• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KUTAI BARAT PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KUTAI BARAT PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI KUTAI BARAT

PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI ( HET ) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUTAI BARAT,

Menimbang : a. bahwa peranan pupuk sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional;

b. bahwa untuk meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan adanya subsidi; c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, Pemerintah perlu

menetapkan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk sektor Pertanian tahun anggaran 2012 yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kutai Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonomi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622);

2. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 5. Undang - Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);

(2)

2 6. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 7. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan

Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015);

10. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukkan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4079 );

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 03);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 130);

16. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2011 Nomor 04).

Memperhatikan : 1. Keputusan Presiden Nomor 117/P Tahun 2008 tentang Pengangkatan Drs H. Awang Faroek Ishak, MM. M,Si sebagai Gubernur Kalimantan Timur dan Drs. H. Farid Wadjdy, M/Pd sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur masa jabatan 2008 – 2013;

(3)

3 2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/9/ 2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan atau Jasa yang beredar di Pasar;

3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 08/P/TP.260/1/2003 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-organik; 4. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/Kpts/OT.210/4/2003

tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan Peredaran dan Penggunaan Pupuk An-organik;

5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 239/Kpts/OT.210/4/2003 tentang Pengawas Formula Pupuk An-organik;

6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.210/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian;

8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/SR.130/1/2006 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Pert/HK.060/2/2006 tentang Pupuk Organik dan Pembenahan Tanah;

10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 456/Kpts/OT.160/7/2006 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk Dalam Mendukung Ketahanan Pangan;

11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 465/Kpts/OT.160/7/2006 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat;

12. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21/M/DAG/Per/6/2008 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN ANGGARAN 2012.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Kalimantan Timur; 2. Daerah adalah Daerah Otonomi Kabupaten Kutai Barat;

3. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

5. Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing;

(4)

4 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Kutai Barat;

8. Dinas adalah Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kutai Barat;

9. Pupuk adalah bahan kimia organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung;

10. Pupuk Organik adalah Pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisika dan atau biologi, dan merupakan secara langsung atau tidak langsung;

11. Pupuk Organik adalah Pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan Organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi bahan;

12. Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk bagi tanaman sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai produktivitas yang optimal dan berkelanjutan sebagaimana teruang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/4/2007;

13. Pupuk bersubsidi adalah Pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi diLini IV;

14. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan Budidaya Tanaman Pangan, Hotikultura, Perkebunan, Hijauan Pakan Ternak dan Budidaya Ikan atau Udang;

15. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman pangan atau hortikultura;

16. Pekebun adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman pangan dan atau tanaman hortikultura; 17. Peternak adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik

sendiri atau bukan, untuk tanaman budidaya tanaman hijau, pakan ternak yang tidak memmiliki ijin usaha;

18. Pembudidayaan ikan atau udang adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan untuk budidaya ikan dan atau udang yang tidak memiliki ijin usaha;

19. Produsen adalah perusahaan yang memproduksi dan atau mengadakan pupuk an-organik (Urea, NPK, ZA, Superphos);

20. Penyaluran di Lini III adalah Distributor sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21/M/DAG/PER/6/2008 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian;

21. Penyaluran di Lini IV adalah Pengecer Resmi sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21/M/DAG/PER/6/2008 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian;

22. Kelompok tani adalah kumpulan petani, yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerjasama meningkatkan produktifitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan lahan usaha tani secara bersama pada suatu hamparan atau kawasan yang dilakukan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk;

23. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) adalah perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok tani berdasarkan luasan areal usaha tani yang diusahakan petani, pekebun, dan pembudidayaan ikan dan atau udang anggota kelompok tani dengan rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi;

24. Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur untuk tingkat Provinsi dan oleh Bupati /Walikota untuk tingkat Kabupaten/Kota.

(5)

5

BAB II

PERUNTUKAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 2

(1) Pupuk bersubsidi diperuntukan bagi petani, pekebun, peternak yang mengusahakan lahan seluas-luasnya 2 (dua) hektar setiap musim tanam per keluarga petani, kecuali pembudidaya ikan dan udang seluas-luasnya 1 (satu) hektar;

(2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perusahaan perikanan budidaya.

BAB III

ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI Pasal 3

(1) Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan pertimbangan usulan kebutuhan yang dianjurkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi serta Alokasi Anggaran Subsidi Pupuk Tahun 2010;

(2) Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci menurut Kabupaten, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati; (3) Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirinci lebih lanjut

menurut Kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

(4) Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirinci lebih lanjut menurut Kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

(5) Alokasi pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) agar memperhatikan usulan yang diajukan oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan dan udang berdasarkan RDKK yang disetujui oleh petugas teknis, penyalur atau Kepala Cabang Dinas setempat;

(6) Dinas yang dibidangi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan pembudidayaan ikan dan udang setempat wajib melaksanakan pembinaan kepada kelompok tani untuk menyusun RDKK sesuai luas areal usaha tani dan atau kemampuan penyerahan pupuk di tingkat petani diwilayahnya.

Pasal 4

(1) Kekurangan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi diwilayah Provinsi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dapat dipenuhi melalui realokasi antar wilayah;

(2) Realokasi antar Provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan; (3) Realokasi antar Kabupaten dalam wilayah Provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur; (4) Realokasi antar Kecamatan dalam wilayah Kabupaten ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati; (5) Realokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dapat dilaksanakan lebih

dahulu atas dasar rekomendasi Kepala Dinas, sambil menunggu penetapan oleh Bupati atau Gubernur guna memenuhi kebutuhan petani di lapangan;

(6) Apabila alokasi pupuk bersubsidi disuatu Provinsi, Kabupaten, Kecamatan pada bulan berjalan ternyata tidak mencukupi, maka produsen dapat menyalurkan alokasi pupuk bersubsidi di wilayah bersangkutan dan alokasi bulan sebelumnya sepanjang tidak melampaui alokasi 1 (satu) tahun.

(6)

6

BAB IV

PENYALURAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI Pasal 5

(1) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri atas Pupuk an-Organik dan Pupuk an-Organik yang diproduksi dan atau diadakan oleh Produsen;

(2) Produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PT.Pupuk Sriwijaya, PT. Pupuk Kunjang, PT.Pupuk Kal Tim, dan PT. Petrokimia Gresik.

Pasal 6

(1) Pelaksanaan Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi sampai ke Penyalur Lini IV dilakukan sesuai dengan ketentuan Menteri Perdagangan tentang, Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian;

(2) Penyaluran Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian di Penyalur Lini IV ke Petani dan Kelompok Tani diatur sebagaimana berikut :

a. Penyalur pupuk bersubsidi ditingkat penyalur Lini IV berdasarkan RDKK sesuai dengan wilayah tanggung jawabnya;

b. Penyalur pupuk sebagaimana dimaksud pada huruf a mempertimbangkan jumlah pupuk bersubsidiyang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

(3) Untuk kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Lini IV ke petani atau Kelompok Tani sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten melakukan pendataan RDKK di wilayahnya sebagai dasar pertimbangan dalam pengalokasian pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian;

(4) Optimalisasi pemanfaatan pupuk bersubsidi ditingkat petani/kelompok tani dilakukan melalui pendampingan penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi oleh penyuluh; (5) Pengawasan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Penyalur Lini IV ke Petani dilakukan oleh

petugas pengawas yang ditunjuk sebagai salah satu kesatuan dari Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KP3) di Kabupaten;

(6) Lokasi wilayah distributor penerima pupuk bersubsidi meliputi wilayah hulu yaitu kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Long Iram dan Kecamatan Long Hubung melalui distributor UD Paharin, wilayah tengah yaitu Kecamatan Barong Tongkok, Kecamatan Sekolaq Darat, Kecamatan Damai melalui distributor KSU Tani Makmur dan UD. Cahaya Paharin, wilayah Selatan yaitu Kecamatan Bongan melalui distributor KSU Mandiri Makmur.

Pasal 7

Keamanan Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat harus diberi label tambahan berwarna merah, mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus, yang bertuliskan :

“Pupuk Bersubsidi Pemerintah” Barang Dalam Pengawasan

Pasal 8

(1) Penyalur di Lini IV yang ditunjuk harus menjual pupuk bersubsidi sesuai Harga EceranTertinggi (HET);

(2) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :

a. Pupuk Urea = Rp. 1.800,- per kg;

b. Pupuk ZA = Rp. 1.400,- per kg;

c. Pupuk SP-36 = Rp. 2.000,- per kg;

(7)

7

e. Pupuk Organik = Rp. 700,- per kg.

(3) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk pembelian oleh petani, pekebun peternak, pembudidaya ikan dan atau udang di Penyalur IV secara tunai secara tunai dalam kemasan sebagai berikut :

a. Pupuk Urea = Rp. 1.800,- per kg;

b. Pupuk ZA = Rp. 1.400,- per kg;

c. Pupuk SP-36 = Rp. 2.000,- per kg;

d. Pupuk NPK = Rp. 2.300,- per kg;

e. Pupuk Organik = Rp. 700,- per kg.

Pasal 9

(1) Produsen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), distributor dan penyalur di Lini IV wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi saat dibutuhkan petani, pekebun, peternak dan pembudidaya ikan dan atau udang diwilayahnya tanggung jawabnya sesuai alokasi yang telah ditetapkan;

(2) Untuk menjamin ketersediaan pupuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perlu dilakukan fleksibilitas penyaluran yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan Dinas setempat, bagi daerah-daerah yang penyerapan pupuknya telah melebihi alokasinya, maka dapat dilakukan realokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

BAB V

PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 10

Produsen tetap melakukan pemantauan dan pengawasan dan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini I sampai Lini IV sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

Pasal 11

(1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran, pengunaan dan harga pupuk bersubsidi diwilayahnya;

(2) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Tenaga Harian Lepas (THL), Tenaga Bantu Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan, Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP).

Pasal 12

(1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi diwilayah kerjanya kepada Bupati;

(2) Bupati menyampaikan laporan hasil pementauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur;

(3) Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida di Provinsi wajib menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur;

(4) Gubernur menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Menteri Pertanian.

(8)

8

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penetapan Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2010 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 14

(1) Ketentuan Pelaksanaan dan hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan ini ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan;

(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2012;

(3) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kutai Barat.

ditetapkan di Sendawar, pada tanggal, 25 Mei 2012.

BUPATI KUTAI BARAT,

ISMAIL THOMAS

diundangkan di Sendawar, pada tanggal, 25 Mei 2012.

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT,

AMINUDDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT TAHUN 2012 NOMOR 15.

No Nama Jabatan Paraf

1. Lung, SH Kasubag Kumdang 2. Jannes Hutajulu, SH Kabag Hukum 3. Ir. Arifin Nanang, M.Si Kadisbuntanakan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si Wakil Bupati

(9)

9 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI ( HET )

PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012.

=========================================================

KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2012 DISBUNTANAKAN KABUPATEN KUTAI BARAT

MENURUT SUB SEKTOR

NO SUB SEKTOR UREA SP-36 TON ZA NPK ORGANIK

1. TANAMAN PANGAN 960.0 100.0 30.0 655.0 151.0 2. HOLTIKULTURA 95.0 15.0 17.0 100.0 22.0 3. PERKEBUNAN 200.0 104.0 67.0 420.0 37.0 4. PERIKANAN BUDIDAYA 37.0 24.0 0.0 0.0 10.0 5. PETERNAKAN 8.0 0.0 0.2 0.0 1.0 JUMLAH 1,300.0 243.0 114.0 1,175.0 221.0 ditetapkan di Sendawar, pada tanggal, 25 Mei 2012.

BUPATI KUTAI BARAT,

ISMAIL THOMAS

No Nama Jabatan Paraf

1. Lung, SH Kasubag Kumdang 2. Jannes Hutajulu, SH Kabag Hukum 3. Ir. Arifin Nanang, M.Si Kadisbuntanakan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si Wakil Bupati

(10)

10 LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI ( HET )

PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012.

=========================================================

KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2012 DISBUNTANAKAN KABUPATEN KUTAI BARAT MENURUT JENIS PUPUK DAN SEBARAN DI KECAMATAN

NO KECAMATAN UREA SP-36 TON ZA NPK ORGANIK

1. Barong Tongkok 180.0 40.0 12.0 95.0 26.0 2. Linggang Bigung 180.0 30.0 12.0 95.0 26.0 3. Tering 95.0 15.0 9.0 90.0 26.0 4. Long Iram 95.0 15.0 8.0 90.0 26.0 5. Melak 100.0 15.0 9.0 90.0 26.0 6. Sekolaq Darat 95.0 15.0 9.0 90.0 14.0 7. Nyuatan 77.0 10.0 7.0 65.0 8.0 8. Manor Bulatn 66.0 10.0 8.0 65.0 8.0 9. Damai 50.5 10.0 6.0 58.0 5.0 10. Muara Lawa 50.5 10.0 4.0 58.0 5.0 11. Siluq Ngurai 50.0 20.0 5.0 58.0 5.0 12. Bentian 50.5 10.0 5.0 58.0 5.0 13. Bongan 100.0 20.5 8.0 89.0 26.0 14. Jempang 50.5 7.5 4.0 58.0 5.0 15. Penyinggahan 50.5 7.5 4.0 58.0 5.0 16. Muara Pahu 60.0 7.5 4.0 58.0 5.0 JUMLAH 1,300.0 243.0 114.0 1,175.0 221.0 ditetapkan di Sendawar, pada tanggal, 25 Mei 2012.

BUPATI KUTAI BARAT,

ISMAIL THOMAS

No Nama Jabatan Paraf

1. Lung, SH Kasubag Kumdang 2. Jannes Hutajulu, SH Kabag Hukum 3. Ir. Arifin Nanang, M.Si Kadisbuntanakan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si Wakil Bupati

(11)

1

LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK UNTUK SEKTOR PERTANIAN

TAHUN ANGGRAN 2012.

KEBUTUHAN PUPUK BESUBSIDI TAHUN 2012 MENURUT SUB SEKTOR, JENIS PUPUK DAN SEBARAN BULAN

UREA TON

NO SUB SEKTOR SETAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES

1 Tanaman Pangan 960.0 60.0 131.0 75.0 51,0 131.0 63.0 102.0 90.9 63.0 58.1 50.0 85 2 Hortikultura 95.0 10.0 10.0 10.0 5.0 10.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 10.0 10.0 3 Perkebunan 200.0 23.0 21.0 18.0 19.0 21.0 13.0 13.0 14.0 13.0 15.0 16.0 14.0 4 Peternakan 8.0 - 1.0 1.0 - 1.0 1.0 1.0 1.0 0.5 1.0 0.5 - 5 Perikanan Budidaya 37.0 3.0 3.0 3.0 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 JUMLAH 1300.0 96.0 166.0 107.0 79.0 166.0 86.0 125.0 114.9 85.5 83.1 79.5 111.5 PUPUK SP-36 TON

NO SUB SEKTOR SETAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES

1 Tanaman Pangan 100.0 11.0 10.0 10.0 7.0 9.0 6.0 10.0 8.0 8.0 7.0 8.0 6.0 2 Hortikultura 15.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3 Perkebunan 104.0 9.0 9.0 9.0 9.0 8.0 8.0 8.0 8.0 10.0 9.0 7.0 10.0 4 Peternakan - - - - 5 Perikanan Budidaya 24.0 2.0 2.0 2.0 2.5 2.5 2.0 2.5 1.5 1.5 1.5 2.0 2.0 JUMLAH 243.0 24.0 23.0 23.0 19.5 20.5 17.0 21.5 18.5 20.5 18.5 18.0 19.0 PUPUK ZA TON

NO SUB SEKTOR SETAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES

1 Tanaman Pangan 29.8 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 7.8. 2 Hortikultura 17.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 3.0 3.0 3 Perkebunan 67.0 7.0 6.0 5.0 7.0 6.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 6.0 6.0 4 Peternakan 0.2 - - - 0.1 - - - 0.1 - - 5 Perikanan Budidaya - - - - JUMLAH 114.0 10.0 9.0 8.0 10.0 9.0 8.1 8.0 8.0 8.0 8.1 11.0 16.8 PUPUK ZA

(12)

2

PUPUK NPK TON

NO SUB SEKTOR SETAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES

1 Tanaman Pangan 655.0 65.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 65.0 90.0 35.0 2 Hortikultura 100.0 12.0 11.0 10.0 10.0 9.0 9.0 9.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 3 Perkebunan 420.0 38.0 37.0 37.0 38.0 37.0 32.0 32.0 32.0 32.0 34.0 40.0 31.0 4 Peternakan - - - - 5 Perikanan Budidaya - - - - JUMLAH 1,175.0 115.0 98.0 97.0 98.0 96.0 91.0 91.0 88.0 88.0 105.0 136.0 72.0

PUPUK ORGANIK TON

NO SUB SEKTOR SETAHUN JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOP DES

1 Tanaman Pangan 151.0 14.0 13.0 13.0 14.0 12.0 11.0 11.0 11.0 11.0 13.0 14.0 14.0 2 Hortikultura 22.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 3 Perkebunan 37.0 3.0 3.0 3.0 4.0 4.0 3.0 4.0 3.0 1.0 2.0 3.0 4.0 4 Peternakan 0.5 - 0.1 0.1 - 0.1 0.1 - - - 0.1 - - 5 Perikanan Budidaya 10.5 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.5 0.5 1.0 1.0 1.0 1.5 JUMLAH 221.0 20.0 19.1 18.1 21.0 19.1 17.1 17.0 15.5 14.0 18.1 20.0 20.5

(13)

3

KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : TANAMAN PANGAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 90.0 10.0 9.0 8.0 7.0 9.0 6.0 7.0 9.0 7.0 6.0 6.0 6.0 2 Linggang Bigung 85.0 9.0 8.0 7.0 9.00 7.00 6.5 6.5 7.00 7.00 7.0 6.00 5.00 3 Tering 70.0 7.0 7.0 7.0 6.0 7.0 5.0 5.0 5.0 5.0 6.0 5.0 5.0 4 Long Iram 60.0 6.0 5.0 5.0 6.0 6.0 5.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 5 Melak 85.0 9.0 8.0 7.0 9.0 7.0 6.5 6.5 7.0 7.0 7.0 6.0 5.0 6 Sekolaq Darat 64.0 6.0 5.0 5.0 6.0 5.0 5.0 6.0 5.0 5.0 6.0 5.0 5.0 7 Nyuatan 45.0 5.0 4.0 3.0 3.0 2.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 8 Manor Bulatn 45.0 5.0 4.0 3.0 3.0 2.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 9 Damai 50.5 5.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.5 4.0 10 Muara Lawa 50.5 5.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 11 Siluq Ngurai 50.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 12 Bentian 50.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.5 4.0 4.0 4.5 4.0 13 Bongan 80.0 8.0 7.0 7.0 6.0 6.0 6.5 6.0 6.0 8.0 7.0 6.0 6.5 14 Jempang 45.0 5.0 4.0 3.0 3.0 2.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 15 Penyinggahan 45.0 5.0 4.0 3.0 3.0 2.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 16 Muara Pahu 45.0 5.0 4.0 3.0 3.0 2.0 4.0 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 JUMLAH 960.0 100.0 85.0 77.0 80.0 75.0 76.5 83.0 81.0 80.0 74.0 76.0 72.5

(14)

4

KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SUB SEKTOR : HOLTIKULTURA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 10.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2 Linggang Bigung 10.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3 Tering 8.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4 Long Iram 8.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 5 Melak 8.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 6 Sekolaq Darat 8.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 8 Manor Bulatn 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 9 Damai 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 10 Muara Lawa 6.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 11 Siluq Ngurai 3.0 1.0 1.0 1.0 12 Bentian 3.0 1.0 1.0 1.0 13 Bongan 9.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 14 Jempang 3.0 1.0 1.0 1.0 15 Penyinggahan 3.0 1.0 1.0 1.0 16 Muara Pahu 3.0 1.0 1.0 1.0 JUMLAH 95.0 19.0 8.0 8.0 10.0 8.0 4.0 13.0 4.0 7.0 8.0 4.0 2.0

(15)

5 SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER)

KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : PERKEBUNAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 27.0 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2 Linggang Bigung 25.0 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 3 Tering 15.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 4 Long Iram 15.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 5 Melak 15.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 6 Sekolaq Darat 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 8 Manor Bulatn 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 9 Damai 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 10 Muara Lawa 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 11 Siluq Ngurai 10.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 12 Bentian 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 13 Bongan 23.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 14 Jempang 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 15 Penyinggahan 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 16 Muara Pahu 5.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 JUMLAH 200.0 35.0 19.0 12.0 25.0 15.0 14.0 17.0 13.0 6.0 21.0 11.0 12.0

(16)

6 KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : PETERNAKAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2 0.5 0.5 0.5 0.5 2 Linggang Bigung 1 0.5 0.5 3 Tering 4 Long Iram 1 0.5 0.5 5 Melak 1 0.5 0.5 6 Sekolaq Darat 1 0.5 0.5 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 1 0.5 0.5 9 Damai 10 Muara Lawa 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 1 0.5 0.5 14 Jempang 15 Penyinggahan 16 Muara Pahu JUMLAH 8.0 1.0 2.5 0.5 0.5 3.0 0.5

(17)

7 KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER)

SUB SEKTOR : PERIKANAN BUDIDAYA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 3.0 1.00 1.0 1.0 2 Linggang Bigung 2.0 1.0 1.0 3 Tering 2.0 1.0 1.0 4 Long Iram 2.0 1.0 1.0 5 Melak 2.0 1.0 6 Sekolaq Darat 2.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 1.0 0.5 0.5 8 Manor Bulatn 1.0 0.5 0.5 9 Damai 1.0 0.5 0.5 10 Muara Lawa 1.0 0.5 0.5 11 Siluq Ngurai 1.0 0.5 0.5 12 Bentian 1.0 0.5 0.5 13 Bongan 2.0 1.0 1.0 14 Jempang 1.0 0.5 0.5 15 Penyinggahan 1.0 0.5 0.5 16 Muara Pahu 1.0 0.5 0.5 JUMLAH 24.0 11.5 2.0 9.5

(18)

8

KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI

SUB SEKTOR : TANAMAN PANGAN

NO KECAMATAN

JUMLAH KEBUTUHAN

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 12.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2 Linggang Bigung 12.0 2.0 2.00 2.0 2.0 2.0 2.0 3 Tering 8.0 2.0 1.00 1.0 1.0 1.0 1.00 1.0 4 Long Iram 8.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 5 Melak 8.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 6 Sekolaq Darat 6.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 8 Manor Bulatn 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 9 Damai 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 10 Muara Lawa 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 11 Siluq Ngurai 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 12 Bentian 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 13 Bongan 10.0 2.0 2.0 2.00 2.0 1.0 1.0 14 Jempang 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 15 Penyinggahan 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 16 Muara Pahu 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 JUMLAH 100.0 20.0 7.0 11.0 7.0 9.0 3.0 14.0 5.0 4.0 8. 9.0 3.0

(19)

9 SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER)

KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SUB SEKTOR : HOLTIKULTURA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2.0 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.15 0.25 0.25 2 Linggang Bigung 2.0 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.15 0.10 0.15 3 Tering 1.0 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 4 Long Iram 2.0 0.20 0.20 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.35 0.50 5 Melak 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 6 Sekolaq Darat 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 9 Damai 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 10 Muara Lawa 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 2.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 14 Jempang 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 15 Penyinggahan 16 Muara Pahu 1.0 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 JUMLAH 15.0 1.75 1.75 1.80 0.90 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.00 1.50 1.70

(20)

10 SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER)

KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI

SUB SEKTOR : PERKEBUNAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 12.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2 Linggang Bigung 12.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.00 3 Tering 10.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4 Long Iram 10.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.00 1.0 5 Melak 8.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.00 6 Sekolaq Darat 6.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 8 Manor Bulatn 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 9 Damai 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 10 Muara Lawa 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 11 Siluq Ngurai 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 12 Bentian 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 13 Bongan 10.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 14 Jempang 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 15 Penyinggahan 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 16 Muara Pahu 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 JUMLAH 104.0 20.0 9.0 11.0 7.0 10.0 3.0 14.0 5.0 4.0 8.0 9.0 4.0

(21)

11 SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER)

KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) SUB SEKTOR : PERIKANAN BUDIDAYA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 2 Linggang Bigung 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 3 Tering 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 4 Long Iram 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 5 Melak 4.0 0.5 1.0 1 1 0.50 6 Sekolaq Darat 4.0 0.5 1.0 1 1 0.50 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 2.0 0.5 0.5 0.5 0.5 9 Damai 10 Muara Lawa 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 2.0 0.5 0.5 0.5 0.5 14 Jempang 15 Penyinggahan 16 Muara Pahu 4.0 0.5 1.0 1 1 0.50 JUMLAH 24.0 1.5 6.0 6.0 6.0 4.5

(22)

12 KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : TANAMAN PANGAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 2 Linggang Bigung 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 3 Tering 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 4 Long Iram 2.8 0.50 0.50 0.50 0.50 0.80 5 Melak 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 6 Sekolaq Darat 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 7 Nyuatan 1.0 0.50 0.5 8 Manor Bulatn 1.0 0.5 0.5 9 Damai 1.0 0.5 0.5 10 Muara Lawa 1.0 0.5 0.5 11 Siluq Ngurai 1.0 0.5 0.5 12 Bentian 13 Bongan 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 14 Jempang 1.0 0.50 0.50 15 Penyinggahan 1.0 0.50 0.50 16 Muara Pahu 2.0 0.5 0.5 0.5 0.5 JUMLAH 29.8 4.0 1.0 4.5 1.0 3.5 3.5 1.0 4.5 1.5 5.3

(23)

13 KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) SUB SEKTOR : HOLTIKULTURA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2.00 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.15 0.25 0.25 2 Linggang Bigung 2.00 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.15 0.25 0.25 3 Tering 1.00 0.25 0.25 0.20 0.10 0.10 0.10 4 Long Iram 2.00 0.20 0.20 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.35 0.50 5 Melak 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 6 Sekolaq Darat 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 9 Damai 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 10 Muara Lawa 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 2.00 0.25 0.25 0.25 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.35 0.20 14 Jempang 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 15 Penyinggahan 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 16 Muara Pahu 1.00 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 JUMLAH 17.00 2.0 2.0 1.9 1.0 1.1 0.80 0.90 1.10 1.10 1.10 2.00 2.00

(24)

14 KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) SUB SEKTOR : PERKEBUNAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 2 Linggang Bigung 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 3 Tering 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 4 Long Iram 2.8 0.50 0.50 0.50 0.50 0.80 5 Melak 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 6 Sekolaq Darat 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 7 Nyuatan 1.0 0.50 0.5 8 Manor Bulatn 1.0 0.5 0.5 9 Damai 1.0 0.5 0.5 10 Muara Lawa 1.0 0.5 0.5 11 Siluq Ngurai 1.0 0.5 0.5 12 Bentian 13 Bongan 3.0 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 14 Jempang 1.0 0.50 0.50 15 Penyinggahan 1.0 0.50 0.50 16 Muara Pahu 2.0 0.5 0.5 0.5 0.5 JUMLAH 29.8 4.0 1.0 - 4.5 - 1.00 3.50 3.50 1.00 4.50 1.50 5.30

(25)

15 KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK NPK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) SUB SEKTOR : PETERNAKAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2 Linggang Bigung 0.1 0.05 0.05 3 Tering 4 Long Iram 5 Melak 6 Sekolaq Darat 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 9 Damai 10 Muara Lawa 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 0.1 0.05 0.05 14 Jempang 15 Penyinggahan 16 Muara Pahu JUMLAH 0.2 0.10 0.10

(26)

16 KABUPATEN KUTAI BARAT

KEBUTUHAN PUPUK NPK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : TANAMAN PANGAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 65.0 4.00 4.00 4.00 4.00 6.00 5.00 5.00 6.00 6.00 7.00 7.00 7.00 2 Linggang Bigung 55.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 3 Tering 45.0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 4 Long Iram 40.0 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00 5 Melak 40.0 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00 6 Sekolaq Darat 40.0 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 4.00 4.00 4.00 4.00 7 Nyuatan 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 8 Manor Bulatn 45.0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 9 Damai 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 10 Muara Lawa 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 11 Siluq Ngurai 45.0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 12 Bentian 45.0 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 13 Bongan 55.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 14 Jempang 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 15 Penyinggahan 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 16 Muara Pahu 30.0 1.50 1.50 1.50 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 JUMLAH 655.0 39.0 42.0 42.0 45.0 47.0 52.00 59.50 60.50 62.00 66.00 70.00 70.00

(27)

17 KEBUTUHAN PUPUK NPK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : HOLTIKULTURA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 12.0 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2 Linggang Bigung 12.0 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3 Tering 8.0 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 4 Long Iram 8.0 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 5 Melak 8.0 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6 Sekolaq Darat 6.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 7 Nyuatan 4.0 1.0 1.0 1 1 8 Manor Bulatn 4.0 1.0 1.0 1 1 9 Damai 4.0 1.0 1.0 1 1 10 Muara Lawa 4.0 1.0 1.0 1 1 11 Siluq Ngurai 4.0 1.0 1.0 1 1 12 Bentian 4.0 1.0 1.0 1 1 13 Bongan 10.0 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 14 Jempang 4.0 1.0 1.0 1 1 15 Penyinggahan 4.0 1.0 1 1 1 16 Muara Pahu 4.0 1.0 1.0 1 1 JUMLAH 100.0 20.0 7.0 11.0 7.0 9.0 3.0 14.0 5.0 4.0 8.0 9.0 3.0

(28)

18

SUB SEKTOR : PERKEBUNAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 45.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 2 Linggang Bigung 45.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3 Tering 45.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4 Long Iram 45.0 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 5 Melak 25.0 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 6 Sekolaq Darat 25.0 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 7 Nyuatan 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 8 Manor Bulatn 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 9 Damai 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 10 Muara Lawa 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 11 Siluq Ngurai 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 12 Bentian 20.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 13 Bongan 42.0 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 14 Jempang 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 15 Penyinggahan 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 16 Muara Pahu 16.0 1.00 1.00 1.00 0.50 0.50 0.50 2.00 2.00 0.50 2.00 2.00 3.00 JUMLAH 420.0 32.0 32.0 32.0 29.0 29.0 30.00 42.00 42.00 30.0 37.0 37.0 48.0

(29)

19 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : TANAMAN PANGAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 15.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 2 Linggang Bigung 15.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 3 Tering 15.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 4 Long Iram 15.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 5 Melak 15.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 6 Sekolaq Darat 10.0 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 7 Nyuatan 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 8 Manor Bulatn 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 9 Damai 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 10 Muara Lawa 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 11 Siluq Ngurai 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 12 Bentian 5.0 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 13 Bongan 15.0 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 2.00 14 Jempang 7.0 1.00 1.50 1.00 1.50 1.00 1.00 15 Penyinggahan 7.0 1.00 1.50 1.00 1.50 1.00 1.00 16 Muara Pahu 7.0 2.00 2.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.50 1.00 1.00 1.00 1.00 JUMLAH 151.0 21.0 12.0 6.0 15.5 13.0 6.00 16.00 15.50 6.00 10.00 13.00 17.00

(30)

20 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : HOLTIKULTURA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 3.0 1.00 1.00 1.00 2 Linggang Bigung 2.0 1.00 1.00 3 Tering 2.0 1.00 1.00 4 Long Iram 2.0 1.00 1.00 5 Melak 1.0 0.50 0.50 6 Sekolaq Darat 1.0 0.50 0.50 7 Nyuatan 1.0 0.50 0.50 8 Manor Bulatn 1.0 0.50 0.50 9 Damai 1.0 0.50 0.50 10 Muara Lawa 1.0 0.50 0.50 11 Siluq Ngurai 1.0 0.50 0.50 12 Bentian 1.0 0.50 0.50 13 Bongan 2.0 1.00 1.00 14 Jempang 1.0 0.50 0.50 15 Penyinggahan 1.0 0.50 0.50 16 Muara Pahu 1.0 1.00 1.00 1.00 JUMLAH 22.0 7.5 4.00 - 7.50 3.00

(31)

21 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATENKUTAI BARAT

SUB SEKTOR : PERKEBUNAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 4.0 1.00 1.00 1.00 1.00 2 Linggang Bigung 3.0 1.00 1.00 1.00 3 Tering 3.0 1.00 1.00 1.00 4 Long Iram 3.0 1.00 1.00 1.00 5 Melak 2.0 1.00 1.00 6 Sekolaq Darat 2.0 1.00 1.00 7 Nyuatan 2.0 1.00 1.00 8 Manor Bulatn 2.0 1.00 1.00 9 Damai 2.0 1.00 1.00 10 Muara Lawa 2.0 1.00 1.00 11 Siluq Ngurai 2.0 1.00 1.00 12 Bentian 2.0 1.00 1.00 13 Bongan 3.0 1.00 1.00 1.00 14 Jempang 2.0 1.00 1.00 15 Penyinggahan 2.0 1.00 1.00 16 Muara Pahu 1.0 0.50 0.50 JUMLAH 37.0 1.0 15.5 1.00 3.00 12.50 4.00

(32)

22 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : PETERNAKAN

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2 Linggang Bigung 0.25 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 3 Tering 4 Long Iram 5 Melak 6 Sekolaq Darat 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 9 Damai 10 Muara Lawa 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 0.25 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 14 Jempang 15 Penyinggahan 16 Muara Pahu JUMLAH 0.5 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10

(33)

23 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BERSUBSIDI

SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2012 (JANUARI-DESEMBER) KABUPATEN KUTAI BARAT

SUB SEKTOR : PERIKANAN BUDIDAYA

NO KECAMATAN KEBUTUHAN JUMLAH

(TON)

KEBUTUHAN BULANAN (TON) TAHUN 2012

JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

1 Barong Tongkok 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 2 Linggang Bigung 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 3 Tering 1.0 0.50 0.50 4 Long Iram 5 Melak 1.0 0.50 0.50 6 Sekolaq Darat 0.5 0.50 7 Nyuatan 8 Manor Bulatn 9 Damai 10 Muara Lawa 11 Siluq Ngurai 12 Bentian 13 Bongan 14 Jempang 15 Penyinggahan 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 16 Muara Pahu 2.0 0.50 0.50 0.50 0.50 JUMLAH 10.5 3.0 2.50 3.0 2.0

ditetapkan di, Sendawar. pada tanggal, 25 Mei 2012.

BUPATI KUTAI BARAT

ISMAIL THOMAS

No Nama Jabatan Paraf

1. Lung, SH Kasubag Kumdang 2. Jannes Hutajulu, SH Kabag Hukum 3. Ir. Arifin Nanang, M.Si Kadisbuntanakan 4. Drs. Abed Nego Ass. II 5. Drs. Aminuddin, M.Si Sekda 6. H. Didik Effendi, S.Sos, M.Si Wakil Bupati

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga pengusahaan tegakan diatas ternyata karet sadap paling layak untuk diusahakan karena mempunyai nilai finansial yang paling layak di antara kedua

fitoplankton untuk dapat menunjang pertumbuhannya, sementara itu kelimpahan fitoplankton pada minggu ketiga mengalami penurunan, hal tersebut diakibatkan adanya

nilai r adalah sebesar 0,202 artinya tingkat pengaruh antara penghasilan dan motivasi orang tua secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa tergolong

Kondisi ini bila dianalisis lebih lanjut secara spasial-dinamik terhadap perubahan kondisi resiliensi eko-sosio terumbu karang untuk beberapa tahun kedepan, maka akan terlihat

Dengan merubah sedikit karya Panitia Bersama oleh kedua Pemerintah dijadikan Rancangan UUDS RI dan diajukan kepada DPR, Senat dan Banda kerja KNIP yang tanpa

Dari table diatas dapat dilihat bahwa yang menyatakan ada melakukan promosi tidak ada dan 17 orang atau sebesar 100%% menyatakan tidak pernah melakukan promosi. Dengan

a) Metode studi sanad dan matan Hadis, dengan cara mengupas secara komprehensif tentang hadis yang berkenaan dengan tatacara sujud dalam salat dalam sunan abu

Jelas Yesus disini menyatakan bahwa Ia adalah Allah.. JESUS IS JEHOVAH JESUS IS JEHOVAH. A. “ “ The voice of one that The voice of one that crieth crieth , Prepare ye in the