• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Ikan Laut

Ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ikan air laut dan ikan air tawar. Ikan laut adalah ikan yang habitatnya hidup dilaut dan diperoleh tanpa dibudidayakan dengan sengaja dan diperoleh dengan cara menangkap langsung di laut. Sedangkan ikan air tawar adalah ikan yang habitat hidupnya di perairan air tawar yang diperoleh dengan cara menangkap di perairan lepas atau bisa diperoleh dengan cara dibudidayakan (Zelvina, 2009:16). Ikan di artikan secara luas, yakni mencakup semua biota akuatif, baik hewan (golongan ikan, udang, kerang dan ekinodermata) maupun makanan (golongan alga seperti rumput laut). Effendi dan Oktariza (2006 : 5) selanjutnya ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin, dan mineral (Juniato, 2003 : 1).

Ikan yang hidup didalam air harus menyesuaikan diri, berbeda dengan hewan yang hidup di darat. Permukaan alat pernapasan yang besar, bersama-sama dengan prinsip yang berlawanan antara lain aliran darah dan air yang masuk melalui ingsang (atau adanya organ lunak pernapasan dari udara) dan dalam kombinasi dengan kemampuan mengikat oksigen yang tinggi dari hemoglobin ikan akan mengatasi ketersediaan oksigen yang rendah dalam air (Kordi, 2004:13) ikan adalah anggota vertabrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernafas dengan insan, ikan merupakan kelompok vertebrata yang beraneka ragam, ikan merupakan salah satu bahan pangan yang merupakan sumber protein hewani, murah dan mudah dicerna tubuh. Usaha budidaya ikan di Indonesia, mulai banyak dilakukan oleh masyarkat, dalam rangka peningkatan gizi dan pendapatan. Hal ini didukung dengan potensi sumberdaya alam Indonesia yang cukup besar untuk pengembangan air tawar maupun laut.

(2)

B. Pengertian Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau bertamabahnya perahu/kapal perikanan, tempat mendaratkan hasil tangkapan, dan merupakan lingkungan kerja kegiatan ekonomi perikanan yang meliputi perairan dan daratan dalam rangka memberikan pelayanan umum dan jasa untuk memperlancar kegiatan perahu/kapal perikanan dan usaha perikanan, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil tangkapannya atau merupakan pelabuhan perikanan skala lebih kecil. (Lubis, 2007:13).

Keputusan mentri Kelautan Dan Perikanan No.10 Tahun 2004, menggolongkan Pangkalan Pendaratan Ikan sebagai pelabuhan perikanan.

Kriteria dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah sebagai berikut :

a. Melayani kapal perikanan yang mencakup kegiatan perikanan di wilayah perairan pedalaman dan wilayah kepulauan.

b. Jumlah ikan yang didaratkan minimum sampai dengan 5 ton/hari. c. Dapat menampung kapal sampai dengan ukuran 3 GT.

d. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 M dengan kedalaman kolam minus 2 M.

e. Memiliki lahan sekurang-kurangnya seluas 2 Ha. 1. Fungsi Pangkalan Pendaratan Ikan

Menurut Lubis (2007:15), pangkalan pendaratan ikan berfungsi sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan produksi dan pengolahan dan pemasaran hasil ikan. Fungsi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) meliputi beberapa aspek sebagai berikut :

a. Pusat pengembangan masyarakat nelayan. b. Tempat berlabuh kapal perikanan.

c. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan.

d. Tempat untuk memperlancar bongkar muat kapal-kapal perikanan. e. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan.

(3)

2. Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan

Menurut Lubis (2007:15). Adapun peranan sebagai pusat pengembangan yang mempunyai efek meluas terhadap daerah sekitarnya. Peranan PPI sebagai pusat pengembangan tersebut terutama akan mencakup 3 (tiga) aspek pokok, yaitu :

a. Aspek pengembangan ekonomi.

b. Aspek pengembangan industri penunjang usaha perikanan, baik hulu maupun hilir.

c. Aspek pengembangan sumberdaya manusia, yakni masyarakat perikanan. C. Pemasaran

Pemasaran (markeking) bersangkut paut dengan kebutuhan hidup sehari-hari kebanyakan orang, melalui proses tersebut, suatu produk atau jasa diciptakan, dikembangkan, dan didistribusikan pada masyarakat. Kebanyakan orang menganggap bahwa pemasaran sama dengan penjualan promosi, padahal tidaklah demikian. Hakikatnya, pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Konsep penting dalam studi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi dan pasar (Oentoro, 2010:1).

Adapun pengertian pemasaran adalah merupakan suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk dan jasa yang bernilai serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu (Oentoro,2010:1).

Dalam sistem pemasaran terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi tergantung sama lain :

1. Organisasi dalam pemasaran 2. Sesuatu yang sedang dipasarkan 3. Pasar yang dituju

(4)

5. Faktor lingkungan dapat berupa demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, kekuatan politik dan hukum, teknologi dan persaingan.

Oleh sebab itu sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran, barang dan jasa, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya. Analisis sistim pemasaran bersangkut paut dengan unsur-unsur lembaga yang utama dalam lingkungan hidup organisasi yang saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi untuk membuahkan suatu hasil pemasaran (Mursid, 2010:8). Adapun analisis sistim dalam pemasaran adalah :

1. Exchange sistem analisys (analisis sistim pertukaran). Bersangkut paut dengan penganalisisan pertukaran diantara dua atau lebih dalam bentuk yang menggambarkan apa yang dicari pihak-pihak yang terdiri dari perseorangan melalui pertukaran.

2. Organization marketing analisys (analisis pemasaran organisasi). Bersangkut paut dengan penganisisan lembaga-lembaga dan khalayak dalam lingkungan hidup organisasi yang mempengaruhi kehadiran didalam pasar.

3. Macro environment analisys (analisis lingkungan makro). Bersangkutan dengan pengorganisasian totalitas lembaga-lembaga yang saling berinteraksi didalam masyarakat diantara sistim ekonomi, sistim hukum, sistim politik dan sosial.

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyebabkan nilai kepada pelanggan dan mengolah hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler dan Keller, 2006:6-7). Selanjutnya pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

(5)

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini yang mampu konsumen potensial (Abdullah dan Tantri, 2012:2).

D. Lembaga Pemasaran

Menurut Sudiyono (2004:80), lembaga pemasaran merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin.

Lembaga pemasaran merupakan badan atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditas sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimum mungkin. Konsumen memberikan bebas jasa kepada lembaga pemasaran berupa marjin pemasaran (Rahim dan Hastuti, 2007 : 112-113).

Peranan lembaga pemasaran dan distribusi menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan agribisnis, karena fungsinya sebagai fasilitator yang menghubungkan antara deficit units (konsumen pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus units (produsen yang menghasilkan produk). Lembaga pemasaran dan distribusi juga memegang peranan penting dalam memperkuat integrasi antar subsistem dalam sistem agribisnis (Said dan Intan, 2004) dalam Widiyanti, (2008:37). Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu

(6)

sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi (Abdullah dan Tantri 2012:207).

Menurut Oentoro (2010:210), kelembagaan dan fungsi distribusi adalah pertukaran yang terjadi antara penjual dan pembeli dalam kenyataannya melibatkan banyak aktifitas. Untuk keperluan distribusi fisik barang, seseorang harus terkait dengan fungsi pengangkutan dan penyimpanan. Seseorang juga harus berkomunikasi dengan pembeli potensil melalui pengiklanan, personal selling, atau promosi penjualan untuk mendorong kesadaran konsumen atas produk dan berupaya membujuk mereka agar bersedia membeli. Dukungan riset pemasaran dan keuangan akan semakin mempercepat proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Kelembagaan distribusi produk dalam hal ini akan melihat keterkaitan organisasi yang terlibat dalam proses pembuatan produk hingga ketersediaan produk untuk tujuan konsumsi akhir atau diproses lebih lanjut. Upaya ini dapat ditempuh oleh perusahaan dengan cara menyampaikan produk pada jangkauan wilayah yang lebih luas.

Lembaga pemasaran ingin mendapatkan keuntungan sehingga harga dibayarkan oleh lembaga pemasaran itu juga berbeda. Perbedaan harga dimasing-masing lembaga pemasaran sangat berpariasi tergantung besar kecilnya keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran. Jadi, harga jual ditingkat (petani, ternak dan nelayan) akan lebih rendah dari harga jual ditingkat pedagang perantara (Rahim dan Hastuti, 2007:122). Lembaga pemasaran adalah suatu badan usaha atau individu yang menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain (Sudiyono, 200:79).

(7)

Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang dilakukan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknnya kepada konsumen akhir. Saluran pemasaran adalah penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir, dan yang menyelenggarakannya berupa lembaga atau badan-badan yang bertugas melaksanakan fungsi pemasaran itu sendiri atau memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin, sedangkan pihak konsumen akan memberikan imbalan berupa margin kepada lembaga pemasaran tersebut (Laksana, 2008:123).

Saluran pemasaran membutuhkan pemilihan perantara tertentu dan memotivasi mereka dengan bauran hubungan dengan yang memiliki efektifitas biaya. Tujuannya adalah membangun perasaan kemitraan dan pemograman distribusi bersama. Anggota saluran individual harus dievaluasi secara periodik untuk mengetahui penjualan dimasa yang lampau dan penjualan anggota saluran lainnya. Modivikasi saluran harus dilakukan secara berkala karena lingkungan yang selalu berubah. Perusahaan harus mengevaluasi kemungkinan penambahan atau pengurangan perantara atau saluran individual dan pemodivikasian sistem saluran pemasaran secara keseluruhan. Saluran pemasaran mempunyai ciri, yaitu selalu berubah dan kadang-kadang dramatis. Tiga dari kecenderungan yang paling berarti adalah pertumbuhan sistem pemasaran vertical, horizontal, dan banyak saluran (Kotler, 2000:396).

Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil komuditas pertanian tergantung pada beberapa faktor, antara lain: pertama, jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk. Kedua, cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. Ketiga, skala produksi. Bila produksi berlangsung dengan ukuran-ukuran kecil, maka jumlah yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal ini akan tidak menguntungkan bila produsen langsung

(8)

menjual ke pasar. Ke empat, posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran. Pedagang yang posisinya keuangannya (modalnya) kuat akan dapat melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibandingkan pedagang yang posisi modalnya lemah. Dengan kata lain, pedagang yang memilki modal kuat cenderung memperpendek saluran pemasaran (Hanafiah dan Saefuddin, 1986: 33). Hal yang sama dikemukakan oleh Santika (1981) cit Maskun (1992: 12), bahwa saluran pemasaran yang dilalui dapat panjang atau pendek tergantung bagaimana lembaga pemasaran berperan aktif dalam sistim pemasaran. Kemudian Limbong dan Panggabean (1985) cit Maskun (1992:16) mengemukakan dalam proses penyampaian barang dari produsen ke tingkat konsumen diperlukan tindakan-tindakan yang dapat memperlancar kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut dinamakan fungsi-fungsi pemasaran.

Sebagai contoh, pergerakan hasil perikanan bahan mentah dari produsen (nelayan/petani ikan) sampai industry pengolahan menggambarkan proses pengumpulan (Hanafiah dan Saefuddin, 1986:27). Barang-barang yang diterima (dibeli) oleh industry pengolahan langsung dari produsen atau dari pedagang pengumpul lokal dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar tersebut menjelaskan bahwa bahan mentah yang dibeli oleh industry pengolahan (IP) untuk diolah menjadi bahan jadi berasal dari produsen dalam hal ini nelayan atau petani ikan dan pedagang pemngumpul lokal (PI).

(9)

Gambar 4.1.Proses penyaluran hasil perikanan bahan mentah, (Hanafiah dan Saefuddin 1986 : 27) Keterangan:

P : nelayan atau petani ikan PL : pedagang pengumpul lokal IP : industri pengolahan

Pergerakan hasil perikanan konsumsi (segar atau produk olahan) dari produsen sampai konsumen pada dasarnya menggambarkan pengumpulan maupun penyebaran (lihat Gambar 4.2). Barang-barang sebelum diterima konsumen terlebih dahulu telah mengalami proses pengumpulan dan titik penyebaran. Pedagang besar tersebut menerima barang langsung.

Dari produsen (P) atau dari pedagang pengumpul lokal (PL) sebagai proses eceran (R). selanjutnya dijual pada konsumen akhir (K), institutional market (IM), dan pedagang ekspor (E). Peranan perantara dalam pemasaran sangat membantu produsen atau nelayan dalam menyalurkan produk untuk sampai ke konsumen berdasarkan jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkannya.

PL PL IP P P Pl R IM

(10)

Gambar 4.2. Skema penyaluran hasil perikanan barang konsumsi (Hanafiah dan Saefuddin 1996:27). Keterangan:

P : produsen (nelayan, petani ikan, industry pengolahan) Pl : pedagang pengumpul lokal

Pb : pedagang besar (wholesaler) E : pedagang ekspor

R : pedagang eceran (retailer)

IM : institutional market (misalnya restauran dan rumah sakit)

Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1996:32), badan-badan yang berusaha dalam bidang pemasaran yang menggerakkan barang dari produsen sampai ke konsumen melalui jual beli dikenal sebagai perantara (middlemen dan intermediary). Sementara pengertian perantara menurut Stanton, et.al (1990) cit Tjiptono (2001:185) adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial.

Jejak penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir disebut saluran pemasaran. Jenis dan kerumitan saluram pemasaran berbeda-beda sesuai dengan komuditinya. Pasar kaki lima merupakan saluran pemasaran yang paling sederhana, dari produsen langsung ke konsumen. Tetapi kebanyakan produk diproses lebih lanjut pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda dan melalui banyak perusahaan sebelum mencapai konsumen akhir (Downey dan Erickson, 1987:278).

Saluran pemasaran bertugas menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Ia mengatasi tiga macam senjang yang penting : yakni waktu, ruang dan pemilikan,

P P P Pl Pb R R Konsumen E

(11)

yang menjauhkan barang dan jasa dari konsumen pemakai. Saluran pemasaran memiliki beberapa tingkatan. Setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan barang kepada pembeli akhir membentuk suatu tingkatan saluran. Karena baik produsen maupun konsumen akhir melakukan tugas itu, maka mereka merupakan bagian dari setiap saluran (Kotler, dkk.,1988: 167).

Saluran non tingkat (disebut pula saluran pemasaran langsung) terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Saluran satu tingkat mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus merupakan pengecer, dalam pasar industri seringkali ia bertindak sebagai agen penjualan dan makelar. Saluran dua tingkat mempunyai dua perantara. Di dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer, dalam pasar industri merek mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri. Saluran tiga tingkat mempunyai tiga perantara. Misalnya dalam industri pengalengan daging, seorang pemborong biasanya berada ditengah, antara grosir dan pengecer. Pemborong membeli dari grosir dan menjual ke pengecer kecil yang biasanya tidak dilayani kelas kakap (Kotler, dkk.,1988: 168-171).

Tiga macam saluran pemasaran, yakni: (a) Produsen – Distributor – Konsumen (b) Produsen - Konsumen dan (c) Produsen – Pedagang Pengumpul I – Distributor Pedagang Pengumpul II – Konsumen (Sari, 2007) dalam (Nugraha, 2006:13). Saluran pemasaran sebagai rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk dikomsumsi. Dalam proses penyaluran produk dari pihak produsen hingga mencapai kekonsumen akhir, Karena adanya perbedaan jarak antara lokasi produsen ke lokasi konsumen, maka fungsi lembaga perantara sering diharapkan kehadirannya untuk membantu penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dengan konsumen, maka saluran yang terbentukpun akan semakin panjang, Panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil komoditas pertanian tergantung pada beberapa faktor, antara lain: pertama, jarak antar produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin

(12)

panjang saluran yang di tempuh oleh produk. Kedua, cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat atau yang mudah rusak harus segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek dan cepat. Ketiga, skala produksi. Bila produksi berlangsung dengan ukuran-ukuran kecil, maka jumlah yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal ini akan menguntungkan bila produsen langsung menjual ke pasar. Keempat, posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran (Kotler, 2005:25).

F. Margin Pemasaran

Marjin pemasaran merupakan konsep-konsep penting dalam kajian efisiensi yang kemudian dapat menentukan apakah efisien atau tidak. Menurut Tomek dan Ribinson (1972) dalam Purnama (2004:14), margin pemasaran adalah selisih antara dua pengembalian atau hasil produk pada dua tingkatan dalam saluran pemasaran, misalnya selisih antara harga yang dibayar konsumen dengan harga yang di

terima oleh produsen (Rahim dan Hastuti, 2007:127). Selanjutnya menurut

Beierleni dan Michael (1991:330) dalam Rahim dan Hastuti ( 2007:128) marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayar konsumen untuk sebuah produk dan harga diterima produsen untuk bahan baku.

Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut. Harga yang dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer dengan kurva penawaran turunan. Sedangkan harga ditingkat petani merupakan potongan antara kurva permintaan turunan dengan kurva penawaran primer (Sudiyono, 2004:96).

Komponen margin pemasaran terdiri dari biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional (functional cost) dan keuntungan (profit)

(13)

lembaga pemasaran. Apabila dalam pemasaran suatu produk pertanian terdapat lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran, Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa margin pemasaran atau tata niaga komoditas pertanian adalah selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran atau selisih harga yang dibayarkan ditingkat pengecer (konsumen) dengan harga yang diterima oleh produsen (petani, nelayan, peternak). Dengan kata lain margin pemasaran merupakan perbedaan harga ditingkat konsumen (harga yang terjadi karena perpotongan kurva permintaan primer dan kurva penawaran turunan, dengan harga ditingkat konsumen, (Rahim dan Hastuti, 2007:130).

Distribusi margin pemasaran pada uraian dijelaskan bahwa margin pemasaran merupakan selisih antara yang dibayarkan oleh konsumen dan harga yang diterima petani (Pf-Pf). Berdasarkan pemasaran dijelaskan bahwa margin pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktifitas pemasaran suatu komoditi pertanian (Sudiyono, 2004:103).

Untuk mengetahui bagian (Share) yang diterima petani/nelayan/peternak dapat dilihat keterkaitannya antara pemasaran dan proses produksi. Komoditas yang diproduksi secara efisien (biaya per unit tinggi) harus dijual dengan harga per unit lebih tinggi. Dengan demikian bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) menjadi kecil. Semakin panjang rantai pemasaran biaya pemasaran akan semakin besar. Hal ini berakibat semakin banyak margin pemasaran sehingga harga yang diterima petani (farmer’s share) semakin kecil. Menurut Rahim dan Diah (2007:140) besarnya margin yang diterima petani dipengaruhi oleh tingkat pemprosesan, biaya trasprortasi, keawetan, atau mutu, dan jumlah produksi.

Secara umum biaya merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen (petani, nelayan, dan peternak) dalam mengelolah usahanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biayapun merupakan korbanan yang diukur untuk satu saluran alat tukar berupa uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam usahanya. Biaya komoditas pertanian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan atau aktifitas usaha pemasaran komoditas pertanian. Biaya pemasaran komodiatas

(14)

pertanian meliputi biaya transportasi atau biaya angkut, biaya pungutan retribusi dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran berbeda pada satu sama lain. Hal ini disebabkan lokasi pemasaran, macam lembaga pemasaran (pengumpul, pedagang besar, pengecer dan sebagiannya) dan fektifitas pemasaran dilakukan, serta macam komoditasnya (Rahim dan hastuti, 2007:141).

G. Penelitian Terdahulu

Sulistyani Dyah Prasmita (2005) dengan judul penelitian Analisis Efisiensi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kelas 1,2, dan 3 di Jawa Tengah dan pengembangannya untuk peningkatan kesejatraan nelayan. dengan tujuan penelitian adalah mengetahui analisis efisiensi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kelas 1,2, dan 3 di Jawa Tengah dan pengembangannya untuk peningkatan kesejatraan nelayan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat ekploratif. Hasil penelitian adalah bahwa 9 TPI telah mencapai skor efisien, yaitu 100%. 1 (TPI), yaitu TPI PPSC memperoleh skor 92.02%, menunjukan bahwa TPI tersebut belum efisien. Untuk mencapai nilai efisien maka diadakan pengurangan atau penambahan pada input dan output di TPI tersebut.

Suarda (2009) dengan judul penelitian Saluran Pemasaran Sapi Potong melakukan penelitian di Sulawesi Selatan dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui saluran pemasaran sapi potong di Sulawesi sulawesi Selatan. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan, adalah saluran pemasaran ternak sapi potong di Sulawesi Selatan dilalui tiga tipe saluran yaitu, saluran I produsen → konsumen saluran II peternak → pedagang pnegumpul → konsumen dan saluran III peternak → pedagang pengumpul → pedagang antar pulau → konsumen.

Harifuddin Dkk (2011) dengan judul penelitian Analisis Margin Dan Efesiensi Pemasaran Rumput Laut melakukan penelitian di Kabupaten Pangkep dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, jumlah margin dan keuntungan serta efisiensi pemasaran yang di peroleh masing-masing lembaga

(15)

pemasaran di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep. Metode penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pemasaran penyaluran rumput laut di desa Mandalle yaitu saluran I petani/produsen → pedagang pengumpul → pedagang besar → pedagang besar → eksportir. Saluran II petani/produsen → pedagang pengumpul → eksportir. Jumlah margin saluran I dan saluran II sama Rp.750,- dan jumlah keuntungan saluran I sebesar Rp. 496/kg dan saluran II Rp. 529/kg hal ini menujukkan bahwa saluran II lebih efisien daripada saluran I.

Nugraha, (2006) dengan judul penelitian Analisis Efesiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar melakukan penelitian di Jawa Barat dengan tujuan penelitian untuk mengetahui saluran dan fungsi-fungsi pemasaran jamur tiram segardi Bogor .dengan metode penelitian adalah metode survei deskriptif. Hasil penelitian adalah mengungkapkan bahwa saluran pemasaran jamur tiram melalui enam saluran pemasaran yaitu, saluran I produsen → konsumen saluran II produsen → pengumpul → konsumen, saluran III produsen → pedagang besar →konsumen saluran IV produsen → pengumpul→ pedagang besar → pedagang menengah →dan konsumen, saluran V produsen → pengumpul → pedagang besar → pedagang menengah → pengecer→ konsumen saluran, VI produsen → pengecer → konsumen, sementara dua saluran lain yang tidak dapat diteliti secara lengkap adalah saluran VII produsen supplier supermarket → konsumen dan saluran VIII produsen → pengumpul → pedagang besar. Produsen melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa sortasi, pengemasan, dan grading. Pengumpul melakukan fungsi pemasaran yaitu fungsi pertukaran seperti pembelian dan penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, dan fungsi fasilitas.

Setiorini 2008, dengan judul penelitian Analisis Efesiensi Pemasaran Ikan Mas melakukan penelitian di Kabupaten Tanggamus dengan tujuan penelitian untuk mengetahui rendah harga jual pembudidayaan dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir dapat menggambarkan seberapa efisien saluran pemasaran yang ditempuh oleh pembudidaya. Metode penelitian metode studi kasus (case study).

(16)

Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat saluran pemasaran ikan mas di Kecamatan Pagelaran. Saluran 1 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pengecer luar kecamtan, dan rumah makan, Saluran 2 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengecer. Saluran 3 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pengecer luar kecamtan. Saluran 4 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan dan pemancing.

H. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka maka dapat disusun suatu kerangka pikir dalam penelitian secara rinci dapat disajikan pada gambar 1.

 Saluran pemasaran ikan laut yang paling menguntungkan Analisis saluran pemasaran ikan di Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo.

 Model saluran pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo

(17)

Gambar 1.Kerangka Pikir Analisis Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo.

Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang dilakukan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produknnya kepada konsumen akhir. (Laksana, 2008:123).

Dari analisis saluran pemasaran ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo yaitu terdapat 2 permasalahan yang ada dilapangan 1). Model saluran pemasaran ikan Pangkalan Pendaratan Ikan 2). saluran pemasaran ikan yang paling menguntungkan di Pangkalan Pendaratan Ikan yang paling menguntungkan, Dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis margin pemasaran maka akan diketahui bentuk saluran pemasaran dan saluran pemasaran yang menguntungkan.

I. Hipotesis

Analisis data  Analisis deskriptif  Margin Pemasaran

 Model saluran pemasaran  Saluran pemasaran yang

(18)

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pikir maka dapat disusun hipotesis yaitu :

1. Diduga Saluran pemasaran ikan laut di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo lebih dari satu saluran.

2. Diduga terdapat Saluran pemasaran ikan laut di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo memberi keuntungan.

Gambar

Gambar 4.1.Proses penyaluran hasil perikanan bahan mentah, (Hanafiah dan Saefuddin 1986 : 27)
Gambar 4.2. Skema penyaluran hasil perikanan barang konsumsi (Hanafiah dan Saefuddin 1996:27)
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Saluran Pemasaran Ikan Di Pangkalan Pendaratan  Ikan (PPI) Tenda Kota Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Diagram Persentase Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 Pada Tabel XI, kejadian interaksi

Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Natuna Nomor KPTS.05/DPRD/2006 tanggal 22 Maret 2006

Mantera dan Upacara Ritual Masyarakat Melayu Pesisir Timur di Sumatera Utara: kajian.. tentang fungsi dan nilai-nilai budaya oleh

Pemilihan respirator harus berdasarkan pada tingkat pemaparan yang sudah diketahui atau diantisipasi, bahayanya produk dan batas keselamatan kerja dari alat pernafasan yang

Kata yang dilantunkan oleh Pamaliatn (Dukun) menimbulkan syair-syair yang variatif sehingga terdengar estetis. Selain itu, Pamaliatn juga memperlihatkan kemampuan

Setiap tanggal 22-30 setiap bulannya, Komisi Tugas Akhir akan menentukan usulan judul skripsi yang diterima beserta nama dosen pembimbing utama, kedua dan (dosen penguji menjelang

Dislocation; jauh dari rumah (merantau), memulai pekerjaan atau sekolah baru, sering pindah rumah, sering melakukan perjalanan. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan

Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya Tipe C memiliki konsep zonasi ruang yang terbagi menjadi tiga zona besar yaitu zona medis, zona penunjang medis, dan zona