• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Keasaman Ion Logam Terhidrat ( m. Rusni )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Keasaman Ion Logam Terhidrat ( m. Rusni )"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

A. Tujuan

Berdasarkan motode pH-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada suasana lingkungan dan derajat oksidasi kation logam.

B. Tinjauan Pustaka

Menurut K.H. Sugiyarto (2009 : 1.4 – 1.5), ion-ion logam transisi lebih kecil ukurannya dibanding dengan ion-ion logam kelompok s dalam periode yang sama. Hal ini menghasilkan rasio muatan per jari-jari yang lebih besar bagi logam-logam transisi. Atas dasar ini, relatif terhadap logam kelompok s diperoleh sifat-sifat logam transisi sebagai berikut:

1) Oksida-oksida dan hidroksida logam-logam transisi ( M2+ dan M3+ ) kurang

bersifat basa dan lebih sukar larut.

2) Garam-garam logam transisi kurang bersifat ionik dan juga kurang stabil terhadap pemanasan.

3) Garam-garam dan ion-ion logam transisi dalam air mudah terhidrat dan juga lebih mudah terhidrolisis menghasilkan sifat agak asam.

4) Ion-ion logam transisi lebih mudah tereduksi.

(2)

Tabel 1. Jari-jari atom dan ion logam transisi Unsur K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Jari-jari atom M (dalam pm) 23 5 19 7 16 1 14 5 13 2 12 7 12 4 12 4 12 5 12 5 12 8 133 Ion M+ 15 2 91 Ion M2+ 11 4 -10 0 93 87 81 75 79 83 87 -Ion M3+ - - 89 81 78 76 72 79 * 69 79 * 69 75 *

Catatan: Tanda * menunjukkan nilai tertinggi ( high-spin) dan yang tidak memakai tanda adalah nilai terendah ( low-spin).

Walaupun senyawa logam-logam transisi dengan tingkat oksidasi +2 dan +3 sering dipertimbangkan ionik, namun tingginya muatan kation atau tingginya tingkat oksidasi ini dan pengaruhnya pada polarisasi anion sekalipun hanya kecil mengakibatkan beberapa oksida menunjukkan sifat asam dan senyawanya menjadi bersifat kovalen. Sebagai contoh, Cr2O3 dam Mn2O3

menunjukkan sifat amfoterik, dan semakin tinggi tingkat oksidasinya seperti pada CrO3 dan Mn2O7, oksida ini menjadi oksida asam.

Sementara itu menurut aturan yang dikemukakan oleh Kasmir Fajans dalam K.H. Sugiyarto & Retno D.S (2010 : 40) perihal polarisasi adalah sebagai berikut.

a. Kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat.

b. Anion dengan ukuran semakin besar dan muatan negatif semakin besar akan semakin mudah terpolarisasi.

(3)

c. Kation yang mempunyai konfigurasi elektronik bukan konfigurasi elektronik gas mulia mempunyai daya mempolarisasi lebih kuat.

Menurut K.H. Sugiyarto, (2009 : 1.5), perubahan ukuran ion yang sangat kecil dari Sc hingga Cu, mengakibatkan senyawa-senyawa hidrat untuk ion-ion dengan tingkat oksidasi +2 dan +3 mempunyai struktur kristal, jumlah air kristal dan sifat kelarutan yang mirip satu sama lain. Misalnya, semua M3+

( M = Sc s.d. Cu ) membentuk senyawa tawas (alum) dengan tipe K2SO4

M2(SO4)3.24H2O, tetapi semua M2+ membentuk isomorf sulfat rangkap yakni

(NH4)2 SO4 MSO4.6H2O.

Penentuan pKa setiap ion terhidrat adalah:

[M(H2O)6]x+ + H2O ↔ [M(H2O)5(OH)](x-1)+ + H+ atau

[M(H2O)6]x+ ↔ [M(H2O)5(OH)](x-1)+ + H+

Dalam kesetimbangan konsentrasi [M(H2O)5(OH)](x-1)+ = H+, maka

pKa = -log Ka dan pH = -log [H+], maka pKa = 2 pH + log C garam C. Metode

1. Alat dan Bahan

a. Alat : - pH-meter - Tiga buah labu takar 50 mL

- Tiga buah gelas beker - Batang pengaduk

- Tiga buah kaca arloji - Neraca analitik

b. Bahan : - Aluminium (III) Nitrat nanohidrat atau Al(NO3)3.9H2O

- Kobal (II) Nitrat heksahidrat atau Co(NO3)2.6H2O

(4)

- Aquades

2. Cara Kerja

Preparasi ion logam dengan konsentrasi 0,04 M dengan menimbang:

1) 0,751 g aluminium (III) nitrat nanohidrat dan memasukkan dalam labu ukur ke-1 berukuran 50 mL,

2) 0,483 g kobal (II) nitrat heksahidrat dan memasukkan dalam labu ukur ke-2 berukuran 50 mL,

3) 0,582 g tembaga (II) nitrat trihidrat dan memasukkan dalam labu ukur ke-3 berukuran 50 mL.

Menambahkan akuades ke dalam masing-masing labu ukur tersebut hingga tanda, dan goyang-goyang hingga larut sempurna. Menuangkan 50 mL masing-masing larutan tersebut ke dalam masing-masing gelas beker, dan selanjutnya mengukur pH masing-masing larutan tersebut dengan pH-meter secara berulang-ulang sampai didapatkan hasil pengukuran yang konstan.

D. Data Hasil Percobaan

No. Percobaan pH Hasil Pengukuran

1. 50 mL Al(NO3)3.9H2O 0,04 M 3,80

2. 50 mL Co(NO3)2.6H2O 0,04 M 6,25

3. 50 mL Cu(NO3)2.3H2O 0,04 M 4,65

E. Pembahasan

(5)

Dari data hasil pengukuran pH larutan garam Al(NO3)3.9H2O = 3,80 dan

konsentrasi garam Al(NO3)3.9H2O = 0,04 M, maka besarnya pKa

Al(NO3)3.9H2O dapat ditentukan besarnya dengan menggunakan rumus

sebagai beriku:

pKa = 2 pH + log Cgaram

pKa = 2 . 3,80 + log 0,04 pKa = 7,60 – 1,398

pKa = 6,202 atau; Ka = 6,281 . 10-7

b. Perhitungan pKa Co(NO3)2.6H2O

Dari data hasil pengukuran pH larutan garam Co(NO3)2.6H2O = 6,25 dan

konsentrasi garam Co(NO3)2.6H2O = 0,04 M, maka besarnya pKa

Co(NO3)2.6H2O dapat ditentukan besarnya dengan menggunakan rumus

sebagai beriku:

pKa = 2 pH + log Cgaram

pKa = 2 . 6,25 + log 0,04 pKa = 12,50 – 1,398 pKa = 11,102 atau; Ka = 7,907 . 10-12

c. Perhitungan pKa Cu(NO3)2.3H2O

Dari data hasil pengukuran pH larutan garam Cu(NO3)2.3H2O = 6,25 dan

(6)

Cu(NO3)2.3H2O dapat ditentukan besarnya dengan menggunakan rumus

sebagai beriku:

pKa = 2 pH + log Cgaram

pKa = 2 . 4,65 + log 0,04 pKa = 9,30 – 1,398

pKa = 7,902 atau; Ka = 1,253 . 10-8

Dari perhitungan harga pKa garam, diperoleh pKa Al(NO3)3.9H2O =

6,202 ; pKa Co(NO3)2.6H2O = 11,102 ; dan pKa Cu(NO3)2.3H2O = 7,902.

Dengan demikian maka pKa Al(NO3)3.9H2O < pKa Cu(NO3)2.3H2O < pKa

Co(NO3)2.6H2O. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar harga pKa

garam, maka tingkat keasaman larutan garam tersebut makin berkurang ( polarisasi ikatan O-H makin berkurang). Ditinjau dari jari-jari ion Al3+ yang

berada pada periode 3 sedangkan ion Co2+ dan Cu2+ pada periode 4 di tabel

periodik unsur-unsur, maka dapat disimpulkan bahwa kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat dan kekuatan asam semakin besar ( harga pKa makin kecil ). Berarti kation Al3+ memiliki kemampuan polarisasi yang lebih

besar dibandingkan Cu2+ dan Co2+. F. Kesimpulan

Dari hasil percobaan diperoleh pKa Al(NO3)3.9H2O = 6,202 ; pKa

Co(NO3)2.6H2O = 11,102 ; dan pKa Cu(NO3)2.3H2O = 7,902. Dengan

(7)

Co(NO3)2.6H2O. Hal ini menandakan bahwa semakin besar harga pKa

garam, maka tingkat keasaman larutan garam tersebut makin berkurang. Salain itu, kation metalik terhhidrat dengan ukuran jari-jari semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat dan kekuatan asam semakin besar (polarisasi ikatan O-H makin besar) sehingga harga pKa makin kecil.

G. Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimanakah hubungan pKa dengan kekuatan asam, jelaskan?

Jawab:

Semakin besar harga pKa garam, maka tingkat keasaman larutan garam tersebut makin berkurang (polarisasi ikatan O-H makin berkurang) sehingga pH larutan semakin besar.

2. Bagaimanakah hubungan kukuatan asam logam terhidrat terhadap jari-jari ion logam, jelaskan?

Jawab:

Kation metalik terhidrat dengan ukuran jari-jari semakin kecil dan muatan positif semakin besar mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat dan kekuatan asam semakin besar (polarisasi ikatan O-H makin besar) sehingga harga pKa makin kecil.

H. Daftar Pustaka

K.H Sugiyarto.(2009). Dasar-dasar kimia anorganik transisi. Yogayakarta : FMIPA UNY.

K.H. Sugiyarto., R.D. Suyanti. (2010). Kimia anorganik logam. Yogyakarta : Graha Ilmu

(8)
(9)

Gambar

Tabel 1. Jari-jari atom dan ion logam transisi Unsur K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Jari-jari  atom M  (dalam  pm) 235 197 161 145 132 127 124 124 125 125 128 133 Ion M + 15 2 91 Ion M 2+ 11 4 - 100 93 87 81 75 79 83 87  -Ion M 3+ - - 89 81 78 76 7279 *

Referensi

Dokumen terkait

a. 1) Perisai dasar persegi enam warna kuning emas. 2) Perisai lapis kedua berbentuk oval berwarna kuning emas dengan batas pinggir bergigi dengan jumlah 28 buah. 3) Tulisan PPNS,

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang terkait dengan penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari

Jika Bulan dan Bumi berputar dalam rotasi sinkron sempurna, artinya Bulan selalu berada di Jika Bulan dan Bumi berputar dalam rotasi sinkron sempurna, artinya Bulan selalu berada

Peraturan yang digunakan dalam perhitungan perancangan atap Rumah Gadang mengacu pada Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI).. Sedangkan peraturan yang digunakan

d) Dua orang saudara perempuan atau lebih yang seayah, jika tidak ada saudara  perempuan yang sekandung... Ahli waris yang mendapatkan bagian 1/3 adalah :). a) Ibu,