• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh character dan capacity terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh character dan capacity terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CHARACTER DAN CAPACITY TERHADAP

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) MITRA USAHA IDEAL

SIDAYU GRESIK SKRIPSI

Oleh:

Rosalia Nur Fitriyah NIM: G74215175

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pengaruh Character dan Capacity Terhadap

Penyelesaian Pembiayaan Murabahah di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik” ini

merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yaitu bagaimana pengaruh character dan capacity secara parsial dan secara simultan terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di KSPPS Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif melalui kuisioner dengan instrumen skala liket. Sujek dalam penelitian ini merupakan nasabah pembiayaan murabahah dengan jumlah sebanyak 97 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling.

Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuisioner dan dokumentasi. Sedangkan analisa datanya menggunakan uji validitas dan reabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji T dan uji F.

Hasil penelitian menunjukan bahwa uji validitas dan reabilitas dinyatakan valid dan reliabel. Kemudian uji hipotesisi secara parsial (uji t) variabel character

berpengaruh signifikan dengan nilai Thitung 2,309 > Ttabel sebesar 1,989, sedangkan

variabel capacity tidak berpengaruh dengan nilai Thitung 1,291 < Ttabel 1,989.

Kemudian untuk uji simultan kedua variabel bebas bersama-sama berpengaruh signifikan dengan nilai Fhitung 11,861 > dari Ftabel 3,09 dan nilai sig 0,000.

Dari hasil penelitian, saran yang dapat diberikan bagi KSPPS MUI Sidayu Gresik hendaknya dapat lebih selektif dalam pemberian pembiayaan murabahah

dengan lebih mempertimbangkan character dan capacity serta melihat kondisi ekonomi nasabah secara profesional sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan supaya dapat mengetahui kualitas anggotanya dalam penyelesaian pembiayaan, agar pembiayaan diterima dengan aman, lancar dan menguntungkan.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERN YATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Maslah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 37

C. Kerangka Konseptual ... 43

D. Hipotesis ... 43

(8)

A. Jenis Penelitian ... 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 44

D. Variabel Penelitian ... 46

E. Definisi Operasional... 47

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

G. Data dan Sumber Data... 51

H. Teknik Pengumpul Data ... 51

I. Teknik Analisa Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian... 56

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

2. Karakteristik Responden ... 74

B. Analisa Data ... 79

1. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 79

2. Uji Asumsi K lasik ... 82

3. Uji Regresi Linier Berganda ... 84

4. Uji Hipotesis... 87 BAB V PEMBAHASAN ... 89 BAB IV PENUTUP ... 98 A. Kesimpulan... 98 B. Saran ... 99 C. Keterbatsan Penelitian ... 100 DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN ... 103

(9)

DAFTAR TABEL

1.1 Pertumbuhan Jumlah Anggota Pembiayaan Mirabahah... 3

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 41

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .. 75

4.4 Karakteristk Responden Berdasarkan Pekerjaan... 76

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan... 76

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Besarnya Pembiayaan 77 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jangka Waktu ... 78

4.8 karakteristik Responden Berdasarkan Kelancaran ... 79

4.9 Hasil Uji Validitas Character (X1) ... 80

4.10 Hasil Uji Validitas Capacity (X2) ... 80

4.11 Hasil Uji Validitas Penyelesaian Pembiayan (Y)... 80

4.12 Hasil Uji Reabilitas ... 81

4.13 Hasil Uji Normalitas... 82

4.14 Hasil Uji Multikolinearitas... 83

4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 84

4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 85

4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 86

4.18 Hasil Uji T ... 87

(10)

DATAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual ... 43 4.1 Struktur Organisasi KSPPS-MUI Gresik JATIM ... 59 4.2 Struktur Organisasi KSPPS-MUI Cabang Sidayu Gresik... 59

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia juga terus meningkat. Sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia dihadapkan dengan masalah keterbatasan sumber daya, salah satunya adalah sumber daya modal.1

Lembaga keuangan berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan khususnya masyarakat industri modern. Produksi bersekala besar dengan kebutuhan investasi tentunya mebutuhkan modal yang besar dan tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan menjadi tumpuan bagi para pengusaha dalam penambahan modalnya melalui kredit dan juga menjadi tumpuan investasi melalui saving. Sehingga lembaga keuangan memainkan peranan yang besar dalam mendistribusikan sumber daya ekonomi di masyarakat, meskipun belum sepenuhnya mewakili kepentingan masyarakat luas.2

1

Septian Surya Kencana dkk, “Analisis Pengaruh Karakteristik Debitur Berdasarkan Prinsip 5C Terhadap Kredit Bermasalah”, Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB) Vol 14, No. 2, (2016), hlm 1.

2

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) (Yogyakarta: UII Press, 2004),

(12)

2

Pembiayaan merupakan aktivitas dalam menyalurkan modal kepada pihak yang keterbatasan modal berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.

Pembiayaan secara konvensional disebut dengan kredit. Proses pembiayaan merupakan aspek terpenting di dalam perbankan. Proses pembiayaan yang sehat apabila berimplikasi kepada investasi baik dan halal serta dapat menghasilkan pemgembalian yang sesuai dengan harapan maupun lebih dari apa yang diharapkan.3

Inesiatif pengajuan pembiayaan biasanya datang dari nasabah yang biasanya kekurangan dana. Namun dalam perkembangannya, inesiatif tersebut tidak mesti datang dari nasabah, tetapi juga dapat muncul dari

officier bank. Officer bank syariah yang berjiwa bisnis biasanya mampu menangkap peluang usaha tertentu. Setelah itu officer bank syariah akan melakukan solicit ke pengusaha dimaksud untuk melakukan perjanjian bisnis.4

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Sayariah (KSPPS) merupakan lembaga keuangan mikro berbasis syariah yang lahir dari perkembangan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) yang tidak menerapkan sistem riba/bunga melainkan menerapkan sistem bagi hasil.

3

Sunarto Zulfikri, Panduan Prak tis Transak si Pembiayaan Syariah (Jakarta: Zikrun Hakim, 2007), hlm 145.

4

(13)

3

KSPPS Mitra Usaha Ideal yang beralamatkan di Jl. KH. Zaini Sidayu Gresik tidak menerapkan sistem riba sesuai dengan mottonya yaitu

Amanah, Bebas Riba dan Barokah. Berbagai macam produk yang ditawarkan seperti simpanan, jasa pelayanan serta pembiayaan.

Murabahah merupakan salah satu jenis pembiayaan yang sering dilakukan berdasarkan prinsip jual beli, produk ini mudah dijumpai di beberapa lembaga keuangan syariah karena di nilai lebih sederhana dibandingkan dengan produk mudharabah yang menerapkan unsur syirkah atau kerjasama didalamnya. KSPPS Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik memiliki empat macam produk pembiayaan yaitu pembiayaan murabahah

(jual beli), rohn ma’al ijaroh (gadai dan jasa), mudhorobah (bagi hasil) dan musyarokah (penyertaan). Dari berbagai produk tersebut murabahah

merupakan produk unggulan.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Jumlah Anggota Pembiayaan Murabahah

Tahun Anggota

2016 309

2017 491

2018 454

2019 (Maret) 127

Sumber: data KSPPS Mitra Usaha Ideal

Pembiayaan merupakan kegiatan paling dominan dan merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh KSPPS, karena pembiayaan merupakan sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha. Dari kegiatan tersebut kemudian akan mendapatkan

(14)

4

penghasilan seperti margin keuntungan, ujrah dan bagi hasil. oleh karena itu nasabah hendaknya mengembalikan pinjaman sesuai dengan waktu dan imbalan yang sesuai dengan kesepakatan agar tidak mempengaruhi kesehatan bank.

Dalam bermuamalah dituntut adanya pengelolaan yang profesional dan baik yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen. Berbekal semangat saja tidaklah cukup untuk dapat mengelola sebuah lembaga keuangan namun harus tetap memperhatikan aspek manajemen dan aspek ekonomi agar dapat memaksimalkan pengelolaanya dengan tepat. Tiga aspek penting yang perlu di perhatikan dalam pembiayaan yaitu lancar, aman dan menguntungkan dalam upaya pengelolaan dana.5

Tahapan awal dalam proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan. Secara formal, permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada offcier bank. Namun, dalam implementasinya, permohonan dapat dilakukan secara lisan terlebih dulu untuk kemudian ditindak lanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut officer bank usaha tersebut dapat dibiayai.6

Untuk memastikan bahwa dana yang akan diserahkan tersebut lancar, aman dan menguntungkan, maka perlu dilakukan analisa pembiayaan terlebih dahulu sebelum dana dicairkan agar tidak

5

Rachmadi Usman, Produk dan Ak ad Perbank an Syariah di Indonesia Implementasi dan Aspek

Huk um (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2009), hlm 164.

6

(15)

5

menimbulkan resiko bagi lembaga keuangan seperti keterlambatan dalam pengembaliaan pembiayaan, penungakan bahkan kemacetan pembayaran perlu dilakukan analisa mendalam mengenai character/ sifat dari calon nasabah dan juga perlu menganlisa capacity/ kemampuannya.

Menurut Sunarto Penilaian karakter merupakan pintu gerbang utama proses persetujuan pembiayaan, apabila terjadi keslahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakibat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap orang yang beritikad buruk seperti berniat membobol bank, penipu, pemalas, pemabuk, pelaku kejahatan dan lain-lain.7

Sedangkan Ismail mengatakan bahwa analisa capacity ditujukan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan yang ditentukan.8

Character dan capacity merupakan faktor utama dalam menilai calon anggota yang melakukan permohonan pembiayaan, apabila karakter calon anggota tidak layak atau tidak terpenuhi dalam persyaratan maka prinsip lainnya untuk menganalisa tidak berarti. Kemampuan seseorang juga perlu diukur untuk mengetahui kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan sesuai dengan kesepakatan. Sifat baik belum menjamin mampu untuk melakukan bisnis dengan baik dan juga

7

Ibid,.

8

(16)

6

sebaliknya anggota yang mempunyai kemampuan dalam membayar belum menjamin memilki kemauan dalam membayar.

Pemberian pembiayaan tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan lembaga keuangan syariah atau BMT. Nasabah (anggota) dapat dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga pembiayaan tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan, akhirnya menjadi layak. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka pembiayaan yang disalurkan akan sulit untuk ditagih, dengan kata lain yaitu macet atau bermasalah. oleh karena itu, BMT harus menggunakan prinsip kehati-hatian dalam pengoperasionalan dana dengan tujuan untuk meminimalkan risiko, yang salah satu di antaranya adalah dalam pemberian pembiayaan kepada calon nasabah agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah.9

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Character dan Capacity

terhadap Penyelesaian Pembiayaan Murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik”

9

Kiswati & Anisa Rahmawaty, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Mudharabah” , Jurnal Ek onomi Syariah, Vol. 3, No. 1 (Juni 2015), hlm 2-3.

(17)

7

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah character dan capacity berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik?

2. Apakah character dan capacity berpengaruh signifikan secara simultan terhadap penyelesian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai fokus rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh character dan capacity

secara parsial terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh character dan capacity

secara simultan terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

(18)

8

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seacara teoritis.

2. Kegunaan praktis

Kegunaan yang dihapkan dari penelitian ini adalah agar menjadi masukan bagi KSPPS Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik dalam penentuan analisis pembiayaan yang baik dan efisien sehingga dapat dijadikan sebagai evaluasi mengenai adanya pembiayaan bermasalah.

(19)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998,

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.10

Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalukan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana tersebut dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan terbayarkan, penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan pada waktu akad pembiayaan.11

10

Ismail, Perbank an Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm 106.

11

(20)

10

b. Unsur Pembiayaan

Unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut:12 1) Bank Syariah

Merupakan suatu badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak yang membutuhkan dana.

2) Partner atau Mitra Usaha

Partner merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.

3) Kepercayaan atau Trust

Merupakan kepercayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak yang menerima pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan dana dari bank syariah sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Apabila bank syariah memberikan pembiayaan kepada mitra usaha berarti bank telah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

4) Akad

Akad merupakan suatu kesepakatan atau kontrak perjanjian yang dilakukan oleh bank syariah dengan pihak nasabah.

12

(21)

11

5) Risiko

Resiko merupakan kemungkinan kerugian yang timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat dikembalikan.

6) Jangka Waktu

Merupakan waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh bank syariah. Jangka waktu dapat bervariasi antara lain jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek merupakan jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan hingga 1 tahun. Jangka menengah merupakan pembayaran kembali antara 1 ingga 3 tahun. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan yang lebih dari 3 tahun.

7) Balas jasa

Sebagai balas jasa atau dana yang disalurkan oleh bank syariah, maka nasabah membayar dalam jumlah tetentu sesuai dengan akad yang telah disepakati antara bank dan nasabah.

c. Manfaat Pembiayaan

Beberapa manfaat atas pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah kepada mitra usaha antara lain:13

13

Ibid., 110.

(22)

12

1) Manfaat pembiayaan bagi bank

a) Pembiayaan yang diberikan dapat memperoleh balas jasa berupa margin keuntungan, bagi hasil dan pendapatan sewa sesuai dengan akad yang telah diprjanjikan.

b) Pembiayaan dapat meningkatkan profitabilitas bank. Kenaikan tingkat profitabilitas mencerminkan adanya kenaikan laba usaha pada bank.

c) Pembiayaan secara tidak langsung juga dapat memasarkan produk dan jasa bank syariah, seperti pembukaan rekening dll.

d) Pembiayaan dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai dalam memahami secara perinci usaha nasabah dalam berbagai sektor.

2) Manfaat bagi debitur

a) Pembiayaan dapat meningkatkan usaha nasabah untuk dapat memperluas volume usaha dan dalam peningkatan volume produksi dan penjualan seperti pembelian bahan baku, pengadaan peralatan dan mesin.

b) Nasabah dapat memilih jenis pembiayaan yang sesuai dengan tujuan penggunanya.

c) Bank memberikan fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh nasabah seperti transfer.

(23)

13

d) Jangka waktu pembiayaan dapat disesuaikan dengan jenis pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaan.

3) Manfaat bagi pemerintah

a) Pembiayaan dapat mendorong pertumbuhan sektor rill. Pembiayaan yang diberikan dapat meningkatkan volume produksi, sehingga dapat menigkatkan volume usaha yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan secara nasional.

b) Sebagai alat pengendali moneter, dimana pada saat peredaran uang dimasyarakat terbatas maka pemberian pembiayaan dapat meningkatkan peredaran uang dan juga sebaliknya jika peredaran uang berlebihan atau meningkat maka pemberian pembiayaan akan dibatasi. Sehingga nilai uang akan stabil.

c) Dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan lapangan kerja terjadi karena nasabah yang mendapatkan pembiayaan bertujuan untuk memperluas usaha yang kemudian dapat menyerap tenaga kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan nasional.

(24)

14

d) Dapat meningkatkan pendapatan negara, seperti pendapatan pajak.

4) Manfaat pembiayaan bagi masyarakat luas

a) Pembiayaan dapat mengurangi tingkat pegangguran. Pembiayaan yang diberikan untuk perusahaan menyebabkan adanya tambahan tenaga kerja karena peningkatan volume produksi, dan akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja.

b) Penyimpan dana akan mendapatkan imbalan bagi hasil lebih tinggi apabila bank dapat meningkatkan keuntungan pembiayaan yang telah disalurkan.

d. Resiko Pembiayaan

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan maupun dalam Penjelasan Pasal 37 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah antara lain menyatakan bahwa pembiayaan atau kredit bedasarkan prinsip syariah mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.14

14

Fatturahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm 72.

(25)

15

Bank harus memperhatikan asas-asas pembiayaan yang sehat dalam menyalurkan pembiayaan agar tidak timbul berbagai resiko, antara lain seperti:15

1) Kewajiban utang tidak dibayar 2) Bagi hasil tidak bayar

3) Biaya yang dikeluarkan membengkak 4) Kesehatan pembiayaan menurun

Resiko-resiko pembiayaan diatas dapat mengakibatkan timbulnya (non perfoming financing/ NPFs atau pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh faktor intern bank.16

Secara umum pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang timbul di dalam perusahaan itu sendiri, faktor manajerial merupakan faktor yang paling dominan seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, kurangnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, dan permodalan yang tidak cukup. Sedangkan fakor ekstern dalam pembiayaan bermasalah adalah faktor diluar kekuasaan manajemen perusahaan, antara lain seperti bencana alam, peperangan, perubahan dalam kondisi

15

Ibid.,

16

(26)

16

perekonomian dan perdagangan, perubahan-perubahan teknologi, dan lain-lain.17

Langkah yang perlu diambil dalam menghadapi pembiayaan bermasalah yaitu perlu diteliti sebab-sebab terjadinya. Apabila pembiayaan bermasalah disebabkan faktor eksternal seperti bencana alam, tidak diperlukan lagi melakukan analisis yang lebih lanjut. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera memperoleh penggantian dari perusahaan asuransi. Sedangkan yang perlu untuk diteliti adalah faktor internal, yaitu faktor yang terjadi karena sebab-sebab manajerial. Apabila bank telah melakukan pengawasan secara seksama dan masih timbul adanya pembiayaan yang bermasalah, maka sedikit banyak berkaitan dengan kelemahan pengawasan. Apabila pengawasan sudah dilakukan dengan baik, dan masih terjadi kesulitan keuangan, maka perlu diteliti lebih lanjut sebab-sebab pembiayaan bermasalah secara mendalam. Mungkin pihak manajemen perusahaan sengaja menciptakan kesulitan. Artinya terdapat ketidak jujuran didalamya. Misalnya pengusaha sengaja mengalihkan penggunaan dana yang tersedia untuk keperluan pribadi.18 17 Ibid., 18 Ibid., 73-74.

(27)

17

e. Kelancaran Pembiayaan

Ketentuan Pasal 9 PBI No. 8/2/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana diubah dengan PBI No. 9/9/PBI/2007 dan PBI No. 10/24/PBI/2008, kualitas pembiayaan dinilai berdasarkan aspek-aspek:19

1) Prospek usaha

2) Performance atau kinerja nasabah

3) Kemampuan dalam membayar/ kemampuan dalam menyerahkan barang pesanan.

Dari penilaian aspek-aspek tersebut, maka kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yakni lancar disebut golongan I , dalam perhatian khusus golongan II, kurang lancar golongan III, diragukan golongan IV dan macet golongan V.20

Dalam penetapan golongan kualitas pembiayaan, pada masing-masing komponen ditetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk masing-masing kelompok produk pembiayaan. Sebagai contoh untuk produk murabahah, dari aspek kemampuan membayar angsuran nasabah maka pembiayaan digolongkan kepada:21

19

Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm 66-67.

20

Ibid.,

21

(28)

18

1) Lancar

Apabila pembayaran angsuran tepat wkatu, tidak ada tunggakan, sesuai dengan persyaratan akad, selalu menyampaikan laporan keuangan secara teratur dan akurat, serta dokumentasi perjanjian piutang legkap dan pengikat angunan kuat.

2) Dalam perhatian khusus

Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau margin samapi dengan 90 (sembilan puluh) hari, selalu menyampaikan laporan keuangan secara teratur dan akurat, dokumentasi perjanjian piutang lengkap dan pengikat anguanan kuat.

3) Kurang lancar

Apabila tedapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau margin yang telah melewati 90 (sembilan puluh) hari sampai dengan 180 (seartus delapan puluh) hari, penyampaian laporan keuangan tidak teratur dan meragukan, dokumentasi perjanjian piutang kurang lengkap dan pengikatan angunan kuat.

4) Diragukan

Apabila terjadi tunggakan angsuran pokok atau margin yang melewati 180 (seratus delapan puluh) hari sampai dengan 270 (dua ratus tujuh puluh) hari. Nasabah tidak menyampaikan

(29)

19

informasi keuangan, dokumentasi perjanjian piutang tidak lengkap dan pengikat angunan lemah.

5) Macet

Apabila terjadi tunggakan angsuran pokok dan margin yang lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) hari, dan tidak ada dokumentasi perjanjian dan pengikat angunan.

2. Mekanisme Analisis Pembiayaan a. Pengertian Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan merupakan suatu proses analisis yang dilakukan untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan analisis permohonan pembiayaan, dapat memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak.22

Analisis pembiayaan diakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kegagalan oleh nasabah. Analisis pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil keputusan untuk menyetujui/menolak permohonan pembiayaan. Proses analisis yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang digunakan sebagai

22

(30)

20

acuan untuk meyaini kelayakan permohonan pembiayaan nasabah.23

Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah atara lain dikenal dengan prinsip 5C dan analisis 6A. Penerapan prinsip dasar dalam pemberian pembiayaan serta analisis yang mendalam terhadap calon nasabah, perlu dilakukan oleh bank syariah agar bank tidak salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga dana yang disalurkan kepada nasabah dapat terbayar kembali sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.24

b. Prinsip-prinsip Analisis Pembiayaan 1) Analisis 7P

Menurut Kasmir, analisis 7P diantaranya:25

a) Kepribadian atau personality yaitu suatu penilaian yang digunakan untuk mengetahui kepribadian calon nasabah.

Personality hampir sama dengan character yang lebih membedakan adalah dalam menilai kepribadian hanya ditekankan kepada orangnya, sedangkan character kepada keluarganya juga. 23 Ibid., 120 24 Ibid,. 25

(31)

21

b) Tujuan atau perpouse mengambil pembiayaan. Tujuan untuk mengambil pembiayaan diantaranya untuk kegiatan usaha produktif, untuk kegiatan konsumtif dan untuk perdagangan.

c) Party, yaitu memilah-milah penyaluran kredit kedalam beberapa golongan. Seperti kredit untuk usaha kecil, untuk usaha menengah dan usaha besar.

d) Payment yaitu pembayaran pembiayaan. Penilaian

dilakukan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit.

e) Prospect merupakan harapan kedepan yang baik dan cerah terhadap objek kredit yang dibiayai.

f) Keuntungan atau profitability adalah keuntungan yang akan diperoleh oleh kedua belah pihak, baik bank maupun nasabah. Keuntungan bagi bank yaitu berupa balas jasa yang diberikan nasabah dari bunga atau bagi hasil. sebaliknya bagi nasabah adalah berkembangnya usaha yang dibiayai.

g) Protection, adalah perlindungan terhadap objek kredit yang dibiayai seperti asuransi.

2) Analisa 6C

Untuk mempertimbangkan pembiayaan yang akan diberikan kepada customer, terdapat persyaratan yang harus

(32)

22

dipenuhi, yang dikenal dengan prinsip 6C‟s, yaitu sebagai berikut:26

a) Character

Character ialah keadaan watak atau sifat customer,

baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap karakter ini adalah mengetahui sampai sejauh mana iktikad/ kemampuan

customer untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peinjam mempunyai moral, watak, dan sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Disamping itu,

customer juga mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat maupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Menurut kasmir, suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan

26

(33)

23

maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan lingkungan sosialnya. Semuanya merupakan ukuran “kemauan” membayar.27

Penilaian karakter merupakan pintu gerbang utama proses persetujuan pembiayaan, apabila terjadi keslahan dalam menilai karakter calon nasabah dapat berakiat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap orang yang beritikad buruk seperti berniat membobol bank, penipu, pemalas, pemabuk, pelaku kejahatan dan lain-lain. Untuk memperkuat data ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:28

(1) Wawancara

Karakter seseorang dapat terdeteksi dengan melakukan verifikasi data dengan interview. Apabila datanya benar, maka calon nasabah seharusnya dapat menjawab semua pertanyaan dengan mudah dan yakin. Apabila terdapat kesalahan maka terdapat indikasi awal sebuah itikad buruk.

27

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO Persada, 2015),

hlm 95.

28

(34)

24

(2) BI (Bank Indonesi) checking

BI checking dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang diterapkan oleh BI. Tunggakan pinjaman di bank lain juga memberikan indikasi yang buruk terhadap karakter nasabah.

(3) Bank checking

Dilakukan secara personal oleh sesama officer bank, baik bank yang sama maupun berbeda.

(4) Trade checking

Analisa dilakukan terhadap usaha-usaha sejenis, pesaing, pemasok, dan konsumen. Pengalaman kemitraan semua pihak terkait pasti meninggalkan kesan tersendiri yang dapat memberikan indikasi tentang karakter calon nasabah, terutama masalah keunagan seperti cara pembayaran.

Gambaran karakter calon nasabah juga dapat diperoleh dengan upaya-upaya sebagai berikut:29

(1) Meneliti riwayat hidup calon nasabah (2) Meneliti reputasi

(3) Meminta atau mencari informasi dari berbagai pihak

29

(35)

25

(4) Mencari informasi mengenai calon nasabah suka berjudi atau tidak

(5) Mencari informasi mengenai calon nasabah apakah suka berfoya-foya atau tidak

Ismail mengatkan bahwa cara yang efektif ditempuh untuk meneliti calon nasabah yaitu melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasbah. Misalnya, mencari informasi mengenai karakter calon nasbah melalui tetangga, teman kerja, atasan langsung, dan rekan usahanya. Informasi dari pihak lain tentang calon nasabah akan leih meyakinkan bagi bank untuk mengetahui

character calon nasabah, karena character merupakan faktor yang sangat penting dalam evaluasi calon nasabah.30

b) Capital

Jumlah dana atau capital merupakan modal sendiri yang dimiliki calon nasabah. dalam menjalankan usahanya semakin besar modal sendiri semakin tinggi pula tingkat kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usaha.

Modal sendiri juga akan menjadi bahan pertimbangan bank, sebagai bukti kesungguhan dan tangung jawab mudharib dalam menjalankan usahanya

30

(36)

26

karena ikut menanggung resiko terhadap gagalnya usaha. Dalam praktiknya, kemampuan capital ini dimanisfestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self financial, yang jumlahnya harus lebih besar dari pada kredit yang diminta kepada bank. Bentuk

self financing ini tidak selalu harus berupa uang tunai, bisa dalam bentuk barang modal, seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin. Besar kecilnya capital ini dapat dilihat dari neraca perusahaan, yaitu komponen owner equity, laba yang ditahan, dan lain-lain. Untuk perseorangan, dapat dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah dikurangi utang-utangnya.

c) Capacity

Capaity merupakan kemampuan yang dimiliki oleh nasabah dalam menjalankan usahanya untuk memperoleh laba yang diharapkan. Analisis capacity bertujuan untuk mengetahui atau mengukur sampai sejauh mana calon nasabah mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.

Ismail mengatakan bahwa analisa capacity

ditujukan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka

(37)

27

waktu pembiayaan yang ditentukan. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan keuangan nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran. Semakin baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan semakin baik pula kemungkinan kualitas pembiayaan, dapat dipastikan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.31

Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah antara lain: 32

(1) Melihat laporan keuangan

Dalam laporan keunagan calon nasabah, maka akan dapat diketahui sumber dananya, dengan melihat laporan arus kas. Secara keseluruhan kondisi keunagan calon nasabah dapat diketahui dengan membandingkan antara sumber dana yang diperoleh dan penggunaan dana.

(2) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan

Apabila calon nasabah pegawai, maka bank dapat meminta fotokopi slip gaji tiga bulan terakhir dan

31

Ibid,.

32

(38)

28

didukung oleh rekening tabungan sekurang-kurangnya untuk tiga bulan terakhir. Dari data tersebut kemudian dapat dilakukan analisa tentang sumber dana dan penggunaan dana calon nasabah. data keuangan digunakan sebagai asumsi dasar tentang kondisi keuangan calon nasabah.

(3) Survei ke lokasi usaha calon nasabah

Survei ini dilakukan untuk mengetahui usaha calon nasabah dengan melakukan pengamatan secara langsung.

Sedangkan menurut Sunarto Zulkifli, kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak yang baik semata-mata tidak menjamin seseorang mampu berbisnis dengan baik. Untuk perorangan, hal ini dapat terindikasi dari laporan keuangan dan past performance usaha. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban termasuk pembayaran pelunasan pembiayaan.33

Untuk pembiayaan komsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah

33

(39)

29

membiayai seluruh pengeluaran bulanannya. Untuk itu, yang perlu dianalisa adalah:34

(1) peusahaan tempat yang bersangkutan bekerja (2) lama bekerja

(3) penghasilan

Kasmir berpendapat bahwa kemampuan membayar nasabah dapat dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif, sedangkan untuk kegiatan produktif atau perdagangan melalui usaha yang dibiayai. Menilai kemapuan penting untuk dilakukan agar bank tidak menglami kerugian. Dalam menilai kemampuannya dapat dilihat dari bebrapa dokumen yang dimiliki calon nasabah surat penghasilan dan hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan.35

Pendekatan yang bisa dilakukan dalam pengukuran

capacity yaitu sebagai berikut:36

(1) Pendekatan historis, adalah pendekatan untuk menilai perkembangan dari waktu ke waktu atau fast performance.

(2) Pendekatan finansial, adalah pendekatan untuk menilai latar belakang pendidikan.

34

Ibid,. 146

35

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,...hlm 259.

36

(40)

30

(3) Pendekatan yuridis, adalah pendekatan untuk menilai kapasitas calon nasabah.

(4) Pendekatan manajerial, yaitu pendekatan untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah dalam mengelola faktor-faktor produksi.

d) Collateral

Collateral adalah barang yang diserahkan

mudharib sebagai angunan terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial mudharib kepada bank. Penilaian terhadap angunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan, dan status hukumnya.

Pada hakikatnya, bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendan, tetapi bisa juga tidak berwujud, seperti jaminan pribadi (borgtocht), letter of guarantee, letter of comport, rekomendasi dan avails.

Menurut Ismail, collateral merupakan angunan yang diberkan oleh calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Angunan merupakan sumber pembiayaan kedua. Dalam hal nasabah tidak dapat membayar angsuran, maka bank syariah dapat melakukan penjualan terhadap

(41)

31

angunan. Hasil penjualan angunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua untuk melunasi pembiayaan.37

Bank tidak akan memberikan pembiayaan yang melebihi dari nilai angunan, kecuali untuk pembiayaan tertentu yang dijamin pembayarannya oleh pihak tertentu. Dalam analisis angunan, faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah penjualan dari angunan yang diserahkan kepada bank. Bank syariah perlu mengetahui minat pasar terhadap angunan yang diserahkan oleh calon nasabah. Bila angunan merupakan barang yang diminati oleh banyak orang (marketable), maka bank yakin bahwa angunan yang diserahkan calon nasabah mudah diperjual belikan. Pembiayaan yang ditutup oleh angunan yang purnajualnya bagus, resikonya rendah.38

Secara perinci pertimbangan atas collateral dikenal dengan MAST:39

(1) Marketability.

Angunan yang diterima oleh bank haruslah angunan yang mudah diperjual belikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari waktu ke waktu.

37

Ismail, Perbank an Syariah,...hlm 124.

38

Ibid,.

39

(42)

32

(2) Ascertainaility of value.

Angunan yang diterima memiliki standar harga yang pasti.

(3) Stability of value.

Angunan memiliki harga yang stabil, ketika dijual masih bisa mencover kewajiban nasabah.

(4) Transferability.

Angunan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain atau mudah dipindah tangankan.

Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:40

(1) Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan;

(2) Segi yuridis, yaitu apakah angunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai angunan. e) Condition of Economy

Condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang memungkinkan suatu saat akan mempengaruhi kelancaran perusahaan calon nasabah.

40

(43)

33

f) Contraints

Constraints atau suatu batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan di tempat tertentu.

Dari berbagai prinsip diatas, yang perlu dilakukan analisis adalah penilian character. Apabila prinsip ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak dapat berarti.

3. Murabahah

a. Pegertian Murabahah

Kata murabahah berasal dari kata (Arab) rabahah,

yurabbihu, murabahatan, yang berarti untung atau

menguntungkan, seperti ungkapan “tijaratun rabihah, wa baa’u asy-syai murabahatan” artinya perdagangan yang menguntungkan, dan menjual sesuatu barang yang memberi keuntungan. Kata

murabahah juga berasal dari kata ribhun atau rabhun yang berarti tumbuh, berkembang dan bertambah.41

Menurut para ahli hukum Islam (fuqaha), pengertian

murabahah adalah “al-ba’i bira’sil maal waribhun ma’lum” yang berarti jual beli harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui. Ibn Jazi menggambarkan jenis transaksi ini “ penjual

41

(44)

34

barang memberitahukan kepada pembeli harga barang dan keuntungan yang akan diambil dari barang tersebut”. Para ahli hukum islam mensifat murabahah merupakan jual beli atas dasar kepercayaan karena penjual memberitahukan harga pokok serta keuntungan barang yang akan dijual kepada pembeli.42

Menurut Dewan Syariah Nasional murabahah ialah menjual suatu barang dengan cara menginformasikan harga belinya kepada pembeli dan selanjutnya pembeli akan membayarkannya dengan tambahan harga kepada penjual. Sedangkan menurut Bank Indonesia murabahah merupakan akad jual beli dengan nasabah. bank akan membelikan barang yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan kemudian akan menjualnya sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan sesuai dengan yang telah disepakati. b. Landasan Hukum Murabahah

Landasan hukum akad murabahah antara lain: 1) Alquran

...

....

Artinya: “.. dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah:27)43

Ayat tersebut menunjukkan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan murabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli.

42

Ibid,.

43

(45)

35

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS.An- Nisaa:29).44

Artinya: “ tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Rabmu” (QS.Al Baqarah:198.)45

Berdasarkan ayat di atas, maka murabahah

merupakan upaya mencari rezeki melalui jual beli. 2) Al Hadits

: :

. , ,

( )

“ tiga perkara yang di dalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan pembayaran secara tangguh, muqaraddhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampurkan gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan untuk dijual.” (H.R Ibnu Majah dari Suhaib).46

c. Rukun dan Syarat Murabahah

Rukun murabahah sama seperti rukun jual beli pada umumnya, antara lain adannya penjual, pembeli, barang yang dibeli, harga dan ijab-qabul (sighat).47

44 Ibid, 82 45 Ibid, 31 46

Fatwa DSN No: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah.

47

(46)

36

Beberapa syarat khusus untuk jual beli murabahah yaitu:48 1) Penjual hendaknya memberitahukan harga asli barang yang

akan dijual.

2) Pembeli setuju dengan keuntungan yang ditetapkan oleh penjual oleh sebagai imbalan dari harga perolehan/harga beli barang yang selanjutnya menjadi harga jual barang secara

murabahah.

3) Sekiranya ada ketidak jelasan/ ketidak cocokan masalah harga jual barang, maka pihak pembeli boleh membatalkan akad yang telah dijlankan, sehingga bubarlah jual beli secara murabahah

tersebut.

4) Barang yang dijual secara murabahah bukan barang ribawi.

Selain syarat khusus, terdapat beberapa syarat-syarat sahnya jual beli murabahah yaitu:49

1) Mengetahui harga pokok

Harga pokok atau harga awal harus diinformasikan kepada pembeli karena merupakan salah satu syarat sahnya jual beli. Para ahli fiqih menekankan pentingnya mengetahui harga pokok, apabila pembeli tidak mengetahui harga pokoknya maka akan menjadi fasid (tidak sah).

48

Ibid., 106-107.

49

(47)

37

2) Mengetahui keuntungan

Keuntungan harus diketahui karena merupakan bagian dari harga. Keuntungan atau margin terlebih dahulu di musyawarahkan antara penjual dan pembeli, sehingga keuntungan diketahui oleh kedua belah pihak.

3) Harga pokok dapat dihitung dan diukur

Harga pokok harus bisa diukur, baik menggunakan takaran, timbangan maupun hitungan.

4) Jual beli tidak tercampur dengan transaksi yang mengandung unsur riba.

5) Akad jual beli pertama harus sah

Akad pertama murabahah harus sah karena merupakan jual beli dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan. Apabila akad pertama tidak sah maka jual beli selanjutnya tidak sah.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Rosyalina A. Patmanegara, yang berjudul “Pengaruh 5c Kepada Anggota Terhadap Kelancaran Pembayaran Pembiayaan Murabahah di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya. Populasi berjumlah 231 anggota dan sampel yang digunakan sebanyak 146 responden. Teknik probability sampling

(48)

38

digunakan dalam pengambilan sampelnya dengan metode simple random. Pengumpulan data menggunakan teknik penyebaran kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan analisis regresi logistik digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semua variabel bebas 5C (character, capacity, capital, collateral dan condition) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan.50

2) Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Artiningsih yang berjudul “Peranan Penilaian Prinsip 5C dalam Pemberian Pembiayaan di BTN Syariah Cabang Yogyakarta. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Dari data yang diperoleh kemudian dilakukan analisa dengan menginterpretasikannya kedalam kalimat sederhana sehingga dapat diambil kesimpulannya sebagai hasil penelitian. Metode triangulasi digunakan dalam pengukuran tingkat keabsahan data yang diperoleh untuk uji validitas. Peranan prinsip 5C dilakukan unutk upaya pencegahan pembiayaan bermasalah dan merupakan salah satu tahapan terpenting dalam pemebrian pembiayaan kepada calon nasabah.51

50

Rosyalina A. Patmanegara, “Pengaruh 5c Kepada Anggota Terhadap Kelancaran Pembayaran Pembiayaan Murabahah di Kspps Muamalah Berkah Sejahtera Surabaya.” (Skrips i- Uiversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017).

51 Yuli Artiningsih, “Peranan Penilaian Prinsip 5C dalam Pemberian Pembiayaan di BTN Syariah

(49)

39

3) Penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Yati yang berjudul “ Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition Terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015”. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis H1 dan H2 diketahui character dan capacity

secara parsial berpengaruh secara negatif dan signifikan yang berarti semakin tinggi nilai character dan capacity tingkat pengembalian pembiayaan semakin rendah. Dengan demikian H1 dan H2 tidak teruji. Hasil pengujian H3 H4 dan H5 secara pasrsial capital, collateral dan condition secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian angsuran pembiayaan yang berarti semakin tinggi nilainya maka tingkat pengembaliannya juga meningkat. Dengan demikian pengujian H3 H4 dan H5 teruji.52

4) Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati yang berjudul “Analisa Pengaruh Penilaian Prinsip 5c Terhadap Non Perfoarming Loan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kcp Baranangsiang Bogor”.

Metode regresi berganda digunakan dalam penelitian ini, kuisoner dibagikan kepada 30 nasabah. Sumber data diperoleh dari data responden yang menjadi nasabah BRI dengan tingkat kolektibilitas kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Sumber data lain diperoleh dari annual report bank BRI, buku, jurnal, skripsi dan internet. Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunkan metode

52

Nur Indayati , “Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral Dan Condition Terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiay aan Murabahah Pada Bmt As -Salam Kras-Kediri Tahun 2015.” (Skripsi- Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2016).

(50)

40

regresi berganda, prinsip 5C secara serentak berpengaruh terhadap

non perfoaming loan. Character, capacity, collateral dan condition of economy berpegaruh secara nrgatif, sedangkan capital berpengaruh secara positif terhadap non perfoaming loan.53

5) Penelitian yang dilakukan oleh Gilang Anggit Pambudi yang berjudul “Kelayakaan 6c Terhadap Pembiayaan Serta Pengaruhnya Terhadap Non Perfoming Financing (NPF) pada BMT Komunitas Amal Sholeh (KAS) Ciledug Tangerang”. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Regresi Berganda. 50 kuesioner dibagikan kepada debitur yang memiliki tingkat kolektibilas lancar, dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar, diragukan dan macet. Dari hasil analisa pengaruh penilaian prinsip 6C terhadap terjadinya Non Performing Financing dengan menggunakan metode regresi berganda, diketahui bahwa character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),

condition of economy (X5), dan constrain (X6) secara serentak mempengaruhi Non Performing Financing.54

53

Ernawari, “Analisa Pengaruh Penilaian Prinsip 5c Terhadap Non Perfoarming Loan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kcp Baranangsiang Bogor.” (Skripsi- Institut Pertania Bogor, 2014).

54

Gilang Anggit Pambudi , “Kelayakaan 6c Terhadap Pembiayaan Serta Pengaruh nya Terhadap Non Perfoming Financing (NPF) pada Bmt Komunitas Amal Sholeh (KAS) Ciledug Tangerang.” (Skripsi- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018).

(51)

41

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun, Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Rosyalina A. Patmanegara, (2017), Pengaruh 5C Kepada Anggota Terhadap Kelancaran Pembayaran Pembiayaan Murabahah Di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera. a. Sama membahas character, capacity b. Sama membahas pembiayaan murabahah a. Menggunakan regresi logistik b. Penelitian terdahulu menggunakan variabel 5C secara keseluruhan.

c. Objek penelitian yang berbeda yaitu di KSPPS Muamalah Berkah Sejahtera. 2 Yuli Artiningsih, (2016), Peranan Penilaian Prinsip 5C dalam Pemberian Pembiayaan di BTN Syariah cabang Yogyakarta. a. Sama membahas character, capacity b. Sama membahas mengenai pembiayaan a. Penelitian menggunakan metode kualitatif. b. Penelitian terdahulu menggunakan variabel 5C secara keseluruhan.

c. Objek penelitian yang berbeda yaiu di bank BTN syariah. 3 Nur Indahyati, (2016), Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral Dan Conditional Terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah Pada BMT As-Salam Kras Kediri Tahun 2015. a. Sama membahas character, capacity b. sama membahas pengembalian pembiayaan murabahah a. Menggunakan metode penelitian asosiatif b. Penelitian terdahulu menggunakan variabel 5C secara keseluruhan.

c. Objek yang berbeda, yaitu pada BMT As-Salam Kras-Kediri 4 Ernawati, (2014), Analisa Pengaruh Penilaian Prinsip 5C Terhadap Non Perfoaming Loan

pada PT Bank Rakyar Idonesia (Persero) Tbk Kcp Baranangsiang Bogor. a. Sama membahas character, capacity b. Menggunakan metode regresi berganda. a. Penelitian terdahulu menggunakan variabel 5C secara keseluruhan.

b. Variabel terikat yang berbeda yaitu non perfoarming loan.

c. Objek yang berbeda, yaitu pada PT BRI

(52)

42

Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan, penelitian ini tidak termasuk penelitian yang duplikasi.

5 Gilang Anggit Pambudi, (2018), Kelayakan 6C Terhadao Pebiayaan serta Pengaruhnya Terhadap Non Perfoming Financing (NPF) pada BMT Komunitas Amal Sholeh (KAS) Ciledug Tanggerang. a. Sama membahas character, capacity b. Sama membahas pembiayaan c. Metode penelitian menggunakan regresi berganda a. Menggunakan variabel 6C secara keseluruhan.

b. Variabel terikat yang berbeda yaitu non perfoarming

financing.

c. Objek penelitian terdahuu dilakukan di

BMT Komunitas

Amal Sholeh (KAS) Ciledug Tangerang.

(53)

43

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Diduga terdapat pengaruh signifikan antara character dan capacity

secara parsial terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syraiah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

2. Diduga terdapat pengaruh signifikan antara character dan capacity

secara simultan terhadap penyelesaian pembiayaan murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syraiah (KSPPS) Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

Character

Capacity

Penyelsaian Pembiayaan

(54)

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapangan langsung di KSPPS Mitra Usaha Ideal. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisanya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.55

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan sejak 8 April 2019 sampai 15 Juni 2019. Bertempat di KSPPS Mitra Usaha Ideal Jl. KH. Zaini Sidayu Gresik.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah dari obyek atau subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti

55

(55)

45

kemudian akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya.56 Populasi dalam pnelitian ini yaitu nasabah pembiayaan murabahah di KSPPS Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik tahun 2019 sebanyak 127 anggota.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang menjadi obyek yang sesungguhnya dari penelitian, sampel yang resprsentatif adalah sampel yang mampu mewakili populasi agar dapat diambil kesimpulan berupa genereralisasi. Sampling adalah proses pemilihan beberapa sampel (obyek) dari seluruh obyek (populasi) yang akan diteliti sifat-sifatya.57 Penelitian ini meggunakan teknik

non probability sampling dengan menerapkan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang kebetulan bertemu yang kebetulan sesuai sebagai sumber data.58

Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula slovin:59 Keterangan: n = N/ 1+ N (d2) N = Populasi 56

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfaeta 2016), hlm 80.

57

Soeranto & Lincolin Arsyad, Metedeologi Penelitian Untuk Ek onomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1995), hlm 109.

58

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,.. hlm 82.

59

Suryani & Hendrayadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplik asi pada Penelitian Bidang Manjemen dan Ek onomi Islam (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri 2015), hlm 194.

(56)

46

n = Sampel

d = Nilai Presepsi 95% atau sig = 0,05. n = 127/ 1+ 127 (0,52)

= 96,40

Sampel yang digunakan adalah 96,40 atau 97 responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.60 Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut:

1. Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).61 Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu Character (X1) dan Capacity

(X2).

2. Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.62 Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) Penyelesaian Pembiayaan Murabahah di KSPPS Mitra Usaha Ideal Sidayu Gresik.

60

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,...hlm 38.

61

Ibid,. 39

62

(57)

47

E. Definisi Operasional

Definini operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Character (X1)

Character ialah keadaan watak atau sifat customer, baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap karakter ini adalah mengetahui sampai sejauh mana iktikad/ kemampuan customer untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.63

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk penilaian terhadap nasabah oleh pihak KSPPS Mitra Usaha Ideal sebelum melakukan pembiayaan muraahah. Untuk menilai watak/sifat dapat dilihat dari latar belakang anggotanya yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi. Adapun indikator mengenai karakter menurut Kasmir sebagai berikut:64

a. Itikad dan tanggung jawab, b. Sifat atau watak/ gaya hidup dan, c. Komitmen pembayaran.

2. Capacity (X2)

Sunarto Zulkifli berpendapat bahwa kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak yang baik

63

Khaerul Umam, Manajemen Perbank an Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), hlm 234.

64

(58)

48

semata-mata tidak menjamin seseorang mampu berbisnis dengan baik.65

Sebelum melakukan pembiayaan di KSPPS Mitra Usaha Ideal terlebih dahulu akan dilihat kemampuannya dalam pengembalian pembiayaan agar tidak terjadi pembiayaan yang bermasalah atau macet yang kemudian akan mempengaruhi kesehatan keuangan KSPPS. Adapun indikator dari capacity menurut Ismail yaitu:66 a. Pendapatan nasabah

b. Kemampuan dalam membayar angsuran c. Kemampuan dalam membayar tepat waktu. 3. Penyelesaian Pembiayaan Murabahah (Y)

Indikator dari penyelesaian pembiayaan yaitu lancar atau tidak nya kemampuan dalam mengembalikan pembiayaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Menurut Fatturrahman penilaian kelancaran pembiayaan ditetapkan menjadi lima golongan yakni lancar disebut golongan I, dalam perhatian khusus golongan II, kurang lancar golongan III, diragukan golongan IV dan macet golongan V.67

Adapun indikator dalam penelitian ini yaitu lancar dan kurang lancar, nasabah dikategorikan lancar apabila saat menjawab butir

65

Sunarto Zulfikri, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrun Hakim, 2007), hlm 154.

66

Ismail, Perbank an Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), hlm 121.

67

Fatturahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm 66-67.

(59)

49

pertanyaan pada kuisioner memilih jawaban sangat setuju atau setuju dan sebaliknya nasabah dikategorikan kurang lancar apabila memilih jawaban ragu-ragu, tidak setuju atau sangat tidak setuju.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuisioner.68 Untuk mengetahui kuisioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, yaitu:69

1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3

2. Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel.

3. Nilai Sig. ≤ α.

Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu:

r hitung = ∑ ∑ ∑ √ (∑ ) ∑ √ (∑ ) (∑ ) di mana: n = Jumlah responden.

x = Skor variabel (jawban responden).

68

Imam Ghozali, Aplik asi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), hlm 52.

69

Syofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengk api Perandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Prenadamedia Group 2013), hlm 47-48.

(60)

50

Y = Skor total dari variabel (jawban responden).

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apaila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.70

Dalam menguji reliabilitas penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, tenik atau rumus ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu instrumen penelitian rabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala seperti 3, dan 1-5, serta 1-7 atau jawban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap. Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut:71

1. Sangat Memuaskan (SM) = 5

2. Memuaskan (M) = 4

3. Netral (N) = 3

4. Tidak memuaskan (TM) = 2 5. Sangat tidak memuaskan (STS) = 1

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable

dengan menggunakan teknik ini, bila koefisin reliabilitas (r11) >

0,6.72 70 Ibid., 55 71 Ibid., 57 72 Ibid.,

Gambar

Gambar  2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 4.12  Hasil Uji  Reabilitas
Tabel 4.13  Uji  Normalitas
Tabel 4.18  Uji  T
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pokok masalah pada penelitian ini adalah Dampak Poligami Terhadap Interaksi Sosial Anak di Sekolah (Studi Kasus di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa). Pokok masalah

Hasil analisis angket menunjukkan 76,3% responden pernah menggunakan lulur, 70% responden menggunakan lulur dalam bentuk semi padat, 86% responden belum pernah menggunakan lulur

Jika perdarahan tidak beberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi

In Yakima, both the Northwest =pat a- (examples 210 and 211) and Columbia River pata- (example 212) forms are used, within and across speakers.. I refer to the variations as the

Berita Acara Sidang Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung Nomor: 152/KOMDAL/II.05/201S tanggal 6 November 2015 mengenai Penilaian Dolrumen Analisis Dampak Lingkungan

Berdasarkan latar belakang di atas, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan secara mendalam gambaran stres yang sedang mereka hadapi dan strategi apa yang mereka gunakan

Dari hasil analisis steady-state , ukuran kinerja sistem, dan uji kecocokan distribusi kedatangan dan pelayanan Nasabah dapat diketahui bahwa model sistem antrian

Toki ohjeistus on suunnattu nimenomaan korjausprosessin sisällä toimiville lääketieteen edustajille, mutta sitä käyttävät myös esimerkiksi trans*ihmiset itse hakiessaan