• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Interplanetary Overlay Network pada Delay Tolerant Network Sebagai Jaringan Transmisi Dalam Pencarian Korban Bencana Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Interplanetary Overlay Network pada Delay Tolerant Network Sebagai Jaringan Transmisi Dalam Pencarian Korban Bencana Alam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI INTERPLANETARY OVERLAY NETWORK PADA DELAY

TOLERANT NETWORK SEBAGAI JARINGAN TRANSMISI DALAM PENCARIAN

KORBAN BENCANA ALAM

IMPLEMENTATION OF INTERPLANETARY OVERLAY NETWORK – DELAY

TOLERANT NETWORK AS TRANSMISSION NETWORK FOR SEARCH OF

NATURAL DISASTER VICTIM

Runi Siti N [1], Rumani M [2], Casi Setianingsih [3]

Prodi S1 Sistem Komputer

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu 40257, Indonesia

[1]runisn@student.telkomuniversity.ac.id, [2]rumani@telkomuniversity.ac.id, [3]setiacasie@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Bencana alam adalah suatu kejadian yang bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Pada kasus bencana alam yang dahsyat bukan hanya memberikan korban jiwa dan hilangnya harta benda saja, tetapi dapat menggangu atau merusak infrastruktur jaringan komunikasi yang telah dibangun seperti jaringan seluler, jaringan PSTN, dan jaringan internet. Delay Tolerant Network (DTN) dapat menjadi salah satu solusi yang cocok untuk permasalahan ketidaktersediaan jaringan tersebut. DTN adalah jaringan yang dirancang untuk kondisi-kondisi yang menantang, dimana pada kondisi tersebut Internet Protocol Suite tidak dapat menanganinya dengan benar. Kondisi-kondisi tersebut diantaranya adalah konektivitas yang tidak selalu ada, waktu tunda yang panjang, laju data asimetris dan tingat kesalahan yang tinggi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa DTN cocok diterapkan pada kondisi tersebut, tetapi dengan memasang banyak node

sehingga transmisi data akan lebih efektif.

Kata kunci : Delay Tolerant Netwirk, DTN, Interplanetary Overlay Network, ION-DTN Abstract

Natural Disaster is an event that can happen anytime unexpected. In the case of massive natural disaster, not only causing big casualty and loss of property, but it may interference or damage the infrastructure of communication network such as Cellular Network, PSTN Network and Internet Network. Delay Tolerant Network (DTN) can be one of suitable solutions for intermittent network. DTN is a network that designed for the challenging conditions, where the Internet Protocol Suite could not handle it properly. These conditions include Intermittent Connectivity, Long Delay, Assymetric Data Rates and High Error Rates. The results of the implementation are that large number of nodes on ION-DTN is effecting the transmission process. It is because the store and forward method started working at the node which is crossed over the rhyme. So while the transmission between 2 nodes , the data transmission have little possibility to arrive at the destination.

Keywords :Delay Tolerant Netwirk, DTN, Interplanetary Overlay Network, ION-DTN

1. Pendahuluan

Bencana alam adalah suatu kejadian yang bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Pada kasus bencana alam yang dahsyat bukan hanya menelan korban jiwa dan hilangnya harta benda saja, tetapi dapat juga mengganggu atau merusak infrastruktur jaringan komunikasi yang telah dibangun seperti jaringan seluler, jaringan PSTN, dan jaringan internet. Sementara itu waktu awal pasca bencana alam terjadi adalah waktu yang tepat untuk evakuasi, komunikasi antar tim SAR dengan relawan, polisi, dan tim medis menjadi hal yang sangat penting.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini dirancang untuk membangun alternatif jaringan komunikasi meskipun dengan ketidaktersediaan koneksi end-to-end. Delay and Tolerant Network (DTN) dapat menjadi salah satu solusi yang cocok untuk permasalahan ketidaktersediaan jaringan tersebut. Dimana jaringan ini dapat bekerja tanpa perlu adanya koneksi end-to-end, karena DTN menggunakan metode store dan forward sehingga delay dan tingkat error yang tinggi dapat ditoleransi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sebuah jaringan ION-DTN untuk transmisi data, dengan bantuan sebuah mobile router.

(2)

2. Landasan Teori

Delay Tolerant Network atau DTN adalah sebuah jaringan yang pada awalnya digunakan untuk berkomunikasi dengan pesawat luar angkasa. Tujuannya adalah memperkecil kemungkinan pemutusan yang disebabkan oleh jarak antar planet. Dimana kecepatan cahaya terasa lambat dan toleransi terhadap delay sangat dibutuhkan [2]. Implementasi arsitektur DTN yaitu metode store and forward, dengan menambahkan sebuah protokol transmisi baru yang disebut dengan bundle protocol. Metode store and forward memungkinkan untuk menghindari kebutuhan konektivitas yang terus menerus. Pesan dalam bentuk bundle dari suatu sumber akan disimpan pada sebuah node menggunakan persistent storage (contoh: harddisk) secara fisiksampai kesempatan komunikasi terbuka kembali. Ketika dua node berada dalam satu jangkauan maka bundle akan diteruskan ke node berikutnya sesuai dengan skema perutean. Kemudian proses tersebut akan berulang hingga sampai pada node tujuan [2].

Gambar 1. Alur pesan forward[2]

Interplanetary Overlay Network (ION) adalah implementasi bundle protocol dari Jet Propulsion Laboratory (JLP) yang khusus dikembangkan untuk digunakan dalam aplikasi robotika pesawat angkasa (spacecraft) dengan sistem operasi real-time (RTOS). ION-DTN juga dapat digunakan pada distribusi Linux x86. ION dirancang seperti database dan penyimpanan berkas didasarkan pada Simple Data Recorder (SDR), sebuah komponen yang sudah dipakai pada spacecraft[1].

3. Perancangan dan Implementasi

Gambar 2 Gambaran Umum sistem

Gambar diatas adalah sebuah ilustrasi pencarian korban bencana menggunakan sebuah alat bantu pengolahan citra yang datanya akan dikirimkan ke server yang terletak di kantor pusat tanggap bencana, dengan ION-DTN sebagai jaringan transmisinya. Pada sistem komunikasi ini dibagi menjadi 3 node yaitu : node 1 (server) adalah sebuah laptop yang berada di kantor pusat tanggap bencana. Node 2 adalah sebuah Drone dengan Mikrokomputer Raspberry Pi 3 yang dilengkapi dengan sebuah nano router, yang berfungsi sebagai mobile router, dan node 3 adalah sebuah laptop yang berada di lokasi pengungsian, yang dapat mengirimkan data ke server.

(3)

4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Skenario Pengujian

Proses pengujian dilakukan dengan bantuan sebuah drone yang akan menggerakan mobile router dari satu node ke node lainnya. Masing-masing pengujian yang di analisa adalah hasil capture menggunakan aplikasi Wireshark yang akan menghasilkan sebuah file Wireshark capture file (.pcapng). Selanjutnya pada file capture tersebut akan difilter dengan filter bundle protocol. Sehingga didapatkan hasil yang selanjutnya akan divisualkan dalam grafik.

Parameter yang diambil dari capture file tersebut diantaranya adalah time span (s) yaitu rentang waktu kedatangan paket pertama dan terakhir, kemudian packets yaitu jumlah paket yang dikirim dari node sumber atau jumlah paket yang dibentuk di node tujuan, dan yang terkahir adalah total data (bytes) yang merupakan total ukuran data yang dikirim atau diterima. Untuk sub pengujian dengan pemutusan, ditambahkan waktu reconnect (s) yaitu adalah waktu saat jaringan kembali terkoneksi ke mobile router.

4.2 Hasil dan Analisa

Terlihat pada Gambar 4 bahwa ada 5 pengujian yang menghasilkan nilai probabilitas 1, yaitu pengukuran 1a, 2a, 2b (5 menit), 2b (10 menit) dan 2b (15 menit). Pada pengujian 1a data berhasil terkirim seluruhnya karena node 1 berada dalam jangkauan mobile router, begitu juga dengan pengujian 2a dimana node 3dan node 1 saling terhubung ke mobile router. Untuk pengujian 2b (5 – 15 menit) menghasilkan nilai probabilitas 1 dikarenakan data di store dan di forward dari mobile router. Sehingga semua data dari node 3 terkirim seluruhnya ke node 1. Sementara itu terjadi penurunan tingkat delivery probability pada pengujian 1b (5 menit), 1b (10 menit) dan 1b (15 menit). Secara teori pada koneksi end-to-end, apabila bundle protokol kehilangan kontak dengan node lain sebelum di lakukan metode store and forward, maka bundle dapat saja hilang sebelum kontak terjadi atau bahkan saat transmisi data dilakukan karena adanya timeout.

Gambar 4 Grafik delivery probability

Pada Gambar 5 grafik waktu delay naik pada setiap skenario pengujian. Waktu delay terkecil pada masing-masing pengujian adalah pada pengujian 1 a dan 2 a, hal ini terjadi karena pada kedua pengujian tersebut tidak terjadi pemutusan koneksi, sehingga data langsung dikirim. Sementara untuk pengujian 1 b (5 – 15 menit) dan 2 b (5 – 15 menit) grafik naik sesuai dengan penambahan waktu pemutusan. Semakin lama waktu pemutusan koneksi maka semakin tinggi juga delay yang dihasilkan.

1 0,866667 0,633333 0,466667 1 1 1 1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

Delivery Probability

1 a 1 b (5 menit) 1 b (10 menit) 1 b (15 menit)

(4)

Gambar 5 Grafik delay

Pada Gambar 6 terlihat bahwa grafik jitter berbanding terbalik dengan delay. Hal ini dikarenakan semakin tinggi waktu pemutusan, maka variansi delay yang dihasilkan juga semakin kecil. Untuk pengujian 1 a dan 2 a jitter menempati posisi tinggi pada setiap pengujiannya dikarenakan hasil variansi dari delay memiliki nilai yang tinggi. Sementara untuk pengujian 1 b (5 -15 menit) grafik menurun karena semakin lama delay data yang dikirimkan juga semakin sedikit, maka variansi delay juga menjadi mengecil. Dan untuk pengujian 2 b (5 menit – 15 menit) grafik menurun karena semakin lama delay terjadi, maka data di ubah mobile router menjadi paket yang lebih kecil, sehingga jumlah paket yang di transmisikan juga lebih sedikit, menghasilkan variansi yang kecil.

Gambar 6 Grafik Jitter

Dari hasil pengukuran throughput pada node tujuan, didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 4.4. Karena pada pengujian 1 a dan 2 a time span atau rentang waktu kedatangan paket berukuran besar, maka akan menghasilkan nilai throughput yang kecil. Secara teori, rumus throughput adalah paket data yang diterima dibagi dengan time stamp (s). Sehingga semakin rendah time stamp akan menghasilkan nilai throughput yang lebih besar. Tetapi terdapat penurunan nilai throughput pada pengujian 2 b (15 menit), hal ini dikarenakan time span pada pengujian ini nilainya naik.

37695 303240 601311 900621,75 39606 364674 662280 952438,5 0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000 ms Pengujian

Delay

1 a 1 b (5 menit) 1 b (10 menit) 1 b (15 menit)

2 a 2 b (5 menit) 2 b (10 menit) 2 b (15 menit)

13764,33333 2266,666667 699 534,3333333 17039,66667 13382,66667 10048 6089,666667 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 ms Pengujian

Jitter

1 a 1 b (5 menit) 1 b (10 menit) 1 b (15 menit)

(5)

Gambar 7 Grafik Throughput 5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Tugas Akhir ini adalah :

1. Interplanetary Overlay Network (ION-DTN) merupakan arsitektur jaringan yang cocok digunakan untuk komunikasi end-to-end yang sering terputus karena bermacam gagguan. Sampai atau tidaknya data yang dikirim bergantung pada metode store and forward pada ION-DTN

2. Aplikasi desktop untuk akses fitur pengiriman data, dan chat dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

3. Hasil analisis QoS menunjukkan bahwa jaringan ION-DTN yang diimplementasikan ini memiliki kekurangan dikarenakan kurangnya node sehingga data yang ditransmisikan dari node 2 tidak terkirim sepenuhnya saat terjadi pemutusan. Tetapi pada saat data ditransmisikan dari node 3, data terkirim semuanya, saat saling terhubung ataupun saat pemutusan jaringan, dikarenakan data di store dan di forward pada mobile router.

6. Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Ditambahkan minimal sebuah node agar proses storeand forward terlihat saat deteksi korban bencana. 2. Menerapkan multicopy routing protocol.

3. Menambahkan fitur – fitur di aplikasi desktop seperti tombol untuk menyalakan ION-DTN, dan untuk menerima data dari suatu node tanpa harus mengakses dari terminal.

Mengembangkan aplikasi berbasis mobile yang dapat melakukan chat dan transfer file hasil capture dari mobile phone.

7. Daftar Pustaka

[1] Burleigh, Scott. 2016. Interplanetary Overlay Network (ION) Design and Opereation v3.4. Jet Propulsion Laboratory, California Institute of Technology [Online] Available at : https://sourceforge.net/projects/ion-dtn [08 September 2016, 02:52]

[2] Warthman, Forrest. 2015. Delay Tolerant Network (DTNs) : A Tutorial v.3.2. DTN Research Group and others in the global DTN community. [Online] Available at : http://ipnsig.org/wp-content/uploads/2015/09/DTN_Tutorial_v3.2.pdf [18 Oktober 2016, 08:0] 1,597219 43,98456 55,43241 69,52407 1,404178 63,5451369,32251 47,46006 0 10 20 30 40 50 60 70 80 ms Pengujian

Throughput

1 a 1 b (5 menit) 1 b (10 menit) 1 b (15 menit)

Gambar

Gambar 2 Gambaran Umum sistem
Gambar 4 Grafik delivery  probability
Gambar 6 Grafik Jitter
Gambar 7 Grafik Throughput  5.  Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Malili Sulawesi Selatan dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Bangka Belitung melalui jalur Mandiri.. Penulis

Kiai Imam Malik juga mengingatkan semua manusia agar selalu ingat kepada Allah yang maha Kuasa agar mereka memahami rusaknya tatanan Negara dan supaya jalannya benar

Analisis efisiensi penggunaan modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan semen bertujuan agar bisa mengukur seberapa banyak modal kerja yang

Dengan penelitian yang telah dilakukan seperti yang di atas akan mencoba melakukan penelitian Spray quenching dengan media air terhadap plat baja karbon sedang dengan

Penggabungan kedua strategi tersebut bertujuan agar budaya berbagi pengetahuan yang sudah dilakukan oleh perusahaan saat ini dengan menggunakan strategi personalisasi

Knowledge Sharing and Distribution merupakan tahapan untuk membagikan dan menyebarkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.Pada tahap ini mempunyai

Non Aplicable  Seluruh  pemasok  bahan  baku  kayu  Plywood  dan  MDF  PT  Deka  Sari  Perkasa  telah  memiliki  S‐LK.  Sehingga 

Jadi karena slldahmasuk RUU untuk Timcil dan juga Til11l1S untuk RUU Penagihan Pajak deng:1J1'Surat Paksa. Saya kira dad Pemcrintah namanya bisa segera disusunkan untuk RUU