• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 3 Executive Summary

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku 3 Executive Summary"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

(EXECUTIVE SUMMARY)

STUDI PENYUSUNAN MASTER PLAN PELABUHAN PERIKANAN RAJA AMPAT

Disusun Oleh : Stevan Tetekonde D111 13 007 Ardhiza Savitri D111 13 007 Asni Tandilino D111 13 025 Ilham Abubakar D111 13 043 Chrisman N. Tangibali D111 13 047 Arif Musakkir D111 13 307 Sulistiawati Saputri D111 13 317 Satya Adhyaksa D111 13 319 Dian Eka Wati D111 13 323 Nurul Aisyah A. D111 13 329 Chika Geofeny X. T. D111 13 523 Bryan I. Tangkelangi D111 13 549 Meyske A. Maran D111 13 701

PENYUSUNAN RENCANA INDUK

PELABUHAN PERIKANAN KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA

BUKU 3

(2)

KATA PENGANTAR

Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Raja Ampat Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencangan 1 Bangunan Sipil Terrpadu Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Laporan ini berisi pendahuluan, kebijakan pemerintah terkait pelabuhan, deskripsi umum wilayah studi, hindterland dan kondisi eksisting pelabuhan, data dan analisis, proyeksi jasa pelabuhan, rencana pengembangan, analisa ekonomi dan tinjauan lingkungan.

Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mulai dari kegiatan persiapan, pengumpulan data sekunder, penyusunan laporan dan masukan/saran untuk perbaikan laporan ini.

Gowa, Mei 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...2 DAFTAR GAMBAR...4 DAFTAR TABEL...5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...7

1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan...7

1.3. Lokasi Pekerjaan...7

1.4. Lingkup Kegiatan...8

1.5. Keluaran/Output...9

1.6. Landasan Yuridis...9

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PELABUHAN 2.1. Kebijakan Pengembangan Pelabuhan...10

2.2. Nama dan Hirarki Pelabuhan di Provinsi Papua Barat10 2.3. Kebijakan Pengusahaan Pelabuhan...10

2.4. Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)11 2.5. Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (PP. No. 26 Tahun 2012) 12 2.6. Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda (Kepmen No. 15 Tahun 2010)12

(4)

2.7. Sistem Transportasi Nasional...12

2.8. Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Raja Ampat 13 BAB III DESKRIPSI UMUM WILAYAH STUDI, HINTERLAND DAN KONDISI EKSISTING PELABUHAN RAJA AMPAT 3.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Studi...20

3.2. Luas Wilayah...20 3.3. Penduduk...23 3.4. Potensi Bencana...24 3.5. Perindustrian...25 3.6. Energi...26 3.7. Pertanian...26 3.8. Perkebunan...27 3.9. Peternakan...27 3.10. Perikanan...28 3.11. Kehutanan...29

BAB IV SURVEI LAPANGAN DAN ANALISI DATA...30

BAB V PROYEKSI JASA PELABUHAN ...31

5.1. Jenis Muatan Melalui Laut...31

5.2. Horison Perencanaan...31

(5)

5.4. Sampel Air...34

5.5. Proyeksi Permintaan Jasa Pelabuhan...35

5.6. Proyeksi Bongkar Muat Ikan, Penumpang dan dan Kunjungan Kapal 46 BAB VI RENCANA PENGEMBANGAN ...62

6.1. Konsep Penataan Pelabuhan Raja Ampat...62

6.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas...64

6.3. Tata Letak (Layout) Pelabuhan Raja Ampat...77

6.4. Program Pengembangan Pelabuhan Raja Ampat...77

6.5. Usulan DLKR-DLKP...80

6.6. Pencatatan Kegiatan Pelabuhan...85

6.7. Estimasi Biaya Investasi...88

BAB VII ANALISA EKONOMI ...90

7.1. Evaluasi Ekonomi...90

7.2. Metode Analisa...90

7.3. Biaya...90

7.4. Manfaat (Benefit)...93

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi pekerjaan... Gambar 2. 1. Tema pengembangan koridor ekonomi

Indonesia...11

Gambar 2.2. Peta Kawasan Konservasi Sumber Daya Air Kabupaten Raja Ampat...14

Gambar 2.3. Peta Kawasan Potensial Pariwisata Raja Ampat ...17

Gambar 2.4. Peta Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Raja Ampat...17

Gambar 2.5. Peta Kawasan Suaka Alam Perairan Daerah Kabupaten Raja Ampat...18

Gambar 2.6. Peta Administratif Kabupaten Raja Ampat...18

Gambar 3. 1. Peta Administrasi Kabupaten Raja Ampat...22

Gambar 3.2. Peta Kawasan Rawan Bencana Alam...25

Gambar 3.3. Penggunaan Area Hutan di Kabupaten Halmahera Tengah, 2013...29

Gambar 5.1. Diagram Alir Metodologi Proyeksi Barang dan Penumpang...32

Gambar 5.2. Diagram Alir Proyeksi Kependudukan...33

Gambar 5.3. Diagram Alir Proyeksi PDRB...33

Gambar 5. 4. Diagram Alir Proyeksi Ikan...34

Gambar 5.5. Grafik proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat...38

Gambar 5.6. Grafik proyeksi jumlah penduduk hinterland pelabuhan...40

Gambar 5.7. Grafik Proyeksi PDRB Kabupaten Raja Ampat ...43

Gambar 5.8. Grafik proyeksi PDRB hinterland pelabuhan Raja Ampat...46

Gambar 5.9. Diagram Alir Penentuan Proyeksi Bongkar Muat Ikan Pelabuhan Raja Ampat...47

Gambar 5.10. Grafik proyeksi muat Ikan di Pelabuhan Raja Ampat...50

Gambar 5.11. Grafik proyeksi bongkar Ikan di Pelabuhan Raja Ampat...52

Gambar 5.12. Grafik proyeksi bongkar dan muat Ikan di Pelabuhan Raja...54

Gambar 5.13. Diagram alir proyeksi penumpang di Pelabuhan Raja Ampat...55

Gambar. 5.14. Proyeksi Kunjungan Kapal Ikan Kabupaen Raja Ampat...61

(7)

Gambar 6.1. Arus pencatatan dan pengolahan data

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rencana Pengembangan Kawasan di Kabupaten Raja Ampat 15

Tabel 3.1. Luas Wilayah Diperinci Menurut Kabupaten Raja Ampat Tahun 2014 21

Tabel 3.2. Jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat menurut kecamatan tahun 2013 (Jiwa) 23

TABEL 3.3. Kerawanan dan Resiko Bencana Gemopa...24

Tabel 3.4. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Dan Nilai Produksi Industri Kecil Kabupaten Raja Ampat, 2014 25

Tabel 3.5. Jumlah Pembangkit Listrik, Daya Terpasang dan Jumlah Pelanggan Listrik Tahun 2013 26

Tabel 3. 6. Luas lahan perkebunan (Ha) di kabupaten Raja Ampat, 2014 27

Tabel 3.7. Populasi Ternak Menurut Kecamatan Kabupaten Raja Ampat 27

Tabel 3.8. Produksi Perikanan Kabupaten Raja Ampat...28 Tabel 5. 1. Hasil Test Laboratorium Air...34 Tabel 5.2. Penduduk Kabupaten Raja Ampat...35

Tabel 5.3. Persentasi jumlah penduduk perkecamatan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat36 Tabel 5.4. Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat37

Tabel 5.5. Proyeksi jumlah penduduk hinterland pelabuhan Raja Ampat 38 Tabel 5.6. Perkembangan PDRB Kabupaten Raja Ampat...41

Tabel 5.7. Produk andalan per kecamatan di Kabupaten Raja Ampat 41

Tabel 5.8. Persentasi produk andalan 2 hinterland terhadap produk andalan Kabupaten Raja Ampat 41

Tabel 5.9. Proyeksi PDRB Kabupaten Halmahera Tengah....42 Tabel 5.10. Proyeksi PDRB hinterland pelabuhan Raja Ampa44 Tabel 5.11. Data arus bongkar muat Ikan di pelabuhan Raja Ampat 46

(9)

Tabel. 5.12.Proyeksi volume muat Ikan di Pelabuhan Raja Ampat (ton) 48 Tabel 5. 13. Proyeksi volume bongkar Ikan di Pelabuhan Raja Ampat (ton)51

Tabel 5. 14. Proyeksi volume bongkar dan muat Ikan di Pelabuhan Raja Ampat 53

Tabel 5. 15. Data jumlah penumpang di pelabuhan Raja Ampat 55

Tabel 5. 16. Proyeksi Penumpang turun di Pelabuhan Raja Ampat (Jiwa) 56 Tabel 5. 17. Proyeksi Penumpang naik di Pelabuhan Raja Ampat (Jiwa) 57

Tabel 5. 18. Proyeksi call kapal di Pelabuhan Raja Ampat....59

Tabel 6. 1. Asumsi dimensi kapal yang akan dilayani...64

Tabel 6. 2. Asumsi produktivitas bongkar muat barang...65

Tabel 6. 3. Asumsi produktivitas bongkar muat barang...65

Tabel 6. 4. Simulasi panjang dermaga dan nilai BOR...67

Tabel 6. 5. Luas kebutuhan gudang...68

Tabel 6. 6. Luas kebutuhan lapangan penumpukan...69

Tabel 6. 7. Luas terminal penumpang...70

Tabel 6. 8. Luas terminal penumpang...71

Tabel 6. 9. Jumlah orang di terminal penumpang...72

Tabel 6. 10.. Luas lapangan parkir...73

Tabel 6. 11. Luas lapangan parker truck...74

Tabel 6. 12. Konstruksi Jalan dan Perkerasan pada Lapangan Penumpukan 76

Tabel 6. 13. Kebutuhan peralatan bongkar muat untuk pengembangan pelabuhan 76

(10)

Tabel 6. 15.. Fungsi peruntukan lahan perairan...81

Tabel 6. 16. Perhitungan Jumlah Kapal Menunggu di Areal Tambat Labuh 82

Tabel 6. 17. Estimasi Kebutuhan Luas Minimum Perairan Pelabuhan BungkutokoKendari Tahun 2041 83

Tabel 6. 18.. Rencana anggaran biaya investasi...88 Tabel 7. 1. Estimasi Biaya Pengembangan Pelabuhan Raja Ampat 90 Tabel 7. 2. Estimasi Biaya personil...91 Tabel 7. 3. Biaya pemeliharaan...92 Tabel 7. 4. Manfaat operasional pelabuhan...93

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerangka dasar rencana pengembangan dan pembangunan suatu pelabuhan tersebut diwujudkan dalam suatu Rencana Induk Pelabuhan yang menjadi bagian dari tata ruang wilayah dimana pelabuhan tersebut berada, untuk

menjamin adanya sinkronisasi antara rencana

pengembangan pelabuhan dengan rencana pengembangan wilayah. Agarsebuah Rencana Induk Pelabuhan dapat dipergunakan dan diterapkan, perlu ditetapkan suatu standar perencanaan pembangunan dan pengembangan pelabuhan.

1.2. Maksud dan Tujuan Pekerjaan

Tujuannya adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan perancangan pembangunan pelabuhan ikan di kabupaten Raja Ampat, sehingga kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi permasalahan yang

timbul pada saat operasional pelabuhan.

1.3. Lokasi Pekerjaan

Lokasi proyek berada di Kabupaten Raja Ampat seperti yang ditunjukkan dalam peta Provinsi Papua Barat (Gambar 1.1)

(12)

Gambar 1. 1 Lokasi pekerjaan

1.4. Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan penyusunan rencana induk (masterplan) pelabuhan di Kabupaten Raja Ampat meliputi :

1 Inventarisasi peraturan yang terkait dengan pembangunan pelabuhan;

2 Identifikasi dan inventarisasi jaringan pelayanan infrastruktur dan hinterland pelabuhan laut di Raja Ampat;

3 Identifikasi dan inventarisasi jenis komoditas unggulan Kabupaten Raja Ampat;

4 Inventarisasi data-data survei antara lain data fisik dasar wilayah studi, data kepelabuhanan, data kependudukan, data kelembagaan, data tata ruang wilayah kabupaten dan provinsi;

5 Validasi, analisis dan evaluasi data yang mencakup:

a Analisis dan evaluasi prakiraan demand

angkutan laut meliputi perkiraan jumlah pergerakan kapal dan jenis kapal, pergerakan penumpang dan barang tahunan, jaringan pelayaran masa mendatang, rencana pembangunan/pengembangan pelabuhan; b Analisis dan evaluasi teknis teknis meliputi

hidrooceanografi, topografi, jalan akses, pengaturan operasi pelabuhan, dukungan peralatan SBNP, dst;

(13)

c Analisis ekonomi dan finansial meliputi manfaat yang akan diperoleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota jika pelabuhan beroperasi;

d Analisa tahapan pelaksanaan pembangunan sebagai pedoman pembangunan fasilitas pelabuhan berdasarkan skala prioritas rencana pengembangan pelabuhan;

1.5. Keluaran/Output

Dengan selesainya kegiatan ini, maka keluaran atau output yang diharapkan adalah dokumen Rencan Induk Pelabuhan yang terdiri dari :1. Dokumen Kompilasi Data dan prediksi;

2. Dokumen Rencana Pengembangan dan Pembangunan;

3. Ringkasan Eksekutif Executive

Summary);

(14)

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERKAIT PELABUHAN

2.1. Kebijakan Pengembangan Pelabuhan

Sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran pembangunan system pelabuhan di klasifikasikan menjadi beberapa pelayaran yaitu:

1. Pelabuahan Laut; 2. Pelabuhan sungai;

3. Danau dan penyeberangan; 4. Pelabuhan lainya.

2.2. Nama dan Hirarki Pelabuhan di Provinsi Papua Barat

(1) Tatanan pelabuhan Regional terdapat di : a. pelabuhan Waisai;

b. pelabuhan Saunek; c. pelabuhan Fafanlap;

d. pelabuhan Paam; e. pelabuhan Salafen; dan f. pelabuhan Kabare.

(3) Tatanan pelabuhan Lokal di Kabupaten Raja Ampat

terdapat di Pelabuhan Abidon, Warkori,

Urbinasopen, Pam, Deer, Wayom, Waringabom, Mnier, Gag, Selpele, Lenmalas, Weijim, dan Yellu. (4) Tatanan pelabuhan Khusus terdapat di Distrik

Samate.

2.3. Kebijakan Pengusahaan Pelabuhan

Kegiatan pengusaha pelabuhan secara komersial di selenggarakan berdasarkan kerjasama antara OP/UUP dan BUP dalam bentuk kontrak konsesi atau kontrak kerja sama. Kontrak tersebut pada prinsipnya adalah pemberian izin pemerintah atau OP/UUP kepada BUP selaku operator dalam penyediaan layanan kepelabuhan tertentu, seperti kegiatan operasi terminal, pemanduan dan pemilihan. Ijin pengusaha yang paling umum di pilih antara lain berskema sewa jangka

(15)

panjang (long term leases), lisensi operasi (operating licese ) dan BOT (Build operate and transfer).

2.4. Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Pembangunan korider ekonomi di Indonesia di lakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai Negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah kostelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang kedepanyaakan menjadi pilar utama untuk mencapai visi misi Indonesia tahun 2025.

Gambar 2. 1. Tema pengembangan koridor ekonomi Indonesia

Berdasarkan gambar di atas, lokasi studi masuk dalam Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan. Koridor Ekonomi Papua-Kepualan mempunyai peran sebagai Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi dan Pertambangan Nasional. Koridor ini di harapakanmenjadi garis depan

(16)

ekonomi nasional terhadap pasar Asia Timur, Australia, dan Amerika.

2.5. Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (PP. No. 26 Tahun 2012)

Dalam lampiran Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional dijelaskan bahwa Infrastruktur dan Jaringan Transportasi Global merupakan bagian dari konektivitas global (global connectivity) yang diharapkan mampu menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama (national gate way) ke pelabuhan hub internasional baik di wilayah barat Indonesia maupun wilayah timur Indonesia, serta antara Pelabuhan Hub Internasional di Indonesia dengan Pelabuhan hub internasional di berbagai negara yang tersebar pada lima benua. Pada tahun 2025 diharapkan Sistem Logistik Nasional akan terhubung dengan

sistem logistik global, melalui jaringan

infrastrukturmultimoda.

2.6.Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda (Kepmen No. 15 Tahun 2010)

Visi transportasi antarmoda/multimoda adalah: Arus barang dan mobilitas orang efektif dan efisien, Hal itu dimaksudkan bahwa pada tahun 2030 transportasi antarmoda/multimoda diharapkan mampu mendukung kelancaran arus barang dan mobilitas orang, sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat.

Misi transportasi antarmoda/multimoda adalah: a. Mewujudkan kelancaran arus barang. b. Mewujudkan kelancaran mobilitas orang.

2.7. Sistem Transportasi Nasional

Tujuan Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien.Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah didapat, tepat

(17)

waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah.Efisien dalarn arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional.

2.8. Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Raja Ampat

Kebijakan dan strategi penataan ruang terdiri atas : (1) Strategi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi yang merata dan berhirarki

(2) Strategi peningkatan aksesibilitas dan pelayanan infrastruktur

(3) Strategi peningkatan upaya pelestarian lingkungan hidup pada kawasan lindung dan kawasan budi daya (4) Strategi pengembangan ekowisata yang didukung oleh

pengembangan perikanan dan kelautan, pertanian, kehutanan, sarana dan prasarana pendukung

(5) Strategi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Raja Ampat untuk kepentingan ekonomi dan lingkungan hidup

(6) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan sebagaimana

2.8.1. Rencana Struktur Ruang

Rencana struktur tata ruang ini dirumuskan berdasarkan konsepsi, kebijakan dan strategi pengembangan tata ruang.

(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Raja Ampat meliputi :

a. pusat-pusat kegiatan;

b. sistem jaringan prasarana utama; dan

c. sistem jaringan prasarana pendukung lainnya. (2) Rencana struktur ruang wilayah yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini termasuk didalamnya :

(18)

b. kawasan budidaya; c.kawasan khusus.

Gambar 2.2. Peta Kawasan Konservasi Sumber Daya Air Kabupaten Raja Ampat

(sumber: RIPPDA Kabupaten Raja Ampat)

2.8.2. Pola Ruang

Ruang lingkup RTRW Kabupaten Raja Ampat, mencakup :

a. Wilayah Perencanaan yang meliputi

seluruh wilayah administratif seluas 72.038,03 Km2;

mencakup :

- Wilayah Laut dengan luas 65.953,53 Km2.

- Wilayah Daratan dengan luas 6.084,5 Km2 yang

terdiri dari 1.847 pulau sebagaimana termuat dalam Lampiran V dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

b. Posisi geografis wilayah Kabupaten Raja

Ampat terletak pada posisi 1,29o14’16”-131o28’26”

Bujur Timur dan 1,19o34’90” Lintang Utara

-2,24o30’40” Lintang Selatan.

c. Batas-batas wilayah Kabupaten

(19)

- Sebelah Utara

: Samudera Pasifik dan Republik

Palau.

- Sebelah

Selatan

: Laut Seram, Kabupaten Maluku

Tengah, dan Kabupaten Seram Timur Propinsi Maluku Sebelah Timur.

- Sebelah

Timur

: Kota Sorong dan Kabupaten

Sorong.

- Sebelah

Barat

: Laut Halmahera, dan Kabupaten

Halmahera Tengah Propinsi Maluku Utara.

Tabel 2.1. Rencana Pengembangan Kawasan di Kabupaten Raja Ampat

No Kluster Arahan Pengembangan

1.

Pulau Waigeo dan

sekitarnya 1. Pusat Pemerintahan

2. Agroindustri 3.

Wisata dan Riset Sumberdaya Alam Hayati

4. Infrastruktur Regional

2.

Pulau Mansuar dan

sekitarnya 1. Wisata Bahari

3.

Pulau Ayau dan

sekitarnya 1. Kelautan

2. Kawasan Perbatasan

4.

Pulau Misool dan

sekitarnya 1. Agropolitan

2. Budidaya Kelautan

5.

Pulau Kofiau, Boo

dan sekitarnya 1.

Pusat Riset Ekosistem Perariran

2.

Budidaya Pertanian dan Perikanan

3. Konservasi

6.

Pulau Bantata, Salawati, dan

sekitarnya 1. Kawasan Pertambangan

2. Agroindustri 3. Kehutanan

7.

Pulau Gag dan

sekitarnya 1. Pertambangan

(20)

3. Kehutanan

8.

Pulau Wayag dan

sekitarnya 1. Wisata dan Riset Kelautan

Sumber : Hasil Analisis, RTRW 2011-2030

(21)

Gambar 2.3. Peta Kawasan Potensial Pariwisata Raja Ampat

(sumber: RIPPDA Kabupaten Raja Ampat)

Gambar 2.4. Peta Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Raja Ampat

(22)

Gambar 2.5. Peta Kawasan Suaka Alam Perairan Daerah Kabupaten Raja Ampat

(sumber: RIPPDA Kabupaten Raja Ampat)

Gambar 2.6. Peta Administratif Kabupaten Raja Ampat

(23)

2.8.3. Kawasan Strategis

Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Raja Ampat, terdiri atas :

a. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara Nasional terhadap kedaulatan Negara, Pertahanan dan Keamanan Negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan Strategis Nasional yaitu terdapat di Pulau Fani Distrik Kepulauan Ayau.

b. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Kawasan Strategis Provinsi terdiri atas :

- Kawasan Minapolitan

yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pengembangan bidang Kelautan dan Perikanan dan didukung oleh bidang Pertanian; dan

- Kawasan Wisata Bahari

yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pengembangan kepariwisataan.

c. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Kawasan strategi kabupaten terdiri atas:

- Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi yaitu Kawasan Minapolitan di Samate Distrik Salawati Utara dan kawasan minawisata di pulau Waigeo bagian selatan, pulau Waigeo bagian Barat dan pulau Misool bagian selatan.

- Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup yaitu di Kepulauan Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool.

(24)

DESKRIPSI UMUM WILAYAH STUDI,

HINTERLAND DAN KONDISI

EKSISTING PELABUHAN RAJA AMPAT

3.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Studi

Kepulauan Raja Ampat adalah di sebelah barat paruh burung pulau Papua. Kabupaten Raja Ampat memiliki luas sekitar 881.953 km2 dengan luas daratan hanya sekitar 6.084,50 km2. Jumlah pulau yang berada dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Raja Ampat adalah lebih dari 610 pulau, dengan panjang wilayah garis pesisir pantai lebih dari 753 km. Dari ratusan pulau yang tersebar di kabupaten Raja Ampat hanya 35 pulau saja yang didiami oleh penghuni lokal. (Sumber: Raja Ampat dalam Angka, 2007). Kabupaten Raja Ampat terletak pada posisi 2º25’ LU – 4º25’ LS dan 130º – 132º55’ BT dan secara administratif memiliki batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Samudera Pasifik dan Republik Palau.

Sebelah Selatan

: Laut Seram, Kabupaten

Maluku Tengah, dan

Kabupaten Seram

Timur Propinsi Maluku Sebelah Timur.

Sebelah Timur : Kota Sorong dan Kabupaten Sorong.

Sebelah Barat : Laut Halmahera, dan

Kabupaten Halmahera

Tengah Propinsi

Maluku Utara.

3.2. Luas Wilayah

Kabupaten Raja Ampat memiliki luas sekitar 881.953 km2 dengan luas daratan hanya sekitar 6.084,50 km2. Jumlah pulau yang berada dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Raja Ampat adalah lebih dari 610 pulau, dengan panjang wilayah garis pesisir pantai lebih dari 753 km.

(25)

Tabel 3.1. Luas Wilayah Diperinci Menurut Kabupaten Raja Ampat Tahun 2014

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) 1 Misool Selatan 2308,13 2 Misool Barat 1440,31 3 Misool 4260,80 4 Kofiau 7539,54 5 Misool Timur 5489,93 6 Kep. Sembilan 1773,91 7 Salawati Utara 416,42 8 Salawati Tengah 730,94 9 Salawati Barat 1916,65 10 Batanta Selatan 1867,33 11 Batanta Utara 1390,83 12 Waigeo Selatan 790,73 13 Teluk Mayalibit 917,05 14 Meos Mansar 1499,58 15 Kota Waisai 1120,02 16 Tiplol Mayalibit 298,88 17 Waigeo Barat 9456,06

18 Waigeo Barat Kep. 8439,19

19 Waigeo Utara 1870,72 20 Warwabomi 1914,16 21 Supnin 850,22 22 Kepulauan Ayau 6487,84 23 Ayau 6957,20 24 Waigeo Timur 1869,25 Jumlah/Total Sumber : Kab. Raja Ampat Dalam Angka 2014

(26)
(27)

3.3. Penduduk

Tabel 3.2. Jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat menurut kecamatan tahun 2013 (Jiwa) Nomor Kecamatan Laki-Laki Perempua n Rasio Jenis Kelamin 1 Misool Selatan 1966 1798 109,34 2 Misool Barat 680 626 108,63 3 Misool 951 847 112,28 4 Kofiau 1406 1275 110,27 5 Misool Timur 1669 1379 121,03 6 Kep. Sembilan 914 905 100,99 7 Salawati Utara 1018 944 107,84 8 Salawati Tengah 935 817 114,44 9 Salawati Barat 507 457 110,94 10 Batanta Selatan 746 660 113,03 11 Batanta Utara 521 454 114,76 12 Waigeo 879 822 106,93 Selatan 13 Kota Waisai 4374 3492 125,26 14 Teluk Mayalibit 412 381 108,14 15 Tiplol Mayabilit 455 416 109,38 16 Meosmansar 908 861 105,46 17 Waigeo Barat 873 742 117,65 18 Waigeo Barat Kep. 1139 1048 108,68 19 Waigeo Utara 768 687 111,79 20 Warbomi 564 513 109,94 21 Supnin 470 425 110,59 22 Kepulauan Ayau 477 467 102,14 23 Ayau 603 572 105,42 24 Waigeo Timur 772 715 107,97 Jumlah 24007 21303 112,69 Sumber : Raja Ampat Dalam Angka tahun 2013 3.4. Potensi Bencana

3.4.1. Kerawanan dan Resiko Bencana GempaTABEL

(28)

Skala

MMI Lokasi Ciri-ciri

V

P. Waigeo, P. Gag, P. Gam

Dirasakan diluar, orang tidur terbangun, cairan bergerak dan tumpah, barang P. Kawe dan

sekitarnya, P.

kecil bergerak dan jatuh. Pintu terbuka tertutup, pigura bergerak, lonceng bandul Misool dan

sekitarnya.

mati, atau tidak cocok jalannya.

VI

P. Batanta dan Kofiau dan

Terasa, semua orang lari keluar karena terkejut. Orang berjalan terganggu.

sekitarnya.

Jendela berderit, gerabah, barang pecah belah pecah, barang kecil dan buku jatuh dari raknya, gambar jatuh dari dinding. Mebel bergerak dan berputar. Plester

dinding pecah-pecah. Lonceng gereja berbunyi, pohon terlihat bergoyang. VII P. Batanta dan Dirasakan pengemudi, sulit

Kofiau dan jalan kaki, langit-langit dan konstruksi bangunan tinggi sekitarnya.

rusak, barang pecah, tembok pecah, plester dan batu tembok jatuh. pergeseran dan lekukan timbunan pasir dan batu kerikil. Air keruh, irigasi rusak.

(29)

Gambar 3.2. Peta Kawasan Rawan Bencana Alam

3.5. Perindustrian

Tabel 3.4. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai Investasi, Dan Nilai Produksi Industri Kecil

Kabupaten Raja Ampat, 2014 No Jenis Industri Unit Usah a Tenaga Kerja Nilai Investasi (Rp) Nilai Produksi (Rp) 1 Air Galon 7 32 1750000 30250 2 Ikan Asin 17 48 125800 141250 3 Kerupuk Ikan 4 5 9200 5000 4 Terasi Udang 18 42 71200 176723 5 Batu Bata 3 13 65000 7000 6 Perabot 6 39 1340000 14500 7 Rotan 3 11 55000 5500 8 Bengkel 11 26 239423 114350 9 Barang Kerajinan 2 9 25000 40000 Jumlah 71 225 3680623 534573 Sumber :Raja Ampat Dalam Angka tahun 2014

3.6. Energi

Tabel 3.5. Jumlah Pembangkit Listrik, Daya Terpasang dan Jumlah Pelanggan Listrik

(30)

3.7. Pertanian

Semua penduduk Kabupaten Raja Ampat yang bergerak dibidang pertanian masih mengolah lahanpertanian dengan cara tradisional. Petani di beberapa kampung sudah mengenal pupuk dan pestisidaakan tetapi pengolahan lahan pertaniannya

masihdilakukan secara tradisional. Rendahnya pengetahuanpenduduk di bidang pertanian menyebabkan tidakadanya penduduk yang dapat mengolah lahannyasecara modern meskipun mereka menempatkan bertani sebagai mata pencaharian utama.

3.8. Perkebunan

Tabel 3. 6. Luas lahan perkebunan (Ha) di kabupaten Raja Ampat, 2014

No Komoditas Luas Area (Ha)

1 Kelapa 11414 2 Kakao 1487 3 Cengkeh -4 Pala 22 5 Kopi 27 6 Karet -7 Jambu Mete 3 8 Tanaman Introduksi -9 Jarak 3 10 Pinang 61 11 Sagu 634 Jumlah 13651

(31)

Sumber : Raja Ampat Dalam Angka tahun 2015

3.9. Peternakan

Tabel 3.7. Populasi Ternak Menurut Kecamatan Kabupaten Raja Ampat

Nomor Kecamatan Sapi Kambing Babi 1 Misool Selatan 60 15 -2 Misool Barat 40 20 -3 Misool 96 2 10 4 Kofiau - 15 40 5 Misool Timur 40 - -6 Kep. Sembilan - - 36 7 Salawati Utara 63 44 13 8 Salawati Tengah 965 90 14 9 Salawati Barat - - 56 10 Batanta Selatan - 25 35 11 Batanta Utara - 19 7 12 Waigeo Selatan - 30 -13 Kota Waisai 86 55 15 14 Teluk Mayalibit 29 - 35 15 Tiplol Mayabilit 15 - 12 16 Meosmansar - - 8 17 Waigeo Barat 15 5 20 18 Waigeo Barat Kep. 6 - 15 19 Waigeo Utara 23 - 23 20 Warbomi - - 20 21 Supnin - - 32 22 Kepulauan Ayau - - 15 23 Ayau - - 30 24 Waigeo Timur 6 - 7 Jumlah 1444 343 443

(32)

3.10. Perikanan

Tabel 3.8. Produksi Perikanan Kabupaten Raja Ampat

3.11. Kehutanan

Gambar 3.3. Penggunaan Area Hutan di Kabupaten Halmahera Tengah, 2013

(33)
(34)

BAB IV

SURVEI LAPANGAN DAN ANALISIS

DATA

BAB V

PROYEKSI JASA PELABUHAN

5.1. Jenis Muatan Melalui Laut

Kapal laut yang rutin mengunjungi pelabuhan Raja Ampat berasal dari Bicoli, Bitung, Gebe, Babang, Paspalele dan Daruba.

5.2. Horison Perencanaan

Tahapan perencanaan sebagai berikut: 1) Rencana Jangka Pendek

Tahap Jangka Pendek meliputi kurun waktu 5 (sepuluh) tahun pertama, yaitu tahun 2016 – 2020. 2) Rencana Jangka Menengah,

(35)

3) Rencana Jangka Panjang,Tahap Jangka Panjang meliputi kurun waktu 10 tahun berikutnya, yaitu tahun 2026 – 2041

(36)

5.3. Metode Proyeksi

Secara keseluruhan metodologi yang akan dilakukan dalam melakukan proyeksi arus Ikan, penumpang dan peti

kemas dapat digambarkan dalam gambar diagram alir (flow chart) pada Gambar 5.1 berikut:

Gambar 5.1. Diagram Alir Metodologi Proyeksi Barang dan Penumpang

(37)

Analisa data dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan kegiatan lalu lintas ikan dan penumpang serta kunjungan kapal di pelabuhan pada masa yang lampau baik dari segi karakteristik serta kecenderungannya.

5.3.2. Hinterland Pelabuhan Raja Ampat

Hinterland dari pelabuhan ditentukan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Arus ikan yang melalui angkutan laut yang menghubungkan dengan pelabuhan. b. Arus ikan melalui angkutan darat yang menghubungkan dengan pelabuhan.

c. Wilayah pengaruh dari pelabuhan yang berdekatan dengan pelabuhan yang dikembangkan. d. Batas batas wilayah administratif.

(38)
(39)

Gambar 5.3. Diagram Alir Proyeksi PDRB 5.4. Sampel Air

Tabel 5. 1. Hasil Test Laboratorium Air

Lokasi Kedalaman (m)

Salinitas Kadar Sedimen

(mg/l) Titik A 0.2 d 32,62 8 0.6 d 32,50 8 0.8 d 32,38 8 Titik B 0.2 d 32,28 8 0

(40)

0.6 d 32,48 8

0.8 d 32,91 8

(sumber : SID Raja Ampat)

(41)

Gambar 5. 4. Diagram Alir Proyeksi Ikan

5.3.5. Proyeksi Kunjungan Kapal

Berdasarkan hasil proyeksi muatan (Ikan dan penumpang), selanjutnya kunjungan kapal dapat diproyeksikan pada setiap tahapan perencanaan.

5.5. Proyeksi Permintaan Jasa Pelabuhan

5.5.1. Indikator Sosio Ekonomi 5.5.2. Proyeksi Jumlah Penduduk

(42)

Tabel 5.2. Penduduk Kabupaten Raja Ampat Kabupaten Raja Ampat 2010 2011 2012 2013 Misool Selatan 3,026 3,120 3,343 3,359 Misool Barat 1,291 1,289 1,425 1,433 Misool 1,761 1,752 1,945 1,956 Kofiau 2,520 2,537 2,482 2,377 Misool Timur 2,651 2,704 2,737 2,674 Kepulauan Sembilan 1,458 1,506 1,603 1,608 Salawati Utara 2,144 2,140 2,139 2,062 Salawati Tengah 1,917 1,914 1,913 1,841 Salawati Barat 899 898 897 865 Batanta Selatan 1,312 1,324 1,310 1,261 Batanta Utara 909 917 907 874 Waigeo Selatan 1,715 1,838 1,750 1,700 Kota Waisai 6,976 7,477 8,560 8,998 Teluk Mayalibit 846 855 851 823 Tiplol Mayalibit 930 941 936 905 Meosmansar 1,625 1,644 1,641 1,532 Waigeo Barat 1,409 1,434 1,458 1,425 Waigeo Barat Kepulauan 2,084 2,090 2,156 2,109 Waigeo Utara 1,477 1,492 1,480 1,428 Warwabomi 1,045 1,045 909 877 Supnin 908 918 1,049 1,012 Kepulauan Ayau 1,230 983 991 956

(43)

Ayau 989 1,223 1,234 1,189

Waigeo Timur 1,386 1,394 1,363 1,304

Raja Ampat 42,508 43,435 45,079 44,568

Sumber : BPS Kabupaten Raja Ampat

Tabel 5.3. Persentasi jumlah penduduk perkecamatan terhadap jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat

Distrik 2010 2011 2012 2013 Misool Selatan 3,026 3,120 3,343 3,359 Misool Barat 1,291 1,289 1,425 1,433 Misool 1,761 1,752 1,945 1,956 Kofiau 2,520 2,537 2,482 2,377 Misool Timur 2,651 2,704 2,737 2,674 Kepulauan Sembilan 1,458 1,506 1,603 1,608 Salawati Utara 2,144 2,140 2,139 2,062 Salawati Tengah 1,917 1,914 1,913 1,841 Salawati Barat 899 898 897 865 Batanta Selatan 1,312 1,324 1,310 1,261 Batanta Utara 909 917 907 874

(44)

Waigeo Selatan 1,715 1,838 1,750 1,700 Kota Waisai 6,976 7,477 8,560 8,998 Teluk Mayalibit 846 855 851 823 Tiplol Mayalibit 930 941 936 905 Meosmansar 1,625 1,644 1,641 1,532 Waigeo Barat 1,409 1,434 1,458 1,425 Waigeo Barat Kepulauan 2,084 2,090 2,156 2,109 Waigeo Utara 1,477 1,492 1,480 1,428 Warwabomi 1,045 1,045 909 877 Supnin 908 918 1,049 1,012 Kepulauan Ayau 1,230 983 991 956 Ayau 989 1,223 1,234 1,189 Waigeo Timur 1,386 1,394 1,363 1,304 Raja Ampat 42,508 43,435 45,079 44,568

(45)

Tabel 5.4. Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat

Tahun Data

Pendud uk

Proyeksi Penduduk (Jiwa)

Pertumbuh an (%) Proyeksi Trendline Proyeksi Pertum buhann Proyeksi Moderat 2010 42,742 2011 43,847 2.59% 2012 44,885 2.37% 2013 45,985 2.45% 2014 47,111 47,111 47,111 47,111 2.45% 2015 48,180 48,289 48,235 2.38% 2016 49,269 49,496 49,383 2.38% 2017 50,359 50,734 50,546 2.36% 2018 51,448 52,002 51,725 2.33% 2019 52,537 53,302 52,920 2.31% 2020 53,626 54,635 54,131 2.29% 2021 54,716 56,001 55,358 2.27% 2022 55,805 57,401 56,603 2.25% 2023 56,894 58,836 57,865 2.23% 2024 57,983 60,306 59,145 2.21% 2025 59,073 61,814 60,443 2.20%

(46)

2026 60,162 63,359 61,761 2.18% 2027 61,251 64,943 63,097 2.16% 2028 62,341 66,567 64,454 2.15% 2029 63,430 68,231 65,831 2.14% 2030 64,519 69,937 67,228 2.12% 2031 65,608 71,685 68,647 2.11% 2032 66,698 73,478 70,088 2.10% 2033 67,787 75,315 71,551 2.09% 2034 68,876 77,197 73,037 2.08% 2035 69,965 79,127 74,546 2.07%

(47)

10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Penduduk

Gambar 5.5. Grafik proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Raja Ampat

Tabel 5.5. Proyeksi jumlah penduduk hinterland pelabuhan Raja Ampat

(48)

Tahun Data Pendudu k Pertumbuha n Proykesi trend line Proyeksi Pertumbuha n Proyeksi Moderat 2010 42508 42389 2011 43435 43674 0.02180766 2012 45079 44960 45079 45079 0.03784966 2013 46245 46431 46338 2.86% 2014 47531 47824 47677 2.78% 2015 48816 49259 49038 2.70% 2016 50102 50737 50419 2.63% Tahun Data Pend

Proyeksi penduduk (Jiwa)

Pertumb Proykesi trend line Proyeksi Pertumbuh an Proyeksi Moderat 2017 51387 52259 51823 2.57%

(49)

2018 52673 53827 53250 2.50% 2019 53958 55441 54700 2.44% 2020 55244 57105 56174 2.38% 2021 56529 58818 57673 2.33% 2022 57815 60582 59198 2.27% 2023 59100 62400 60750 2.22% 2024 60386 64272 62329 2.18% 2025 61671 66200 63936 2.13% 2026 62957 68186 65571 2.08% 2027 64242 70232 67237 2.04% 2028 65528 72339 68933 2.00% 2029 66813 74509 70661 1.96% 2030 68099 76744 72421 1.92% 2031 69384 79046 74215 1.89% 2032 70670 81418 76044 1.85% 2033 71955 83860 77908 1.82% 2034 73241 86376 79808 1.79% 2035 74526 88967 81747 1.76%

(50)

2036 75812 91636 83724 1.72% 2037 77097 94385 85741 1.70% 2038 78383 97217 87800 1.67% 2039 79668 100133 89901 1.64% 2040 80954 103137 92045 1.61% 2041 82239 106232 94235 1.59%

(51)

40000 60000 80000 100000

Proyeksi Data Penduduk

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Penduduk

(52)
(53)

5.4.3. Proyeksi PDRB

Tabel 5.6. Perkembangan PDRB Kabupaten Raja Ampat

Tahun Data PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%)

2010 437754 2011 444398 0.015177474 % 2012 516202 0.161575885 % 2013 586428 0.136043642 %

(54)

Tabel 5.7. Produk andalan per kecamatan di Kabupaten Raja Ampat

Sumber: Raja Ampat dalam Angka, 2014

Tabel 5.8. Persentasi produk andalan 2 hinterland terhadap produk andalan Kabupaten Raja Ampat

Distrik 2010 2011 2012 2013

(55)

hinterland 28

Sumber : Raja Ampat dalam Angka, 2013

Tabel 5.9. Proyeksi PDRB Kabupaten Halmahera Tengah

No . Tahu n PDRB Proyeksi pertumbuh an (%) regresi pertumbuhan moderat

1 2010 43775 4 2 2011 444398 0.015177474 3 2012 516202 0.161575885 4 2013 586428 586428 586428 586428 0.136043642 5 2014 625652 645071 635361 6.69% 6 2015 677435 709578 693506 8.28% 7 2016 729,217 780,536 754,876 7.64% 8 2017 781000 858589 819795 7.10% 9 2018 832782 944448 888615 6.63% 10 2019 884565 1038893 961729 6.22% 11 2020 936348 1142782 1039565 5.85% 12 2021 988,130 1,257,060 1,122,595 5.53% 13 2022 103991 1382767 121134 5.24%

(56)

3 0 14 2023 1091695 1521043 1306369 4.98% 15 2024 1143478 1673148 1408313 4.74% 16 2025 1195261 1840462 1517861 4.53% 17 2026 1,247,043 2,024,509 1,635,776 4.33% 18 2027 1298826 2226959 1762893 4.15% 19 2028 135060 8 2449655 190013 2 3.99% 20 2029 140239 1 2694621 204850 6 3.83% 21 2030 1454174 2964083 2209128 3.69% 22 2031 1505956 3260491 2383224 3.56% 23 2032 1557739 3586540 2572140 3.44% 24 2033 1609521 3945194 2777358 3.32% 25 2034 1661304 4339714 3000509 3.22% 26 2035 171308 7 4773685 324338 6 3.12% 27 2036 1764869 5251054 3507961 3.02% 28 2037 1816652 5776159 3796405 2.93%

(57)

29 2038 1868434 6353775 4111105 2.85% 30 2039 1920217 6989152 4454685 2.77% 31 2040 1972000 7688068 4830034 2.70% 32 2041 2,023,782 8,456,874 5,240,328 2.63% 0 5,000,000 10,000,000

Proyeksi PDRB

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah PDRB

(58)

Gambar 5.7. Grafik Proyeksi PDRB Kabupaten Raja Ampat

(59)

Tabel 5.10. Proyeksi PDRB hinterland pelabuhan Raja Ampa Tahun Data PDRB Proyeksi Potensi Ekspor Pertumbuha n

Proyeksi Proyeksi Proyeksi

2010 1860432 2011 1821501 -0.020925785 2012 1954959 0.073268145 2013 2115071 2115071 2115071 2115071 0.081900439 2014 2448690 2220825 2334757 15.77% 2015 2538428 2331866 2435147 3.66% 2016 2628166 2448459 2538313 3.54% 2017 2717904 2570882 2644393 3.41% 2018 2807642 2699426 2753534 3.30% 2019 2897380 2834397 2865889 3.20% 2020 2987118 2976117 2981618 3.10% Tahun Data PDRB Proyeksi Potensi Ekspor Pertumbuh an

Proyeksi Proyeksi Proyeksi

2021 3076856 3124923 3100890 3.00%

2022 3166594 3281169 3223882 2.92%

2023 3256332 3445228 3350780 2.83%

2024 3346070 3617489 3481780 2.76%

(60)

2026 3525546 3988282 3756914 2.61% 2027 3615284 4187696 3901490 2.55% 2028 3705022 4397081 4051051 2.48% 2029 3794760 4616935 4205847 2.42% 2030 3884498 4847781 4366140 2.36% 2031 3974236 5090171 4532203 2.31% 2032 4063974 5344679 4704327 2.26% 2033 4153712 5611913 4882813 2.21% 2034 4243450 5892509 5067979 2.16% 2035 4333188 6187134 5260161 2.11% 2036 4422926 6496491 5459708 2.07% 2037 4512664 6821315 5666990 2.03% 2038 4602402 7162381 5882392 1.99% 2039 4692140 7520500 6106320 1.95% 2040 4781878 7896525 6339202 1.91% 2041 4871616 8291351 6581484 1.88%

(61)

2000000 4000000 6000000 8000000 10000000

Proyeksi PDRB

Regresi Pertumbuhan Moderat Tahun Jumlah PDRB

Gambar 5.8. Grafik proyeksi PDRB hinterland pelabuhan Raja Ampat

5.6. Proyeksi Bongkar Muat Ikan, Penumpang dan dan Kunjungan Kapal

5.6.1. Proyeksi Bongkar Muat Ikan

Tabel 5.11. Data arus bongkar muat Ikan di pelabuhan Raja Ampat

Tahun Bongkar (Ton) Tahun Muat (Ton)

2012 13924020 2012 1899950

2013 25756120 2013 7886230

2014 34282475 2014 13467662 Sumber: Raja Ampat dalam Angka, 2014

Tabel di atas memperlihatkan bahwa baik arus bongkar, maupun arus muat Ikan, kecenderungannya adalah mengalami kenaikan setiap tahunnya. Oleh sebab itu arus bongkar dan muat Ikan didekati dengan potensi unggulan daerah dan PDRB dan mengikuti diagram alir berikut ini:

(62)

Gambar 5.9. Diagram Alir Penentuan Proyeksi Bongkar Muat Ikan Pelabuhan Raja Ampat

(63)

Tabel. 5.12.Proyeksi volume muat Ikan di Pelabuhan Raja Ampat (ton)

No

. Tahun barangmuat Proyeksi pertumbuhan(%)

regresi pertumbuhan moderat

1 2010 1899950 1967425 2 2011 7886230 7751281 315% 3 2012 13467662 13535137 13467662 13467662 71% 4 2013 19318993 16161194 17740094 43.45% 5 2014 25102849 19393433 22248141 29.94% 6 2015 30886705 23272120 27079412 23.04% 7 2016 3667056 1 27926544 32298552 18.73% 8 2017 4245441 7 33511853 37983135 15.77% 9 2018 48238273 40214223 44226248 13.62% 10 2019 54022129 48257068 51139598 11.99% 11 2020 59805985 57908481 58857233 10.71% 12 2021 65589841 69490178 67540009 9.67% 13 2022 7137369 83388213 77380955 8.82%

(64)

7 14 2023 77157553 100065856 88611704 8.10% 15 2024 82941409 120079027 101510218 7.50% 16 2025 88725265 144094833 116410049 6.97% 17 2026 94509121 172913799 133711460 6.52% 18 2027 100292977 207496559 153894768 6.12% 19 2028 1060768 33 24899587 1 17753635 2 5.77% 20 2029 1118606 89 29879504 5 20532786 7 5.45% 21 2030 117644545 358554054 238099299 5.17% 22 2031 123428401 430264865 276846633 4.92% 23 2032 129212257 516317838 322765047 4.69% 24 2033 134996113 619581405 377288759 4.48% 25 2034 140779969 743497686 442138827 4.28% 26 2035 1465638 25 89219722 4 51938052 4 4.11% 27 2036 152347681 1070636668 611492174 3.95% 28 2037 1581315 12847640 72144776 3.80%

(65)

37 02 9

29 2038 163915393 1541716802 852816097 3.66%

30 2039 169699249 1850060163 1009879706 3.53%

31 2040 175483105 2220072195 1197777650 3.41%

(66)

0 500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 3000000000

Proyeksi Muatan Barang Muat

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Barang Muat

(67)

b. Volume Bongkar Ikan

Tabel 5. 13. Proyeksi volume bongkar Ikan di Pelabuhan Raja Ampat (ton)

Tahun Data

Bongkar

Regresi Pertumbuhan Moderat Pertumbuhan

2010 13924020 14474978 2011 25756120 24654205 85% 2012 34282475 34833433 34282475 34282475 33% 2013 45012660 42853094 43932877 31.30% 2014 55191888 51423713 53307800 22.61% 2015 65371115 61708455 63539785 18.44% 2016 75550343 74050146 74800244 15.57% 2017 85729570 88860175 87294873 13.47% 2018 95908798 106632210 101270504 11.87% 2019 106088025 127958652 117023339 10.61% 2020 116267253 153550383 134908818 9.60% 2021 126446480 184260459 155353470 8.76% 2022 136625708 221112551 178869129 8.05% 2023 146804935 265335061 206069998 7.45% 2024 156984163 318402074 237693118 6.93%

(68)

2025 167163390 382082488 274,622,939 6.48% 2026 177342618 458498986 317920802 6.09% 2027 187521845 550198783 368,860,314 5.74% 2028 197701073 660238540 428969806 5.43% 2029 207880300 792286248 500,083,274 5.15% 2030 218059528 950743498 584401513 4.90% 2031 228238755 1140892197 684,565,476 4.67% 2032 238417983 1369070636 803744309 4.46% 2033 248597210 1642884764 945,740,987 4.27% 2034 258776438 1971461716 1115119077 4.09% 2035 268955665 2365754060 1,317,354,86 3.93% 2036 279134893 2838904872 1559019882 3.78% 2037 289314120 3406685846 1,847,999,98 3.65% 2038 299493348 4088023015 2193758181 3.52% 2039 309672575 4905627618 2,607,650,09 3.40% 2040 319851803 5886753142 3103302472 3.29% 2041 330031030 7064103770 3,697,067,40 3.18%

(69)

2016 0 2000000000 4000000000 6000000000 8000000000

Proyeksi Muatan Barang Bongkar

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Barang Bongkar

Gambar 5.11. Grafik proyeksi bongkar Ikan di Pelabuhan Raja Ampat

c. Volume Bongkar dan Muat Ikan (general cargo)

Tabel 5. 14. Proyeksi volume bongkar dan muat Ikan di Pelabuhan Raja Ampat

N o. Tahu n perikan an Proyeksi pertumbuhan (%) regres

i pertumbuhan moderat

(70)

2 2011 502 1.256610901 3 2012 2627762 5235.880705 4 201 3 222535 2 22253 52 2225352 222535 2 -0.1531378 87 5 201 4 14651 30 2670422 206777 6 -34.16% 6 2015 1558156 3204507 2381331 6.35% 7 2016 1651182 3845408 2748295 5.97% 8 2017 1744208 4614490 3179349 5.63% 9 2018 1837234 5537388 3687311 5.33% 10 2019 1930260 6644866 4287563 5.06% 11 202 0 20232 86 7973839 499856 2 4.82% 12 2021 2116312 9568607 5842459 4.60% 13 2022 2209338 11482328 6845833 4.40% 14 2023 2302364 13778794 8040579 4.21% 15 2024 2395390 16534552 9464971 4.04% 16 202 24884 19841463 111649 3.88%

(71)

5 16 39 17 2026 2581442 23809755 13195599 3.74% 18 2027 2674468 28571706 15623087 3.60% 19 2028 2767494 34286048 18526771 3.48% 20 2029 2860520 41143257 22001889 3.36% 21 2030 2953546 49371908 26162727 3.25% 22 203 1 30465 72 59246290 311464 31 3.15% 23 203 2 31395 98 71095548 371175 73 3.05% 24 2033 3232624 85314658 44273641 2.96% 25 2034 3325650 102377589 52851620 2.88% 26 2035 3418676 122853107 63135892 2.80% 27 2036 3511702 147423729 75467715 2.72% 28 2037 3604728 176908474 90256601 2.65% 29 203 8 36977 54 21229016 9 107993 962 2.58% 30 2039 3790780 254748203 129269491 2.52% 31 204 38838 30569784 154790 2.45%

(72)

0 06 4 825 32 2041 3976832 366837412 185407122 2.40% 0 200000000 400000000

Proyeksi Perikanan

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Hasil Perikanan

Gambar 5.12. Grafik proyeksi bongkar dan muat Ikan di Pelabuhan Raja

5.6.2. Proyeksi Penumpang

Tabel 5. 15. Data jumlah penumpang di pelabuhan Raja Ampat

Tahun Turun Tahun Naik

2012 54911 2012 63119

2013 82566 2013 83840

2014 129536 2014 91567

Sumber : Raja Ampat dalam Angka

Dengan melakukan proyeksi total penumpang terlebih dahulu, maka proyeksi penumpang naik dan penumpang turun di pelabuhan juga dapat dihitung. Proyeksi jumlah penumpang di pelabuhan Raja Ampat mengikuti bagan alir berikut ini.

(73)

Gambar 5.13. Diagram alir proyeksi penumpang di Pelabuhan Raja Ampat

Tabel 5. 16. Proyeksi Penumpang turun di Pelabuhan Raja Ampat (Jiwa)

No. Tahun penumpangturun Proyeksi pertumbuhan(%)

regresi pertumbuhan moderat

1 2010 54911 51692

2 2011 82566 89004 50%

3 2012 129536 126317 129536 129536 57%

4 2013 163629 155443 159536 26.32%

(74)

6 2015 238254 223838 231046 18.57% 7 2016 275567 268606 272086 15.66% 8 2017 312879 322327 317603 13.54% 9 2018 350192 386792 368492 11.93% 10 2019 387504 464151 425828 10.65% 11 2020 424817 556981 490899 9.63% 12 2021 462129 668377 565253 8.78% 13 2022 499442 802053 650747 8.07% 14 2023 536754 962463 749609 7.47% 15 2024 574067 1154956 864511 6.95% 16 2025 611379 1385947 998663 6.50% 17 2026 648692 1663137 1155914 6.10% 18 2027 686004 1995764 1340884 5.75% 19 2028 723317 2394917 1559117 5.44% 20 2029 760629 2873900 1817265 5.16% 21 2030 797942 3448680 2123311 4.91% 22 2031 835254 4138416 2486835 4.68% 23 2032 872567 4966099 2919333 4.47% 24 2033 909879 5959319 3434599 4.28% 25 2034 947192 7151183 4049187 4.10% 26 2035 984504 8581420 4782962 3.94% 27 2036 1021817 10297704 5659760 3.79% 28 2037 1059129 12357244 6708187 3.65% 29 2038 1096442 14828693 7962568 3.52% 30 2039 1133754 17794432 9464093 3.40% 31 2040 1171067 21353318 11262193 3.29% 32 2041 1208379 25623982 13416181 3.19%

(75)

Tabel 5. 17. Proyeksi Penumpang naik di Pelabuhan Raja Ampat (Jiwa)

regresi pertumbuhan moderat

1 2010 63119 65285 2 2011 83840 79509 33% 3 2012 91567 93733 91567 91567 9% 4 2013 107957 109880 108919 17.90% 5 2014 122181 131856 127019 13.18% 6 2015 136405 158228 147316 11.64% 7 2016 150629 189873 170251 10.43% 8 2017 164853 227848 196350 9.44% 9 2018 179077 273418 226247 8.63% 10 2019 193301 328101 260701 7.94% 11 2020 207525 393721 300623 7.36% 12 2021 221749 472466 347107 6.85% 13 2022 235973 566959 401466 6.41% 14 2023 250197 680350 465274 6.03% 15 2024 264421 816421 540421 5.69% 16 2025 278645 979705 629175 5.38% 17 2026 292869 1175646 734257 5.10% 18 2027 307093 1410775 858934 4.86% 19 2028 321317 1692930 1007123 4.63% 20 2029 335541 2031516 1183528 4.43% 21 2030 349765 2437819 1393792 4.24% 22 2031 363989 2925383 1644686 4.07%

(76)

23 2032 378213 3510459 1944336 3.91% 24 2033 392437 4212551 2302494 3.76% 25 2034 406661 5055061 2730861 3.62% 26 2035 420885 6066073 3243479 3.50% 27 2036 435109 7279288 3857198 3.38% 28 2037 449333 8735145 4592239 3.27% 29 2038 463557 10482174 5472866 3.17% 30 2039 477781 12578609 6528195 3.07% 31 2040 492005 15094331 7793168 2.98% 32 2041 506229 18113197 9309713 2.89%

(77)

5.6.3. Proyeksi Kunjungan Kapal

Tabel 5. 18. Proyeksi call kapal di Pelabuhan Raja Ampat

No. Tahun KunjunganKapal Proyeksi pertumbuhan

(%)

regresi pertumbuhan moderat

1 2010 1033 1037 2 2011 1166 1158 0.12875121 3 2012 1276 1280 1276 1276 0.094339623 4 2013 1401 1416 1409 9.49% 5 2014 1523 1572 1547 8.67% 6 2015 1644 1745 1695 7.98% 7 2016 1766 1937 1851 7.39% 8 2017 1887 2150 2019 6.88% 9 2018 2009 2387 2198 6.44% 10 2019 2130 2649 2390 6.05% 11 2020 2252 2941 2596 5.70% 12 2021 2373 3264 2819 5.40% 13 2022 2495 3623 3059 5.12% 14 2023 2616 4022 3319 4.87% 15 2024 2738 4464 3601 4.64% 16 2025 2859 4955 3907 4.44% 17 2026 2981 5500 4240 4.25% 18 2027 3102 6105 4604 4.08% 19 2028 3224 6777 5000 3.92%

(78)

20 2029 3345 7522 5434 3.77% 21 2030 3467 8350 5908 3.63% 22 2031 3588 9268 6428 3.50% 23 2032 3710 10288 6999 3.39% 24 2033 3831 11419 7625 3.28% 25 2034 3953 12675 8314 3.17% 26 2035 4074 14070 9072 3.07% 27 2036 4196 15617 9906 2.98% 28 2037 4317 17335 10826 2.90% 29 2038 4439 19242 11840 2.81% 30 2039 4560 21359 12959 2.74% 31 2040 4682 23708 14195 2.66% 32 2041 4803 26316 15560 2.60%

(79)

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000

Proyeksi Kunjungan Kapal

Regresi Pertumbuhan Moderat

Tahun Jumlah Kunjungan Kapal

(80)

BAB VI

RENCANA PENGEMBANGAN

6.1. Konsep Penataan Pelabuhan Raja Ampat

Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka kebijakan pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk menunjang pengembangan wilayah Kabupaten Raja Ampat, dengan tujuan sebagai berikut:

a. Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah kabupaten agar dapat berkembang dengan serasi bersama-sama dengan wilayah yang ada di sekitarnya

b. Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk mendukung pemerataan pembangunan,

6.1.1. Penempatan fasilitas pelabuhan

Pelabuhan Raja Ampat termasuk dalam Pelabuhan Pengumpan regional dengan kedalaman minimal di lokasi dermaga adalah -4 LWL. Berdasarkan kondisi bathimetri lokasi studi, maka untuk mendapatkan kedalaman yang sesuai, maka dermaga ditetapkan dengan bentuk trestel yang menjorok ke laut relatif ke arah timur. Sisi kiri dan kanan trestel akan difungsikan sebagai dermaga.

(81)

Hasil pengamatan lapang memperlihatkan bahwa lahan darat yang tersedia sudah tidak memungkinkan untuk pembangunan fasilitas darat. Oleh sebab itu, untuk menyediakan lahan untuk kebutuhan fasilitas darat dilakukan penimbunan atau reklamasi. Model reklamasi yang diterapkan adalah reklamasi yang terpisah dari pantai. Oleh sebab itu,

untuk menghubungkan antara daratan dengan lahan reklamsi, maka dibangun causway.

6.1.2. Terminal Gerenal Cargo

Persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk terminal general cargo adalah:

a. Terminal general cargo harus dilengkapi dengan gudang dan lapangan penumpukan. b. Lapangan penumpukan harus mempunyai luasan yang cukup.

c. Gudang yang disiapkan harus mampu menampung barang yang harus terlindung dari panas dan hujan. d. Terminal general cargo harus didukung oleh fasilitas bongkar muat.

e. Terminal general cargo sedapat mungkin dekat dengan dermaga

6.1.3. Terminal Penumpang

Arus penumpang yang berangkat harus melalui Terminal Penumpang untuk pemeriksaan tiket, barang bawaan dsb. Sedangkan penumpang kedatangan dapat langsung diarahkan keluar, sehingga tidak dipertimbangkan dalam penentuan luas terminal penumpang.

6.1.4. Dermaga

(82)

b. Dermaga yang digunakan untuk kegiatan embarkasi/debarkasi harus dikhususkan, setidak-tidaknya selama kunjungan kapal penumpang PELNI. Sehingga dermaga hanya diperuntukkan bagi penumpang, petugas yang terkait dan portir (TKBM). Selama pengkhususan tersebut dermaga harus diberi pembatas berupa pagar portable yang dijaga oleh petugas c. Trestle dan causeway menghubungkan antara dermaga dan daratan berupa deck on pile.

6.1.5. Jalan Akses

a. Lahan darat di belakang pelabuhan Raja Ampat relatif padat dengan pemukiman penduduk. Jalan akses menuju dan dari pelabuhan lebarnya 4 m. Oleh sebab itu dibutuhkan adanya pelebaran jalan pada area daratan.

b. Jalan penghubung antar fasilitas (gudang, lapangan dll) dibuat dengan lebar yang cukup untuk menjamin kelancaran lalu lintas kendaraan pengangkut.

6.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas 6.2.1. Tujuan

Analisa kebutuhan fasilitas dimaksudkan untuk memperkirakan kebutuhan fasilitas pelabuhan pada saat ini dan masa yang akan datang. Fasilitas pelabuhan terdiri dari failitas darat dan fasilitas perairan.

6.2.2. Asumsi Jenis dan Ukuran Kapal

Tabel 6. 1. Asumsi dimensi kapal yang akan dilayani

(83)

Tahun GT (ton ) Panjan g, Loa (m) Leba r, B (m) Sara t, T (m) GT (ton ) Panjang, Loa Lebar, B (m) Sarat, T (m) 2016 50 21,5 5 2 500 51 10.2 2.9 2021 50 21,5 5 2 500 51 10.2 2.9 2026 50 21,5 5 2 500 51 10.2 2.9 2041 150 30 5 2,5 1000 68 11.9 3.6

Sumber: Analisa Tim

6.2.3. Asumsi Kapasitas Bongkar Muat Barang dan Waktu Tambat

(84)

Tabel 6. 3. Asumsi produktivitas bongkar muat barang

Tahun Kapal

Jam Tambat

Effective Time Not Operating

Time Idle Time

(ET), jam (NOT), jam (IT), jam

2016 Kapal Barang Dihitung berdasarkan kapasitas B/M Kapal Penumpang 2021 Kapal Barang Dihitung berdasarkan

kapasitas B/M 20 jam 2 jam

Kapal Penumpang 4 jam

2026 Kapal Barang

Dihitung berdasarkan

kapasitas B/M 10 jam 2 jam

(85)

2036 Kapal Barang

Dihitung berdasarkan

kapasitas B/M 10 jam 2 jam

Kapal Penumpang 4 jam

Sumber: Analisa Tim

6.2.4. Simulasi Panjng Dermaga dan Nilai BOR

Pada saat penyusunan Rencana Induk ini, pelabuhan Raja Ampat belum memiliki dermaga yang permanen. Saat ini kapal yang berkunjung belum bisa mendarat ke pantai dan hanya berlabuh di perairan yang lebih dalam. Untuk dapat memperkirakan panjang dermaga dan nilai BOR, maka dibutuhkan data-data berupa panjang kapal yang akan dilayani, kunjungan kapal, dan waktu tambat kapal. Adapun hasil simulasi panjang dermaga dan nilai BOR dapat dilihat pada tabel berikut ini

(86)
(87)

6.2.5. Kebutuhan Gudang dan Lapangan Penumpukan Barang Umum (General Cargo)

(88)
(89)

6.2.6. Terminal Penumpang

(90)

6.2.6. Terminal Penumpang

(91)

6.2.7. Lapangan Parkir Penumpang dan Pengantar

(92)
(93)

6.2.8. Lapangan Parkir untuk Trucks

Tabel 6. 11. Luas lapangan parker truck

No U

r

Satuan 2016 2021 Tahun 2026 2041

1 Proyeksi Arus Gencar ton/tahun 12,853 12,896 38,817 65,126

2 Pergerakan gencar per hari to 35 35 106 178

3 Fluktuasi 1.5 1.5 1.5 1.5

4 Pergerakan gencar hari maksimum to 53 53 160 268

5 Kapasitas angkut truck rata-rata per jam ton/jam 4 4 4 4

6 Jam kerja per hari un 12 12 12 12

7 Kebutuhan jumlah truck un 1.1 1.1 3.3 5.6

8 Jumlah minimum truck disediakan un 2 2 4 7

9 Kebutuhan ruang untuk 1 truck m2/truck 35 35 35 35

10 Kebutuhan luasan parkir truck m 70 70 140 245

(94)

No Uraia n

Satuan Tahun

2016 2021 2026 2041

Proyeksi Arus Gencar on/tahun 21,422 21,493 64,694 108,543

Pergerakan gencar per hari ton 59 59 177 297

Fluktuasi 1.15 1.15 1.15 1.15

Pergerakan gencar

hari maksimum ton 67 68 204 342

1 Pelayanan di dermaga

Kapasitas handling rata-rata

per jam ton/jam 20 20 20 40

Jam kerja per hari unit 14 14 14 14

Kebutuhan jumlah forklift unit 0.2 0.2 0.7 0.6

Jumlah minimum

forkflift disediakan unit 1 1 1 1

2 Pelayanan di gudang

Volume gencar masuk gudang ton 3,428 3,439 10,351 17,367

Pergerakan rata-rata gencar

(95)

6.2.9. Fasilitas Pendukung

Tabel 6. 12. Konstruksi Jalan dan Perkerasan pada Lapangan Penumpukan

General Cargo dan Peti Kemas

Komposisi Perkerasan Jalan/Area Parkir Lapangan Penumpukan Interlocking block K-500 Sand bedding Lapisan Base course Lapisan 8 cm 5 cm 30 cm 45 cm 10 cm 5 cm 30 cm 45 cm 6.2.10. Area Utilitas

6.2.11. Area Fasilitas Umum

Area untuk fasilitas umum akan menampung beberapa bangunan seperti musholla, kantin, WC umum, dll

6.2.12. Kebutuhan Peralatan Pelabuhan

Peralatan pelabuhan akan meliputi : a. Peralatan Bongkar Muat

b. Peralatan Pelayanan Kapal c. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran d. Sarana Pengamanan (security) dan Keselamatan (safety)

(96)

Tabel 6. 13. Kebutuhan peralatan bongkar muat untuk pengembangan pelabuhan

No Uraian Satuan Tahun

2016 2021 2026 2041

Fluktuasi 1.25 1.25 1.25 1.25

Pergerakan gencar di gudnag

per hari maksimum ton 12 12 35 59

Kapasitas handling rata-rata

per jam ton/jam 20 20 20 40

Jam kerja per hari jam 14 14 14 14

Kebutuhan jumlah forklift unit 0.0 0.0 0.1 0.1

Jumlah minimum

forkflift disediakan unit 1 1 1 1

3 Pelayanan di lapangan

Volume gencar masuk lapangan ton 5,141 5,158 15,527 26,050

Pergerakan rata-rata gencar

di lapangan per hari ton 14 14 43 71

Fluktuasi 1.25 1.25 1.25 1.25

Peregrakan gencar di

lapanagn per hari maksimum ton 18 18 53 89

Kapasitas handling rata-rata

per jam ton/jam 20 20 20 40

Jam kerja per hari jam 14 14 14 14

Kebutuhan jumlah forklift unit 0.1 0.1 0.2 0.2

Jumlah minimum

forkflift disediakan unit 1 1 1 1

Total Alat B/M Unit 3 3 3

(97)
(98)

b. Peralatan Pelayanan Kapal

Untuk pelayanan kapal dalam kaitannya dengan keselamatan pelayaran maka diperlukan adanya kapal tunda yang ukuran dan kapasitasnya mengacu kepada persyaratan dalam

KM 24/2002 tentang Penyelenggaraan

Pemanduan. Kapal tunda tersebut sebaiknya dilengkapi dengan water cannon untuk keperluan pemadaman kebakaran.

6.3. Tata Letak (Layout) Pelabuhan Raja Ampat

Tata letak fasilitas Pelabuhan Raja Ampat disusun untuk memenuhi kebutuhan kelancaran arus barang, kendaraan dan penumpang serta keamanan dan keselamatan operasional pelabuhan. Tata letak fasilitas pelabuhan dapat dilihat pada gambar berikut.

6.4. Program Pengembangan Pelabuhan Raja Ampat

6.4.1. Tahapan Program Pengembangan

Rencana Induk Pelabuhan Raja Ampat

disusun dalam tiga tahapan program

pengembangan yakni :

o Tahap I : Program Pengembangan

Jangka Pendek (2016 – 2021)

o Tahap II : Program Pengembangan

Jangka Menengah (2022 –2026)

o Tahap III : Program Pengembangan

Jangka Panjang (2027 –2041)

Program pengembangan pelabuhan akan meliputi Pembangunan Fasilitas Baru dan Penambahan Fasilitas.

(99)

6.4.2. Besaran Fasilitas Pelabuhan Raja Ampat Berdasakan Tahun Target

Besaran/luasan komulatif fasilitas yang ada di Pelabuhan Raja Ampat pada tahun 2016,

2021, 2025, dan 2041 dapat dilihat pada tabel berikut.

(100)

Tabel 6. 14. Ringkasan Luasan/Besaran Fasilitas Pelabuhan Raja Ampat

No Fasilita

s

Satuan Pembangunan/PengadaanTahun Target

2016 2021 2026 2041

A Umum

1 Kantor pelabuhan m - 112.5 -

-2 Gerbang unit - 1 -

-3 Jalan perkerasan m - -

-4 Pos keamanan unit - 1 -

-5 Gudang B3 m - - - 100

6 Bengkel pemeliharaan m - 100 -

-7 Menara air unit - 1 -

-8 Kantin unit - 50 - -9 Mushallah m - 30 - -10 Dermaga m - 85 - 340 11 Causway m 678 - -12 Trestel 348 - - -13 WC umum unit 3 - -14 Reklamasi/pengadaan lahan m 2500 1000 1000 1000

15 Gardu listrik unit - 1 -

-16 Stasiun BBM unit - 1 - -81 No Fasilita s Satuan Tahun Target Pembangunan/Pengadaan 2015 2021 2026 2041

17 Lapangan parkir pegawai dan tamu m2 - 100 -

-18 Waserba m2 - 150 -

-B Terminal General Cargo

1 Gudang m2 - 345 565 1500

2 Lapangan penumpukan m2 - 475 775 1265

3 Lapangan parkir truk m2 - 150 - 100

4 Forklift unit - 3 -

-C Terminal Penumpang

1 Gedung terminal penumpang m2 - 500 - 500

(101)
(102)

6.5. Usulan DLKR-DLKP

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) pelabuhan adalah wilayah daratan dan perairan pada pelabuhan laut yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan. Sedangkan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) pelabuhan laut adalah wilayah perairan di sekeliling DLKR perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

6.5.1. Rencana Peruntukan (Tata Guna) Lahan Daratan Pelabuhan

Perencanaan jangka panjang sebuah pelabuhan pada prinsipnya adalah menyediakan fasilitas-fasilitas tepi perairan (waterfront area) untuk kegiatan-kegiatan kepelabuhanan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.

Banyaknya kepentingan dari berbagai pihak akan

penggunaan daratan di tepi perairan

menyebabkan kemungkinan timbulnya

pembatasan lahan yang direncanakan maupun

dipersiapkan untuk kepentingan operasional

pelabuhan

6.5.2. Rencana Peruntukan (Tata Guna) Lahan Perairan

Berdasarkan Pedoman Teknis Penetapan Batas-batas DLKR dan DLKP yang disusun oleh Ditjen Hubla, peruntukan perairan pelabuhan harus mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan seperti yang diperlihatkan pada

(103)
(104)

Tabel 6. 15.. Fungsi peruntukan lahan perairan

No Item Fungsi

1

□ Perairan tempat sandar kapal □ Tempat berlabuh

□ Kolam putar untuk keperluan manuver kapal

□ Alur pelayaran

□ Alur penghubung intra/antar

DLKR

2

□ Areal karantina dan imigrasi □ Areal untuk kapal negara

□ Areal untuk mengkandaskan kapal rusak/mati

□ Areal untuk keadaan darurat

□ Areal untuk perbaikan dan pemeliharaan kapal

Gambar

Gambar 2. 1. Tema pengembangan koridor ekonomi Indonesia
Gambar 2.2. Peta Kawasan Konservasi Sumber Daya Air Kabupaten Raja Ampat
Tabel 2.1. Rencana Pengembangan Kawasan di Kabupaten Raja Ampat
Gambar 2.4. Peta Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Raja Ampat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan panjang garis pantai 63 km (32% dari total panjang pantai kabupaten Sambas) dan berbagai sumber daya pesisir yang dimiliki, maka kecamatan Paloh mempunyai peluang besar

“Perubahan Garis Pantai Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu DKI Jakarta”, Pulau Untung Jawa mengalami perubahan garis pantai yang disebabkan oleh abrasi dan

Dengan panjang garis pantai 63 km (32% dari total panjang pantai kabupaten Sambas) dan berbagai sumber daya pesisir yang dimiliki, maka kecamatan Paloh mempunyai peluang besar

Maksud pelaksanaan kegiatan Pradesain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Missol (Lintas Wahai – Pulau Missol) adalah mendapatkan panduan dan acuan bagi kegiatan

Sebagai negara yang memiliki banyak pulau, Indonesia mempunyai laut yang sangat luas dengan garis pantai 81.000 KM atau sama dengan 14% dari panjang pantai bumi.. Indonesia

Moeliono (1963:32) wilayah Papua yang termasuk ke dalam golongan bahasa Melanesia adalah bahasa di Pulau Yapen, Raja Ampat, Biak, Waropen, daerah Teluk Wandamen, sepanjang pantai

© 2010 Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau 34 Berdasarkan garis pantai, pesisir pantai wilayah pesisir Pulau Rupat Barat dan Selatan dan Kecamatan Sungai

Kata Kunci: Citra LandsatTM, Perubahan garis pantai, Kecamatan Sreseh PENDAHULUAN Wilayah pesisir di Pulau Madura relatif rentan terhadap serangan gelombang, meskipun pantai dalam