• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Tegangan Pipa Steam pada Jalur Interkoneksi Line 300-S2-B2A-4101H100 PT. Petrokimia Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Tegangan Pipa Steam pada Jalur Interkoneksi Line 300-S2-B2A-4101H100 PT. Petrokimia Gresik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Tegangan Pipa Steam pada Jalur Interkoneksi Line

300-S2-B2A-4101-H100 PT. Petrokimia Gresik

Chaira Nabila1*, Pekik Mahardhika2, Nurvita Arumsari3

1Program Studi Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,

Surabaya 60111

2 Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

3 Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

*E-mail: charnab143@gmail.com1*

, pekikdhika02@gmail.com2, arum.up3d@gmail.com3.

Abstrak

Kondisi operasi pada jalur pipa InterconnectionLine 300-S2-B2a-4101-H100 memiliki temperatur operasi 270°C

dan tekanan operasi sebesar 10 kg/cm2.Berdasarkan data pada PT. Petrokimia Gresik bahwa pipa ini harus

dianalisa kemampuannya.Analisayangdilakukanmeliputi perhitunganprimary stress, secondary stress, momen dan

displacement. Proses perhitungan dan analisa menggunakan code and standard ASME B31.3 process piping.

Analisametode pemodelandengan software. Hasil analisa tegangan yang telah dilakukan pada desain existing tidak

terdapat tegangan berlebih (overstress) namun nilai displacement pada desain existing melebihi kriteria

perusahaan. Setelah itu dilakukan redesain dengan variable span 8 m dan 10m dan didapatkan hasil span dengan

displacement yang memenuhi kriteria perusahaan adalah span 8m.

Kata Kunci: primary stress, secondary stress,displacement, steam pipe, over stress.

1. PENDAHULUAN

PT.Petrokimia Gresik memiliki beberapa jalur untuk pipa steam dan salah satunya yaitu

Interconnection Line 300-S2-B2a-4101-H100 yang dialirkan dari pabrik 3A menuju ke PT

Petro Jordan Abadi. Pipa penyalur steam

mengangkut fluida bertemperatur tinggi sangat rawan terhadap adanya beban ekspansi. Jalur

pipa penyalur steam ini menggunakan material

steel dengan kondisi operasi pada jalur pipa ini memiliki temperatur operasi 270°C dan tekanan

operasi sebesar 10 kg/cm2. Bedasarkan hasil

analisa sementara dengan pihak PT. Petrokimia

Gresik jalur pipa steam Interconnection Line.

300-S2-B2a-4101-H100 menyatakan performa pada jalur pipa tersebut masih kurang layak keamanannya untuk dipergunakan dalam jangka waktu kedepannya. Sehingga penelitian ini

dilakukan untuk menganalisa ulang jalur steam

ini.

2. METODOLOGI

2.1. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam pengerjaan ini didapat dari data sheet projek pembangunan

jalur interconnection line

300-S2-B2a-4101-H100 PT. Petrokimia Gresik. Data yang

digunakan adalah data spesifikasi pipa,

spesifikasi fluida kerja, kondisi operasi.

1)

Penentuan desain baru

a. Melakukan perhitungan allowable

span sesuai dengan kondisi operasi

dan spesifikasi material.

b. Melakukan penentuan variable

span.

c. Melakukan proses desain gambar

isometric untuk dilakukan analisa tegangan.

2)

Perhitungan dan analisa tegangan pada

desain pipa baru

a.

Primary stress

Menghitung nilai tegangan akibat

sustained load dan occasional load

dan melakukan perbandingan

desain span 8m dan 10m

b.

Secondary stress

Menghitung nilai displacement dan

tegangan akibat expansion load dan

melakukan perbandingan desain span 8m dan 10m

c.

Analisa terhadap tegangan dan

displacement yang terjadi pada

desain baruserta dibandingkan

dengan allowable stress dan

(2)

3. TEGANGAN PADA DESAIN EXISTING

3.1. Primary Stress

Primary stress dibagi menjadi dua yaitu

tegangan akibat beban sustained load dan

tegangan akibat beban occasional load [2].

a. Sustained load

Beban sustainadalah beban yang

bekerja secara terus-menerus padapipa.

Nilai tegangan akibat beban sustained

load dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan (1)[2]. 𝜎𝐿= 𝐹𝑎𝑥 𝐴𝑚+ 𝑀 𝑐 𝐼 + 𝑃 𝑑𝑜 4𝑡……… (1)

Berdasarkan hasil persamaan (1)

didapatkan hasil perhitungan untuk

desain existing pada gambar 1. Grafik

nilai tegangan akibat

sustained load.

Gambar 1. Grafik Nilai Tegangan

Sustained Load untuk Perhitungan

Manual dan Software pada Desain

Existing

Berdasarkan grafik pada Gambar 1,

Tegangan terbesar terjadi pada

perhitungan manual desain existing

untuk segmen 50 pada Table 4.10 sebesar 12213,0477 psi dan pada

perhitungan software sebesar

3064,6474 psi.Besarnya nilai pada

tegangan akibat sustained load

disebabkan nilai tegangan tekuk yang besar.

b. Occasional load

Beban okasional terjadi akibat

hembusan angin, gempa bumi atau gaya lain yang intensitasnya secara singkat dan jarang terjadi. Beban okasional gempa yang mengenai pipa dapat dihitung menggunakan persamaan (2) [5].

𝑆 = 0,75 𝑖 𝑥 12 𝑥 𝑊𝐿2

8𝑍 𝑥 1,5𝐺……..(2)

Berdasarkan hasil persamaan (2)

didapatkan hasil perhitungan untuk

desain existing pada gambar 2. Grafik

nilai tegangan akibat occasional load.

Gambar 2. Grafik Nilai Tegangan

Occasional Load untuk Perhitungan

Manual Dan Software pada Desain

Existing

Berdasarkan grafik pada Gambar 2, Tegangan terbesar terjadi pada segmen

50 dengan nilai tegangan pada

perhitungan software sebesar 3096,56

psi dan pada perhitungan manualsebesar

7339,03 psi.Besarnya nilai pada

tegangan akibat occasional load

disebabkan karena segmen yang

panjang. 3.2. Secondary Stress

Secondary stress merupakan tegangan yang

diakibatkan oleh beban thermal. Namun

sebelum memperhitungkan nilai tegangan

akibat expansion load harus dilakukan

perhitungan displacement.

a.

Untuk melakukan perhitungan

displacement dapat dilakukan dengan persamaan (3)[3].

∆= 5𝑊𝐿4

384 𝐸 𝐼………...………(3)

Dari persamaan (3) didapatkan bahwa nilai tertinggi 3,43 in pada segmen 50. Tingginya nilai displacement ini didasari oleh temperatur dan panjang

pipa. Sedangkan allowable

displacement yang ditentukan oleh perusahaan adalah 45 mm atau 1,77 in. sehingga diperlukan desain baru.

b.

Perhitungan tegangan akibat expansion

load dapat dilakukan dengan

persamaan (4)[3].

𝑆 =𝑖 𝑀

𝑍………...…………..(4)

Berdasarkan hasil persamaan (4)

didapatkan hasil perhitungan untuk

desain existing pada gambar 3. Grafik

nilai tegangan akibat expansion load.

0 5000 10000 15000 20000 25000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 TE G A N G A N O CCA SI O N A L LO A D (PS I) SEGMEN Tegangan Occasional (Software) (psi) Tegangan Occasional (Manual) (psi)

0,00 5000,00 10000,00 15000,00 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 TE G A N G A N S U ST A IN ED L O A D (p si ) SEGEMEN Sustained Load (Software) psi Sustained Load (Manual) . psi

(3)

Gambar 3. Grafik Nilai tegangan

Expansion Load Untuk Pergitungan

Manual dan Software pada Desain

Existing

Tegangan terbesar terjadi pada segmen

3 dengan nilai tegangan pada

perhitungan manualsebesar 314261,38

psi dan pada perhitungan software

sebesar 13604,539 psi. Besarnya nilai

pada tegangan akibat expansion

loaddisebabkan karena nilai momen

yang besar pada segmen.

4. PENENTUAN DESAIN BARU

1. Penentuan allowable span untuk desain

kondisi operasi interconnection

line300-S2-B2a-4101-H100 dapat

dtentukan dengan persamaan (5) dan (6)[4]. L base on stress =

0.33𝑥𝑍𝑥𝑆ℎ 𝑤 ……… (5) L base on deflection =

22.5 𝑥 𝑤∆ 𝑥 𝐸 𝑥 𝐼 4 ……… (6)

Dari hasil perhitungan allowable span

menggunakan persamaan (5) dan (6) bahwa nilai terkecil yaitu pada

persamaan L based on deflection yang

nilainya yaitu sebesar 13m. Namun

estimasi jarak span untuk suatu desain

system perpipaan harus disesuaikan

dengan analisa tegangan pipa.

Sehingga untuk melakukan analisa desain baru akan diambil jarak span 10 meter dan 8 meter.

2. Setelah dilakukan penentuanvariable

span maka dilakukan proses desain

gambar isometric yang akan digunakan

untuk analisa tegangan. Untuk hasil gambar isometric akan dilampirkan pada buku Tugas Akhir ini.

5. ANALISA TEGANGAN PADA DESAIN

BARU 5.1. Primary stress

Sama halnya dengan analisa primary stress

pada desain baru, maka analisa ini dibagi menjadi dua yaitu tegangan akibat beban

sustained load dan tegangan akibat beban

occasional load. a. Sustained load

Beban sustain adalah beban yang bekerja secara terus-menerus padapipa.

Nilai tegangan akibat beban sustained

load dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan (1) diatas. Dari persamaan tersebut didapatkan hasil perhitungan desain baru dengan variable 8 m dan 10 m yaitu sesuai dengan grafik pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai

Tegangan Sustained Load pada Desain

Span 8 M dan 10 M

Pada desain span 10 meter nilai

tegangan sustained load terbesar pada

perhitungan software yaitu sebesar

5379,5 psi dan pada perhitungan manual sebesar 11614,7 psi Sedangkan untuk desan span 8 meter nilai terbesar

pada perhitungan software yaitu sebesar

4797,00 psi dan pada perhitungan

manual sebesar 10073,36

psi.Berdasarkan grafik diatas bahwa

nilai tegangan akibat sustained load

pada desain span 8 meter lebih kecil dibandingkan dengan 10 meter. b. Occasional load

Beban okasional terjadi akibat

hembusan angin, gempa bumi atau gaya lain yang intensitasnya secara singkat dan jarang terjadi. Beban okasional gempa yang mengenai pipa

dapat dihitung menggunakan

persamaan (2). Dari persamaan tersebut didapatkan hasil perhitungan desain 0,00 100000,00 200000,00 300000,00 400000,00 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 TE G AN G AN E XP AN SI ON LOAD (p si ) SEGMEN

Tegangan Ekspansi (Software) psi Tegangan Ekspansi (manual) psi

0 5000 10000 15000 1 5 9 131721252933374145495357616569 TE GAN GAN S US TAI N ED L O AD (p si ) SEGMEN

Sustained Load Manual (Desain Span 8 m) Sustained Load Software (Desain Span 8 m) Sustained Load Manual (Desain Span 10 m)

(4)

baru dengan variable 8 m dan 10 m yaitu sesuai dengan grafik pada gambar 5.

Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai

Tegangan Occasional Load pada

Desain Span 8 M dan 10 M

Pada desain span 10 meter nilai

tegangan occasional load terbesar pada

perhitungan software yaitu sebesar

9272,28 psi (639,3 kg/sq.cm) dan pada perhitungan manual sebesar 10071,58 psi (694.37 kg/sq.cm). Sedangkan untuk desain span 8 meter nilai terbesar

pada perhitungan software yaitu sebesar

3384,30psi (233,34 kg/sqcm) dan pada perhitungan manual sebesar 12038,68 psi (829,99 kg/sq.cm).

5.2. Secondary Stress

Secondary stress merupakan tegangan yang

diakibatkan oleh beban thermal. Namun

sebelum memperhitungkan nilai tegangan

akibat expansion load harus dilakukan

perhitungan displacement.

a.

Untuk melakukan perhitungan

displacement dapat dilakukan dengan persamaan (3)

Dari persamaan tersebut didapatkan bahwa nilai tertinnggi pada desain span 10 meter sebesar 2,28 in. Sedangkan pada desain span 8 meter nilai

displacement tertinggi yaitu sebesar 1,76 in.

b.

Perhitungan tegangan akibat expansion

load dapat dilakukan dengan persamaan (4).

Berdasarkan hasil persamaan tersebut didapatkan hasil perhitungan untuk

desain existing pada gambar 6. Grafik

nilai tegangan akibat expansion load.

Gambar 6. Grafik Perbandingan Nilai

Tegangan Expansion Load pada Desain

Span 8 M dan 10 M

Tegangan terbesar terjadi pada desain span 8 meter sebesar 27118,04 psi, sedangkan untuk desain span 10 meter sebesar 24387,7 psi.Besarnya nilai pada tegangan akibat

expansion loaddisebabkan karena nilai momen yang besar pada segmen.

6. KESIMPULAN

Variasi panjang span dilakukan pada nilai 10 meter dan 8 meter. hasil dari analisa tegangan menunjukkan pada kedua desain

tidak mengalami overstress. Dari variasi

desain span 8 meter dan 10 meter untuk

perhitungan displacement menunjukkan

lebih besar desain 10 meter dibandingkan

dengan 8 meter. Nilai displacement untuk

desain span 10 meter tidak memenuhi kriteria penerimaan Perusahaan karena nilai maximumnya yaitu sebesar 57,93 mm. Sedangkan pada desain span 8 meter nilai

displacement tertinggi yaitu sebesar 44,37 mm. 0 5000 10000 15000 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 TE G A N G A N O CCA SI O N A L LO A D ( p si ) SEGEMEN

Occasional Load Manual (Desain Span 8 m) Occasional Load Software (Desain Span 8 m) Occasional Load Manual (Desain Span 10 m)

0 10000 20000 30000 40000 1 4 7 1013161922252831343740434649525558616467 TE G A N G A N E XPA N SI O N L O A D ( p si ) SEGMEN Expansion Load Manual (Desain Span 8 m) Expansion Load Software (Desain Span 8 m) Expansion Load Manual (Desain Span 10 m) Expansion Load Software (Desain Span 10 m)

(5)

7. DAFTAR PUSTAKA

[1]ASME, 2013,

ASME Code For Process

Piping B.31.3, New York : THE

AMERICAN SOCIETY OF

MECHANICAL ENGINEERS.

[2]Chamsudy, Ahmad. 2005. Diktat

pelatihan pipe stress Anylsis, Jakarta :

Piping department PT. Rekayasa

Industri.

[3]Grinnel ITT (1981). Introduction to pipe

stress analysis. USA : ITT Grinnel Corporation.

[4]Kannapan, S. (1985). Introduction to pipe

stress analysis.New York: John welly.

[5]Nayyar, M, L. (2000). PIPING

(6)

Gambar

Gambar 1. Grafik Nilai Tegangan  Sustained Load untuk Perhitungan  Manual dan Software pada Desain
Gambar  5.  Grafik  Perbandingan  Nilai

Referensi

Dokumen terkait

21/SK/DIR/NSLD/2013 loan to value (LTV) Bank Indonesia melakukan sejumlah kebijakan membatasi nilai loan to value untuk ketentuan pembatasan loan to value yang

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang telah terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh

disebabkan penelitian terhadap fosil-fosil ini telah memperlihatkan bahwa semua makhluk ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan manusia dan merupakan spesies-spesies

PLK memiliki 16 proses bisnis diantaranya yaitu administrasi manajemen entri tindakan, administrasi manajemen entry data administrasi, administrasi manajemen entry data

Aurreko atalean ekarri dugun historiaren ondorengo zuzena, egun Donostian, beraien burua feminista moduan izendat zen duten bi gazte talde dira. Batetik Medeak taldea dugu

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kejenuhan siswa dalam mempelajari huruf kana (hiragana dan katakana) yang dapat berakibat pada munculnya penolakan siswa

Menurut Chisara dkk (2018: 71) melalui pendekatan model RME siswa dapat mengetahui keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari- hari. Langkah kedua