• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.1. Contoh ruangstudio musik Sumber:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 2.1. Contoh ruangstudio musik Sumber:"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10

Universitas Kristen Petra 1.1. Studio Musik

1.1.1.Pengertian Studio Musik

Pengertian studio musik dapat ditinjau secara umum dan secara khusus, sebagai berikut :

a. Secara umum

Studio musik dapat berarti sebagai ruangan untuk menikmati musik, dimana didalam ruangan tersebut tidak perlu khawatir bahwa apa yang dia dengarkan akan mengganggu tetangga dan suara-suara dari luar tidak mengganggu. (“Studio”, par. 1)

b. Secara khusus

Studio musik adalah ruangan atau sekelompok ruangan yang digunakan untuk berlatih musik. Sebagian besar studio musik memiliki alat-alat musik lengkap seperti: -drum -guitar -keyboard -bass -amplifier -mixer –microphone. (“Studio”, par. 2)

Gambar 2.1. Contoh ruangstudio musik Sumber: www.id.88db.com

2.1.2. Rancangan Akustik Ruang Band

Memenuhi kebutuhan akustik ruang dalam ruang-ruang yang relatif kecil ini, biasanya jauh lebih mudah daripada dalam ruang konser atau rumah-rumah opera. Dinding-dinding ruang yang dibentuk dengan baik, pengadaan difusi yang cukup, pengendalian RT yang baik, lapisan-lapisan akustik yang dipilih dengan hati-hati serta didistribusikan dengan baik, dengan pengendalian bising dalam

(2)

11

Universitas Kristen Petra jumlah yang tinggi akan menghasilkan ruang latihan yang secara akustik efisien. Bila diharapkan kondisi akustik yang istimewa, RT harus dapat disesuaikan agar memenuhi persyaratan acara musik tertentu. Kondisi akustik dalam ruang latihan harus meniru kondisi auditorium (dengan penonton sesuai dengan mana mereka dihubungkan secara fungsional). Kondisi akustik dalam kamar latihan dan kamar mendengar harus menyerupai kondisi akustik ruang keluarga pada umumnya, dengan RT sekitar 0,4 sampai 0,5 detik.

Dalam rancangan akustik suatu ruangan yang digunakan untuk mengajar, latihan pagelaran atau latihan musik :

a. Luas lantai, tinggi ruang, bentuk ruang, dan volume yang sesuai harus disediakan untuk memperoleh dengung, difusi, keseimbangan, dan keterpaduan yang tepat

b. Jumlah bahan-bahan penyerap bunyi yang banyak harus digunakan untuk membuat ruang-ruang ini cukup mati sehingga daya akustik yang berlebihan yang ditimbulkan band sekolah atau masing-masing instrumen dapat diredam

c. Transmisi bunyi yang tak diinginkan antara ruang-ruang yang digunakan secara serentak harus direduksi sampai suatu minimum yang absolute. Dalam ruang-ruang ini, kesejajaran antara permukaan yang berhadapan harus dihindari, paling sedikit dua dinding yang berdampingan harus diberi bahan penyerap bunyi seluruhnya sampai ke dasarnya; demikian pula dengan sebagian besar atau bila mungkin seluruh langit-langit. Karena ketinggian ruang-ruang ini selalu kurang cukup, maka disarankan agar tidak menggunakan langit-langit gantung. Selain itu disarankan pula agar agar sisi bawah konstruksi lantai di atas dibiarkan telanjang dan diatur secara akustik untuk menyediakan insulasi bunyi yang cukup terhadap bising dari atas tanpa langit-langit gantung.

Pentingnya insulasi bunyi yang banyak antara ruang-ruang yang sensitive secara akustik pada departemen musik ini harus diperhatikan dengan benar. Pemisahan letak yang baik tidak hanya menyebabkan sirkulasi yang memuaskan, tetapi juga akan membantu insulasi bunyi yang baik dengan biaya terendah. Pengendalian bising di kamar latihan dan kamar mendengar yang dapat menerima bunyi secara langsung dari ruang band adalah sangat mahal. Mereka harus

(3)

12

Universitas Kristen Petra dipisahkan dengan baik dari ruang-ruang di mana bunyi dengan tingkat bunyi tinggi dihasilkan, lewat ruang penahan (buffer room) seperti gudang, dan asesibel dari serambi dan pengunci bunyi (sound lock), yang dibangun dengan tembok, lantai dan pintu yang menginsulasi bunyi dengan memadai. Pipa-pipa ventilasi dan pengkondisian udara tidak boleh mentransmisi bunyi musik yang tak diinginkan dari satu tempat ke tempat lain, baik secara horisontal maupun vertikal.

1.2. Akustik

Akustik meliputi jangkauan yang sangat luas, menyentuh hampir semua segi kehidupan manusia. Akustik lingkungan, atau pengendalian bunyi secara arsitektural. Ia dapat menciptakan suatu lingkungan, dimana kondisi mendengarkan secara ideal disediakan, baik dalam ruang tertutup maupun di udara terbuka dan penghuni ruang-ruang arsitektural di dalam maupun di luar akan cukup dilindungi terhadap bising dan getaran yang berlebihan.

Karena itu pengendalian bunyi secara arsitektural mempunyai sasaran antara lain adalah menyediakan keadaan yang paling disukai untuk produksi, perambatan, dan penerimaan bunyi yang diinginkan (pembicaraan atau musik) di dalam ruang yang digunakan untuk macam-macam tujuan mendengar, atau di udara terbuka. Bidang pengendalian bising arsitektural ini, disebut akustik ruang. Peniadaan atau pengurangan bising (bunyi yang tak diinginkan) dan getaran dalam jumlah yang cukup. Ini disebut pengendalian bising.

Masalah akustik ruang dan pengendalian bising tentu saja saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain : mereka tak dapat dipisahkan yang satu dari yang lain. Pengendalian bising memegang peranan penting dalam rancangan akustik auditorium. Demikian pula, masalah-masalah akustik ruang tercakup dalam pengendalian bising suatu ruang.

2.2.1. Sub Divisi Akustik

Akustik adalah suatu bidang yang mempelajari suara, gelombang mekanik pada gas, cairan, dan bahan.

Akustik dibagi menjadi beberapa sub divisi dari akustik berdasarkan PACS (American Institute of Physics, Physics and Astronomy Classification Scheme) :

(4)

13

Universitas Kristen Petra

b. Acoustic signal processing

c. Aeroacoustics d. Architectural acoustics e. Bioacoustics f. Biomedical acoustics g. Enviromental noise h. Psychological acoustics i. Physical acoustics j. Speech communication

k. Structural acoustics and vibration

l. Transduction

m. Ultrasonics

n. Musical acoustics

o. Underwater acoustics

2.2.1.1 Architectural Acoustics

Architectural acoustics adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

mengontrol kualitas suara dalam gedung. Salah satu contoh penerapan ilmu tersebut pada desain sebuah ruang konser.

Sifat suara pada suatu ruangan sangat bergantung pada rasio dari frekuensi (atau panjang gelombang) dari suara kepada ukuran ruangan. Adapun, spectrum

yang dapat didengarkan diilustrasikan melalui gambar dibawah ini (untuk ruangan dengan bentuk segi empat).

Gambar 2.2. Audible Frequency Range

(5)

14

Universitas Kristen Petra Mode dibedakan dan ditentukan melalui kondisi frekuensi resonansi yang terjadi dalam bentuk maksimal dan minimal dari suatu gelombang suara pada tempat yang berbeda-beda dari suatu ruangan. Semakin besar ruangan maka jarak frekuensi dari spectrum yang berhubungan akan semakin rendah. Adapun gambar di bawah ini menggambarkan frequency distortion yang akan terjadi pada suara dengan spectrum rendah.

Gambar 2.3. Spectrum

Sumber: www.murata.com

Kalkulasi mode pada ruangan berbentuk persegi lebih mudah. Perhitungan akan menjadi semakin kompleks atau bahkan kadang-kadang tidak dapat dihitung pada ruangan dengan perbedaan bentuk.

2.2.2. Nois (Noise)

Nois adalah bunyi yang tidak dikehendaki. Kata ini disepadankan dengan kata Indonesia kebisingan atau derau. Sebenarnya ini tidak sepenuhnya tepat karena kedua kata tersebut menjelaskan keadaan bunyi yang keras atau gemuruh.

Batasan nois sangat subjektif bagi masing-masing orang. Namun demikian, ada jenis nois bagi kebanyakan orang yaitu bunyi keras yang muncul mendadak, bunyi keras yang muncul terus-menerus dan bunyi mesin-mesin, entah mesin pabrik atau mesin sarana angkut (Sanders dan McCormick, 1987).

Dalam nois dikenal istilah background noise (nois latar belakang), noise

(nois), dan ambient noise (nois ambien). Nois latar belakang adalah bunyi di sekitar kita yang muncul secara tetap dan stabil pada tingkat tertentu. Nois latar

(6)

15

Universitas Kristen Petra belakang yang nyaman berada pada tingkat kekerasan tidak melebihi 40 dB. Yang termasuk dalam kategori nois adalah bunyi yang muncul secara tidak tetap atau seketika dengan tingkat kekerasan melebihi nois latar belakang pada daerah tersebut. Sementara nois ambient adalah tingkat kebisingan disekitar kita, yang merupakan gabungan antara nois latar belakang dan nois.

Pengendalian bising yang efektif dalam bangunan dibutuhkan karena, bising mempengaruhi orang bila ia sedemikian kerasnya hingga menyebabkan kerusakan telinga sementara atau permanen mengganggu dalam mendengarkan pembicaraan atau musik, menyebabkan kemunduran dalam penampilan kerja, atau hanya mengalihkan perhatian atau mengganggu.

Permasalahan dasar dalam pengendalian bising adalah meramalkan bagaimana bising yang diduga ada akan mempengaruhi penghunian ruangan yang sedang diperhatikan dan kemudian menetapkan batasan bagi jejak penembusan atau penyebaran bising untuk menghindari setiap pengaruh yang merusak.

Selain ditentukan oleh tingkat kebisingan (dB), tingkat gangguan nois latar belakang juga ditentutak oleh frekuensi bunyi yang muncul. Oleh karenanya, kedua faktor tersebut kemudian dipertimbangkan bersama dalam sebuah pengukuran yang disebut Noise Criteria (NC). Dalam hal ini, kriteria bising latar belakang yang direkomendasikan untuk ruang musik 15-20 NC (Noise Criteria).

Berikut adalah tabel rekomendasi nilai Noise Criteria (NC) :

Gambar 2.4. Rekomendasi nilai Noise Criteria (NC) untuk fungsi tertentu Sumber: Doelle, Leslie L. (1972, p. 24)

(7)

16

Universitas Kristen Petra Berikut ini adalah gambar kurva Noise Criteria (NC) :

Gambar 2.5. Kurva Noise Criteria (NC) Sumber: Doelle, Leslie L.(1972, p. 25)

Pada keadaan tertentu, kehadiran nois latar belakang seringkali dibutuhkan untuk menyamarkan bunyi tertentu agar tidak terdengar oleh orang lain. Sebagai contoh, nois latar belakang sengaja diciptakan dengan memperdengarkan musik pada suatu café. Selain itu, untuk menciptakan suasana tertentu, bunyi musik juga membuat pengunjung merasa lebih nyaman.

2.2.3. Pengendalian Bising

Noise control pada architectural acoustics berhubungan dengan cara pengurangan reverberation pada suatu ruangan. Pengendalian bising biasanya digunakan untuk membantu penyerapan suara pada ruangan, atau untuk meningkatkan kualitas akustik ruang secara keseluruhan. Pada umumnya penggunaan metode pengendalian bising digunakan pada instalasi acoustical gypsum, dinding ceiling, karpet dan panels.

(8)

17

Universitas Kristen Petra Pengendalian bising yang efektif dalam bangunan dibutuhkan karena, bising mempangaruhi orang bila ia sedemikian kerasnya hingga menyebabkan kerusakan telinga semntara atau permanen mengganggu dalam mendengarkan pembicaraan atau musik (Doelle 198).

2.2.3.1. Pengendalian Bising Dalam Jenis Bangunan Studio

Perbedaan antara pengendalian bising studio dan pengendalian bising auditorium lain terletak pada derajat pengendaliannya. Semua bising dari luar dan dalam bangunan yang cenderung mengganggu penggunaan studio harus dikurangi sampai suatu tingkat yang sangat rendah. Ini bukan masalah tingkat bising berapa yang nyaman atau ekonomis, tetapi tingkat bising berapa yang aman bila siaran radio, siaran televisi, atau perekaman yang memuaskan ingin dicapai.

Dalam rancangan arsitektur bangunan-bangunan studio, pembentukan zona penahan/penghalang sekitar kawasan studio sangat menguntungkan. Penjajaran bermacam-macam penggunaan dalam bangunan studio juga membutuhkan perhatian yang banyak untuk mencegah transmisi bising yang tak diinginkan lewat lantai.

2.2.3.2. Tingkat Bising

Sistem pendengaran manusia memiliki sensitifitas yang berbeda-beda pula. Hal ini berarti persepsi bising tidak sama pada setiap frekuensi. Bising pada tingkat tertentu (dB) pada frekuensi rendah maupun tinggi tidak akan sama seperti bising yang memiliki pemusatan suara pada frekuensi tengah. Dengan kata lain bising pada level tingkatan tertentu (dalam dB) tidak akan dapat dideteksi oleh pendengaran manusia pada umumnya. Untuk mengatasi hal ini maka sebuah alat khusus diciptakan dan menggunakan tingkat bising dengan dBA dimana huruf A diberikan untuk memberikan koreksi. Dibawah ini sebuah table yang menggambarkan tingkatan suara A-weighted untuk kebisingan tertentu.

(9)

18

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.6. A-weighted sound level for common noise

Sumber: www.murata.com

2.2.3.3. Transmission Loss, Sound Transmission Class, dan Impact Isolation Class Transmission Loss (TL)

untuk pembatas dan reduksi bising pada suatu ruangan digambarkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7. Transmission Loss Sumber: www.greengluecompany.com

Sound Transmission Class (STC) adalah ketentuan yang digunakan untuk mengidentifikasikan pengisolasian suatu pembatas. STC didapat dari perbedaan TL dari suatu pembatas pada frekuensi yang berbeda-beda.

Impact Isolation Class (IIC), seperti STC, adalah satuan untuk

(10)

19

Universitas Kristen Petra khusus untuk lantai. Semakin tinggi rata-rata IIC maka semakin efisien pula konstruksi ruangan tersebut dalam mengatasi bising.

2.2.4. Community Noise

Community noise secara konstan berubah-ubah dipengaruhi oleh tingkatan dan durasinya. Community Noise dapat mencapai perubahan sampai 50 dBA dalam waktu singkat.

2.2.5. Reverberation Time

Reverberation Time adalah sebuah ukuran waktu yang digunakan untuk mendesain suatu akustik ruang . Reverberation Time didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh suatu suara untuk mencapai 60 dB setelah sumber suara mengeluarkan bunyi atau suara. Waktu tersebut snagat bervariasi dipengaruhi langsung dari besaran ruang. Konsep mengenai reverberation time dapat digambarkan melalui grafik berikut.

Gambar 2.8. Konsep Reverberation Time

Sumber: www.dosen.tf.itb.ac.id

Reverberation Time RT60 pada saat ini sebagian besar dihitung dengan menggunakan Sabins Formula. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

(11)

20

Universitas Kristen Petra Dimana :

RT : reverberation time dalam detik V : volume ruang dalam meter kubik A : jumlah koefisien penyerapan ruangan X : koefisien serap bunyi pada ruang udara

Untuk perhitungan selain menggunakan Sabins Formula dapat menggunakan:

(2.2)

Dimana :

RT : reverberation time dalam detik V : volume ruang dalam cubic feet

A : rata-rata koefisien penyerapan ruangan S : total besaran area ruang dalam square feet

Reverberation time RT60 dan volume V ruangan memiliki pengaruh besar pada jarak tertentu (critical distance) dc (conditional equation) :

(2.3) Critical distance rH dalam m

Volume V dalam m3

Reverberation Time RT60 dalam detik

2.2.6. Penyerapan Bunyi

Sumber bunyi dengak kekuatan sama dapat menyebabkan kebisingan yang berbeda-beda bila bahan permukaan ruangan tersebut diganti-ganti dengan bahan yang mempunyai koefisien serapan berbeda-beda. Makin banyak bidang pantul, ruangan akan semakin bising. Setiap bahan akan mempunyai karakter berbeda terhadap frekuensi bunyi. Ada yang menyerap banyak frekuensi tinggi, ada yang rendah dan ada yang menyerap frekuensi tinggi dan rendah. Jadi, sangat mungkin suatu ruangan bising untuk frekuensi bunyi tinggi, tetapi tidak bising untuk frekuensi rendah.

(12)

21

Universitas Kristen Petra Berikut adalah table koefisien penyerapan bunyi bahan-bahan bangunan, penahan akustik dan isi ruang.

Gambar 2.9. Tabel koefisien serap bunyi Sumber: Doelle, Leslie L. (1972, p. 242)

2.2.7. Isolasi Bunyi Yang Merambat Melalui Udara

Untuk dinding tunggal, berat per satuan luas dinding hanya merupakan indikasi dari tingkatan kemampuan isolasinya. Hasil pengukuran yang

(13)

22

Universitas Kristen Petra menunjukan bahwa kemampuan isolasi di bawah kemampuan yang diharapkan dapat terjadi antara lain karena : efek resonansi dan efek berbagai pantulan suara; dinding yang terpuntir; sisi luar dinding yang terjepit. Konstruksi dinding komposit yang terdiri dari beberapa lapis material yang berbeda jenisnya akan memperbaiki isolasi suara melebihi kemampuan isolasi yang diharapkan karena : sifat elastis pemasangan panel, konstruksi yang diskontinu, adanya dua atau tiga lapis dinding dengan rongga-rongga udara di dalamnya. Elemen dinding pemisah yang berat berfungsi efektif untuk bunyi dengan tingkat frekuensi yang rendah.

2.3. Bahan-Bahan Interior Berpengaruh Pada Akustik

Tiap-tiap bahan akustik dan kombinasi bahan ini dapat dipasang pada dinding atau digantung di udara sebagai penyerah ruang. Cara pemasangannya juga mempunyai pengaruh yang besar pada penyerapan bunyi.

Karakteristik akustik dasar menggunakan semua bahan berpori, seperti papan berserat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools, dan selimut isolasi adalah suatu jaringan seluler dengan pori-pori yang saling berhubungan. Energi bunyi datang diubah menjadi energi panas dalam pori-pori ini. Bagian bunyi datang yang diubah menjadi panas akan diserap. Sedangkan sisanya yang telah berkurang energinya, dipantulkan oleh permukaan bahan.

Bahan penyerap bunyi dapat diperhitungkan dengan pemilihan koefisaien penyerapan bunyi pada frekuensi wakil jangkauan frekuensi audio. Penampilannya juga harus diperhatikan, seperti ukuran, tepi, sambungan, warna dan jaringan. Daya tahan terhadap kebakaran dan hambatan terhadap penyebaran api juga merupakan syarat yang penting dalam memilih bahan penyerap bunyi.

Selain itu, perawatan, pembersihan, pengaruh dekorasi juga kembali pada penyerapan bunyi dan biaya perawatan. Bahan yang dipilih juga harus memperhitungkan biaya dan kemudahan instalasi. Kondisi pekerjaan, seperti temperature, kelembaban selama instalasi, dan kesiapan lapisan penunjang di belakangnnya juga harus dipikirkan secara matang.

Desain akustik juga akan memperhitungkan kesatuan elemen interior, yaitu pintu, jendela, lampu, kisi-kisi, dsb terhadap lapisan akustik. Ketahananterhadap uap lembab dan kondensasi bila ruang digunakan, ketebalan dan berat, dan daya

(14)

23

Universitas Kristen Petra tarik terhadap kutu, kutu busuk, jamur, dan sebagainnya juga merupakan syarat penting dalam pemilihan bahan penyerap bunyi.

2.3.1. Unit Siap Pakai

Bermacam-macam jenis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang maupun tidak berlubang, bercelah, atau bertekstur, panel penyirip dan lembaran logam berlubang dengan bantalan penyerap, merupakan unit yang khas dalam kelompok akustik siap pakai. Mereka dapat dipasang dengan berbagai cara, sesuai dengan petunjuk pabrik, misalnya disemen pada sandaran atau penunjang padat, dipaku, atau dibor pada kerangka kayu atau dipasang dengan system gantung di plafon.

Keuntungan unit akustik siap pakai antara lain adalah mempunyai penyerapan yang dapat diandalkan dan dijamin pabrik serta pemasangan dan perawatan yang relatif murah dan mudah. Beberapa unit juga dapat dihias kembali tanpa mempengaruhi jumlah penyerapannya. Penggunaannya dalam system langit-langit dapat disatukan secara fungsional dan secara visual dengan persyaratan penerangan, pemanasan atau pengkondisian udara, membantu dalam reduksi bising, dan mempunyai fleksibilitas dalam penyekatan. Selain itu, jika dipasang dengan tepat, penyerapannya dapat bertambah.

2.3.2. Bahan Akustik dan Bahan yang disemprotkan

Lapisan akustik ini digunakan untuk tujuan reduksi bising dan kadang-kadang digunakan dalam auditorium dimana usaha akustik lain tidak dapat dilakukan karena bentuk plang melengkung atau tidak beraturan. Penggunaannya dalam bentuk semiplastik atau dilapisi dengan menggunakan tangan.

2.3.3.Penggunaan Bahan Penyerap Bunyi

Pemilihan bahan penyerap bunyi yang tepat untuk melapisi elemen pembentuk ruang gedung pertunjukan sangat dipersyaratkan untuk menghasilkan kualitas suara yang memuaskan. (Doelle 33) menjelaskan mengenai bahan-bahan penyerap bunyi digunakan dalam perancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dan dapat dipasang pada dinding

(15)

24

Universitas Kristen Petra ruang atau digantung sebagai penyerap ruang yakni yang berjenis bahan berpori dan panel penyerap (panel absorber) serta karpet.

a. Bahan Berpori

Bahan berpori merupakan suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Bahan akustik yang termasuk kategori ini adalah papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi.

Karakteristik dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaan bahan.Bahan akustik berpori dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni: unit akustik siap pakai, dan bahan yang disemprotkan.

Unit akustik siap pakai meliputi bermacam-macam jenis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang, bercelah, bertekstur, panel penyisip dan lembaran logam berlubang dengan bantalan penyerap.Jenis-jenis ini dapat dipasang dengan berbagai cara, sesuai dengan petunjuk pabrik seperti disemen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit gantung. Unit akustik siap pakai khusus seperti acoustical board untuk pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan dengan jarak tertentu dalam potongan-potongan kecil.

Penggunaan bahan akustik siap pakai ini juga menguntungkan ditinjau dari daya serap bunyinya yang dijamin oleh pabrik, pemasangan dan perawatannya mudah, dapat dihias tanpa mempengaruhi jumlah penyerapan, penggunaannya dalam sistem langit-kangit dapat disatukan secara fungsional dan visual dengan instalasi penerangan, pemanasan dan pengkondisian udara. Apabila dipasang dengan tepat maka penyerapannya dapat bertambah.

Bahan yang disemprotkan digunakan terutama untuk tujuan reduksi/pengurangan bising. Bahan ini berbentuk semiplastik, diterapkan dengan cara disemprotkan melalui pistol penyemprot/sprayer gun. Kelebihan dari bahan akustik jenis ini adalah berbentuk cairan yang disemprotkan ke permukaan sehingga dapat diterapkan pada bentuk penampang apapun. Biasanya diterapkan pada ruang dalam auditorium dimana upaya pengolahan akustik lain tidak dapat

(16)

25

Universitas Kristen Petra dilakukan karena bentuk permukaan yang melengkung atau tidak teratur. Efisiensi akustiknya biasanya cukup baik apabila dikerjakan dengan cermat, tepat dalam penentuan komposisi plesteran, jumlah perekat, serta keadaan lapisan dasar yang digunakan.

b. Penyerap Panel

Penyerap panel merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah oleh suatu rongga. Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi yang datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Cara pemasangan sesuai dengan disemen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit gantung.

Kelebihan dari bahan ini adalah mudah untuk disusun sesuai desain yang diinginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi, mudah dalam pemasangannya dan ekonomis serta merupakan penyerap bunyi yang efisien karena menyebabkan karakteristik dengung yang merata pada seluruh jangkauan frekuensi (tinggi maupun rendah karena berfungsi untuk mengimbangi penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori). Jenis bahan yang termasuk penyerap panel antara lain: panel kayu, hardboard, gypsum board dan panel kayu yang digantung di langit-langit.

Gambar 2.10. Penyerapan bunyi panel plywood Sumber: Doelle, Leslie L.(1972, p. 39)

(17)

26

Universitas Kristen Petra Gambar 2.11. Potongan lapisan akustik

Sumber: Doelle, Leslie L. (1972, p. 44)

c. Karpet

Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga digunakan sebagai bahan akustik karena kemampuannya mereduksi dan bahkan meniadakan bising benturan dari atas atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah kaki, pemindahan perabot rumah dan sebagainya. Karpet juga dapat diterapkan sebagai bahan pelapis dinding, untuk memberikan peredaman suara yang lebih optimal. Makin tebal dan berat karpet maka makin besar pula daya serap dan kemampuannya dalam mereduksi bising.

Gambar

Gambar  2.1. Contoh ruangstudio musik  Sumber: www.id.88db.com
Gambar 2.2. Audible Frequency Range  Sumber: www.murata.com
Gambar 2.3. Spectrum  Sumber: www.murata.com
Gambar 2.4. Rekomendasi nilai Noise Criteria (NC) untuk fungsi tertentu  Sumber: Doelle, Leslie L
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kecepatan angin yang terjadi dapat mempengaruhi besarnya daya yang dihasilkan oleh kincir. Semakin besar kecepatan angin, maka kecepatan putar kincir dan daya

Kesesuaian standar kompetensi yang terdapat dalam buku “Sinau Basa Jawa Gagrag Anyar” dengan KTSP dalam aspek menyimak adalah “mengungkapkan gagasan wacana lisan sastra

Dengan adanya hal ini penulis ingin membuktikan benar tidaknya suatu organisasi akan berhasil dengan adanya kepemimpinan, motivasi, dan kompensasi akan berpengaruh

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan untuk mengetahui rasio perputaran piutang (X1) dan perputaran modal kerja (X2) sebagai variable independen terhadap

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standard, pakailah nomor part borongan yang dicantumkan pada parts

Dilihat dari sudut tingkat pertumbuhan dan perkembangan, anak usia antara 6-12 tahun memiliki tingkat kemampuan gerak dasar dan dilanjutkan usia 13-15 serta usia

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan gurudan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu

Penyesuaian untuk biaya pegawai kontrak yang telah jatuh tempo dan belum dibayar oleh perusahaan sebesar Rpd. Makmur Semesta mempunyai 2 unit yang saling transfer barang atau jasa