• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Metode Bioremediasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Metode Bioremediasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

STABILISASI TANAH EKSPANSIVE DENGAN METODE BIOREMEDIASI

Disusun Oleh :

RIO ALVIN ARFANDY D111 10 312

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(2)

STABILISASI TANAH EKSPANSIVE DENGAN METODE BIOREMEDIASI

Tri Harianto1, Sitti Hijraini Nur2, Rio Alvin Arfandy3

ABSTRAK: Stabilisasi tanah dengan mikroorganisme merupakan salah satu metode yang baik untuk diaplikasikan,

karena metode tersebut ramah lingkungan. Tugas akhir ini membahas tentang salah satu tindakan stabilisasi tanah pada tanah ekspansif dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan ialah mikroorganisme lokal Indonesia dengan jenis Bacillus Subtilis. Karakteristik tanah yang dievaluasi dalam penelitian ini ialah karakteristik mekanik dengan melakukan pengujian kuat tekan bebas. Metode pelaksanaannya ialah melakukan pengujian pemadatan, kadar air, dan batas atterberg pada tanah ekspansive. Tanah ekspansive dicampurkan dengan bakteri dengan variasi jumlah larutan bakteri yang setelah itu juga diperam dengan variasi waktu yang berbeda. Variasi jumlah larutan yang digunakan ialah 8cc, 12cc, 15cc, 18cc, 21cc, 24cc dan 27cc dengan waktu pemeraman dari 3 hari, 7 hari hingga 14 hari. Hasil analisis yang diperoleh ialah nilai parameter kuat tekan bebas yang pada tanah ekspansive yang dicampurkan dengan Bacillus Subtilis mengalami peningkatan secara kontinu. Komposisi optimum yang diperoleh untuk menstabilkan tanah organic dengan Bacillus S. ialah pada variasi jumlah larutan 12cc dan waktu pemeraman 14 hari. Nilai parameter kuat tekan bebas yang diperoleh yaitu : = 0,930gr/cm2.

Kata Kunci : Stabilisasi tanah dengan mikroorganisme, tanah ekspansive, Bacillus Subtilis , pengujian kuat tekan

bebas

ABSTRACT : Soil stabilization with microorganism is one technique can be applied, because it is environmentally

friendly. This final project was concern about soil stabilization on ekspansive soil with microorganism. The mincroorganism used in this research is Indonesia’s local microorganism species Bacillus Subtilis. This research

evaluate the mechanical characteristics of ekspansive soil with unconfined compression strength test. The implementation methodology is testing the physical characteristics of ekspansive soil. Then exercise the compaction ,water limit and atterberg limits test.The ekspansive soil mixed with variated volume of bacteria that brooded with variated curing time. The variations volume of bacteria used in this research is 8cc, 12cc, 15cc, 18cc, 12cc, 24cc and 27cc with a curing time of 3days, 7days to 14 days. The results of the analysis is the value of unconfined compression strength parameters in ekspansive soil mixed with Bacillus Subtilis increased continuously. The optimum composition obtained to stabilize the ekspansive soil with Bacillus S. is at variation volume of bacteria 12cc and curing time of 14 days. Value of unconfined compression strength paramaters were obtained as follows :

= 0,930gr/cm2.

Keywords : Soil Stabilization with microorganism, ekspansive soil, Bacillus Subtilis, Unconfined Compression

Strength Test

PENDAHULUAN

Suatu konstruksi bangunan memerlukan tanah dengan kondisi yang baik untuk dijadikan bahan dasar konstruksi. Kondisi tanah yang buruk jelas akan berpengaruh pada konstruksi bangunan yang ada di atasnya. Tanah Ekspansif adalah tanah yang mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air dalam tanah. Biasanya tanah ekspansif mengandung mineral-mineral lempung seperti smektit dan montmorilonit yang mampu menyerap air.

. Oleh karena itu mulai dipikirkan metode perbaikannya agar tanah ekspansif dapat dimanfaatkan untuk keperluang pembangunan. Metode stabilisasi pada tanah ekspansif ini sudah ada yang melakukan dengan pencampuran bahan kimiawi, dan pada tugas akhir ini stabilisasi tanah ekspansif dilakukan dengan cara biologis

yaitu dengan pencampuran

mikroorganisme.Beberapa penelitian laboratorium tentang stabilisasi tanah organic, serta penelitian tentang stabilisasi dengan mikroorganisme menjadi bahan acuan dan pertimbangan penelitian ini,yaitu

1Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia

2

Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, Indonesia

(3)

Karakteristik Kuat geser tanah dengan metode stabilisasi biogrouting bakteri Bacillus Subtilis, Angelina Lynda (2013), penelitian ini mengguanakan sampel tanah pasir berlempung dengan bahan stabilisasi bakteri Bacillus Subtils. Angelina Lyndra (2013). Penelitian ini menggunakan sampel tanah pasir berlempung dengan bahan stabilisasi bakteri Bacillus Subtilis. Penelitian ini mengacu pada hasil stabilisasi optimum dari mikroorganisme dengan variasi larutan dan waktu pemeraman. Bakteri Bacillus Subtilis diinjeksikan pada tanah pasir berlempung dengan variasi larutan 1x, 2x, dan 3x injeksi atau 2cc, 4cc dan 6cc. Tanah yang telah diinjeksikan mikroorganisme diperam selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Karakteristik mekanis yang ditinjau ialah sudut geser dan nilai kohesi yang berasal dari pengujian geser langsung. Hasil yang didapatkan terjjadi peningkatan nilai kohesi sebesar 297% terhadap nilai sampel tanah asli serta terjadi peningkatan nilai sudut geser dalam sebesar 6,86% terhadap nilai sudut geser dalam tanah asli..Alam Tronics, 2011.Penelitian ini menggunakan sampel tanah pasir kelanauan yang bergradasi buruk. Perlu di adakan stabilisasi pada tanah ini dan pada penelitian ini menggunakan metode biogrouting. Proses pencampuran mikroorganisme sebagai bahan stabilisasi menggunakan due metode, yaitu De Jong dan Harkes. Persamaan kedua metode ini ialah keduanya memanfaatkan bahan pencampur seperti bakteri, urea, dan CaCl2 perbedaannya ialah pada proses pencampurannya, langkah-langkah pencampuran. Hasil penelitian biogrouting pada tanah tersebut ialah terjadi peningkatan pada nilai sudut geser dalam serta nilai kohesi pada tanah setelah dilakukan pengujian geser langsung. Tindakan biogrouting untuk stabilisasi tanah dapat dijadikan sebagai alternative.

Dari uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mempelajari karakteristik fisik sampel tanah ekspansif.

2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi optimum larutan Bakteri Bacillus Subtilis terhadap peningkatan nilai parameter kuat tekan bebas pada tanah ekspansif yang distabilisasi

3. Untuk mengetahui karakteristik pengujian kuat tekan maksimum tanah ekspansif yang telah distabilisasi dengan Bakteri Bacillus Subtilis.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan (swelling) tanah ekspansif merupakan pembesaran volume akibat penambahan kadar air. Menurut Van der Merwe, potensi pembesaran volume tergantung dari peningkatan kadar air, indeks plastisitas, gradasi dan tekanan overburden. Penyusutan (shrinkage) tanah ekspansif merupakan pengecilan volume akibat pengurangan kadar air. Penyusutan ini terjadi apabila kadar air tanah berkurang hingga mencapai lebih kecil dari nilai batas susutnya.

Stabilisasi tanah dengan bahan tambah

Salah satu jenis metode stabilisasi ialah dengan menggunakan bahan tambah (additives) yang merupakan hasil olahan pabrik yang bila ditambahkan ke dalam tanah dengan perbandingan yang tepat akan memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, seperti : Kekuatan, tekstur, kemudahan dikerjakan (workability) dan plastisitas. Stabilisasi dengan bahan tambah juga sering disebut stabilisasi kimiawi yang bertujuan untuk memperbaiki sifat teknis tanah dengan memeperbaiki sifat teknis tanah dengan mencampur tanah dengan menggunakan

(4)

bahan tambah dengan perbandingan tertentu (Hary Christady, 2013).

Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme

Apabila sejumlah sel mikroba (contoh: Bakteri) ditanam kedalam suatu medium baru, maka sel-sel bakteri tersebut tidak akan segera membelah diri Dari profil garis grafik pertumbuhan sel bakteri tersebut, dapat dikenal fase-fase pertumbuhan populasi sel bakteri tersebut (gambar 1).

Gambar 1. Fase-Fase Pertumbuhan Sel Bakteri

Sumber : M. Natsir Djide dan Sartini, 2012

Kurva yang menunjukkan logaritma dari kerapatan populasi sel. Titik vertikal menunjukkan batas-batas setiap fase pertumbuham :1.Fase permulaan; 2. Fase pertumbuhan dipercepat; 3. Fase logaritma; 4. Fase pertumbuhan mulai terhambat; 5. Fase stasioner maksimum; 6. Fase kematian dipercepat; dan 7. Fase kematian logaritma.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa pengujian yang dilakukan di beberapa laboratorium yang berbeda. Pengujian fisis dan mekanis tanah di laksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah, dan penyiapan mikroorganisme dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi. Sampel tanah yang digunakan pada

penelitian ini ialah Tanah Ekspansif yang berasal dari lokasi Siwa, perbatasan Palopo, dan Bentonite. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen berupa pengujian tanah ekspansif distabilisasi dengan larutan bakteri Bacillus Subtilis.

Penyiapan mikroorganisme

Langkah pertama yang dilakukan ialah menumbuhkan bakteri Bacillus Subtilis pada medium B4 dengan komposisi berikut urea 20g, nutrient broth 3g, NaHCo3 2,12 gr, CaCl2+ 4,14gr, NH4Cl 10gr. Seluruh bahan tersebut dicampurkan ke dalam gelas Erlenmeyer bersama air suling hingga 1000 ml lalu disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Kemudian isolate bakteri dicampurkan ke dalam medium B4 dalam alat laminar Airflow untuk menjaga kesterilan. Setelah itu bakteri ditumbuhkan di ruang shaker selama 4 hari. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni Bakteri, caranya ialah terlebih dahulu dilakukan pengenceran suspense bakteri 10-1 hingga 10-7. Medim B4 dituang pada 4 cawan petri mulai dari pengenceran 10-4,10 -5

,10-6,10-7 lalu di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 300C. Setelah itu dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah koloni (jumlah mikroorganisme per ml sampel) yang tumbuh dari setiap pengenceran. Pada penelitian ini jumlah koloni bakteri Bacillus Subtilis yang paling baik terlihat pada 1 x 10-5 koloni/ml. Larutan pada pengenceeran 10-5 (10ml) tersebut dicampurkan ke dalam gelas Erlenmeyer yang berisi 90 ml medium B4, dan gelas Erlenmeyer yang berisi 1000 ml larutan medium B4 dipindahkan 200 ml ke gelas Erlenmeyer lain, 800 ml medium B4 sisanya dicampurkan dengan 100 ml larutan bakteri yang telah dicampur sebelumnya. Larutan bakteri dan medium B4 tersebut siap dicampur dengan sampel

(5)

tanah ekspansif yang akan diperam selama 3 hari, 7 hari, dan 14 hari.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini ialah berasal dari pengujian-pengujian karakteristik fisis dan mekanis tanah. Pengujian karakteristik fisik tanah meliputi pengujian kadar air, berat jenis, batas-batas atterberg. Pengujian karakteristik mekanisnya ialah pengujian kompaksi, dan pengujian kuat tekan bebas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Karakteristik Fisis

Hasil pemeriksaan karakteristik sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini menerangkan bahwa :

1. Nilai kadar air rata-rata yang diperoleh dari pengujian kadar air adalah sebesar 48,13%

2. Nilai berat jenis rata-rata yang diperoleh dari pengujian berat jenis adalah sebesar 2,7. Sesuai dengan tabel spesifikasi jenis tanah berdasarkan berat jenis, sampel tanah merupakan tipe Tanah Lempung. 3. Pemeriksaan batas-batas Atterberg

memberikan empat macam nilai, yaitu : - Batas Cair (LL) = 266,61%

- Batas Plastis = 39,05% -- Indeks Plastisitas = 227,56%

Berdasarkan tabel hubungan nilai PI dengan sifat, macam tanah dan korelasi tanah, maka untuk nilai indeks plastisitas (PI) sebesar 227,56% sampel tanah termasuk ke dalam tipe tanah dengan sifat plastisitas tinggi (spesifikasi PI >17%).

Hasil Pengujian Karakteristik Mekanis

Dari hasil pengujian pemadatan (kompaksi) tanah yang digunakan pada penelitian ini memiliki berat isi kering sebesar 1,22 gr/cm3 , dan kadar air optimum sebesar

32%. Penerapan asli dilapangan menggunakan kepadatan tanah sebesar 85%.

Pengujian kuat tekan dilakukan pada tanah ekspansif seberat 173.53 gr untuk masing-masing sampel uji yang dicampurkan dengan variasi campuran bakteri Bacillus Subtilis yaitu 8cc, 12cc, 15cc, 18cc, 21cc, 24cc dan 27cc pada konsentrasi larutan 2 oc yang dicampurkan dalam 1000 ml nutrien broth. Variasi masa pemeraman campuran tanah dengan bakteri yaitu 3 hari , 7 hari, dan 14 hari.

Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas

Hari/CC Nilai Qu Tanah Asli/Ekspansif 0.2125 Tanah + 8 CC 0.3016 Tanah 3 Hari + 12 CC 0.6891 Tanah 3 Hari + 15 CC 0.6533 Tanah 3 Hari + 18 CC 0.4975 Tanah 3 Hari + 21 CC 0.4604 Tanah 3 Hari + 24 CC 0.3232 Tanah 3 Hari + 27 CC 0.3166 Tanah 7 Hari + 12 CC 0.7473 Tanah 7 Hari + 15 CC 0.7160 Tanah 7 Hari + 18 CC 0.5593 Tanah 7 Hari + 21 CC 0.4748 Tanah 7 Hari + 24 CC 0.4206 Tanah 7 Hari + 27 CC 0.3580 Tanah 14 Hari + 12 CC 0.9308 Tanah 14 Hari + 15 CC 0.6533 Tanah 14 Hari + 18 CC 0.6265 Tanah 14 Hari + 21 CC 0.5280 Tanah 14 Hari + 24 CC 0.6891

Berikut adalah hasil pengujian kuat tekan bebas dalam grafik :

(6)

Gambar 2. Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan Tanah Ekspansif

Gambar 3. Grafik Hubungan tegangan dan regangan 12 cc

Gambar 4. Grafik Hubungan tegangan dan regangan 15 cc

Gambar 5. Grafik Hubungan tegangan dan regangan 18 cc

Gambar 6. Grafik Hubungan tegangan dan regangan 21 cc

Gambar 7 Grafik Hubungan tegangan dan regangan 24 cc 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Regangan T eg an ga n (kg /cm 2) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Tanah 14 Hari+12 cc bakteri

Tegangan Maksimum Tanah 7 Hari + 12cc Bakteri

Tanah 3 Hari+12cc Bakteri Regangan T eg an ga n (kg /cm 2) 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Tanah 14 Hari+15 cc bakteri Tegangan Maksimum Tanah 7 Hari + 15cc Bakteri Tanah 3 Hari+15cc Bakteri Regangan T eg an ga n (kg /cm 2) -0.10 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Tanah 14 Hari+18 cc bakteri Tegangan Maksimum Tanah 7 Hari + 18cc Bakteri Tanah 3 Hari+18cc Bakteri Regangan T eg an ga n (kg /cm 2) -0.10 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Tanah 14 Hari+21 cc bakteri Tegangan Maksimum Tanah 7 Hari + 21cc Bakteri Regangan T eg an ga n (kg /cm 2) 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0

Grafik Hubungan Regangan - Tegangan

Tanah 14 Hari+24 cc bakteri Tegangan Maksimum Tanah 7 Hari + 24cc Bakteri Regangan T eg an ga n (kg /cm 2)

(7)

Berdasarkan keseluruhan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil pengujian kuat tekan pada tanah ekspansif terstabilisasi dengan variasi waktu pemeraman mengalami peningkatan baik pada sampel dengan bakteri 8 cc, 12 cc, 15 cc, 18 cc, 21 cc, 24 cc, dan 27 cc. Kenaikan disebabkan karena proses perkembangbiakan bakteri kemudian menghasilkan kalsit dalam tanah yang mengakibatkan terjadinya pembesaran partikel-partikel yang ada di dalam tanah dan merubah susunan struktur partikel tanah sehingga mengakibatkan membesarnya nilai tegangan dalam tanah.

-Penggabungan Sampel

Gambar 8. Grafik Gabungan nilai tegangan dan regangan.

Mikroorganisme memiliki tahap pertumbuhan dengan waktu yang berbeda-beda, tergantung dengan nutrisi yang terkandung di dalam lingkungannya (M. Natsir Djide dan Sartini, 2012).

Bakteri yang dicampurkan pada tanah mengkatalisis urea CO(NH2)2 sehingga melepas ion karbonat, yang selanjutnya akan terikat dengan ion kalsium dari CaCl2 dan mempresipitasikan Kalsium Karbonat/Kalsit (CaCO3). Kalsit inilah yang mengikat partikel tanah satu sama lain. Proses tersebut bekerja pada tingkat

pori-pori yaitu memperbaiki kondisi tanah dengan meningkatkan kekuatan dan kekakuan (stiffness) (Alam Tronics, 2011)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakteristik fisik sampel tanah yang diperoleh dari hasil pengujian fisik yaitu kadar air 48.13%, berat jenis tanah sebesar 2,7, berat isi kering maksimum 1.22 gr/cm3, kadar air optimum 32%, batas cair(LL) 266.61%, batas plastisitas(PL) 39.05%, dan indeks plastisitas(PI) 227.56%; nilai activity 2.881 ;Activity Berdasarkan jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini ialah tanah ekspansif.

2. Karakteristik mekanik tanah yang distabilisasi dengan campuran larutan Bacillus Subtilis mengalami perubahan nilai parameter kuat tekan, yaitu:

- Nilai kuat tekan mengalami peningkatan sebesar 430 kali

3. Hasil pengujian kuat tekan tanah pada sampe tanah yang telah distabilisasi mengalami kenaikan dan penurunan nilai tegangan. Dan nilai tegangan maksimum terdapat pada campuran tanah dengan bakteri sebesar 12 cc dengan pemeraman 14 hari sebesar 0,931 kg/cm2.

Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat lebih jauh pengaruh bakteri Bacillus Subtilis terhadap sampel tanah ekspansif dengan rentang waktu yang lama dan variasi jumlah larutan berbeda serta kondisi titik jenuhnya.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya dengan melihat pengaruh PH dan suhu pada bakteri Bacillus Subtilis yang dicampurkan ke dalam tanah.

0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 0.01.02.03.04.05.06.07.08.0 Te gan gan (k g/ cm 2 ) Regangan

Grafik Hubungan Tegangan - Regangan Uji Kuat Tekan BebasTanah Asli

Tanah + 8cc Bakteri (3 Hari) Tanah + 12cc Bakteri (3 Hari) Tanah + 12cc Bakteri (7Hari) Tanah +12cc Bakteri (14Hari) Tegangan Maksimum

(8)

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap tanah ekspansif lainnya untuk melihat sejauh mana pengaruh bakteri Bacillus Subtilis dalam menstabilkan tanah. DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E. (1993), Alih Bahasa Ir.Johan Kelana Putra Edisi Kedua, Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hardiyatmo, Hary Christady (2013). Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Lynda, Angelina (2013), Karakteristik Kuat Geser Tanah Dengan Metode Stabilisasi Biogrouting Bakteri Bacillus Subtilis, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah, Penerbit : Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar

Vera Tumanan, Imelda(2014), Studi Karakteristik Mekanik Tanah Organik Terstabilisasi Bakteri Bacillus Subtilis Terzaghi, K dan R.B Peck (1987), Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa I, Alih bahasa Bagus, W., dan K. Benny, Erlangga, Jakarta

Tronics, Alam (2011), Studi Awal Pemanfaatan Teknik Biogrouting pada Tanah Pasir untuk Proses Sementasi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok.

MS., Djide, M.Natsir Drs, ; Msi. Sartini, Dra, 2012,Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Hunt, R.E.(1984).Geotecnical Engineering Investigation Manual, Mc Graw Hill Book Company

Rao, S. 1994. Mikroba Tanah dan Pertumbuhan Tanaman, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Hanafiah, A.S., 1992. Mikro Biologi Tanah Dan Kepentingannya di Bidang Pertanian.Penataran Penyegaran Mikrobiologi, UMA, Medan.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas
Gambar 8. Grafik Gabungan nilai tegangan dan regangan.

Referensi

Dokumen terkait

$iskositas suatu cairan merupakan ukuran resistensi 9at cair untuk  mengalir. 7lat yang digunakan adalah viskometer  "roo!field  tipe /$*- yang dilengkapi dengan

Dan dari hasil Uji T (uji statistik) hanya variabel bukti fisik yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau dependen dengan nilai sigma nya sebesar

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 2005).Data primer yang digunakan dalam penelitian

[r]

Kejadian retensi urin lebih banyak pada kelompok dengan trauma perineum yaitu 24,6% dibanding 9,8% pada kelompok yang tidak mengalami trauma.,dengan nilai p=0,614 dan OR

Kepada Saudara untuk dapat membawa dokumen asli dan 1 (satu) set fotocopy sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada pemasukan penawaran. Demikian disampaikan,

Peningkatan produksi insulin tersebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah (postprandial) tetap dalam batas batas normal.

monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek, akan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar dalam jangka panjang . sehingga titik keseimbangan pindah ke titik