RANCANGAN
PDRAIUBAN DAERAII
TENTANG
BDNCAJTA
TAMA
KUANG
AIIUTYAIT
PROPINSI
JATIIA
TIITIUK
2005
- 2020
N
]rn
L
ff;:s
11'.e.r-fl i(#-EJI !u-54ylxre *'se},jt,'1" H.DOKUMENTASI
&
ARSIPBAPPENAS
a""
no.'
c?.f.*7/..":.{
t1""'
"' i
-':'!"):-!ffi'?+'
checked'
:f;.7;:';;ii"":
PEMERINTAFI
PROPINSI JAWA
TIMUR
PERATURAN
DAEMH
PROPINSI JAWA TIMURNOMOR
TAHUN 2006 TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
:
a.Mengingat
:
1.b.
GUBERNUR JAWA TIMUR,
bahwa
untuk
mengarahkan pembangunandi
PropinsiJawa Timur dengan memanfaatkan ruang wilayah secara
berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang,
dan
berkelanjutan
dalam rangka
meningkatkankesejahteraan masyarakat
dan
pertahanan, keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah..bahwa dalam
rangkA
mewujudkan
keterpaduanpembangunan
antar
sektor,
daerah,dan
masyarakatmaka rencana
tata
ruang wilayah merupakan arahanlokasi
investasi
pembangunan
yang
dilaksanakanpemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha.
bahwa dengan
ditetapkannyaperaturan
pemerintahNomor
47
Tahun 1997 tentang RTRW Nasional, makastrategi
dan
arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruangwilayah nasional
perlu
dijabarkanke
dalam
RencanaTata Ruang Wilayah.
bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, b,
dan
c,
perlu menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur dengan peraturan daerah Propinsi Jawa Timur.Undang-Undang
Nomor
2
Tahun 1950
tentangPembentukan Propinsi
Jawa Timur Juncto
Undang-Undang Nomor
18
Tahun
1950 tentang MengadakanPerubahan Dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2
Dari Hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32);
d.
t
2
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang PeraturanDasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
3.
Undang-Undang
Nomor
6
Tahun 1967
tentangKetentuan-Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan
Hewan
(LembaranNegara
Tahun 1967 Nomor
10,Tambahan Lembaran Negara Nomor 282a\;
4.
Undang-UndangNomor
11
Tahun 1967
tentangKetentuan Ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran
Negara Tahun 1967 Nomor
22,
Tambahan LembaranNegara Nomor 2831);
5.
Undang-Undang
Nomor
5
Tahun
19&4
tentangPerindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274):
6.
Undang-Undang
Nomor
5
Tahun 1990
tentangKonservasi
Sumber
Daya
Alam
Hayati
DanEkosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
7.
Undang-Undang
Nomor
I
Tahun 1990
tentangKepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);
8.
Undang-Undang
Nomor
4
Tahun
1992
tentangPerumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor
23,
Tambahan Lembaran Negara Nomor3a6e) ;
9.
Undang-Undang Nomor5
Tahun 1992 tentang BendaCagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor
2T,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470):
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman (Lembaran
Negara
Tahun
1992Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3a78);
11. Undang-Undang
Nomor
13
Tahun 1992
tentangPerkeretaapian (Lembaran Nagara
Tahun
1992'Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);12.Undang-Undang Nomor
14
Tahun
1992 tentang LaluLintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
13. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun 1992
tentangPenerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);
14. Undang-Undang
Nomor
21
Tahun
1992
tentangPelayaran (Lembaran Negara
Tahun
1992 Nomor 98,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3a93);
15. Undang-Undang
Nomor
24
Tahun
1992
tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
I
16. Undang-Undang
Nomor
2g
Tahun 1997
tentang
Pengelolaan iingXungan
Hidup
(Lembaran
NegaraTahun
1997 Nornor68,
Tambahan Lembaran NegaraNomor 3699);
17. Undang-Undang
Nomor
36
Tahun 1999
tentang
Telekomunirasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
18.Undang-Undang
Nomor
41
tahun
1999
tentangKehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167' Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
19.Undang-Undang
Nomor
3
Tahun 2002
tentangPertahanan
UJgara
(Lembaran NegaraTahun
2003Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4169);
20. Undang-Undang
Nomor
20
Tahun 2002
tentangKetenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor
94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1226);
21. Undang-Undang Nomor
7
Tahun 2004 tentang SumberDaya
Air
(Lembaran NegaraTahun
2004 Nomor 32'Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);
22. Undang-Undang
Nomor
10
Tahun 2004
tentangPembentukan
Perdturan
Perundang-undangan(Lembaran Negara Tahun 2OO4 Nomor
53'
TambahanLembaran Negara Nomor 4389);
23. Undang-Undang
Nomor
31
Tahun 2004
tentangPerikanan(LembaranNegaraTahun2004NomorllS,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);
24.Undang.UndangNomorS2Tahun2004tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
20M
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);25. Undang-undang Nomor
38
Tahun 2004 tentang Jalan(LembaranNegaraTahun2004Nomorl32,Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4444);
26.Peraturan Pemerintah Nomor
23
Tahun
1982 tentangirigasi
(LembaranNegara
Tahun 1982 Nomor
38,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);
27.Peraturan Pemerintah Nomor
28
Tahun
1985 tentangperlindungan
hutan
(LembaranNegara
Tahun
1985Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara3294\;
23.Peraturan Pemerintah Nomor
6
Tahun
1988 tentangKoordinasi Kegiatan lnstansi
Vertikal
di
Da6rah(Lembaran
Negara Tahun 1988 Nomor 10, TambahanLembaran Negara Nomor 3373);
2g.Peraturan Pemerintah Nomor
I
Tahun
1990 tentangJalan
Tol
(Lemaran NegaraTahun 1990 Nomor
12,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445);
4
30.Peraturan Pemerintah Nomor
69 tahun
1996 tentangPelaksanaan Hat dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tatra
Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang
(Lembaran Negaratahun 1996, Nomor 104)
3l.Peraturan
Pemerintah Nomor47
Tahun
1997 tentangRTRW Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721);
32.Peraturan Pemerintah Nomor
36
Tahun
1998 tentangPenertiban
dan
PendayagunaanTanah
Terlantar(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor
52,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3747);33.Peraturan Pemerintah Nomor
68
Tahun
1998 tentangKawasan Suaka Alam
dan
Kawasan Pelestarian Alam(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776);
34,Peraturan Pemerintah Nomor
27
Tahun
1999 tentangAnalisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor
59,
Tambahan Lembaran NegaraNomor 3838);
35.Peraturan Pemerintah Nomor
10
Tahun 2000 tentangTingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
20,
Tambahan Lembaran Negara 393a);36. Peraturan Pemerintah Nomor
25
Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah
dan
Kewenangan PropinsiSebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara 3952);
37. Peraturan Pemerintah Nomor
63
Tahun 2002 tentangHutan Kota (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 119);
3S.Peraturan Pemerintah Nomor
16
Tahun 2004 tentangPenatagunaan
Tanah.
(Lembaran
Negara
Republiklndonesia Tahun 2004 Nomor 45. Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4385);
39.Keputusan Presiden Nomor
32
Tahun
1990
tentangPengelolaan Kawasan Lindung;
40. Peraturan Presiden
Nomor
36
Tahun
2005
tentangPengadaan
Tanah Bagi
Pelaksanaan PembangunanUntuk Kepentingan Umum;
4l.Keputusan
Menteri DalamNegeri Nomor'134
Tahun1998 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah
tentang RTRW Propinsi dan RTRW Kabupaten/kota;
2.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
8
Tahun 1998tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
43.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
9
Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat Dalam ProsesPerencanaan Tata Ruang di Daerah;
44. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999
tentang lzin Lokasi;
45. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan
/
atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis mengenai dampaklingkungan hidup;
46. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor
1456.W20lMEM/2000
tentang
Pedoman
Pengelolaan Kawasan Karst;47. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
327
Tahun 2002 tentang Penetapan6
(enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang;48. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
Nomor
11
Tahun
1991.tentang
Penetapan KawasanLindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur;
49. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor
8
Tahun 2002 tentang Pengelolaan Hutan Raya R Soeryo;50. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor
4
Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di Jawa Timur;51. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun
2005 tentang
Penertiban
dan
Pengendalian HutanProduksi di Propinsi Jawa Timur;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKII.AN RAI(YAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
dan
GUBERNUR JAWA TIMUR MEMUTUSI(AN :
Menetapkan
:
PERATURANDAEMH
PROPINSI JAWA TIMURTENTANG
RENCANA TATA RUANG WITAYAH PROPINSI JAWA TIMUR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
Pemerintah Propinsiadalah
Pemerintah Propinsi Jawa Timur.2.
Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.3.
Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.4.
6
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan
atau aspek fungsional.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang
lautan
dan
ruang udara sebagaisatu
kesatuan wilayah,tempat
manusia
dan
makhluk lainnya
hidup
danmelakukan kegiatannya serta memelihara kelangsungan kehidupannya.
Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak.
Penataan ruang adalah proses perencanaan
tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi yang selanjutnya
disingkat RTRW Propinsi
adalah
RencanaTata
RuangWilayah Propinsi Jawa Timur yang mengatur struktur dan pola tata ruang wilayah propinsi
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten/Kota yangselanjutnya
disingkat RTRW
Kabupaten/Kota adalahrencana tata ruang wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dan
nilai
sejarahserta
budaya bangsaguna
pembangunanberkelanjutan.
Kawasan
budidaya
adalah
kawasan
yang
ditetapkandengan
fungsi utama untuk
dibudidayakanatas
dasarkondisi
dan
potensi
sumberdayaalam,
sumberdayamanusia dan sumberdaya buatan.
Kawasan Permukiman
adalah
bagian
dari
lingkunganhidup
diluar
kawasan
lindung
baik
berupa
kawasanperkotaan maupun kawasan perdesaan
yang
berfungsisebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian dan
tempat kegiatan
yang
mendukung perikehidupan danpenghidupan.
Kawasan perdesaan adalah kawasan
yang
mempunyaikegiatan
utama
pertanian termasuk
pengelolaansumberdaya
alam
dengan susunan fungsi
kawasansebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan perkotaan
adalah
kawasanyang
mempunyaikegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan
sebagai
tempat
permukiman
perkotaan,pemusatan
dan
distribusi pelayananjasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan ekonomi.5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
1f.
Kawasan18. 15. 16. 17. 21. 23. 24.
Kawasan tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara
nasional
mempunyai
nilai
strategis
yang
penataanruangnya termasuk kawasan yang diprioritaskan.
Kawasan
Pengembangan
Utama
Komoditi
yangselanjutnya disebut Kapuk adalah Kawasan ekonomi yang
didominasi
oleh satu
komoditasdalam
satu
wilayahkabupaten/kota.
Kawasan
PengembanganEkonomi Terintegrasi
yangselanjutnya
disebut
Kapeksiadalah
kawasan potensialdengan berbagai macam produktifitas komoditi yang saling
terkait antar wilayah
kabupaten/kotadan
dapat
diolahmenjadi
suatu
komoditasbaru
khususnya komoditasolahan yang saling terkait.
Kawasan
PengembanganUtama
yang
selanjutnyadisingkat Kaput adalah kawasan budidaya yang berperan
mendorong pertumbuhan ekonomi
bagi suatu
kawasandan
disekitarnya,serta dapat
mewujudkan pemerataanpengembangan
wilayah
dalam
skala
regional
ataunasional.
Kawasan khusus militer adalah kawasan yang ditetapkan
dengan
fungsi
utama
untuk
kegiatan pertahanan dankeamanan
yang
terdiri
dari
kawasan
latihan
militer,kawasan
TNI
Angkatan Darat, kawasan Pangkalan TNIAU, kawasan pangkalan TNI Laut, dan Kepolisian .
Pusat Kegiatan Nasional adalah pusat permukiman yang
mempunyai potensi sebagai pintu gerbang
ke
kawasan-kawasan
internasionaldan
mempunyaipotensi
untukmendorong daerah sekitarnya serta sebagai pusat jasa,
pusat
pengolahan,simpul
transportasiyang
melayanibeberapa propinsi dan nasional.
Pusat
Kegiatan Wilayahadalah kota
sebagai ekonomiperkotaan regional dan simpul transportasi yang melayani
propinsi atau beberapa kabupaten.
Pusat Kegiatan Lokal adalah
pusat
permukiman
kotasebagai
pusat
ekonomiatau
jasa
perkotaanlokal
dansimpul
transportasi
yang
melayani
kabupaten
ataubeberapa kecamatan.
Kawasan Prioritas adalah kawasan yang dianggap perlu
diprioritaskan penanganannya
serta
memerlukandukungan penataan
ruang segera dalam kurun
waktuperencanaan.
Kawasan Strategis adalah kawasan yang memiliki lingkup
pengaruh
yang
berdampak nasional, penguasaan danpengembangan lahan relatif besar, mempunyai prospek
ekonomi
yang
relatif
baik, serta
memiliki
daya
tarikinvestasi.
26. Kawasan
19.
20.
27.
I
25.
Kawasan Potensial adalah kawasan yang memiliki peranuntuk
mendorong pertumbuhan ekonomibagi
kawasansekitarnya
serta
dapat
mewujudkan
pemerataanpemanfaatan ruang.
26.
Kawasan
PengendalianKetat adalah
kawasan
yangmemerlukan pengawasan
secara khusus
dan
dibatasipemanfaatannya
untuk
mempertahankandaya
dukung,mencegah
dampak negatif,
menjamin
prosespembangunan yang berkelanjutan.
Satuan Wilayah
Pengembangan
yang
selanjutnyadisingkat SWP adalah suatu wilayah dengan satu dan atau
semua kabupaten/kota-perkotaan didalamnya mempunyai
hubungan hirarki yang terikat oleh sistem jafingan jalan
sebagai prasarana perhubungan
darat,
dan atau
yangterkait oleh sistem jaringan sungai atau perairan sebagai prasarana perhubungan air.
Energi baru
dan
terbarukan adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh teknologi baru.Energi terbarukan adalah bentuk energi yang dihasilkan
dari sumberdaya energi yang secara alamiah tidak akan
habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
BAB 1I
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup
PeraturanDaerah tentang
Rencana TataRuang Wilayah Propinsi Jawa Timur
ini
mencakup strategidan
struktur
pemanfaatanruang wilayah
propinsi
yangmeliputi
ruang
daratan,
ruang
lautan,
dan
ruang
udaramenurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 3
Ruang lingkup RTRW Propinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi :
a.
tujuan
pemanfaatanruang wilayah
untuk
peningkatankesejahteraan masyarakat
dan
pertahanan keamananyang
diwujudkanmelalui strategi
pemanfaatan ruangwilayah
untuk
tercapainya
pemanfaatanruang
yangberkualitas;
b.
struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah;c.
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah;28.
29.
BAB III
ASAS . TUJUAN DAN STRATEGI
Pasal 4
RTRW
Propinsi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
2disusun berasaskan:
a.
pemanfaatanruang
bagi
semua
kepentingan secaraterpadu, tepat guna, berdaya guna, berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang dan berkelanjutan.
b.
keterbukaan, persamaan,keadilan,
dan
perlindunganhukum.
Pasal 5
Tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 huruf a, adalah:
a.
mengakomodasi kebijakan pembangunan dari pemerintah dan aspirasi masyarakat dalam dimensi ruang;b.
mengemban kebijakan pengembangandan
mendorong pertumbuhan wilayah berdasarkan potensi pembangunan;c.
mewujudkantata
lingkungan yang serasi antara sumberdaya alam, sumber daya buatan, sumber daya manusia
untuk
menjamin
pembangunan
yang
berkelanjutansehingga terwujudnya kehidupan masyarakat
yangsejahtera.
Pasal 6
(1)
Untuk
mewujudkan tujuan. pemanfaatanruang
wilayahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan strategi
pemanfaatan ruang wilayah.
(2)
Strategi
pemanfaatan
ruang
wilayah
sebagaimanadimaksud pada ayat (1), meliputi :
a.
struktur pemanfaatan ruang wilayah;b.
pola pemanfaatan ruang wilayahc.
arahan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya;d.
arahan
pengelolaankawasan
perdesaan, kawasanperkotaan, dan kawasan tertentu
e.
arahan
pengelolaan
sistem
pusat
permukimanperdesaan dan perkotaan.
f
.
arahan pengembangan sistem prasarana wilayah.g.
arahan pengembangan kawasan diprioritaskan.h.
arahan
pengembangan
kawasan
pesisir
dan kepulauan.i.
arahan kebijaksanaan tata dan tata guna udara.j.
pemanfaatan ruang daerah.guna tanah,
taia
guna air,10
BAB
IVSTRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAAN RUANG WIISYAH Bagian Pertama
Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah Paragraf 1
Umum
Pasal 7
(1) Struktur pemanfaataan ruang wilayah diwujudkan berdasarkan
arahan pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan
dan sistem pusat permukiman perkotaan serta arahan sistem prasarana wilayah
(2) Struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1)
meliputi pusat permukiman perdesaan, pusatpermukiman perkotaan, dan prasarana wilayah.
Paragraf 2
Sistem Pusat Permukiman Perdesaan
Pasal 8
(1) Sistem pusat permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
7
ayat (1) dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa secara berhirarki.(2) Pusat permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara
berhirarki, meliputi:
a.
pusat pelayanan antar desab.
pusat pelayanan setiap desac.
pusat
pelayananpada setiap dusun
atau
kelompokpermukiman
(3)
Pusat
pelayanan perdesaan sebagaimana dimaksud padaayat (2)
secara berhirarki memiliki hubungan dengan pusatkecamatan
sebagai
kawasan perkotaan terdekat, denganperkotaan
sebagai pusat
Sub SWP dan
dengan
ibukotakabupaten masing-masing.
Paragraf 3
Sistem Pusat Permukiman Perkotaan
Pasal 9
Sistem pusat permukiman perkotaan
dalam Pasal 7 ayat (2), meliputi:
a.
orde kota - perkotaanb.
hirarkhi kota - oerkotaansebagaimana dimaksud
c.
perwilayahand.
fungsi satuan wilayah pengembanganPasal 10
(1) Orde kota-perkotaan yang dimaksud dalam Pasal
t
huruf a,meliputi :
a.
Orde|
:
Kota Surabayab.
OrdellA :
Kota Malangc.
OrdellB :
Perkotaan
Sidoarjo,
Perkotaan
Gresik,Perkotaan
Tuban,
Perkotaan
Lamongan,
PerkotaanJombang,
Kota
Mojokerto,Kota
Pasuruan, PerkotaanBojonegoro, Perkotaan Bangkalan,
Kota
Madiun, KotaKediri, Perkotaan Jember, Perkotaan Banyuwangi, Kota
Blitar, Kota Probolinggo, Perkotaan Pamekasan, Kota Batu
d.
Orde
lllA :
Perkotaan Ponorogo, Perkotaan Ngawi,Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen, Perkotaan Sumenep
e.
OrdelllB
: Perkotaan Magetan, Perkotaan Trenggalek,Perkotaan
Pacitan,
Perkotaan Bondowoso, PerkotaanSitubondo, Perkotaan Sampang, Perkotaan Caruban.
(2) Hirarki perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
t
hurufb, meliputi:
a.
Perkotaan Metropolitanmeliputi
Perkotaan SurabayaMetropolitan
Area yang
meliputi
Kota
Surabaya,Perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, Perkotaan Gresik dan
sekitarnya dan Perkotaan Bangkalan dan sekitarnya; dan
Perkotaan Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kota Batu, serta Perkotaan Kepanjen dan sekitarnya.
b.
Perkotaan Menengah
meliputi
Perkotaan
Tuban,Perkotaan Lamongan, Perkotaan Jombang,
KotaMojokerto, Kota Pasuruan, Perkotaan Bojonegoro, Kota
Madiun,
Kota
Kediri,
PerkotaanJember,
PerkotaanBanyuwangi,
Kota
Blitar,Kota
Probolinggo, Perkotaan Pamekasan dan Kota Batu.c.
Perkotaan Kecil meliputi Perkotaan Sampang, perkotaanSumenep, Perkotaan
Ngawi,
Perkotaan
Magetan,Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Bondowoso, Perkotaan
Tulungagung,
Perkotaan Trenggalek,
PerkotaanPonorogo, Perkotaan
Situbondo,
Perkotaan Pacitan,Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen dan Perkotaan Caruban.
(3) Perwilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
t
huruf c adalah 9 (sembilan) SWP:12
a.
SWP Gerbangkertosusila Plus meliputi: Kota Surabaya,Kabupaten
Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bcllo"lgg,-org, KabupatenGresik,
Kabupaten Sidoarjo,Kabupaten
dan
Kota
Mgjgk-g{o., Kabupaten Jombang. _Kabupaten Bangkalan, Kabupaten
dan
Kota Pasuruan*
dengan pusat pelayanan di Kota Surabaya
b.
SWP Malang Raya meliputi: Kota Malang, Kota Batu, danKabupaten Malang, dengan
pusat
pelayanandi
Kota Malangc.
SWP
Madiundan
sekitarnya meliputi:Kota
Madiun,Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, dengan pusat pelayanan di Kota Madiun.
d.
SWP
Kediri
dan
sekitarnya
meliputi:
Kota
Kediri,Kabupaten
Kediri,
Kabupaten
Nganjuk,
KabupatenTrenggalek, dan Kabupaten Tulungagung, dengan pusat pelayanan di Kota Kediri
e.
SWP
Probolinggo
Lumajang
meliputi:
KotaProbolinggo, Kabupaten Probolinggo
dan
KabupatenLumajang, dengan pusat pglayanan di Kota Probolinggo
t.
SWP Blitar meliputi: meliputi Kota Blitar dan Kabupaten Blitar, dengan pusat pelayanan KotaBlitar
,
g.
SWP
Jember
dan
sekitarnya
meliputi:
KabupatenJember,
Kabupaten Bondowoso
dan
KabupatenSitubondo, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Jember
h.
SWP
Banyuwangimeliputi:
Kabupaten Banyuwangi,dengan pusat pelayanan di Perkotaan Banyuwangi
i.
SWP
Madura
dan
Kepulauan
meliputi:
KabupatenSampang,
Kabupaten Pamekasan
dan
KabupatenSumenep dengan
pusat
pelayanan
di
PerkotaanPamekasan
(4) Setiap SWP diarahkan mempunyai fungsi wilayah sesuai
dengan potensi wilayah masing-masing.
a.
SWP Gerbangkertasusila Plus sebagaimana dimaksudpada ayat
(3)
huruf
a
diarahkan mempunyai fungsiwilayah sebagai
pengembangankegiatan
pertaniantanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan,
perikanan, peternakan,
pertambangan,
perdagangan,jasa,
pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi,industri,
dan
sumberdaya energi dengan fungsi pusatSWP sebagai pusat pelayanan wilayah, pemerintahan,
perdagangan,
jasa,
industri,
pendidikan, kesehatan,transportasi, dan prasarana wisata.
b. SWP Malang Raya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf
b
mempunyai
fungsi
wilayah
sebagaipengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,perkebunan,
hortikultura, kehutanan,
perikanan,peternakan,
pertambangan, perdagangan,
jasa,pendidikan, kesehatan, pariwisata, industri transportaei,
dan
sumberdayaenergi
dengan
fungsi pusat
SWPsebagai
pusat
pelayanan
wilayah,
pemerintahan,perdagangan, jasa, industri, pendidikan, kesehatan, dan prasarana wisata.
SWP Madiun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
c
mempunyaifungsi
wilayah sebagai pengembangankegiatan pertanian tanaman pangan,
perkebunan,hortikultura, kehutanan, peternakan,
pertambangan,pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan industri dengan
fungsi pusat
SWP
sebagai
pusat
pemerintahan,perdagangan, jasa, industri, pendidikan, dan kesehatan.
SWP Kediri dan sekitarnya sebagaimana dimaksud pada
ayat
(3)
huruf
d
mempunyaifungsi
wilayah sebagaipengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,hortikultura, perkebunan,
kehutanan,
peternakan,pertambangan,
pendidikan, kesehatan,
pariwisata,perikanan,
industri
dan
sumberdayaenergi
denganfungsi pusat
SWP
sebagai
pusat
pemerintahan,perdagangan, jasa, industri, pendidikan, dan kesehatan
SWP Probolinggo
-
Lumajang sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf e mempunyai fungsi wilayah sebagai
pengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan,perikanan, pendidikan, kesehatan, pariwisata, industri,
dan sumberdaya energi, dan
dengan
fungsi pusat SWP sebagai pusat pemerintahan, industri, perdagangan, jasa,kesehatan, pariwisata.
SWP Blitar sebagaimana dimaksud pada aydt (e) huruf
f
mempunyai
fungsi wilayah sebagai
pengembangankegiatan pertanian tanaman
pangan,
hortikultura,perkebunan,
peternakan, kehutanan,
perikanan,pendidikan, kesehatan, pariwisata sumberdaya energi
dengan
fungsi pusat SWP sebagai pusat pemerintahan,perdagangan,
jasa,
pendidikan, kesehatan,
danpariwisata
d.
e.
f.
14
SWP
Jemberdan
sekitarnya sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf g mempunyai fungsi wilayah sebagai
pengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,hortikultura, perkebunan, peternakan,
kehutanan,perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan
pariwisata
dengan
fungsi pusat
SWP sebagai pusatpemerintahan,
perdagangan,
jasa,
pendidikan,kesehatan, dan transportasi.
SWP Banyuwangi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf
h
mempunyai
fungsi
wilayah
sebagaipengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,hortikultura, perkebuhan, peternakan,
kehutanan,pertambangan,
perikanan,
industri,
pendidikan,kesehatan, dan pariwisata
dengan
fungsi
pusat SWPsebagai pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan,
jasa, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan pariwisata
SWP
Maduradan
Kepulauan sebagaimana dimaksudpada
ayat
(3)
huruf
i
mempunyaifungsi
sebagaipengembangan kegiatan pertanian
tanaman
pangan,hortikultura, perkebunan, peternakan,
kehutanan,pertambangan,
perikanan,
industri,
pendidikan,kesehatan, dan pariwisata dengan
fungsi
pusat SWPsebagai
pusat
pemerintahan, perdagangan, jasa,pendidikan, kesehatan, pariwisata
Paragraf 4
Sistem Prasarana Wilayah
Pasal 11
Sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (2) huruf e, meliputi :
a.
sistem prasarana transportasi meliputi:jalan,
kereta api,penyeberangan,
laut,
udara
dan
angkutanmasal
cepatperkotaan
b.
sistem prasarana telematikac.
sistem prasarana sumberdaya energid.
sistem prasarana sumberday? aire.
sistem prasarana gasf.
sistem prasarana lingkungang.
h.
Bagian Kedua
Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah
Pasal 12
Pola
pemanfaatanruang wilayah
menggambarkan rencanasebaran kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Paragrat 1
Pola Pemanfaatan Kawasan Lindung
Pasal 13
Pola
pemanfaatan kawasan lindung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12, meliputi :
a.
kawasan suaka alamb.
kawasan pelestarian alamc.
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuand.
kawasan perlindungan bawahane.
kawasan perlindungan setempat f.
kawasan rawan bencana alamPasal 14
(1) Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13
huruf a, meliputi :a.
cagar alamb.
suaka marga satwa.(2) Cagar alam meliputi :
a.
Besowo Gadungan di Kabupaten Kedirib.
Cagar Alam Ceding, di Kabupaten Bondowosoc.
Cagar Alam Watangan Puger l, di Kabupaten Jemberd.
Cagar Alam Sungai Kolbu di Kabupaten Probolinggoe.
Curah Manis |-
Vlll di Kabupaten Jembert.
Gunung Abang, di Kabupaten Pasuruan.g.
Guwo Lowo/Nglirip, di Kabupaten Tubanh.
Gunung Picis di Kabupaten Ponorogoi.
Gunung Sigogor di KabupatenPonorogo
,j.
Kawah
ljen
Merapi
Ungup-Ungup
di
KabupatenBondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
k,
Manggis Gadungan di Kabupaten Kediril.
Nusa Barong,di
Kabupaten Jemberm.
Pulau
Bawean,
Pulau Noko
dan
Pulau
Nusa
diKabupaten Gresik
n. Pulau
Saobi,
di
Kepulauan Kangean
KabupatenSumenep
o.
Pulau Sempu, di Kabupaten Malang16
p.
Rogojampi ll di Kabupaten Banyuwangiq.
Pancuran ljenldan
ll di Kabupaten Bondowoso(3) Suaka marga satwa meliputi Suaka Margasatwa Dataran
Tinggi Yang, berlokasi di Kabupaten Bondowoso, Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Jember,
serta Pulau
Bawean diKabupaten Gresik.
Pasal 15
(1) Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13
huruf b, meliputi :a.
taman nasionalb.
taman hutan rayac.
taman wisata alam(2) Kawasan taman nasional
meliputi:
!a.
Taman Nasional Bromo Tengger Semerudi
KabupatenMalang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan
Kabupaten Probolinggo
b.
Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondoc.
Taman Nasional Meru Betiridi
Kabupaten Jember danKabupaten Banyuwangi
d.
Taman NasionalAlas Purwo di Kabupaten Banyuwangi.e.
Taman Nasional laut Sepanjang dan Saobi di Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep(3) Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya R Soeryo di
Kabupaten
Malang,
Kabupaten Pasuruan,
KabupatenMojokerto, Kabupaten Jombang dan Kota Batu.
(4) Taman wisata alam, meliputi :
a.
Taman Wisata Kawah ljen,di
Kabupaten Banyuwangi,dan Kabupaten Bondowoso
b.
Taman Wisata Tretes, Gunung Baung,di
KabupatenPasuruan.
Pasal 16
(1) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c, meliputi :
a.
lingkungan non bangunanb.
lingkungan bangunan non gedungc.
lingkungan bangunan gedung dan halamannyad.
kebun raya.(2) Lingkungan
non
bangunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, meliputi :
a.
Monumen Keganasan PKl, di KabupatenMadiun.
eb.
Monumen Trisula, di Kabupaten Blitar.c.
Petilasan Sri Aji Joyoboyo, di Kabupaten Kediri.d.
Gunung Kawi, di Kabupaten Malang.e.
Situs Purbakala Trinil,di
Kabupaten Ngawi.(3) Lingkungan bangunan non gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a.
Asta Tenggi di Kabupaten Sumenepb.
Arca Totok Kerot di KabupatenKediri
,c.
Candi Penataran dan Candi Simping di Kabupaten Blitard.
Candi Singosari , CandiJago,
Candi Kidaf, Candi Badutdi Kabupaten Malang
e.
Gandi Jawi di Kabupaten Pasuruanf.
Candi
Cungkup,Candi Dadi
dan
Makam Gayatri diKabupaten Tulungagung
g.
Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokertoh.
Makam Sunan Ampel di Kota Surabayai.
MakamKH.
Hasyim Asy'ari, KH. Wachid Hasyim dan Makam Sayyid Sulaiman di KabupatenJombang
c
j.
Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksank.
Makam SyaikhulKhalil
dan
PesareanAir
mata
lbuKabupaten Bangkalan
L
Makam Maulana Malik lbrahim, Makam Sunan Giri (GiriKedaton),
Makam Fatimah
Binti
Maimun,
MakamKanjeng
Sepuh
dan
Kawasan Gunung Surowiti
diKabupaten Gresik
m. Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan
n.
Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogoo.
Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tubanp.
Recolanang di Kabupaten Mojokertoq.
Situs Sarchopagus di Kabupaten Bondowosor.
Kawasan Trowulan di Kabupaten Mojokerto(4)
Lingkungan
bangunan
gedung
dan
halamannyasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
a. Bangunan
kuno
di
kawasanJembatan
Merah
KotaSurabaya
b. Benteng PendemVan den Bosch di Kabupaten Ngawi
c.
Pelestarian bangunan Pabrik Gula di Kabupaten Sidoarjo,Kabupaten
Madiun,
KabupatenMagetan,
KabupatenBondowoso, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.
d. Makam Proklamator, Museum Bung Karno dan Petilasan
Aryo Blitar di Kota Blitar.
e. Monumen PETA (Suprijadi) di Kota Blitar.
(5) Kebun Raya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
adalah Kebun Raya Purwodadi di Kabupaten Pasuruan
Pasal 17
(1) Perlindungan bawahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d, meliputi :
18
a.
kawasan hutan lindungb.
kawasan resapan air.c.
kawasan kars kelas I(2) Kawasan hutan lindung, meliputi:
a.
Kota Batub.
Kabupaten Blitar Kabupaten Bangkalan Kabupaten Banyuwangi' Kabupaten Bojonegoro Kabupaten Bondowoso Kabupaten Jember Kabupaten Jombang Kabupaten Kediri Kabupaten Lamongan Kabupaten Lumajang Kabupaten Mojokerto Kabupaten Magetan Kabupaten Malang Kabupaten Madiun Kabupaten Nganjuk Kabupaten Ngawi Kabupaten Pacitan Kabupaten Pasuruan Kabupaten Probolinggo Kabupaten Ponorogo Kabupaten Pamekasan Kabupaten Situbondo Kabupaten Sampang Kabupaten Sumenep Kabupaten Tubanaa. Kabupaten Trenggalek bb. Kabupaten Tulungagung
(3)
Kawasan
resapan
air
terdapat
di
seluruh
wilayahkabupaten/kota.
(4) Kawasan kars kelas I yang berfungsi sebagai perlindungan hidrologi dan ekologi, meliputi:
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Bangkalanc.
Kabupaten Tulungagungd.
Kabupaten Trenggaleke.
Kabupaten Malangt.
Kabupaten Ngawig.
Kabupaten Ponorogoh.
Kabupaten Pacitani.
Kabupaten Sampangj.
Kabupaten Tuban Pasal 18 c. d. e. f.Pasal 18
Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
13
huruf e, meliputi :a.
kawasan sekitar mata airb.
kawasan sekitar waduk/danauc.
kawasan sekitar sempadan sungaid.
kawasan sekitar sempadan pantaie.
kawasan
sekitar
sempadan
sungai
di
kawasanpermukiman
f
.
kawasan pantai berhutan bakau/mangroveg.
kawasan terbuka hijaukota
'Pasal 19
(1) Kawasan
rawan
bencanaalam
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13 huruf f, meliputi :
a.
rawan letusan gunung apib.
rawan banjirc.
rawan
gempa, gerakan
tanah,
longsor,
dan
banjirbandang
d.
rawantsunami.
o(2) Kawasan rawan letusan gunung api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a.
Gunung Lawu,
di
KabupatenNgawi
dan
KabupatenMagetan
b.
Gunung Liman dan Gunung Wilis, di Kabupaten Madiun,Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten
Tulungagung, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Nganjuk
c.
Gunung Kelud,di
Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitardan Kabupaten Malang
d.
Gunung Butak,
di
KabupatenBlitar
dan
KabupatenMalang
e.
Gunung Bromo
di
Kabupaten
Malang,
KabupatenLumajang, Kabupaten Probolinggo
dan
KabupatenPasuruan
t.
Gunung Semeru,di
Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajangg.
Gunung
Lamongan,
di
Kabupaten Lumajang
danKabupaten Probolinggo
h.
Gunung Merapidi
Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondoi.
Gunung Raungdi
Kabupaten
Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jemberj.
Gunung Welirangdi
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto20
k.
Gunung ljen di Kabupaten Bondowoso, BanyuwangiL
Gunung Argopuro
di
Kabupaten Probolinggo
danKabupaten Jember
(3) Kawasan rawan banjir, gempa, gerakan tanah dan longsor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Bondowosoc.
Kabupaten Banyuwangid.
Kabupaten Jembere.
Kabupaten Jombangf.
Kabupaten Lumajangg.
Kabupaten Malangh.
Kabupaten Mojokertoi.
Kabupaten Magetanj.
Kabupaten Ngawik.
Kabupaten PacitanL
Kabupaten Pasuruan m. Kabupaten Probolinggon.
Kabupaten Ponorogoo.
Kabupaten Sampangp.
Kabupaten Situbondoq.
Kabupaten Sampangr.
KabupatenTrenggaleks.
Kabupaten Tulungagung(4) Kawasan rawan tsunami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di Pantai Selatan, yang meliputi:
a.
Kabupaten Pacitanb.
Kabupaten Trenggalekc.
Kabupaten Tulungagungd.
Kabupaten Blitare.
Kabupaten Malangf.
Kabupaten Lumajangg.
Kabupaten Jemberh.
Kabupaten Banyuwangi Paragrat 2Pola Pemanfaatan Kawasan Budidaya
Pasal 20
Pola pemanfaatan kawasan
dalam Pasal 12, meliputi :
a.
kawasan hutan produksib.
kawasan pertanianc.
kawasan perikanand.
kawasan perkebunanbudidaya sebagaimana dimaksud
Pasal 21
Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20
huruf a, terbagi berdasarkan KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan), meliputi:a.
Kabupaten Bojonegorob.
Kota Batuc.
Kabupaten Blitard.
Kabupaten Bangkalane.
KabupatenBondowoso
,f.
Kabupaten Banyuwangig.
Kabupaten Gresikh.
Kabupaten Jombangi.
Kabupaten Jemberj.
Kota Kedirik.
Kabupaten Kediril.
Kabupaten Lamongan m. Kabupaten Tubann.
Kabupaten Lumajango.
Kabupaten Madiunp.
Kabupaten Magetanq.
Kabupaten Ngawir.
KabupatenMalang
's.
Kabupaten Mojokertot.
Kabupaten Nganjuku.
Kabupaten Ponorogov.
Kabupaten Pasuruanw.
Kabupaten Probolinggox.
Kabupaten Pacitany.
Kabupaten Pamekasanz.
Kabupaten Sampangaa. Kabupaten Sumenep
bb. Kabupaten Situbondo cc. Kabupaten Trenggalek dd. Kabupaten Tulungagung
e,
kawasan peternakanf.
kawasan pariwisatag.
kawasan permukimanh.
kawasan industrii.
kawasan pertambanganj.
kawasan perdagangan. Pasal 22(1) Kawasan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
huruf
b
meliputi sawah beririgasi, sawah tadah hujan, dan pertanian lahan kering.22
(2) Kawasan
sawah
beririgasi sebagaimana dimaksud padaayat (1)
merupakan sawah dengan sistem irigasi teknismaupun
irigasi kabupaten/kota.sederhana
terdapat
diseluruh (3) Kawasan sawah tadah hujan sebagaimana dimaksud padaayat (1) tersebar di semua kabupaten/kota.
(4) Kawasan pertanian
lahan
kering sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di semua kabupaten/kota.Pasal 23
(1) Kawasan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
huruf c, meliputi :
a.
perikanan tangkapb.
perikanan budidaya air payauc.
perikanan budidaya air taward.
perikanan budidaya laut(2) Kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, meliputi :
a.
rencana pengembangan fisheriestown
di
KabupatenBanyuwangi dan pengembangan outer ring fishing port,
coldstorage
dan
industri
perikanan
di
SendangbiruKabupaten Malang.
b.
kawasan pengembangan utama komoditi perikanan dipantai
selatan meliputi Kabupaten Pacitan,
PrigiKabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang
dan
Puger Kabupaten Jemberdan
kawasan potensiallainnya meliputi :
Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten
Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu
Kabupaten
Tuban
dan
Pasongsongan
KabupatenSumenep.
c.
pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)meliputi
Prigi
di
Kabupaten Trenggalek, SendangbiruKabupaten Mafang
dan
Brondong
di
KabupatenLamongan
d.
pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) diMuncar
Kabupaten Banyuwangi,
Puger
KabupatenJember, Mayangan Kota Probolinggo, Paiton Kabupaten Probolinggo dan Lekok Kabupaten Pasuruan.
e.
pengembangan Pangkalan Pendaratanlkan (PPl)
diSipelot
Kabupaten
Malang,
Pancer
KabupatenBanyuwangi,
Bulu
Kabupaten
Tuban,
PasongsonganKabupaten Sumenep dan Tamperan Kabupaten Pacitian,
(3) Pemanfaaatan
kawasan budidaya
perikananair
payausebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :
a. Kabupaten
a. b. c. d. e. f. Kabupaten Blitar Kabupaten Bangkalan Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Gresik Kabupaten Jember Kabupaten Lumajang Kabupaten Malang Kabupaten Pasuruan Kota Pasuruan Kabupaten Probolinggo Kota Probolinggo g. h. i. j. k.
l.
Kabupaten Pamekasan m. Kabupaten Pacitann.
Kabupaten Sidoarjoo.
Kabupaten Sampangp.
Kabupaten Situbondoq.
Kabupaten Tubanr.
KabupatenTrenggaleks.
Kabupaten Tulungagungt.
-Kota Surabaya(4) Pengembangan kawasan perikanan budidaya
air
tawar tersebar di kabupaten/kota.(5)
Pengembangan
kawasan perikanan budidaya
lautsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d,
meliputi :a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Bangkalanc.
Kabupaten Banyuwangid.
Kabupaten Lamongane.
Kabupaten Malangf.
Kabupaten Pamekasang.
Kabupaten Probolinggoh.
KabupatenSampang
oi.
Kabupaten Sumenepj.
KabupatenSitubondo-k.
Kabupaten Tubanl.
KabupatenTrenggalek m. Kabupaten Tulungagung Pasal 24(1) Pemanfaatan kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal20
huruf
d,
diarahkanuntuk
meningkatkanperan serta, efisiensi, produktivitas dan keberlajutan, dengan
mengembangkan kawasan industri masyarakat perkebunan
yang selanjutnya disebut kimbun.
24
(2) Kimbun dimaksud pada
ayat
(1)
dikembangkandi
setiaplokasi
pengembangan
dan
sentra
produksi
yangdiselenggarakan
dengan
kebersamaan
ekonomi
danberwawasan lingkungan.
(3) Pemanfatan Kimbun di bagi menjadi 7 (tujuh)
wilayah:
c
a.
Kimbun
ljen
Argopuro
Raung
di
KabupatenBondowoso,
KabupatenJember,
KabupatenBanyuwangi, Kabupaten Situbondo
dengan
komoditiyang dikembangkan antara lain kopi, tembakau dan tebu
b.
KimbunBromo
Tengger
Semerudi
KabupatenMalang,
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang,Kabupaten Probolinggo
dengan
komoditi
yangdikembangkan
antara
lain
kopi, tebu,
kelapa
dancengkeh
c.
Kimbun Kelud di Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang,Kabupaten
Kediri,
Kabupaten Mojokerto, KabupatenMalang dengan komoditi yang dikembangkan antara lain
kopi, tebu, kakao dan cengkeh
d.
Kimbun Wilisdi
Kabupaten Madiun, Kabupaten Kediri,Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Trenggalek,Kabupaten Ponorogo, Kabupaten
Nganjuk
dengankomoditi
yang
dikembangkanantara
lain kopi,
tebu,kakao dan kelapa
e.
Kimbun
Lawu
di
Kabupaten Magetan,
KabupatenPonorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi dengan
komoditi
yang
dikembangkanantara
lain kopi,
tebu,kakao, kelapa dan cengkeh
f.
Kimbun Pantura meliputi
Kabupaten
Situbondo,Kabupaten
Probolinggo,
Kabupaten
Pasuruan,Kabupaten
Tuban,
Kabupaten
Sidoarjo,
KabupatenGresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro
dengan komoditi yang dikembangkan antara lain kelapa, tembakau, tebu, jambu mente dan kapas
g.
Kimbun
Kepulauan
Madura meliputi
KabupatenBangkalan, Kabupaten Sampang,
KabupatenPamekasan
dan
Kabupaten Sumenep dengan komoditiyang dikembangkan antara lain kelapa, telnbakau dan
jambu mente
Pasal 25
(1) Pemanfaatan kawasan peternakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
20
hurufe
meliputi peternakan ternak besar, peternakan ternak kecil, peternakan unggas.(2) Sentra peternakan
ternak besar
sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi:
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Bojonegoroc.
Kabupaten Bondowosod.
Kabupaten Banyuwangie.
Kabupaten Jemberf.
Kabupaten Kedirig.
Kabupaten Lumajangh.
Kabupaten Malangi.
Kabupaten Magetanj.
Kabupaten Nganjukk.
Kabupaten PasuruanL
KabupatenProbolinggo m. Kabupaten Sumenepn.
Kabupaten Situbondoo.
Kabupaten Trenggalekp.
Kabupaten Tulungagungq.
Kabupaten Tuban(3) Sentra peternakan temak kecil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdapat di seluruh Kabupaten.
(4) Kawasan peternakan unggas terkonsentrasi di wilayah
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Jombangc.
Kabupaten Kedirid.
Kabupaten Mojokertoe.
Kabupaten Pasuruanf.
Kabupaten Sidoarjog.
Kabupaten Tulungagung Pasal 26(1)
Pola
pemanfaatan
kawasan pariwisata
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20
huruff
meliputi kawasan yangterbentang
di
sepanjang koridor pariwisatadan
kawasan kepulauan yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan. (2) Pemanfaatan kawasan pariwisata sebagaimana dimaksudpada ayat (1), meliputi:
a.
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
utara,meliputi:
KabupatenTuban,
Kabupaten, Bojonegoro,Kabupaten Lamongap, Kabupaten
Gresik
dan
KotaSurabaya
b.
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
tengah,meliputi: Kabupaten Magetan, Kabupaten
Ngawi,Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten
Kediri,
Kabupaten
Jombang,Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo
dan Kabupaten Bondowoso.
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
selatan,meliputi:
KabupatenPacitan,
Kabupaten Trenggalek,Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten
Malang,
Kota Batu,
Kabupaten Lumajang, KabupatenJember dan Kabupaten Banyuwangi.
kawasan
pengembangan
pariwisata
kepulauan,meliputi: Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang,
Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep dan pulau-pulau kecil lainnya,
(3) Kawasan pariwisata yang dapat dikembangkan berdasarkan koridor sebagaimana pada ayat (2) Pasal 26 meliputi :
a.
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
utarameliputi potensi wisata alam, minat khusus dan budaya
antara
lain
:
pantai,telaga,
sumberapi
alam,
goa,berbagai peninggalan sejarah seperti makam,
gedung-gedung
tua, situs
sejarah, berbagaisarana
wisatabuatan,
kerajinan
'cinderamata,dll
serta
berbagaikegiatan wisata minat khusus.
b.
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
tengahmeliputi potensi wisata alam, minat khusus dan budaya
antara
lain
:
pantai,telaga,
sumberapi
alam,
goa,berbagai peninggalan sejarah seperti makam,
gedung-gedung
tua, situs
sejarah, berbagai sarana wisatabuatan, kerajinan
cinderamata,dll
serta
berbagaikegiatan wisata minat khusus
kawasan
pengembanganpariwisata
koridor
selatanmeliputi potensi wisata alam, minat khusus dan budaya
antara
lain
:
pantai,air
terjun,
obyekwisata
buatan,makam,
candi serta
berbagai kegiatanwisata
minatkhusus
seperti
ziarah, berbagai kegiatan
penelitian,kegiatan wisata petualangan dan lain-lain.
kawasan pengembangan pariwisata kepulauan meliputi
potensi wisata alam, minat khusus
dan
budaya antaralain : pantai, taman laut, api alam, karapan sapi, makam,
peninggalan kraton serta berbagai kegiatan wisata minat
khusus
seperti
kegiatan
penyelaman,
memancing,berlayar dan lain-lain.
(4)
Agar
arah pengembangan pariwisata dapat lebih terfokusdan efisien maka disusun prioritas pengembangan, meliputi:
a.
kawasan prioritas utama adalah kawasan yang memiliki nilai daya saing serta menjadi primadona pengembanganpariwisata
di
Jawa Timur, antara lain KawasanBromo-Tengger-Semeru
di
Kabupaten
Malang,
KabupatenLumajang, Kabupaten Pasuruan,
KabupatenProbolinggo,
ljen
di
Kabupaten Bondowoso
dand.
d.
Kabupaten
Banyuwangi;
Plengkung
di
KabupatenBanyuwangi;
Desa Wisata
Trowulan
KabupatenMojokerto serta potensi unggulan lainnya.
kawasan pendukung
yang
merupakan penyangga darikawasan prioritas utama
yang
meliputi wisata budayareog di Kabupaten Ponorogo; karapan sapi di Kabupaten
Madura
dan
berbagai sentra kerajinan rakyatdi
Jawa Timur.kawasan potensialyang meliputi: Kawasan segitiga emas
ljen
yang
berada
di
Kabupaten
Banyuwangi danBondowoso;
taman
laut
di
Pulau Saor, Saobi
danMamburit
di
Kabupaten Sumenep; Kawasan WisataBentar
di
Kabupaten Probolinggo;Wisata
PelabuhanRest
Area
Suramadu,Wisata
Bahari
di
KabupatenLamongan, Kawasan
Prigi
di
Kabupaten Trenggalek,serta kawasan-kawasan lain yang potensial.
Pasal 27
(1) Pemanfaatan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
20
hurufg,
meliputi permukiman perdesaan,perkotaan, dan khusus.
(2) Permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a.
permukiman pusat perdesaanb.
permukiman desac.
permukiman pada pusat perdusunan(3) Permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a.
permukiman perkotaan metropolitanb.
permukiman perkotaan menengahc.
permukiman perkotaan keicil(4) Permukiman perkotaan metropolitan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf a, merupakan permukiman di perkotaan
yang memiliki fungsi sebagai:
a.
kota Inti sebagai pusat pelayananb.
perkotaan penyangga atausatelit
'c.
perkotaan baru mandirid.
perumahan baru skala besar(5) Permukiman perkotaan menengah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b, merupakan permukiman di perkotaan
yang memiliki fungsi sebagai:
a.
pusat pelayanan SWPb.
pusat pertumbuhan skala wilayahc.
pusat
pelayanan perkotaanantara
metropolitan danperkotaan kecil
(6) Permukiman perkotaan kecil sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf c, merupakan permukiman
di
perkotaan yang memiliki fungsi sebagai:a.
pusat pelayanan kabupatenb.
pusat pertumbuhan skala kabupatenc.
pusat pelayanan perkotaan kecamatanb.
28
(7) Permukiman pada kawasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a.
sebagai tempat peristirahatan pada kawasan pariwisatab.
kawasan permukiman yang timbul akibat perkembanganinfrastruktur
'c.
permukiman yang timbul akibat kegiatan sentra ekonomid.
permukiman di sekitar kawasan industri(8) Dalam kawasan permukiman perkotaan, Kabupaten/Kota
harus
menyediakan peruntukanlahan
perumahan untukmasyarakat
berpenghasilan
rendah
seluas
arealberdasarkan kebutuhan dan atau sesuai ketentuan dalam
pembangunan
perumahan
dan
permukiman
denganlingkungan yang berimbang.
Pasal 28
(1) Pemanfaatan
kawasan
industri
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 huruf h, meliputi:
a.
kawasan industri estateb.
sentra industri kecilc.
zona industri(2) Kawasan industri estate sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a.
Surabaya Industrial Estate Rungkut(SIER)
di
KotaSurabaya
b.
Pasuruan Industrial
Estate
Rembang
(PIER)
diKabupaten Pasuruan
c.
Ngoro Industrial Park (NlP) di Kabupaten Mojokertod.
Kawasan industri Jabon di Kabupaten Sidoarjoe.
Lamongan Integreted Shorebase(LlS)
di
KabupatenLamongan
f
.
Kawasan Industri di Kabupaten Gresikg.
Kawasan Industri di Kabupaten Tubanh.
Kawasan Industri di Kabupaten Bojonegoroi.
Kawasan
Industri
Gerbang
Mas
di
KabupatenProbolinggo
j.
Kawasan Industri Paiton di Kabupaten Probolinggok.
Kawasan Industri di Kabupaten Bangkalan(3) Sentra industri kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdapat diseluruh kabupaten/kota.
(4)
Zona
industri
sebagaimana
dimaksud
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi :
a.
koridor Taman-
Sepanjang-
Krian dan koridor Waru diKabupaten Sidoarjo
b.
koridor Osowilangon-
Romokalisari di Kota Surabayac.
koridor Driyorejo-
Bambe, dan koridor Gresik-
Manyar di Kabupaten Gresikd.
koridor Mojoagung-
Jombang di Kabupaten Jombange.
zona industri Wongsorejo di Kabupaten Banyuwangif.
zona industri Jetis di Kabupaten Mojokertog.
koridor Tuban-
Bojonegoro di Kabupaten TubanPasal 29
(1)
Pemanfaatan
kawasan
pertambangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
20
hurufi,
meliputi pertambangan Bahan Galian Golongan C dan golongan A dan B(2) Pertambangan galian C sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi :
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Bojonegoroc.
Kabupaten Bondowosod.
Kabupaten Banyuwangie.
Kabupaten Gresikf.
Kabupaten Jemberg.
Kabupaten Jombangh.
Kabupaten Kedirii.
Kabupaten Lumajangj.
Kabupaten Malangk.
Kabupaten Mojokertol.
Kabupaten Madiun m. Kabupaten Magetann.
Kabupaten Nganjuko.
Kabupaten Ngawip.
Kabupaten Pacitanq.
Kabupaten Ponorogor.
Kabupaten Pasuruans.
Kabupaten Probolinggot.
Kabupaten Situbondou.
Kabupaten Sidoarjov.
Kabupaten Sumenepw.
KabupatenTrenggalekx.
Kabupaten Tulungagungy.
Kabupaten Tuban(3)
Penambangan
Bahan Galian
Golongan
+
dansebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a.
Kabupaten Blitarb.
Kabupaten Banyuwangic.
Kabupaten Bondowosod.
Kabupaten Bojonegoroe.
Kabupaten Gresikf.
Kabupaten Jemberg.
Kabupaten Jombangh.
Kabupaten Lumajangi.
Kabupaten Malang i. Kabupatbn30
j.
Kabupaten Mojokertok.
Kabupaten MagetanL
Kabupaten Nganjuk m. Kabupaten Ngawin.
Kabupaten Pacitano.
Kabupaten Ponorogop.
Kabupaten Sumenepq.
Kabupaten Trenggalekr.
KabupatenTulungagung Pasal 30(1)Pemanfaatan kawasan
perdagangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 huruf
j
meliputi perdagangan skala wilayah, skala kota, dan perdagangan sektor informal.(2) Perdagangan skala wilayah yang dimaksud pada ayat (1) adalah
wilayah yang memiliki fasilitas perdagangan seperti pasar induk,
grosir diarahkan di tiap pusat SWP.
(3) Perdagangan skala kota meliputi perdagangan jenis pertokoan dan
perdagangan
pasar
yang
diarahkan
di
setiap
wilayahkabupaten/kota
o(4) Perdagangan sektor informal yang berkembang
di
setiap wilayah perkotaandan
perdesaan, diatur dan/atau disediakan ruangnyaoleh pemeri ntah kabupaten/kota.
Bagian Ketiga
Arahan Pengelolaan kawasan Lindung dan Budidaya
Pasal 31
(1)
Arahan
pengelolaan kawasanlindung meliputi semua
upayaperlindungan, pengawetan, konservasi
dan
pelestarian fungsisumber
daya alam
dan
lingkungannyaguna
mendukungkehidupan
secara serasi
yang
berkelanjutandan tidak
dapatdialihfungsikan menjadi kawasan budidaya.
(2) Arahan konservasi kawasan lindung meliputi kawasan cagar alam,
suaka alam,
kawasan pelestarianalam,
dan
kawasan cagarbudaya dan ilmu pengetahuan.
(3) Arahan pengelolaan kawasan lindung tidak dapat dialihfungsikan.
(4)Arahan
pengelolaan kawasan lindung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) antara lain :
a.
pengawasandan
pemantauanuntuk
pelestarian kawasan konservasi dan hutan lindung.b.
penambahan luasan kawasan lindung, yang merupakan hasil alih fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung.c.
pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.pengembangan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan lindung.
percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk
di
dalam kriteria kawasan lindung dengan
melakukanpenanaman pohon lindung yang dapat
di
gunakan sebagaiperlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil hutan non-kayu.
membuka
jalur
wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa memiliki/mencintai alam.pemanfaatan
kawasan
lindung untuk sarana
pendidikanpenelitian dan pengembangan kecintaan terhadap alam.
percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi lindung.
Pasal 32
(1) Arahan pengelolaan kawasan budidaya meliputi segala usaha
untuk meningkatkan pendayagunaan lahan yang dilakukan di luar
kawasan lindung, yang kondisi
fisik dan
sumber daya alamnyadianggap potensial
untuk
dimanfaatkan,tanpa
mengganggukeseimbangan dan kelestarian ekosistem.
(2) Arahan pengelolaan kawasan hutan produksi antara lain :
a.
kawasan hutan produksiyang
mempunyai tingkat kerapatantegakan rendah harus dilakukan percepatan reboisasi, serta
percepatan pembangunan hutan rakyat
b.
mengarahkandi
setiap wilayah kabupaten/kota mewujudkan hutan kota(3) Arahan pengelolaan kawasan pertanian antara lain :
a.
pengembangansawah
irigasi teknis
dilakukan
denganmemprioritaskan perubahan
dari
sawah tadah hujan menjadisawah irigasi sejalan dengan perluasan jaringan irigasi dan
pengembangan waduUembung.
b.
perubahan kawasan pertanian harus tetap memperhatikan luaskawasan yang dipertahankan sehingga perlu adanya ketentuan
tentang pengganti lahan pertanian.
c.
pemanfaatan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkanproduksi
dan
produktifitas
tanaman
pangan
denganmengembangkan kawasan cooperative farming dan holtikultura
dengan mengembangkan kawasan good agricultu
re
practices.(4) Arahan pengelolaan kawasan perikanan antara lain :
a.
mempertahankan tanaman bakau/mangrovesebagai
barrier area pertambakan.b.
pengembangan budidaya perikanantangkap
dan
budidayaperikanan laut.
c.
menjaga kelestarian sumberdaya
air
terhadap pencemaran limbah industri maupun limbah lainnya.d.
t.
g.