1
Adopsi Media Sosial Sebagai Sarana Pemasaran Digital
Bagi Usaha Mikro Makanan dan Minuman Di Kota Jakarta Selatan
Anang Martoyo
Institut Teknologi dan Bisnis Bank Rakyat Indonesia Jl. RM. Harsono No. 02 Ragunan, Ps Minggu, Jakarta Selatan
Telepon/Fax : (021) Telp. (021) 29712000 Email : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fakta mengenai pemanfaatan digital marketing khususnya media sosial terhadap volume penjualan bagi para pelaku bisnis Usaha Mikro (UM) Makanan dan Minuman di Kota Jakarta Selatan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui model triangulasi yang menggabungkan observasi, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam terhadap pelaku Usaha Mikro Makanan dan Minuman sebanyak 15 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digital marketing melalui media sosial memudahkan pelaku Usaha Mikro dalam menyajikan informasi dan berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan, memperluas share market, meningkatkan kesadaran (awareness) dan volume penjualan. Media sosial yang paling sering digunakan adalah Whatsapp, Instagram, Facebook dan Youtube. Saran bagi pelaku Usaha Mikro agar meningkatkan penggunaan media sosial dengan memanfaatkan konten atau fitur yang berhubungan dengan aktifitas pemasaran secara optimal untuk memudahkan konsumen memahami produk dan berinteraksi secara cepat (fast Response).
Kata kunci: digital marketing, usaha mikro, media sosial
ABSTRACT
This research aims to reveal the facts about the use of digital marketing, especially social media, on the volume of sales for food and beverage microbusinesses in the city of South Jakarta. The research method uses a qualitative approach through a triangulation model that combines observation, structured interviews, and in-depth interviews with 15 Food and Beverage Micro Business actors. The results show that digital marketing through social media makes it easy for Micro Businesses to provide information and interact directly with consumers, expand market share, increase awareness and increase sales volume. The most widely used types of social media are Whatsapp, Facebook, Instagram and YouTube. Suggestions for Micro Businesses to increase the use of social media by utilizing content or features related to marketing activities optimally to make it easier for consumers to understand products and interact quickly (fast response).
2
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini menunjukkan kemajuan yang pesat, dimana hampir seluruh sektor kehidupan telah memanfaatkan keberadaan teknologi. Kehadiran teknologi dirasakan memberikan outcame yang sangat besar terhadap manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan dimensi. Demikian halnya dengan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan manusia untuk mengumpulkan, memproses dan saling berkomunikasi.
Teknologi digital diperkirakan akan berdampak krusial bagi seluruh aktivitas manusia termasuk kegiatan bisnis. Beberapa indikasi yang dapat dipaparkan pada kondisi ini diantaranya semakin meningkatnya digital advertising, pertumbuhan industri telepon pintar (smartphone) yang memudahkan mengakses internet, memperbaiki infrastruktur telekomunikasi dalam upaya meningkatkan kualitas mendapatkan data, serta dikenalkannya layanan 4G. Menurut data Facebook, 74% dari pemakai internet di Indonesia menggunakan perangkat mobile (Utomo, 2016). Mengutip dari databoks.co.id, dapat dipahami bahwa pengguna telepon genggam di Indonesia mencapai 371,4 juta pengguna atau sekira 142% dari total pengguna sebesar 262 juta jiwa. Hal ini berarti rata-rata penduduk menggunakan 1,4 telepon genggam, kadang-kadang satu orang memakai 2-3 kartu telepon geanggam.
Pesatnya perkembangan teknologi digital berimbas pada dunia usaha khususnya dalam kegiatan pemasaran. Tren pemasaran dunia berpindah dari cara tradisional (offline) menjadi cara digital (online). Digital marketing merupakan strategi yang lebih prospektif dikarenakan para calon pelanggan potensial lebih mudah memperoleh berbagai macam informasi tentang produk dan jasa melalui internet.
Menurut We are Social (salah satu dari agensi digital marketing di Amerika), menyampaikan bahwa sampai dengan Januari 2017, sebesar 48% pengguna internet di Indonesia yang mencari barang (produk) atau jasa dengan cara online. Kemudian 46% diantaranya melalui toko online, sebesar 41% pengguna melayani jasa online, 34% pengguna bertransaksi online melalui komputer atau laptop, dan 33% pengguna bertransaksi online via mobile phome seperti smartphone. Hal ini menunjukkan bahwa potensi belanja online sudah menjadi tren baru di Indonesia dan sudah harus diimbangi dengan pemasaran secara digital oleh para pelaku usaha.
3
Sumber: https://www.slideshare.net/wearesocialsg/digital-in-2017-southeast-asia We are Social juga menyebutkan bahwa platform media sosial yang umum digunakan di Indonesia per Januari 2017 adalah Youtube sebesar 49% dan Facebook 48%. Peringkat selanjutnya diduduki oleh Instagram sebesar 39%, Twitter 38%, Whatsapp sebanyak 38%, dan Google sebesar 36%. Sisanya secara berurutan ditempati oleh FB Messenger, Line, Linkedin, BBM, Pinterest, dan Wechat (Kemp, 2017).
Gambar 2 Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia Sumber: www.wearesocial.com
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan pelaku usaha yang mendukung perkembangan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data Departemen Koperasi (depkop.go.id) diketahui bahwa jumlah UMKM di Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan 2017 terjadi meningkat signifikan sebanyak 7.716.172 unit usaha atau sekira 13,98%. UMKM berkontribusi nyata pada pendapatan domestik bruto (PDB) di Indonesia. CNN Indonesia dalam Mutmainah (2016), menyebutkan bahwa sumbangan sektor UMKM terhadap PDB terjadi peningkatan dari 57,84% menjadi 60,34%. Kemudian penyerapan tenaga kerja sebagai bentuk peran dari UMKM di Indonesia meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Usaha Mikro (UM) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau milik bada usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha sebagaimana diatur dalam Undang undang nomor 20 tahun 2008, yaitu usaha mempunyai asset maksimal sebesar Rp. 50 juta dan omsetnya maksimal Rp. 300 juta. Usaha Mikro memiliki peran penting mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan rumah tangga yang mendukung pendapatan rumah tangga. Keberadaan UM mampu memacu perekonomian di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini.
Perkembangan digital teknologi mendukung para pelaku Usaha Mikro dalam melakukan pemasaran produk atau jasa secara online. Usaha Mikro mestinya sudah harus memanfaatkan internet sebagai upaya meningkatkan volume penjualan dan branding produk (Supriadi, 2016). Apabila pelaku Usaha Mikro mampu beradaptasi dalam
4
menghadapi tantangan dalam kontinuitas dan kualitas produk, maka usaha tersebut akan sukses dan cepat berkembang.
Media sosial atau jejaring sosial adalah salah satu media yang dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang digunakan oleh pelaku usaha. Media sosial digunakan sebagai alat promosi karena memiliki respon secara langsung dengan penggunanya. Media sosial saat ini telah memiliki peran penting dalam strategi pemasaran bagi bisnis kecil maupun besar. Kini berbagi informasi kepada pengunjung atau follower bukan satu-satunya keuntungan menggunakan sosial media bagi sebuah bisnis.
Salah satu kunci sukses bagi seluruh bisnis adalah mengenal lebih dekat dengan pelanggannya. Media sosial membuat proses pengenalan ini menjadi lebih mudah dibandingkan dengan sebelumnya. Dengan perangkat pendukung yang ada, kini bisa diketahui dengan terperinci mengenai profil konsumen, bahasa yang mereka gunakan, rentang usia, tempat tinggal bahkan jenis kelamin melalui media sosial. Informasi ini dapat membantu proses branding dan promosi kepada target konsumen yang tepat.
Media sosial merupakan sarana digital marketing yang paling mudah untuk dimanfaatkan. Sebelum pelaku usaha memiliki web, umumnya mereka memulai memasuki dunia maya (online) melalui jejaring social (social media). Hal ini dapat menjadi stimulan perkembangan kewirausahawanan dan keberlangsungan UMKM. Selain dari sisi biaya lebih murah juga tidak memerlukan skill khusus dalam inisiasi awal, media sosial memungkinkan pelaku usaha langsung mengikat (engage) calon konsumen. Hal itu yang menyebabkan pelaku usaha lebih mengutamakan pemanfaatan media sosial daripada mengembangkan sebuah situs atau website.
UMKM makanan-minuman atau kuliner merupakan UMKM yang paling besar pertumbuhannya di Indonesia. Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian menyatakan bahwa pertumbuhan indusri makanan dan minuman semakin meningkat, pada tahun 2016 pertumbuhannya sebesar 8,46% dan meningkat menjadi 9,23% pada tahun 2017 (Yasmin, 2018). Peningkatan jumlah konsumen yang menunjang peningkatan permintaan, salah satunya terhadap produk kuliner, menjadi kebutuhan primer akan membuka peluang besar bagi para pelaku Usaha Mikro Makanan dan Minuman untuk terus tumbuh dan berkembang. Sejalan dengan hal tersebut muncul banyak UMKM makanan dan minuman di Kota Jakarta Selatan yang menyebabkan meningkatnya persaingan.
Dengan perkembangan media pemasaran digital serta pergeseran perilaku konsumen terutama generasi milenial yang banyak menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehingga selalu menuntut sesuatu yang instan, mudah, dan cepat (Lyons, 2004) menyebabkan para pelaku UMKM Makanan dan Minuman di Kota Jakarta Selatan perlu mengadopsi pemanfaatan media sosial dalam memaksimalkan pemasaran produk yang mereka miliki. Adapun beberapa media sosial yang banyak digunakan sebagai media pemasaran karena dianggap paling efektif, efisien serta tepat sasaran diantaranya facebook, Instagram, youtube, dan Whatsapp.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan media sosial dalam pemasaran digital bagi pelaku Usaha Mikro Makanan dan Minuman di Kota Jakarta Selatan?
2. Bagaimana pengaruh digital marketing melalui media sosial dalam meningkatkan volume penjualan terhadap Usaha Mikro Makanan dan Minuman di Kota Jakarta
5
Selatan?
KAJIAN TEORI
Konsep digital marketing berasal dari internet dan mesin pencari (search engines) pada situs atau website. Ketika terjadi kenaikan pengguna internet meledak di tahun 2001, pasar didominasi oleh Google dan Yahoo sebagai search engine optimization (SEO). Penggunaan search engine melalui internet mulai berkembang sejak tahun 2006 dan meningkat drastis pada tahun 2007 dengan menggunakan perangkat mobile. Masyarakat internasional mulai berkomunikasi satu dengan lainnya melalui media sosial (Khan & Siddiqui, 2013).
Digital marketing menurut American Marketing Association (AMA) adalah aktivitas, institusi, dan proses yang difasilitasi oleh teknologi digital dalam menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nilai-nilai kepada konsumen dan pihak yang berke-pentingan lainnya (Kannan & Hongshuang, 2016). Chaffey (2013) memberikan definisi digital marketing sebagai aktifitas menggunakan teknologi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan meningkatkan pengetahuan atau informasi bagi konsumen, melalui penyesuaian produk/jasa dengan kebutuhan mereka. Sawicky (2016) mendefinisikan digital marketing sebagai upaya pemanfaatan teknologi digital untuk menciptakan saluran penjualan (trade channel) dalam rangka mencapai tujuan perusahaan melalui pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih efektif.
Digital marketing merupakan kegiatan pemasaran yang menggunakan media berbasis internet (Wardhana, 2015). Roger dalam Rahardjo (2011) menyatakan bahwa ciri-ciri internet adalah sebagai berikut:
1. Interactivity, adalah kemampuan perangkat teknologi untuk memfasilitasi komunikasi antar individu agar lebih akurat, efektif, dan memuaskan;
2. Demassification, merupakan pesan yang dipertukarkan kepada partisipan atau pengikut yang terlibat dalam jumlah besar;
3. Asynchronous, adalah teknologi komunikasi yang mempunyai kemampuan mengirimkan dan menerima pesan pada waktu yang dikehendaki.
Terdapat dua point utama manfaat pemasaran digital yang dijelaskan oleh Hermawan (2012:21) yaitu sebagai berikut:
a. Biaya relatif murah
Digital marketing memakan biaya lebih murah dan menjangkau calon konsumen dengan sangat luas apabila dibanding dengan periklanan konvensional.
b. Muatan informasi besar
Pemasaran digital menyediakan sejumlah informasi yang lebih besar daripada media konvensional seperti: media cetak, radio dan televisi. Pelaku usaha dapat menyimpan data yang diperlukan oleh perusahaan secara akurat dan membantu memperluas bisnis.
Media sosial merupakan konten berisi informasi yang didisain oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan agar mudah diakses bertujuan untuk memfasilitasi dalam komunikasi, mempengaruhi, dan berinteraksi dengan sesama dan dengan masyarakat umum. Praktek pemasaran melalui media sosial mulai berkembang dan digunakan sebagai alat pemasaran produk dan mempromosikan brand suatu perusahaan. Media sosial menjadi
6
tempat bertemunya orang-orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berkomuikasi dengan teman lainnya secara online. Media sosial yang perberkembangannya sangat pesat di Indonesia ialah Instagram, facebook, twitter, dan sejenisnya (Thoyibie, 2010)
Media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang menciptakan pondasi ideologi dan teknologi dari Web 2.0 yang memungkinkan pembuatan dan pertukaran user generated content (Stockdale, Ahmed, & Scheepers, 2012). Media sosial memungkinkan pelaku usaha untuk mencapai konsumen dan membangun hubungan yang lebih personal. Zhu dan Chen (2015) membagi media sosial ke dalam dua kelompok sesuai dengan sifat dasar koneksi dan interaksi, yaitu sebagai berikut:
1. Profile-based, yaitu media sosial berdasarkan profil yang fokus kepada anggota individu. Media sosial kelompok ini mendorong koneksi yang terjadi karena individu tertarik kepada pengguna media sosial tersebut (missal:. Facebook, Twitter, WhatsApp).
2. Content-based, yaitu media sosial yang fokus kepada konten, diskusi, dan komentar terhadap konten yang ditampilkan. Tujuan utamaya adalah menghubungkan individu dengan suatu konten yang disediakan oleh profil tertentu karena individu tersebut menyukainya (missal: Youtube, Instagram).
Media sosial berpotensi membantu pelaku Usaha Mikro dalam upaya mendistribusikan produknya (Stelzner, 2012). Aplikasi media sosial telah tersedia mulai dari pesan instan hingga media sosial yang menawarkan pengguna untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan berhubungan satu sama lain. Aplikasi-aplikasi ini bertujun untuk mengedarkan informasi online tentang pengalaman pengguna dalam mengonsumsi produk atau merek, dengan tujuan utama menarik perhatian masyarakat (people engagement). Dalam konteks bisnis, people engagement dapat mengarah kepada penciptaan profit.
Wardhana (2015) menemukan bahwa strategi digital marketing berpengaruh hingga 78% terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam memasarkan produknya. Beberapa strateginya adalah: Ketersediaan informasi produk dan panduan produk melalui gambar-gambar, video, dokumen-dokumen, komunikasi online, alat transaksi dan layanan konsumen. Pemanfaatan digital marketing memiliki beberapa keunggulan, antara lain: pengaturan target, kecepatan laporan, efisiensi biaya, jangkauan lebih luas dan dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu. Di sisi lain, digital marketing pun memiliki kelemahan, di antaranya: mudah ditiru pesaing, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, reputasi buruk ketika ada respon negative, dan belum semua orang menggunakan teknologi internet/digital.
UMKM merupakan bentuk bisnis yang paling dominan di Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) membagi UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah adalah usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 20 orang sampai dengan 99 orang.
Stockdale, Ahmed, dan Scheepers (2012) mengidentifikasi business value dari penggunaan media sosial bagi UMKM, seperti: terciptanya saluran pemasaran yang berkelanjutan, kenaikan pendapatan, penurunan biaya advertising, reduksi dalam biaya pemasaran, terciptanya competitive advantage, kemudahan promosi lintas platform media
7
social, peningkatan popularitas merek, dan pengenalan perusahaan kepada masyarakat. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki karakteristik tersendiri yang dapat membedakannya dengan usaha berskala besar. Dalam perspektif perkembangannya, menurut Krisnawati (2018) UMKM dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) klasifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Livelihood Activities, merupakan UMKM yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
2. Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi masih belummemiliki kharakter kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan sudah mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah mempunyai jiwa kewirausahaan dan akan mengupayakan transformasi menjadi Usaha Besar (UB). Penggunaan internet telah mengubah sebagian besar konsep dari pemasaran yang sebelumnya hanya bertumpu pada marketing mix yang terdiri dari product, price, place dan promotion, namun perkembangan saat ini adanya penambahan pada dasar pemasaraan yaitu pendekatan 4C yang terdiri dari customer, cost, convenience dan communication (Smith, 2003). Bisnis harus mempertimbangkan biaya untuk memaksimalkan profit dan penggunaan internet juga membuat nyaman konsumen, karena konsumen dapat membeli produk hanya dari rumah saja, dan perusahaan perlu mengembangkan komunikasi dua arah agar terbentuk hubungan yang harmonis (goodwill) dengan pelanggan (Smith, 2003).
Berdasarkan uraian kajian teori yang relevan, kerangka pemikiran dapat digambarkan pada gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Proposisi Penelitian:
8
antara pelaku usaha dengan konsumen untuk berinteraksi;
2. Digital marketing melalui media sosial berpengaruh positif dalam meningkatkan volume penjualan bagi pelaku Usaha Mikro Makanan dan Minuman di Kota Jakarta Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, dengan menerapkan model triangulasi yaitu mengkolaborasi metode observasi, wawancara terstruktur, dan wawancara mendalam (indepht interview) dan terhadap pelaku Usaha Mikro.
Adapun tahapan penelitiannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Tahapan Penelitian
Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample. Purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan kondisi tertentu (Sugiyono, 2017:85).
Subjek dari penelitian ini adalah pemilik usaha makanan dan minuman di kota Jakarta Selatan berjumlah 15 pemilik Usaha Mikro. Adapun pemilihannya dilakukan berdasarkan keputusan terhadap populasi yang memenuhi kriteria yaitu:
1. Merupakan pelaku Usaha Mikro Makanan dan Minuman di Kota Jakarta Selatan; 2. Aktif menggunakan sosial media seperti facebook, instagram, youtube, twitter dan
lain sebagainya, menggunakan platform chatting seperti whatsapp dan line, serta penggunaan website pribadi dan marketplace;
9
Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara langsung dengan informan sebagai data primer, sedangkan data sekunder berasal dari hasil studi pustaka, referensi, jurnal, artikel, majalah, dan internet.
Analisis data melalui proses reduksi data, display data, dan verifikasi atau pengambilan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian mengambil sebanyak 15 Usaha Mikro makanan dan minuman yang beroperasi di Kota Jakarta Selatan dan sudah memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran digital (digital marketing) dalam upaya meningkatkan volume penjualan produknya. Adapun rincian Usaha Mikro yang menjadi informan pada penelitian ini adalah sebanyak 12 UM makanan dan 3 UM minuman dengan rincian seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Daftar Informan
No Nama Usaha Jenis Usaha
1 Aneka Manisan Manisan Buah
2 MR "Mantap Rasanye" Bir Pletok 3 AB "Anget Banget" Bir Pletok
4 Mawar Merah Kue Kering
5 Siomay Dwi Big Olahan Ikan
6 Bolu Emi Supriati Kue Basah (Bolu)
7 Si Madu Minuman Ringan
8 Bread and Sweet Masakan Siap Saji 9 Arizma Kerupuk Kulit Kerupuk Kulit 10 Keripik Kentang Nusinda Aneka Keripik
11 "TW" Bumbu Pecel
12 Careen Makanan Ringan
13 Keripik Bawang PNF Makanan Ringan 14 Bakso Rumput Laut Makanan Ringan
15 Aneka Peyek Makanan Ringan
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan melalui hasil wawancara secara mendalam dan observasi dengan para informan yang merupakan Usaha Mikro Makanan dan Minuman di kota Jakarta Selatan, diketahui bahwa pemasaran melalui digital dengan memanfaatkan social media, social chatting, marketplace dan penggunaan platform lainnya, memudahkan para pelaku usaha untuk dapat menarik dan berinteraksi secara langsung dengan konsumen. Perkembangan teknologi membuat para pelaku usaha perlu menyesuaikan diri terutama dalam proses pemasaran.
Dari 15 Usaha Mikro Makanan dan Minuman yang menjadi informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi dengan memanfaatkan internet membuat mereka merasa terbantu, apalagi kecenderungan konsumen saat sangat aktif di media sosial dan lebih memilih berbelanja via online daripada pergi ke toko, pasar,
10
swalayan, atau Mall.
Keseluruhan pelaku Usaha Mikro menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memberikan informasi dan berinteraksi dengan konsumen, dari 15 UM diketahui 9 UM lebih banyak menggunakan social chatting dalam berinteraksi dan memberikan informasi kepada pelanggan dan 6 UM lebih banyak menggunakan marketplace seperti tokopedia, bukalapak, shopee, dan lazada serta platform lainnya seperti ketersediaan produk di aplikasi Go-Food dan penggunaan youtube sebagai media promosi oleh para pelaku UM.
Pelaku UM menggunakan media sosial untuk menginformasikan dan berkomunikasi dengan konsumen, media sosial yang sering digunakan antara lain facebook, instagram dan youtube, beberapa platform tersebut cukup efektif digunakan dalam menginformasikan seluruh produk dan berinteraksi langsung dengan konsumen, bahkan bagi beberapa pelaku UM, penggunaan youtube juga efektif untuk memberikan kepercayaan dan menumbuhkan citra yang baik pada konsumen.
Adapun social chatting yang sering digunakan oleh para pelaku UMKM adalah Whatsapp dan Line, kedua platform tersebut yang sering digunakan oleh konsumen selain mudah digunakan, para pelaku UMKM juga dapat membuat grup khusus dan mengirimkan katalog produk untuk pelanggan setia mereka. Beberapa pelaku UMKM berkolaborasi dengan marketplace untuk menjual produk mereka keseluruh Indonesia. Sebagian konsumen memanfaatkan platform marketplace besar di Indonesia yakni Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee karena selain mudah digunakan, marketplace tersebut memberikan rasa aman bagi pelaku UM utamanya dalam hal pembayaran. Marketplace akan mentransfer sejumlah uang yang dibayarkan dari konsumen ketika produk mereka telah sampai ke tangan ke konsumen. Platform lainnya yang saat ini marak digunakan yaitu bergabung dengan aplikasi ojek online salah satunya adalah Go-Jek, pada aplikasi tersebut tersedia pesan dan antar makanan melalui aplikasi Go-Food jadi para UM merasa terbantu dengan adanya aplikasi tersebut beberapa UM menyatakan penjualannya meningkat ketika bergabung dengan Go-Food.
Tabel 2. Penggunaan Digital Marketing
No Variabel Jumlah Prosentase
1 Media Sosial a. Instagram b. Facebook c. Youtube 15 11 8 100% 73% 53% 2 Social Chatting a. Whatsapp b. Line 15 5 100% 33% 3 Marketplace a. Tokopedia b. Bukalapak c. Shopee d. Lazada 13 10 7 3 87% 67% 47% 20% 4 Platform lainnya a. Go-Jek 5 33%
Sumber: Data diolah, 2019
Beberapa pelaku UM memperbarui informasi baik di media sosial maupun di platform lainnya yaitu setiap hari sekali sebanyak 73% dan UM lainnya biasanya memperbarui
11
informasi produknya setiap minggu. Dengan semakin seringnya para pelaku UM dalam memperbarui informasi produk, maka akan mendorong para konsumen untuk membeli produk mereka. Terutama yang dilakukan oleh Keripik Kentang Nusida, UM tersebut hampir setiap hari memposting produk mereka karena konsumen dari Keripik Kentang Nusida bukan hanya dari wilayah Jakarta saja melainkan seluruh Indonesia. Puluhan dus keripik kentang dan lainnya rutin dikirimkan ke penjuru Nusantara setiap harinya.
Tabel 3. Pembaruan Informasi
Frekuensi Pembaruan Informasi Jumlah Prosentase
Setiap Jam 0
Setiap Hari 11 73%
Setiap Minggu 3 10%
Setiap Bulan 1 7%
Sumber: Data diolah, 2019
Hasil yang diperoleh dari interview kepada informan yang merupakan pelaku UM di kota Jakarta Selatan berdasarkan pendekatan 4C (cost, customer, convenience, dan communication), mereka sepakat bahwa digital marketing membantu mereka dalam melakukan promosi dan memasarkan produk mereka dengan efektif dan efisien. Para informan berpendapat bahwa digital marketing membuat mereka menghemat biaya promosi karena selama ini mereka masih mengandalkan pemasaran secara offline seperti menyebarkan brosur, beriklan di koran dan beriklan melalui billboard, pengeluaran mereka menjadi lebih besar ketika menggunakan media offline. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa internet marketing memperluas jangkauan pasar, menurunkan biaya pemasaran dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan (Mokhtar, 2015). Namun beberapa UM belum memaksimalkan digital marketing secara maksimal karena ketidakpahaman akibat terbatasnya informasi yang didapatkan dalam penggunaan digital marketing seperti membuat website perusahaan, memaksimalkan search engine optimation (SEO) serta menggunakan google adSense sebagai media promosi (Taiminen & Karjaluoto, 2015).
Beberapa informan setuju bahwa pemasaran melalui digital memberikan penghematan biaya, meningkatkan interaksi dengan pelanggan dan memberikan kenyamanan (convenience). Beberapa hal yang dilakukan oleh informan adalah memperbarui informasi melalui media sosial, website, marketplace, group khusus pelanggan dan lain sebagainya. Rata-rata mereka memperbarui informasi sehari sekali karena untuk mempertahankan pelanggan lama dan menarik konsumen baru untuk membeli produk mereka. Dengan adanya internet mereka dapat menghemat biaya untuk promosi, karena ketika mereka menggunakan media sosial mereka hanya memerlukan kuota internet serta mereka yang memiliki anggaran khusus untuk periklanan melalui digital mereka bisaa memanfaatkan google adSense, facebook ads, instagram ads dan lainnya.
Beberapa konsumen menyatakann bahwa dengan berpromosi melalui digital membuat penjualan mereka semakin meningkat, hal ini dipengaruhi oleh kemudahaan konsumen dalam mengakses informasi perusahaan dan memesan produk. Hal ini juga didukung oleh penelitian dari Selitto (2004) penggunaan internet marketing dapat meningkatkan penjualan meskipun di lokasi yang sangat terpencil. Beberapa informan setuju bahwa digital marketing membuat pennjualan mereka meningkat mulai dari 30% hingga 100% karena
12
digital marketing memperluas jangkauan konsumen dan memudahkan para konsumen untuk mengakses informasi yang telah disediakan di media sosial, website, maupun di platform lainnya
Tabel 4. Kenaikan Volume Penjualan (%)
No Nama Usaha (Informan) Kenaikan
1 Aneka Manisan 70%
2 MR "Mantap Rasanye" 50%
3 AB "Anget Banget" 40%
4 Mawar Merah 70%
5 Siomay Dwi Big 40%
6 Bolu Emi Supriati 40%
7 Si Madu 35%
8 Bread and Sweet 55%
9 Arizma Kerupuk Kulit 60%
10 Keripik Kentang Nusinda 90%
11 "TW" 60%
12 Careen 30%
13 Keripik Bawang PNF 75%
14 Bakso Rumput Laut 30%
15 Aneka Peyek 80%
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa para UM rata-rata mengalami peningkatan volume penjualan karena konsumen mudah untuk berinteraksi secara langsung penjual dan konsumen juga mudah mendapatkan segala informasi mulai harga produk, menu, promo dan lain sebagainya. Beberapa pelaku UM berkolaborasi dengan Go Food sehingga konsumen dapat memesan makanan dan minuman tanpa perlu datang langsung ke kedai, konsumen dapat membeli melalui aplikasi tersebut dapat driver Go-Jek akan mengantarkan pesanan ke rumah pembeli.
KESIMPULAN DAN SARAN
Digital marketing memungkinkan pembeli memperoleh seluruh informasi mengenai produk, bertransaksi melalui internet, dan memungkinkan penjual untuk memantau dan menyediakan kebutuhan serta keinginan calon pembeli tanpa batasan waktu dan geografis. Digital marketing juga merupakan cara komunikasi dua arah yang dapat menimbulkan awareness dan engagement masyarakat terhadap produk dan merek tertentu. Platform yang sering digunakan untuk digital marketing adalah media social terutama Whatsapp, Instagram, Facebook, dan Youtube.
13
preferensi, promosi merek, memelihara konsumen, serta meningkatkan penjualan yang pada akhirnya meningkatkan profit. Peningkatan volume penjualan berkisar antara 30 sampai dengan 90%.
Saran untuk pelaku Usaha Mikro agar meningkatkan penggunaan media sosial dengan memanfaatkan konten atau fitur yang berhubungan dengan aktifitas pemasaran secara optimal untuk memudahkan pelayanan dan berinteraksi secara cepat (fast Response). DAFTAR PUSTAKA
Aditya wardhana. (2015). Strategi Digital Marketing dan Implikasinya Pada Keunggulan Bersaing UMK di Indonesia.In Seminar Nasional Keuangan dan Bisnis IV (pp. 327– 337). Universitas Pendidikan Indonesia.
Chaffey, D., Chadwick, F. E., Mayer, R., & Johnston, K. (2009). Internet Marketing: Strategy, Implementation, and Practice. United States: Prentice Hall.
Kannan, P. K., & Hongshuang, L. (2016). Digital Marketing: A Framework, Review and Research Agenda. International Journal of Research in Marketing .
Kartajaya, H. (2009). New Wave Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kasali, R. (2011). Cracking Zone. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
KataData. (2017, 10 9). Potensi Ekonomi Digital Indonesia. Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/09/inilah-potensi-ekonomidigital-indonesia
Kemenperin. (2016). Pertumbuhan Ekonomi Dorong Ekspansi UMK. Retrieved from http://www.kemenperin.go.id/artikel/5774/Pertumbuhan-Ekonomi-DorongEkspansi-UMK Kodrat, D. S. (2009). Membangun Strategi “Low Budget High Impact” di Era NeW wave
Khan, F., & Siddiqui, K. (2013). The Importance of Digital Marketing: An Exploratory Study to Find The Perception and Effectiveness of Digital Marketing amongst The Marketing Proffesionals in Pakistan. Journal of Information Sytems and Operations Management , 1-8.
Kominfo. (2013). Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta. Retrieved fromhttps://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Penggun a+Internet +di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker
Krisnawati, D. (2018). Peran Perkembangan Teknologi Digital pada Strategi Pemasaran dan Jalur Distribusi UMKM di Indonesia (Studi Kasus: UMKM Kuliner Tanpa Restaurant „Kepiting Nyinyir‟). Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, 6. Lyons, M., Collins, P., Al-Nuaim, A., Al-Hazzaa, H., Duncan, M.J., et al. (2004). Obesity, Physical Activity and Sendentary Behavior Among British and Saudi Youth: A Cross-Cultural Study. International. Journal of Environmental Research and Public Healt , 9, 1490-1506.
Mokhtar, N. F. (2015). Internet Marketing Adoption by Small Business Enterprises in Malaysia. International Journal of Business and Social Science.
Roger S. & Raharjo, 2011. Metode Pengembangan Sistem. Andi, Yogyakarta
Sawicky David S & Patton Carl V. (2016). Basic Methods of Policy Analysis and Planning. Third Edition. London: Prentice HallSellitto, C. (2004). Internet adoption by Australian wineries: Perceived benefits and direct marketing practices. International Journal of Wine Marketing. https://doi.org/10.1108/eb008779
14
Smith, K. T. (2003). The Marketing Mix Of Imc: A Move From The 4 P‟s To The 4c‟s. Journal of Integrated Marketing Communicatons, 1–3.
Stockdale, Ahmed, & Scheepers. (2012). Identifying Business Value from The Use of Social Media: An SME Perspective. Pacific Asia Conference on Information Systems. Association for Inforamtion System Electronic Library.
Stelzner, M. (2012, April). How Marketers are Using Social Media to Grow Their Business.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Supriadi, C. (2016, November 16). Wirausaha dan aplikasi. Retrieved February 18, 2017, from http://www.marketing.co.id: http://www.marketing.co.id/dukung -wirausaha-wanita-lewat-aplikasi-dbs-businessclass/
Taiminen, H. M., & Karjaluoto, H. (2015). The usage of digital marketing channels in SMEs. Journal of Small Business and Enterprise Development. https://doi.org/10.1108/JSBED-05-2013-0073
Thoyibie, L. 2010. Psikologi Social Media. http://komunikasi-indonesia.org. Diakses tanggal 2 Oktober 2017.Utomo, R. M. (2016, October 20). http://m.metrotvnews.com/teknologi/news-teknologi/. Retrieved February 17, 2017, from metrotvnews.com: http://m.metrotvnews.com/teknologi /news-teknologi/GNGyEMrk-pemanfaatan-digital-marketing-di-indonesia-masih-minim Wardhana, A. (2015). Strategi Digital Marketing dan Implikasinya pada Keunggulan
Bersaing UKM di Indonesia.
we are social. (2017). Digital in 2017: Global Overview. Retrieved from https://wearesocial.com/special-reports/digital-in-2017-global-overview
Yasmin, A., Sadia Tasneem, Kaniz Fatema. 2017. Effectiveness of Digital Marketing in the Challenging Age. http://dx.doi.org/10.18775/ijmsba.1849-5664
5419.2014.15.1006.
Zhu, Q. and Sarkis J. Chen 2015. Green Marketing and Consumerism in China: Analyzing the Literature. Center for Sustainability in Business, Vol. 23, No. 3, 230-239.
https://tekno.tempo.co/read/1255029/survei-ukm-lebih-suka-jualan-via-media-sosial-whatsapp-teratas/full&view=ok https://lifepal.co.id/media/media-sosial-jadi-sarana-efektif-buat-jualan-di-indonesia/ https://wartakota.tribunnews.com/2018/02/13/segini-sebaran-jumlah-pedagang-di-jaksel https://poskota.id/2018/03/08/hidup-segan-mati-tidak-mau-nasib-pedagang-di-lokbin-pasar-minggu/