Bab II Profil Sanitasi Saat Ini
2.1. Gambaran Wilayah
Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat pemerintahan di Kota Sukadana. Kabupaten Lampung Timur pada awal berdiri meliputi 10 kecamatan definitif, 13 kecamatan pembantu dan 232 desa.
Selanjutnya dengan di tetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan 6 (enam) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan dan Lampung Tengah Dalam Wilayah Provinsi Tingkat I Lampung, 2 (dua) kecamatan pembantu yaitu Kecamatan Marga Tiga dan Sekampung Udik ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan definitif, dengan demikian Wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah 2 (dua) kecamatan menjadi 12 kecamatan definitif dan 11 kecamatan pembantu dan 232 desa. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 01 Tahun 2001 dan Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan 11 (sebelas) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Lampung Timur ,maka jumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 24 kecamatan definitif dan 232 desa.
Perkembangan selanjutnya, dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Lampung Timur Nomor 19 Tahun 2001 dan Nomor 06 Tahun 2002, jumlah desa di wilayah Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 232 desa definitif dan 3 desa persiapan.
Pada Tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Marga Sekampung, jumlah kecamatan di Kabupaten Lampung Timur bertambah menjadi 24 kecamatan. Selanjutnya pada Tahun 2007, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pembentukan 7 Desa di Kabupaten Lampung Timur, saat ini Kabupaten Lampung Timur terdiri dari 24 kecamatan definitif dan 264 desa.
2.1.1 Wilayah Kajian
Wilayah kajian dalam penyusunan review SSK Kabupaten Lampung Timur meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Lampung Timur , yang terdiri dari 24 kecamatan, 264 desa/kelurahan.
Peta 2.1 Wilayah Kajian SSK
2.1.2 Wilayah Administrasi
Kabupaten Lampung Timur adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Dengan luas wilayah kurang lebih 5.325,03 km2 atau 532.503,00 hektar, atau sekitar 15% dari total wilayah Provinsi Lampung (total wilayah Lampung seluas 35.376 km2). Selain wilayah daratan Kabupaten Lampung Timur juga memiliki pulau-pulau kecil yang terdiri dari:
a) Pulau Gosong Sekopong; b) Pulau Segama Besar; c) Pulau Segama Kecil; d) Pulau Batang Besar; e) Pulau Batang Kecil.
Kabupaten Lampung Timur saat ini terdiri dari 24 Kecamatan dan 264 desa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
(Ha) (%) thd total Administrasi (Ha) (%) thd Luas Administrasi Sukadana 14 75.675,50 14,21 7.567,55 10,00 Labuhan Maringgai 11 19.498,73 3,66 1.949,87 10,00 Jabung 15 26.784,54 5,03 2.678,45 10,00 Batanghari 18 14.887,95 2,80 1.488,80 10,00 Bumi Agung 6 7.317,47 1,37 731,75 10,00 Sekampung 16 14.834,39 2,79 1.483,44 10,00 Pekalongan 10 10.012,81 1,88 1.001,28 10,00 Way Jepara 16 22.926,92 4,31 2.292,69 10,00 Purbolinggo 12 22.203,37 4,17 2.220,34 10,00 Raman Utara 10 16.136,91 3,03 1.613,69 10,00 Marga Tiga 13 25.072,94 4,71 2.507,29 10,00 Sekampung Udik 15 33.912,45 6,37 3.391,25 10,00 Metro Kibang 7 7.677,83 1,44 767,78 10,00 Batanghari Nuban 13 18.068,84 3,39 1.806,88 10,00
Nama Kecamatan Jumlah
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
Sumber : Buku Putih Sanitasi 2013
2.1.3 Kependudukan
Dibandingkan Tahun 2013 yang lalu yang berjumlah 983.056, maka jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 32.498 jiwa menjadi 1.015.554. Artinya pertumbuhan penduduk rata-rata adalah sebesar 1,09% pertahun. Dari total 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Timur, hanya ada 3 kecamatan yang memiliki wilayah dengan kateori perkotaan yaitu kecamatan Pekalongan, kecamatan Way Jepara dan kecamatan Sukadana. Dengan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2016 yaitu di kecamatan Sukadana sebanyak 10.162 jiwa, di kecamatan Pekalongan 12.804 jiwa dan di kecamatan Way Jepara 6.538 jiwa. Dengan tingakat pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan 1,09%. Dengan tingkat pertumbuhan 1.09%, maka proyeksi jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan yaitu di kecamatan Sukadana sebanyak 10.602 jiwa, di kecamatan Pekalongan 13.371 jiwa dan di kecamatan Way Jepara 6.828 jiwa
Jika dilihat dari jumlah penduduk per kecamatan, maka jumlah peduduk terbesar berada di kecamatan Sekampung Udik dengan jumlah penduduk 72.614 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Bumi Agung dengan jumlah penduduk 18.069 jiwa. Berdasarkan Tabel tersebut di atas, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur rata-rata adalah sebesar 1,09% per tahun. Sehingga jika diproyeksikan pada tahun 2020 jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Timur mencapai 1.060.562 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk hingga Tahun 2020 dapat digambarkan dalam Tabel 2.2 berikut ini.
Melinting 7 13.929,74 2,62 1.392,97 10,00 Gunung Pelindung 5 7.852,25 1,47 785,23 10,00 Pasir Sakti 8 19.393,83 3,64 1.939,38 10,00 Braja Slebah 7 24.760,68 4,65 2.476,07 10,00 Way Bungur 9 37.638,19 7,07 3.763,82 10,00 Waway Karya 11 21.107,32 3,96 2.110,73 10,00 Marga Sekampung 8 17.732,34 3,33 1.773,23 10,00 Jumlah 256 532.503,00 100 53.250,30 240
Tabel 2.2: Tabel Jumlah penduduk dan kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Sukadana 10.152 10.263 10.375 10.488 10.602 58.245 58.880 59.522 60.171 60.827 68.397 69.143 69.897 70.659 71.429 Labuhan Maringgai - - - - - 70.166 70.930 71.704 72.485 73.275 70.166 70.930 71.704 72.485 73.275 Jabung - - - - - 49.677 50.218 50.765 51.319 51.878 49.677 50.218 50.765 51.319 51.878 Batanghari - - - - - 58.268 58.903 59.545 60.194 60.851 58.268 58.903 59.545 60.194 60.851 Bumi Agung - - - - - 18.069 18.266 18.465 18.666 18.870 18.069 18.266 18.465 18.666 18.870 Sekampung - - - - - 63.836 64.532 65.236 65.947 66.665 63.836 64.532 65.236 65.947 66.665 Pekalongan 12.804 12.944 13.085 13.227 13.371 35.441 35.828 36.218 36.613 37.012 48.245 48.771 49.303 49.840 50.383 Way Jepara 6.538 6.609 6.681 6.754 6.828 47.965 48.487 49.016 49.550 50.090 54.503 55.097 55.697 56.304 56.918 Purbolinggo - - - - - 42.849 43.316 43.788 44.266 44.748 42.849 43.316 43.788 44.266 44.748 Raman Utara - - - - - 38.162 38.578 38.999 39.424 39.854 38.162 38.578 38.999 39.424 39.854 Marga Tiga - - - - - 46.309 46.814 47.324 47.840 48.362 46.309 46.814 47.324 47.840 48.362 Sekampung Udik - - - - - 72.614 73.405 74.206 75.014 75.832 72.614 73.405 74.206 75.014 75.832 Metro Kibang - - - - - 22.098 22.339 22.583 22.829 23.078 22.098 22.339 22.583 22.829 23.078 Batanghari Nuban - - - - - 43.745 44.221 44.704 45.191 45.683 43.745 44.221 44.704 45.191 45.683 Labuhan Ratu - - - - - 44.165 44.647 45.133 45.625 46.123 44.165 44.647 45.133 45.625 46.123 Bandar Sribawono - - - - - 49.232 49.768 50.311 50.859 51.414 49.232 49.768 50.311 50.859 51.414 Mataram Baru - - - - - 28.464 28.774 29.088 29.405 29.725 28.464 28.774 29.088 29.405 29.725 Melinting - - - - - 26.283 26.570 26.860 27.152 27.448 26.283 26.570 26.860 27.152 27.448 Gunung Pelindung - - - - - 22.466 22.711 22.959 23.209 23.462 22.466 22.711 22.959 23.209 23.462 Pasir Sakti - - - - - 36.721 37.121 37.526 37.935 38.348 36.721 37.121 37.526 37.935 38.348 Braja Slebah - - - - - 23.193 23.446 23.701 23.960 24.221 23.193 23.446 23.701 23.960 24.221 Way Bungur - - - - - 23.540 23.796 24.056 24.318 24.583 23.540 23.796 24.056 24.318 24.583 Waway Karya - - - - - 36.768 37.169 37.574 37.984 38.398 36.768 37.169 37.574 37.984 38.398 Marga Sekampung - - - - - 27.783 28.085 28.392 28.701 29.014 27.783 28.085 28.392 28.701 29.014 Jumlah Penduduk
Nama Kecamatan Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Berdasarkan data kependudukan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur rata-rata adalah sebesar 1,09% per tahun. Sehingga jika diproyeksikan sampai dengan tahun 2020 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Timur rata-rata adalah sebesar 1,09% per tahun.
Bila ditinjau dari tingkat kepadatan penduduknya, pada tahun 2016 ini kecamatan Pekalongan adalah kecamatan terpadat yaitu dengan kepatan penduduk rata-rata 48,2 jiwa/Ha. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil berada di kecamatan Way Bungur yaitu rata-rata 6,3 jiwa/Ha. Dengan pertumbuhan penduduk 1,09% per tahun, maka diproyeksikan kepadatan penduduk di setiap kecamatan akan terus meningkat setiap tahunya yang secara lengkap di sajikan pada table 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Sumber : 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Sukadana 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 9,0 9,1 9,2 9,3 9,4 Labuhan Maringgai 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 36,0 36,4 36,8 37,2 37,6 Jabung 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 18,5 18,7 19,0 19,2 19,4 Batanghari 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 39,1 39,6 40,0 40,4 40,9 Bumi Agung 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 24,7 25,0 25,2 25,5 25,8 Sekampung 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 43,0 43,5 44,0 44,5 44,9 Pekalongan 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 48,2 48,7 49,2 49,8 50,3 Way Jepara 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 23,8 24,0 24,3 24,6 24,8 Purbolinggo 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 19,3 19,5 19,7 19,9 20,2 Raman Utara 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 23,6 23,9 24,2 24,4 24,7 Marga Tiga 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 18,5 18,7 18,9 19,1 19,3 Sekampung Udik 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 21,4 21,6 21,9 22,1 22,4 Metro Kibang 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 28,8 29,1 29,4 29,7 30,1 Batanghari Nuban 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 24,2 24,5 24,7 25,0 25,3 Labuhan Ratu 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 9,1 9,2 9,3 9,4 9,5 Bandar Sribawono 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 26,5 26,8 27,1 27,4 27,7 Mataram Baru 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 35,8 36,2 36,6 37,0 37,4 Melinting 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 18,9 19,1 19,3 19,5 19,7 Gunung Pelindung 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 28,6 28,9 29,2 29,6 29,9 Pasir Sakti 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 18,9 19,1 19,3 19,6 19,8 Braja Slebah 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 9,4 9,5 9,6 9,7 9,8 Way Bungur 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 6,3 6,3 6,4 6,5 6,5 Waway Karya 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 17,4 17,6 17,8 18,0 18,2 Marga Sekampung 1,09 1,09 1,09 1,09 1,09 15,7 15,8 16,0 16,2 16,4 Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (orang/Ha)
2.1.4. Jumlah penduduk miskin
Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang pendapatannya (didekati dengan pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai suatu jumlah rupiah yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan setara 2100 kilo kalori sehari, perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain.
Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan penduduk meningkat, sebaliknya meningkatnya jumlah penduduk miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan penduduk. Dengan demikian jumlah penduduk miskin merupakan indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat. Jumlah penduduk miskin di wilayah Kabupaten Lampung Timur, adalah berdasarkan data rumah tangga sasaran penerima manfaat dan kuantum penyaluran beras Program Penyaluran Beras Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun 2013. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
Sukadana 6684 Labuhan Maringgai 7191 Jabung 5259 Batanghari 4043 Bumi Agung 1283 Sekampung 4257 Pekalongan 3050 Way Jepara 3674 Purbolinggo 3021 Raman Utara 2144 Marga Tiga 3434 Sekampung Udik 6083 Metro Kibang 2428 Batanghari Nuban 3643 Labuhan Ratu 3448
Melinting 2827 Gunung Pelindung 2297 Pasir Sakti 3901 Braja Slebah 2094 Way Bungur 1769 Waway Karya 4842 Marga Sekampung 2336 Jumlah 85458
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Lam Tim Tahun 2013
2.1.5 Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana pembangunan yang berisi rencana pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang wilayah yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek serta melibatkan banyak pihak dengan tujuan agar penggunaan ruang dapat memberikan kemakmuran kepada masyarakat serta terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 04 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011-2031, kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Lampung Timur meliputi:
a. peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sumber daya alam dan pengembangan agropolitan meliputi sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa.
b. perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup.
c. perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah.
d. perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten. e. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka menjalankan kebijakan tersebut meliputi:
(1) Strategi untuk peningkatan perkembangan ekonomi yang berbasis sumber daya alam dan pengembangan agropolitan meliputi sektor pertanian, perikanan, pariwisata, industri dan jasa, meliputi:
a. mempertahankan dan meningkatkan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai sektor basis perekonomian wilayah Kabupaten Lampung Timur.
b. mengoptimalkan produksi pertanian yang berbasis agribisinis.
c. mengembangkan produksi perikanan tangkap dan budidaya yang terintegrasi dengan kawasan minapolitan.
d. mengembangkan pariwisata yang berbasis pada obyek wisata alam dan budaya. e. mengembangkan kawasan industri terpadu dengan mewujudkan industri
pengolahan hasil-hasil pertanian sehingga mendorong tumbuhnya kegiatan agroindustri.
f. mengembangkan simpul dan pusat-pusat distribusi barang dan jasa dengan mengoptimalkan prasarana wilayah yang ada.
(2) Strategi untuk perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup, meliputi:
a. mengendalikan dan memantapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masing-masing, baik untuk melindungi kawasan bawahnya, melindungi kawasan perlindungan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan bencana alam.
b. mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dalam mengupayakan tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pembangunan.
c. merencanakan pemantapan kawasan lindung dilakukan dengan melibatkan masyarakat agar berperan aktif dalam pengawasan dan pengendalian kawasan
d. mengendalikan pencemaran serta pembatasan aktivitas pertambangan pada kawasan pesisir.
e. menjaga kelestarian biota laut dan mengendalikan fungsi lindung kawasan pantai timur.
(3) Strategi perwujudan pembangunan yang merata dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah, meliputi:
a. mengembangkan pusat-pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah.
b. menciptakan sistem pelayanan umum sosial dan ekonomi yang dapat melayani kebutuhan masyarakat.
c. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar dapat kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.
d. mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi wilayah terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga.
(4) Strategi perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten, sebagaimana dimaksud dalam meliputi:
a. memantapkan aksesibilitas eksternal dan internal wilayah Kabupaten Lampung Timur serta peningkatan pelayanan prasarana transportasi dalam rangka mendukung pertumbuhan pusat-pusat kegiatan dan wilayah strategis di wilayah Kabupaten Lampung Timur.
b. mengembangkan sistem irigasi yang menjamin tersedianya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi pertanian lahan basah.
c. mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai.
d. menyediakan sistem jaringan infrastruktur yang terintegrasi satu dengan yang lain khususnya moda laut dan moda darat dalam satu sistem yang sinergis dengan tingkat kelayakan dan jaminan keselamatan berdasarkan standar yang berlaku. e. mengoptimalkan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga keseluruh wilayah kabupaten.
(5) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi :
a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.
b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya. c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun.
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/TNI.
Dengan kebijakan dan strategi tersebut, diharapkan wilayah Kabupaten Lampung Timur tumbuh menjadi wilayah yang berdaya saing atas potensi yang dimiliki. Sedangkan jika dilihat dari struktur ruang, dimana struktur ruang tersebut berfungsi sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten. Sistem pusat kegiatan Kabupaten Lampung Timur meliputi:
a. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp). b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
c. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp). d. Pusat Kegiatan Kawasan (PPK). e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Untuk mengetahui lebih jelas tentang sistem pusat kegiatan atau rencana pusat layanan, dapat dilihat pada Peta 2.2
Peta 2.2: Rencana pusat layanan Kabupaten Lampung Timur
Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) adalah pusat kegiatan lokal yang dipromosikan atau direkomendasikan oleh provinsi mengingat secara fungsi dan perannya kota tersebut telah memiliki karakteristik pusat kegiatan wilayah, PKWp Kabupaten Lampung Timur berada di Perkotaan Sukadana yang berfungsi sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten, perdagangan dan jasa, serta permukiman perkotaan.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan, dimana PKL Kabupaten Lampung Timur meliputi Perkotaan Way Jepara yang berfungsi sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian hortikultura; dan Perkotaan Labuhan Maringgai yang berfungsi sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian dan pusat pengembangan perikanan.
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL dengan persyaratan pusat kegiatan tersebut merupakan kota-kota yang telah memenuhi persyaratan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi Perkotaan Pekalongan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian, agrowisata, sentra pembibitan buah-buahan, tanaman hias, dan perkebunan, serta permukiman perkotaan; Perkotaan Sekampung Udik yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, agroindustri dan permukiman; dan Perkotaan Bandar Sribhawono yang berfungsi sebagai perdagangan dan jasa, agroindustri dan permukiman.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, kawasan PPK di wilayah Kabupaten Lampung Timur meliputi:
a. Perkotaan Jabung yang berfungsi sebagai pertanian dan perkebunan, permukiman dan lindung;
b. Perkotaan Purbolinggo yang berfungsi sebagai pusat pengembangan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pertanian, pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian, agrowisata dan sentra pembibitan padi;
c. Perkotaan Marga Tiga yang berfungsi sebagai pertanian lahan kering pertambangan dan perkebunan;
d. Perkotaan Pasir Sakti yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman dan pertambangan;
e. Perkotaan Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian lahan basah dan permukiman; f. Perkotaan Raman Utara yang berfungsi sebagai pertanian lahan basah, permukiman
dan lindung;
g. Perkotaan Melinting yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan permukiman, lindung, dan pariwisata;
h. Perkotaan Gunung Pelindung yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman, pertambangan dan lindung;
i. Perkotaan Marga Sekampung yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan, permukiman, dan lindung;
j. Perkotaan Batanghari yang berfungsi sebagai pertanian dan perkebunan, permukiman, dan lindung;
k. Perkotaan Metro Kibang yang berfungsi sebagai permukiman, dan perkebunan campur;
l. Perkotaan Batanghari Nuban yang berfungsi sebagai pertanian, dan permukiman; m. Perkotaan Bumi Agung yang berfungsi sebagai pertanian, dan permukiman;
n. Perkotaan Labuhan Ratu yang berfungsi sebagai pertanian, perkebunan, permukiman, pariwisata, agrowisata; dan
o. Perkotaan Mataram Baru yang berfungsi sebagai pertanian, permukiman, lindung, dan pariwisata.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa, yang meliputi:
a. PPL Waway Karya yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman; b. PPL Braja Selebah yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman;
c. PPL Way Bungur yang berfungsi sebagai pertanian, peternakan, dan permukiman.
Untuk rencana pola ruang Kabupaten Lampung Timur sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur, meliputi:
a. perwujudan kawasan lindung, meliputi: 1) perwujudan kawasan hutan lindung;
2) perwujudan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya; 3) perwujudan kawasan perlindungan setempat;
4) perwujudan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan 5) perwujudan kawasan rawan bencana.
b. perwujudan kawasan budidaya, meliputi:
1) perwujudan kawasan peruntukan hutan produksi; 2) perwujudan kawasan peruntukan pertanian; 3) perwujudan kawasan peruntukan perikanan; 4) perwujudan kawasan peruntukan pertambangan; 5) perwujudan kawasan peruntukan industri; 6) perwujudan kawasan peruntukan pariwisata; 7) perwujudan kawasan peruntukan permukiman; dan 8) perwujudan kawasan peruntukan lainnya.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang rencana pola ruang Kabupaten Lampung Timur sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Timur, dapat dilihat pada Peta 2.4
2.2. Kemajuan pelaksanaan SSK
2.2.1. Air limbah domestik
Sampai dengan saat ini belum banyak kemajuan dalam pelaksanaan SSK yang telah disusun sebelumnya. Kemajuan yang signifikan baru pada perencanaan pembangunan IPLT yang berlokasi di samping TPA Rantau Jaya Ilir yang di targetkan dibangun pada tahun 2017 mendatang. Uraian secara rinci dapat dilihat pada table 2.5.
Tabel 2.5 kemajuan pelaksanaan SSK untuk air limbah domestik
2.2.2. Pengelolaan persampahan
Kemajuan pelaksanaan SSK sebelumnya untuk pengelolaan persampahan domestik belum mencapai kemajuan yang berarti seperti yang diuraikan dalam tabel 2.6 sebagai berikut:
SSK Saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
1 2 3 4
1. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah sampai dengan Tahun 2018
1. Mengoptimalkan
membangun IPLT ,IPAL,dan Truk Tinja
Belum ada IPLT ,IPAL,dan
Truk Tinja Pembangunan IPLT dalamproses perencanaan
2. Mengurangi praktik BABS di masyarakat pada tahun 2018
1.Menurunkan angkta BABS dari 41,1% menjadi 0 %
41,1% penduduk melakukan
BABS 64% penduduk melakukanBABS (termasuk septiktank yang tidak kedap air)
3. Meningkatkan kwalitas dan kwantitas tanki septik aman melalui pembangunan IPAL minimal di enam belas (16) kecamatan pada tahun 2018
1. Mengoptimalkan membangun Ipal komunal di daerah padat penduduk.
Belum ada IPAL komunal yang dibangun
Belum ada IPAL komunal yang dibangun
4. Adanya regulasi yang mengatur air limbah sebelum tahun 2018
1.Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam penetapan kebijakan
Kurangnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
Kurangnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
5.Adanya penambahan dana baik dari APBD maupun APBN dalam dua (2) tahun kedepan .
1.Mengoptimalkan pencarian sumber dana untuk pengembangan, baik dalam operasional dan pemeliharaan
Belanja sanitasi kabupaten Lampung Timur hanya Rp 60.000.000,- di tahun 2013 6. adanya kegiatan
kampanye penangan dan dampak air limbah domestik di 24 Kecamatan sebelum tahun 2017 1. Meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan kampanye di 24 Kecamatan dan 264 desa. Kegiatan kampanye di 24 kecamatan dan 264 desa belum optimal
Kegiatan kampanye di 24 kecamatan dan 264 desa belum optimal
Tabel 2.6 kemajuan pelaksanaan SSK untuk Persampahan
2.2.3. Drainase perkotaan
Kemajuan pelaksanaan SSK sebelumnya untuk sub sektor drainase perkotaan telah dapat mengurangi angka genangan sekitar 10%, sedangkan untuk sasaran yang lainya belum banyak perubahan seperti uraian pada tabel 2.6 sebagai berikut:
SSK Saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
1 2 3 4
1. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sampai dengan Tahun 2018
1. Mengoptimalkan membangun TPA Sanitary Landfile dan Truk
pengangkut sampah
ada 2 TPA dengan
pengelolaan open dumping
ada 2 TPA dengan
pengelolaan open dumping
2. Mengurangi praktik buang sampah sembarangan di masyarakat pada tahun 2018
1.Menurunkan angka membuang sampah disembarang tempat dari 81,1% menjadi 25 %
81,1% masyarakat buang sampah sembarangan
80% masyarakat buang sampah di lubang tanah
3. Menambah SDM yang memadai baik ditinjau dari kwantitas dan kualitas.
1. Mengoptimalkan menambah tenaga pengangkutan di pasar, Rumah tangga,TPS, dan TPA .
Dinas pasar kebersihan dan pertamanan Kab. Lampung Timur, hanya mengelola persampahan pasar
Dinas pasar kebersihan dan pertamanan Kab. Lampung Timur, baru mengelola 1,1% sampah domestik dan mengelola persampahan pasar
4. Adanya regulasi yang mengatur sampah sebelum tahun 2018
1.Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam penetapan kebijakan
Belum ada regulasi persampahan
Belum ada regulasi persampahan 5. Adanya penambahan dana
baik dari APBD maupun APBN dalam dua (2) tahun kedepan .
1.Mengoptimalkan pencarian sumber dana untuk pengembangan, baik dalam operasional dan pemeliharaan
Anggaran operasional dan pemeliharaan
Rp.100.750.000,- di tahun 2013
6. adanya kegiatan kampanye penangan dan pengelolaan sampah di 24 Kecamatan sebelum tahun 2017 1. Meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan kampanye persampahan di 24 Kecamatan dan 264 desa. Kegiatan kampanye di 24 kecamatan dan 264 desa belum optimal
Kampanye tentang PHBS terus dilaksanakan SSK (periode sebelumnya) Thn 2014 – Thn 2016
Tabel 2.6 kemajuan pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan
2.3 Profil Sanitasi Saat Ini
2.3.1 Air Limbah Domestik
a. Sistem dan Infrastruktur
Pada umumnya air tinja (black water) perumahan dari wc ke resapan lubang, sehingga pencemaran lingkungan sangat besar sekali. Untuk pengumpulan dan penampungan/ pengolahan awal dari wc ke tangki septic hampir dipastikan sangat kecil, karena sampai saat ini WC masyarakat tidak pernah dikuras disamping belum ada mobil tinja baik yang
SSK Saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
1 2 3 4
1. Meningkatkan
pembangunan drainase dan merenovasi drainase yang rusak/kurang berfungsi, mulai tahun 2014.
1. Menurunkan angka genangan air dan banjir di titik-titik rawan banjir dan
genangan.
40,7% wilayah kabupaten Lampung Timur sering tergenang banjir
30,73% wilayah kabupaten Lampung Timur sering tergenang banjir
2. Meningkatkan kapasitas instansi terkait dan SDM didalam menqangani drainase sebelum tahun 2015.
1. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait 2. Pengembangan kapasitas sdm
sama dengan sebelumnya
3. Menambah SDM yang memadai baik ditinjau dari kwantitas dan kualitas.
1. Mengoptimalkan menambah tenaga monitoring dan evaluasi
sama dengan sebelumnya
4. Adanya penambahan dana baik dari APBD maupun APBN dalam dua (2) tahun kedepan .
1.Mengoptimalkan pencarian sumber dana untuk pengembangan, baik dalam operasional dan pemeliharaan
Biaya investasi drainase Rp. 9.227.524.000 di tahun 2013
5. adanya kegiatan kampanye penangan dan pengelolaan Drainase di 24 Kecamatan sebelum tahun 2016
1. Meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan kampanye drainase di 24 Kecamatan dan 264 desa.
Kegiatan kampanye di 24 kecamatan dan 264 desa belum optimal
Kegiatan kampanye di 24 kecamatan dan 264 desa belum optimal
dicor sehingga tidak terjadi perembesan air limbah. Sedangkan air kotoran dari kamar mandi maupun dari sisa cuci piring (Grey water) langsung dibuang ke drainase dan lobang penampungan yang tergenang. Air limbah domestic di Kabupaten Lampung timur sampai saat ini belum dilakukan pengelolaan. Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik secara rinci disajikan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Diagram Sistem Sanitasi (DSS) Pengelolaan Air Limbah Domestik
Pengelolaan limbah cair di Kabupaten Lampung Timur belum dapat ditangani secara baik, hal ini dikarenakan pemerintah daerah belum mampu dalam rangka memberikan fasilitas pengolahan air limbah domestik secara komunal untuk melayani kebutuhan pengolahan limbah cair yang dihasilkan oleh penduduk. Dari data yang ada, 30%
memiliki tangki septic tetapi belum aman, 6% belum menggunakan jamban dan masih menggunakan cubluk dan 4% masih BABS di tempat terbuka seperti sungai dan drainase.. Kecamatan Purbolinggo merupakan satu-satunya kecamatan yang telah dinyatakan Open Defense Free (ODF).
Tabel 2.8 Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kabupaten
Sumber : Buku Putih Sanitasi bab 3 diolah
Data pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh masyarakat sejak tahun 2009 sampai tahun 2014, telah dibangun di 27 desa di 24 kecamatan. Sedangkan data di RT dan RW berapa MCK dibangun tidak jelas. Bantuan Dak untuk pembangunan MCK di
Tangki Septik Individual Tangki Septik Komunal (10 KK) MCK *** Tangki Septik Komunal (>10 KK) IPAL
Komunal KawasanIPAL IPAL Kota
Tangki Septik Individual Belum
Aman **
Cubluk
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii) 1Sukadana 68.397 20.519 - - - 40.355 6.840 159 2Labuhan Maringgai 70.166 21.050 - 344 - - - - 41.398 7.017 83 3Jabung 49.677 14.903 - 43 - - - - 29.309 4.968 106 4Batanghari 58.268 17.480 - - - 34.378 5.827 136 5Bumi Agung 18.069 5.421 - 43 - - - - 10.661 1.807 32 6Sekampung 63.836 19.151 - 129 - - - - 37.663 6.384 118 7Pekalongan 48.245 14.474 - 43 - - - - 28.465 4.825 102 8Way Jepara 54.503 16.351 - 43 - - - - 32.157 5.450 117 9Purbolinggo 42.849 12.855 - - - 25.281 4.713 -10Raman Utara 38.162 11.449 - 86 - - - - 22.516 3.816 69 11Marga Tiga 46.309 13.893 - 129 - - - - 27.323 4.631 78 12Sekampung Udik 72.614 21.784 - 43 - - - - 42.842 7.261 159 13Metro Kibang 22.098 6.629 - 43 - - - - 13.038 2.210 41 14Batanghari Nuban 43.745 13.123 - - - 25.809 4.374 102 15Labuhan Ratu 44.165 13.250 - - - 26.057 4.417 103 16Bandar Sribawono 49.232 14.770 - - - 29.047 4.923 114 17Mataram Baru 28.464 8.539 - 43 - - - - 16.794 2.846 56 18Melinting 26.283 7.885 - 43 - - - - 15.507 2.628 51 19Gunung Pelindung 22.466 6.740 - - - 13.255 2.247 52 20Pasir Sakti 36.721 11.016 - - - 21.665 3.672 85 21Braja Slebah 23.193 6.958 - 43 - - - - 13.684 2.319 44 22Way Bungur 23.540 7.062 - - - 13.888 2.354 55 23Waway Karya 36.768 11.031 - - - 21.693 3.677 86 24Marga Sekampung 27.783 8.196 - 43 - - - - 16.392 2.778 87 Jumlah 1.015.554 304.527 - 1.118 - - - - 599.177 101.984 2.034 Akses Dasar BABS (KK) No Kecamatan PendudukJumlah
On Site Off Site
Tabel 2.9 Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik per kecamatan di Kabupaten Lampung Timur menyebar hampir di setiap kecamatan. Peta cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kabupaten Lampung Timur seperti gambar 2.5 berikut:
Berfungsi Tidak Berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem On-site) 1 Tanki septik komunal <10KK unit - - -2 MCK unit 27 Berfungsi Dibangun tahun 2009-2012
3 Truk tinja unit - -
-4 IPLT M3/hari - -
-Terpusat (Sistem Off-site) 1 Tanki septik
komunal >10KK unit - -
-2 IPAL komunal unit - -
-3 IPAL kawasan unit - -
-4 IPAL terpusat unit - -
-Kondisi Keterangan Jumlah/ Kapasitas Satuan No Jenis
Gambar 2.5 cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kabupaten Lampung Timur seperti
b. Kelembagaan dan Peraturan
Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kabupaten Lampung Timur belum ada perda yang mengatur tentang Instansi mana yang mengelola.Sejak terbentuknya Otonomi baru, yang berkaitan dengan fasilitas sanitasi air limbah Badan Lingkungan Hiduplah yang berperan disini.Sebagaimana umumnya Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan daerah di bidang
Rencana Kedepan uraian tugas terkait dengan pengelolaan sektor air limbah : - Pengelolaan kualitas air skala Daerah;
- Penetapan kelas air pada sumber air skala Daerah; - Pemantauan kualitas air pada sumber air skala Daerah; - Pengendalian pencemaran air pada sumber air skala Daerah;
- Pengawasan terhadap penaatan persyaratan yang tercantum dalam izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
-Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air skala Daerah pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya;
- Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala Daerah; - Perizinan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
- Perizinan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah;
Gambar 2.6 Struktur Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Lampung Timur
Tabel 2.10: Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Lampung Timur
Peraturan
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan Ada(Sebutkan) Tidak Ada Efektif Dilaksanakan Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan AIR LIMBAH DOMESTIK
 Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Lampung Timur ini
SK Kadiskes mengacu Permenkes RI no. 828/menkes/SK/x/2008
Ada rencana dan diperdakan.
  Pelayanan
dan Pembinaan
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik
 
 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik
 
 Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
 
 Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
 
 Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
 
 Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik
 
  
 Retribusi penyedotan air limbah domestik  
 Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
Perda tentang UKL UPL, laik sehat No. 7 Thn. 2013 tentang perundangan & pengolahan Lingkungan hidup. Izin berdasarkan laik sehat : no. 3 Thn
II-26
2.3.2 Persampahan
a. Sistem dan Infrastruktur
Sampai saat ini Dinas pasar kebersihan dan pertamanan Kab. Lampung Timur, baru mengelola 1,1% sampah rumah tangga dan mengelola persampahan pasar. Selebihnya, 83% dibuang ke lubang tanah tanpa di tutup, 8% dibuang ke sungai, laut/danau, dan 7% dibuang di areal terbuka dan dibiarkan membusuk. Lebih jelasnya lihat diagram system sanitasi pengolahan persampahan pada gambar 2.7, pada table 2.11, dan table 2.12 sebagai berikut:
Gambar 2.7 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah Kab. Lampung Timur
Tabel 2.11 Timbulan sampah per kecamatan
Ketersediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Lampung Timur masih jauh dari memadai. Itu sebabnya sejauh ini sampah yang di kelola baru 1,1% yaitu di kecamatan Sukadana dan sampah pasar, sedangkan sampah rumah tangga masih dikelola seadanya oleh warga masyarakat.. Kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Lampung Timur secara rinci dapat dilihat pada table 2.11.
% M3/Hari % M3/Hari % M3/Hari % M3/Har i % M3/Har i Sukadana 68.397 5,59 40,9 0,00 - 1,10 8,0 0,0 0,3 6,73 49,2 Labuhan Maringgai 70.166 5,73 41,9 0,00 - 0,00 - 1,17 8,6 6,91 50,5 Jabung 49.677 4,06 29,7 0,00 - 0,00 - 0,83 6,1 4,89 35,8 Batanghari 58.268 4,76 34,8 0,00 - 0,00 - 0,98 7,1 5,74 42,0 Bumi Agung 18.069 1,48 10,8 0,00 - 0,00 - 0,30 2,2 1,78 13,0 Sekampung 63.836 5,22 38,1 0,00 - 0,00 - 1,07 7,8 6,29 46,0 Pekalongan 48.245 3,94 28,8 0,00 - 0,00 - 0,81 5,9 4,75 34,7 Way Jepara 54.503 4,45 32,6 0,00 - 0,00 - 0,91 6,7 5,37 39,2 Purbolinggo 42.849 3,50 25,6 0,00 - 0,00 - 0,72 5,2 4,22 30,9 Raman Utara 38.162 3,12 22,8 0,00 - 0,00 - 0,64 4,7 3,76 27,5 Marga Tiga 46.309 3,78 27,7 0,00 - 0,00 - 0,78 5,7 4,56 33,3 Sekampung Udik 72.614 5,93 43,4 0,00 - 0,00 - 1,22 8,9 7,15 52,3 Metro Kibang 22.098 1,81 13,2 0,00 - 0,00 - 0,37 2,7 2,18 15,9 Batanghari Nuban 43.745 3,58 26,1 0,00 - 0,00 - 0,73 5,4 4,31 31,5 Labuhan Ratu 44.165 3,61 26,4 0,00 - 0,00 - 0,74 5,4 4,35 31,8 Bandar Sribawono 49.232 4,02 29,4 0,00 - 0,00 - 0,82 6,0 4,85 35,4 Mataram Baru 28.464 2,33 17,0 0,00 - 0,00 - 0,48 3,5 2,80 20,5 Melinting 26.283 2,15 15,7 0,00 - 0,00 - 0,44 3,2 2,59 18,9 Gunung Pelindung 22.466 1,84 13,4 0,00 - 0,00 - 0,38 2,7 2,21 16,2 Pasir Sakti 36.721 3,00 21,9 0,00 - 0,00 - 0,61 4,5 3,62 26,4 Braja Slebah 23.193 1,90 13,9 0,00 - 0,00 - 0,39 2,8 2,28 16,7 Way Bungur 23.540 1,92 14,1 0,00 - 0,00 - 0,39 2,9 2,32 16,9 Waway Karya 36.768 3,01 22,0 0,00 - 0,00 - 0,62 4,5 3,62 26,5 Marga Sekampung 27.783 2,27 16,6 0,00 - 0,00 - 0,47 3,4 2,74 20,0 Jumlah 1.015.554 83 607 - - 1 8 16 116 100 731 Jumlah Penduduk (Jiwa) Sampah Dikelola Mandiri di Sampah Terproses 3R Sampah Terangkut ke TPA Sampah Tidak Terproses Total Timbulan Sampah Nama Kecamatan
II-28 Tabel 2.11 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
b. Kelembagaan dan Peraturan
Peraturan pengelolaan persampahan di atur baik melalui Undang-undang, Peraturan menteri hingga Peraturan Daerah yang menguraikan ketentuan-ketentuan pengelolaan persampahan di Kabupaten Lampung Timur, antara lain :
Undang-Undang Republik Indonesia
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Baik Rusak
Ringan Rusak
Berat
i ii iii iv v vi vii viii ix x
1
Pengumpulan Setempat
- Gerobak sampah Unit - - -
-2 Penampungan Sementara (TPS)
- Kontainer Unit 16 6 m3 - baik - -
-- Bak biasa Unit 32 5 m3 - baik - -
-3 Pengangkutan
- Dump Truck Unit 5 5 m3 2 baik -
-4 Pengolahan Sampah
- TPS 3R Unit - - -
-5 TPA
- Lahan urug saniter Ha
- Luas total lahan TPA Ha 5 Open dumping
- Luas sel landfill Ha - Daya tampung TPA M3/hari
6 Alat Berat
- Excavator Unit 1 1 m3 - baik - -
-- Bulldozer Unit 7 IPL
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD)
- Efluen di Inlet mg/l - Efluen di Outlet mg/l
Kondisi
Keterangan No Jenis Prasarana /sarana Satuan Jumlah Kapasitas Ritasi/Hari
- Petunjuk Teknis
Gambar 2.8 Struktur Kelembagaan Pengelolaan Sampah Kabupaten Lampung Timur
Tabel 2.1.2: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Lampung Timur
Peraturan
Ketersediaan Pelaksanaan
Keterangan
Ada(Sebutkan) Tidak Ada Efektif
Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan PERSAMPAHAN
 Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Lampung Timur i.
40 m3 per hari - -
- Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah
- √ - -
- Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
- √ - -
- Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
- √ - -
- Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS
- √ - -
- Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
- √ - -
- Kerjasama pemerintah Kabupaten Lampung Timur dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
- √ - -
- Retribusi sampah atau kebersihan Peraturan Daerah Kabupaten lampung Timur Nomor : 22 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan
-Sampai dengan saat ini Kabupaten Lampung Timur sudah memliki 2 unit TPA yaitu TPA Rantau Jaya Udik dan TPA way Jepara namun keduanya masih dikelola secara open dumping.
II-32
2.3.3 Drainase Perkotaan
a. Sistem dan Infrastruktur
Kondisi drainase di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar masih berupa saluran-saluran parit tanah,. Drainase lingkungan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah baik pemerintah Kabupaten, provinsi dan pusat belum terlalu banyak membantu mengingat luasnya daerah kabupaten Lampung Timur. Persentase rumah tangga yang mengalami banjir di kab. Lampung Timur , persentase terendah di klaster 0 sebesar 12,5 % yang tertinggi dikuster 4 sebesar 78,6 %. Sedangkan total rata-rata yang mengalami banjir sebesar 40,7 % dan yang tidak 59,3 %. Berdasarkan hasil verivikasi kelapangan sebagian besar banjir didaerah persawahan bila musim hujan, bukan di lokasi pemukiman. Sedangkan permukiman yang sering mengalami banjir berada di kecamatan Pasir Sakti, dan di Kecamatan Labuhan Maringgai. Lihat table 2.13 dan table 2.14 berikut.
Tabel 3.13. Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM)
Tabel 2.14 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten
Luas Ketinggian Lama Frekwensi (Ha) (M) (Jam/Hari) (Kali/Tahun)
1Pasir Sakti 7.758 0,6 7 2 Daerah pasang surut Sungai 2Labuhan Maringgai 11.699 0,5 5 2 Daerah pasang surut Sungai
Wilayah Genangan Infrastruktur*
No Lokasi Genangan Penyebab*** Jenis Ket**
B** H*** Berfungsi BerfungsiTidak 1 S. Primer A m - Sal. Skunder A1 m - Sal. Skunder A2 m - Sal. Tersier A1 m - Sal. Tersier A2 m Bangunan Pelengkap
- Pintu air unit - Kolam retensi unit - Trash Rack / Saringan
sampah unit No Kondisi Frekwensi Pemeliharaan (kali/Tahun) Dimensi Bentuk Penampang Saluran* Satuan
Gambar 2.10. Peta Lokasi Genangan
b. Kelembagaan
Pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten Lampung Timur masih bersifat sektoral dan setempat.Belum ada kelembagaan yang terbentuk untuk menangani drainase lingkungan secara serius.Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di Kabupaten Lampung Timur mengenai manfaat dan pentingnya system drainase yang tersistem secara menyeluruh.
Lokasi genangan
II-34 Kondisi saat ini mayoritas drainase lingkungan masih bersifat sederhana dan belum
adanya pemisahan antara drainase air limbah dan drainase air hujan sehingga air limbah berpotensi mencemari permuka air tanah.
Drainase lingkungan ditangani langsung Dinas pekerjaan Umum kabupaten Lampung Timur, yang dikepalai oleh Kepala Dinas . Drainase lingkungan ditangani oleh Kepala bidang permukiman membawahi kasi penyehatan lingkungan dan permukiman. Sampai dengan saat ini belum ada peraturan daerah tentang pengelolaan drainase lingkungan.
Gambar 2.8 Struktur Kelembagaan Pengelolaan Drainase Kabupaten Lampung Timur
2.4. Area Beresiko dan Pemasalahan Mendesak Sanitasi
Resiko sanitasi dapat diartikan terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penentuan area beresiko sanitasi ditetapkan berdasarkan :
1. Data Sekunder
Penentuan area beresiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan tersedia di sumber data lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan drainase serta data umum wilayah yang meliputi populasi, luas wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan.
2. Penilaian SKPD
Penentuan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Dinas Kebersihan,Pertamanan dan Pasar.
3. Studi EHRA
Penentuan area beresiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian dan pemetaan tingkat resiko berdasarkan kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi drainase, perilaku cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penanganan air minum, dan buang air besar sembarangan.
Berdasarkan penggabungan data Sekunder, Penilaian SKPD dan data studi EHRA diperoleh gambaran area beresiko sanitasi Kabupaten Lampung Timur untuk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan pengelolaan drainase. Peta ilustrasi area beresiko sanitasi untuk tiga komponen tersebut dibagi dalam 4 (empat) kriteria dan diberikan simbol berupa warna untuk untuk memudahkan dalam pemetaan. Kriteria area beresiko tersebut yaitu:
a. Area beresiko sangat tinggi diberikan symbol warna merah. b. Area beresiko tinggi diberikan symbol warna kuning. c. Area beresiko rendah diberikan symbol warna hijau d. Area beresiko sangat rendah diberikan symbol warna biru
II-36
2.4.1. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik
Tingkat resiko sanitasi komponen Air Limbah Domestik di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Namun di beberapa wilayah memiliki tingkat resiko sangat tinggi dan resiko tinggi seperti pada gambar 2.9.
Gambar 2.9. Peta Ilustrasi Area Beresiko Sanitasi komponen Air Limbah Domestik
Pada peta ilustrasi area beresiko sanitasi air limbah domestik terlihat kelurahan/desa yang merupakan area beresiko sangat tinggi dan tinggi ada di sebagian kecil dari
wilayah Kabupaten Lampung Timur. Sedangkan kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko rendah dan sangat rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Timur berpenduduk kurang padat, walaupun prasarana air limbah domestik belum memadai yang memicu perilaku buang air besar sembarangan (BABS).
Permasalahan utama yang ditemukan yaitu belum ada masterplan air limbah, masih tinnginya septicktank yang belum aman, belum adanya Intalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT), belum adanya layanan sedot tinja, belum ada regulasi terkait pengelolaan limbah domestik, minimnya anggaran untuk pengelolaan limbah domestik dan masih ada 10% masyarakat yang melakukan BABS. Untuk kelurahan/Desa dengan resiko sanitasi komponen air limbah domestik sangat tinggi dan resiko tinggi disajikan dalam Tabel 2.15. (Area Beresiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik) sebagai berikut :
Tabel 2.15 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
No Area Beresiko Wilayah Prioritas
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Area beresiko 4 MARGATIGA SIDODADI BATANGHARI BANAR JOYO PASIR SAKTI MULYO SARI
MELINTING WANA
BRAJA SLEBAH BRAJA HARJOSARI LABUHAN RATU LABUHAN RATU ENAM
BUMI AGUNG NYAMPIR
BATANGHARI NUBAN KEDATON II WAY BUNGUR TAMBAH SUBUR SEKAMPUNG UDIK SIDOREJO
SEKAMPUNG UDIK GUNUNG MULYO
MARGATIGA SIDODADI
2 Area beresiko 3 Mumbang Jaya
Mekar Jaya Blimbing Sari Beteng Sari Karya Mukti Sido Mulyo Sidodadi Tri Mulyo
II-38 Hargo mulyo Wono Karto Sukoharjo Sidorejo Gunung Agung Banjar Agung Mengandung Sari Sindang Anom Gunung Mulyo Sri Gading Maringgai Labuhan Maringgai Braja Gemilang Braja Luhur Braja Kencana Purworejo Labuhan Ratu Kedung Ringin Mulyo Sari Pasir Sakti
2.4.2. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan
Tingkat resiko sanitasi komponen persampahan di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Namun di beberapa wilayah memiliki tingkat resiko sangat tinggi dan resiko tinggi seperti pada gambar 2.10.
II-40 Area beresiko sanitasi untuk sub sektor persampahan di Kabupaten Lampung Timur,
yang masuk kategori beresiko sangat tinggi dan area beresiko tinggi ada di sebagian kecil wilayah Kabupaten Lampung Timur. Sedangkan kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko rendah dan sangat rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Timur berpenduduk kurang padat.
Permasalahan utama yang ditemukan yakni belum adanya masterplan persampahan, belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga, kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah, pengelolaan TPA masih open damping, minimnya kegiatan 3R, belum ada regulasi terkait sampah rumah tangga, minimnya anggaran untuk pengelolaan sampah dan masih ada masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dan drainase serta dibakar. Riancian kelurahan/desa dengan resiko sangat tinggi dan resiko tinggi untuk sanitasi sub sektor persampahan disajikan dalam Tabel 2.15. (Area Beresiko Sanitasi Komonen Persampahan) sebagai berikut :
Tabel 2.15 Area Beresiko Sanitasi Persampahan
2.4.3. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase Perkotaan
Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Area beresiko 4 PASIR SAKTI MULYO SARI
MELINTING WANA
WAY JEPARA LABUHAN RATU DUA
BRAJA SLEBAH BRAJA HARJOSARI LABUHAN RATU LABUHAN RATU
LABUHAN RATU ENAM
2 Area beresiko 3 Karya Tani
Tulung Pasik Kebon Damar Mataram baru Raja Basa Baru Pempem Pelindung Jaya Sri Rejosari
Labuhan Ratu Baru Muara Jaya Lehan Kedaton Induk Tulung Balak Jojog Rantau Fajar Tambah Dadi Tambah Luhur Tegal Yoso Wilayah Prioritas No Area Beresiko
Tingkat resiko sanitasi komponen drainase di Kabupaten Lampung Timur sebagian besar masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah. Namun di beberapa wilayah memiliki tingkat resiko sangat tinggi dan resiko tinggi seperti pada gambar 2.11. Pada sub sektor drainase permasalahan utama terletak pada dokumen-dokumen perencanaan yang menjadi pijakan dalam pengelolaan belum cukup tersedia dan partisipasi masyarakat serta pihak swasta belum terlibat secara optimal yang berakibat pada kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan drainase masih sangat rendah. Disamping itu, sebagian wilayah Kabupaten Lampung Timur belum memiliki masterplan drainase, minimnya aggaran untuk pembangunan drainase dan memiliki daerah rawa dan daerah pasang surut sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar serta penanganan yang komprehensif untuk dapat mengatasi genangan dan banjir yang sering terjadi.
II-42 Area beresiko sanitasi drainase sangat tinggi dan tinggi yang ada di Kabupaten
Lampung Timur seperti yang disajikan dalam Tabel 2.16. (Area Beresiko Sanitasi Komponen Drainase) sebagai berikut :
Tabel 2.15 Area Beresiko Sanitasi Persampahan
No Area Beresiko KecamatanWilayah PrioritasKelurahan/Desa 1 Area beresiko 4 Pasir Sakti Pasir Sakti
Mulyo Sari Labuhan Maringgai Karya Tani
Muara Gading Mas 2 Area beresiko 3 Labuhan Maringgai Labuhan Maringgai
Karya Makmur Pasir Sakti Sumur Kucing