (3), 69–103.

10. Probo, R.A. Marlin, (2010). Pengaruh reputasi, privasi, dan keamanan terhadap kepercayaan (trust) pengguna internet di semarang dalam sistem e-commerce, BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, 92-93

(6)

12. S.E. Kim, T. Shaw, & S. Helmut, “Web Site Design Benchmarking within Industry Groups,”Internet Research, vol. 13, pp. 17-26, 2003.

13. S. Poon &Swatman, “The Internet for Small Businesses: An Enabling Infrastructure for Competitiveness” InProceedings of the Fifth Internet Society Conference,pp. 221-31, 1995.

(7)

iii

User dalam Penerimaan dan Transaksi Online pada Website Groupon Disdus

dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Shalawat serta salam tak lupa juga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Penyusunan tesis ini tidak mungkin terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto S., M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia sekaligus perwakilan dari pihak Yayasan Science dan Teknologi yang telah memberikan dorongan dan motivasi berupa Beasiswa Unggulan di program studi Magister Sistem Informasi.

2. Bapak Dr. Ir. Herman S, Soegoto, MBA, selaku Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Dr. Ir. Yeffry Handoko, Putra M.T, selaku dosen pembimbing I dan juga ketua Program Studi Magister Sistem Informasi yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan pengarahan, penjelasan dan bimbingannya selama masa penyusunan tesis ini.

(8)

iv

6. To someone, thanks a lot for ur love & concern for all this time, ur support make me encouragement in completing my thesis, thankyu so much mbip. 

7. Teman-teman sekelas, MSI2 BU, terima kasih telah memberikan kenangan yang menyenangkan selama masa perkuliahan, suka duka, pertengkaran kecil, tapi semua tidak menghilangkan rasa kebersamaan kita.

8. Genks BU-LE, Genks Geje, thanks for your support sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

9. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam mengisi kuesioner penelitian.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan juga masukannya. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

(9)

Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 24 Januari 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Bhakti Jaya Raya RT 010/017 Kel.Harapan Jaya Kec.Bekasi Utara Kota Bekasi Jawa Barat 17124

No Telp : +6283891346592

Email : istiqomah.2401@gmail.com

Status : Belum Menikah

PENDIDIKAN FORMAL

1995 – 2001 : MI Annur I Bekasi

2001 – 2004 : SMP Negeri 5 Bekasi

2004 – 2007 : MAN 8 Jakarta

(10)

1

Latar Belakang

Groupon Disdus adalah awal mulanya bernama disdus sebuah situs e-commerce yang awalnya beralamat di http://www.disdus.com yang didirikan oleh PT. Lamuda Tenka pada Agustus 2011 kemudian diakuisisi oleh perusahaan asal Amerika Serikat yakni Groupon sebagai salah satu website group buying terbesar di dunia, alamat urlnya diganti menjadi http://www.groupon.co.id yang menjual berbagai macam produk seperti baju, aksesoris, voucher promo dan lain sebagainya. Groupon Disdus bertujuan untuk mempermudah para pelanggannya dalam mendapatkan informasi produk ataupun untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli yang ada di dalam website tersebut.

(11)

Gambar 1.1 Statistik Reputasi Sosial Groupon Disdus

Sumber : http://trustedcompany.com

Namun, dengan semakin terkenalnya Groupon Disdus bukan berarti tidak ada kekurangan, banyaknya deals yang ditawarkan serta murahnya harga yang ditawarkan sangat menarik para calon konsumen untuk melakukan transaksi pembelian. Akan tetapi, ketika konsumen baru menggunakan atau mengakses website Groupon Disdus terkadang mereka mengalami kesulitan dalam mengakses

(12)

Technology Acceptance Model (TAM) sebagai sebuah model yang menjelaskan dan memprediksi sikap pengguna terhadap suatu teknologi dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use) yang memiliki keterhubungan dengan mereplikasi sikap atau penerimaan pengguna terhadap teknologi komputer (Oktavianti, 2007).

Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian untuk menganalisa atau mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pengguna dalam melakukan penerimaan website Groupon Disdus dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diperoleh berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada subbab 1.1, adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM).

2. Bagaimana mengidentifikasi keterkaitan antara masing-masing faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM). 3. Bagaimana memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan

(13)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM)

2. Mengidentifikasi keterkaitan antara masing-masing faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna dalam melakukan transaksi pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Techonology Acceptance Model (TAM).

3. Memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan intensitas penerimaan pengguna pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi atau beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan kontribusi kepada para pengembang teori terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna/user terhadap penggunaan teknologi.

(14)

3. Memberikan usulan atau rekomendasi untuk meningkatkan intensitas penerimaan pengguna pada website Groupon Disdus dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan dengan menetapkan beberapa batasan masalah agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu meluas dan menyimpang dari tujuan semula. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Model yang digunakan untuk menganalisa adalah Technology Acceptance Model (TAM) yakni TAM yang telah dimodifikasi oleh Pavlou (2003) yaitu yang terdiri dari variabel perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk, actual transaction dan intention to transact.

2. Objek Penelitian adalah website Groupun disdus (www.groupon.co.id).

3. Subjek penelitian dilakukan di Bandung dan responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah para penguna internet yang sudah pernah mengakses website Groupon Disdus.

4. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) yang digunakan untuk memodelkan hubungan antar variabel.

5. Teknik untuk menganalisis faktor-faktor yang terdapat dalam penelitian ini yaitu dengan mengunakan software amos 16.

Sistematika Penulisan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi mengenai pendahuluan seperti latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan-batasan masalah yang diambil dalam penelitian, manfaat penelitian yang dapat diharapkan dapat diberikan oleh penulis serta tata cara atau sistematika penulisan laporan hasil penelitian atau laporan tesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka menguraikan tentang tinjauan umum dari teori-teori pendukung yang berhubungan dan digunakan sebagai dasar dalam proses penyusunan tesis antara lain : teori dan model penerimaan teknologi informasi, definisi teknologi informasi, teori perilaku penggunaan sistem, teori dasar group buying, teori dasar penelitia, literature review kerangka pemikiran teoritis serta perumusan hipotesis yang akan digunakan sebagai desain penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III, yakni metodologi penelitian menjelaskan mengenai desain penelitian yang akan dilakukan, melakukan pengumpulan data, identifikasi faktor-faktor penelitian, sumber data, populasi dan sampel penelitian, penyusunan kuesioner, serta pengujian kuesioner (validitas dan realibilitas).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(16)

yang diusulkan, menilai identifikasi model, menilai kriteria goodness of fit serta melakukan pengujian terhadap hipotesis yang ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

8

Literatur Review

Fakta empiris yang ditemukan akan dijadikan sebagai dasar untuk memulai suatu penelitian, kemudian dibandingkan dengan teori-teori dari yang ada dari berbagai sumber. Ringkasan penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian mengenai penerimaan suatu teknologi informasi oleh user (pengguna) ini, dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti Jenis dan Variabel Penelitian Hasil

Davis, et, al. (1989)

Perceived usefulness dan

perceived ease of use

Perceived usefulness dan

perceived ease of use

mempunyai hubungan yang kuat

terhadap sistem informasi.

Norma-norma sosial tidak

menunjukkan adanya hubungan

dengan pemanfaatan sistem

informasi Paul A. Pavlou

(2003)

Menggabungkan variabel TAM yaitu perceived ease of use dan

perceived usefulness dengan variabel kepercayaan (trust) dan risiko (risk)

perceived ease of use dan

perceived usefulness dengan variabel kepercayaan (trust) dan risiko (risk) memiliki hubungan yang kuat dengan penggunaan sistem e-commerce.

Kim et.al (2003a) Faktor-faktor kepercayaan

pelanggan dalam transaksi e-commerce yakni perceived oriented, personality oriented, trust, perceived security protection, easy of use dan

internet experience.

Kepercayaan pelanggan secara kuat mempengaruhi penerimaan

dan penggunaan situs

(18)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Peneliti Jenis dan Variabel Penelitian Hasil

Ali Sadiyoko, Ceicilia Tesavrita dan Ricky

Kurniawan (2009)

TAM versi Pavlou yang terdiri dari variabel trust, reputation, satisfaction with past transaction, perceived risk, perceived usefulness dan

perceived ease of use pada situs Forum Jual Beli Kaskus

variabel trust, reputation,

satisfaction with past transaction, perceived risk, perceived usefulness dan

perceived ease of use

Variabel yang terlibat antara lain : perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment dan consumer trait

perceived usefulness, perceived ease of use, perceived enjoyment

dan consumer trait

mempengaruhi perilaku user

dalam menggunakan

e-commerce

Muhammad Lutfihadi, Wawan Dewanto, 2013

Perceived Ease of Use dan Trust Perceived Ease of Use dan Trust

berpengaruh terhadap

penggunaan FJB Kaskus

Pada penelitian ini penulis akan menganalisis tentang sikap pengguna dalam penerimaan sistem transaksi online dalam hal ini adalah penerimaan terhadap website Groupon Disdus yang menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang telah dimodifikasi oleh Pavlou (2003) variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain :

1. Kepercayaan (Trust)

2. Persepsi akan adanya risiko (Perceived risk) 3. Persepsi akan kegunaan (Perceived usefulness)

4. Persepsi akan kemudahan penggunaan sistem (Perceieved ease of use) 5. Intensitas terjadinya transaksi (intention to transact)

(19)

Sehingga model yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived

Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

Gambar 2.1 Model Variabel Penelitian

Teori dan Model Penerimaan Teknologi Informasi

Berbagai teori perilaku banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh end-user (pengguna akhir), diantaranya Theory of Reason Action, Theory of Planned Behavior, dan Technology Acceptance Model.

Penjelasan masing-masing teori adalah sebagai berikut: Theory of Reason Action (TRA)

(20)

intention secara konseptual didefinisikan sebagai intensi atau tujuan seseorang

untuk membentuk suatu perilaku. Behavior sendiri didefinisikan sebagai proses perpindahan atau transmisi dari intensi menjadi tindakan atau aksi. Intention seseorang untuk menggunakan suatu teknologi informasi dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor pengaruh sosial. Faktor personal adalah sikap attitude/A (sikap) dan faktor pengaruh sosial adalah subjective norm/SN (norma subjektif) pengguna. Sehingga behavior intention dapat dirumuskan sebagai berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):

BI = A + SN ... Persamaan 2.1

Attitude (sikap) diartikan sebagai suatu perasaan positif atau negatif seseorang tentang pembentukan suatu perilaku tertentu. Attitude dipengaruhi oleh salient beliefs/bi (keyakinan seseorang terhadap suatu perilaku yang menonjol)

serta dipengaruh evaluation/ei (evaluasi secara individual) atas hasil perilaku yang dilihat atau dirasakan, sehingga attitude dapat dirumuskan sebagai berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):

A =  bi.ei ... Persamaan 2.2

Subjective Norm didefinisikan sebagai pengaruh yang diterima seseorang

berasal dari tekanan sosial untuk membentuk atau tidak membentuk suatu perilaku tertentu. Subjective Norm dipengarui oleh normative beliefs/nbi (keyakinan normatif) yang dimiliki seseorang serta motivation to comply/mci (motivasi untuk mengikuti keyakinan tersebut), sehingga Subjective Norm dapat dirumuskan sebagi berikut (Ajzen dan Fishbein,1975):

(21)

Dari rumus (2) dan (3), maka rumus (1) dapat ditulis sebagai berikut: BI =  bi.ei + nbi.mci ………... Persamaan 2.4

Sehingga model TRA dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2.

Beliefs and Evaluation ( bi.ei)

Attitude Toward Behaviour (A)

Normative Beliefs and Motivation to Comply ( nbi.mei)

Subjective Norm (SN)

Behaviour Intention

(BI) Actual Behaviour

Gambar 2.2 Model Theory of Reason Action

Theory of Planned Behavior (TPB)

TPB merupakan revisi dari TRA yang dilakukan oleh Ajzen tahun 1988, yaitu dengan menambahkan faktor perceived behavioral control (kontrol perilaku yang dirasakan) sebagai faktor yang menentukan sikap seseorang untuk memutuskan menggunakan teknologi informasi, selain perilaku dan norma subjektif. Hal ini terjadi dikarenakan Theory of Reasoned Action mempunyai asumsi bahwa perilaku dianggap selalu dapat dikendalikan oleh keinginan seorang individu itu sendiri. Pada kenyataannya, individu tidak selalu mempunyai kontrol terhadap sikap dan perilaku mereka sendiri, sehingga Ajzen menambahkan faktor pengendalian perilaku yang diterima atau dirasakan oleh seseorang.

Perceived Behavior Control diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap

(22)

menggunakan teknologi tersebut. Perceived Behavior Control dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu control beliefs (kontrol terhadap suatu kepercayaan) dan perceived power (kekuasaan yang diterima oleh individu), maka model TPB dapat

dilihat pada Gambar 2.3.

Attitude Toward Using Technology

Subjective Norm

Perceived Behavioural Control

System Use

Gambar 2.3 Model Theory of Planned Behaviour

Technology Acceptance Model

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan adaptasi dari TRA yang

dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi (Davis, 1989). Tujuan utamanya untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna dalam menerima atau menolak suatu teknologi komputer.

(23)

Persamaan TAM dengan TRA adalah penggunaan suatu teknologi tergantung dari tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi tersebut, sedangkan yang membedakannya adalah faktor pembentuk tujuan tersebut.

TRA menyatakan Behavioral Intention (BI) ditentukan oleh Attitude (A) dan Subjective Norm (SN), sedangkan dalam TAM tidak bisa dipengaruhi oleh Behavioral Intention secara langsung tanpa melalui attitude. TAM menyatakan

faktor pembentuk BI adalah melalui Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Attitude.

Perceived Usefulness (PU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

individu terhadap suatu teknologi, bahwa dengan menggunakan teknologi tersebut akan dapat meningkatkan performance (kinerja) mereka. PU menurut teori ini akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui attitude.

Perceived Ease of Use (PEOU) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan

individu terhadap suatu teknologi yang akan diadopsi, apakah mudah untuk digunakan atau tidak (Davis, 1989). PEOU akan mempengaruhi tujuan seseorang untuk menggunakan teknologi secara tidak langsung melalui perceived usefulness dan attitude. PU dan PEOU seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti dorongan atau tekanan pihak lain, perubahan lingkungan maupun trend.

(24)

perceived usefulness mempengaruhi behavioral intention tanpa melalui attitude.

Model dari TAM dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Perceived Usefulness

External Variabel

Perceived Ease of Use

Behaviour Intention to Use

Actual System Use Attitude Toward

Using

Gambar 2.4 Model technology acceptance model (Davis, 1989)

Definisi Teknologi Informasi

Terdapat banyak definisi teknologi informasi menurut beberapa sumber dapat didefiniskan sebagai berikut :

1. Dictionary: “The development, installation and implementation of computer

system and application”.

2. “Information Technology Training Package ICA99” yang diterbitkan oleh

Australian National Training Authority (ANTA): “The development and

application of computer and communications based technologies and

processing, presenting, and managing data dan information. This include

hardware and computer software developmentand various computer related

services, together with communication equipment, component manufacturing

and services”.

(25)

acquisition, storage, manipulation, management, movement, control, display,

switching, interchange, transmission, or reception of peripherals as well as

many electronic and communication devices commonly used inoffices”.

Secara umum teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu penerapan sistem komputer, yang terdiri atas hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak), serta perangkat komunikasi untuk membangun suatu

jaringan bagi proses penyebaran informasi.

Teori Perilaku Penggunaan Sistem Transaksi secara Online

(26)

sebenarnya perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal.

Teori Dasar E-Commerce

Electronic Commerce (E-Commerce) merupakan konsep baru yang bisa

digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel,2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses

jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003).

Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut :

Perspektif Komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.

1. Perspektif Proses Bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

2. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost/biaya pelayanan ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan

pelayanan.

(27)

lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan:

a. Business to business (B2B). Merupakan transaksi e-commerce antar bisnis, misalnya antara pabrik dan whosaler, ataupun whosaler dan retailer. b. Business to Consumer (B2C). Merupakan transaksi antara supplier dengan

pelanggan. Pada umumnya transaksi yang terjadi disini merupakan personal buyer.

c. Consumer to Consumer (C2C). Transaksi C2C melibatkan fasilitas elektronik antar pelanggan dan pihak ketiga. Transaksi ini dapat digambarkan sebagai contoh lelang yang dilakukan salah satu pelanggan dengan cara menawar harga, dengan cara pelanggan menawarkan untuk menjual dan pelanggan lain menawarkan untuk membeli. Pihak ketiga sebagai perantara memperoleh komisi atau biaya flat.

d. Consumer to Business (C2B). Transakasi C2B merupakan penawaran individu kepada suatu perusahaan dan perusahaanlah yang menjadi pihak pembelinya. Bentuk transaksi ini sangat berbeda dengan tradisional transaksi dimana perusahaan yang menyediakan barang sedangkan individu sebagai pembelinya.

e. Non Business e-Commerce. Pemanfaatan e-commerce untuk organisasi non profit, seperti : organisasi keagamaan, pemerintahan, akademisi sebagai

(28)

Teori Dasar Group Buying

Group buying sebenarnya adalah konsep yang sudah ada sejak lama. Dalam

dunia pasar, harga barang satuan berbeda dengan harga barang yang dijual dalam jumlah banyak, misalnya ketika membeli barang kemasan cair akan terdapat beberapa ukuran kemasan, dari yang paling kecil hingga yang besar. Harga kemasan besar yang isinya dua kali dari kemasan kecil, secara matematika harganya adalah dua kali lipat dari harga kemasan kecil, tapi dalam pasar akan lebih kecil dari hitungan itu (Matius, 2012).

Tetapi, tidak semua konsumen ingin membeli barang dalam jumlah yang banyak, misalnya saja harga pulpen satuan dan lusinan adalah lebih murah harga pulpen yang lusinan jika dibandingkan dengan harga satuannya. Secara logika, untuk mendapat harga yang lebih murah, konsumen sebenarnya dapat membeli pulpen tersebut secara lusinan dan menyimpan sisanya untuk digunakan dikemudian hari. Berdasarkan hal tersebut, konsep group buying dalam pasar nyata mempunyai beberapa kekurangan, antara lain :

a. Barang yang disimpan mungkin dapat hilang atau rusak

b. Kualitas barang yang akan dibeli belum tentu sesuai dengan harapan

c. Uang yang dimiliki oleh konsumen, belum tentu cukup untuk membeli barang dalam jumlah banyak.

(29)

cukup masing-masing membeli 1 buah. Dalam hal ini, tentunya group buying akan mempunyai kelemahan dari sisi waktu dalam mengumpulkan beberapa orang yang akan ikut berpartisipasi. Oleh karena itu konsep tersebut mulai dikembangkan dalam sistem e-commerce yakni dengan menggunakan konsep group buying secara online.

Group buying yang dilakukan secara online adalah sebuah sistem pembelian

kolektif yang membutuhkan sejumlah pembeli minimum untuk dapat mendapatkan sebuah diskon yang sangat besar dengan cara bekerja sama dengan toko atau merchant untuk mengadakan sebuah promo diskon. Group buying menawarkan banyak sekali daily deals atau diskon harian yang akan aktif jika ada sejumlah orang

yang menekan tombol “beli” di suatu penawaran dalam situs group buying. Pembeli

kemudian harus mencetak kupon online yang dikirimkan lewat email lalu kemudian diklaim di toko yang menawarkan diskon promosi.

Teori Dasar Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis model TAM yang sudah dimodifikasi. Pengambilan sampel data, penggunaan instrument penelitian, skala pengukuran dan pengujian validitas dan reabilitas terhadap hasil kuesioner yang diperoleh dilibatkan dalam penelitian ini. Adapun teori dasar penelitian ini adalah :

Variabel

Variabel menurut Sekaran (2000) dianggap sebagai “anything that can take

(30)

1. Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terkait).

2. Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari keberadaan variabel independen.

3. Variabel moderator, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini juga disebut sebagai variabel independen kedua.

4. Variabel intervining, yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen tetapi tidak dapat diukur.

5. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan dan dibuat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Populasi

Menurut Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si (2008) populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Berdasarkan penelitian tersebut, jenis populasi sangat beragam, oleh karena itu berdasarkan penentuan sumber datanya, populasi dapat dibedakan menjadi : 1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas

(31)

2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota.

Sampel

Menurut Sugiono (1997), sampel adalah bagian dari populasi. Sedangkan menurut Sudjana (2005), sampel adalah bagian yang diambil dari populasi. Oleh karena itu, berdasarkan dari kedua pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sebagian dari populasi yang diambil.

Untuk menentukan sampel mana yang akan digunakan sebagai data penelitian, terdapat berbagai macam metode sampling yang dapat digunakan. Sugiono (1997) membaginya dalam beberapa kelompok, yaitu :

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

a. Simple Random Sampling

(32)

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Proportionate stratified random sampling merupakan teknik yang sama dengan simple random sampling, namun penentuan sampelnya memperhatikan tingkatan (strata) yang ada dalam populasi.

c. Disroportionate Stratified Random Sampling

Disroportionate stratified random sampling hamper mirip dengan stratified

random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sampel berdasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi memiliki tingkatan namun kurang proporsional pembagiannya.

d. Cluster Sampling

Cluster sampling biasa digunakan untuk sumber data/populasi yang sangat

luas, misalnya penduduk suatu provinsi. Untuk menentukan mana yang akan dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi ditetapkan secara random terlebih dahulu, kemudian menentukan jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

(33)

a. Sampel Sistematis

Sampel sistematis merupakan sampel yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.

b. Sampel Kuota

Sampel kuota yaitu teknik yang menentukan jumlah sampel untuk populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.

c. Sampel Isidentil

Sampel isidentil merupakan teknik sampel secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan (incidentical) bertermu dengan peneliti dan dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan.

3. Purposive Sampling

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak untuk dijadikan sampel. Purposive sampling dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:

a. Sampel Jenuh

Sampel yang mewakili jumlah populasi, biasanya jika populasinya dianggap kecil atau kurang dari 100.

b. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik menentukan jumlah sampel yang semula

(34)

Kuesioner

Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana setiap pertanyaanya berkaitan dengan masalah penelitian (Arikunto, 2002). Definisi lain dari kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis (Nazir, 2011). Menurut arikunto (2002) kuesioner dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Angket terbuka, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternative jawaban yang ada pada responden.

2. Angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden hanya memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai dengan jawaban responden.

3. Angket campuran, yaitu gabungan antara angket terbuka dan angket tertutup.

Penentuan Ukuran Sampel

(35)

1. Panduan untuk menentukan ukuran sampel menurut Rescoe (1975) adalah sebagai berikut:

2. Ukuran sampel lebih dari 30 orang atau kurang dari 500 adalah tepat bagi kebanyakan penelitian.

3. Jika sampel dipecah ke dalam subsample (contoh: pria/wanita, junior/senior dan sebagainya) ukuran sampel minimal 30 untuk tiap kategori,

4. Dalam penelitian multivartiate/analisis regresi ganda, ukuran sampel sebanyak 10x lebih besar dari jumlah variabel penelitian.

5. Untuk penelitian ekspermental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai 20.

Skala Pengukuran

Menurut Sugiono (1997), skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkualifikasi data dari pengukuran suatu variabel. Terdapat 4 (empat) tipe skala pengukuran, yaitu :

1. Skala nominal, digunakan untuk mengklasifikasikan objek individual atau kelompok. Contohnya mengklasifikasikan jenis kelamin, agama, pekerjaan, jenjang pendidikan dan area geografis. Dalam mengklasifikasikan hal-hal tersebut digunakan angka-angka sebagai symbol.

2. Skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang”

(36)

lainnya tidak sama. Misalnya seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju dan sangat setuju dapat diberi simbol 1,2,3,4,5.

3. Skala interval, memiliki karakteristik seperti skala nominal dan ordinal ditambah dengan beberapa karakteristik lain yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian, peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu dengan lainnya.

4. Skala ratio memiliki semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini memiliki nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absolut ini terjadi pada saat ketidakhadiran suatu karakteristik yang sedang diukur.

Sugiono (1997) juga menyatakan bahwa dari keeempat skala pengukuran tersebut, skala intervallah yang paling banyak digunakan untuk mengukur fenomena atau gejala sosial.

Pengembangan instrument penelitian akan lebih menekankan pada pengukuran sikap dengan menggunakan skala sikap. Sugiono (1997) menyatakan ada beberapa skala sikap yang sering digunakan, yaitu:

(37)

2. Skala Guttman, yaitu skala yang mendapatkan jawaban yang tegas seperti ya/tidak, benar/salah, positif/negatif dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval/rasio.

3. Semantic Differensial, yaitu skala untuk mengukur sikap dan lainnya, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda atau checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik terutama yang dimiliki seseorang.

4. Skala Rating, yaitu skala untuk memeperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri tingkah laku yang ingin diteliti yang harus dicatat secara bertingkat.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Instrumen dalam penelitian dapat berupa angket atau kuesioner. Instrumen pengumpulan data sangat menentukan benar atau tidaknya data karena benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi 2 (dua) persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliable (arikunto, 2006)

Uji Validitas (Validity)

(38)

mempunyai validitas tinggi apabila instrument ukur tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan pengukuran tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka butir-butir yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan instrument (alat) ukur yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian dapat menggunakan teknik analisis korelasi product moment pearson dengan rumus 1 sebagai berikut (Sudjana, 2004)

= ∑ − ∑ � ∑

√ ∑ 2 − ∑ 2 ∑ 2 − ∑2

……….

Persamaan 2.5

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi produk momen antara butir instumen yang akan

digunakan dengan skor emua butir instrumen dalam variabel yang bersangkutan

X = Jumlah skor butir yang akan digunakan

Y = Jumlah skor butir instrument dalam variabel tersebut n = Jumlah responden

Untuk menguji apakah koefisien rxy signifikan atau tidak, digunakan uji-t yang

dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Nilai thitung dicari dengan

menggunakan rumus 2 sebagai berikut (Sudjana, 2004) :

=

√ −

(39)

Dimana :

r = Koefisien korelasi pearson

df = Derajat bebas (degree of freedom)

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan 5% adalah sebagai berikut :

Butir instrument dikatakan valid jika thitung lebih besar dari t0,05:83:2sisi = 1,96,

maka butir tersebut dapat digunakan.

Butir instrument dikatakan tidak valid jika thitung lebih kecil dari t0,05:83:2sisi =

1,96, maka butir tersebut tidak dapat digunakan.

Variabel dikatakan mempunyai validitas yang cukup baik terhadap variabel laten apabila :

Nilai t-muatan faktornya (factor loading) > nilai kritis (≥1,96)

Muatan faktor standardnya (standardized factor loading) ≥ ,7 atau ≥

,5 atau ≥ ,

Uji Keandalan (Reliability)

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan untuk mengukur penelitian dapat digunakan lebih dari satu kali, sehingga responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Hasil realibilitas yang tinggi memberikan keyakinan bahwa indicator individu semua konsisten dengan pengukurannya. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk menguji realibilitas kuesioner, yaitu dengan Construct Realibility (CR) dan Variance Extracted (VE). Realibilitas model yang baik apabila mempunyai CR ≥

(40)

Nilai CR didapat dari rumus 3 (tiga) berikut :

� � �� ��� CR = ∑ standardize loading� � 2 + ∑2

Ukuran realibilitas yang lain adalah dengan menggunakan VE. Nilai VE didapat dari rumus 4 (empat) berikut :

� � � VE = ∑ standardize loading� � 2 + ∑2

Dengan keterangan sebagai berikut :

Standardize Loading diperoleh dari nilai standardize loading untuk masing-masing indikator.

Error adalah pengukuran error dari masing-masing indikator.

Structural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modelling (SEM) adalah suatu teknik modelling statistik yang bersifat cross-section, linear dan umum. Termasuk di dalam SEM adalah analisis factor (factor analysis), analisis jalur (path analysis), dan regresi (regression) (Narimawati, 2006).

SEM berkembang dan mempunyai fungsi mirip dengan regresi berganda, sekalipun demikian nampaknya SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkorelasi (correlated independents), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan menggunakan banyak indicator dan satu atau dua variabel tergantung laten yang juga masing-masing diukur dengan beberapa indicator (Narimawati, 2006).

. Persamaan 2.7

(41)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SEM mempunyai karakteristik yang bersifat sebagai teknik analisis untuk lebih menegaskan (confirm) dari pada untuk menerangkan/menjelaskan. Maksudnya, seorang peneliti lebih cenderung menggunakan SEM untuk menentukan apakah suatu model tertentu valid atau tidak daripada menggunakannya untuk menemukan suatu model tertentu cocok atau tidak, meski analisis SEM sering pula mencakup elemen-elemen yang digunakan.

Hair et.al (1998) membagi tahapan pemodelan dan analisis persamaan struktural (SEM) menjadi 7 (tujuh) langkah yaitu :

1. Langkah 1 Pengembangan Model Berdasar Teori

Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel lainnya.

Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dipilih, tetapi terletak pada pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis.

Kesalahan paling kritis di dalam pengembangan berdasar teori adalah dihilangkannya satu atau lebih prediktif dan masalah ini dikenal dengan specification error. Implikasi dari menghilangkan variabel signifikan adalah memberikan bias pada penilai pentingnya variabel lainnya.

2. Langkah 2 dan 3 Menyusun Diagram Path dan Persamaan Struktural

(42)

menyusun measurement model yaitu menghubungkan variabel laten endogen dan eksogen dengan variabel indikator atau manifest.

3. Langkah 4 dan 5 Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan

Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisis multivariate lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukkan dalam program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dulu data mentah menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data oulier harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung.

Jadi peneliti harus menggunakan input matrik varian/kovarian untuk menguji teori. Namun jika peneliti hanya ingin melihat pola hubungan dan tidak melihat total penjelasan yang diperlukan dalam uji teori maka penggunaan matrik korelasi dapat diterima.

4. Langkah 6 Menilai identifikasi Model Struktural

(43)

antar koefisien estimasi. Untuk mengatsi masalah problem identififkasi adalah menetapkan lebih banyak konstrain dalam model. Peneliti menambah lebih banyak konstrain (menghapus path diagram) sampai ada msalah yang hilang. 5. Langkah 7 Menilai Kriteria Goodness of Fit

Langkah yang harus dinilai sebelum menilai kelayakan dari model structural adalah menilai apakah data yang akan diolah memenuhi asumsi model persamaan struktural. Ada tiga asumsi dasar seperti halnya pada teknik multivariate yang lain yang harus dipenuhi untuk mendapatkan model persamaan struktural yaitu observasi data independen, responden diambil secara random dan memiliki hubungan linear.

Kerangka Pemikiran Teoritis

(44)

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived

Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

H5

H2 H6

H7 H8

H1 H3

H4

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kepercayaan (Trust)

Variabel kepercayaan (trust) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: kemampuan

(ability), kebijakan (benevolence), dan integritas (integrity) (mayer et.al, 1995), ketiga

variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6.

Kemampuan

Trust

Kebijakan

Integritas

(45)

Persepsi Risiko (Perceived Risk)

Variabel persepsi risiko (perceived risk) dibentuk oleh delapan indikator yaitu: risiko financial, risiko social, risiko waktu, risiko kinerja, risiko fisik, risiko psikologis, risiko privacy, risiko security (Liu Xiao, 2004). Kedelapan dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7.

Risiko Financial

Perceived Risk

Risiko Sosial

Risiko Waktu

Risiko Kinerja

Risiko Fisik

Risiko Psikologis

Risiko Privacy

Risiko Security

(46)

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Variabel persepsi kegunaan (perceived usefulness) dibentuk oleh empat indikator yaitu: meningkatkan performansi kerja (improve job performance), meningkatkan produktivitas (increase productivity), meningkatkan efektivitas (enhace effectiveness), Sistemnya berguna (the system is useful) (Venkatesh & Davis, 2000). Keempat dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8

Meningkatkan Performansi Kerja

Perceived Usefulness

Meningkatkan Produktivitas

Meningkatkan Efektivits

Sistemnya berguna

Gambar 2.8 Model Variabel Perceived Usefulnes (Venkatesh & Davis, 2000)

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Variabel persepsi kemudahan (perceived ease of use) dibentuk oleh empat indikator yaitu: mudah dipahami (clear and understandable), tidak membutuhkan usaha yang besar (does not required a lot of mental effort), mudah digunakan (easy to use), dan sistem mudah digunakan sesuai dengan keinginan (easy o get the system

to do what he/she wants to do) (Venkatesh & Davis, 2000). Keempat dimensi

(47)

Jelas dnn mudah dipahami

Perceived Ease of Use

Tiak membutuhkan usaha yang besar

Mudah digunakan

Sistem mudah digunakan sesuai dengn keinginan

Gambar 2.9 Model Variabel Perceived Ease of Use (Venkatesh & Davis, 2000)

Intensitas untuk Bertransaksi (Intention to Transact)

Variabel intensitas untuk bertransaksi (intention to transact) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: ketersediaan akses pengguna, motivasi untuk tetap menggunakan dan motivasi untuk menyarankan kepada pengguna yang lain (Davis, 1989). Ketiga dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.10.

ketersediaan akses pengguna

Intention to Transact

motivasi untuk tetap menggunakan

motivasi untuk menyarankan kepada pengguna yang lain

(48)

Transaksi secara Nyata (Actual Transaction)

Variabel transaksi secara nyata (actual transaction) dibentuk oleh tiga indikator yaitu: kondisi nyata penggunaan, frekuensi penggunaan dan kepuasan pengguna (Davis, 1989). Ketiga dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11

Kondisi nyata penggunaan

Actual Transaction

Frekuensi Penggunaan

Kepuasan Penggunaan

Gambar 2.11 Model Variabel Actual Transaction (Davis, 1989)

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada landasan teori, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived risk H2 : Trust berpengaruh positif terhadap intention to transact H3 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived usefulness H4 : Trust berpengaruh positif terhadap perceived ease of use

H5 : Perceived risk berpengaruh positif terhadap intention to transact H6 : Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap intention to transact H7 : Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap intention to

transact

(49)

40

Objek Penelitian

Obyek penelitian menjelaskan mengenai profil perusahaan yakni sejarah mengenai Groupon Disdus, visi dan misi perusahaan, logo perusahaan dan cara Pemesanan/pembelian produk atau jasa,

3.1.1 Profil Perusahaan

Disdus merupakan website pertama di Indonesia yang menawarkan konsep daily deal dan mendapatkan popularitas yang cukup baik di kalangan pengguna

internet Indonesia dalam waktu 1-2 bulan pertama sejak peluncuran. Setiap harinya Disdus menawarkan berbagai diskon restoran, kecantikan, hiburan, produk/gadgets dan jalan-jalan dengan potongan harga sekitar 50% atau lebih. Selain di Jakarta, saat ini penawaran menarik dari Disdus juga sudah dapat dinikmati di 5 kota besar lainnya, yaitu Bandung, Surabaya, Bali, Jogja, dan Medan.

(50)

Pada April 2011, Groupon yang merupakan website daily deal terbesar di dunia mengakuisisi Disdus. Hal ini mendapat banyak perhatian dari media di Indonesia, karena ini pertama kalinya perusahaan website berskala International dari Amerika Serikat mengakuisisi perusahaan website lokal. Groupon sendiri telah menjadi perusahaan publik (.Tbk) di bulan November tahun 2011 dan terdaftar di NASDAQ dengan nama GRPN, Kini Disdus menjadi situs online terbesar peringkat ketiga di Indonesia sejak tanggal 23 Juni 2012 (Sumber : http://ibnmalik.net/8-situs-e-commerce-terbesar-di-indonesia/)

Sejak diakuisisi Groupon, Disdus mengganti namanya menjadi Groupon Disdus. Saat ini Groupon Disdus telah menjadi website daily deal nomor 1 di Indonesia dengan menguasai lebih dari 75% market share. Dalam kurun waktu 1 tahun, jumlah subscribes Groupon Disdus mengalami pertumbuhan dari 0 menjadi 1.500.000 subscibers, dan mereka merupakan pembeli yang aktif. Lebih dari 5000 merchant di Indonesia telah bekerja sama dengan Groupon Disdus dan setiap harinya Groupon Disdus menjual lebih dari 3000 voucher melalui website www.disdus.com . Selain itu Groupon Disdus juga aktif mengirimkan lebih dari 50.000 produk dalam sebulan, yang menurut JNE (Perusahan no 1 di Indonesia), sejauh ini angka tersebut merupakan angka pengiriman tertinggi yang pernah dilakukan oleh sebuah perusahaan website online.

(51)

3.1.2 Visi dan Misi

VISI

Visi Disdus adalah menjadi website e-commerce terbesar no 1 di Indonesia, tidak hanya di dunia daily deal (social commerce).

MISI

1. Berusaha selalu ada pembaharuan sistem untuk meningkatkan penjualan. 2. Untuk menjadi Perusahaan yang berkembang dengan keuntungan jangka

panjang bagi pemilik dan karyawan

3. Membina kepercayaan dan hubungan yang baik dengan mitra kerjasama dan pelanggan

3.1.3 Logo Perusahaan

Logo perusahaan milik Groupon Disdus didominasi oleh warna hitam dan putih, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Logo Groupon Disdus

3.1.4 Cara Pemesanan pada Groupon Disdus

Langkah-langkah yang harus dilakukan agar dapat melakukan pemesanan produk atau jasa pada Groupon Disdus adalah sebagai berikut :

(52)

harga, lokasi toko/merchant, waktu pengiriman produk maupun masa berlaku untuk penukaran voucher yang tampak pada gambar 3.2

Gambar 3.2 contoh deals Groupon Disdus

2. Setelah setuju dengan ketentuan yang ada pada deal tersebut, konsumen dapat menekan tombol buy now.

3. Lalu akan muncul halaman seperti pada gambar 3.3, dimana konsumen dapat membeli deals berdasarkan paket yang telah disediakan dan menentukan jumlah yang akan dibeli.

(53)

4. Masukkan email dan password Groupon Disdus yang dimiliki, apabila belum terdaftar, silahkan membuat account terlebih dahulu, kemudian pilih cara pembayaran yang akan digunakan, lalu masukkan security code dan tekan tombol submit order lebih jelasnya tampak pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Halaman login dan pemilihan jenis pembayaran

5. Kemudian akan muncul pesan konfirmasi seperti pada gambar 3.5 serta Groupon Disdus juga akan mengirimkan konfimasi pemesanan melalui email

(54)

6. Setelah melakukan pembayaran melalui cara pembayaran yang sudah dipilih, kemudian masuk ke halaman My Account, dan pilih deals yang sudah dipesan untuk mengkonfirmasi pembayaran, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Halaman konfirmasi pembayaran

Metodologi Penelitian

(55)

Identifikasi faktor-faktor penelitian

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Penyusunan Kuesioner

Konversi Diagram Path ke dalam Persamaan Struktural

Memilih Jenis Input dan Estimasi Model yang diusuilkan

Menilai Identifikasi Model Struktural  intention to transact

trust

perceived risk

perceived usefulness

perceived ease of use

actual transaction

Analisis dan Pengolahan Data dengan menggunakan SEM

Keterkaitan antar tiap faktor Menilai Kriteria Goodness of Fit

Interpretasi dan Modifikasi Model

 Standardized Regression Weigths  Squared Multiple Correlation Pengujian Kuesioner

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Penerimaan Pengguna Rekomendasi

(56)

Keterangan langkah-langkah yang terdapat pada gambar 3.2 adalah sebagai berikut:

1. Melakukan perumusan sumber masalah yaitu dengan melakukan studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) melalui fakta-fakta empiris yang didapat dari referensi berupa konsep dan teori yang relevan serta penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Agar dalam penelitian ini jelas dan tidak menimbulkan keraguan untuk dijawab dengan baik, maka diperlukan suatu rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah digunakan sebagai dasar pengajuan teori- teori dan hipotesis, metode analisis dan pengambilan keputusan.

3. Mengumpulkan referensi teoritis yang relevan dengan permasalahan serta penelitian sebelumnya sebagai bahan masukan yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

4. Merumuskan hipotesis yang akan digunakan untuk menjawab sementara terhadap rumusan masalah yang baru dengan menggunakan teori.

5. Melakukan identifikasi faktor-faktor penelitian. Faktor-faktor penelitian yang digunakan adalah model TAM yang telah dimodifikasi oleh Pavlou yaitu intention to transact, trust, perceived risk, perceived usefulness, perceived ease

of use, actual transaction.

(57)

7. Untuk mendapatkan hasil dari tujuan yang ingin dicapai dalam pengumpulan data, maka perlu dikembangkan variabel-variabel yang diperlukan dalam penelitian. Variabel yang akan ditanyakan harus didefinisikan dan diukur secara jelas dan tepat sehingga didapatkan data penelitian yang akurat. Dalam hal ini diperlukan instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh responden terkait berdasarkan sistem penilaian skala likert.

8. Data yang terkumpul selanjutnya harus dianalisis. Metode yang digunakan untuk mengolah data kuesioner dari responden adalah Structural Equation Model (SEM). Metode SEM merupakan salah satu teknik analisis multivariate

yang dapat menganalisis hubungan variabel secara kompleks (Singgih, 2012). Teknik analisis data menggunakan SEM untuk menjelaskan secara menyeluruh pengaruh antar variabel yang ada dalam penelitian. Metode SEM dipilih dalam penelitian ini karena dapat menunjukkan konsep yang dapat diamati dan tidak teramati sehingga memungkinkan untuk dilakukan analisis dari beberapa variabel teramati dan variabel indikator. Analisis dengan menggunakan SEM pada umumnya digunakan pada penelitian yang menggunakan banyak variabel. Dalam analisa SEM dilakukan pengujian kecukupan sampel, pengujian kuesioner (validitas dan realibilitas), pemodelan antar variabel, kecocokan model dan yang terakhir pengujian hipotesis.

(58)

periode penelitian yang berupa jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul dan hasil analisis.

Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan kepada para responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data karena peneliti mengetahui dengan pasti variable yang akan diukur dalam penelitian. Pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner merupakan pertanyaan yang menyangkut fakta dan pendapat dari para responden. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup, yakni para responden diminta menjawab pertanyaan dengan cara memilih jawaban alternatif yang telah disediakan oleh peneliti.

Pernyataan-pernyataan yang diajukan berhubungan dengan variabel penelitian yang digunakan kemudian akan diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

(59)

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban-jawaban yang disediakan akan diberi skor nilai untuk memudahkan proses perhitungan. Skala likert yang digunakan terdiri dari opsi jawaban dengan skor nilai dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3..1 Skor nilai jawaban kuesioner dengan skala likert

No Keterangan Skor

1 Sangat setuju/selalu/sangat positif 5

2 Setuju/Sering/Positif 4

3 Ragu-ragu/Kadang/Netral 3

4 Tidak setuju/Hampir tidak pernah/Negatif 2 5 Sangat tidak setuju/Tidak Pernah/Sangat negatif 1

Identifikasi Faktor-faktor Penelitian

Identifkasi faktor-faktor penelitian merupakan tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan digunakan dalam proses penelitian dengan merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan juga berdasarkan pada teori-teori yang ada.

(60)

bertransaksi (intention to transact) dan transaksi secara nyata (actual transact). Hubungan keterkaitan antar tiap faktor dapat dilihat pada gambar 3.8.

Actual Transaction

Intention to Transact

Perceived Risk Perceived Usefulness

Perceived Ease of Use

Trust

Gambar 3.8 faktor faktor penelitian

Sumber Data

(61)

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Populasi dapat juga diartikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua yang ada dalam populasi. Objek yang ada dalam populasi kemudian diteliti, hasilnya dianalisis dan diambil kesimpulan yang berlaku untuk seluruh populasi (Arikunto, 2006).

Sedangkan pengertian sampel adalah sebagian dari populasi (Sugiyono, 2012). Apabila populasi yang akan diteliti jumlahnya banyak serta peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus representative atau dapat mewakili.

(62)

Secara umum, jumlah sampel yang diperlukan dalam analisis menurut Singgih (2012) adalah :

1. Untuk model SEM dengan jumlah variabel laten sampai 5 buah, dan setiap konstruk dijelaskan oleh tiga atau lebih indikator, jumlah sampel 100 sampai 150 sudah dianggap memadai.

2. Pada kondisi diatas, korelasi Antara indikator dengan variabel laten tidak kuat atau tidak kurang dari 0,6 maka jumlah sampel sebaiknya sampai 300 data. 3. Untuk model yang sangat komplek, seperti terdapat lebih dari enam variabel

laten atau ada variabel lain dengan jumlah indikator kurang dari 3 pervariabel maka jumlah sampel sebaiknya mencapai 500 data.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu yang diharapkan mendapatkan informasi yang akurat dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang bersifat representative (mewakili). Jenis purposive sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis menentukan sebanyak 150 sampel yang sudah memenuhi syarat minimum agar bisa dianalisis dengan menggunakan SEM dengan menggunakan teknik estimasi Maximum Likehood Estimation.

Penyusunan Kuesioner

(63)

yang ditentukan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, observasi serta berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penentuan Jumlah dan Isi Pernyataan dalam Kuesioner

Variabel

Laten Indikator

Jumlah

Pernyataan Nomor Variabel

Actual

1. Jelas dan mudah dipahami

2. Tidak membutuhkan usaha

yang besar

2. Motivasi untuk tetap

(64)

Pengujian Kuesioner

Tools pengujian berupa kuesioner harus dilakukan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi kuesioner sesuai dengan yang akan diukur. Dalam artian setiap butir instrumen telah menggambarkan keseluruhan isi yang menjadi dasar penyusunan instrumen kuesioner. Sedangkan uji realibilitas merupakan pengujian untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk melakukan pengukuran. Suatu kuesioner disebut reliable atau handal jika jawaban kuesioner seseorang konsisten.

Ketika melakukan pengujian kuesioner yang telah dibuat, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 150 responden, dimana 110 responden mengembalikan kuesionernya dengan data yang penuh terisi, sedangkan sisanya yakni 40 responden menjawab dengan tidak lengkap. Jumlah respon tersebut tidak dapat cukup untuk melakukan analisis dengan menggunakan SEM. Oleh karena itu, penulis perlu melakukan metode bootstripping terhadap sampel tersebut sehingga dapat menghasilkan bootstrap sampel yang ukurannya jauh lebih besar (Wijanto, 2008). Bootstrap merupakan prosedur statistik yang melakukan sampling dari sebuah populasi yang dikerjakan dengan cara resampling dari sampel. Metode bootstrap dapat digunakan pada kondisi ketika ukuran sampel tidak terlalu besar.

(65)

Pengujian instrumen penelitian ini dilakukan dengan meng kepada menggunakan data dari 110 responden yang menjawab kuesioner dengan lengkap. Namun, karena ukuran sampel tidak mencukupi untuk menjalankan model SEM maka kemudian dilakukan metode bootstrapping, sehingga didapat sampel bootstrap yang ukurannya jauh lebih besar menjadi sebanyak 300 data responden.

3.8.1 Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat kebenaran dari suatu proses pengumpulan data pada instrumen penelitian. Uji validitas ini menggunakan pendekatan Confirmatory Factor Analysis. Factor loading digunakan untuk menunjukkan korelasi antara indikator dengan faktor. Semakin besar factor loading, maka semakin besar hubungan antara variabel indikator tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor tersebut.

Menurut Hair (2007) dan Ghozali (2007) suatu indikator dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap variabel latennya, jika muatan faktor standarnya (standardized loading factors) ≥ 0.50. Apabila muatan faktor standar < 0.5, maka variabel terkait bisa dihapus atau diperbaiki susunan kata dalam pertanyaan kuesioner.

(66)

Gambar

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.7 Model Variabel Perceived  Risk (Liu Xiao, 2004)
Gambar 2.8 Model Variabel Perceived  Usefulnes (Venkatesh & Davis, 2000)
Gambar 2.10 Model Variabel Intention to Transact  (Davis, 1989)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis cendawan pelarut fosfat baik dengan penambahan pupuk 50% NPK anorganik dan 100% NPK anorganik secara nyata

Dimana asam dehidroaskorbat ini merupakan senyawa yang sangat tidak stabil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut manjadi asam diketogulonat yang tidak lagi memiliki

Untuk mengetahui perbandingan antara hasil kuat tekan beton dan lebar retak yang terjadi pada pengujian maka dengan ini dapat dilihat pada perhitungan dan tabel dibawah

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan kerja dan kompensasi karyawan terhadap kinerja karyawan di PT

Kemampuan wartawan dalam memadukan gambar dan tulisan tentunya juga sangat membantu masyarakat dalam memahami informasi mengenai suatu peristiwa yang terjadi. Selain

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Dari hasil penelitian didapatkan terapi sindrom pramenstruasi yang paling sering dilakukan pada remaja di Pondok Pesantren K.H Sahlan Rosjidi Universitas