• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

283

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

Evaluasi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik Menurut

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 di

Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

A Sahalessy

1,

I Krisantia

2and

R Besari Budiyanti

3

1,2,3 Arsitektur Lanskap, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Indonesia

E-mail: i n a k r i s a n t i a @ t r i s a k t i . a c . i d

Abstrak. Ruang terbuka hijau adalah area tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam dengan bentuk memanjang atau menjalur ata umengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka (Peraturan Menteri PekerjaanUmum No. 5 Th. 2008).Penyediaan ruang terbuka hijau di perkotaan didasarkan atas tiga aspek yaitu berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kebutuhan fungsi khusus. Pada penelitian ini evaluasi ketersediaan yang dilakukan berdasarkan pada aspek jumlah penduduk, karena semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk, maka keberadaan ruang terbuka hijau publik semakin berkurang. Data mencatat kecamatan Gambir di tahun 2013 memiliki luas ruang terbuka hijau publik sebesar 90,28 hektar, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 76,45 hektar. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketersediaan ruang terbuka hijau public berdasarkan jumlah penduduk dengan metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif.Hasil dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhandan ketersediaan ruang terbuka hijau publik pada tahun 2022 berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. Sehingga pada tahun 2022 dengan prediksi jumlah penduduk 440.121 jiwa, maka kebutuhan ruang terbuka hijau publik adalah 88,02 hektar dan ruang terbuka hijau publik yang tersedia adalah 107,86 hektar.

Kata Kunci; jumlah penduduk, ruang terbuka hijau, ruang terbuka hijau publik, evaluasi ketersediaan RTH

1. PENDAHULUAN

Kecamatan Gambir di tahun 2013 memiliki luas ruang terbuka hijau publik sebesar 90,28 hektar, namun pada tahun 2017 ruang terbuka hijau mengalami penurunan menjadi 76,45 hektar. Keberadaan taman kota, taman lingkungan serta jalur hijau sebagai bagian dari ruang terbuka hijau publik saat ini menjadi masalah serius yang tidak diprioritaskan. Karena semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi, maka semakin banyak pula terjadinya pengalihan fungsi lahan dari area hijau menjadi area terbangun yang mengakibatkan berkurangnya luas ruang terbuka hijau publik. Sehingga permasalahan yang ditemukan adalah berkurangnya presentase ruang terbuka hijau publik di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.Maka tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi kebutuhan dan ketersediaan RTH public berdasarkan proyeksi jumlah penduduk tahun 2022 di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Ruang terbuka hijau adalah area tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam dengan bentuk memanjang atau menjalur atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka (Peraturan Menteri PekerjaanUmum No. 5 Th. 2008). Penyediaan RTH di kawasan perkotaan didasarkan pada tiga aspek, salah satunya adalah berdasarkan jumlah penduduk. Dalam penentuan luas ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk dilakukan dengan cara mengalikan antara jumlah penduduk setempat dengan standar luas ruang terbuka hijau per kapita sesuai ketentuan yang berlaku.

(2)

284

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

Tabel 1. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah Penduduk 3.

4. 5. 6. 7.

Sumber : Peraturan Menteri PekerjaanUmum No. 5 Th. 2008

Sumber: Permen PU no 5 tahun 2008

Penggunaan lahan merupakan bentuk campur tangan manusia terhadap sumberdaya lahan yang ada, baik yang bersifat permanen atau tidak, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri (Vink, 1975).Untuk penggunaan lahan di kawasan perkotaan, dibagi atas klasifikasi menjadi dua jenis (Undang – undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007), yaitu kawasan perlindungan setempat (seperti sempadan sungai, sempadan pantai, waduk atau situ, ruang terbuka hijau dan hutan kota) dan kawasan budidaya lainnya (seperti kawasan permukiman, pemerintahan, perindutrian, perdagangan dan jasa).

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Variabel penelitian adalah nilai ketentuan luas ruang terbuka hijau publik per penduduk, jumlah penduduk, luas ruang terbuka hijau publik dan peta penggunaan lahan. Jenis data yang diperlukan adalah data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait seperti BPS untuk data jumlah penduduk di kecamatan Gambir pada tahun 2013 dan tahun 2017 dan Suku Dinas Kehutanan Jakarta Pusat untuk data luas RTH publik di kecamatan Gambir tahun 2013 dan tahun 2017.

Analisis data untuk menghitungkebutuhan ruang terbuka hijaupublikberdasarkan jumlah penduduk menggunakan rumus berikut (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Th. 2008).

RTH publik pi = Pi × k ... m2/jiwa

Keterangan

:k = Nilaiketentuanluas RTH publik per penduduk(untuk tingkat kecamatan = 2 m2/jiwa), Pi =

Jumlahpendudukpadawilayahi.

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk menggunakan rumus berikut (Setiawan Agnas, 2013).

Pn = P0 ( 1 + r) n

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk sesudah n tahun kedepannya, P0 = Jumlah penduduk tahun awal, r =

Pertumbuhan penduduk, n = Jangka waktu dari tahun awal ke tahun kedepannya.

Untuk menganalisis kesesuaian lokasi pengembangan ruang terbuka hijau publik dilakukan dengan menggunakan peta penggunaan lahan. Dimana pada peta penggunaan lahan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau publik adalah lahan kosong atau lahan terbangun yang sesuai ketentuan diperuntukan untuk ruang terbuka hijau publik.

(3)

285

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk tahun 2013 di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

Pada tahun 2013 kecamatan Gambir memiliki jumlah penduduk 104.749 jiwa dengan ruang terbuka hijau publik yang tersedia adalah 90,28 hektar.Berdasarkan ketentuan kecamatan Gambir harus memiliki luas ruang terbuka hijau publik 20,94 hektar, sehingga kecamatan Gambir kelebihan ruang terbuka hijau publik sebesar 69,34 hektar.

Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk tahun 2017 di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

Pada tahun 2017 dengan jumlah penduduk 100.072 jiwa, kecamatan Gambir memiliki ruang terbuka hijau publik seluas 76,45 hektar. Berdasarkan ketentuan kecamatan Gambir harus memiliki luas ruang terbuka hijau publik 20,01 hektar, sehingga kecamatan Gambir kelebihan ruang terbuka hijau publik sebesar 56,44 hektar.

Gambar 1. Peta penyebaran Ruang Terbuka Hijau Publik tahun 2017 (Sumber: Dinas Kehutanan Jakarta Pusat , 2018 )

Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk tahun 2022 di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

(4)

286

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

Pada tahun 2022 kecamatan Gambir akan memiliki jumlah penduduk sebanyak 440.121 jiwa berdasarkan hasil proyeksi, maka ruang terbuka hijau publik yang harus tersedia adalah 88,02 hektar. Sehingga untuk tahun 2022 kecamatan Gambir masih memiliki kekurangan 11,57 hektar dari ruang terbuka hijau.

4.2 Pembahasan

Analisis peta penggunaan lahan tahun 2017

Penggunaan lahan di kecamatan Gambir digolongkan atas dua jenis penggunaan yaitu sebagai kawasan lindung dan sebagai kawasan budidaya. Kawasan lindung sendiri terdiri atas ruang terbuka hijau dan sungai, sedangkan kawasan budidaya terdiri atas permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, serta pemerintahan.

Gambar 2. Peta Penggunaan lahan Kecamatan Gambir Kota Administrasi Jakarta Pusat ( Sumber: RTRW 2030)

Pada peta di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan lahan di kecamatan Gambir sangat didominasi oleh kawasan budidaya, dimana kawasan lindung seperti ruang terbuka hijau masih sangat sedikit. Terdapat pula lahan – lahan kosong yang tersebar di beberapa kelurahan di kecamatan Gambir.

(5)

287

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

Berdasarkan pada analisis peta pengggunaan lahan di kecamatan Gambir tahun 2017, maka terdapat lokasi – lokasi yang dapat dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau publik. Lokasi – lokasi tersebut merupakan lahan kosong yang dapat dikembangkan menjadi ruang terbuka hijau publik dengan tipe taman lingkungan. Berdasarkan pada peta penggunaan lahan, keberadaan lokasi lainnya yang dapat dikembangkan menjadi RTH publik adalah pada jaringan jalan dan jaringan sungai atau kanal yang ada di kecamatan Gambir.

Luas lokasi yang dapat dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau publik di kecamatan Gambir adalah 31,41 hektar terdiri atas taman lingkungan dengan luas 21,54 hektar, jalur hijau jalan dengan luas 1,71 ha dan jalur hijau sungai dengan luas 8,15 hektar

Gambar 3. Peta Kesesuaian Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik Kecamatan Gambir Kota Administrasi Jakarta Pusat

Analisis ketersediaan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk tahun 2022 di kecamatan Gambir, Jakarta Pusat

Berdasarkan pada analisis kesesuaian pengembangan RTH dan ketersediaan RTH publik saat ini, maka pada tahun 2022 luas RTH publik yang tersedia adalah 107,86 hektar. Sehingga pada tahun 2022 kebutuhan RTH publik telah tercukupi dan ketersediaan RTH publik telah lebih dari ketentuan

(6)

288

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN 2019

Gambar 4. Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau Publik tahun 2021 Kecamatan Gambir Kota Administrasi Jakarta Pusat

5. SIMPULAN

Ketersediaan ruang terbuka hijau publik berdasarkan jumlah penduduk di kecamatan Gambir tahun 2013 dan tahun 2017 telah memenuhi ketentuan yang berlaku, bahkan lebih dari ketentuan dengan kelebihan ruang terbuka hijau publik sebesar 69,34 hektar pada tahun 2013 dan kelebihan ruang

terbuka hijau publik sebesar 56,44 hektar pada tahun 2017. Luas lokasi yang dapat dikembangkan

sebagai ruang terbuka hijau publik di kecamatan Gambir adalah 31,41 hektar. Dimana penambahan luas ruang terbuka hijau publik tersebut dengan eksisting ruang terbuka hijau publik yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau publik pada tahun 2022 berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, bahkan memiliki kelebihan 19,84 hektar. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah ketersediaan ruang terbuka hijau publik di kecamatan Gambir sebaiknya dijaga keberadaan, agar tidak lagi terjadi pengurangan ruang terbuka hijau publik akibat alih fungsi lahan. Biarlah pemerintah sesuai peraturan yang berlaku dapat melakukan alih fungsi lahan pada lokasi yang memang diperuntukan sebagai ruang terbuka hijau publik, tetapi oleh masyarakat digunakan sebagai tempat tinggal, tempat berdagang dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2017). Jakarta Pusat Dalam Angka, 2017.

Anonim. (2017). Gambir Dalam Angka, 2017.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Setiawan, Agnas. [online]

https://geograph88.blogspot.com/2013/11/menghitung-proyeksi-penduduk.html (diakses 24 Agustus 2018)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Gambar

Tabel 1. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Jumlah Penduduk  3.
Gambar 1. Peta penyebaran Ruang Terbuka Hijau Publik tahun 2017  (Sumber: Dinas Kehutanan Jakarta Pusat , 2018 )
Gambar 2. Peta Penggunaan lahan Kecamatan Gambir Kota Administrasi Jakarta Pusat    ( Sumber: RTRW 2030)
Gambar 3. Peta Kesesuaian Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Publik  Kecamatan Gambir Kota  Administrasi Jakarta Pusat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Prioritas Nasional Tahun 2019- 2024, ditetapkan 6 (enam) Sasaran Strategik Kementerian Dalam Negeri. Adapun tujuan dan Sasaran

tersebut, karena sejak saat itu Terdakwa tidak nampak di kesatuan dan pergi meninggalkan kesatuan tanpa ijin atasan yang berwenang, sampai kemudian pada tanggal

Sebagaimana saat ini sedang mengemuka suatu konsep pengelolaan universitas atau perguruan tinggi yang berlatar pembangunan ekonomi dengan semangat dalam mengupayakan

Sistem yang dibuat adalah sistem perencanaan anggaran biaya yang dapat menghitung biaya berdasarkan inputan dari user serta dapat memberikan rincian kegiatan dan semua

Kendala yang dihadapi saat prakerin adalah siswa tidak menguasai pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk menggunakan peralatan atau teknologi di industri farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan nyanyian bagandumasyarakat Siak Hulu Kabupaten Kampar pada awalnya dilakukan oleh ibu-ibu pada saat menidurkan

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah (1) bagi guru maupun siswa supaya lebih teliti dalam menggunakan program kuis interaktif tipe fill in the

Dalam kurikulum Pendidikan Islam materi yang tersusun tidak hanya terbatas pada kehidupan keagamaan (spiritual), melainkan mencakup pada bidang kehidupan manusia yang