• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU KIT Di KELAS IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU KIT Di KELAS IV SD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU KIT DI KELAS IV SD. Oleh:. ELDA MANURUNG NIM. F04610032 Artikel Jurnal. PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013.

(2) PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU KIT Di KELAS IV SD. Oleh:. ELDA MANURUNG NIM. F04610032 Disetujui Oleh. Pembimbing I. Pembimbing II. Dr. H. Sugiatno NIP. 196006061985031008. Dr. H. Ahmad Yani T. M.Pd NIP.196604011991021001. Dekan FKIP UNTAN. Ketua Jurusan. Dr. Aswandi NIP. 195805131986031002. Dr. H. Ahmad Yani T. M.Pd NIP. 196604011991021001.

(3) PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA KARTU KIT Di KELAS IV SD Elda Manurung, Sugiatno, Ahmad Yani Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : eldamanurung@ymail.com Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh penggunaan model maupun metode pembelajaran yang kurang tepat dan menjadi penyebab aktivitas belajar matematika siswa rendah. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan aktivitas belajar matematika siswa menggunakan alat peraga kartu kit di Kelas IV C Sekolah Dasar Kristen (SDK) Immanuel 1 Pontianak tahun ajaran 2012/2013. Ada 36 siswa yang berpartisipasi di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Setelah PTK ini dilaksanakan diperoleh hasil bahwa selama siklus 1 dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Siklus I meningkat dari 44,44 % menjadi 66,67 % dan siklus II meningkat dari 66,67% menjadi 83,33%. Kata kunci : Kartu KIT, aktivitas belajar, Matematika Abstract : This research was conducted in order background used by the model and learning method which are less efficiency and therefore caused mathematics learning activity of students are less. Because of that the purpose of this research is to increase mathematics learning activity of students used equipment visual aid KIT Card of grade IVC SDK Immanuel Pontianak the academic year 2012/2013. There are 36 students be participants in Research Act Class consists of 25 girls and 11 boys. After Research Act of Class was obtain the result that during in the first cycle and the second cycle learning activity of students in mathematics was a significant improvement from 44,44% to 66,67% and the second cycle improve from 66,67% to 83,33%. Keywords : KIT cards, learning activity, Mathematics.

(4) LATAR BELAKANG Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 disebutkan bahwa standar proses pendidikan wajib memenuhi: (1) Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (2) Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007). Hal penting yang tersurat di dalam Permendiknas tersebut, yaitu proses pendidikan wajib memberikan ruang yang cukup sesuai dengan potensi (bakat, minat, perkembangan fisik, dan psikologis) peserta didik sedemikian sehingga mereka berpartisipasi aktif. Namun demikian pengalaman mengajar matematika selama 12 tahun di Sekolah Dasar Kristen (SDK) Immanuel 1 Pontianak, menunjukkan bahwa melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dengan potensi peserta didik bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebagai guru sering mengalami hambatan dalam melibatkan siswa belajar secara aktif. Belajar dari pengalaman tersebut, peneliti sebagai guru mengintrospeksi diri dengan menelusuri semua kegiatan mengajar yang diduga sebagai penyebab utama kepasifan siswa. Secara umum kegiatan mengajar selalu diawali dengan apersepsi yang dilakukan dengan pemberian pertanyaan secara verbal untuk mengungkap pengetahuan deklaratif (fakta) matematika. Pertanyaan seperti ini diajukan dengan tanpa bantuan alat peraga dan cenderung tidak direspons oleh siswa. Pengalaman juga menunjukkan bahwa kecenderungan tidak terjawabnya pertanyaan saat apersepsi, diikuti dengan kecenderungan lain (pengiring) , yaitu: (1) guru mendominasi kelas, karena merasa bahwa target materi kurikulum harus tercapai; (2) siswa menjadi semakin pasif di dalam mengikuti pelajaran. Kecenderungan pengiring ini ternyata berakibat terhadap terhambatnya rencana proses pembelajaran (RPP), khususnya tahap eksplorasi dan tahap elaborasi. Dari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa dengan tidak diresponsnya pertanyaan yang diajukan saat apersepsi ternyata secara umum berdampak terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika. RPP dan implementasinya tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Siswa pasif dan guru cenderung mendominasi jalannya proses belajar dan mengajar matematika. Oleh karena itu, jika kepasifan siswa dalam belajar matematika tidak dicarikan jalan keluarnya, akan berakibat kurang baik bagi perkembangan fisik dan mental siswa serta bagi perkembangan pendidikan matematika ke depan. Alternatif yang diajukan untuk mengatasi kepasifan siswa di dalam belajar matematika, yaitu dengan representasi alat peraga berupa kartu kit. Ada beberapa pertimbangan digunakannya kartu kit di dalam penelitian ini, antara lain yaitu: (1) kartu kit termasuk ke dalam media belajar standar, karena sesuai dengan prinsip teknologi (NCTM, 2000); (2) tahap berpikir siswa SD ada dalam operasi konkret dan sangat tergantung pada objek-objek yang terjangkau oleh pikirannya. METODE Di dalam penilitian ini desain yang dipandang sesuai dengan pengembangan aktivitas belajar matematika siswa adalah PTK. Alasannya, aktivitas belajar matematika selalu diperlukan untuk menopang pencapaian tujuan pembelajaran.

(5) matematika. Aktivitas belajar matematika juga sukar muncul dengan sendirinya, tanpa adanya intervensi dari guru di dalam pembelajaran matematika. Intervensi dari guru menggunakan alat peraga kartu kit. Alat peraga ini dipandang cocok karena saat PTK ini dilakukan materi pelajaran yang disampaikan mengenai operasi bilangan. Tindakan dilakukan dengan beberapa siklus perbaikan sehingga dicapai suatu kondisi mengenai aktivitas belajar matematika yang ideal (minimal mencapai 75%). PTK ini dilakukan di kelas IV C semester I Tahun ajaran 2012/2013 SDK Immanuel 1 Pontianak yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja XII Pontianak. Jumlah siswa yang terlibat ada 36 orang, terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan. Skor rata-rata tingkat aktivitas belajar matematika siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 59,5% (kurang dari 75%) dan belum mencapai kriteria minimal aktivitas belajar matematika yang diinginkan, baik dari sekolah maupun dari guru mata pelajaran Matematika. Langkah – Langkah Tindakan : (1) Guru menyiapkan pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran menggunakan metode diskusi berbantuan alat peraga; (2) Guru menyajikan materi (melalui eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) menggunakan metode diskusi berbantuan alat peraga, (3) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran, guru meminta siswa untuk menerapkan konsep matematika ke dalam latihan soal, guru bersama siswa mengoreksi dan memberikan umpan balik terhadap hasil latihan mereka, dan guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah. Di dalam mengobservasi tindakan yang sesuai dengan langkah-langkah tersebut sehingga memunculkan aktivitas belajar matematika yang dikehendaki, peneliti menggunakan 7 (tujuh) deskriptor: (a) Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru; (b) Mampu bekerjasama dalam kelompok; (c) Bertanya kepada guru tentang materi atau tugas kelompok yang belum dipahami; (d) Mengajukan pertanyaan saat diskusi; (e) Memberikan pendapat atau gagasan, (f) Menanggapi pendapat atau gagasan, (g) Bertanya kepada guru bila ada kesalahan pada penyelesaian di papan tulis. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 16 Oktober 2012 selama 70 menit atau 2 jam pelajaran (pukul 06.45 – 07.55 WIB). Siswa yang hadir 36 orang dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Peneliti yang melaksanakan pembelajaran diamati oleh KN (nama inisial) sebagai observer. Hasil penelitian pada siklus ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan persentase siswa yang aktif dalam proses belajar menggunakan Alat Peraga Kartu KIT. Siswa yang aktif setelah dilakukannya tindakan pada siklus 1 sebesar 66,67%. Meskipun hasil ini menunjukkan peningkatan sebesar 7,2% (sebelum tindakan 59,5%), tetapi peningkatannya belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu ≥ 75 %. Ada beberapa catatan hasil refleksi teman sejawat pada siklus I, yaitu berupa kelebihan dan kekurangan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kelebihan dan kekurangan tersebut diberikan berikut. Kelebihan Siklus I  Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan;.

(6) Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Alat Peraga Kartu KIT dengan cukup baik;  Guru dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa;  Beberapa siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang berbantuan Alat Peraga Kartu KIT. Kekurangan Siklus I  Guru terlalu banyak melakukan ceramah pada penjelasan pelajaran sehingga siswa tidak berantusias dalam pembelajaran;  Guru melakukan pembelajaran kurang sesuai dengan waktu yang direncanakan;  Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran;  Guru kurang membimbing diskusi kelompok;  Siswa kelihatan bingung akan apa yang harus mereka lakukan karena guru tidak menjelaskan secara mendetail langkah pembelajaran yang berbantuan Alat Peraga Kartu KIT;  Siswa tidak serius dalam diskusi, karena guru kurang maksimal dalam penguasaan kondisi kelas;  Banyak siswa keluar masuk kelas dengan berbagai alas an dan terlihat bermain-main dengan alat peraga. Dari kelebihan dan kekurangan siklus I ini dapat ditemukan :  Sebagian siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT.  Waktu pelaksanaan dirasakan kurang karena pembagian kelompok belajar dilakukan dalam pelaksanaan tindakan, sehingga urutan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan tidak dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.  Siswa tidak serius dalam diskusi kelompok, karena guru kurang maksimal dalam membimbing diskusi kelompok.  Siswa kelihatan bingung dalam melakukan tugasnya pada saat mengerjakan tugas kelompok, sehingga masih terdapat siswa yang kelihatan bermalas-malasan, Siklus II Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Oktober 2012 selama 70 menit atau 2 jam pelajaran tepatnya pukul 06.45 – 07.55 WIB. Siswa yang hadir 30 orang dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 25 siswa perempuan. Peneliti yang melaksanakan pembelajaran yang diamati oleh teman sejawat yang sama dengan siklus I. Hasil penelitian pada siklus ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan persentase siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan Alat Peraga Kartu KIT, siswa yang aktif setelah dilakukannya tindakan penelitian pada siklus II sebesar 83,33% siswa. Peningkatan persentase keaktifan tersebut telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan pada siklus 1 yaitu sebesar ≥ 75 % siswa yang aktif. Namun peningkatan keaktifan siswa berdasarkan persentase tersebut, meninggalkan pekerjaan rumah bagi peneliti untuk ditindaklanjuti sebagai masukan perbaikan pembelajaran matematika dikemudian hari. Catatan-catatan tersebut antara lain sebagai berikut. .

(7) Kelebihan Siklus II  Terjadi peningkatan persentase dari siklus I terhadap siklus II,  Guru kembali dapat menguasai materi pembelajaran  Guru dapat menerapkan pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT dengan baik,  Guru dapat menguasai kelas dengan baik,  Pengelolaan waktu pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan RPP,  Siswa kelihatan sudah mengerti akan tugasnya pada pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT. Kekurangan Siklus II  Aktivitas siswa tidak mencapai 100%,  Guru terlalu kelihatan sedikit terburu-buru dalam melaksanakan pembelajaran. Dari kelebihan dan kekurangan siklus I ini dapat ditemukan :  Pembagian kelompok dilakukan sebelum diadakannya tindakan.  Strategi pembelajaran lebih berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dari kesesuaian waktu antara penyajian materi pelajaran dengan waktu yang tersedia.  Guru memberikan bimbingan secara maksimal dalam diskusi kelompok sehingga siswa sudah mengerti dan memahami cara pengerjaan tugas mereka.  Hasil dalam pelaksanaan siklus 2 telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti dengan tercapainya indikator kinerja yaitu 83,33% siswa yang aktif dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan Alat Peraga Kartu KIT. Persentase jumlah siswa tersebut menunjukkan bahwa pada siklus kedua ini menunjukkan siswa dapat berinteraksi dengan baik di dalam pembelajaran, baik dengan guru, maupun dengan teman-temannya. Berdasarkan penjabaran diatas, terlihat bahwa pada siklus ini pelaksanaan tindakan dapat dikatakan berhasil karena hasil yang diperoleh telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan. Oleh kerena itu peneliti dan guru kolabolator sepakat untuk tidak perlu diadakan tindakan pada siklus berikutnya. Berikut adalah grafik peningkatan aktivitas siswa selama dua siklus tindakan :.

(8) KESIMPULAN Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Banyak siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT meningkat dari 7 siswa pada siklus I menjadi 10 siswa pada siklus II, (2) Banyak siswa yang aktif dalam pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT meningkat dari 11 siswa pada siklus I menjadi 13 siswa pada siklus II, (3) Banyak siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT meningkat dari 6 siswa pada siklus I menjadi 7 siswa pada siklus II, (4) Banyak siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT menurun dari 12 siswa pada siklus I menjadi 6 siswa pada siklus II. (5) Adanya peningkatan keaktifan siswa yang diperoleh dari rata-rata kategori sangat aktif, aktif dan cukup aktif disetiap siklus tindakan, yaitu pada siklus 1 sebesar 66,67% dan pada siklus 2 sebesar 83,33% dan peningkatan tersebut telah menunjukkan ketercapaian indicator. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : (1) Suatu kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga kartu KIT memerlukan bimbingan kelompok belajar secara maksimal untuk itu guru memerlukan rekan dalam penerapan pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT, (2) Waktu dalam penyajian proses belajar pada pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Kartu KIT membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk itu waktu pembelajaran perlu diatur semaksimal mungkin, (3) Kepada para guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran secara bervariasi sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa...

(9) DAFTAR RUJUKAN Anton M. Mulyono. 2000. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Direktorat Jenderai Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum : Penelitian Tindakan (Action research) National Council Teacher Mathematics (NCTM). (2000). Principles and Standars for School Mathematics. USA: NCTM. Oemar Hamalik. 1986. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Piaget, J. 1983. Piaget's theory. In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol. 1. New York: Wiley Sanjaya, 2008. Stategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sukino dan Wilson Simangunsong. 2007. Matematika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga Sumiati, 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Susilo. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pustaka Book Publiher Suroso. (2001). Peningkatan Daya Ingat Terhadap Pelajaran Matematika Melalui Penggunaan Media Pembelajaran. Jakarta : Pelangi Pendidikan Surya, Moh. 1975. Definisi Diskusi Kelompok. Jakarta : Pustaka Book Publiher Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas ( Class Room Action Research). Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan gejala toksis ekstrak etanol daun parang romang secara oral pada tikus putih jantan tidak memperlihatkan gejala toksis berupa perubahan pada kulit dan bulu,

UPAYA PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA PERKAWINAN SUKU BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Ketika pendidikan sebagai benteng terakhir bisa melaksanakan hal tersebut, otomatis masa depan anak-anak di Bali khususnya serta masa depan Bali pada umumnya

Terkait dengan peralihan kewenangan penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan

pada saat Pembuktian Kualifikasi penyedia Jasa harus membawa seluruh Dokumen Asli sesuai yang di Upload / diunggah beserta 1 ( satu ) rekaman Termasuk dokumen Kontrak /

untuk anak-anak berusia antara 5 – 7 tahun yang tinggal di Dusun Salakan dengan materi sebagai berikut.. yang tinggal di Dusun Jambu dengan materi sebagi

POLITEKNIK UNIVf, RSITAS NNDAIAS

Rataan bobot kering tajuk bibit kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) terhadap komposisi media tanam dan pemberian LCPKS kolam aerob dapat dilihat pada Tabel 8...