• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) DI JALAN RADEN INTAN KOTA BANDARLAMPUNG BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) DI JALAN RADEN INTAN KOTA BANDARLAMPUNG BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) DI JALAN RADEN INTAN KOTA BANDARLAMPUNG BERDASARKAN

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA Anggi Roito1, Dwi Bayu Prasetya, S.Si., M. Eng2

Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365

1 Email :anggiroito@gmail.com

ABSTRAK

Jalan Raden Intan merupakan salah satu kawasan perbelanjaan di Kota Bandarlampung yang telah menyediakan fasilitas penyeberangan berupa jembatan, karena tingkat aktivitas serta lalu lintas yang tinggi pada kawasan tersebut, dan memiliki pontensi dalam mendukung perencanaan kawasan TOD sesuai dengan arahan RTRW Kota Bandarlampung. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efektivitas jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Raden Intan Kota Bandarlampung berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna. Tiga sasaran untuk menjawab tujuan tersebut, yaitu 1) Mengidentifikasi kondisi fisik JPO di Jalan Raden Intan Bandarlampung; 2) Mengidentifikasi persepsi pengguna JPO di Jalan Raden Intan.; 3) Merumuskan rekomendasi fasilitas penyeberangan yang ideal bagi pejalan kaki di JPO Jalan Raden Intan berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna. Selanjutnya, metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis deskriptif kuantitatif dengan metode skoring. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi fisik JPO belum sesuai dengan pedoman. Skor persepsi pengguna yaitu 878 yang berarti pengguna ragu-ragu atas pernyataan pendukung efektivitas JPO di Jalan Raden Intan. Sehingga dapat disimpulkan JPO di Jalan Raden Intan belum efektif dalam memfasilitasi pejalan kaki saat menyeberang jalan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah Kota Bandarlampung untuk memaksimalkan jalur penyeberangan, terutama pada Jalan Raden Intan, Kota Bandarlampung.

Kata Kunci : Efektivitas, Jembatan Penyeberangan Orang, Persepsi

A. PENDAHULUAN

Pejalan kaki adalah salah satu aspek penting dalam transportasi di perkotaan. Menurut Yanto, I. J., Rachmawati, R., & Saputra, E. (2015), keberadaan pejalan kaki di kawasan pusat stategis perkotaan memiliki peran dalam terjadinya pergerakan penduduk kota untuk menjalankan bebagai macam fungsi kegiatan kawasan. Dalam melakukan pergerakan, pejalan kaki akan berada di posisi paling lemah jika berdampingan secara langsung dengan kendaraan pada lalu lintas jalan tanpa adanya pemisah, terutama pada saat kegiatan menyeberang. Pada kondisi ini, besar kemungkinan terjadi konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan, sehingga pejalan kaki membutuhkan jalur penyeberangan khusus, yang dapat memisahkan secara fisik antara pejalan kaki dengan kendaraan. Jalur penyeberangan ini juga perlu disediakan untuk meningkatkan keefektifan mobilitas pejalan kaki di perkotaan.

(2)

2

Kawasan perkotaan di Indonesia dewasa ini telah banyak menyediakan jalur penyeberangan khusus untuk pejalan kaki, seperti Kota Bandarlampung yang juga telah menyediakan beberapa jenis jalur penyeberangan, salah satunya adalah jembatan penyeberangan orang (JPO). Kota Bandarlampung telah menyediakan sebanyak 8 JPO bagi pejalan kaki, untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas serta memberikan rasa aman dan nyaman saat melakukan kegiatan menyeberangi jalan (Dhebi, 2018). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, empat dari delapan jembatan penyeberangan yang ada di Kota Bandarlampung terletak pada kawasan pusat perbelanjaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Bina Marga tahun 1995, dimana tempat yang memenuhi syarat dari segi lokasi untuk diadakannya fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki adalah pusat perbelanjaan.

Jalan Raden Intan, Kecamatan Enggal, Kota Bandarlampung, merupakan salah satu dari kawasan perbelanjaan, yang telah menyediakan fasilitas penyeberangan JPO. Pengadaan JPO ini menjadi penting karena selain tingkat aktivitas pergerakan yang tinggi pada kawasan perbelanjaan, status Jalan Raden Intan merupakan jalan arteri sekunder di Kota Bandarlampung, sehingga dapat dipastikan kepadatan lalu lintas di Jalan Raden Intan sangat tinggi dan beresiko jika tidak terdapat fasilitas penyeberangan untuk mendukung pergerakan pejalan kaki. Selain itu, lokasi JPO yang berada di Jalan Raden Intan berpotensi dalam mendukung perencanaan kawasan TOD di Kota Bandarlampung. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas jembatan penyeberangan orang berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna. Sasaran pada penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi kondisi fisik jembatan penyeberangan orang di Jalan Raden Intan Bandarlampung; 2) Mengidentifikasi persepsi pengguna JPO di Jalan Raden Intan.; 3) Merumuskan rekomendasi fasilitas penyeberangan yang ideal bagi pejalan kaki di JPO Jalan Raden Intan berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna.

B. Metodologi Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dan pengumpulan data kuesioner yang secara tidak langsung ke lapangan (kuisioner online). Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini melalui studi literatur. Dalam pengumpulan data primer, penelitian ini menentukan jumlah sampel berdasarkan rumus slovin, sehingga didapatkan jumlah responden yaitu 100 responden, dengan kriteria berusia minimal 15 tahun, pernah menggunakan JPO di Jalan Raden Intan Bandarlampung dan berdomisili di Kota Bandarlampung. Selanjutnya, penelitian ini juga melakukan observasi dengan berpedoman pada Dirjen Perhubungan Darat, 1997 tentang Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota.

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk menjawab sasaran pertama, analisis deskriptif kuantitatif dengan metode skoring untuk menjawab sasaran kedua, dan analisis deskriptif untuk menjawab sasaran ketiga. Untuk menjawab sasaran pertama, akan dibandingkan antara kondisi fisik eksisting JPO dengan pedoman Dirjen Perhubungan Darat, 1997. Untuk menjawab sasaran kedua, penelitian ini akan menghadapkan seorang respoden dengan sebuah pernyataan. Kemudian responden diminta untuk memilih

(3)

3

dari lima pilihan jawaban, dimana untuk setiap pernyataan “sangat setuju” mendapatkan nilai maksimal yaitu 5, pernyataan “setuju” mendapat skor 4, pernyataan “ragu-ragu” mendapatkan skor 3, pernyataan “tidak setuju” mendapatkan skor 2, dan pernyataan sangat tidak disetujui mendapatkan skor 1. Untuk menjawab sasaran ketiga, responden akan dihadapkan dengan empat pilihan jenis jalur penyeberangan untuk responden pilih sebagai pilihan jalur penyeberangan pada lokasi JPO di Jalan Raden Intan. Jalur penyeberangan yang dapat dipilih diantaranya adalah jalur penyeberangan zebra, penyeberangan pelican, penyeberangan jembatan dan penyeberangan terowongan.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Identifikasi kesesuaian fisik JPO di Jalan Raden Intan Bandarlampung Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kondisi fisik jembatan penyeberangan orang di Jalan Raden Intan yang telah sesuai dengan pedoman adalah ketinggian JPO, lebar anak tangga, panjang jalur turun, dan kelandaian jembatan. Selanjutnya, kondisi fisik JPO di Jalan Raden Intan yang belum sesuai dengan pedoman adalah tinggi anak tangga dan lebar jalur berjalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik JPO di Jalan Raden Intan telah cukup sesuai dengan pedoman Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota oleh Dirjen Bina Marga tahun 1997. Pernyataan ini didukung dengan tabel kesesuaian yang menunjukkan empat dari enam poin penilaian kondisi fisik pada JPO di Jalan Raden Intan, telah sesuai dengan pedoman. Artinya, JPO di Jalan Raden Intan secara kondisi fisik telah memumpuni untuk dipergunakan, tetapi perlu ada penyesuaian pada poin yang belum sesuai yaitu tinggi anak tangga dan lebar jalur berjalan, untuk memaksimalkan kesesuaian fisik JPO dengan pedoman yang ada.

Tabel 1. Kesesuaian Fisik JPO di Ja lan Raden Intan

No Indikator Persyaratan ( Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1997 ) Kondisi Eksisting Keterangan

1 Kebebasan vertikal antara

jembatan dan jalan raya 5 m

5 m

Sesuai 2 Tinggi maksimum anak tangga 0.15 m 0.20 m Tidak sesuai 3 Lebar anak tangga 0.30 m 0.30 m Sesuai 4 Lebar landasan, tangga, dan jalur

berjalan 2 m

1,2 m

Tidak sesuai 5 Panjang jalur turun Min 1.5 m 3 m Sesuai

6 Kelandaian Maks 10% 9,3% Sesuai

Sumber : Peneliti, 2020

2. Identifikasi persepsi pengguna JPO di Jalan Raden Intan

Pada penelitian ini pengguna jembatan akan menilai JPO di Jalan Raden Intan berdasarkan pernyataan yang telah disediakan pada kuesioner, dimana pernyataan tersebut terdiri dari 7 aspek dengan 20 indikator yang telah dipilih. Aspek yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: aspek keselamatan, aspek keamanan, aspek kenyamanan, aspek kelancaran, aspek daya tarik, aspek

(4)

4

kemudahan, dan aspek keterpaduan sistem. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik pengguna JPO di Jalan Raden Intan usia pengguna JPO di Jalan Raden Intan yaitu

 Usia pengguna JPO didominasi oleh pengguna berusia 21 - 34 tahun.

 Latar belakang pekerjaan pengguna JPO di Jalan Raden Intan didominasi oleh kategori pelajar atau mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang waktu setiap responden dalam menggunakan JPO di Jalan Raden Intan Bandarlampung.

 Frekuensi penggunaan JPO tertinggi oleh pengguna ada pada kategori jarang menggunakan.

 Tujuan penggunaa JPO di Jalan Raden Intan didominasi oleh tujuan berbelanja.

Selanjutnya, untuk menentukan nilai dari tiap kategori penilaian persepsi, maka harus ditentukan skor maksimal aspek dan indikator penilaian persepsi pengguna JPO Jalan Raden Intan, sebagai berikut:

Tabel 2. Penentuan Skor Persepsi Pengguna JPO di Jalan Raden Intan

No Aspek Jumlah Indikator Jumlah Responden Skor Maksimal per Indikator Skor Maksimal Seluruh Indikator Skor Maksimal Aspek = nilai max skala X jumlah responden = nilai max per indikator X jumlah indikator = jumlah indikator / total indikator X skor seluruh indikator 1 Keselamatan 4 100 500 2000 400 2 Keamanan 2 100 500 1000 100 3 Kenyamanan 5 100 500 2500 625 4 Kelancaran 2 100 500 1000 100 5 Daya Tarik 2 100 500 1000 100 6 Kemudahan 3 100 500 1500 225 7 Keterpaduan Sistem 2 100 500 1000 100 Skor Total Maksimal 11000 1650 Sumber : Peneliti, 2020

Tabel 3. Klasifikasi persepsi pengguna JPO berdasarkan indikator Rentang Skor Keterangan

401-500 Sangat Setuju 301-400 Setuju 201-300 Ragu-ragu 101-200 Tidak setuju

(5)

5 Tabel 4. Klasifikasi persepsi pengguna JPO berdasarkan keseluruhan aspek

Rentang Skor Keterangan 1321 – 1650 Sangat Setuju

991 – 1320 Setuju 661 - 990 Ragu-ragu 331 – 660 Tidak setuju

0 - 330 Sangat Tidak Setuju

1) Aspek Keselamatan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek keselamatan sebesar 1.403. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek keselamatan sebesar 351 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek keselamatan sudah cukup baik.

Tabel 5. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Keselamatan

No Indikator Aspek Keselamatan Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1 Lantai jembatan penyeberangan tidak licin.

Sangat Tidak Setuju 1 1

332 Setuju Tidak setuju 21 42 Ragu-ragu 32 96 Setuju 37 148 Sangat Setuju 9 45 2 Terdapat pagar pembatas yang masih berfungsi.

Sangat Tidak Setuju 0 0

358 Setuju Tidak setuju 13 26 Ragu-ragu 29 87 Setuju 45 180 Sangat Setuju 13 65 3 Tinggi Jembatan dari permukaan jalan sesuai dengan standar (Standar : 5 m).

Sangat Tidak Setuju 0 0

377 Setuju Tidak setuju 2 4 Ragu-ragu 36 108 Setuju 45 180 Sangat Setuju 17 85 4 Saya mengetahui adanya peraturan dan sanksi yang mengatur pejalan kaki.

Sangat Tidak Setuju 6 6

336 Setuju

Tidak setuju 20 40

Ragu-ragu 25 75

Setuju 30 120

Sangat Setuju 19 95

Total nilai indikator Aspek Keselamatan 1.403 Rata-rata riil indikator 351 Setuju Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek keselamatan sebesar 281 yang masuk kedalam kategori setuju

(6)

6

untuk aspek keselamatan. Hal ini disebabkan keseluruhan indikator mendapat skor yang tinggi dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑟𝑖𝑖𝑙

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 =1.403

2.000 𝑥 400 = 281

2) Aspek Keamanan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek keamanan sebesar 372. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek keamanan sebesar 186 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek keamanan belum cukup baik.

Tabel 6. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Keamanan

No Indikator Aspek Keamanan Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1 Terdapat lampu penerangan yang berfungsi maksimal

Sangat Tidak Setuju 24 24

224 Ragu-ragu Tidak setuju 42 84 Ragu-ragu 23 69 Setuju 8 32 Sangat Setuju 3 15 2 Terdapat petugas keamanan yang menjaga jembatan.

Sangat Tidak Setuju 63 63

148 Tidak Setuju Tidak setuju 30 60 Ragu-ragu 5 15 Setuju 0 0 Sangat Setuju 2 10

Total nilai indikator Aspek Keamanan 372 Rata-rata riil indikator

186

Tidak Setuju Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek keamanan sebesar 37 yang termasuk kedalam kategori tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh terdapat indikator yang mendapatkan skor yang rendah dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 = 372

1000 𝑥 100 = 37

3) Aspek Kenyamanan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek kenyamanan sebesar 1.115. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek kenyamanan sebesar 223 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek kenyamanan belum cukup baik.

(7)

7 Tabel 7. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Kenyamanan

No Indikator Aspek Kenyamanan Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1

Lebar jembatan ideal, sehingga tidak menyebabkan pejalan kaki yang berlawanan arah, bersentuhan (Ideal sesuai standar : 2 meter). Sangat Tidak Setuju 7 7 303 Setuju Tidak setuju 26 52 Ragu-ragu 32 96 Setuju 27 108 Sangat Setuju 8 40

2 Dimensi anak tangga tidak teralalu tinggi.

Sangat Tidak Setuju 6 6 317 Setuju Tidak setuju 19 38 Ragu-ragu 37 111 Setuju 28 112 Sangat Setuju 10 50 3 Terdapat atap jembatan yang dapat melidungi pengguna dari hujan maupun panas. Sangat Tidak Setuju 6 6 336 Setuju Tidak setuju 16 32 Ragu-ragu 27 81 Setuju 38 152 Sangat Setuju 13 65 4 Jembatan terawat, bebas dari sampah maupun coretan. Sangat Tidak Setuju 60 60 159 Tidak Setuju Tidak setuju 27 54 Ragu-ragu 10 30 Setuju 0 0 Sangat Setuju 3 15

5 Jumlah anak tangga tidak terlalu banyak.

Sangat Tidak Setuju 5 5 304 Setuju Tidak setuju 22 44 Ragu-ragu 41 123 Setuju 28 112 Sangat Setuju 4 20

Total nilai indikator Aspek Kenyamanan 1115

Rata-rata riil indikator 223 Ragu-ragu Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek kenyamanan sebesar 279 yang termasuk kedalam kategori ragu - ragu. Hal ini disebabkan oleh terdapat indikator yang mendapatkan skor yang rendah dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑦𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 =1.115

2500 𝑥 625 = 279

4) Aspek Kelancaran

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek kelancaran sebesar 475. Apabila nilai

(8)

8

tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek kelancaran sebesar 238 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek kelancaran belum cukup baik.

Tabel 8. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Kelancaran

No Indikator Aspek Kelancaran Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1 Tidak terdapat pedagang asongan pada jembatan penyeberangan. Sangat Tidak Setuju 19 19 261 Ragu-ragu Tidak setuju 31 62 Ragu-ragu 27 81 Setuju 16 64 Sangat Setuju 7 35 2 Tidak terdapat pengemis / pengamen / preman di jembatan penyeberangan. Sangat Tidak Setuju 36 36 214 Ragu-ragu Tidak setuju 34 68 Ragu-ragu 17 51 Setuju 6 24 Sangat Setuju 7 35

Total nilai indikator Aspek Kelancaran 475

Rata-rata riil indikator 238 Ragu-ragu Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek kelancaran sebesar 48 yang termasuk kedalam kategori ragu - ragu. Hal ini disebabkan oleh kedua indikator yang mendapatkan skor yang rendah dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑎𝑛 = 475

1000 𝑥 100 = 48

5) Aspek Daya Tarik

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek daya tarik sebesar 361. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek daya tarik sebesar 181 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek daya tarik belum cukup baik.

(9)

9 Tabel 9. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Daya Tarik

No Indikator

Aspek Daya Tarik / Design

Akumu lasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah respond en memilih Jumlah responden x nilai skala

1 Design dan warna jembatan menarik. Sangat Tidak Setuju 52 52 172 Tidak Setuju Tidak setuju 31 62 Ragu-ragu 12 36 Setuju 3 12 Sangat Setuju 2 10 2 Dekorasi jembatan menarik sehingga menunjukkan ciri khas kota Bandarlampung. (Contoh : Siger) Sangat Tidak Setuju 43 43 189 Tidak Setuju Tidak setuju 33 66 Ragu-ragu 18 54 Setuju 4 16 Sangat Setuju 2 10

Total nilai indikator Aspek Daya Tarik / Design 361

Rata-rata riil indikator 181 Tidak Setuju Sumber : Peneliti,2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek daya tarik sebesar 36 yang termasuk kedalam kategori tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh kedua indikator yang mendapatkan skor yang rendah dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 = 361

1000 𝑥 100 = 36

6) Aspek Kemudahan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek kemudahan sebesar 842. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek kemudahan sebesar 281 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek kemudahan belum cukup baik.

Tabel 10. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Kemudahan

No Indikator Aspek Kemudahan Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1 Lokasi jembatan penyeberangan strategis. Sangat Tidak Setuju 4 4 374 Setuju Tidak setuju 8 16 Ragu-ragu 23 69 Setuju 40 160 Sangat Setuju 25 125

(10)

10

2

Jembatan penyeberangan mudah dicapai oleh semua orang termasuk

penyandang disabilitas, usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit. (Aksesibilitas) Sangat Tidak Setuju 44 44 193 Tidak Setuju Tidak setuju 27 54 Ragu-ragu 22 66 Setuju 6 24 Sangat Setuju 1 5 3 Waktu tempuh menyeberang menggunakan jembatan, tidak berbeda jauh dengan menyeberang tidak menggunakan jembatan. Sangat Tidak Setuju 12 12 275 Ragu-ragu Tidak setuju 37 74 Ragu-ragu 23 69 Setuju 20 80 Sangat Setuju 8 40

Total nilai indikator Aspek Kemudahan 842 Rata-rata riil indikator 281

Ragu-ragu Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek kemudahan sebesar 126 yang termasuk kedalam kategori ragu-ragu. Hal ini disebabkan oleh terdapat indikator yang mendapatkan skor yang rendah dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 kemudahan = 842

1500 𝑥 225 = 126

7) Aspek Keterpaduan Sistem

Berdasarkan hasil perhitungan nilai dengan menggunakan persepsi pengguna, didapatkan total nilai indikator pada aspek keterpaduan sistem sebesar 712. Apabila nilai tersebut dirata-ratakan maka didapatkan rata-rata nilai riil indikator pada aspek keterpaduan sistem sebesar 356 yang berarti pengguna JPO di Jalan Raden Intan merasa indikator yang pada aspek keterpaduan sistem sudah cukup baik.

(11)

11 Tabel 11. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Keterpaduan Sistem

No Indikator

Aspek Keterpaduan Sistem

Akumulasi Skor Hasil Skala Penilaian Jumlah responden memilih Jumlah responden x nilai skala 1 Jembatan penyeberangan dekat dengan Halte. Sangat Tidak Setuju 5 5 326 Setuju Tidak setuju 18 36 Ragu-ragu 35 105 Setuju 30 120 Sangat Setuju 12 60 2 Jembatan penyeberangan dekat dengan pangkalan Angkutan Umum. Sangat Tidak Setuju 2 2 386 Setuju Tidak setuju 5 10 Ragu-ragu 23 69 Setuju 45 180 Sangat Setuju 25 125

Total nilai indikator Aspek Keterpaduan Sistem 712 Rata-rata riil indikator 356 Setuju Sumber : Peneliti, 2020

Berdasarkan perhitungan skor maksimal aspek yang telah dilakukan, didapatkan skor indeks aspek keterpaduan sistem sebesar 71 yang termasuk kedalam kategori setuju. Hal ini disebabkan oleh kedua indikator yang mendapatkan skor yang tinggi dari penilaian pengguna.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑑𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = 712

1000 𝑥 100 = 71

9) Total Skor Persepsi Pengguna

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek yang ada, total nilai persepsi pengguna terhadap penilaian efektivitas JPO di Jalan Raden Intan adalah 878 yang masuk kedalam kategori ragu-ragu. Artinya, pengguna masih diantara setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan pendukung efektivitas JPO di Jalan Raden Intan.

Total nilai persepsi pengguna = (skor indeks aspek keselamatan + keamanan + kenyamanan + kelancaran + daya tarik +kemudahan + keterpaduan system)

= (281 + 37 + 279 + 48 + 36 + 126 + 71) = 878

3. Rekomendasi fasilitas penyeberangan yang ideal bagi pejalan kaki di Jalan Raden Intan berdasarkan persepsi dan preferensi pengguna

(12)

12

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mayoritas pengguna JPO di Jalan Raden Intan memilih jembatan penyeberangan orang sebagai jalur penyeberangan di Jalan Raden Intan. Hal ini ditunjukkan dengan besaran persentase pengguna yang memilih jembatan penyeberangan orang sebesar 54%. Persentase 54% dapat diartikan bahwa 54 dari 100 orang responden memilih jembatan penyeberangan orang sebagai fasilitas penyeberangan di Jalan Raden Intan.

Gambar 1. Diagram Lingkaran Preferensi Pengguna JPO

D. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan untuk menjawab setiap sasaran pada penelitian ini, dapat diketahui jawaban dari setiap sasaran, sebagai berikut:

1. Kondisi fisik JPO di Jalan Raden Intan Kota Bandarlampung berdasarkan hasil observasi lapangan yaitu empat dari enam poin penilaian telah sesuai dengan pedoman. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi fisik JPO di Jalan Raden Intan sudah cukup sesuai.

2. Skor persepsi pengguna terhadap JPO di Jalan Raden Intan berdasarkan hasil kuesioner adalah 878 yang berarti pengguna belum setuju terhadap pernyataan pendukung efektivitas JPO di Jalan Raden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang waktu setiap responden dalam menggunakan JPO di Jalan Raden Intan Bandarlampung.

3. Preferensi pengguna JPO berdasarkan hasil kuesioner adalah fasilitas penyeberangan JPO dengan peningkatan kualitas sebagai jalur penyeberangan di Jalan Raden Intan.

4% 27%

54% 15%

Preferensi Pengguna JPO di Jalan Raden Intan Zebra Cross Pelican Cross Jembatan Penyeberangan Orang Terowongan

(13)

13

Sehingga dapat disimpulkan jembatan penyeberangan orang di Jalan Raden Intan belum efektif untuk dapat memfasilitasi pejalan kaki saat menyeberang jalan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Nadjam, M. F. (2018). Efektivitas dan Kepuasan Pengguna Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Induk Kramat Jati.

Dewo, A. R. (2019). Evaluasi Kinerja JPO berdasarkan preferensi pengguna.

Dhebi. (9 February, 2018). Retrieved from Lampung.co: https://www.lampung.co/bandar-lampung/masyarakat-enggan-memanfaatkan-jembatan-penyeberangan-orang-kenapa/

DPU. (1995). Tata cara perencanaan fasilitas pejalan kaki di kawasan perkotaan. Direktorat BinaTeknik.

Fahriani, N. (2018). Analisa Efektifitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Di Kota Samarinda.

(1997). Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 43. Departemen Perhubungan.

Lampung, P. P. (2011). Peraturan Daerah Kota Bandarlampung Nomor 11 tahun 2011 tentang Rencana tata Ruang Wilayah 2011-2030. Lampung.

Marga, K. D. (1999). Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki pada Jalan Umum. PT. Mediatama Saptakarya.

(2018). Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

(2014). Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Kementrian Pekerjaan Umum.

(2012). Peraturan Daerah Kota Bandarlampung Nomor 4 tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan. Kota Bandarlampung.

(14)

14

Priadmaja, A. P., Anisa, & Prayogi, L. (2017). Penerapan Konsep TOD Pada Penataan Kawasan di Kota Tangerang. Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 01 Nomor 2.

Rakyat, K. P. (2018). Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki.

Roess, P., William, R., & Mc.Shane. (1990). Traffic Engeneering. New Jersey.

Runiawan, A. A. (2019). Identifikasi Kesiapan Kawasan Stasiun Kereta Api Tanjung Karang Sebagai Kawasan Transit Orinted Development (TOD).

Sahrianto, F. (2018). Evaluasi Efektivitas Jembatan Penyeberangan Orang di Kota Samarinda. Jurnal Teknik Sipil Volume 1 No 1.

Setiawan, R. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan penyeberangan.

Sugito, E. A., As, S., & Nurlaily, S. (2018). Tingkat pemanfaatan dan faktor yang mempengaruhi pemakaian JPO di depan Mega Mall Jalan A. Yani Kota Pontianak. Jurnal Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 5.

Yanto, I. J., Rachmawati, R., & Saputra, E. (2015). Sebaran dan Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan jembatan penyeberangan pejalan kaki Kota Pekanbaru (Kasus Jembatan Mall SKA dan jembatan Kantor DPRD Provinsi Riau). Jurnal Bumi Indonesia Volume 4 Nomor 1.

Gambar

Tabel 1. Kesesuaian Fisik JPO di Ja lan Raden Intan
Tabel 2. Penentuan Skor Persepsi Pengguna JPO di Jalan Raden Intan
Tabel 4. Klasifikasi persepsi pengguna JPO berdasarkan keseluruhan aspek   Rentang Skor  Keterangan
Tabel 6. Skor Penilaian Persepsi Pengguna terhadap Aspek Keamanan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam makalah ini penulis mengusulkan strategi kombinasi (dengan menggunakan random point strategy untuk mendapatkan titik awal, kemudian dilanjutkan dengan forward exchange

alam perguruan tinggi se Kota Semarang. Skripsi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran Piperazine-DEA terhadap solubilitas CO 2 dalam larutan 30% berat K 2 CO 3 untuk berbagai variabel

Hal ini sesuai dengan penelitian Mile, 2004 yang menunjukkan bahwa pada pemupukan pada saat tanam dengan kombinasi pupuk organik bokasi cair dosis 350 cc dengan majemuk anorganik NPK

Peran Pamong Satuan Karya Pramuka Wanabakti Dalam Membina Kemandirian Anggota Melalui Penerapan Sistem Among (Studi Deskriftif Pada Satuan Karya Pramuka. Wanabakti Bagian

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Diagram Data Flow Diagram Sistem yang baru pada Perpustakaan Jurusan Manajemen Informatika Politeknik Negeri Sriwijaya ... Blockchart Diagram pada Perpustakaan Jurusan Manajemen

Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Iklan Obat Flu di Televisi Terhadap Pemilihan Obat Secara Swamedikasi pada Masyarakat