PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dalam bidang pertanian, termasuk peternakan. Lebih dari 90% usaha peternakan yang dilakukan oleh petani di perdesaan adalah usaha peternakan rakyat dengan skala usaha yang kecil (Pradana, 2015). Peternakan rakyat skala kecil tersebut kebanyakan memelihara kambing sebagai komoditi utamanya. Devendra dan Burns (1994) menyebutkan arti penting kambing di antaranya sebagai penghasil daging, susu, kulit, serat (bulu, mohair dan pashmina). Selain itu, untuk investasi, jaminan bila terjadi kegagalan panen, sebagai hak milik, sebagai hewan potong dalam upacara keagamaan, adat, rekreasi dan pesta, sebagai hewan penyedia pupuk kandang, tanduk yang kesemuanya bernilai dagang. Ada pula yang menjadikannya alat transportasi dan hewan percobaan.
Kambing adalah hewan ruminansia dengan tanduk berongga yang termasuk dalam mamalia orde Artiodactyla, sub-orde Ruminansia (Devendra dan McLeroy, 1988). Devendra dan McLeroy (1988) menyatakan bahwa lebih mudah untuk membudidayakan ruminansia kecil seperti kambing daripada ruminansia besar seperti sapi dan kerbau, hal ini dikarenakan beberapa aspek antara lain dari aspek ekonomi yaitu nilai dari tiap individu kambing yang rendah berarti investasi awal yang sedikit dan sejalan dengan itu resiko kehilangan juga kecil. Inilah yang menjadikan kambing sesuai untuk dipelihara oleh rumah tangga sebagai usaha ternak keluarga. Dari aspek tata laksana, kambing dapat dipelihara dengan baik oleh siapa saja dan tidak memerlukan lahan yang luas (Devendra dan McLeroy, 1988; Devendra dan Burns, 1994; Werdhany dan Lestari, 1996).
Dari aspek biologis, kambing dapat memakan berbagai jenis hijauan pakan dan seekor atau dua ekor kambing masih dapat dipelihara bila pakan ternak tidak memadai bahkan untuk seekor sapi sekalipun (Devendra dan Burns, 1994; Werdhany dan Lestari, 1996).
Budidaya kambing memiliki beberapa alternatif pilihan kambing. Dalam penelitian ini diambil alternatif kambing yang hidup di wilayah D. I. Yogyakarta dan sekitarnya, di antaranya kambing Kacang, Peranakan Ettawa (PE), Bligon, dan Saanen (Kusumastuti dan Susilo, 2014). Alternatif kambing tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk masing-masing jenis pembudidayaannya. Untuk melakukan usaha peternakan kambing, peternak harus memilih jenis kambing yang memiliki potensi menguntungkan dan mempertimbangkan kesesuaian lingkungan terhadap kambing yang diternakkan. Untuk kesesuaian kambing dengan lingkungan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain, suhu (Williamson dan Payne, 1993; Wodzicka dkk, 1993), kelembaban (Wodzicka dkk, 1993), curah hujan (Williamson dan Payne, 1993), ketinggian (Kusumastuti dan Susilo, 2014). Sedangkan untuk analisis finansial, digunakan beberapa metode seperti NPV (Net Present Value), ROI (Return On Investment), BCR (Benefit Cost Ratio), PBP (Payback Period), dan BEP (Break Event Point). Dari sembilan hal yang perlu diperhatikan tersebut terdapat variasi nilai untuk masing-masing kriteria. Untuk kriteria lingkungan, terdapat kondisi lingkungan ideal yang harus dipenuhi agar kambing dapat hidup dan menghasilkan produk peternakan dengan optimal. Untuk itu, diperlukan cara untuk mengetahui kesesuaian kondisi lingkungan peternak dengan kondisi lingkungan ideal masing-masing alternatif kambing. Sedangkan untuk kriteria finansial, diperlukan kambing dengan potensi profitabilitas komersial terbaik yang dicari dengan mempertimbangkan hasil-hasil analisis finansial tersebut. Selain variasi nilai kriteria, masing-masing kriteria mempunyai tingkat kepentingan yang diperoleh dari
keterangan pakar yang akan mempengaruhi bobot kriteria dalam pemilihan kambing.
Penelitian ini membuat Sistem Pendukung Keputusan untuk memilih ternak kambing dengan memperhatikan sembilan hal dengan variasi nilai kriteria dan bobot kepentingan di atas. Terdapat tiga metode yang dibahas kesesuaiannya untuk memenuhi keperluan tersebut. Metode tersebut antara lain AHP, Profile Matching, dan TOPSIS. Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan salah satu metode MCDM (Multi
Criteria Decision Making) yang menggunakan persepsi manusia sebagai
input utamanya (Hamdan, 2008). Profile Matching merupakan mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor ideal yang harus dipenuhi suatu lingkungan, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati (Kusrini, 2007 dalam Iqbal dan Hartati, 2011). Sedangkan TOPSIS adalah metode MCDM yang didasarkan pada pengukuran jarak antara alternatif yang sedang dipertimbangkan dan dua alternatif referensi bipolar, ideal positif dan negatif (Wachowicz dan Blaszczyk, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana menentukan jenis kambing yang sesuai untuk diternakkan jika ditinjau dari aspek kesesuaian lingkungan dan memiliki profitabilitas komersial terbaik.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terpilihnya jenis kambing yang sesuai untuk diternakkan jika ditinjau dari aspek kesesuaian lingkungan dan memiliki profitabilitas komersial terbaik.
1.4 Batasan Masalah
1. Alternatif pilihan jenis kambing hanya mencakup kambing yang terdapat di D. I. Yogyakarta dan sekitarnya antara lain Kambing Kacang, Peranakan Ettawa (PE), Bligon, dan Saanen.
2. Pengambil keputusan adalah seorang peternak kambing.
3. Variabel kesesuaian lingkungan yang digunakan meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, dan ketinggian, sedangkan untuk Analisis Finansial yang digunakan antara lain NPV (Net Present Value), ROI (Return On Investment), BCR (Benefit Cost Ratio), PBP (Payback Period), dan BEP (Break Event Point).
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah tersedianya perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan oleh peternak kambing untuk menentukan jenis kambing yang akan diternakkan sesuai dengan kondisi lingkungan pada daerah peternak tersebut dan aspek profitabilitas komersialnya.
1.6 Keaslian Penelitian
Sejauh ini penelitian tentang Sistem Pendukung Keputusan untuk pemilihan Ternak sudah banyak dikembangkan namun berdasarkan peninjauan pustaka, penggabungan Metode AHP, Profile Matching, dan TOPSIS serta menggunakan Analisis Finansial serta Lingkungan dalam Sistem Pendukung Keputusan, belum pernah dilakukan.
1.7 Metode Penelitian
Metodologi Penelian yang digunakan adalah: 1. Studi Kepustakaan
Melakukan berbagai macam pengumpulan bahan referensi, seperti jurnal penelitian, prosiding, tesis, buku-buku teori dan sumber-sumber lain termasuk informasi yang diperoleh dari internet sebagai sumber data dan informasi.
Melakukan analisa terhadap requirement baik fungsional ataupun non-fungsional yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem. Diantaranya sumber data, kebutuhan keluaran dan masukkan juga tools yang akan dipergunakan dalam membangun Sistem Pendukung Keputusan.
3. Perancangan Sistem
Setelah melakukan berbagai metode penelitian seperti studi kepustakaan dan analisa sistem maka selanjutnya dilakukan proses perancangan sistem yang meliputi: perancangan activity diagram, perancangan antarmuka dari aplikasi dan lain-lain.
4. Implementasi
Implementasi program merupakan proses penulisan kode program dengan Bahasa pemrograman C# sampai dengan pada tahap kompilasi kode sumber program.
5. Pengujian
Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian program dengan memeriksa hasil perhitungan dalam program yang dibuat dan jika dihitung secara manual.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian menggambarkan inti untuk setiap bab yang terdapat pada tesis ini. Secara umum, tesis ini dibagi menjadi tujuh bagian yaitu:
Bab I. Pendahuluan
Menjabarkan latar belakang tentang ide penelitian, batasan masalah, tujuan dan metode yang digunakan dalam penelitian. Bab II. Tinjauan Pustaka
Membahas tentang acuan yang digunakan sebagai referensi penyusunan tesis.
Bab III. Landasan Teori
Teori-teori yang mendasari penelitian dibahas pada bagian ini, antara lain teori mengenai sistem pendukung pengambilan keputusan, tujuan sistem pengambilan keputusan, Analisis Finansial, AHP, Profile Matching, dan TOPSIS.
Bab IV. Analisis dan Rancangan
Bab ini berisi analisis dan rancangan sistem yang dipergunakan sebagai acuan pemecahan masalah, antara lain deskripsi sistem, analisis sistem, perancangan model, dan perancangan basis data.
Bab V. Implementasi
Berisi tentang penjelasan sistem yang dibuat berdasarkan rancangan berserta cuplikan source code dalam program. Bab VI. Hasil penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang pembahasan sistem yang dibuat dan berisi tentang data ujicoba sistem dengan memasukkan inputan tujuannya untuk membandingkan perhitungan sistem dengan manual. Bab VII. Kesimpulan
Berisi kesimpulan tentang penggunaan sistem dan juga saran agar sistem dapat digunakan sebagaimana tujuannya.