• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penyuluhan Sadari terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Penyuluhan Sadari terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2013"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS PENYULUHAN SADARI TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 2 DI KECAMATAN

PONTIANAK BARAT TAHUN 2013

DEWI PERMATASARI I 11108010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)

EFEKTIVITAS PENYULUHAN SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 2 DI KECAMATAN

PONTIANAK BARAT TAHUN 2013

Dewi Permatasari1; Agus Fitriangga2; Willy Handoko3

Intisari

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan penyakit yang paling

ditakuti oleh wanita dan sulit disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Upaya yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Namun, para wanita memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang rendah tentang kanker payudara dan cara deteksinya. Wanita perlu diberikan informasi mengenai kanker payudara dan cara deteksinya yaitu SADARI sejak usia remaja.

Tujuan: Mengidentifikasi efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat

pengetahuan siswi SMAN 2 Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2013.

Metode : Desain penelitian quasi eksperimental dengan metode one

group pretest-posttest. Populasi adalah semua siswi SMA Negeri 2 Pontianak tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 363 orang. Sampel diambil sebanyak 91 orang dengan teknik stratified random sampling. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menguji 2 sampel dari kelompok yang sama adalah Uji Wilcoxon.

Hasil : Tingkat pengetahuan responden pra-penyuluhan SADARI hanya

1,11% yang berkategori baik, sedangkan pasca-penyuluhan tingkat pengetahuan responden yang berkategori baik menjadi 64,84%. Hasil analisis statistik uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 0,1 diperoleh nilai p<0,000, yang menunjukkan bahwa terdapat perubahan tingkat pengetahuan SADARI antara pra- dan pasca-penyuluhan.

Kesimpulan : Penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara efektif dapat meningkatkan pengetahuan siswi tentang SADARI.

Kata Kunci : Penyuluhan, SADARI, kanker payudara, pengetahuan,

remaja putri.

1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.

2) Departemen Kesehatan Komunitas, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.

3) Departemen Fisiologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.

(4)

EFFECTIVENESS OF BREAST-SELF EXAMINATION (BSE) COUNSELING TO THE KNOWLEDGE AMONG FEMALE STUDENTS

OF SMA NEGERI 2

IN WEST PONTIANAK DISTRICT 2013

Dewi Permatasari1; Agus Fitriangga2; Willy Handoko3

Abstract

Background: Breast cancer is the most feared disease among women and it is hard to treated at advanced stage. Breast-Self Examination (BSE) is one of the methods for early detection of breast cancer. However, women have little understanding about the disease and how to detect it. Therefore, women should be educated for its early detection methods (i.e. BSE) on their young age.

Objective: To identify effectiveness of BSE counseling to the level of knowledge about BSE among female students of SMA Negeri 2 in West Pontianak District, 2013.

Methods: This research was conducted within quasi-experimental with one group pretest-posttest methods used as its design. Data population is all female students of SMA Negeri2 Pontianak in academic year 2012/2013 (i.e. 363 people). The number of sample is 91 people, taken using stratified random sampling technique. Primary data are collected through a set of questionnaires which are completed by the respondents. Wilcoxon test is applied in this study to test 2 samples from the same group.

Results: Before BSE counseling was conducted, only (1.11%) showed good knowledge. After the counseling session was conducted, most respondents (64.84%) showed good knowledge. Statistical analysis using Wilcoxon-test with confidence level = 0.1 results in p-value <0.000. This value indicates that there are changes in the level of knowledge on BSE before and after the counseling session.

Conclusion: BSE counseling effectively improve the knowledge of female students about BSE.

Keywords: Counseling Session, Breast-Self Examination, Breast Cancer, Knowledge, Young Women.

1) Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan

2) Department of Community Health, Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura, Pontianak, West Kalimantan

3) Department of Physiology, Medical Faculty, Tanjungpura University, Pontianak, West Borneo.

(5)

PENDAHULUAN

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang menyerang lobulus (kelenjar air susu) maupun duktus (saluran air susu). Penyakit ini paling ditakuti oleh wanita karena sulit disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut.1,2,3 Berdasarkan data Global of Cancer (Globoccan) pada tahun 2008, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan (insidensi 40 per 100.000 perempuan) dengan kasus baru sekitar 1.384.000 serta jumlah kematian 458.000 di dunia.4,5 Sementara itu, insidensi kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, menyebutkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia yaitu sebesar 8.277 kasus.6 Insidensi kanker payudara di Provinsi Kalimantan Barat menurut data registrasi rawat inap di RSUD dr. Soedarso tahun 2011, menyebutkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di RSUD dr. Soedarso dengan jumlah 319 kasus.

Remaja putri memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang rendah tentang kanker payudara dan cara deteksinya. Meskipun mereka mengetahui kanker payudara merupakan penyakit yang serius, namun mereka hanya beranggapan bahwa faktor usia dan genetik saja yang dapat menyebabkan kanker payudara sehingga mereka beranggapan bahwa mereka tidak beresiko terkena kanker payudara 7,8 Terdapat beberapa faktor resiko yang telah diketahui dapat menyebabkan kanker payudara yaitu usia, faktor genetik, dan faktor reproduksi. Beberapa faktor resiko lain seperti obesitas, merokok, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan menkonsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.9,10

Satu diantara upaya yang dapat dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

(6)

SADARI merupakan metode yang paling efektif dan efisien untuk mendeteksi kanker payudara pada stadium dini. Pada wanita produktif, SADARI dilakukan sebulan sekali, 7-10 hari terhitung sejak hari pertama menstruasi. SADARI dapat dilakukan sejak seorang wanita yang telah menstruasi. Pada wanita yang telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang telah ditentukan di setiap bulannya.11

Semua wanita perlu diberikan informasi mengenai kanker payudara dan cara deteksinya yaitu SADARI pada usia remaja. Hal ini merupakan elemen penting untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan SADARI sejak dini sehingga mereka dapat memberikan edukasi mengenai kanker payudara dan cara deteksinya kepada lingkungan sosialnya agar para wanita waspada terhadap resiko-resiko yang berkaitan dengan penyakit tersebut.7 Satu diantara cara untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri megenai SADARI yaitu dengan penyuluhan. Penelitian yang dilakukan oleh Gursoy, et al.,12 mengemukakan bahwa pendidikan kesehatan mengenai SADARI dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kanker payudara dan SADARI.

Kecamatan Pontianak Barat merupakan kecamatan yang memiliki komposisi penduduk remaja terbanyak di Kota Pontianak. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, menyebutkan jumlah penduduk remaja putri di Kecamatan Pontianak Barat adalah yang terbanyak dengan jumlah 11.695 jiwa. Jumlah remaja putri dengan rentang usia 10-14 tahun berjumlah 5.561 jiwa dan sebanyak 6.134 jiwa dengan rentang usia 15-19 tahun.

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 merupakan SMA negeri yang terdapat di Kecamatan Pontianak Barat, dengan jumlah populasi siswa terbesar sebanyak 526 siswa. Siswa di sekolah tersebut memiliki rentang usia antara 15-18 tahun yang masih tergolong remaja. Berdasarkan informasi

(7)

yang diberikan oleh pihak sekolah, di SMAN 2 Pontianak belum pernah dilakukan penelitian maupun penyuluhan tentang SADARI.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat pengetahuan siswi SMAN 2 Pontianak di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas penyuluhan SADARI terhadap tingkat pengetahuan siswi SMAN 2 Pontianak di Kecamatan Pontianak Barat Tahun 2013. Tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi pra- dan pasca-penyuluhan serta melihat perbedaan pengetahuan siswi antara pra- dan pasca-penyuluhan.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design.13 Pada penelitian ini diawali dengan pemberian kuesioner (pretest), kemudian setelah itu peneliti memberikan intervensi berupa penyuluhan. Untuk mengetahui keefektivitasan penyuluhan, peneliti memberikan kuesioner yang sama (posttest). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner mengenai pengetahuan tentang SADARI yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan pilihan benar dan salah. Kuesioner telah diuji validitas dan reabilitasnya sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian.

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013. Jumlah responden sebanyak 91 orang merupakan siswi SMAN 2 dari kelas X sampai kelas XII. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling (berdasarkan peluang) dengan teknik stratified random sampling yaitu pemilihan sampel secara acak untuk setiap kelas.14

(8)

Responden yang diinklusikan dalam penelitian ini yaitu siswi SMAN 2 Pontianak yang bersedia menjadi sampel penelitian. Responden yang tidak hadir saat penyuluhan, tidak hadir dalam pengisian kuesioner, dan mengisi kuesioner secara tidak lengkap merupakan responden yang dieksklusikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Responden paling banyak berusia 17 tahun yaitu sebanyak 33 orang (36,26%), sedangkan jumlah responden yang paling sedikit berusia 18 tahun yaitu sebanyak 7 orang (7,69%). Responden mencakup kelas X sebanyak 36 orang, kelas XI sebanyak 25 orang dan kelas XII sebanyak 30 orang.

Informasi yang diperoleh responden tentang kesehatan berasal dari berbagai macam sumber. Pada penelitian ini sebagian besar responden menyatakan memperoleh informasi tentang kesehatan tersebut berasal dari internet (30,87%) dan media cetak (23,48%), Sedangkan peranan media elektronik, petugas kesehatan, guru, keluarga, media elektronik, maupun telepon genggam masih relatif kecil. Kemudahan akses internet ini dimungkinkan dapat mempengaruhi pengetahuan siswi terhadap informasi kesehatan khususnya kanker payudara.

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Responden Pra-Penyuluhan Tingkat pengetahuan responden Jumlah (orang) Persentase (%) Baik Cukup Kurang 1 57 33 1,11 % 62,63 % 36,26 % Total 91 100

(9)

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden Pasca-Penyuluhan Tingkat pengetahuan responden Jumlah (orang) Persentase (%) Baik Cukup Kurang 59 28 4 64,84% 30,77 % 4,39% Total 91 100

Sumber: (Data Primer, 2013)

Berdasarkan Tabel 1, pengetahuan responden pra-penyuluhan mengenai SADARI didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai SADARI hanya 1 orang (1,11%), responden yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 57 orang (62,63%), dan responden yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 33 orang (36,26%). Pada Tabel 2, pengetahuan responden mengenai SADARI pasca-penyuluhan didapatkan sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik mengenai SADARI dengan jumlah 59 orang (64,84%), responden yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 28 orang (30,77%), dan 4 orang (4,39%) responden memiliki pengetahuan kurang.

Gambar 1. Perbandingan Tingkat Pengetahuan Responden Pra- dan Pasca-Penyuluhan

(Sumber: Data Primer, 2013) 1,11% 62,63% 36,26% 64,84% 30,77% 4,39% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Baik Cukup Kurang

Jum lah ( o rang ) Kategori Pengetahuan Pra-Penyuluhan Pasca-Penyuluhan Uji Wilcoxon (p = 0,000)

(10)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pasca-penyuluhan SADARI. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik pasca-penyuluhan mengalami peningkatan dibandingkan pra-penyuluhan dari 1,11% menjadi 64,84%. Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung -8,211, dengan nilai p = 0,000 (p<0,1) yang menunjukkan bahwa terdapat perubahan tingkat pengetahuan pasca-penyuluhan mengenai SADARI. Hal ini berarti penyuluhan kesehatan tentang SADARI efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai upaya deteksi dini kanker payudara.

Tabel 3. Perbandingan Hasil Pra- dan Pasca Penyuluhan N Mean Rank Sum of

Ranks POSTTEST-PRETEST Negative Ranks 0 .00 .00 Positive Ranks 88 44.50 3916.00 Ties 3 Total 91

(Sumber: Data Primer, 2013)

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui jumlah responden yang memiliki nilai posttest lebih besar daripada nilai pretest berjumlah 88 orang dan responden yang tidak memiliki perubahan nilai berjumlah 3 orang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui juga bahwa tidak ada satu responden yang mengalami penurunan nilai. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai pada saat posttest walaupun terdapat 3 orang yang tidak mengalami perubahan nilai baik pretest maupun posttest.

B. PEMBAHASAN

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada kelenjar air susu dan saluran kelenjar air susu dalam payudara yang tumbuh sangat cepat, berkali-kali lebih cepat daripada sel normal, merusak jaringan sekitar, menyebar ke kelenjar getah bening, masuk ke

(11)

pembuluh darah sampai ke organ lain, seperti tulang, paru-paru, hati bahkan otak1,2,3. Sutjipto21 menyebutkan bahwa sebagian besar penderita datang pada stadium lanjut. Padahal, penyakit ini dapat disembuhkan jika terdekteksi sejak dini. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan wanita terkait tanda dan gejala, pemeriksaan dini dan waktu pemeriksaan dini.

Saat ini metode SADARI merupakan salah satu metode deteksi dini yang efektif untuk menemukan kanker payudara pada stadium awal, sebab sebagian besar benjolan ditemukan oleh pasien sendiri. SADARI dimulai sejak seorang wanita telah mengalami menstruasi, dilakukan pada 7-10 hari terhitung hari pertama menstruasi. SADARI dapat dilakukan saat mandi maupun sebelum tidur.11 Pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI sebagai deteksi dininya merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku SADARI seseorang. Salah satu upaya agar siswi dapat memperoleh pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI yaitu melalui penyuluhan.

Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia 15-18 tahun. Responden yang paling banyak yaitu berusia 17 tahun berjumlah 33 orang (34%). Karakteristik umur tersebut masuk dalam kategori remaja tengah (14-16 tahun) dan remaja akhir (17-19 tahun). Fudyartanta15 menyatakan bahwa periode remaja merupakan periode yang sangat penting untuk diberikan edukasi yang positif. Pada fase ini mulai terjadi perubahan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Perkembangan fisik yang cepat dan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja membuat remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental, sikap dan minat terhadap sesuatu hal yang dianggap baru oleh remaja, Responden dalam penelitian ini termasuk kategori remaja, sehingga diharapkan dapat menerima pengetahuan SADARI sebagai pembaruan pengetahuan

(12)

karena berhubungan erat dengan perubahan fisik, psikologis dan sosialnya.

Tingkat Pengetahuan Pra-Penyuluhan.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal-hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitias, penghasilan, maupun social budaya.16 Pada saat pra-penyuluhan, responden sudah memiliki pengetahuan dengan kategori cukup baik tentang kanker payudara dan SADARI. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor latar belakang pendidikan sebagai siswi SMA yang belum maupun sudah mendapatkan informasi mengenai SADARI, pengalaman juga mempengaruhi pengetahuan seseorang khususnya pengetahuan tentang kanker payudara.

Tingkat pengetahuan pra- penyuluhan juga dipengaruhi oleh kemudahan dalam mencari informasi melalui akses internet saat ini, hal ini dibuktikan dengan sumber informasi kesehatan yang mereka dapatkan sebagian besar berasal dari media internet sebanyak 30,87%. Informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan hanya sebesar 9,57%, hal ini menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan yang seharusnya sebagai sumber informasi kesehatan belum mampu menjangkau siswi sebagai sumber informasi kesehatan khususnya informasi kanker payudara.

Mayoritas responden tahu tentang kanker payudara, tetapi tidak cukup baik pada pengetahuan tentang cara mendeteksinya. Hasil pretest menyebutkan rata-rata responden memiliki pengetahuan dengan kategori cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa pra-penyuluhan hanya sedikit yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik. Penelitian yang dilakukan oleh Saputri17 terhadap remaja putri di MAN 1 Surakarta, menunjukkan rata-rata responden memiliki pengetahuan tentang SADARI juga masuk dalam

(13)

kategori cukup. Namun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian Putri18 terhadap remaja putri di Padang Panjang yang menyebutkan rata-rata responden memiliki pengetahuan tentang SADARI pada kategori kurang.

Tingkat Pengetahuan Responden Pasca-Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan oleh dokter umum yang sudah berpengalaman dalam memberikan informasi mengenai deteksi kanker payudara. Pada saat pasca-penyuluhan, mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik. Terjadi peningkatan yang bermakna dari kategori cukup baik menjadi kategori baik. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati19 terhadap remaja putri di SMA Futuhiyyah Mranggen Demak juga menunjukkan bahwa pasca-penyuluhan tentang SADARI, terjadi peningkatan pengetahuan responden yaitu memiliki pengetahuan dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan responden, sehingga diharapkan remaja putri tidak hanya tahu dan mengerti tentang kanker payudara dan deteksinya tetapi juga mau melakukan SADARI secara teratur sebagai upaya mencegah terjadinya kanker payudara. Dapat disimpulkan bahwa pasca-penyuluhan tentang SADARI oleh petugas kesehatan (dokter umum) sebagai deteksi dini kanker payudara rata-rata responden mengalami peningkatan pengetahuan menjadi kategori baik.

Tingkat Pengetahuan Responden Pra- dan Pasca-Penyuluhan SADARI.

Penyuluhan dilakukan oleh dokter umum yang sudah berpengalaman dalam memberikan informasi mengenai SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara, selain itu metode penyuluhan dan media penyuluhan yang digunakan pada penelitian ini berisi informasi mengenai kanker payudara dan SADARI yang disusun secara sistematis dan menggunakan kalimat yang mudah dipahami oleh responden. Pada saat pra-penyuluhan, hanya 1,11% responden berpengetahuan baik. Pada pasca-penyuluhan,

(14)

pengetahuan responden mengenai SADARI mengalami peningkatan dimana pengetahuan mayoritas responden menjadi baik yaitu sebesar 64,84%. Sementara itu terjadi penurunan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan cukup dari 62,63% menjadi 30,77% dan penurunan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan kurang dari 36,26% menjadi 4,39%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara pengetahuan responden pra- dan pasca-penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Temuan pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maharani22 terhadap siswi SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran yang menyebutkan terdapat peningkatan pengetahuan siswi pra- dan pasca-penyuluhan tentang SADARI. Penelitian yang dilakukan Fadhillah23 menunjukkan hasil serupa, pengetahuan remaja putri tentang SADARI pasca-penyuluhan mengalami peningkatan.

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga peserta tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Terjadinya peningkatan pengetahuan responden pasca-penyuluhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penyuluh, peserta penyuluhan, metode serta media penyuluhan yang digunakan. Pada penelitian ini penyuluhan yang dilakukan tidak sekadar menerangkan yang bersifat searah atau pasif, selain itu penyuluh melakukan interaksi agar terbangun proses perubahan perilaku terhadap responden penelitian. Seorang penyuluh juga harus memiliki sikap dan penampilan yang meyakinkan serta harus menguasai materi dengan baik. Diskusi yang dilakukan juga memudahkan responden memahami materi yang diberikan. Metode penyuluhan yang digunakan yaitu metode ceramah dimana menurut Notoatmodjo16 metode ceramah selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran

(15)

yang cukup besar. Media cetak dan media audiovisual juga berperan meningkatkan pengetahuan siswi tentang kanker payudara dan SADARI. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo16 bahwa keberhasilan suatu penyuluhan dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi penyuluh dimana penyuluh dapat menguasai materi serta sasaran yang dituju, kondisi peserta didik, proses penyelenggaraan, sarana yang digunakan serta metode yang digunakan.

KESIMPULAN

Penelitian ini memperlihatkan bahwa penyuluhan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara efektif dapat meningkatkan pengetahuan siswi tentang SADARI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lincoln, J. dan Wilensky, Kanker Payudara Dianosis dan Solusinya, Jakarta: Pustakarya, 2008

2. Indrawati, M. Bahaya Kanker Bagi Wanita dan Pria. Jakarta: Buku Pendidikan Untuk Kehidupan. 2009

3. Mintian, Y. dan Yi, W., Tumor Daerah Toraks. Di dalam: Wan Desen (ed), Onkologi Klinis Edisi 2, Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran, 2010

4. GLOBOCCAN. Breast Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2008 Summary, International Agency for Research on Cancer. [internet] 2008. [cited 2012 November 23] Available from: http://www.globocan.iarc.fr

5. Siegel, R., Naishadham, D., dan Jemal.A. Cancer Statitics 2012. CA Cancer J Clin. 2012;62:10±29

6. Pusat Komunikasi Pubik, Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan RI., Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita

(16)

Kanker. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. [internet] 2010. [cited 2012 November 23] Available from: http://www.depkes.go.id

7. Johnson, N., dan Dickson-Swift, V. µ,W 8VXDOO\ +DSSHQV LQ 2OGHU

:RPHQ¶ <RXQJ :RPHQ¶V 3HUFHSWLRQV $ERXW %UHDVW &DQFHU Health

Education Journal. 2008;67(4):243-275

8. Tiolena, R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008. [Skripsi] Medan: Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2008

9. American Cancer Society. Breast Cancer Facts & Figures 2011-2012. Atlanta: American Cancer Society. 2012.

10. Fuemmeler, BF., Penzich, MK., dan Tercyak, KP. Weight, Dietary Behavior, and Physical Activity in Childhood and Adolescence: Implication for Adult Cancer Risk. The European Journal of Obesity. 2009;3:179-186

11. Departemen Kesehatan RI. Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. 2009

12. Gursoy, AA., Yigitbas,C., Yilmaz F., Erdol H., Bulut HK., Mumcu Havva K., Yesilcicek K., Kahriman I., Himdistan, S., dan Nural, N. The

(IIHFW 2I 3HHU (GXFDWLRQ 2Q 8QLYHUVLW\ 6WXGHQWV¶ .QRZOHGJH 2I

Breast Self-Examination And Health Beiefs. The Journal of Breast Health. 2009;5(3):135-140

13. Cohen, L., Manion, L., dan Morrison , K. Research Methods in Education. New York: Routledge. 2007

14. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. 2010

15. Fudyartanta, Ki. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012

16. Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan, Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010

(17)

17. Saputri, KH. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 Surakarta. [KTI] Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada. 2012

18. Putri, AE. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja putrid Tentang SADARI Terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah Putri Padang Panjang Bulan Februari 2011. [Skripsi] Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah. 2011

19. Hidayati, A. Salawati T., dan Istiana, S. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Keterampilan Praktik SADARI. [Skripsi] Semarang: FKPK Universitas Muhammadiyah. 2011

20. Soemitro, M., dan Hermawan, A. Blak-Blakan Kanker Payudara. Bandung: Penerbit Qanita. 2012

21. Permasalahan Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker Payudara. [internet] 2007 [cited 2013 April 23] Available form: http://www.dharmais.co.id

22. Maharani, R. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010. [Skripsi] Medan: FKM Universitas Sumatera Utara. 2010

23. Fadhilah, F. Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang SADARI di SMA Negeri 1 Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. [Skripsi] Medan: FKP Universitas Sumatera Utara. 2009

Gambar

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Responden Pra-Penyuluhan
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden Pasca-Penyuluhan  Tingkat  pengetahuan  responden  Jumlah (orang)  Persentase (%)  Baik   Cukup  Kurang  59 28 4  64,84%  30,77 % 4,39%  Total  91  100

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : ada hubungan yang cukup besar antara tingkat pengetahuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku aktif SADARI pada Wanita Usia Subur di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara..

Pada penelitian yang dilakukan Suastina (2013) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di

Hasil Penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswi Kelas II di SMA Negeri 9 Medan tahun 2015 dengan jumlah

Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap wanita dewasa terhadap SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara.. Dengan tujuan seperti

Hasil penelitian ini yang telah dilakukan tentang pengaruh pendidikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) terhadap pengetahuan siswi dalam upaya deteksi dini kanker

Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian yang berbunyi “Ada pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap tingkat pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan

Hasil uji Spearman Rank Rho hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05 berarti H0