2 I.1. Latar Belakang
Stockpile merupakan salah satu unsur yang penting dalam kegiatan
penambangan batubara. Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan produksi batubara. Batubara yang telah dieksploitasi ditumpuk pada suatu tempat yang strategis (room stock) sebelum dilakukan pengiriman. Hal ini dimaksudkan agar batubara terhindar dari gangguan jangka pendek maupun jangka panjang seperti penurunan kualitas batubara karena oksidasi, pemanasan, dan degradasi.
Monitoring secara periodik perlu dilakukan sebagai kontrol dalam manajemen
stockpile. Salah satu hal terpenting pada manajemen stockpile yaitu monitoring
volume. Pengukuran volume batubara menuntut tingkat ketelitian tertinggi sehingga cadangan dan produksi dapat diperkirakan untuk memenuhi nilai ekonomisnya. Terdapat beberapa metode perhitungan volume batubara, salah satunya metode cut
and fill yang sering digunakan dalam kegiatan penambangan batubara. Metode
perhitungan volume menggunakan metode cut and fill memiliki prinsip menghitung luasan dua penampang (base surface dan design surface) serta jarak antara penampang atas dan penampang bawah tersebut (thickness).
Perhitungan volume stockpile batubara bisa dilakukan menggunakan beberapa jenis perangkat lunak. Diantaranya adalah Minescape Mincom 4.119, Surpac Vision
6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009.
Masing-masing perangkat lunak memberikan informasi hasil hitungan volume yang berbeda meski menggunakan metode yang sama. Kajian terhadap hasil hitungan volume stockpile batubara menggunakan metode cut and fill pada beberapa perangkat lunak tersebut perlu dilakukan sehingga dapat memberikan gambaran perbandingan hasil dan komparasi hasil hitungannya.
Dalam proyek ini akan dilakukan kajian dan hitungan volume stockpile menggunakan 3 jenis perangkat lunak yaitu ; Minescape Mincom 4.119, Surpac
Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009. Data stockpile yang
digunakan berasal dari PT. TANITO COAL site PT. Riau Bara Harum dengan jumlah tumpukan stock coal sebanyak 20 buah.
I.2. Cakupan Kegiatan Cakupan kegiatan dari proyek iniadalah :
1. Data pengukuran stockpile batubara PT. TANITO COAL site PT. Riau Bara Harum, Jalan Raya Lintas Timur Sumatera, Kabupaten Indragiri Hulu Riau.
2. Perhitungan volume cadangan batubara menggunakan metode cut and
filldengan menggunakan perangkat lunak Minescape Mincom 4.119, Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009.
3. Analisis hasil terhadap DTM yang terbentuk, nilai perbedaan volume antar perangkat lunak dan dengan uji statistik t.
I.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari proyek ini adalah :
1. Menghitung volume stockpile batubara metode cut and fill menggunakan
Minescape Mincom 4.119, Surpac Vision 6.12, dan AutoCAD Land Development Desktop 2009.
2. Melakukan komparasi perhitungan volume stockpile batubara menggunakan metode cut and fill pada masing-masing perangkat lunak tersebut.
I.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah didapatkannya nilai hasil hitungan volume menggunakan beberapa perangkat lunak serta dapat memberikan informasi kepada pengguna untuk menentukan pilihan perangkat lunak dalam pekerjaan perhitungan volume stockpile.
I.5. Landasan Teori I.5.1. Stockpile
Stockpile merupakan suatu tumpukan material yang menjadi tempat
penyimpanan sementara sebelum dilakukan distribusi. Untuk tambang batubara sendiri, material yang terdapat pada stockpile didapat dari hasil dumping ataupun dari conveyor. Biasanya lokasi stockpile terletak di daerah yang strategis sehingga mudah untuk didistribusikan misalnya di dekat daerah eksploitasi atau di dekat pelabuhan. Bentuk dari stockpile dapat dilihat pada gambar I.1.
Gambar I.1.Stockpile batubara (Geodis-Ale, 2012)
Setiap stockpile memiliki fungsi yang berbeda. Stockpile yang dekat dengan area eksploitasi biasanya dijadikan daerah Coal Preparation Plan ( CPP ). Fungsi area CPP adalah untuk mempersiapkan batubara agar sesuai dengan standar spesifikasi kelayakan batubara. Di area ini terdapat aktivitas penumpukan material, pembersihan material, dan pencucian material.
I.5.2. Digital Terrain Model (DTM)
“Digital Terrain Model (DTM) adalah representasi statistik permukaan tanah yang kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat X, Y, dan Z nya pada suatu sistem koordinat tertentu.”(Li Zhilin dan Gold, 2005). Suatu DTM merupakan sistem yang terdiri dari dua bagian, yaitu sekumpulan titik-titik yang mewakili bentuk permukaan terrain yang disimpan pada memori komputer, dan Algoritma untuk
melakukan interpolasi titik-titik baru dari data titik yang diberikan atau menghitung data lain. (Linkwitz, 1970)
DTM sendiri dapat diartikan sebagai representasi ketinggian dari suatu
continuous terrain atau permukaan (tanpa ada feature alam dan hand made) dalam
bentuk digital atau numeris, dalam sistem koordinat X, Y, Z. Pengertian DTM mencakup tidak hanya tinggi (height) dan elevasi (elevation), tetapi juga unsur-unsur morfologi yang lain seperti garis sungai, dsb. (Dipokusumo dkk, 1983). Ilustrasi DTM ditunjukkan pada gambar I.2.
Gambar I.2. DTM (Digital Terrain Model).
1.5.2.1. Point-based modeling. Jika suatu titik yang memiliki ketinggian digunakan untuk merealisasikan permukaan DTM, maka hasilnya adalah permukaan planar yang bertingkat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar I.3. di setiap titik dapat dibangun permukaan planar (Li Zhilin dan Gold,2005). Jika permukaan planar dibangun dari data titik individu yang digunakan untuk mewakili daerah kecil di sekitar titik, maka seluruh permukaan DTM dapat dibentuk dengan serangkaian permukaan terputus seperti bersebelahan yang ditunjukkan pada gambar I.3 berikut.
Gambar I.3 .
Secara teoritis, pendekatan ini cocok untuk pola data teratur atau tidak ter karena hanya terkait dengan titik
batas-batas wilayah dipengaruhi oleh setiap titik yang berdekatan, perhitungan akan jauh lebih sederhana jika pola permukaan dibuat teratur seperti kotak persegi, segitiga sama sisi, segi enam, dll. Pendekatan ini sering digunakan pada (misalnya, perhitungan total volume air, batu bara, dll). (Li Zhilin dan Gold,2005)
1.5.2.2. Triangle-based modeling merepresentasikan suatu
(Li Zhilin dan Gold,2005). Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada node sebagai ujung sisi
membentuk jaring segitiga lain.
Konsep pembentukan TIN didasarkan pada
triangulation merupakan suatu metode untuk membangun geometri segitiga dimana
metode ini memaksimalkan su
Gambar I.4 menyajikan pembentukan TIN dengan konsep
Gambar I.3 . Point-based modeling (Li Zhilin dan Gold, 2005).
Secara teoritis, pendekatan ini cocok untuk pola data teratur atau tidak ter karena hanya terkait dengan titik-titik individu. Namun, sejauh ini proses penentuan
batas wilayah dipengaruhi oleh setiap titik yang berdekatan, perhitungan akan jauh lebih sederhana jika pola permukaan dibuat teratur seperti kotak persegi, gitiga sama sisi, segi enam, dll. Pendekatan ini sering digunakan pada (misalnya, perhitungan total volume air, batu bara, dll). (Li Zhilin dan Gold,2005)
based modeling (TIN). TIN adalah salah satu metode untuk
merepresentasikan suatu surface (permukaan) dalam bentuk jaring
(Li Zhilin dan Gold,2005). Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada node sebagai ujung sisi – sisi segitiga dan tiga titik lainya merupakan titik luar yang membentuk jaring segitiga lain.
Konsep pembentukan TIN didasarkan pada delaunay triangulation. Delaunay merupakan suatu metode untuk membangun geometri segitiga dimana metode ini memaksimalkan sudut minimum dari semua sudut segitiga tersebut. Gambar I.4 menyajikan pembentukan TIN dengan konsep Delaunay
(Li Zhilin dan Gold, 2005).
Secara teoritis, pendekatan ini cocok untuk pola data teratur atau tidak teratur, titik individu. Namun, sejauh ini proses penentuan batas wilayah dipengaruhi oleh setiap titik yang berdekatan, perhitungan akan jauh lebih sederhana jika pola permukaan dibuat teratur seperti kotak persegi, gitiga sama sisi, segi enam, dll. Pendekatan ini sering digunakan pada (misalnya, perhitungan total volume air, batu bara, dll). (Li Zhilin dan Gold,2005)
. TIN adalah salah satu metode untuk (permukaan) dalam bentuk jaring – jaring segitiga (Li Zhilin dan Gold,2005). Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada n tiga titik lainya merupakan titik luar yang
delaunay triangulation. Delaunay
merupakan suatu metode untuk membangun geometri segitiga dimana dut minimum dari semua sudut segitiga tersebut.
Gambar I.4 Pembentukan TIN dengan
1.5.2.3. Grid-based modeling
secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM) dalam interval tertentu. Titik DTM dapat berupa titik sampel maupun titik hasil interpolasi. Permukaan model digital terbentuk oleh grid yang menghubungkan titik
yang dapat dilihat pada gambar I.5
Gambar I.5.
Gambar I.4 Pembentukan TIN dengan Delaunay Triangulation (Geodis
based modeling. Pada grid-based modeling titik
secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM) dalam interval tertentu. Titik DTM dapat berupa titik sampel maupun titik hasil interpolasi. Permukaan model digital terbentuk oleh grid yang menghubungkan titik
yang dapat dilihat pada gambar I.5
Gambar I.5. Grid-based modeling (Li Zhilin dan Gold,2005).
(Geodis-Ale, 2012).
titik-titik tersebar secara merata dan teratur pada seluruh permukaan model digital (DTM) dalam interval tertentu. Titik DTM dapat berupa titik sampel maupun titik hasil interpolasi. Permukaan model digital terbentuk oleh grid yang menghubungkan titik-titik DTM
I.5.3. Metode Perhitungan Volume Batubara
Metode perhitungan volume batubara pada dasarnya menggunakan prinsip perhitungan volume dari bagian permukaan batubara yang dibatasi oleh penampang-penampang melintangnya. Perhitungan volume batubara dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain :
1. Metode garis kontur
2. Metode irisan melintang (Cross section) 3. Metode cut and fill
I.5.3.1. Metode garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama, sehingga bidang yang dibentuk oleh sebuah garis kontur adalah merupakan bidang datar. Luas penampang ditentukan dengan luasan yang dibatasi oleh suatu garis kontur, sedangkan beda tinggi atau jarak antar penampang ditentukan dari interval garis kontur, yaitu beda tinggi antara dua garis kontur yang berurutan.
Penentuan volume dengan menggunakan garis kontur dapat ditentukan dengan mengguanakan rumus end areas untuk setiap dua buah tampang yang berurutan. Metode ini juga dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana ketebalan dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal. Gambar I.6 merupakan ilustrasi penentuan volume menggunakan metode garis kontur
Prosedur perhitungan volume dilakuka V = h Keterangan , , , h n
I.5.3.2. Metode irisan melintang ( lurus terhadap sumbu proyek
Metode ini cocok digunakan untuk pekerjaan yang bersifat memanjang seperti perencanaan jalan raya, jalan
dan lain-lain.
Cara penentuan vo metode yaitu:
1. Metode potongan melintang rata
Dalam rumus ini volume didapat dengan mengalikan luas rata dari irisan yang ada denga
Apabila irisan antara irisan Volume = V =
Gambar I.7. Penentuan volume dengan metode
Prosedur perhitungan volume dilakukan dengan metode garis kontur :
……… (I.1) Keterangan gambar I.6 :
, , : Luas tampang
: Interval kontur/beda tinggi antar kontur : Jumlah luasan
Metode irisan melintang (cross section). Irisan melintang diambil tegak lurus terhadap sumbu proyek dengan interval jarak tertentu dalam metode ini. digunakan untuk pekerjaan yang bersifat memanjang seperti raya, jalan kereta api, saluran, penanggulan sungai,penggalian
Cara penentuan volume dengan metode melintang dibagi menjadi beberapa
Metode potongan melintang rata-rata
Dalam rumus ini volume didapat dengan mengalikan luas rata dari irisan yang ada dengan jarak antara irisan awal dan akhir.
Apabila irisan-irisan tersebut , , , ……….. antara irisan ke = D maka :
Volume = V = ⋯……..
.
Gambar I.7. Penentuan volume dengan metode potongan melintang rata 1995).
n dengan metode garis kontur : ………… (I.1)
/beda tinggi antar kontur
. Irisan melintang diambil tegak dengan interval jarak tertentu dalam metode ini. digunakan untuk pekerjaan yang bersifat memanjang seperti sungai,penggalian pipa
bagi menjadi beberapa
Dalam rumus ini volume didapat dengan mengalikan luas rata-rata n jarak antara irisan awal dan akhir.
, dan jarak
.
D ……. (I.2)Keterangan gambar , , ,.. D
V
2. Metode jarak rata
Metode ini digunakan untuk perhitungan volume yang diketahui luas dari dua tampang dan jarak antara kedua tampang tersebut. Misalnya
D, maka rumus perhitungan volumenya dinyatakan dengan pe Volume = V = D
Gambar I.8. Penentuan volume dengan metode
Keterangan gambar dan
D V
3. Metode Prismoida
Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode metode yang lain. Prisma adalah sebuah bangun yang bidang sisi
berupa bidang datar, sedangkan bidang alas dan atasnya sejajar. Rumus prismoida dinyatakan
Keterangan gambar I.7 :
,.. , : Luas tampang 1 sampai
ke-: Jarak antar tampang awal dan tampang akhir : Volume melintang rata-rata
Metode jarak rata-rata
Metode ini digunakan untuk perhitungan volume yang diketahui luas dari dua tampang dan jarak antara kedua tampang tersebut.
dan adalah luas tampang atas dan bawah yang berjarak umus perhitungan volumenya dinyatakan dengan pe
Volume = V = D . ……….. (I.
Gambar I.8. Penentuan volume dengan metode jarak rata-rata (Irvine, 1995).
Keterangan gambar I.8 :
: Luas tampang ke-1 dan ke-2
: Jarak antar masing-masing tampang : Volume jarak rata-rata
Metode Prismoida
Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode metode yang lain. Prisma adalah sebuah bangun yang bidang sisi
berupa bidang datar, sedangkan bidang alas dan atasnya sejajar. Rumus prismoida dinyatakan dengan persamaan:
-n
: Jarak antar tampang awal dan tampang akhir
Metode ini digunakan untuk perhitungan volume yang telah diketahui luas dari dua tampang dan jarak antara kedua tampang tersebut. adalah luas tampang atas dan bawah yang berjarak umus perhitungan volumenya dinyatakan dengan persamaan:
……….. (I.3)
(Irvine, 1995).
Metode ini adalah metode yang paling baik di antara metode-metode yang lain. Prisma adalah sebuah bangun yang bidang sisi-sisinya berupa bidang datar, sedangkan bidang alas dan atasnya sejajar. Rumus
Volume = V = Dengan danatas, dan
Gambar I.9. Penentuan volume dengan metode Keterangan gambar :
A1 dan A2 D
M
Prismoida adalah benda padat yang mempunyai dua permukaan datar yang
dihubungkan dengan permukaan baik datar maupun melengkung, yang padanya dapat ditarik garis lurus dari salah satu ujung yang sejajar ke ujung sejajar lainnya (Irvine, 1995).
I.5.3.3. Metode
menggunakan metode cut and fill
jarak antara penampang atas dan penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data penampang atas dan penampang bawah, maka dapat dihitung
masing penampang. Volume dihitung dari
Volume = V =
. (
A1 + 4AM + A2) ………. (I. Dengan h adalah tinggi prisma, A1 dan A2 adalahAM adalah luas penampang tengah yang diperoleh
AM = ……… (I.5)
Gambar I.9. Penentuan volume dengan metode prismoida (Irvine, 1995). Keterangan gambar :
: Luas tampang atas dan bawah : Jarak antara A1 dan A2 : Luas penampang tengah
Prismoida adalah benda padat yang mempunyai dua permukaan datar yang sejajar, bentuknya teratur dan tidak teratur, yang dapat dihubungkan dengan permukaan baik datar maupun melengkung, yang padanya dapat ditarik garis lurus dari salah satu ujung yang sejajar ke ujung sejajar lainnya (Irvine, 1995).
Metode Cut and Fill. Prinsip perhitungan volume batubara menggunakan metode cut and fill adalah menghitung luasan dua penampang serta jarak antara penampang atas dan penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data penampang atas dan penampang bawah, maka dapat dihitung
Volume dihitung dari DTM yang dibentuk dari j
A1 + 4AM + A2) ………. (I.4) adalah luas alas diperoleh dari:
(Irvine, 1995).
Prismoida adalah benda padat yang mempunyai dua permukaan sejajar, bentuknya teratur dan tidak teratur, yang dapat dihubungkan dengan permukaan baik datar maupun melengkung, yang padanya dapat ditarik garis lurus dari salah satu ujung yang sejajar ke
. Prinsip perhitungan volume batubara adalah menghitung luasan dua penampang serta jarak antara penampang atas dan penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data penampang atas dan penampang bawah, maka dapat dihitung luas
segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu design surface dan base
surface. Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya
sedangkan base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas.
Visualisasi penghitungan volume pada satu sampel jaring segitiga dapat dilihat pada gambar I.10.
Gambar I.10 Visualisasi penghitungan volume dengan metode cut and fill (Geodis-Ale, 2012)
Gambar I.10 menunjukan bahwa volume total dari suatu area dihitung dari penjumlahan volume semua prisma. Volume prisma dihitung dengan mengalikan permukaan proyeksi (Ai) dengan jarak antara pusat massa dari dua segitiga yaitu desain surface dan base surface (di). Rumus penghitungan volume dengan prism method dapat dilihat pada rumus I.6.(Geodis-Ale, 2012)
Vi= Ai.di ……….……….. ( I.6) Keterangan :
Vi :Volume prisma
Ai : Luas bidang permukaan proyeksi
Rumus penentuan volume di atas secara terperinci dapat dijelaskan oleh rumus
triangular prism dan rectangular prism yang dikemukakan oleh Pfilipsen. Rumus rectangular prism dapat dilihat pada persamaan (I.7) dan( I.8) (Pfilipsen, 2006).
hm = ( )
………..(I.7)
V = F x (hm − ho)………..(I.8) Keterangan :
V : Volume total
F : Luas permukaan keseluruhan hm : Tinggi rata – rata vertex
ho : Tinggi pada bidang referensi horizontal
Persamaan rectangular prism merupakan turunan daripada persamaan triangular prism. Persamaan triangular prism dapat dilihat pada persamaan (I.9),(I.10), dan (I.11) ( Pfilipsen, 2006)
hmi =hi1 + hi2 + hi3
3
Vi=Fi x hmi
V = ∑ V i = Fi x hmi Keterangan :
i : segitiga ke-i
n : jumlah seluruh segitiga
hi1, hi2 : tinggi tiap titik pada satu segitiga hmi : tinggi rata-rata dari satu segitiga V : volume objek
Vi : volume dari satu segitiga Fi : area dari satu segitiga
... (I.9) ... (I.10)
I.5.4. Boundary
Boundary adalah pembatas berupa file string yang tertutup. Boundary dipakai untuk
membatasi suatu daerah perhitungan volume pada metode cut and fill, atau dapat juga digunakan menjadi batas desain area pertambangan
I.5.5. AutoCAD Land Development 2009
Autocad Land Development (ALD) merupakan software yang secara khusus
diaplikasikan dalam mengelola pemetaan dan dasar-dasar perancangan pekerjaan sipil rekayasa. Autocad sendiri merupakan perangkat lunak komputer yang umum digunakan untuk menyelesaikan pekajaan gambar teknik dengan kerumitan dan ketelitian yang sangat tinggi.
Dalam mempelajari Autocad Land Development ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Autocad Land Development khusus diaplikasikan dalam mengelola pemetaan dan dasar-dasar perancangan pekerjaan teknik sipil rekayasa namun mampu membuat gambar-gambar dimensi seperti layaknya program Autocad biasa. 2. Autocad Land Development mempunyai sudut putar dengan nilai positif (+)
jika searah jarum jam dan sebaliknya.
3. Setting awal pada Autocad Land Development diperlukan untuk memulai suatu proyek.
Fitur-fitur yang ditawarkan dalam Autocad Land Development, antara lain : 1. Penentuan titik tembak
2. Pembuatan kontur tanah
3. Visualisasi kontur tanah 2D dan 3D 4. Nilai kelandaian lahan
Menu-menu yang terdapat dalam Autocad Land Development, antara lain : 1. Projects 2. Prototypes 3. Templates 4. Setup profile 5. Settings 6. Menu Paletters
I.5.5.1. Tipe data. Beberapa cara input data pada perangkat lunak AutoCAD
Land Development Desktop yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Pendigitasian dokumen grafik dengan menggunakan alat bantu keyboard atau petunjuk layar setelah ada permintaan pada waktu melakukan penggambaran tertentu.
2. Menggunakan file standar pertukaran data yang mampu dihasilkan oleh kebanyakan system CAD (Computer Aided Design), yang disebut file DXF. 3. Pemasukkan data menggunanakan proses import point dari file dengan
format tertentu seperti CSV,TXT, atau XLS.
I.5.5.2. Penggambaran dan pengeditan. AutoCAD Land Development Desktop memiliki beberapa tool dalam melakukan editing dan penggambaran. Tool ini berfungsi mempermudah pengguna, beberapa tool yang digunakan dalam proses penggambaran dan pengeditan pada AutoCAD Land Development Desktop antara lain pada menu Points : Points settings, Point management, Create Points, Create
Points-Intersections, Create Points-Alignments, Create Points-Surface, Create Points-slope, Create Points-Interpolate, Import/export Points dll. Pada menu Lines/Curves : Line, By Point, By Direction, By turned Angle, By Station/Offset, Line Extension dll.
I.5.5.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Beberapa fasilitas menu
Terrain untuk aplikasi pekerjaan tanah pada survei rekayasa yang dapat digunakan
untuk pembangunan model digital, perhitungan luas dan volume pada perangkat lunak AutoCAD Land Development Desktop yaitu :
1. Terrain merupakan menu utama yang memberikan fasilitas untuk proses pembentukan model digital dan perhitungan volume.
2. Terrain Model Explorer adalah perintah untuk menampilkan fasilitas pembuatan data surface dan pembangunan surface. Fasilitas-fasilitas tersebut termasuk informasi hasil dari proses pembuatan data surface dan pembangunan surface.
3. Create New Surface adalah perintah untuk membuat surface baru.
4. Add Point Files adalah perintah untuk pembuatan data surface baru dari data point.
5. Add Point Group adalah perintah untuk pembuatan data surface baru dari data point.
6. Build merupakan perintah untuk membangun surface dari data yang sudah dibentuk.
7. Create Contour adalah perintah untuk membuat garis kontur.
8. Site definition adalah perintah untuk pendefinisian area yang akan dilakukan perhitungan luas dan volume.
9. Section adalah perintah untuk pembuatan penampang memanjang dan melintang.
I.5.5.4. Perhitungan volume. Untuk menghitung volume pada perangkat lunak ini menggunakan 2 data kontur yaitu data kontur design surface dan data kontur base
surface. Pada dasarnya perhitungan volume menggunakan perangkat lunak ini
dengan metode cut and fill, namun yang membedakan dengan perangkat lunak lain yaitu data yang digunakan adalah data kontur. Pendefinisian volume pada perangkat lunak AutoCAD Land Development Desktop memiliki 3 metode yaitu :
1. Grid volumes memiliki prinsip menentukan volume area hitungan berdasarkan ketinggian tiap-tiap sudut grid, ketinggian tiap sudut grid
didapat melalui interpolasi titik koordinat pengukuran pada koordinat tiap sudut grid.
2. Composite volume memiliki prinsip menentukan volume area hitungan dengan penelusuran garis kontur untuk setiap interval ketinggian.
3. Section volume memiliki prinsip menentukan volume area hitungan dengan metode tampang.
I.5.6. Surpac Vision 6.1.2
Surpac 6.1.2 Gemcom adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Gemcom.inc, yang berguna dalam hal manajemen pertambangan baik operasi
tambang terbuka dan bawah tanah. Perangkat lunak ini dapat memberikan kenampakan 3D (3 Dimensi) yang tentunya dengan pertimbangan dari aspek keakurasian dan keefisienan. Surpac adalah sebuah software yang biasa dipergunakan untuk melakukan pemodelan, analisa dan desaign terhadap lapis bawah atau permukaan, Sofware ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan
Software yang biasa dipergunakan untuk menghitung Permukaan (surface) saja,
contohnya dalam perhitungan volume. Untuk dapat melakukan penghitungan volume dengan surpac diperlukan data dua buah surface dimana surface pertama sebagai
design surface dan surface kedua sebagai alas atau base surface. Selain itu
diperlukan juga boundary ( batas) area yang akan dihitung volumenya.
I.5.6.1. Tipe data. Format file data yang dapat digunakan dalam perangkat lunak Surpac 6.1.2 Gemcom, yaitu :
1. Supac Files formatnya meliputi .mdl, .DTM, .str
2. Block Model Files formatnya meliputi .eco, .con, .res, .mod, .mdl, .fbm, .bmr
3. Database Files formatnya meliputi .txt, .csv, .rej, .dbc, .sdb, .dsc, .ddb 4. Plotting Files formatnya meliputi .pf, .lf, .cf, .dwf
5. Macro And Script Files formatnya meliputi .tbc, .cmz, .cmd, .tcl18 6. External Text Files formatnya meliputi .txt, .csv
8. DTM Files formatnya meliputi .DTM 9. Surpac Work Areas formatnya meliputi .swa 10. DXF Files formatnya meliputi .dxf
11. Log Files formatnya meliputi .log 12. Note Files formatnya meliputi .not 13. System Files formatnya meliputi .ssi
I.5.6.2. Penggambaran dan pengeditan. Surpac memiliki beberapa tool yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan penggambaran dan pengeditan. Beberapa tool yang digunakan dalam proses penggambaran dan pengeditan pada Surpac Vision
6.1.2, yaitu :
1. Digitise toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan dalam proses digitising.
2. Edit toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan dalam proses editing.
3. Inquiry toolbar merupakan toolbar yang berisi beberapa tool yang digunakan untuk mengetahui informasi dari point dan segment.
I.5.6.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Surpac mempunyai kemampuan dalam membentuk DTM dari data koordinat yang telah dirubah dalam format .str yang akan diubah menjadi *.dtm. Pada dasarnya pembentukan DTM pada
surpac menggunakan metode triangulasi irregular network (TIN) yang membentuk
model 3D yang solid. Beberapa tool yang digunakan dalam pembuatan DTM dan boundary pada perangkat lunak Surpac 6.1.2, yaitu : create dtm from layer, create
dtm from string file, clip dtm by boundary string, line of intersect between 2 dtms, drape string over dtm, drape segment over dtm, dan drape string range over dtm.
Gambar I.11. Pembentukan DTM pada perangkat lunak Surpac 6.12.
I.5.6.4. Perhitungan volume. Perhitungan volume dalam perangkat lunak ini dimungkinkan dengan menggunakan data dari 2 DTM dalam format .dtm dan satu string boundary sebagai batas dalam format .str. Beberapa tool yang digunakan dalam perhitungan besarnya volume dan metode yang digunakan pada perangkat lunak Surpac Vision 6.1.2 yaitu : cut and fill between dtms, net volume between dtms,
report volume of solids, end area method, dan by elevation from sections.
Metode penghitungan volume dalam surpac menggunakan metode cut and fill. Dengan metode ini yang dihitung adalah besar volume galian dan timbunan. Prinsip penghitungan volume dengan metode ini adalah rumus prisma (Geodis-Ale,2012). Rumus ini merupakan pengembangan dari rumus dua tampang ( end area). Volume dihitung dari DTM yang dibentuk dari jaring – jaring segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua surface. Surface dibedakan menjadi dua yaitu design surface dan base surface. Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya sedangkan base surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas. Gambaran tentang cut and fill disajikan dalam gambar I.12.
Gambar I.12. Cut and fill (sumber : homebuildinganswer,2012)
I.5.7. Minescape 4.119
Minescape adalah software yang diproduksi oleh Mincom.inc dan PT. Mitrais
Indonesia sebagai distributor resmi Mincom minescape. Minescape merupakan perangkat lunak pemodelan tambang yang didesain khusus untuk industri pertambangan. Karena menggunakan arsitektur yang terbuka, Minescape dapat mengakomodasi semua aspek dari manajemen informasi teknis di situs tambang, mulai dari perekaman data lubang bor sampai dengan penjadwalan produksi.
Software ini dirancang untuk operasi pertambangan menggunakan sistem open cut
dan underground (Mitrais, 2011). Minescape memiliki fungsi pemodelan geologi dan desain tambang. Dengan berbagai fitur yang dimiliki seperti:
1. Stratmodel. MineScape Stratmodel menyediakan lingkungan kerja yang canggih dimana deposit stratigrafi dimodelkan untuk mewakili geologi setempat.
2. Block Model. Digunakan untuk sebuah pekerjaan permodelan deposit dengan mengenalkan unsur-unsur geologi melalui pemuatan bentuk-bentuk yang ditafsirkan secara fisik atau interpolasi menggunakan kumpulan-kumpulan material dan/atau zona, diikuti oleh serangkaian algoritma.
3. Plot and viewer memiliki kemampuan penanganan patahan yang baik dan mampu membuat model patahan pada deposit secara vertikal, normal, dan bolak-balik, serta menyediakan pemodelan kualitas deposit stratigrafi.
Base
surface
Design
4. Drill & Blast memungkinkan ahli rancang ledakan memperoleh lingkungan CAD 3D yang interaktif dimana ledakan optimal dapat dengan cepat direncanakan, dan lubang-lubangnya diproyeksikan ke permukaan. 5. Open Cut merupakan tool untuk membuat dan mengeksplorasi pilihan
desain untuk perencanaan tambang open cut. Pada fitur ini pengguna juga bisa menghitung volume baik timbunan maupun stockpile menggunakan metode cut and fill.
Hal yang paling mendasar dari desain minescape adalah fitur-fiturnya yang terbuka dan dapat diperluas. Lingkungan minescape mendukung beberapa produk dengan fungsi yang spesifik yang memungkinkan Anda secara interaktif membuat dan mengembangkan model-model geologi dan rancangan tambangan secara detail dan tiga dimensi (3D). Minescape dirancang untuk digunakan oleh semua profesional tambang seperti surveyor, geologist, dan mine engineer. Fleksibilitas yang dimiliki oleh minescape memungkinkannya untuk digunakan dalam perencanaan tambang jangka pendek dan jangka panjang untuk tambang batubara maupun bijih.
I.5.7.1. Tipe data. Format data dan file yang digunakan dalam perangkat lunak
Minescape 4.119 adalah:
1. DXF format menggunakan ekstensi file .dxf
2. AS2482 dan ASCII menggunakan ekstensi file .txt, .csv, .prn, .xls 3. Surpac menggunakan ekstensi file .str, .dtm.
4. Triangle atau DTM menggunakan ekstensi file .tri, .edg, .vrt 5. Tabel Files menggunakan ekstensi file.tab, .tmp
Perangkat lunak ini juga mampu mengimport dari format file lain seperti : M2
Blocks, Load, M2 Limit, M2 Culture, M2 Fault Plots, Vulcan, Moss-Genio, Surpac, Microlynk, dan Features.
I.5.7.2. Penggambaran dan pengeditan. Minescape memiliki beberapa tool yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan penggambaran dan pengeditan.
Beberapa tool yang digunakan dalam proses penggambaran dan pengeditan pada Minescape 4.119, yaitu :
1. Page merupakan menu yang digunakan untuk membuka produk dan mencetak.
2. Edit merupakan menu yang digunakan untuk editing, ploting, dan convert 3. View merupakan menu yang mengatur tentang tampilan yang ada pada
minescape.
4. Draw merupakan menu yang digunakan untuk penggambaran titik dan garis.
5. Settings merupakan menu yang digunakan untuk mengatur dalam pengambaran maupun editing.
6. Model merupakan menu yang digunakan untuk pembentukan DTM 7. Graphics merupakan menu yang digunakan dalam pembentukan kontur. I.5.7.3. Fasilitas pembentukan permukaan digital. Pada perangkat lunak
minecsape pembentukan permuakaan digital menggunakan metode triangular irregular network (TIN) yang membentik model 3D yang solid. Tool yang
digunakan dalam pembentukan model digital ada pada menu Triangles : 1. Data memiliki fungsi untuk membuat triangle dari data ASCII. 2. Design memiliki fungsi untuk membuat triangle dari data design. 3. Table memiliki fungsi untuk membuat data dari table.
4. Boundary memiliki fungsi untuk membuat boundary polygon triangle yang sudah dibuat.
I.5.7.4. Perhitungan volume. Perhitungan volume dalam perangkat lunak ini dengan menggunakan data dari 2 triangles yang terdiri dari triangle stockpile dan
triangles bedding. Metode yang digunakan dalam perhitungan volume pada
perangkat lunak ini yaitu menggunakan metode cut and fill. Dengan metode ini yang dihitung adalah besar volume galian dan timbunan. Prinsip penghitungan volume dengan metode ini adalah rumus prisma (Geodis-Ale,2012). Rumus ini merupakan pengembangan dari rumus dua tampang (end area). Volume dihitung dari DTM yang dibentuk dari jaring – jaring segitiga (TIN). Jaring segitiga inilah yang akan membentuk suatu geometri prisma dari dua surface.
Pada perangkat lunak Minescape 4.119 Surface dinamakan triangle. Design
merupakan triangle yang dijadikan sebagai alas. Beberapa tool yang digunakan dalam perhitungan besarnya volume yang digunakan pada perangkat lunak
Minescape 4.119, yaitu triangle volume dan triangle cut and fill. Gambar I.13
menggambarkan design 2 triangle dalam proses perhitungan volume menggunakan
triangle cut and fill.
Gambar I.13. Triangle pada perangkat lunak Minescape 4.119.
Berikut ini merupakan tabel perbandingan anatara ketiga perangkat lunak.
Tabel I.1 perbandingan antara ketiga perangkat lunak
AutoCAD Land
Development Desktop Surpac Gemcom Mincom minescape
Tipe data CSV, TXT dan XLS String file TXT, CSV dan PRN
Penggambaran dan pengeditan
Terdapat pada menu Points dan Line/Curves
Terdapat pada menu Digitize, Edit dan
Inquiry
Terdapat pada menu Page, Edit, Draw, Model dan Grapichs
Fasilitas pembentukan permukaan digital
Terrain Model Explorer
Perhitungan volume
Cut and fill dengan metode Grid Volume, Composite volume dan Site volume
Cut and fill Volume, end area dan by
elevation from
sections
Triangle cut and fill
Format data output Hanya terbatas pada format data dxf dan dwg
Format data berupa string, DTM, geo database serta tab file
Format data berupa triangles tlf, Design dgn, surface, tml, serta tab file
Permodelan 3D Pembentukan model
3D menggunakan
prinsip jaring-jaring TIN yang solid
Pembentukan model
3D menggunakan
prinsip DTM dari jaring-jaring TIN dan membentuk model 3D yang solid Triangles dibentuk dari interpolasi polinomial berbasis kriging Proses perhitungan volume Prosesnya lebih
kompleks karena perlu pendefinisian stratum, site pada perhitungan volumenya.
Prosesnya relatif simple karena pada proses perhitungan volume cut and fill hanya membutuhkan dua data DTM dan sebuah data kontur
Prosesnya simple karena perhitungan
volumenya hanya
membutuhkan 2 data berupa triangles surface dan triangles bedding
I.5.8. Uji t dua sampel
Dalam statistik diperlukan syarat bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Untuk itu perlu dilakukan pengujian normalitas data. Salah satu cara untuk pengujian normalitas data antara lain dilakukan dengan uji t. Pada proyek ini menggunakan data independent karena data tidak saling berkaitan satu sama lain. Uji t dua sampel digunakan untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variable) tersebut sama atau berbeda. Uji komparatif berfungsi untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikasi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan variable dari dua rata-rata sampel). Rumus uji t dua sample dengan n ≤ 30 dapat dilihat pada persamaan (Supranto, 2001) berikut ini :
t hitung = ̅₁ ̅₂
( ₁ ) ₁ ( ₂ ) ₂
( )
……….( I.12 )
Keterangan rumus :
dan : Jumlah sample
̅₁
dan̅₂
: Rerata sample ke-1 dan ke-2: Simpangan baku
₁ dan ₂ : Variansi sample ke-1 dan ke-2
t hitung mempunyai Distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar + − 2. hipotesis kemudian dituliskan sebagai berikut :
Ho : Hitungan volume perangkat lunak A tidak berbeda signifikan dengan hitungan volume perangkat lunak B
Ha : Hitungan volume perangkat lunak A berbeda signifikan dengan hitungan volume perangkat lunak B
Ho (hipotesis nol) diterima jika (-t α/2 < t hitung < t α/2) yang ditunjukkan pada gambar I.14 berikut ini.
α/2 α/2
100-α
-t α/2 t α/2 Gambar I.14. Grafik uji t dua sampel
Jika t hitung ada pada daerah yang tidak diarsir maka volume yang dihitung menggunakan perangkat lunak A tidak berbeda signifikan dengan volume yang dihitung dengan menggunakan perangkat lunak B