• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007). Menurut Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995).

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kompetensi Leadership. Definisi opersional kompetensi Leadership adalah seseorang yang mampu menjadi panduan dan secara langsung dapat memotivasi bawahannya untuk menghadapi tantangan-tantangan dilingkungan kerja dengan kepentingan dan sikap mereka yang baik sebagai apa yang dibutuhkan dalam organisasi. Memberikan feedback secara regular dan spesifik kepada bawahan, serta memberikan perubahan yang positif dari tujuan dan prioritas terkait visi dari organisasi (Rupp, 2003).

Variabel dalam penelitian ini diukur dengan metode Assessment Center yang dikorelasikan dengan alat ukur PAPI Kostick. PAPI (Personality and Preference Inventory) adalah “personality assessment” (alat tes penilaian kepribadian) terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR (Human Resource) dan manajer terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu pada semua tingkatan (Cubiks, 2012). PAPI Kostick digunakan dalam rangka untuk menganalisa tingkat validitas pada alat ukur yang digunakan

(2)

dalam Assessment Center. Karena PAPI Kostick telah melalui penelitian yang cukup panjang sehingga dianggap sudah memiliki standart yang baik.

PAPI Kostick terdapat tiga aspek yang mengukur kompetensi Leadership, yaitu Leadership Role, Need to Control Other dan Ease in Decision Making. Sedangkan pada Assessment Center yang hasilnya berupa Psikogram terdapat tiga kompetensi yang divaluasi, yaitu Thinking, Working dan Relating. Ketiga kompetensi tersebut memiliki aspek-aspek kepemimpinan yang menjadi syarat untuk menentukan seorang Pemimpin. Kedua metode tersebut akan dikorelasikan untuk melihat validitas konvergen-diskriminan pada matriks Multitrait and Multimethod.

3.1.2 Hipotesa

Validitas dari tools yang digunakan untuk menguji kompetensi Leadership sangat mempengaruhi hasil dari Assessment Center yang dilakukan. Oleh karena itu pentingnya pengujian pada tools dengan menggunakan metode yang terstandarisasi untuk melihat keakuratan dari sebuah pengukuran. Maka dapat diasumsikan bahwa tingkat validitas tergantung pada tinggi rendahnya korelasi dari hasil pengujian yang menggunakan metode Multitrait dan Multimethod.

H0 = Tidak adanya konvergensi pada pengukuran kompetensi Leadership dalam konteks Assessment Center

H1 = Adanya konvergensi pada pengukuran kompetensi Leadership dalam konteks Assessment Center.

3.2 Objek Penelitian dan Tehnik Sampling

3.2.1 Karakteristik Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, karakteristik objek adalah data hasil Assessment Center dari salah satu perusahaan BUMN tahun 2013 pada posisi manajer. Data diperoleh dari perusahaan Konsultan di Jakarta yang memilki Assessment center yaitu sebanyak seratus responden. Data tersebut berupa data ordinal karena selain megandung unsur kategori juga memiliki tingkatan yang tidak setara antara satu dengan lainnya (Septyanto, 2008).

(3)

3.2.2 Tehnik Sampling, Populasi, Sampel

3.2.2.1 Tehnik Sampling

Margono (2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Tehnik sampilng yang digunakan adalah probabilitas atau random sampling merupakan tehnik pengambilan data secara acak, memberikan peluang yang sama pada populasi untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2001).

Metode yang dipakai adalah random cluster sampling. Karena dari sekian banyak data hasil Assessment Center, data yang diambil hanya berdasarkan cluster Leadership saja.

3.2.2.2 Populasi

Margono (2004), menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data hasil Assessment Center dari sebuah perusahaan konsultan di Jakarta yang memiliki Assessment Center.

3.2.2.3 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono (2001), menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Sampel yang digunakan yaitu data hasil Assessment center pada kompetensi Leadership pada posisi manajer.

Data hasil Assessment Center dibuat dalam bentuk Psikogram (Profil Psikologis) dan aspek-aspek Leadership pada PAPI Kostick masing-masing sebanyak seratus responden. Penelitian ini hanya menggunakan data pada tahun 2013 saja sehingga peneliti memutuskan untuk mengambil sampel hanya sebanyak seratus responden.

(4)

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat non-eksperimental dan termasuk dalam tipe penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapat suatu informasi ilmiah (Martono, 2010).

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Peneliti tidak melakukan manipulasi eksperimen, tidak melakukan pengacakan subjek, dan tidak ada kontrol variabel. Penelitian ini membutuhkan adanya hipotesis dan pengujian yang kemudian akan menentukan tahap-tahap berikutnya, seperti menentukan tehnik analisa dan uji statistik yang akan digunakan.

1.4Alat Ukur Penelitian

3.4.1 Assessment Center

Metode Assessment Center adalah sebuah prosedur yang digunakan manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) untuk mengevaluasi tenaga kerja dalam hal atribut manusia atau kemampuan yang relevan dengan efektivitas organisasi (Thornton, 2006). Metode Assessment Center menggunakan multiple exercises dan mulitiple prosessor serta menggunakan simulasi untuk mengobservasi perilaku kandidiat yang sedang dinilai. Metode ini menawarkan tools yang dapat mengukur banyak hal dan fleksibel untuk dapat mengukur dan mengembangkan kandidiat serta karyawan dalam dunia kerja yang modern.

Secara spesifik terdapat Sembilan jenis simulasi dan instrumen yang digunakan dalam AC ini, yaitu :

a. In Basket Exrcise

Instrumen ini merupakan simulasi dari situasi nyata yang dihadapi SDM dalam menjalankan tugas sehari-hari. Bentuk dari simulasi ini adalah kumpulan memo atau dokumen kerja yang harus direspon oleh para respoden.

b. Group Discussion

Kegiatan ini merupakan diskusi dari masing-masing peserta yang diminta untuk membahas suatu masalah guna mencapai consensus bersama.

(5)

c. Case Analysis

Dalam melaksanakan simulasi ini peserta diberi suatu materi permasalahan. Kemudian peserta diminta untuk menganalisis permasalahan tersebut dan juga diminta untuk membuat solusi pemecahannya.

d. Presentation

Dalam kegiatan ini para peserta diminta untuk menyampaikan presentasi. Bahan yang digunakan untuk presentasi ini adalah laporan yang telah ditulis peserta dalam kegiatan case analysis.

e. Test of Creative Thingking

Dalam kegiatan ini para peserta diberi satu set pertanyaan yang mencangkup berbagai situasi. Para peserta diminta untuk memberikan respon kreatif untuk menangani situasi tersebut.

f. Behavioral Event Interview

Dalam kegiatan ini, para asesor akan mengajukan pertanyaan yang berbasis perilaku kepada peserta. Pertanyaan akan berfokus pada kejadian kritikal di masa lalu yang menyangkut pekerjaan dan pernah dialami oleh asesi.

g. 360 Degress Interview

Dalam kegiatan asesor akan melakukan wawancara dengan atasan, rekan kerja dan bawah para asesi. Pertanyaan akan difokuskan pada kinerja dan integritas asesi. h. Role Play

Ini merupakan simulasi dimana para peserta akan dihadapkan pada situasi tertentu, misalnya berhadapan dengan bawahan yang bermasalah atau klien yang tidak kooperatif.

i. Personality Test

Melalui instrument ini, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner berupa tes kepribadian, yang mengukur beragam tipe kepribadian, tingkat kecerdasan emosi, minat untuk berprestasi dan lain-lain.

(6)

Hasil dari penilaian Assessment Center dibuat dalam bentuk Psikogram ( Profil Psikologis) yang mengukur 15 kompetensi dikelompokkan menjadi tiga komponen yaitu Thinking, Working dan Relating.

3.4.2 PAPI Kostick

PAPI (Personality and Preference Inventory) adalah “personality assessment” (alat tes penilaian kepribadian) terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu pada semua tingkatan (Cubiks, 2012). Didalam tes kepribadian ini terdapat tiga aspek yang mengukur kompetensi Leadership yaitu Leadership Role, Need to Control Others, dan Ease in Decision Making.

PAPI Kostick digunakan dalam rangka untuk menganalisa tingkat validitas pada alat ukur yang digunakan dalam Assessment Center. Dimana ketiga aspek Leadership pada PAPI Kostick akan dikorelasikan dengan 15 kompetensi yang diukur pada Assessment Center. Alasan mengapa PAPI Kostick digunakan dalam analisa karena antara Assessment Center dan PAPI Kostick sama-sama digunakan untuk mengukur kandidat-kandidat yang sudah memiliki pengalaman dalam bekerja.

PAPI Kostick memiliki reputasi yang baik dalam interpretasi. Dengan representasi grafis yang jelas pada profil peserta yang dilihat dalam roda alat tes tersebut (kostick, 2012). PAPI Kostick dipercaya secara global mengenai efesien dalam menggunakan alat tes ini, karena dapat menyelidiki gaya kerja para karyawan dan memberikan informasi yang mendalam terkait karyawan tersebut (Kostick, 2012). Organisasi diseluruh dunia telah menggunakan PAPI Kostick selama 40 tahun terakhir dan alat tes ini terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perubahan dalam lingkungan kerja (Kostick, 2012).

3.4.3 Metode Multitrait dan Multimethod

Validasi skala yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas konstruk, konvergen‐diskriminan. Matriks multitrait-multimethod (MTMM) digunakan sebagai tools untuk menentukan sejauh mana validitas konvergen‐diskriminan pada alat ukur yang diuji.

(7)

Derajat validitas konvergen-diskriminan diidentifikasi dengan cara mengkorelasikan masing‐masing hasil pengukuran dari alat ukur tersebut yang kemudian ditampilkan dalam matriks MTMM.

Analisis MTMM merupakan pengembangan metodologi yang paling penting seputar analisis validitas konvergen dan diskriminan pada pengukuran psikologi (Eid et al, 2008) yang diperkenalkan oleh Campbel dan Fiske pada tahun 1959. Hingga saat ini analisis MTMM telah terbukti menjadi alat yang paling kuat untuk mendeteksi trait, metode, dan komponen error dalam pengukuran (Courvoisier, dkk., 2008).

Matriks korelasi Multitrait - multimethod terdiri dari hubungan linear antara beberapa sifat yang dievaluasi dengan metode pengukuran yang berbeda . Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengetahui apakah diskriminan koefisien validitas lebih rendah dari koefisien validitas konvergen , kondisi yang dikemukakan oleh Campbell & Fiske ( 1959) sebagai bukti yang mendukung validitas konstruk.

Dasar pemikiran dalam validasi dengan pendekatan ini adalah adanya validitas yang baik diperlihatkan oleh korelasi yang tinggi antara dua pengukuran terhadap trait yang sama oleh dua metode yang berbeda, atau korelasi yang rendah antara dua pengukuran terhadap trait yang berbeda walaupun menggunakan metode yang serupa. Temuan dalam studi psikologis bahwa validitas konvergen koefisiennya lebih besar dari koefisien validitas yang diskriminan memberikan dukungan untuk validitas konstruk saat menggunakan pendekatan MTMM.

Dalam istilah validitas, skala-skala tersebut konvergen ditunjukkan oleh tingginya korelasi antara skor skala-skala yang mengukur antara skor skala-skala yang mengukur trait berbeda. Maka dapat diilustrasikan suatu matriks validasi multitrait-multimethod yang ideal seperti tabel dibawah berikut.

Tabel 3.1

(8)

A1 B1 A2 B2

A1 rA1A1 (T) rA1B1 (R) rA1A2 (T) rA1B2 (R)

B1 rB1B1 (T) rB1A2 (R) rB1B2 (T) A2 rA2A2 (T) rA2B2 (R) B2 RB2B2 (T) Sumber : Djemari, 2008 Keterangan: T = Tinggi R = Rendah

Pada tabel diatas huruf melambangkan trait dan angka melambangkan metode. Jadi, A1 dan A2 adalah dua skala yang mengukur trait yang sama, yaitu trait A diukur oleh dua metode berbeda, metode 1 dan 2. A1 dan B1 adalah satu macam trait berbeda yang diukur oleh satu metode yang sama, yaitu metode 1.A2 dan B2 melambangkan dua trait yang berbeda tetapi di ukur oleh metode yang sama, yaitu metode 2.

Dengan menggunakan matriks validitas, maka interkolasi antara trait dan antar metode dapat dilihat, dimana korelasi antara setiap variable dengan diri sendirinya tidak dituliskan sama dengan 1.00, tetapi diganti oleh koefisien reliabilitasnya. Secara ideal, koefisien reliabilitas yang ada pada diagonal matriks harus tinggi. Demikian pula koefisien korelasi antara dua metode berbeda yang mengukur trait yang sama, harus tinggi. Sedangkan korelasi antara metode yang mengukur dua macam trait yang berbeda, harus rendah.

3.5 Prosedur

(9)

Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah mencari fenomena yang terkait metode Assessment Center yang belakangan ini sedang marak digunakan oleh berbagai lembaga dan perusahaan di Indonesia. Tahapan ini dimulai sejak awal bulan februari 2014 dengan melakukan riset melalui internet dan menggali informasi dari berbagai media.

Setelah menemukan fenomena dan objek penelitian yang ditujukan, peneliti mulai membuat gambaran dari kerangka berpikir untuk meninjau kesesuaian dan kemungkinan adanya korelasi dari variabel yang telah ditentukan.

Langkah berikutnya adalah merampungkan landasan teori dengan mencari literatur terkait mengenai variabel beserta mencari metode yang akan digunakan untuk menganalisa objek penelitian.

Setelah peneliti menemukan metode pengukuran yang sesuai, tahapan berikutnya adalah mengkonsultasikan metode tersebut dengan dosen pembimbing dan melakukan adaptasi dalam mengelola dan meganalisa data hasil Assessment Center pada kompetensi leadership yang diperoleh dari perusahaan konsultan di Jakarta yang memiliki Assessment center.

3.5.2 Tehnik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan teknik yang digunakan dalam pengujian variabel-variabel dalam penelitian ini. Pengujian yang lebih sederhana tentang validitas konstruk adalah melalui pendekatan multi-trait multi-method (Saifuddin Azwar, 2003).

Pendekatan ini akan menghasilkan bukti validitas diskriminan yang ditunjukkan dengan rendahnya korelasi antar skor yang mengukur trait yang berbeda bila digunakan metode yang sama dan validitas konvergen yang ditunjukkan oleh tingginya korelasi skor-skor tes yang mengukur trait yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda.

Pada bab ini akan dibahas analisis korelasi sederhana dengan metode Kendall’s tau-b. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun).

Korelasi Kendall adalah ukuran korelasi yang menuntut kedua variabel diukur sekurang-kurangnya dalam skala ordinal. Sehingga obyek-obyek yang dipelajari dapat

(10)

di-ranking dalam dua rangkaian berurut (Siegel,1994). Analisis korelasi Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking (Sugiono, 2004). Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.

Beberapa asumsi pada analisis korelasi Kendall adalah sebagai berikut. 1. Ukuran koefisien korelasi adalah dari -1 sampai dengan 1.

2. Data terdiri atas sampel acak yang berpasangan (bivariate) berukuran n, (Xi, Yi) dengan i = 1, 2, 3,…, n.

3. Skala pengukuran yang digunakan sekurang-kurangnya ordinal.

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi rank Kendall apabila N ≤ 10 dapat dicari dengan menggunakan tabel Nilai peluang dalam uji Koefisien Korelasi Rank Kendall pada lampiran. Dengan kriteria H0 diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan H1 terima bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga z tabel.

Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. H0 : tidak ada hubungan antara kedua variabel. H1 : ada hubungan antara kedua variabel.

Menurut Sugiyono (2002) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah 0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat

(11)

0,80 - 1,000 = sangat kuat

3.6 BLUE PRINT KOMPETENSI LEADERSHIP

(12)

Blue Print

Variabel Dimensi Indikator Pengambilan

Data Kompetensi Leadership (HayGroup Compeny of Global Management Consulting) Self-Awareness : kemampuan mengenali

dan memahami emosi diri sendiri 1. Emotional Self Awareness Data yang digunakan merupakan hasil Assessment Center yang diperoleh dari salah satu Perusahaan Konsultan di Jakarta Self-Management : kemampuan mengelola emosi diri sendiri

secara efektif 1. Achievement Orientation 2. Adaptability 3. Emotional Self Control 4. Positive Outlook Social Awareness: kemampuan mengenali

dan memahami emosi orang lain 1. Empathy 2. Organization Awareness Relationship Management : kemampuan menggunakan pemahaman tentang emosi diri sendiri dan

orang lain dalam berinteraksi dengan

orang lain

1. Conflict Management 2. Coach and Mentor 3. Influence

4. Inspirational Leadership

5. Teamwork

Referensi

Dokumen terkait

Prajurit Kulon 1650 KK 2018 86.000.000 Pembangunan Saluran Sumolepen (Lanjutan), Pembangunan Plengsengan Buzem Pulorejo (Lanjutan), Pembangunan Saluran Tenggilis

Sejak kajian cepat ILO tahun 2014, Indonesia telah melakukan beberapa perbaikan dalam skema sistem jaminan sosial menurut Undang-Undang (UU) Sistem Jaminan Sosial Nasional;

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Prameswari (2015) yang berlokasi di Estuari Perancak, dimana sulitnya membedakan vegetasi mangrove

Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah validasi. Tahap validasi ada 2 macam validasi yang digunakan pada modul, yaitu sebagai berikut. 1) Validitas isi, yaitu

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk membangung sebuah aplikasi laporan kehilangan barang serta sebagai sebuah forum berbentuk sosial media berbasis android untuk memudahkan

Pada Foto hasil Elektroforesis polyacrilamide terlihat bahwa jarak antara Band – Band DNA sangat dekat.Hal tersebut dapat disebabkan karena waktu yang digunakan untuk

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total nilai seluruh jawaban 1.441 dengan 1.225 nilai jawaban mengatakan sangat setuju (SS), 204 nilai jawaban mengatakan setuju (S),

Maka dari itu,berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media kreatif yang digunakan dalam memberikan materi pelajaran kepada