• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sikap Pemakaian Alat Pelindung Diri Kacamata Las Dengan Gangguan Mata Siswa Kelas 1 Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Sikap Pemakaian Alat Pelindung Diri Kacamata Las Dengan Gangguan Mata Siswa Kelas 1 Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN SIKAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI KACAMATA LAS DENGAN GANGGUAN MATA SISWA KELAS 1 TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Srata I Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

REZKA BAGUS PAMUNGKAS J410140072

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN SIKAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI KACAMATA LAS DENGAN GANGGUAN MATA SISWA KELAS 1 TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

REZKA BAGUS PAMUNGKAS J410140072

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh : Pembimbing

Windi Wulandari, SKM, M.PH NIK. 110.1638

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN SIKAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI KACAMATA LAS DENGAN GANGGUAN MATA SISWA KELAS 1 TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA

Disusun Oleh : REZKA BAGUS PAMUNGKAS

NIM : J410140072

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 6 Agustus 2018 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji.

Surakarta, 6 Agustus 2018

Ketua Penguji : Windi Wulandari, SKM., M.PH (...) Anggota Penguji I : Sri Darnoto, SKM., M.PH (...) Anggota Penguji II : Rezania Asyfiradayati, SKM., M.PH (...)

Mengesahkan, Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Mutalazimah, SKM, M.Kes NIK. 786

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan manapun yang belum/tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan didalam tulisan dan daftar pustaka.

Surakarta, 6 Agustus 2018

Penulis

(5)

1

HUBUNGAN SIKAP PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI KACAMATA LAS DENGAN GANGGUAN MATA SISWA KELAS 1 TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA

Abstrak

Gangguan Mata sering dirasakan pada siswa kelas 1 Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara setelah melakukan praktik pengelasan. Berdasarkan hasil survei 6 siswa sebagai responden dalam survey pendahuluan semua merasakan Gangguan Mata setelah melakukan Praktik pengelasan. Salah satu penyebab siswa mengalami gangguan mata adalah sikap pemakaian APD kacamata las oleh siswa saat praktikum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap pemakaian alat pelindung diri kacamata las dengan gangguan mata siswa kelas 1 teknik pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik exhaustive sampling, dengan total responden 202 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mengguanakan kuesioner kepada responden terkait sikap pemakaian APD kacamata las dengan kejadian gangguan mata yang dirasakan oleh siswa. Uji Bivariat menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap pemakaian APD kacamata las berhubungan dengan gangguan mata (p=0,000), dengan siswa yang mengalami gangguan mata sebanyak 180 siswa (89,1%), dan yang tidak mengalamai gangguan mata sebanyak 22 siswa (10,9%).

Kata Kunci : Gangguan Mata, APD Kacamata Las Abstract

Eye disorder effects often perceived by grade 1 machining students of Muhammadiyah 1 Klaten Utara Vocational High School after doing the welding practice. Based on survey results, 6 students as respondents in preliminary survey felt the eye disorder after doing the welding practice. One of the causes students’ eye diorder is PPE welding goggles usage attitude while doing welding practice. The pupose of this research is to determine the relationship of personal protective equipment welding goggles usage attitude with an eye disorder on grade 1 machining students of Muhammadiyah 1 Klaten Utara Vocational High School. The type of this research is observational with design of cross sectional. The subject of this research was taken by using exhaustive sampling technique in which the number of respondents are 202 students. The data collecting technique used is an interview using questionnaire to the respondents related PPE welding goggles usage attitude with eye disorder that perceiveid by students . Bivariate data analysis used is chi-square. The result of the research shows that PPE weding goggles usage attitude related to eye disorder (p=0,000), with students who felt eye disorder are 180 students (89,1%) and students who desn’t felt eye disorder are 22 students (10,9%).

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 29 Th 1990 yang berisi bahwa SMK menyelenggarakan program pendidikan yang sesuai dengan potensi lapangan kerja termasuk dunia usaha atau industri. Program pendidikan SMK dikelopmpokkan menjadi 6, yaitu kelompok pertanian dan kehutanan, teknologi industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat, Pariwisata, seni dan kerajianan. SMK kelompok Teknologi Industri terdiri dari beberapa program keahlian salah satunya adalah program keahlian Teknik pemesianan.

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No :330/D.D5/KEP/KR/2017 pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin terdapat kompetensi dasar yang harus di lakukan, salah satunya adalah memahami Persyaratan dan melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L), Menerapkan Prosedur Pengoprasian Mesin Umum, dan Melakukan Proses Pengelasan, dan melakukan rutinitas proses pengelasan.

Praktikum pengelasan pada siswa kelas satu di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara ini berdasarkan hasil dari survey pendahuluan yang di lakukan pada siswa kelas 1 teknik pemesinan ini sebagian besar dari siswa sering tidak memakai APD kacamata las pada saat praktik pengelasan sedangkan APD di bengkel praktik pengelasan juga sudah tersedia. Lama paparan sinar ultraviolet ini adalah 4 jam 45 menit karena 15 menit untuk waktu istirahat dalam sekali praktik, pembagian shift yaitu pada jam 07.00 – 12.00 WIB untuk siswa shift pagi dan jam 13.00 – 17.00 WIB untuk siswa shift siang.

Berdasarkan hasil survei, siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini 6 siswa dan semua mengalami Gangguan mata. Mereka mulai ada yang merasakan penglihatan kabur, mata merah, mata terasa gatal, mata terasa pedih, mata terasa kemasukan pasir, sakit kepala di daerah atas mata, mata terasa berair, mata terasa sakit bahkan ada yang pernah terprecik api las listrik pada matanya setelah proses pengelasan.

2. METODE

Jenis yang di gunakan pada penelitian kuantitatif ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini bertujuan untuk

(7)

3

mencari hubungan variabel antara vatiabel bebas yaitu pemakaian kacamata las dengan variabel terikatgangguan mata.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Analisis Univariat

Pada tabel di bawah ini diketahui disribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan dalam pemakaian APD, sebagai berikut :

Tabel 1. Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemakaian APD Sikap Pemakaian

APD Jumlah Persentase (%)

Baik 84 41,6

Kurang Baik 118 58,4

Total 202 100

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa dari 202 responden, menunjukkan bahwa 118 siswa (58,4%) Kurang Baik dalam sikap pemakaian APD.

Gangguan Mata Pada tabel di bawah ini diketahui distribusi frekuensi berdasarkan kejadian gangguan mata, sebagai berikut :

Tabel 2. Frekuensi Kejadian Gangguan Mata Kejadian

Gangguan Mata Jumlah Persentase (%)

Ya 180 89,1

Tidak 22 10,9

Total 202 100

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa dari 202 responden, menunjukkan bahwa 180 (89,1%) siswa mengalami gangguan mata, dan 22 (10,9%) siswa tidak mengalami gangguan mata.

3.2. Hasil Analisis Bivariat

Analisis data menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui kecenderungan antara pemakaian APD kacamata las dengan gangguan mata, sebagai berikut:

(8)

4

Tabel 3. Hubungan Pemakaian APD Kacamata Las Dengan Gangguan Mata Pada Siswa Kelas 1 Teknik Pemesinan SMK

Muhammadiyah 1 Klaten Utara

Variabel

Sikap Pemakaian APD

P value Kurang Baik Baik N (%) N (%) Gangguan Mata 0,000 Ya 117 99,22 63 75,0 Tidak 1 0,8 21 25,0 Total 118 100 84 100

Analisis hubungan antara sikap penggunaan APD kacamata las dengan gangguan mata dengan uji che-square menunjukkan p velue = 0,000 (≤0,05) sehingga ditolak, yang berarti ada hubungan antara sikap pemakaian alat pelindung diri kacamata las dengan gangguan mata siswa kelas 1 Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Siswa yang Sikap Pemakaian APD Kurang Baik, mengalami gangguan mata cenderung lebih tinggi. Pada siswa yang kurang baik dalam sikap pemakaian APD kacamata las sebanyak 117 siswa (99,2%), sedangkan siwa yang baik dalam sikap pemakaan APD kacamata las sebanyak 63 siswa (75,0%).

3.3. Pembahasan

Penelitian ini di lakukan di Workshop bagian ruang pengelasan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Penelitian ini di lakukan pada 202 dari total siswa Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten utara yang berjumlah 223 siswa. 21 siswa lain tidak menjadi responden dikarenakan pada saat dilakukan penelitian para siswa tersebut sedang tidak masuk sekolah. Penelitian ini di lakukan pada bulan Mei 2018 pada minggu ke 3 dan penelitian di lakukan pada siswa yang pada saat di lakukan penelitian sedang masuk sekolah.

(9)

5

Hubungan pemakaian kacamata las dengan gangguan mata ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil dari perhitungan dari total 202 siswa, terdapat 180 siswa (89,1%) mengalami ganggan mata. Hal ini relevan dengan penelitian Adityo Ary Hapsoro (2012) dalam skripsinya yang berjudul “pengaruh pemakaian kacamata las terhadap keluhan penglihatan pada pekerja las karbit di wilayah kecamatan Tasikmadu kabupaten Karanganyar” bahwa pengguanaan APD kacamata las berpengaruh terhadap gangguan mata yang di alami oleh pekerja. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian Isna, F.M., Binti, M.R., Am Maisarah, D. (2017), dalam jurnalnya yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan penglihatan pada pekerja pengelasan di perusahaan pembuatan dan perbaikan kapal” bahwa penggunaan APD dan radiasi UV-B mempengarauhi gangguan mata pekerja bagian pengelasan. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian A. Sri, W.S (2012) dalam skripsinya yang berjudul “keluhan subjektif Photokeratitis pada tukang las di Jalan Bogor, Bandung tahun 2012” bahwa intensitas radiasi sinar UV, lama pajanan, dan penggunaan APD dapat menyebabkan gangguan mata photokeratitis.

Sering ditemui pada saat dilakukan penelitian siswa sedang praktik pembuatan kandang yang dikerjakan 4-5 siswa dimana dalam satu kelompok ini 2-3 orang memakai kacamata las, sedangkan yang lain tidak memakai kacamata las. Hal ini diperparah dengan adanya siswa yang lain yang belum mendapat giliran untuk melakukan praktik pengelasan ikut melihat proses pengelasan tanpa menggunakan APD kacamata las. Kondisi ini di bahas oleh Wiryosumarto dan Okumura. T, (2004) bahwa Setiap orang yang bukan pekerja las, tetapi berada disekitaran pekerjaan las harus memakai kacamata keselamatan dengan Ultraviolet protective side shields. Siswa yang tidak sedang melakukan praktik pengelasan namun berada di sekitar pekerjaan las lebih baik menghindari paparan sinar ultraviolet yang di hasilkan dari proses praktik pengelasan dengan tetap memakai APD kacamata las atau lebih baik tidak ikut menonton proses pengelasan jika tidak memakai APD kacamata las.

(10)

6

APD kacamata las di Workshop untuk praktik pengelasan sebenarnya tersedia banyak namun tidak digunakan semaksimal mungkin oleh para siswa, beberapa siswa memilih untuk tidak memakai APD kacamata las pada saat praktik mengelas. Hasil perhitungan dalam penelitian ini masih banyak siswa yang kurang baik dalam sikap pemakaian APD kacamata las yaitu 118 siswa (58,4%), yang mana 117 siswa (99,22%) mengalami gangguan mata sedangkan 1 siswa (0,8%) tidak merasakan gangguan mata. Siswa yang baik dalam sikap pemakaian APD kacamata las sebanyak 84 siswa (41,6%) yang mana 63 siswa (75,0%) masih merasakan gangguan mata dan 21 siswa (25%) tidak mengalami gangguan mata.

Siswa yang kurang baik dalam pemakaian APD kacamata las saat praktik pengelasan paling banyak merasakan gangguan mata pedih dengan jumlah siswa sebanyak 85 siswa (72%), sedangkan gangguan mata yang di rasakan oleh siswa yang kurang baik lainnya adalah penglihatan kabur sebanyak 61 siswa (51,7%), mata merah 61 siswa (51,7%), mata terasa gatal 56 siswa (47,5%), mata bengkak 15 siswa (12,7%), sakit kepala di daerah mata 28 siswa (23,7%), kelilipan 61 siswa (51,7%), mata berair 65 siswa (55,1%), mata terasa sakit 47 siswa (39,8%), terprecik api las listrik 28 siswa (23,7%). Siswa yang tidak memakai APD kacamata saat praktik pengelasan hanya mendapat teguran dari guru pembimbing praktik dan tidak adanya sangsi bagi siswa yang tidak tertib dalam memakai APD kacamata las pada saat praktik pengelasan, menyebabkan siswa cenderung untuk mengabaikan teguran guru untuk memakai APD kacamata las ini dan hanya beberapa siswa yang sadar saja yang memakainya. Pemberian sangsi sangat perlu untuk siswa yang pada saat praktik pengelasan tidak memakai APD kacamata las, karena dampaknya dapat menyebabkan gangguan mata yang bisa menjadi bumerang bagi guru pembimbing praktik karena selaku penanggung jawab pada saat proses praktik pengelasan. Penegakan SOP yang sudah ada perlu ditegaskan kembali untuk memperkecil angka kejadian gangguan mata yang dialami oleh siswa pada saat praktik pengelasan. Penegakan kembali SOP salah satunya dengan cara pemberihan arahan

(11)

7

sebelum dilakukan praktik pengelasan untuk selalu memakai APD kacamata las di area praktik pengelasan. Menurut A. Sri, W.S (2012) dalam penelitiannya, dampak dari seringnya terpapar sinar UV saat praktik pengelasan, dalam jangka panjang dapat menyebabkan Photokeratitis. Dampak Paparan cahaya dalam jangka waktu yang panjang seperti yang di katakan oleh (Hunter dkk, 2012) dapat menyebabkan kerusakan fotokimia yaitu terjadinya perubahan kimia dalam sel retina sehingga menyebabkan kematian sel. Sinar ultraviolet yang dihasilkan dari proses pengelasan juga dapat merusak selaput konjungtivas mata, dengan gejala mata seakan-akan ada pasir di dalamnya (A.R.Elkinton, 1996).

Masih banyak siswa yang baik dalam sikap pemakaian APD kacamata las namun masih merasakan gangguan mata, hal ini menjelaskan bahwa penggunaan APD kacamata las pada saat pengelasan tidak menjamin sepenuhnya untuk tidak mengalami gangguan mata, namun penggunaan APD kacamata las dapat mengurangi dampak yang dirasakan akibat paparan sinar ultraviolet dari praktik pengelasan, semakin tinggi radiasi yang diterima mata, maka risiko gangguan mata juga semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan teori Dalam NIOSH, Criteria for a Recommended Standard Welding, Brazing

and Thermal Cutting (1988). Terbukti dari gangguan mata yang dirasakan

oleh siswa yang tidak patuh dalam penggunaan APD kacamata las pada saat praktik pengelasan lebih banyak di banding siswa yang patuh dalam pengguanaan APD kacamata las.

4. PENUTUP 4.1. Simpulan

Tingkat penilaian siswa dalam sikap pemakaian APD kacamata las dari 202 siswa yang menjadi responden terdapat 84 siswa (41,6%) baik dalam sikap pemakaian APD kacamata las pada saat praktik pengelasan, sedangkan siswa yang kurang baik sebanyak 118 siswa (58,4%).

Jumlah keseluruhan siswa yang diteliti terdapat 202 siswa dan yang mengalami gangguan mata sebanyak 180 siswa (89,1%), dan siswa yang tidak mengalami gangguan mata sebanyak 22 siswa (10,9%).

(12)

8

Ada hubungan sikap pemakaian alat pelindung diri kacamata las dengan gangguan mata siswa kelas 1 teknik pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara dengan nilai (P value = 0,000<0,05).

4.2. Saran

Siswa di harapkan agar tetap meningkatkan kembali kepatuhan akan pemakaian alat pelindung diri kacamata las pada saat praktik pengalasan sehingga dampak gangguan mata dari pengelasan dapat di minimalisir.

Diharapkan pihak sekolah atau khususnya guru lebih tegas lagi dalam penertiban siswa yang tidak memakai alat pelindung diri kacamata las serta melengkapi kebutuhan kacamata las yang cukup untuk siswa yang sedang praktik pengelasan.

Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang pemakaian alat pelindung diri kacamata las dengan gangguan mata pada siswa kelas 1 teknik pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara, karena masih banyak variabel yang bisa di angkat yang tidak ada dalam skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Elkinton, A.R dan P.T Khaw. 1996. Petunjuk Penting Kelainan Mata. Jakarta : EGC.

Hapsoro, A. (2012). “Pengaruh Pemakaian Kacamata Las Terhadap Keluhan Penglihatan pada Pekerja Las Karbit di Wilayah Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar ”. Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.

Hunter, J.J., J.I.W. Morgan, W.H. Merigan, D.H.Sliney, J.R. Sparrow, dan D.R. Williams. 2012. The Susceptibility of The Retina To Photochemical Damage from Visible Light. Progress in Retinal and Eye Research 31 28e42.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 330/D.Ds/Kep/Kr/2017. Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (Cl), Dasar Program Keahlian (C2), dan Kompetensi Keahlian (C3).

Masrurin, I.F., Binti M.R., dan Am Maisarah D. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di

Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal. Teknik Keselamatan dan

(13)

9

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1990. Tentang Pendidikan Menengah.

Wahyuni,S A Sri. (2012) Keluhan Subjektif Photokeratitis pada Tukang Las di

Jalan Bogor, Bandung Tahun 2012. Kesehatan Masyarakat. Universitas

Indonesia.

Wiryosumarto dan Okumura. T, 2004. Teknologi Pengelasan Logam. Penerbit PT Pradnya Paramitha. Jakarta.

Gambar

Tabel 3. Hubungan Pemakaian APD Kacamata Las Dengan  Gangguan Mata Pada Siswa Kelas 1 Teknik Pemesinan SMK

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitiaan ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional , untuk mengetahui hubungan kebersihan perorangan dan pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik soal Uji Coba Kompetensi Kejuruan Kelas XII Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 Muntilan tahun

Praktek Las Dan Sikap Mandiri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas X Program Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen Tahun 2009/2010. Program Pascasarjana,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan keluhan gangguan kulit dan kecacingan

Obyek penilaian pada penelitian ini adalah kesalahan esensial yang ada pada gambar kerja praktik pemesinan kelas XI di SMK Muhammadiyah 1 Bantul dengan fokus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan keluhan gangguan kulit dan kecacingan pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan keluhan gangguan kulit dan kecacingan pada

Keterlaksanaan program praktek industri program keahlian teknik pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen yang menggunakan evaluasi model Kirkpatrick adalah sebagai