• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi indeks obesitas general terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korelasi indeks obesitas general terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KORELASI INDEKS OBESITAS GENERAL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA MAHASISWA BERLATAR BELAKANG BIARAWAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi. Oleh: Stefanny Shella Anistya NIM :168114011. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 HALAMAN SAMPUL. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Sumber Kekuatan dan Penolongku Keluargaku yang selalu mengasihi dan memberikan dukungan serta semangat Sahabat-sahabat, keluarga rohaniku, dan teman seperjuanganku di Farmasi 2016 serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PRAKATA Puji Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Korelasi Indeks Obesitas General Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dapat terlaksana dan terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini merupakan salah satu bagian dari penelitian bersama dengan pembimbing dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK dengan judul ”Korelasi Indeks Obesitas Terhadap Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penulis bersyukur telah mendapatkan banyak bantuan, dukungan dan bimbingan dari beberapa pihak dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan kekuatan dan menyertai proses penyusunan skripsi ini sehingga semua bisa terlaksana dengan baik. 2. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. 4. Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt., Yunita Linawati, M.Sc., Apt., dan Gregorius Bhaskara Wikanendra, S.Ked., M. Biomed selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak bantuan dan masukan, kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. 5. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti. 6. Pihak Kampus IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan bekerja sama dalam penelitian ini.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Kepada para farter-farter (mahasiswa berlatar belakang biarawan) yang telah berkenan menjadi subjek penelitian dan berpartisipasi dalam penelitian ini. 8. Kepada pimpinan pihak biara SJC, CSSR, OMI, dan CMF yang telah memberi izin melakukan penelitian dan menyediakan ruangan sarana dan prasarana sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar. 9. Kepada analis Rumah Sakit Bethesda, Ibu Tari dan tim yang telah bersedia membantu proses pengambilan darah dan pemeriksaan laboratorium sehingga data penelitian dapat kami peroleh. 10. Kepada Keluargaku, kedua orangtuaku yang sangat ku kasihi yang sudah memberi dukungan baik dana maupun motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1, serta saudara-saudaraku terkasih Ce Vera, Veli, Alya yang selalu mendukung doa dan meberikan semangat kepada penulis hingga saat ini. 11. Sahabat-sahabat seperjuanganku di farmasi Sinta, Karin, Valen yang selalu ada dalam suka duka menjalani perkuliahan di Farmasi selama 3,5 tahun melewatinya bersama hingga dapat lulus bersama. 12. Teman-teman satu golongan praktikum A1, dan. kelompok meja. praktikumku Sinta, Karin, Valen, Lodvi, Simon, Oskar, Rani, Hana, Agatha, Tasya, Fefe, Wiwy, dll. 13. Teman-teman kelas FSM A 2016 dan seluruh teman-teman seperjuangan Farmasi Angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 14. Keluarga rohaniku Arrow of God; David Generation, dan Lamb of God yang selalu ada dan memberikan semangat bahkan mendoakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini 15. Kepada Yohanes Setiawan tercinta yang selalu memberikan support, mendengarkan setiap keluh kesah, memberikan semangat, motivasi, dan doa. 16. Kelompok Skripsi bersama ku Christo, Fany, Agista, Lenny, Sekar, Indro, Galang, Fitri, khususnya Joshwa partner skripsi Gula Darah Puasa ku yang. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. luar biasa, yang telah berjuang bersama sehingga semua dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan lulus bersama. 17. Kakak-kakak rohani saya selama di Jogja, Ce Novi, Ko Andy, Ko Amin, Kak Agy, dan segenap adik-adik rohani saya yang sudah saya anggap sebagai keluarga saya sendiri. 18. Influence Generation, Pengurus Youth IG, GBI Miracle Service, temanteman sepelayanan di Gereja, Tim Doa Youth, Tim Miracle Dancer, Tim Miracle Worship yang menjadi tempat saya bertumbuh dalam Tuhan. 19. Kepada Paingan squad Jesica, Vannessa, Ivan, dan Tissy yang selalu memberikan dukungan dan tak pernah lelah memberi semangat. 20. Kepada teman-teman seperjuangan les TOEFL semester akhir, Fefe, Sinta, Tata, Yayas, Lodvi, Valen, Maurin, Ina, Christa, dan Kandela. 21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian penyusunan naskah ini. Naskah penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan pada naskah skripsi ini. Penulis sangat mengapresiasi dan menghargai setiap kritik dan saran yang dapat membangun dan mendukung penelitian ini agar menjadi lebih bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 3 Desember 2019. PenulisPEMBIMBING. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv ABSTRACT ............................................................................................................ xv PENDAHULUAN................................................................................................... 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3 Lokasi, Izin, dan Etika Penelitian ........................................................................ 3 Desain dan Subjek Penelitian .............................................................................. 3 Pengukuran Body Mass Index (BMI) .................................................................. 4 Pengukuran Body Fat Percentage (BFP) ............................................................ 5 Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa ............................................................ 5 Analisis Statistik .................................................................................................. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6 KESIMPULAN ..................................................................................................... 20 SARAN ................................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21 LAMPIRAN .......................................................................................................... 26 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 54. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel I. Klasifikasi Body Mass Index..................................................................... 5 Tabel II. Klasifikasi Body Fat Percentage............................................................. 5 Tabel III. Klasifikasi Kadar Gula Darah Puasa ..................................................... 6 Tabel IV. Karakteristik Responden ........................................................................ 6 Tabel V. Profil Body Mass Index Responden......................................................... 7 Tabel VI. Profil Body Fat Percentage Responden ................................................. 8 Tabel VII. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Responden .................................. 11 Tabel VIII. Perbandindingan BMI dan Kadar Glukosa Darah Puasa Responden 13 Tabel IX. Perbandingan BFP dan Kadar Glukosa Darah Puasa Responden ........ 15 Tabel X. Korelasi BMI dan BFP terhadap kadar glukosa darah puasa ................ 16. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Proses Penentuan Responden .............................................................. 4 Gambar 2. Diagram sebaran korelasi antara BMI terhadap Kadar GDP............. 17 Gambar 3. Diagram sebaran korelasi antara BFP terhadap Kadar GDP ............. 18. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Etichal Clearance .................................................................. 26 Lampiran 2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Berat Badan .................................. 27 Lampiran 3. Sertifikat Kalibrasi Pengukur Tinggi Badan ................................... 29 Lampiran 4. Kalibrasi alat Bioelectrical Impedance Analysis ............................ 31 Lampiran 5. Peralatan yang Digunakan .............................................................. 32 Lampiran 6. Informed Consent............................................................................ 33 Lampiran 7. Kuesioner Inklusi dan Eksklusi ...................................................... 35 Lampiran 8. Kuesioner Riwayat Responden / CRF Kuisioner .......................... 37 Lampiran 9. List Pertanyaan Wawancara Komunitas Biarawan ......................... 40 Lampiran 10. Leaflet Edukasi Responden .......................................................... 41 Lampiran 11. Sertifikat CE & BU ....................................................................... 42 Lampiran 12. Analisis Data Statistik................................................................... 43 Lampiran 13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium.................................................. 45 Lampiran 14. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 46 Lampiran 15. Perhitungan Sampel Minimum ..................................................... 49 Lampiran 16. Lembar Penjelasan Terhadap Responden ..................................... 50 Lampiran 17. Dokumentasi Pengambilan Data ................................................... 53. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK ABSTRAK Obesitas merupakan akumulasi lemak berlebihan yang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah yang berhubungan dengan resistensi insulin. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan kardiovaskuler seperti diabetes mellitus. Pengukuran derajat obesitas dilakukan dengan antropometri sebagai indeks obesitas general yaitu Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage (BFP) yang mewakili obesitas keseluruhan tubuh. Pengukuran BMI berdasarkan berat badan dan tinggi badan responden, sedangkan pengukuran BFP menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Pengukuran kadar glukosa darah puasa diperoleh melalui plasma darah vena yang dianalisis dengan metode enzimatis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahsui korelasi indeks obesitas general terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Responden penelitian berjumlah 79 mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji normalitas Kolmogorov-smirnov dan uji korelasi Pearson dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan korelasi tidak bermakna sangat lemah dengan arah negatif antara BMI (r= -0,016 ; p=0,887) dan BFP (r= -0,056; p=0,622) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kata kunci : obesitas general, glukosa darah puasa, biarawan. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Obesity is the accumulation of excessive fat which is one of the risk factors that can affect blood glucose levels (hyperglicemia), associated with insulin resistance. Hyperglycemia can increase the risk of diabetes mellitus. Measurement of obesity levels was using anthropometry as the general obesity index which represent the value of overall body fat (Body Mass Index and Body Fat Percentage). BMI measurement is based on body weight and height, while BFP is measured by Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Fasting blood glucose levels obtained through vein plasma and was analyzed by enzymatic methods. The purpose of this study is to determine correlation of general obesity index to fasting blood glucose levels on Sanata Dharma University Yogyakarta students with friar background. The type of this research is observational analytic with cross sectional study design. The research respondents were 79 students who met the inclusion and exclusion criteria. The statistical analysis that is used in this research were Kolmogorov-smirnov normality test and Pearson correlation test with a 95% confidence interval. The results showed a very weak non-significant correlation with negative direction between BMI (r=-0.016; p=0.887) and BFP (r=-0.056; p=0.622) to fasting blood glucose levels in Sanata Dharma University Yogyakarta students with friar background. Keywords : general obesity, fasting blood glucose, friar. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENDAHULUAN Obesitas. merupakan. akumulasi. lemak. berlebih. yang. dapat. mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan prevalensi beberapa penyakit seperti stroke,. penyakit. kardiovaskuler,. penyakit. metabolik. (diabetes. mellitus,. dislipidemia), gangguan ginjal, dan lain-lain (WHO, 2019; Dipiro, et.al, 2011). Obesitas telah menjadi penyakit endemik global dengan setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kronis yang disebabkan kelebihan berat badan dan obesitas (Dipiro, et.al, 2011; WHO, 2019). Menurut Kemenkes RI (2018) dalam hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, proporsi obesitas di Indonesia pada populasi dewasa usia ≥18 tahun dengan nilai BMI≥27 semakin meningkat mulai tahun 2007 (10,5%), tahun 2013 (14,8%) dan tahun 2018 (21,8%) (Kemenkes RI, 2018). Obesitas dapat dibagi menjadi obesitas general (akumulasi lemak di seluruh tubuh) dan obesitas sentral (akumulasi lemak di bagian perut) (Kemenkes RI, 2017). Derajat obesitas tersebut dapat diukur dengan antropometri yang digunakan untuk pengukuran dimensi tubuh dan penentuan status gizi. Pengukuran antropometri yang menggambarkan obesitas general yaitu Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage (BFP). Nilai BMI ditentukan berdasarkan berat badan dan tinggi badan yang dihitung dengan rumus tertentu dan BMI mewakili massa tubuh seseorang yang terdiri dari tulang, otot dan lemak (WHO, 2019). Nilai BFP dapat ditentukan dengan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) yang menampilkan presentase lemak tubuh secara keseluruhan dengan prinsip hambatan terhadap aliran arus listrik karena perbedaan massa lemak pada jaringan tubuh dan massa bebas lemak (darah, urin, otot) (Kemenkes RI, 2017; Lockwood, 2015). Obesitas merupakan salah satu faktor risiko meningkatkannya kejadian hiperglikemia yang berkaitan dengan resistensi insulin (Dipiro, et al., 2011). Pada keadaan normal, tubuh akan memproduksi insulin untuk menyeimbangkan kembali kadar glukosa darah yang meningkat, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan sekresi insulin atau resistensi insulin tidak dapat menyeimbangkan kembali kadar glukosa darah dalam tubuh sehingga mengalami. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. hiperglikemia (Global Diabetes Community, 2019). Kondisi hiperglikemia tersebut berisiko menjadi penyakit diabetes mellitus (International Diabetes Federation, 2019). Menurut Kemenkes RI (2018) dalam hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi diabetes di Indonesia pada orang dewasa usia ≥15 tahun meningkat dari tahun 2013 (1,5%) hingga tahun 2018 (2,0%) (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi diabetes tertinggi terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), dan Sulawesi Utara (2,4%) (Kemenkes RI, 2013). Salah satu parameter yang umum digunakan untuk menilai keadaan hiperglikemi adalah kadar glukosa darah puasa yaitu kadar glukosa dalam darah pada keadaan puasa (tidak ada asupan kalori) minimal 8 jam (PERKENI, 2015). Peningkatan kejadian dan risiko penyakit kardiovaskuler pada individu obesitas melatarbelakangi munculnya penelitian-penelitian terdahulu yang serupa. Penelitian Raju, et al., 2012 mengenai korelasi obesitas general terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dewasa muda (18-23 tahun) di Institute of Medical Science and Research Center, Davanagere, Karnataka, India, menunjukkan adanya korelasi lemah bermakna antara obesitas dan kadar glukosa darah puasa (Raju, et al., 2012). Penelitian Nguyen, et al., (2011) pada populasi dewasa di Amerika Serikat menunjukkan prevalensi diabetes dan kadar glukosa darah puasa akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkatan obesitas general (Nguyen, et al., 2011). Menurut Dipiro, et al., (2011) salah satu faktor yang mempengaruhi obesitas dan adalah gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, waktu istirahat, dan lain-lain. Berdasarkan analisis situasi pada mahasiswa di Kampus IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagian besar merupakan biarawan yang tinggal di biara dan memiliki kegiatan terjadwal setiap hari mulai dari doa pagi, aktivitas perkuliahan, jadwal makan, olahraga, dan kegiatan lainnya. Penelitian terkait hubungan obesitas dan hiperglikemia pada berbagai populasi telah banyak dilakukan tetapi belum pernah dilakukan penelitian serupa pada biarawan dewasa muda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi obesitas terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan yang mempunyai pola hidup yang berbeda.. 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. METODE PENELITIAN Lokasi, Izin, dan Etika Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2019 di Biara Skolastikat SCJ dan Biara C.Ss.R, dilanjutkan pada tanggal 20 Oktober 2019 di biara seminari tinggi OMI dan biara CMF Skolastik. Tata cara pelaksanaan penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) dengan nomor 331.3/FIKES/PL/X/2019. Desain dan Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Penelitian observasional analitik dilakukan tanpa ada intervensi atau tindakan tambahan oleh peneliti pada sampel yang diteliti, kemudian dilakukan analisis statistik untuk memperoleh hasil. Rancangan penelitian cross sectional dilakukan dengan mengamati objek dan melakukan pengukuran variabel penelitian pada satu waktu (Sani, 2018). Variabel bebas pada penelitian ini adalah indeks obesitas general yaitu Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage (BFP) sedangkan variabel tergantung penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa berlatar belakang biarawan di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Kampus IV yang memenuhi kriteria inklusi yaitu biarawan dewasa muda (mahasiswa aktif tahun angkatan 2016, 2017, 2018) berusia 20-29 tahun, tidak mengonsumsi alcohol, bersedia menandatangani informed consent, dan berpuasa makan (hanya boleh minum air putih) selama 1012 jam. Responden yang sedang mengonsumsi obat rutin yang dapat mempengaruhi tekanan darah, glukosa darah, kolesterol total, trigliserida, dan asam urat, tidak hadir pada saat pengambilan data dieksklusi sebagai responden penelitian. Obat yang dapat mempengaruhi glukosa darah yang dimaksud adalah kortikosteroid, vitamin B3, diuretik thiazide,. ᵦ-blocker,. antibiotik golongan. quinolone, dan lain-lain (Rehman, et al., 2011). Total responden penelitian ini adalah 79 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, bersedia mengisi informed consent, dan hadir pada saat penelitian dilaksanakan.. 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 119 responden bersedia mengikuti penelitian. 40 responden penelitian dieksklusi: 5 responden memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler 18 responden tidak puasa 1 responden data tidak lengkap 16 responden tidak hadir. 79 sampel penelitian Analisis Statistik Gambar 1. Proses Penentuan Responden Pengukuran Body Mass Index (BMI) Pengukuran BMI dilakukan dengan mengukur berat badan menggunakan timbangan merk GEA Nomor Seri: J1611468411 yang telah terkalibrasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan UPT Metrologi Legal Yogyakarta dengan nomor 1369/MET/TP-141/IX/2019. Pengukuran berat badan dilakukan dengan posisi responden tegak, menghadap lurus ke depan, tidak menggunakan alas kaki, dan aksesoris luar seperti jaket, jam tangan, dan tas. Selanjutnya dilakukan pengukuran tinggi badan menggunakan pengukur tinggi badan merk Height Nomor Seri: 26SN yang telah terkalibrasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan UPT Metrologi Legal Yogyakarta dengan nomor 1368/MET/UP128/IX/2019. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan posisi responden berdiri dengan lutut tegak menempel pada dinding, menghadap lurus ke depan, dan tidak menggunakan alas kaki. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan digunakan untuk menghitung BMI dengan rumus : BMI =. Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m) × Tinggi Badan (m) (Kemenkes RI, 2017). 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Hasil pengukuran BMI dikelompokkan berdasarkan klasifikasi BMI menurut WHO Asia-Pasific, cited by Lim, et al., (2017), yaitu : Tabel I. Klasifikasi Body Mass Index Klasifikasi Underweight Normal Overweight Obesity. Body Mass Index (BMI) <18,5 kg/m2 18,5-22,9 kg/m2 23,0 - 24,9 kg/m2 ≥25 kg/m2 (WHO Asia-Pasific, cited by Lim, et al., 2017). Pengukuran Body Fat Percentage (BFP) Pengukuran body fat percentage dilakukan dengan metode bioelectrical impedance analysis menggunakan alat Karada Scan merk OMRON tipe HBF-212 yang telah terkalibrasi di Barokah Medical Jogja. Pengukuran BFP dilakukan dengan posisi tubuh tegak menghadap lurus ke depan, tidak menggunakan alas kaki, dan aksesoris seperti sabuk, jam tangan, ataupun perhiasan. Hasil pengukuran BFP dikelompokkan berdasarkan klasifikasi BFP menurut America College of Sport Medicine (2014) pada populasi pria dewasa usia 20-29 yaitu: Tabel II. Klasifikasi Body Fat Percentage Klasifikasi Very Lean Excellent Good Fair Poor Very Poor. BFP Pria (usia 20-29 tahun) 4,2 – 6,4% 6,5 – 10,5% 10,6 – 14,8% 14,9 – 18,6% 18,7 – 23,3 % 23,4-33,4 % (ACSM, cited by Mitchelmore, 2015). Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa Pengukuran kadar glukosa darah puasa dilakukan sebanyak satu kali pengambilan melalui vena yang dilakukan oleh perawat yang tersertifikasi. Sampel darah yang telah diambil disimpan di dalam tabung khusus dan dianalisis di. Laboratorium. Rumah. Sakit. Bethesda. dengan. metode. enzimatis. Hexokinase/G6PD sehingga diperoleh kadar glukosa darah puasa. Hasil tersebut diklasifikasikan menurut literatur American Diabetes Association (2018), sebagai berikut: 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel III. Klasifikasi Kadar Gula Darah Puasa Klasifikasi Kurang dari normal Normal Prediabetes Diabetes. Glukosa Darah Puasa <70 mg/dL <100 mg/dL 100-125 mg/dL ≥126 mg/dL (American Diabetes Association, 2018). Analisis Statistik Penelitian ini melakukan analisis data di pusat kajian CE&BU Universitas Gadjah Mada yang telah terstandarisasi dengan menggunakan program IBM SPSS 22 dengan menggunakan taraf kepercayaan 95%. Data yang diperoleh berupa hasil uji normalitas dan koefisien korelasi (nilai r) dengan partisipan sejumlah 79 orang. Uji normalitas yang digunakan untuk analisis data >50 responden adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Uji hipotesis korelatif yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 79 orang dan telah memenuhi kriteria inklusi eksklusi. Uji normalitas yang digunakan untuk menganalisis. data. responden. adalah. Kolmogorov-Smirnov. dengan taraf. kepercayaan 95%. Data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi p>0,05 (Dahlan, 2014). Karakteristik responden penelitian ditunjukan pada tabel berikut: Tabel IV. Karakteristik Responden Karakteristik Usia (tahun) BMI BFP Glukosa Darah Puasa. Distribusi Data (n=79) 23 (20-28)** 22,49 (16-36)** 19,66 ± 4,072* 73,21 ± 7,605*. Keterangan: p > 0,05 menunjukkan data tidak terdistribusi normal *mean ± SD **median (minimum-maksimum). 6. p 0,000 0,022 0,200 0,082.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Usia Responden Usia yang ditetapkan dalam kriteria inklusi penelitian ini adalah 20-29 tahun yang disesuaikan dengan klasifikasi Body Fat Percentage karena presentase lemak dalam tubuh dibedakan berdasarkan rentang usia seseorang. Rentang usia 20-29 tahun tersebut merupakan rentang yang paling mendekati dan menggambarkan kriteria dewasa muda (18-35 tahun) (Lanoye, et al., 2016). Nilai tengah usia responden pada penelitian ini adalah 23 tahun dan dalam rentang usia 20-28 tahun. Body Mass Index (BMI) Analisis statistik data BMI yang digunakan yaitu uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai p = 0,022 yang menunjukkan data tidak terdistribusi normal dengan nilai tengah BMI 22,49 kg/m2, nilai minimum-maksimum 16-36 kg/m2. Profil BMI responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel V. Profil Body Mass Index Responden Klasifikasi Obesitas (Body Mass Index). Jumlah Responden (n= 79) n (%) 3 (3,80%) 43 (54,43%) 15 (18,99%) 18 (22, 78%). Underweight Normal Overweight Obesitas. Profil BMI responden pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 3,8% responden underweight (BMI <18,5 kg/m2), 54,43% memiliki nilai BMI normal (BMI 18,5-22,9 kg/m2), 18,99% mengalami overweight (23-24,9 kg/m2), dan 22,78% mengalami obesitas (BMI ≥25 kg/m2). Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013 menunjukkan pada usia dewasa (25-34 tahun) terdapat sebanyak 29,09% yang memiliki BMI normal, 22,45% mengalami overweight dan, 21,45% mengalami obesitas (Sudikno, 2015). Penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus III (18-24 tahun) menunjukkan sebanyak 25 dari 60 mahasiswa (41,67%) memiliki BMI normal (BMI<23 kg/m2), sedangkan 35 dari 60 mahasiswa (58,33%). 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengalami obesitas (BMI ≥23 kg/m2) (Pangesti, 2013). Sebanyak 9% populasi pria dewasa (≥18 tahun) di Vietnam mengalami underweight, 67% memiliki BMI normal, dan 24% mengalami overweight dan obesitas (Hopham, et al., 2015). Presentase obesitas berdasarkan BMI pada mahasiswa berlatar belakang biarawan lebih kecil dibandingkan presentase obesitas pada mahasiswa pada umumnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada para responden, terdapat perbedaan gaya hidup antara mahasiswa berlatar belakang biarawan yang tinggal di biara yaitu pola makan lebih teratur dan terjaga, aktivitas fisik atau olahraga yang rutin dilakukan, jam tidur yang lebih teratur, transportasi sehari-hari menggunakan sepeda dan kebiasaan lainnya sehingga perbedaan gaya hidup inilah yang menyebabkan presentase obesitas lebih kecil. Body Fat Percentage (BFP) Analisis statistik data BFP yang digunakan yaitu uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai p = 0,200 yang menunjukkan data terdistribusi normal. Nilai rata-rata BFP yaitu 19,66% dengan SD ± 4,072. Profil BFP responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel VI. Profil Body Fat Percentage Responden Klasifikasi Obesitas (Body Fat Percentage) Kurus Sangat baik Baik Normal Buruk Sangat buruk (obesitas). Jumlah Responden (n = 79) n (%) 0 (0%) 1 (1,27%) 7 (8,86%) 26 (32,91%) 26 (32,91%) 19 (24,05%). Profil BFP responden penelitian menunjukkan hanya terdapat sebanyak 1,27% responden memiliki presentase lemak yang sangat baik (BFP 6,5-10,5%), 8,86% memiliki presentase lemak yang baik (BFP 10,6-14,8%), 32,91% memiliki presentase lemak tubuh yang normal (14,9-18,6%), 32,91% memiliki presentase lemak tubuh yang buruk (BFP 18,7-23,3%) dan 24,05% memiliki presentase lemak tubuh yang sangat buruk atau mengalami obesitas (BFP 23,4-33,4%).. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian sebelumnya pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus III (18-24 tahun) menunjukkan sebanyak 24 dari 58 mahasiswa (41,38%) memiliki BFP normal (BFP ≤21%), sedangkan 34 dari 58 mahasiswa (58,62%) mengalami obesitas (BFP >21%) (Raras, 2013). Presentase obesitas berdasarkan BFP pada mahasiswa berlatar belakang biarawan lebih kecil dibandingkan presentase obesitas pada mahasiswa pada umumnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada para responden, terdapat perbedaan pola hidup antara mahasiswa berlatar belakang biarawan yang tinggal di biara yaitu pola makan lebih teratur dan terjaga, aktivitas fisik atau olahraga yang rutin dilakukan, jam tidur yang lebih teratur, transportasi sehari-hari menggunakan sepeda dan kebiasaan lainnya sehingga perbedaan gaya hidup inilah yang menyebabkan presentase obesitas lebih kecil. Penetapan Status Obesitas General dengan Parameter BMI dan BFP Penelitian ini menggunakan BMI dan BFP sebagai indeks obesitas general sebagai parameter penetapan status obesitas responden. Body Mass Index (BMI) merupakan metode antropometri yang paling sederhana, mudah, dan tidak invasif sehingga sering digunakan sebagai acuan untuk mengukur derajat obesitas dan status gizi seseorang berdasarkan nilai berat badan dan tinggi badan (Centers for Disease Control and Prevention, 2010). Beberapa faktor dapat mempengaruhi interpretasi hasil BMI yaitu usia, massa otot, dan jenis kelamin. Responden yang memiliki massa otot besar dapat terklasifikasi obesitas dengan parameter BMI karena hanya berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Seiring bertambahnya usia, risiko obesitas akan semakin tinggi karena berhubungan dengan fungsi fisiologis yang berbeda (Centers for Disease Control and Prevention, 2010). Body Fat Percentage (BFP) merupakan antropometri yang mengukur komposisi lemak dalam tubuh yang diukur dengan metode bioelectrical impedance analysis (BIA). BIA merupakan metode pengukuran presentase lemak yang paling mudah, murah, mudah diakses, dan tidak invasif dengan hasil yang cukup akurat. Kekurangan dari alat BIA adalah hasil pengukuran dapat bervariasi tergantung dari banyaknya cairan yang ada di dalam tubuh (Wijaya, et al., 2018). Pada penelitian ini terdapat 31 responden mengalami overweight dan obesitas. 9.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berdasarkan BMI dan BFP. Sebanyak 14 responden yang terklasifikasi overweight dan obesitas menurut BFP tetapi tidak menurut BMI. Sebanyak 2 responden yang terklasifikasi overweight dan obesitas menurut BMI tetapi tidak menurut BFP. Penelitian Zeng, et al., (2012) membandingkan BFP dan BMI dalam memprediksi faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada populasi dewasa ≥18 tahun yang sehat dan rutin melakukan cek kesehatan di Chinese PLA General Hospital, Beijing, China. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok responden pria yang terdeteksi obesitas menurut BFP (16,3%) menunjukkan profil risiko penyakit kardiovaskuler mirip dengan kelompok responden yang obesitas menurut BMI dan BFP (60,3%), sedangkan kelompok responden yang obesitas berdasarkan BMI (89,7%) menunjukkan profil risiko kardiovaskuler yang mirip dengan kelompok responden yang tidak obesitas menurut BMI dan BFP (50,8%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa BFP lebih baik dibandingkan BMI dalam memprediksi faktor risiko kardiovaskuler (Zeng, et al., 2012). Pada penelitian ini, uji korelasi Pearson dilakukan pada parameter BMI dan BFP, hasil yang diperoleh yaitu terdapat korelasi positif yang sangat kuat dan bermakna (r=0,918 ; p=0,000) antara BMI dan BFP. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi BMI maka semakin tinggi pula nilai BFP. Kedua parameter indeks obesitas general tersebut memiliki hubungan dengan insidensi diabetes mellitus tipe 2, walaupun BMI dianggap kurang menggambarkan obesitas, akan tetapi penggunaan BMI dan BFP secara bersamaan lebih efektif dalam menetapkan status obesitas (Wang, et al., 2010). Kadar Glukosa Darah Puasa Pengukuran yang disarankan untuk tujuan mendiagnosis dan mengetahui resiko tinggi seseorang mengalami diabetes adalah dengan pengukuran plasma vena dan dianalisis dengan metode enzimatis hexokinase (Sacks, 2011). Pengukuran plasma vena lebih disarankan karena pada saat puasa, konsentrasi glukosa yang terdeteksi pada glukosa darah kapiler lebih tinggi 20-70 mg/dL (rata-rata ≈ 30mg/dL atau 20-25%) (Burtis, et al., 2012). Oleh karena itu, pengukuran kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini menggunakan plasma vena.. 10.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Analisis statistik data kadar glukosa darah puasa yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh nilai signifikansi p = 0,082 yang menunjukkan data terdistribusi normal. Nilai rata-rata kadar glukosa darah puasa yang diperoleh adalah 73,21 mg/dL dengan SD ± 7,605. Berikut adalah profil kadar glukosa darah puasa responden : Tabel VII. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Klasifikasi Kadar Glukosa Darah Puasa Kurang dari normal Normal Pra-diabetes Diabetes. Jumlah Responden (n= 79) n (%) 24 (30,38%) 54 (68,35%) 1 (1,27%) 0 (0%). Sebanyak 68,35% responden penelitian ini masuk klasifikasi kadar glukosa darah normal, dan 1,27% masuk klasifikasi pra-diabetes. Nilai rujukan kadar glukosa darah puasa normal yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Bethesda yaitu 70 mg/dL hingga 110 mg/dL. Terdapat sebanyak 30,38% responden memiliki kadar glukosa darah puasa dibawah nilai normal <70 mg/dL, akan tetapi responden belum tentu mengalami hipoglikemia. Keadaan hipoglikemia terjadi apabila kadar glukosa darah puasa ≤50 mg/dL (Burtis, et al., 2012). Beberapa kondisi dapat menjadi penyebab rendahnya kadar glukosa darah dalam tubuh yaitu aktivitas fisik berlebihan, lama waktu berpuasa/tanpa asupan makanan, kurang istirahat, alkohol, hormon, penggunaan obat-obatan yang dapat memicu penurunan kadar glukosa darah, pengukuran glukosa darah yang tidak akurat, dan lain-lain (Brown, 2019). Responden pada penelitian ini memiliki kadar glukosa darah puasa dibawah nilai rujukan normal. Hal ini kemungkinan disebabkan telah terjadinya proses glikolisis akibat kesalahan teknis perlakuan terhadap sampel darah (preanalitic error) sehingga kadar glukosa darah yang terukur bukan kadar glukosa yang sebenarnya. Menurut Laboratory Medicine Practice Guidelines (2011) suatu pengukuran kadar glukosa darah dapat mengalami ketidaksesuaian hasil karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lama waktu sampel darah diproses, suhu,. 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. glikolisis, dan lain-lain. Tabung penampung sampel darah dalam pengukuran kadar glukosa darah puasa harus mengandung inhibitor glikolisis seperti NaF, buffer sitrat, dan lain-lain. Sampel darah yang telah diambil harus segera dimasukkan pada ice-water box sebagai pendingin untuk memperlambat proses glikolisis. Sampel darah yang telah diambil harus segera dianalisis dalam waktu 30 menit untuk mencegah terjadinya glikolisis (Sacks, 2011). Glikolisis dapat dicegah dengan inhibitor glikolisis salah satunya seperti natrium flourida (NaF) dengan menghambat enolase dengan membentuk sebuah ion kompleks yang mengandung Mg2+, fosfat inorganik, dan ion flourida. Kompleks ini mengganggu interaksi enzim enolase dan substratnya (Burtis, et al., 2012). Penggunaan NaF sebagai inhibitor glikolisis kurang efektif untuk mencegah glikolisis karena enzim enolase yang dihambat berada pada tahap-tahap akhir proses glikolisis sehingga tidak dapat langsung menghambat glikolisis (Gambino, et al., 2009). American Diabetes Association (ADA) dan American Association for Clinical Chemistry (AACC) merekomendasikan inhibitor glikolisis buffer sitrat untuk menghambat glikolisis dengan mekanisme asidifikasi/pengasaman serum. Proses asidifikasi ini menghambat enzim heksokinase dan fosfofruktokinase pada tahap awal proses glikolisis dan bila pH darah berada pada rentang 5.3 dan 5.9 dengan menggunakan buffer sitrat dan dapat bertahan setidaknya selama 10 jam pada suhu 25°C (Gambino, et al., 2009). Tabung yang digunakan pada saat penelitian ini tidak berisi inhibitor glikolisis dan disimpan pada suhu ruang, selain itu, sampel dianalisis di laboratorium ±90 menit setelah serangkaian penelitian selesai. Sampel darah responden kemungkinan telah mengalami penurunan kadar glukosa darah yang ditandai dengan sebanyak 25 responden memiliki kadar glukosa darah puasa dibawah 70 mg/dL. Kecepatan glikolisis pada sampel darah diperkirakan 5-7% per jam atau terjadi penurunan kadar sebanyak 0,6 mmol atau 10 mg/dL (Sacks, 2011). Oleh karena itu, kadar glukosa darah puasa responden yang terukur bukan kadar glukosa darah yang sebenarnya sehingga data yang diperoleh tidak valid/false.. 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden dengan kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI ≥23 kg/m2 Uji komparatif kadar glukosa darah responden dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan kadar glukosa darah puasa pada resonden yang tidak obesitas (BMI <23 kg/m2) dan responden yang mengalami overweight atau obesitas (BMI ≥23 kg/m2). Uji normalitas yang digunakan untuk kadar glukosa darah puasa pada dua kelompok perbandingan adalah uji Shapiro-Wilk karena jumah responden ≤50 orang. Hasil uji normalitas yang diperoleh yaitu kelompok BMI <23 kg/m2 tidak terdistribusi normal, kelompok BMI ≥23 kg/m2 terdistribusi normal, sehingga dilakukan transformasi data kadar glukosa darah puasa pada kelompok BMI <23 kg/m2 yang kemudian kembali dilakukan uji normalitas dan hasil uji menunjukkan data tidak terdistribusi normal sehingga data dua kelompok perbandingan dinyatakan tidak terdistribusi normal. Uji komparatif numerik untuk dua kelompok tidak berpasangan yang tidak terdistribusi normal adalah uji MannWhitney dan hasil uji komparatif dikatakan bermakna apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2014). Berikut tabel perbandingan kadar glukosa darah puasa rata-rata responden pada dua kelompok BMI : Tabel VIII. Perbandindingan BMI dan Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Klasifikasi. BMI <23 kg/m2 (n=46). BMI ≥23 kg/m2 (n=33). P. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL). 73,1 (61,2-107,3)**. 72,90 (SD±7,779)*. 0,630. Keterangan : *mean ± SD **median (minimum-maksimum) p < 0,05 terdapat perbedaan bermakna. Penelitian serupa dilakukan oleh Raju, et al., (2012) mengenai perbandingan kadar glukosa darah puasa dengan kategori BMI pada populasi mahasiswa dewasa muda sehat (18-23 tahun) di Institute of Medical Science and Research Center, Davanagere, Karnataka, India. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa darah puasa rata-rata di berbagai kategori BMI pada mahasiswa pria yaitu 78,27±8,86 mg/dL pada kelompok. 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. underweight (BMI<19 kg/m2), 80,93±8,91 mg/dL pada kelompok BMI normal (BMI 19-26 kg/m2), dan 89,00±9,02 mg/dL pada kelompok overweight (BMI>26 kg/m2), dengan nilai signifikansi yang tinggi p<0,001 (Raju, et al., 2012). Penelitian Nguyen, et al., (2010) mengenai hubungan antara obesitas menurut klasifikasi body mass index terhadap populasi diabetes dewasa. di. Amerika Serikat selama tahun 1999-2004 berdasarkan data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan terdapat peningkatan kadar glukosa darah puasa seiring dengan meningkatnya status obesitas yaitu 157±5,9 mg/dL pada responden dengan BMI normal (BMI 18,5-24,9 kg/m2), 164±5,2 mg/dL pada responden overweight (BMI 25-29,9 kg/m2), 156±4,4 mg/dL pada responden obesitas kelas I (BMI 30-39 kg/m2), 143±4,1 pada responden obesitas kelas II (BMI 35-39,9 kg/m2), 148±4,2 mg/dL pada responden obesitas kelas III (BMI≥ 40 kg/m2), dan 95±0,3 mg/dL pada populasi yang tidak diabetes (Nguyen, et al., 2010). Penelitian Kusumasari (2013) dalam membandingkan BMI dengan kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menunjukkan adanya peningkatan kadar glukosa darah puasa rata-rata seiring dengan meningkatnya status obesitas berdasarkan BMI yaitu 79,20 ± 4,8 pada kelompok tidak obesitas (BMI<23 kg/m2) dan kelompok obesitas 81,1 ± 7,6 (BMI ≥23 kg/m2) yang tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi p=0,261 (Kusumasari, 2013). Hasil perbandingan kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yaitu kadar glukosa darah puasa responden overweight atau obesitas (BMI <23 kg/m2) lebih rendah dibandingkan responden tidak obesitas (BMI ≥23 kg/m2) dan diperoleh nilai p= 0,630 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kadar glukosa darah puasa responden tidak obesitas dan responden overweight atau obesitas. Hal ini disebabkan oleh data kadar glukosa darah puasa yang tidak valid/false akibat kesalahan dalam proses penanganan sampel darah yang tidak sesuai prosedur yang seharusnya (preanalytic error). BFP. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Perbandingan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Responden dengan kelompok BFP ≤18,6% dan BFP ≥18,7% Uji komparatif kadar glukosa darah responden dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan rata-rata kadar glukosa darah puasa pada resonden yang tidak obesitas (BFP ≤18,6%) dan responden overweight dan obesitas (BFP ≥18,7%). Masing-masing kelompok BFP dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumah responden ≤50 orang. Hasil uji normalitas yang diperoleh yaitu kelompok BFP ≤18,6% terdistribusi normal, kelompok BFP ≥18,7% tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan transformasi data kadar glukosa darah puasa pada kelompok BMI ≥18,7% yang kemudian kembali dilakukan uji normalitas dan hasil uji menunjukkan data tidak terdistribusi normal sehingga data dua kelompok perbandingan dinyatakan tidak terdistribusi normal. Uji komparatif numerik untuk dua kelompok tidak berpasangan yang tidak terdistribusi normal adalah uji Mann-Whitney dan hasil uji komparatif dikatakan bermakna apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2014). Berikut tabel hasil perbandigan kadar glukosa darah puasa rata-rata responden pada dua kelompok BFP: Tabel IX. Perbandingan BFP dan Kadar Glukosa Darah Puasa Responden Klasifikasi. BFP ≤18,6% (n=34). BFP ≥18,7% (n=45). P. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL). 73,10 (61-90)**. 72,30 (61-107)**. 0,839. Keterangan : *mean ± SD **median (minimum-maksimum) p < 0,05 terdapat perbedaan bermakna. Penelitian Kusumasari (2013) dalam membandingkan BFP dengan kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menunjukkan adanya peningkatan kadar glukosa darah puasa rata-rata seiring dengan meningkatnya status obesitas berdasarkan BFP yaitu 78,64 ± 5,6 pada kelompok tidak obesitas (BFP ≤ 21%) dan kelompok obesitas 81,66 ± 7,0 (BFP>21%) yang tidak berbeda bermakna dengan nilai signifikansi p=0,229 (Kusumasari, 2013). Penelitian Velez, et al., (2017) pada mahasiswa Colombian University (19-34 tahun) membandingkan nilai BFP pada kelompok responden. 15.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan metabolik sindrom dan yang tidak. Responden pria yang mengalami metabolik sindrom memiliki BFP rata-rata 23,5%, sedangkan yang tidak mengalami metabolik sindrom memiliki BFP rata-rata 14,5% (Velez, et al., 2017). Hasil perbandingan kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori dan penelitian yang sebelumnya dilakukan yaitu kadar glukosa darah puasa responden overweight atau obesitas (BFP≥18,7%) lebih rendah dibandingkan responden tidak obesitas (BFP ≤18,6%) dan nilai p= 0,839 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kadar glukosa darah puasa responden tidak obesitas dan responden overweight atau obesitas. Hal ini disebabkan oleh data kadar glukosa darah puasa yang tidak valid/false akibat kesalahan dalam proses penanganan sampel darah yang tidak sesuai prosedur yang seharusnya (preanalytic error). Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Menurut Dahlan (2014) uji hipotesis korelasi Pearson dapat digunakan apabila dua variabel atau salah satu variabel yang dibandingkan memiliki distribusi data yang normal, sedangkan uji hipotesis korelasi Spearman digunakan apabila tidak terdapat variabel yang terdistribusi normal (Dahlan, 2014). Hasil uji normalitas data BMI tidak terdistribusi normal, BFP terdistribusi normal, dan kadar glukosa darah puasa terdistribusi normal sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Hasil uji korelasi ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel X. Korelasi BMI dan BFP terhadap kadar glukosa darah puasa Variabel. r. p. R2. BMI BFP. -0,016 -0,056. 0,887 0,622. 0,048 0,003. *p < 0,05 menunjukkan adanya korelasi bermakna. Hasil uji korelasi BMI terhadap kadar glukosa darah puasa diperoleh nilai korelasi tidak bermakna yang sangat lemah (r = -0,016, p = 0,887) dengan arah korelasi negatif yang berarti semakin tinggi body mass index maka semakin rendah kadar glukosa darah puasa (Dahlan, 2014). Berikut adalah diagram sebaran korelasi antara BMI terhadap kadar glukosa darah puasa responden :. 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2. Diagram sebaran korelasi antara BMI terhadap Kadar GDP Hasil korelasi pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Raju, et al., (2012) mengenai korelasi antara BMI dengan kadar glukosa darah puasa pada populasi mahasiswa kesehatan dewasa muda yang sehat berusia 18-23 tahun di Institute of Medical Science and Research Center, Davanagere, Karnataka, India. Korelasi BMI dan kadar glukosa darah puasa yang diperoleh pada mahasiswa pria adalah menunjukkan terdapat korelasi positif dengan kekuatan korelasi lemah bermakna (r = 0,380, p = 0,015). Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Kusumasari (2013) mengenai korelasi antara BMI dan BFP terhadap kadar glukosa darah puasa pada 57 mahasiswa dan 67 mahasiswi berusia 18-24 tahun di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi positif sangat lemah tidak bermakna antara BMI dan kadar glukosa darah pada responden pria (r = 0,061, p = 0,400) (Kusumasari, 2013). Penelitian Innocent, et al., (2013) mengenai korelasi antara BMI dan kadar glukosa darah puasa mahasiswa Delta State University, Abraka dan University of Benin, Edo State, Nigeria yang berusia 16-30 tahun. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan lemah yang bermakna pada responden pria (r = 0,23 dan nilai p ≤ 0,05) (Innocent, et al., 2013). Hasil uji korelasi BFP terhadap kadar glukosa darah puasa pada penelitian ini diperoleh nilai korelasi tidak bermakna yang sangat lemah (r = -0,056 p = 0,622) dengan arah korelasi negatif yang berarti semakin tinggi body fat. 17.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. percentage maka semakin rendah kadar glukosa darah puasa (Dahlan, 2014). Berikut adalah diagram sebaran korelasi antara BFP terhadap kadar glukosa darah puasa responden :. Gambar 3. Diagram sebaran korelasi antara BFP terhadap Kadar GDP Hasil korelasi pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Velez, et al., (2017) mengenai korelasi BFP terhadap kadar glukosa darah puasa dalam memprediksi sindrom metabolik pada mahasiswa Colombian University (19-34 tahun) yang menunjukkan hasil korelasi positif sangat lemah yang bermakna dengan nilai r = 0,188 , (p<0,05) (Velez, et al, 2017). Penelitian serupa yang sebelumnya pernah dilakukan yaitu penelitian Kusumasari (2013) mengenai korelasi BMI dan BFP terhadap kadar glukosa darah puasa pada 57 mahasiswa dan 67 mahasiswi (usia 18-24 tahun) di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini memperoleh korelasi positif sangat lemah dan tidak bermakna antara BFP dengan kadar glukosa darah puasa pada responden pria (r=0,087, p=0,521) (Kusumasari, 2013). Penelitian Amirabdollahian and Haghighatdoost (2018) mengenai korelasi BFP dan kadar glukosa darah puasa pada populasi dewasa muda yang merupakan mahasiswa beberapa universitas di Northwest England (usia 18-25 tahun). Penelitian tersebut menunjukkan terdapat korelasi positif dengan kekuatan lemah tidak bermakna (r = 0,027, p>0,05). Hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan menunjukkan korelasi yang lemah dan sangat lemah antara BMI dan. 18.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BFP terhadap kadar glukosa darah puasa. BMI dan BFP merupakan penilaian obesitas secara general atau menyeluruh yang kurang menjelaskan obesitas sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan obesitas sentral karena Viceral adipose tissue (VAT) atau lemak viseral diketahui dapat memprrediksi risiko dan kejadian kardiovaskuler (Rao, et al., 2015). Rasio Lingkar Pinggang Tinggi Badan (RLPTB) merupakan indeks obesitas sentral yang lebih tepat dan direkomendasikan dalam memprediksi risiko kardiovaskuler dan diabetes mellitus (Browning, et al., 2010). Penelitian Zhang, et al., (2013) yang membandingkan berbagai antropometri BMI, BFP, RLPP, dan RLPTB menunjukkan bahwa RLPTB lebih direkomendasikan dalam memprediksi sindrom metabolik (Zhang, et al., 2013). Faktor utama yang menyebabkan hasil korelasi penelitian ini sangat lemah tidak bermakna dengan arah korelasi negatif adalah data kadar glukosa darah yang false karena kesalahan dalam penanganan sampel darah sehingga telah terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa bahkan beberapa responden terklasifikasi memiliki kadar glukosa darah rendah dibawah nilai normal. Ketidaksesuaian data inilah yang menyebabkan sebaran data korelasi tidak seimbang dimana responden yang obesitas atau overweight memiliki kadar glukosa darah puasa rata-rata yang lebih rendah dibandingkan kelompok responden yang tidak obesitas. Selain itu, ketidaksesuaian hasil penelitian ini dengan teori dapat disebabkan karena usia responden pada penelitian ini adalah 18-28 tahun. Penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara usia dan gangguan metabolik pernah dilakukan pada populasi Bali, Indonesia dan menunjukkan prevalensi hiperglikemia semakin meningkat seiring bertambahnya usia mulai dari <19 tahun (6,9%), 20-29 tahun (9,5%), 30-39 tahun (12,9%), 40-49 tahun (17,3%) dan 50-59 tahun (27,4%) (Suastika, dkk., 2011). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah responden dalam penelitian ini masih belum cukup banyak untuk dapat dikatakan valid atau digeneralisasikan pada seluruh populasi mahasiswa berlatar belakang biarawan dewasa muda. Jumlah sampel berdasarkan perhitungan rumus minimum sampel. 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penelitian ini adalah 114 sampel. Populasi mahasiswa biarawan di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 203 orang, akan tetapi hanya 79 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta bersedia berpartisipasi pada penelitian ini. Beberapa faktor yang menyebabkan jumlah responden yang diperoleh tidak cukup banyak adalah sebanyak 18 responden tidak berpuasa saat penelitian dilakukan sehingga tidak dilakukan pengambilan darah dan dieksklusi dalam penelitian ini. Selain itu, sebanyak 16 responden juga tidak hadir saat penelitian berlangsung, 5 responden memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler, dan 1 data pemeriksaan responden tidak lengkap. Keterbatasan lain yang terjadi dalam penilitian ini adalah penanganan sampel darah yang belum maksimal dan tepat sesuai dengan prosedur yang sesuai sehingga kadar glukosa darah puasa yang terukur tidak menggambarkan kadar glukosa darah yang sebenarnya. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi tidak bermakna yang sangat lemah dengan arah negatif antara Body Mass Index (BMI) (r = -0,016; p = 0,887) dan Body Fat Percentage (BFP) (r = -0,056; p = 0,622) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa berlatar belakang biarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. SARAN Saran untuk mendukung penelitian selanjutnya adalah memperhatikan metode pengukuran kadar glukosa darah berdasarkan literatur seperti penggunaan glikolisis inhibitor (NaF, citrate acid, dll.) untuk menghindari kesalahan data pengukuran. Ketentuan berpuasa selama 10-12 jam (hanya diperbolehkan minum air putih) perlu dipastikan untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian.. 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association, 2018. Standards of Medical Care in Diabetes. The Journal of Clinical and Applied Research and Education.41(1), 15-17. Amirabdollahian, F., and Haghighatdoost, F., 2018. Anthropometric Indicators of Adiposity Related to Body Weight and Body Shape as Cardiometabolic Risk Predictors in British Young Adults: Superiority of Waist-to-Height Ratio. Hindawi : Journal of Obesity. Brown, A., 2018. 42 Factors that affect blood glucose. Diatribe USA. Browning, L. M., Hsieh, S. D., and Ashwell. M., 2010. A systematic review of waist-to-height ratio as a screening tool for the prediction of cardiovascular disease and diabetes: 0·5 could be a suitable global boundary value. Nutrition Research Reviews. 23 (02), 247-269. Burtis, C.A., and Bruns, D.E., 2015. Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 7th ed. St. Louis: Saunders. pp.712 Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Body Mass Index: Considerations for Practitioners. Department of Health and Human Services. Dahlan, M.S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta : Salemba Medika. hal. 100-105, 224-234 Depkes RI, 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Di Yogyakarta Tahun 2007. Yogyakarta : Kementerian Kesehatan RI. Dipiro. J.T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M., 2011. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 8th Edition, pp. 2572, 2568 Gambino, R., Piscitelli, Ackattupathil. T. A., Theriault, J. L., Andrin, R. D., Sanfilippo, M. L., and Etienne, M., 2009. Acidification of Blood Is Superior to Sodium Fluoride Alone as an Inhibitor of Glycolysis. Clinical Chemistry. 55(5). 1019-1021. Global Diabetes Community, 2019.Fasting Blood Sugar Levels. Diabetes Digital Media England (Online) https://www.diabetes.co.uk/diabetes_care/fastingblood-sugar-levels.html diakses pada 16 April 2019. Hopham, L. T., Lai, T.Q., Nguyen, M.T., and Nguyen, T.V., 2015. Relationship between Body Mass Index and Percent Body Fat in Vietnamese: Implications for the Diagnosis of Obesity. Plos One. 10 (5).. 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Innocent, O., ThankGod, O. O., Sandra, E. O., Josiah, I. E.,, 2013. Correlation between body mass index and blood glucose levels among some Nigerian undergraduates. Herbert Open Access Journals. 2050-0874. International Diabetes Federation, 2019. The Global Voice of Diabetes (Online). http://www.idf.org/the-global-voice-of-diabetes diakses pada 18 April 2019. Kemenkes RI, 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Kementrian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, hal. 57-58, 67-68. Kemenkes RI, 2017. Penilaian Status Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, hal. 99, 105, 224, 229. Kusumasari, F. A., 2013. Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Lanoye, A., Gorin, A. A., LaRose, J. G., 2016. Young Adult Attitudes and Perceptions of Obesity and Weight Management: Implication for Treatment Development. Curr Obes Rep. 5(1): 14-22. Lim, J. O., Lee, J. H., Kim, J. S., Hwang, Y. I., Kim, T. H., Lim, S. Y., Yoo, K. H., Jung, K. S., Kim, Y. K., Rhee, C. K., 2017. Comparison of World Healt Organization dan Asia-Pasific body mass index classifications in COPD patients. International Journal of COPD., 12. 2465-2475. Lockwood, W., 2015. Obesity: Methods of Assessment, RN.ORG®, LLC. Mitchelmore , A., 2015. The Impact of Different Body Composition Assessments on Resting Heart Rate and Heart Rate Variability, and The Reliability of Lab Tutor™ Hardware to Assess ECG Wave Phenomena, p. 73. Nguyen, N. T., Nguyen, X. M. T., Lane, J., Wang, P., 2011. Relationship Between Obesity and Diabetes in a US Adult Population: Findings from the National Health and Nutrition Examination Survey, 1999–2006. OBES SURG. 21:351–355. Pangesti, 2013. Korelasi Body Mass Index (BMI) Terhadap Kadar Trigliserida pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. PERKENI, 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. PB. PERKENI, hal. 6, 11.. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Raju, G. M., Vijayanath, V., and Anitha, M.R., 2012. Relation of Body Mass Index With Fasting Blood Sugar and Triglycerids Level in Healthy Young Adult Medical Students. International Journal of Medical Toxicology and Forensic Medicine. 2(1). 33-40. Rahman, A., Setter, S.M., Vue, M.H., 2011. Drug Induced Hyperglycemia. Diabetes Spectrum. 24(4). 234-238. Rao, G., Wiley, T. M. P., Ancheta, I., Hairston, K., Kirley, K., Lear, S. A., et al., 2015. Identification of Obesity and Cardiovascular Risk in Ethnically and Racially Diverse Populations A Scientific Statement From the American Heart Association. Circulation. AHA Journal. Raras, H. A. A., 2013. Korelasi Body Fat Percentage (BFP) Terhadap Kadar LDL/HDL pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sacks, D. B., 2011. Laboratory Medicine Practice Guidelines: Guidelines and Recommendations for Laboratory Analysis in the Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. National Academy of Clinical Biochemistry. Washington DC. pp. 3-7. Sani, F.K., 2018. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental. Yogyakarta: Deepublish, hal. 20-22. Suastika, K., Taniguchi, H., 2011. Relationship between age and metabolic disorders in the population of Bali. Journal of Clinical Gerontology and Geriatrics. 2(2). 47-52. Sudikno, Syarief, H., Dwiriani, C. M., dan Riyadi, H., 2010. Faktor Risiko Overweight Dan Obese Pada Orang Dewasa di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar 2013). Gizi Indon: Journal of The Indonesian Nutrition Association . 33(1): 37-49. Velez, R. R., Bautista, J. E. C., Tordecilla, A. S., Pardo, M. L. O., Mejia, E. A. C., Vega, R. P. C., et al., 2017. Percentage of Body Fat and Fat Mass Index as a Screening Tool for Metabolic Syndrome Prediction in Colombian University Students. Nutrients. 9. 1-13. Wang, C., Hou, X. H., Zhang, M. L., Bao, Y. Q., Zou, Y. H., Zhong, W. H., et al., 2010. Comparison of Body Mass Index with Body Fat Percentage in the Evaluation of Obesity in Chinese. Biomedical And Environmental Sciences. 23 : 173-179 Wijayanti, D. N., Sukmaningtyas, H. and Fitranti, D.Y. 2018. Kesesuaian Metode Pengukuran Persentase Lemak Tubuh Skinfold Caliper Dengan Metode. 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Biolectrical Impedance Analysis. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7(2), pp. 1504–1510. World Health Organization, 2019.Obesity and Overweight. WHO Media Centre (Online). http://www.who.int/obesity-and-overweight/2019/en/ diakses pada 1 April 2019. Zeng, Q., Dong, S.Y., Sun X. N., Xie, J., Cui, Y., 2012. Percent body fat is a better predictor of cardiovascular risk factors than body mass index. Brazilian Journal of Medical and Biological Research. 45: 591-600. Zhang, Z., Deng, J., He, L., Ling, W., Su, Y., Chen, Y., 2013. Comparison of Various Anthropometric and Body Fat Indices in Identifying Cardiometabolic Disturbances in Chinese Men and Women. Plos One. 8(8).. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Etichal Clearance. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Berat Badan. 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 28.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 3. Sertifikat Kalibrasi Pengukur Tinggi Badan. 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 4. Kalibrasi alat Bioelectrical Impedance Analysis. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 5. Peralatan yang Digunakan. Timbangan berat badan. Pengukur Tinggi Badan. Bioelectrical Impedance Analysis. Alat Pengambilan Sampel Darah. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 6. Informed Consent. 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 7. Kuesioner Inklusi dan Eksklusi. 35.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. etujuan Keikutsertaan dalam Penelitian 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 8. Kuesioner Riwayat Responden / CRF Kuisioner R. iwayat Responden 37.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 39.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 9. List Pertanyaan Wawancara Komunitas Biarawan LIST PERTANYAAN WAWANCARA KOMUNITAS BIARAWAN No. Pertanyaan 1. Berapa jumlah mahasiswa berlatar belakang biarawan yang kuliah di Kampus IV Universitas Sanata Dharma ? 2. Berapa usia rata-rata mahasiswa berlatarbelakang biarawan di Kampus IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ? 3. Dimana tempat tinggal para mahasiswa tersebut ? Apakah tinggal di satu tempat yang sama ? 4. Bagaimana pola hidup dan kebiasaan biarawan yang ditinggal dalam komunitas biara ? 5. Peraturan apa saja yang diterapkan oleh komunitas biara terhadap biarawan? 6. Bagaimana rincian jadwal keseharian biarawan? 7. Jam berapa biasanya memulai aktivitas perkuliahan dan jam berapa berakhirnya perkuliahan ? 8. Apakah ada aktivitas lain yang diperbolehkan untuk diikuti di luar biara ? 9. Bagaimana pola makan di biara ? Adakah ketentuan khusus terkait jam makan? 10. Apakah pihak komunitas memperbolehkan jika para biarawan menjadi subjek penelitian dan diambil sampel darahnya pada waktu yang ditentukan ? 11. Apakah pihak komunitas memperbolehkan jika para biarawan berpuasa 10-12 jam sesuai ketentuan penelitian yang disepakati ? 12. Apakah setiap libur kuliah para biarawan pulang ke kampung halaman ? 13. Apa kendaraan yang biasa digunakan oleh para biarawan ?. 40.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 10. Leaflet Edukasi Responden. 41.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 11. Sertifikat CE & BU. 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 12. Analisis Data Statistik Descriptives Statistic BMI. Mean. 22.97. 95% Confidence Interval for. Lower Bound. 22.22. Mean. Upper Bound. 23.73. 5% Trimmed Mean. 22.75. Median. 22.49. Variance. 3.372. Minimum. 16. Maximum. 36. Range. 20. Interquartile Range. 4. Skewness. 1.209. .271. Kurtosis. 2.510. .535. Mean. 19.66. .458. 95% Confidence Interval for. Lower Bound. 18.74. Mean. Upper Bound. 20.57. 5% Trimmed Mean. 19.66. Median. 19.30. Variance. 16.579. Std. Deviation. 4.072. Minimum. 8. Maximum. 30. Range. 22. Interquartile Range. 5. Skewness Kurtosis GDP. .379. 11.373. Std. Deviation. BFP. Std. Error. Mean. -.012. .271. .098. .535. 73.21. .856. 95% Confidence Interval for. Lower Bound. 71.51. Mean. Upper Bound. 74.92. 5% Trimmed Mean. 72.76. Median. 73.00. Variance. 57.832. Std. Deviation. 7.605. 43.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Minimum. 61. Maximum. 107. Range. 47. Interquartile Range. 8. Skewness. 1.263. .271. Kurtosis. 4.316. .535. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic BMI. df. Shapiro-Wilk. Sig.. .109. Statistic. df. Sig.. 79. .022. .928. 79. .000. .992. 79. .895. .922. 79. .000. BFP. .062. 79. .200*. GDP. .094. 79. .082. *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction. Correlations BMI BMI. Pearson Correlation. BFP .893**. -.016. .000. .887. 79. 79. 79. .893**. 1. -.056. 1. Sig. (2-tailed) N BFP. Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N. GDP. Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N. GDP. .000. .622. 79. 79. 79. -.016. -.056. 1. .887. .622. 79. 79. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).. 44. 79.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium. 45.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 14. Surat Izin Penelitian. 46.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 47.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 48.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 15. Perhitungan Sampel Minimum. 2 𝑧𝛼 + 𝑧𝛽 𝑛1 = 𝑛2 = [ ] +3 0,5 𝑙𝑛[(1 + 𝑟)/(1 − 𝑟)] 2 1,64 + 1,28 𝑛1 = 𝑛2 = [ ] + 3 = 56,27 ≈ 57 0,5 𝑙𝑛[(1 + 0,380)/(1 − 0,380)]. 𝑛1 + 𝑛2 = 57 + 57 = 114 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Keterangan: n = Jumlah sampel α = Kesalahan tipe 1 β = Kesalahan tipe 2 Zα = derivat baku alpha Zβ = derivat baku beta r = nilai koefisien korelasi minimal yang dianggap valid (Dahlan, 2016). 49.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 16. Lembar Penjelasan Terhadap Responden. 50.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 51.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 52.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran 17. Dokumentasi Pengambilan Data. 53.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BIOGRAFI PENULIS Penulis skripsi dengan judul “Korelasi Indeks Obesitas General Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa Berlatar Belakang Biarawan Universitas Sanata Dharma” bernama Stefanny Shella Anistya. Penulis lahir di Sintang, 8 Mei 1998. Penulis merupakan anak kedua dari 4 bersaudara pasangan Thinsin dan Sukaidjau. Pendidikan formal penulis diawali di TK Dewi Sartika Sintang, Kalimantan Barat (2003-2004), kemudian melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Katolik Panca Setya 2 Sintang, Kalimantan Barat (2004-2010), penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Katolik Panca Setya 2 Sintang, Kalimantan Barat (2010-2013) dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Katolik Santu Petrus Pontianak, Kalimantan Barat (2013-2016). Pendidikan dilanjutkan hingga perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama masa perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis sempat terlibat dalam beberapa kepanitiaan dan Unit Kegiatan Fakultas (UKF) di kampus, yaitu menjadi anggota divisi Liaison Officer di PEPTIDA (Pharmacy 3on3 and Dance Competition) tahun 2016, anggota divisi Liaison Officer di Pharmalimpic tahun 2017, anggota divisi Bandzen di TITRASI (Tiga Hari Temu Akrab Farmasi) tahun 2017, anggota divisi Sponsorship FACTION#3 (Future Pharmacist in Action #3) tahun 2018, anggota UKF PSF Veronika periode 2016-2017 dan menjadi asisten praktikum Komunikasi Farmasi tahun 2019.. 54.

(70)

Gambar

Gambar 1. Proses Penentuan Responden .............................................................
Gambar 1. Proses Penentuan Responden  Pengukuran Body Mass Index (BMI)
Tabel I. Klasifikasi Body Mass Index
Tabel III. Klasifikasi Kadar Gula Darah Puasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Observasi pra-PPL menyangkut perangkat pembelajaran (meliputi kurikulum, silabus, dan RPP), proses pembelajaran (cara membuka pelajaran, menyajikan materi, metode

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDOARJO Jumlah  rumah tangga usaha  pertanian di Kabupaten Sidoarjo  Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah  tangga   

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data curah hujan yang diperlukan kemudian mencari hujan maksimum setiap tahunnya, melakukan analisis

Skripsi yang berjudul &#34;Analisis Penilaian Kewajaran Harga Saham (Studi Pada Sektor Industri Pertambangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

besar terjadinya penyalahgunaan anggaran terdapat pada Pemberian Belanja Hibah Kabupaten Siak Tidak Sesuai Ketentuan dan Membebani Keuangan Daerah sebesar Rp:

Connections between these components using transit or transfer motions are then computed in a second stage (Section 2.2) by solving a limited number of point-to-point path

htriki F@ju eDlr o.nqin. yr u tsnb:vkb hc4s ju -eti

[r]