• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN/KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN/KOTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1

BAB II

PROFIL KABUPATEN/KOTA

2.1. Wilayah Administrasi

Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu dari 12 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Menurut Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, wilayah Kabupaten Indragiri Hulu seluas 8.195,26 Km2 atau 819.826

hektar. Secara atronomis, Kabupaten Indragiri Hulu terletak pada posisi 00 15’

Lintang Utara – 10 5’ Lintang Selatan dan 101º 10’ Bujur Timur - 102º 48’

Bujur Timur.

Secara geografis, Kabupaten Indragiri Hulu yang berada pada posisi strategis sebagai jalur Lintas Timur Sumatera dengan posisi Kabupaten Indragiri Hulu berbatasan dengan Kabupaten dan Provinsi tetangga :

• Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Tebo Provinsi Jambi. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hilir. • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.

(2)

II - 2

Secara adminsitrasi, Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari 14 Kecamatan, 178 desa dan 16 Kelurahan. Jumlah Desa/Kelurahan menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu ditunjukkan pada Tabel berikut.

Tabel 2.1 Jumlah Desa/kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014

No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

1 Peranap 10 2 12 2 Batang Peranap 10 - 10 3 Seberida 10 1 11 4 Batang Cinaku 10 - 10 5 Batang Gansal 20 - 20 6 Kelayang 16 1 17 7 Rakit Kulim 19 - 19 8 Pasir Penyu 8 5 13 9 Lirik 17 - 17 10 Sungai Lala 12 - 12

11 Lubuk Batu Jaya 9 - 9

12 Rengat Barat 17 1 18

13 Rengat 10 6 16

14 Kuala Cenaku 10 - 10

178 16 194

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

2.2. Potensi Wilayah

Pengembangan wilayah merupakan upaya pembangunan yang dilakukan terus menerus dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dalam suatu wilayah agar tercapai kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi sumberdaya yang dimiliki secara harmonis, serasi, dan terpadu melalui pendekatan yang komprehensif mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Indragiri Hulu antara lain:

1. Pariwisata, seperti Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Danau (Menduyan, Danau Raja, Danau Komang, Danau Batang Pahit),

(3)

II - 3

Religius (Makam Raja-Raja, Mesjid Ar Rahman, Mesjid Raya Peranap) dan Seni

2. Perikanan

3. Perkebunan yang didukung industri Kelapa Sawit dan Industri Karet 4. Peternakan.

5. Pertambangan, seperti batubara dan minyak bumi.

2.3. Gambaran Demografi

2.3.1. Jumlah penduduk

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Indragiri Hulu meningkat rata-rata sebesar 1.87% per tahun. Jumlah penduduk kabupaten ini meningkat dari 244,058 jiwa pada tahun 2000 menjadi 409,431 jiwa pada tahun 2010. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki meningkat dari 124,733 jiwa pada tahun 2000 menjadi 210,219 pada tahun 2015. Jumlah penduduk perempuan meningkat dari 119,325 pada tahun 2000 menjadi 199,212 pada tahun 2015.Jika dilihat perkembangan jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan pada seluruh kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, kecuali di Kecamatan Rengat.

2000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PEREMPUAN 119.325 177.525 180.813 186.519 190.799 194.994 199.212 LAKI-LAKI 124.733 187.896 191.261 197.295 201.555 205.907 210.219 -50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 Jum la h Pe nduduk ( Jiw a)

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000 – 2015

(4)

II - 4

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, jumlah rumahtangga di Kabupaten Indragiri Hulu juga cenderung meningkat. Jumlah penduduk dan rumahtangga di Kabupaten Indragiri Hulu tersebar pada 14 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah rumahtangga terbanyak terdapat di Kecamatan Siberida, Kecamatan Rengat Barat dan Kecamatan Rengat. Sementara itu kecamatan dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit adalah Kecamatan Batang Peranap, Kecamatan Sungai Lala, dan Kecamatan Kuala Cenaku.

Peranap Batang Peranap Seberida Batang Cinaku Batang Gansal Kelayang Rakit Kulim Pasir Penyu Lirik Sungai Lala Lubuk Batu Jaya Rengat Barat Rengat Kuala Cenaku 2010 6.971 2.223 11.771 7.156 6.517 4.955 4.638 7.359 5.817 2.949 4.771 9.485 10.661 2.895 2011 7.187 2.283 12.605 7.381 7.067 5.120 4.854 7.552 5.999 3.002 4.968 9.839 10.888 3.009 2012 7.412 2.345 13.473 7.615 7.639 5.292 5.079 7.753 6.188 3.057 5.173 10.207 11.124 6.316 2013 7.456 2.443 14.109 7.852 7.659 5.417 5.311 7.975 6.249 3.135 5.233 10.204 11.127 3.149 2014 7.447 2.440 14.074 7.836 7.651 5.423 5.316 7.979 6.240 3.141 5.218 10.206 11.140 3.144 -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 Jum la h Ke lua rg a (K K)

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

Gambar 2.3. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 – 2015

Peranap Batang Peranap Seberida Batang Cinaku Batang Gansal Kelayang Rakit Kulim Pasir Penyu Lirik Sungai Lala Lubuk Batu Jaya Rengat Barat Rengat Kuala Cenaku 2011 LAKI-LAKI 14.906 4.818 25.699 15.278 15.409 11.105 10.708 16.277 12.487 6.732 9.994 21.252 23.358 6.189 2011 PEREMPUAN 13.974 4.422 23.416 13.923 13.778 10.924 10.133 15.648 11.450 6.436 9.148 19.789 23.442 5.883 2012 LAKI-LAKI 15.199 4.938 26.795 15.736 16.268 11.412 11.163 16.592 12.877 6.841 10.288 21.787 23.683 6.316 2012 PEREMPUAN 14.291 4.546 24.825 14.420 14.780 11.313 10.625 16.092 11.843 6.543 9.481 20.402 23.822 6.038 2013 LAKI-LAKI 15.610 5.150 29.176 16.388 16.494 11.966 11.666 17.267 13.146 7.076 10.657 22.230 23.494 6.479 2013 PEREMPUAN 14.673 4.746 26.309 14.908 14.787 11.377 11.112 16.549 12.083 6.720 9.760 20.733 24.077 6.163 2014 LAKI-LAKI 15.799 5.095 27.147 16.179 16.871 11.682 11.248 17.285 13.242 7.178 10.388 22.489 24.817 6.487 2014 PEREMPUAN 15.012 4.746 24.746 14.924 15.289 15.289 10.831 16.746 12.303 6.891 9.617 21.202 25.221 6.237 -5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 A xi s Ti tl e

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulun (2015)

Gambar 2.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011 - 2014

(5)

II - 5

2.3.2. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Perkembangan penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Indragiri Hulu memperlihatkan komposisi jumlah penduduk yang berada pada usia produktif (15-54 tahun) selama lima tahun terakhir jauh lebih besar daripada jumlah penduduk usia belum dan tidak produktif. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Indragiri Hulu mengalami era bonus demografi. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan tahun 2035. Potensi dan peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan pembangunan Kabupaten Indragiri Hulu di segala bidang. Bonus demografi mengandung pengertian bahwa tingginya tingkat produktivitas sumberdaya manusia di Kabupaten Indragiri Hulu apabila memiliki etos kerja dan sikap (moralitas) yang baik. Sebaliknya apabila etos kerja dan sikap kurang baik, bonus demografi dapat memberikan efek negatif bagi pembangunan.

Jumlah penduduk yang berada pada usia belum produktif (< 15 tahun) cenderung menurun dari 31,22% pada tahun 2011 menjadi 30,96% pada tahun 2014. Sebaliknya jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif cenderung meningkat. Jumlah penduduk usia tidak produktif (> 54 tahun) meningkat dari 6,76% pada tahun 2011 menjadi 7,95% pada tahun 2014. Jumlah penduduk usia produktif meningkat dari 60,55% pada tahun 2011 menjadi 61,09% pada tahun 2014.

(6)

II - 6 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65+ 2014 45.229 40.505 38.368 36.436 38.332 36.169 33.808 31.905 27.734 23.026 17.500 12.490 7.969 11.430 2013 44.419 38.840 36.278 36.355 41.689 41.458 37.664 32.002 25.507 20.997 16.260 11.433 7.462 10.837 2012 44.637 43.344 39.150 34.659 36.966 39.361 34.600 30.028 24.847 20.044 14.993 9.814 6.162 10.311 2011 43.220 41.968 37.907 33.559 35.788 39.110 33.504 29.076 24.061 19.411 14.520 9.505 5.966 25.454 2010 41.713 40.504 36.585 32.388 34.541 36.781 32.335 28.062 23.221 18.733 14.013 9.173 5.758 9.635 -50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 Ju m la h Pe nd ud uk (J iw a)

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

Gambar 2.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011 – 2014

2.3.3. Jumlah penduduk miskin

Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di belahan dunia dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Riau, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Indragiri Hulu pada tahun 2012 sebesar 28.012 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar Rp 361.386,00. Jumlah penduduk miskin ini mengalami kecenderungan penurunan dari tahun 2003 sampai tahun 2012. Ada tahun 2003, jumlah penduduk miskin sebesar 54.500 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 51,39% menjadi sebesar 28.012 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table xxx dan grafik xxx

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2003-2012 No Tahun Jumlah 1 2003 54.500 2 2004 57.000 3 2005 52.200 4 2006 47.200 5 2007 46.980 6 2008 40.618 7 2009 35.982

(7)

II - 7 No Tahun Jumlah 8 2010 32.500 9 2011 27.512 10 2012 28.012 Sumber : BPS Riau, 2013

Gambar 2.7. Grafik Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri Hulu 2003-2012

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan 2.4.1. Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian sebagian masyarakat Indragiri Hulu telah bergeser dari kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke kategori ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Indragiri Hulu. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 masih tetap dihasilkan oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian kategori Industri Pengolahan, Konstruksi, Pertambangan dan Penggalian, serta Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 5 persen.

2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Indragiri Hulu pada tahun 2015 mengalami konstraksi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB

(8)

II - 8

Indragiri Hulu tahun 2015 mencapai -2,89 persen, sedangkan tahun 2014 sebesar 5,53 persen.

Kategori pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar -40,73 persen karena penurunan produksi batubara dan minyak bumi, sementara kategori PDRB yang lain di Kab Indragiri Hulu pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan yang positif.

Kategori-kategori yang berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya kategori Jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatat pertumbuhan sebesar 9,87 persen, kategori Pengadaan listrik dan gas sebesar 8,80 persen, kategori Jasa lainnya sebesar 8,53 persen, kategori Informasi dan komunikasi sebesar 7,98 persen, kategori Real Estat sebesar 7,49 persen, kategori Jasa Pendidikan sebesar 6,70 persen, kategori Jasa perusahaan sebesar 6,56 persen, kategori Industri pengolahan sebesar 6,51 persen, kategori Konstruksi 6,26 persen, kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,17 persen, kategori Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 4,53 persen, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 4,52 persen, kategori Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 3,59 persen, kategori Pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,09 persen, kategori Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 2,03 persen.

2.4.3. PDRB Per Kapita

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Indragiri Hulu mencapai 84,498 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 8,60 persen pada tahun 2012 dan berturut-turut sebesar 6,37; 10,61; dan 0,33 persen pada tahun 2013-2015.

(9)

II - 9

2.4.4.1. Gambaran topografi

Topografi Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, rawa-rawa dengan ketinggian 5 – 400 m dari permukaan laut dan berada pada jalur lintas timur Sumatera. Secara astronomis posisi Kabupaten Indragiri Hulu terletak di daerah tropis maka otomatis beriklim tropis/ tropika basah dengan suhu yang relatif tinggi, minimum 21,4° Celcius dan maksimum 32,8° Celcius. Kondisi udara lembab dengan curah hujan sekitar 2.448,94 mm per tahun.

Rona fisik dasar wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sangat diwarnai oleh keberadaan Sungai Indragiri yang mengalir dari arah barat ke timur yang melintasi bagian tengah agak ke utara di wilayah ini. Secara topografis ketinggian tempat di tepi Sungai Indragiri pada bagian paling hilir (Kuala Cenaku) adalah sekitar 5 m di atas permukaan laut (dpl), dan di bagian yang paling hulu (Peranap) adalah sekitar 38 meter dpl. Ketinggian semakin meningkat hingga ke perbukitan di perbatasan, dan yang tertinggi adalah di komplek Bukit Tigapuluh di Kecamatan Batang Gansal, yaitu 800 m dpl lebih sedikit.

Pada Gambar 2.8 dikemukakan tentang ketinggian yang diidentifikasikan dengan garis kontur dari yang terendah 25 m dpl hingga yang tertinggi 800 m dpl. Identifikasi kelompok ketinggian menurut selang ketinggian yang penting dapat dikemukakan sebagai berikut ini.

Ketinggian lebih kecil dari 25 m: Ketinggian lebih kecil dari 25 m yaitu terdapat disepanjang tepian Sungai Indragiri, Batang Cenaku, Batang Gansal, dan Sungai Gaung (di komplek Suaka Margasatwa Kerumutan); tentu saja dengan karakter lebih luas dibagian hilir dan semakin menyempit di bagian hulu. Dengan demikian ketinggian lebih kecil dari 25 m ini terdapat di semua kecamatan.

Ketinggian 25 m – 100 m: Ketinggian antara 25 m – 100 m terletak

di kedua bagian sebelah selatan dan sebelah utara Sungai Indragiri. Di sebelah selatan Sungai Indragiri adalah sampai ke kaki perbukitan di bagian selatan dan batas dengan Kabupaten Kuantan Singingi di bagian barat, sementara di sebelah utara Sungai Indragiri adalah sampai ke perbatasan dengan Kabupaten

(10)

II - 10

Pelalawan di bagian utara dan Kabupaten Kuantan Singingi di bagian barat. Selain itu terdapat juga punggungan perbukitan kecil dengan ketinggian 100 m dpl yaitu di Kecamatan Rengat Barat bagian selatan ke arah perbatasan dengan Kecamatan Seberida. • Ketinggian 100 m – 500 m: Ketinggian antara 100 m – 500 m

terletak di bagian selatanwilayah Kabupaten Indragiri Hulu yang mengarah ke perbatasan dengan Provinsi Jambi, di mana terdapat komplek Bukit Tigapuluh dan perbukitan lainnya di sebelah baratnya; yaitu terdapat di kecamatan Batang Gansal, Batang Cenaku, Peranap, Batang Peranap,dan sedikit di Seberida dan Rakit Kulim. Ketinggian lebih dari 100 m juga terdapat sedikit di bagian utara, yaitu di kecamatan Peranap dan Kelayang di perbatasan kabupaten (dengan Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Pelalawan).

Ketinggian 500 m – 800 m lebih sedikit : ketinggian antara 500 m

– 800 m lebih sedikit terletak dikomplek bukit tigapuluh yaitu dikecamatan batang gansal dan batang cenaku.

Tabel 2.3. Luas dan Ketinggian Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu

NO. KETINGGIAN LUAS

(Ha) %

1 0 – 25 m 320.503 25,56

2 25 – 100 m 660.244 52,66

3 100 – 500 m 265.000 21,13

Jumlah 819.826,00 99,35

Sumber : Kabupaten Indragiri Hulu Dalam Angka 2012

(11)

II - 11

Dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sebanyak 53,12% (435.492 ha) memiliki kemiringan dibawah 2%. Sebanyak 19.25% (157.817 ha) dengan kemiringan 2% - 15%, kemiringan 5% - 40% (183.149 ha) 22,34% dan kemiringan diatas 40% sebanyak 43,369 ha atau 5,29% lahan.

Sebanyak 74% (608.229 ha) lahan merupakan lahan yang tidak pernah tergenang. Lahan yang tergenang periodik sebanyak II.93% (97.805%) dan lahan yang selalu tergenang sebesar 13,88% atau 113.792 ha.

2.4.4.2. Gambaran hidrologi

Kabupaten Indragiri Hulu dilalui oleh beberapa sungai besar maupun sungai kecil. Sungai –sungai terseb antara lain adalah; Sungai Indragiri, Sungai Gansal, Sungai Cenaku, dll.

(12)

II - 12

Kondisi hidrologi dicirikan oleh pola aliran yang dominan adalah sub paralel (hampir sejajar) dan dibeberapa tempat ditemukan meander. Pada muaranya didapatkan endapan delta yang terdiri dari gugusan pulau. Ciri lainnya adalah kondisi permukaan air tanah relatif dangkal atau bahkan terdapat banyak genangan permanen (rawa) maupun genangan periodik.

Potensi sumberdaya air terbesar diwilayah kabupaten inhu, adalah sungai Indragiri , Sungai Cenaku dan Sungai Gansal. Pemanfaatan sungai-sungai tersebut meliputi bidang pertanian, perkebunan industri danlain sebagainya

1. Neraca Sumberdaya Air Bersih

Pada sisi aktiva cadangan awal sumberdaya air daerah sebanyak 9.868.590 juta m³ meliputi curah hujan tampungan sebanyak 7.745.740 juta m³ dan air permukaan sebanyak 2.163.760 juta m³. Pada sisi pasiva pemanfaatan sumberdaya air tercatat sebesar 160.033.200 juta m³ dan pada saldo akhir tersedia sebesar 9.508.570 juta m³.

2. Neraca Sumberdaya Air Menurut Klasifikasi Asal a. Neraca Sumberdaya Air Hujan

Cadangan air hujan periode januari s/d desember 1997 tercatat pada sisi aktiva cadangan awalnya ( efektif ) sebanyak 7.615.561 juta m³, sementara pada sisi pasiva, eksploitasi / pemanfaatan sumberdaya air hujan tampungan untuk keperluan domestik sebanyak 1.150 juta m³, pertanian sebanyak 90,225 juta m³, industri sebanyak 0,025 juta m³ dan untuk yang lainnya belum dapat dihitung secara pasti seberapa besar penggunannya. Dari semua aktifitas tersebut diatas tersisia saldo akhir tahun 1997 sebesar 7.524 juta m³.

b. Neraca Sumberdaya Air Permukaan

Cadangan air permukaan periode Januari s/d Desember 1997 pada sisi akiva tercacat jumlah cadangan awalnya ( efektif ) sebesar 2.092.864 juta m³, meliputi air danau sebanyak 32.164 juta m³, air sungai sebanyak 997.084 juta m³, air di danau buatan/bendungan sebanyak 12.212 juta m³ dan air yang berasal dari rawa 1.122.300 juta m³.

(13)

II - 13

Pada sisi pasiva tercata eksploitasi sumberdaya air permukaan untuk kebutuhan domestik sebanyak 8.922 juta m³, industri sebanyak 2.826 juta m³, pertanian sebanyak 61.780 juta m³. Saldo akhir tahun 1997 sumberdaya air permukaan tersisa sebanyak 2.019.336 juta m³.

c. Neraca Sumberdaya Air Tanah

Sumberdaya air tanah meliputi air tanah dangkal/air tanah bebas, air tanah tertekan/semi artsesis dan air tanah dalam/artesis. Cadangan air tersebut tidak tercatat dengan pasti, namun diperkirakan menurut data terakhir pada sisi aktiva tersedia cadangan awal ( efektif ) sebanyak 100 juta m³ dan pada sisi pasiva diperkirakan eksploitasi penggunaannya hanya untuk keperluan domestik sebanyak kurang 76 juta m³, mempunyai saldo akhir sebesar 24 juta m³.

2.4.4.3. Gambaran geologi

Secara garis besar landform di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dapat dibedakan 5 satuan yakni, sebagai berikut :

1. Dataran Aluvial

Penyebaran paling luas terdapat di sepanjang sungai indragiri dan sebagian kecil berada di sepanjang sungai cenaku dan sungai gangsal. Bentuk wilayah datar sampai cekung dengan lereng 0 – 3%. Sebagian dari dataran aluvial ini dipengaruhi pasang surut baik langsung maupun tidak langsung dan yang lainnya merupakan rawa lebak yang dipengaruhi banjir/genangan. Ditinjau dari posisinya di bedakan atas tanggul sungai, rawa belakang dan lembah diantara dataran. Baik rawa lebak ataupun rawa pasang surut disebagian wilayah telah dilihat saluran drainase atau pengelolaan air / drainase.

2. Dataran Gambut

Penyebarannya terdapat di wilayah kecamatan Rengat. Pada daerah ini pembuangan air terhambat karena mempunyai pola

(14)

II - 14

drainase dengan aliran pembuangannya ( outlet ) relatif kecil, dan membentuk kubah ( done ).

Ditinjau dari kedalaman gambut, daerah ini dibedakan menjadi gambut dengan kedalaman > 2 m dan < 2 m. Pengelolaan drainase/air dan bahan organik secara tepat merupakan tindakan yang perlu dipertimbangkan.

3. Dataran Peralihan

Secara makro daerah ini merupakan peralihan antara daerah dataran rawa atau gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan. Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sebagian besar merupakan daerah peralihan. Bentuk wilayah bervariasi dan datar sampai bergelombang. Terbentuknya dari batuan sedimen ( batu pasir dan batu liat ). Daerah ini merupakan pusat kegiatan pertanian terutama tanaman perkebunan dan sebagian merupakan daerah transmigrasi.

4. Wilayah Perbukitan

Daerah ini merupakan peralihan antara daerah dataran rawa atau gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan. Terbentuk dari bahan induk batuan sedimen ( batu liat dan batu pasir ). Bentuk wilayah berbukit dengan lereng 16 – 25%. Penyebarannya terdapat di wilayah kecamatan seberida, batang gangsal, batang cenaku dan sebagian kecamatan peranap. Daerah ini sebagian besar merupakan kawasan lindung/Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. 5. Wilayah Pegunungan

Daerah ini merupakan bagian dari pegunungan bukit barisan yang tersebar di perbatasan dengan Provinsi Jambi. Terbentuk dari bahan induk batuan sedimen dan vulkan tuan. Bentuk wilayah bergunung dengan lereng diatas 25%.

2.4.4.4. Gambaran klimatologi

Dari hasil analisa data Curah hujan (stasiun Japura) dari tahun 1990-2004, Kabupaten Indragiri Hulu merupakan daerah beriklim tropis basah dengan

(15)

II - 15

curah hujan tahunan berkisar antara 2.618 mm. Curah hujan perbulan cukup tinggi anytara 200-300 mm.

Menurut klasifikasi Oldeman, wilayah perencanaan tergolongzone agroklimat B, C dan D. Sistem klasifikasi Oldeman dibuat dengan tujuan membantu usaha pertanian. Khususnya untuk usaha tananman padi. Sistem ini dilandasi oleh ketetapan bulan basah dengan curah hujan bulanan  100 mm. Klasifikasi oldeman didasarkan atas panjangnya periode keringdan basah secara berturut-turut. Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin utara dan angin selatan. Pada waktu angin utara bersamaan dengan musim penghujan terjadi musim gelombang dan pasang yang cukup tinggi. Sedangkan suhu harian rata – rata adalah 27 ºC dan suhu maksimum 33 ºC.

2.4.5. Resiko Bencana Alam

Potensi rawan bencana alam termasuk bencana alam geologi di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan kejadian bencana alam sebelumnya yang pernah terjadi adalah: bencana banjir, bencana gerakan tanah (longsor, amblas), dan bencana kebakaran hutan/lahan gambut.

1. Potensi Rawan Bencana Banjir

Potensi rawan banjir adalah pada bagian tengah yang terletak di tepi Sungai Indragiri dan anak-anaknya, sebagai akibat dari meluapnya permukaan air Sungai Indragiri. Bagian wilayah yang potensial terkena (rawan) bencana banjir adalah kecamatan-kecamatan: Batang Peranap, Peranap, Rakit Kulim, Pasir Penyu, Lirik, Rengat Barat, Rengat, dan Kuala Cenaku.

2. Potensi Rawan Kebakaran Hutan

Potensi rawan kebakaran hutan ini terutama berkaitan dengan adanya hutan pada lahan gambut di bagian hilir wilayah, yang umumnya terjadi pada musim kering/kemarau, yang menimbulkan juga asap. Bagian wilayah yang potesial (rawan) kebakaran hutan/lahan gambut tersebut terutama di Kecamatan Kuala Cenaku.

(16)

II - 16

3. Potensi Rawan Gerakan Tanah (Longsor dan Amblas)

Potensi rawan gerakan tanah berupa longsor dan amblas adalah pada bagian wilayah dengan topografi yang membentuk bentang wilayah (morfologi) berbukit dan bergelombang. Bagian wilayah yang potensial (rawan) gerakan tanah berupa longsor dan amblas ini adalah di sekitar komplek Bukit Tigapuluh, dengan morfologi yang berbukit dan juga morfologi bergelombang di sekitarnya, yang terletak di Kecamatan Batang Cenaku, dan Kecamatan Batang Gansal.

Gambar

Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 2.1 Jumlah Desa/kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten  Indragiri Hulu Tahun 2014
Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu  Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000 – 2015
Gambar 2.3. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan  Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 – 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jenis analisis ini merupakan upaya untuk membedah cara-cara ideologi media yang mengkontruksi opini khalayak terhadap artikel menyangkut program Wajib Belajar 12 tahun

Gempabumi yang sering terjadi berdasarkan peta seismisitas dari bulan Juli 2016- Maret 2017 adalah gempabumi dangkal yang ditunjukan oleh titik berwarna merah pada

Budi Mulia sudah lepas dari dermaga dan pukul 18.30 WITA jangkar sudah berada diatas air, kapal maju pelan menuju Buoy hijau untuk bertemu dengan motor pandu,

Berdasarkan pemaparan konsep-konsep kunci Difusi Inovasi dan dari hasil pemetaan proses tahapan inovasi-keputussan kedua belah pihak sebagaimana yang terlihat dalam Gambar 1

Individu yang memiliki kebersyukuran dan kontrol diri yang tinggi akan mampu mengatur perilaku belanjanya sesuai dengan kebutuhan bukan hanya untuk memuaskan keinginan mereka,

Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah untuk menentukan status gizi, menghitung kebutuhan kalori dan memberikan saran susunan menu makanan untuk pasien rawat jalan

Kecelakaan ditempat kerja bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan dan keadaan lingkungan yang tidak

• Senyawa H ‐ metoksi‐8‐(3,4‐dimetoksifenil)‐1,4‐napthoquinon  (senyawa 3) berinteraksi dengan sangat lemah (energi ikatan bernilai positif) dengan