• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

40

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Dengan kepercayaan dasar kami pada The Love of Treasure Kuliner Indonesia sejak 2013, CRP Group telah mengembangkan berbagai merek dan produk yang membawa rasa khas Indonesia yang kaya dan kaya rasa.

Dimulai dengan merek pertama kami Nasi Goreng Rempah Mafia pada Oktober 2013, kami berhasil menciptakan banyak perhatian dari pelanggan dan media juga.

Dalam waktu singkat, Nasi Goreng Rempah Mafia membawa cara baru untuk menikmati Nasi Goreng sebagai salah satu makanan paling populer di Indonesia, dan dinyatakan sebagai Makanan Paling Lezat No. 2 di Dunia oleh CNN Travel.

Nasi Goreng Rempah Mafia telah berhasil membentuk kembali "Industri Nasi Goreng" yang sebelumnya dinyatakan oleh masyarakat sebagai Makanan Kaki Lima (Kategori Makanan Jalanan). Umpan balik yang luar biasa dari pelanggan dan masyarakat membawa peluang untuk meningkatkan bisnis. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, Nasi Goreng Rempah Mafia berhasil keluar dari toko seluas 40 m² menjadi 33 outlet di 17 kota. Hingga hari ini, dengan motivasi murni kami untuk Membawa Makanan Lokal ke Tingkat Selanjutnya, kami dengan bangga mempersembahkan makanan asli Indonesia dalam berbagai variasi: Warunk Upnormal, Bakso Boedjangan, dan Sambal Khas Karmila.

A. Brand PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya

(2)

B. Milestone PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya

Sumber : www.citarasaprima.com (2019)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Untuk menjadi perusahaan jaringan kuliner dan distribusi terbesar di Indonesia. b. Misi

1. Pelayanan konsumen yang terbaik (aman & halal, layanan prima, terjangkau). 2. Mensejahterakan karyawan.

3. Menjaga profitabilitas minta yang berkelanjutan. 4. Kontribusi riil penambahan nilai dalam masyarakat.

(3)

3.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain, dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

Struktur organisasi PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Business and Site Development. berbentuk organisasi garis (lini). Organisasi lini adalah suatu organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Perintah berasal dari atasan kebawahan dalam garis langsung atau garis komando. Dalam organisasi garis (lini) ini setiap kepala unit / divisi mempunyai tanggung jawab kepada atasannya secara langsung.

Gambar di bawah ini merupakan struktur organisasi yang terdapat pada PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Business and Site Development. :

Sumber : PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Direktur Senior Manajer Kemitraan Manajer Kemitraan Staff Senior Manager BRD Manager BRD Staff Senior Manager Site Development Staff

(4)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu (Sugiyono, 2011:61). Populasi dalam penilitian ini adalah Karyawan PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Business and Site Development.

Tabel 3.1

Karyawan PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Business and Site Development

Divisi Jumlah

Kemitraan 12

BRD 16

Site and Development 4

Sumber: Hasil Survey Karyawan di PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Bussines and Site Development

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode Penelitian yang di gunakan

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah kesatu dan masalah kedua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan metode verifikatif menurut Masyhuri (2011:45) adalah metode yang digunakan untuk memeriksa benar atau tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

(5)

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik.

Dengan demikian, penelitian beranggapan bahwa metode penelitian deskriptif dan verikatif sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Karena dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan, kondisi hubungan diantara variable dan menguji kebenaran hipotesis. Variable yang diteliti yaitu Motivasi Kerja (X1), Lingkungan Kerja (X2) sebagai variable independen atau bebas dan Kinerja Karyawan (Y) sebagai variable dependen.

Sifat penelitian deskriptif dan verifikatif ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dilapangan, adapun metode deskriptif yang digunakan yakni metode deskriptif survei yaitu penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada orang-orang sebagai subjek dan merekam atau menyimpan jawaban tersebut untuk dianalisis secara kritis. Menurut Sugiyono (2013:11) pengertian metode survei adalah Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.

3.3.2 Operasional Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:3).

Berdasarkan perumusan masalah maka variabel yang akan digunakan adalah:

A. Variabel Independen

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah motivasi kerja yand terdiri dari

B. Variabel Dependen

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang mejadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini yang menjadi

(6)

variabel dependen adalah kepuasan kerja yang terdiri daripekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, pengawasan dan rekan kerja.

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Item Kuesioner Motivasi Kerja (X1) Sumber: Zameer, Ali, Nisar Dan Amir (2014:297) Motivasi merupakan keinginan karyawan untuk melakukan sesuatu yang diberikan dan untuk menumbuhkan karyawan untuk melakukan sesuatu yang diberikan dan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab. Zameer, Ali, Nisar dan Amir (2014:297) Gaji

Gaji yang diberikan sesuai dengan kesepakatan awal O r d i n a l Kesesuaian gaji dengan beban kerja

Bonus

Kompensasi yang di berikan Ketepatan waktu dalam memberikan bonus Jaminan

kesejahteraan karyawan

Jaminan hari tua Asuransi kesehatan Perasaan rasa

aman memiliki pekerjaan

Kontrak kerja tertulis yang sah dan kuat dimata hukum

Status kepegawaian

Promosi

Terdapat kenaikan jabatan untuk karyawan yang berprestasi Terdapat tes promosi jabatan setiap kurin waktu tertentu

Lingkunga n Kerja (X2) Sumber: Sedarmaya ti (2011 : 21) Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja, baik secara fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan, mengamankan, menetramkan. (Djoharam dkk. 2014: 387) Pencahayaan

Sinar memenuhi syarat untuk kebutuhan penerangan dalam ruang kerja O r d i n a l Peletakan lampu pas untuk

penerangan setiap sisi ruangan

Sirkulasi udara

Ketersediaan ventilasi udara di ruangan kerja

Ketersediaan exhaust fan pada setiap sisi ruangan

Kebisingan

Suara kendaraan dari luar ruangan tempat kerja

Suara karyawan lain yang berada dalam ruangan yang sama Pewarnaan Pewarnaan yang tepat dalam

(7)

Pemilihan warna putih untuk dinding kantor memberikan kesan nyaman dan bersih

Suhu dan kelembab an udara

Air conditioner (ac) dan kipas angin tersedia di setiap sisi ruangan

Suhu ruangan yang sesuai dengan suhu tubuh

Kebersiha n

Lingkungan kerja yang bersih dan tidak berdebu

Air dan toilet yang bersih dan

nyaman

Fasilitas

Jumlah mesin printer dan ATK sangat memadai ketersediaannya

Akomidasi yang diberikan pada

saat melakukan perjalanan dinas

Kinerja karyawan

(Y)

Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Dengan demikian kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. (Wibowo, 2013 :7) Kuantitas hasil kerja

Memiliki target kerja

O r d i n a l Memenuhi beban kerja yang

ditetapkan

Kualitas hasil kerja

Menyelesaikan tugas dengan rapi dan teliti

Bekerja dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan

Efiensi

Memanfaatkan waktu sebaik mungkin daat menyelasaikan tugas tepat waktu

Bekerja dengan cerdas sehingga tidak membuang waktu, tenaga dan biaya menyelesaikan tugas

Ketelitian

Selalu melalukan double check

setiap kali menyelesaikan pekerjaan

Memastikan tidak terjadi kesalahan

dalam menyelesaikan pekerjaan

Kepemim pinan

Memberikan pengarahan kepada bawahan tentang SOP yang ada untuk melakukan suatu pekerjaan

(8)

Menerima masukan dari bawahan demi mencapai kinerja yang lebih baik

Kejujuran

Membuat laporan sesuai dengan

keadaan yang ada di lapangan

Bekerja sesuai SOP tanpa adanya imbalan dan paksaan dari orang lain

Kreativitas

Berkontribusi aktif dalam

memajukan perusahaan

Memberikan ide ide baru untuk mempermudah dalam

menyelesaikan pekerjaan

Sumber : Hasil pengolahan data 2019

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk tujuan pengumpulan data baik berupa data primer maupun data sekunder, adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Studi Literatur (Library Research): yaitu teknik pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari teori-teori yang terdapat dalam literatur-literatur dan catatan tulisan yanh berkaitan dengan topik permasalahan yang menjadi bahan penelitian lebih lanjut.

2. Studi Lapangan (Field Research): yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan kunjungan langsung di perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian, dengan cara :

3. Wawancara (Interview), dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak intern perusahaan sehingga akan diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian kompensasi.

4. Kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada responden.

5. Observasi, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau dan meneliti secara langsung ke perusahaan yang akan diteliti.

(9)

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua sumber, Sugiyono (2013:137) menjelaskan :

1. Data Primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil penelitian berasal dari literature, artikel dan berbagai sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer.Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Dalam hal ini peneliti mendapat sumber data primer berdasarkan hasil survey dan wawancara di PT Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept. Business and Site Development.

3.4.2 Jenis data

Menurut Simamora (2013) data dibagi dua, yaitu: 1. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang mempresentasikan realita secara deskriptif melalui kata-kata, kalimat ataupun uraian.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah representasi realita yang disimbolkan secara numerik (dengan angka-angka).

(10)

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 3.5.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah / valid tidak suatu kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Pengujian validitas menurut Simamora (2013) yaitu : ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang ingin di ukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang dapat dari variabel yang diteliti.”

Semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur pelatihan dan prestasi kerja karyawan, akan diuji validitasnya. Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Correct item-Total Correlation masing- masing butir pertanyaan. Dengan r tabel untuk 39 responden sebesar 0.316 maka apabila data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item varibel Y lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid.

Kriteria pengujian validitas menurut Simamora (2013) keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut : Jika r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

Jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

3.5.2 Uji Reliabilitas

Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul.

Pengertian Reliabilitas menurut Simamora (2013), adalah :

”Tingkat kehandalan kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.”

Untuk kuesioner yang mempunyai item banyak (Multi item quetionnaire) umumnya diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas yang digunakan oleh penulis adalah one shoot atau pengukuran sekali saja yaitu pengukuran yang dilakukan

(11)

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan skor total. SPSS memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0.6.

Kriteria uji reliabilitis jika Cronbach’s alpha > 0.6.

3.5.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Peneltian ini berssifat verifikatif, yaitu metode yang bertujuan untuk menguji secara sistematis dengan mengenai adanya hubungan antar variabel dari masalah yang sedang diselidiki. Atau dengan kata lain penelitian ini untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Selain itu penelitian ini juga bersifat analisis deskriptif, yaitu bagian dari statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud menggeneralisir atau emmbuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok itu saja.

Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan pengamatan langsung serta hasil kuesioner dengan yang ada melalui penjelasan yang sistematis.

Penulis mengumpulkan data dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan berdasarkan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang Sugiyono (2013;88), bobot penilaian skala likert sebagai berikut :

Tabel 3.3

Bobot Penilaian Skala Likert

Keterangan Bobot

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(12)

𝑀𝑒 = Σ 𝑋1 𝑁 𝑀𝑒 = Σ 𝑋2 𝑁 𝑀𝑒 = Σ 𝑌 𝑁

Untuk pengolahan data yang digunakan alat bantu statistik dimana dengan alat tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk menganalisa apakah ada hubungan antara variabel X dan variable Y serta seberapa besar pengaruhnya yang akhirnya akan diperoleh suatu pedoman untuk menarik kesimpulan

Menurut Sugiyono (2016:133), “Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata kemudian diberi skor.” Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Untuk menilai variabel X1, X2, dan Y, maka analisis yang digunakan yaitu berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian dibagi dengan responden.

Rumus rata-rata (mean) yang dikutip oleh Sugiyono (2015 : 280) adalah sebagai berikut:: Untuk variabel X1, X2, dan Y:

Untuk Variabel X1

Untuk Variabel X2

Untuk Variabel Y

Keterangan :

Me = Mean (rata-rata)

X = Nilai X ke i sampai ke n Y = Nilai Y ke i sampai ke n ∑ = Epsilon (baca jumlah) N = Jumlah responden

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari setiap variabel. Setelah mendapat rata-rata-rata-rata (mean) dari variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai yang terendah 1 (satu) dan nilai tertinggi 5 (lima) dari hasil penyebaran kuesioner. Interval dari kriteria penilaian rata- rata adalah sebagai berikut :

(13)

Tabel 3.4

Skala Interval uji analisis deskriptif

Interval Arti 1.00 – 1.79 Sangat rendah 1.80 – 2.59 Rendah 2.60 – 3.39 Cukup Tinggi 3.40 – 4.19 Tinggi 4.20 – 5.00 Sangat Tinggi Sumber : Sugiyono (2015:183)

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini untuk mengolah data hasil penelitian menggunakan analisis inferensial dimana dalam analisis tersebut menggunakan program SPSS. Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberi kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Terdapat kemungkinan data aktual tidak memenuhi semua asumsi klasik ini.Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan model regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang mendasari penggunaan analisis regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, dan uji heterokedastisitas.

3.5.5 Uji Normalitas

Menurut Ghozali(2013:160) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas diperlukan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu sebagai berikut :

(14)

1. Analisis grafik dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal. Dasar pengambilan berdasarkan analisis grafik menurut Ghozali (2013:161) adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistiklain yang dapat digunakan yaitu uji Kolmogorov Smirnov. Menurut

Ghozali (2013:163) uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka berdistribusi normal 2. Jika nilai signifikan < 0.05 maka tidak berdistribusi normal

3.5.6 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013:105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel indenpenden sama dengan nol.

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas di dalam suatu model regresi dengan cara, yaitu:

(15)

1) Nilai 𝑟2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan berdampak variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adalnya multikolinearitas.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai VIF adalah:

Jika nilai tolerance< 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolinearitas. Jika nilai tolerance> 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.

Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistic SPSS 20.0 for windows.

3.5.7 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedstisitas.Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat atau dependen (ZPRED) dengan residual (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized. Dengan dasar analisis sebagai berikut (Ghozali, 2013:139) :

Tolerance

(16)

a. Jika grafik plot menunjukan suatu pola titik-titik, seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain menggunakan analis grafik scatterplot untuk membuktikan lebih lanjut apakah terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi maka dapat di uji dengan menggunakan diagnosis spearman. Jika nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

3.5.8 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

Besarnya nilai koefisien determinasi (r²) antara 0 sampai 1 atau antara 0% sampai 100%. Apabila nilai r² adalah 0, berarti model tersebut tidak menjelaskan dampak dari variasi variabel X terhadap variasi variabel Y. Model ini akan dikatakan baik jika nilai r² semakin mendekati nilai 1. Batas nilai koefisien determinasi adalah 0≤ r² ≤ Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut :

KP = (r²) x 100%

Keterangan:

KP : besarnya koefisien penentu (determinan) r : kuadrat koefisien korelasi

(17)

3.5.10 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi pada dasarnya adalah untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata dari variabel terikat Y atas dasar nilai yang telah diketahui dari satu atau lebih variabel-variabel X. Model analisis regresi merupakan model yang memperlihatkan hubungan secara kuantitatif antara variabel terikat Y dan variabel X yang dapat dinyatakan sebagai persamaan regresi. Analisis regresi terdiri atas regresi linear berganda dan regresi linear sederhana.

3.5.11 Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression)

Analisis regresi linear berganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana.Kegunaannya untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal 2 atau lebih. Menurut Priyanto (2009:73) menyatakan analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, ….Xn) dengan variabel dependen (Y).Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penuruan. Analisis regresi linear berganda (multiple regression) digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubugan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3)... (Xn) dengan satu variabel terikat. Adapun persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:96):

Ŷ = 𝛽0 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2 + e Keterangan: Ŷ = Kinerja X1 = Motivasi Kerja X2 = Lingkungan kerja 𝛽0 = konstanta 𝛽1 = koefisien regresi 𝛽2 = koefisien regresi

(18)

3.6 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol maupun dari observasi tidak terkontrol. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya dampak dari variabel independen (X) yaitu Motivasi kerja dan Lingkungan kerja terhadap variabel dependen (Y) yaitu Kinerja karyawan.

Langkah – langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah (Sekaran, 2014:141):

1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.

2. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametik atau nonparametik.

3. Menentukan tingkat signifikasi yang diinginkan (ρ = 0,05; atau lebih, atau kurang).

4. Memastikan jika hasil dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat signifikasi terpenuhi.

5. Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak.

Dalam pengujian statistik sebuah hasil dapat dikatakan signifikan apabila kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas profitabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya, maka dilakukan uji-T dan uji-F.

3.6.1 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji T)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Uji hipotesis secara parsial dilakukan untuk menunjukan dampak dari variabel independen secara individu terhadap variabel dependen secara konstan. Adapun langkah – langkah yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial yaitu:

(19)

a. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

1) H0 : R1 = 0 Tidak terdapat Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan

Ha : R1 ≠ 0 Terdapat Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja karyawan

2) H0 : R2= 0 Tidak terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja karyawan

Ha : R2 ≠ 0 Terdapat Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja karyawan

3.6.2 Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji Statistik F)

Uji hipotesis secara simultan atau bersama-sama dapat menunjukan apakah semua variabel independen (X) yang dimasukan ke dalam persamaan mempunyai dampak secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Adapun langkah-langkah pengujian menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

Ho : R1 = R2 = 0 Tidak terdapat dampak, setidaknya salah satu variabel Motivasi kerja (X1), Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y).

Ha : R1 = R20 Terdapat dampak, setidaknya salah satu variabel Motivasi kerja (X1), Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja karyawan (Y).

b. Menentukan Taraf Signifikan

Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah ∝= 0,05 = 5% dengan derajat kebebasan df = n (jumlah data) - k(x) - 1(y), untuk menentukan nilai Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan Ho. Tingkat signifikansi sebesar 0,05 = 5% merupakan tingkat yang umum digunakan dalam penelitian.

c. Perhitungan Nilai Fhitung

(20)

variabel-variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak. Menurut Riduwan (2012:238) pengujian hipotesis secara simultan dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 𝐹 = 𝑟² 𝑘 (1 − 𝑟2) (𝑛 − 𝑘 − 1)

d. Perbandingan Fhitung dengan Ftabel

Daerah penolakan dan penerimaan Ho (Uji F) dapat dibuktikan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan cara sebagai berikut:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel jadi Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang signifikan (berada di daerah penerimaan)

2) Jika Fhitung > Ftabel Jadi Ho ditolak, artinya adanya hubungan yang signifikan (berada di daerah penolakan)

e. Dasar Pengambilan Keputusan

Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

 Apabila probabilitas signifikasi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

 Apabila probabilitas signifikasi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Keterangan :

Fhitung = nilai F yang dihitung r² = koefisien determinasi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen (X) 1 = jumlah variabel dependen (Y)

Gambar

Gambar  di  bawah  ini  merupakan  struktur  organisasi  yang  terdapat  pada  PT  Citarasa Prima Indonesia Berjaya Dept
Tabel 3.2  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Eagly dan Wendy Wood mengumpulkan hasil-hasil penelitian yang menunjuk- kan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, antara lain: perempu- an memiliki kemampuan yang lebih tinggi

Manajemen risiko berstandar internasional ISO 31000:2009 digunakan sebagai standar untuk mengelola risiko yang ada pada tiap perusahaan, diterbitkan oleh organisasi ISO,

Uji multikolinearitas diperlukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011).Model regresi yang

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di GKII Jemaat Tengkapak melalui observasi dan wawancara, penulis menemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan remaja

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak

Uji Multikolonieritas menurut Ghozali (2011) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable).Model

Berdasarkan kondisi subsektor industri teknologi informasi di Indonesia saat ini, tantangan yang mungkin dihadapi, serta dengan memperhitungkan daya saing serta potensi yang

tentang analisis faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan Puskesmas PONED di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan