• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Perancang Busana Indonesia Pada Era 1980-1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Perancang Busana Indonesia Pada Era 1980-1990"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN PERANCANG BUSANA INDONESIA PADA ERA 1980-1990 Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds.). Nama. : Matthew Christopher. NIM. : 13120210359. Program Studi. : Desain Komunikasi Visual. Fakultas. : Seni & Desain. UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2017. Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(3) LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT. Saya yang bertanda tangan di bawah ini:. Nama. : Matthew Christopher. NIM. : 13120210359. Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas. : Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara. Judul Tugas Akhir/Skripsi:. PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN PERANCANG BUSANA INDONESIA PADA ERA 1980-1990. dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya tugas akhir ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana, baik di Universitas Multimedia Nusantara maupun di perguruan tinggi lainnya. Karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan dan pelaksanan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan nara sumber. Demikian surat Pernyataan Originalitas ini saya buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan. ii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(4) Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(5) Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(6) KATA PENGANTAR Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih dan berkat-Nya yang tak berkesudahan, Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta dapat menyelesaikan masa perkuliahan dengan tepat waktu. Dengan menjalankan tugas akhir ini, Penulis belajar bahwa jangan khawatir akan apa yang sedang dihadapi karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anak-Nya, dan semua akan indah pada waktunya. Fashion atau mode sudah menjadi ketertarikan Penulis sejak duduk di bangku SMP. Fashion merupakan salah satu seni yang menurut Penulis dapat diaplikasikan ke setiap orang. Dengan berpakaian sehari-hari sudah memiliki “karya seni” yang berbeda-beda setiap orangnya. Tentu dengan kecintaan Penulis akan dunia ini, maka Penulis senang untuk mencari informasi yang berhubungan dengan fashion. Namun sayangnya, dari hasil peneliatan yang Penulis lakukan, masih sedikitnya informasi yang menyebabkan kurangnya pengetahuan terhadap perancang busana Indonesia, khususnya yang telah berkarya sejak lama. Tanpa mereka, mungkin industri mode Indonesia tidak akan menjadi sebesar seperti sekarang. Perancangan tugas akhir ini bertujuan agar masyarakat khususnya yang berumur 18-25 tahun dan memiliki ketertarikan terhadap dunia mode dapat mengenal dan mengetahui perancang busana yang telah membantu dalam mengembangkan industri ini dengan karya-karya mereka.. v Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(7) Penulis juga tidak akan bisa menyelesaikan tugas akhir ini tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Yusup S. Martyastiadi, S.T., M.Inf.Tech., selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Multimedia Nusantara. 2. Mohammad Rizaldi, S.T., M.Ds., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing. dan. membina. Penulis. selama. mengerjakan. dan. melaksanakan tugas akhir ini. 3. Ali Charisma, Carmanita, Merdi Sihombing, dan Musa Widyatmodjo, yang telah bersedia menceritakan kembali kisah perjalanannya untuk isi buku yang akan Penulis rancang. 4. Amy Wirabudi selaku pengamat mode Indonesia dan Retno Kristi selaku editor senior PT. Elex Media Komputindo, yang telah menjadi narasumber dan membantu Penulis mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya berhubungan dengan perancangan tugas akhir ini. 5. Andi Samihah Manggabarani, Regina, Ellena, Rieke, Dea, Mindy, Pricille, Michael, dan seluruh pihak ESMOD Jakarta, karena telah menyediakan waktu dan tempat untuk Penulis melakukan FGD. 6. Valerie Dante, yang telah bersedia membantu Penulis dalam membuat tulisan untuk isi dari perancangan tugas akhir ini. 7. Keluarga Penulis : Mami, Papi, dan Dave Mark Christopher yang terus mendukung Penulis dalam melaksanakan tugas akhir.. vi Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(8) Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(9) ABSTRAKSI Semakin berkembangnya industri mode Indonesia dapat memberikan dampak yang baik kepada berbagai pihak. Perkembangan ini dapat dilihat dari berbagai aspek seperti banyaknya fashion show, hingga banyak muncul nama-nama perancang busana baru. Tak dapat dipungkiri, berkembangnya industri ini merupakan hasil kerja keras berbagai perancang busana dengan hasil karyanya. Namun sayangnya, kebanyakan masyarakat khususnya yang tertarik dengan dunia mode dan berumur 18-25 tahun tidak mengetahui nama-nama perancang busana yang telah susah payah ikut membantu dalam mengembangkan industri mode dikarenakan minimnya media informasi. Untuk itu, Penulis merancang sebuah buku ilustrasi sebagai media informasi yang mengenalkan perancang busana di industri mode Indonesia. Penulis menggunakan metode kualitatif seperti wawancara, focus group discussion (FGD), observasi, dan studi eksisting dalam mengumpulkan berbagai data.. Kata kunci : Inudstri Mode, Perancang Busana, Buku Ilustrasi. viii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(10) ABSTRACT The growing Indonesian fashion industry can have a good impact on various things. The development of this industry can be seen from many factors such as increasing fashion shows, to emerging fashion designers. This growing fashion industry is the result of hardwork from various fashion designers and their work. Unfortunately most people specifically those who are interested in the fashion industry at the age of 18-25 do not know the names of the fashion designers who take a big part in the develpment of the industry due to a lack of information. Therefore, the author designed an illustration book as a media for information introducing fashion designers in the Indonesian fashion industry. The author uses qualitative methods consisting of interviews, focus group discussions (FGD), observation and existing studies in order to collect data.. Keywords : Fashion Industry, Fashion Designer, Illustration Books. ix Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(11) DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT .................... II HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ IV KATA PENGANTAR ...........................................................................................V ABSTRAKSI..................................................................................................... VIII ABSTRACT .......................................................................................................... IX DAFTAR ISI ..........................................................................................................X DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ XIII DAFTAR TABEL ......................................................................................... XVIII DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... XIX BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1.. Latar Belakang ........................................................................................ 1. 1.2.. Rumusan Masalah ................................................................................... 2. 1.3.. Batasan Masalah...................................................................................... 3. 1.4.. Tujuan Tugas Akhir ................................................................................ 4. 1.5.. Manfaat Tugas Akhir .............................................................................. 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6 2.1.. Mode ....................................................................................................... 6. 2.2.. Buku ........................................................................................................ 7 2.2.1.. Fungsi Buku ................................................................................ 8. x Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(12) 2.2.2. 2.3.. 2.4.. 2.5.. Komponen Buku ......................................................................... 8. Ilustrasi .................................................................................................. 12 2.3.1.. Fungsi Ilustrasi .......................................................................... 13. 2.3.2.. Jenis Ilustrasi ............................................................................. 16. 2.3.3.. Teknik Ilustrasi.......................................................................... 19. 2.3.4.. Fotografi .................................................................................... 22. Desain Grafis ......................................................................................... 23 2.4.1.. Warna ........................................................................................ 23. 2.4.2.. Tipografi .................................................................................... 28. 2.4.3.. Layout ....................................................................................... 31. Percetakan & Finishing ......................................................................... 36 2.5.1.. Kertas ........................................................................................ 36. 2.5.2.. Teknik Percetakan ..................................................................... 38. 2.5.3.. Teknik Penjilidan ...................................................................... 39. 2.5.4.. Finishing ................................................................................... 43. BAB III METODOLOGI .................................................................................. 45 3.1.. 3.2.. Metodologi Pengumpulan Data ........................................................... 45 3.1.1.. Wawancara ................................................................................ 46. 3.1.2.. Focus Group Discussion (FGD) ............................................... 60. 3.1.3.. Observasi ................................................................................... 62. 3.1.4.. Dokumen ................................................................................... 64. 3.1.5.. Studi Eksisting .......................................................................... 66. Metodologi Perancangan....................................................................... 73. xi Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(13) BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS ................................................... 77 4.1.. Perancangan .......................................................................................... 77 4.1.1.. 4.2.. 4.3.. Strategi Perancangan Media Promosi ....................................... 82. Analisis.................................................................................................. 86 4.2.1.. Analisis Gaya Ilustrasi .............................................................. 86. 4.2.2.. Analisis Alur Isi ........................................................................ 90. 4.2.3.. Analisis Typeface ...................................................................... 95. 4.2.4.. Analisis Warna .......................................................................... 97. 4.2.5.. Analisis Layout ......................................................................... 98. 4.2.6.. Analisis Cover ......................................................................... 103. Budgeting ............................................................................................ 107. BAB V PENUTUP ............................................................................................. 111 5.1.. Kesimpulan ......................................................................................... 111. 5.2.. Saran .................................................................................................... 113. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... XX. xii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(14) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Fashion Show ..................................................................................... 6 Gambar 2.2. Contoh Cover Buku ............................................................................ 9 Gambar 2.3. Contoh Book Spine ............................................................................. 9 Gambar 2.4. Contoh Fly Page............................................................................... 10 Gambar 2.5. Contoh Content ................................................................................ 10 Gambar 2.6. Contoh Layout .................................................................................. 11 Gambar 2.7. Contoh Copyright Page.................................................................... 11 Gambar 2.8. Contoh Ilustrasi ................................................................................ 12 Gambar 2.9. Ilustrasi Untuk Dokumentasi, Refrensi, dan Instruksi ..................... 13 Gambar 2.10. Ilustrasi Untuk Komentar ............................................................... 14 Gambar 2.11. Ilustrasi Untuk Naratif.................................................................... 15 Gambar 2.12. Ilustrasi Untuk Persuasi.................................................................. 15 Gambar 2.13. Ilustrasi Untuk Identitas (Cover Buku) .......................................... 16 Gambar 2.14. Ilustrasi Jenis Surrealism ............................................................... 17 Gambar 2.15. Ilustrasi Jenis Diagram ................................................................... 17 Gambar 2.16. Ilustrasi Jenis Abstraction .............................................................. 18 Gambar 2.17. Ilustrasi Jenis Hyper-Realism ......................................................... 18 Gambar 2.18. Ilustrasi Jenis Styled Realism ......................................................... 19 Gambar 2.19. Ilustrasi Jenis Sequential Imagery .................................................. 19 Gambar 2.20. Teknik Pensil .................................................................................. 20 Gambar 2.21. Teknik Watercolor.......................................................................... 21 Gambar 2.22. Teknik Pastels ................................................................................ 21. xiii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(15) Gambar 2.23. Teknik Marker ................................................................................ 22 Gambar 2.24. Teknik Campur............................................................................... 22 Gambar 2.25. Elemen Warna ................................................................................ 25 Gambar 2.26. Warna Komplemen ........................................................................ 25 Gambar 2.27. Warna Split-Komplemen................................................................ 26 Gambar 2.28. Warna Komplemen Double............................................................ 26 Gambar 2.29. Warna Analog ................................................................................ 27 Gambar 2.30. Warna Triadik ................................................................................ 27 Gambar 2.31. Warna Monokromatik .................................................................... 28 Gambar 2.32. Jenis Tipografi ................................................................................ 30 Gambar 2.33. Jenis-Jenis Grid .............................................................................. 35 Gambar 2.34. Ukuran Kertas ................................................................................ 38 Gambar 2.35. Saddle Stitching.............................................................................. 39 Gambar 2.36. Side Stitching ................................................................................. 40 Gambar 2.37. Perfect Binding............................................................................... 40 Gambar 2.38. Spiral .............................................................................................. 41 Gambar 2.39. Case Binding .................................................................................. 41 Gambar 2.40. Screw & Post Binding .................................................................... 42 Gambar 2.41. Ring Binding .................................................................................. 42 Gambar 2.42. Plastic Comb Binding..................................................................... 42 Gambar 2.43. Foil Stamping ................................................................................. 43 Gambar 2.44. UV Varnish .................................................................................... 43 Gambar 2.45. Die Cutting ..................................................................................... 44. xiv Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(16) Gambar 2.46. Emboss & Deboss .......................................................................... 44 Gambar 3.1. Wawancara dengan Amy Wirabudi ................................................. 51 Gambar 3.2. Wawancara dengan Retno Kristi ...................................................... 53 Gambar 3.3. Wawancara dengan Ali Charisma .................................................... 55 Gambar 3.4. Wawancara dengan Carmanita ......................................................... 57 Gambar 3.5. Wawancara dengan Merdi Sihombing ............................................. 59 Gambar 3.6. Wawancara dengan Musa Widyatmodjo.......................................... 60 Gambar 3.7. FGD yang Penulis Lakukan di ESMOD Jakarta .............................. 61 Gambar 3.8. Hasil Observasi Penulis.................................................................... 64 Gambar 3.9. Hasil Dokumen Gaya Ilustrasi Perancang Busana ........................... 65 Gambar 3.10. Hasil Dokumen Gaya Ilustrasi Perancang Busana ......................... 66 Gambar 3.11. Cover Visual Dictionary of Fashion............................................... 68 Gambar 3.12. Isi Buku Visual Dictionary of Fashion .......................................... 68 Gambar 3.13. Cover dan Back Cover 50 Fashion Designers You Should Know. 71 Gambar 3.14. Isi Buku 50 Fashion Designers You Should Know ....................... 72 Gambar 4.1. Mindmap........................................................................................... 77 Gambar 4.2. Brainstorm........................................................................................ 78 Gambar 4.3. Refrensi Jurnal Mode ....................................................................... 79 Gambar 4.4. X-Banner dan Poster ........................................................................ 82 Gambar 4.5. Undangan ......................................................................................... 83 Gambar 4.6. Pembatas Buku ................................................................................. 83 Gambar 4.7. Totebag ............................................................................................. 84 Gambar 4.8. Sketchbook ........................................................................................ 85. xv Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(17) Gambar 4.9. Pin .................................................................................................... 85 Gambar 4.10. Refrensi Gaya Ilustrasi ................................................................... 87 Gambar 4.11. Sketsa ............................................................................................. 88 Gambar 4.12. Pewarnaan ...................................................................................... 89 Gambar 4.13. Hasil Scan ....................................................................................... 89 Gambar 4.14. Hasil Akhir Setelah Proses Edit ..................................................... 90 Gambar 4.15. Flatplan ........................................................................................... 91 Gambar 4.16. Cover-daftar isi ............................................................................... 93 Gambar 4.17. Halaman 6-13 ................................................................................. 93 Gambar 4.18. Halaman 14-21 ............................................................................... 93 Gambar 4.19. Halaman 22-29 ............................................................................... 93 Gambar 4.20. Halaman 30-37 ............................................................................... 94 Gambar 4.21. Halaman 38-45 ............................................................................... 94 Gambar 4.22. Halaman 46-53 ............................................................................... 94 Gambar 4.23. Halaman 54-61 ............................................................................... 94 Gambar 4.24. Halaman 62-69 ............................................................................... 95 Gambar 4.25. Halaman 70-77 ............................................................................... 95 Gambar 4.26. Halaman 78-80, dan Cover Belakang ............................................ 95 Gambar 4.27. Alternatif Tipografi ........................................................................ 96 Gambar 4.28. Tipografi yang Penulis Gunakan .................................................... 97 Gambar 4.29. Warna yang Penulis Gunakan ........................................................ 98 Gambar 4.30. Refrensi Layout dari Sumber Internet ............................................ 99 Gambar 4.31. Refrensi Layout dari Sumber Buku .............................................. 100. xvi Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(18) Gambar 4.32. Grid yang Penulis Gunakan ......................................................... 100 Gambar 4.33. Contoh Penggunaan Grid pada Layout ........................................ 102 Gambar 4.34. Contoh Penggunaan Grid pada Layout 2 ..................................... 102 Gambar 4.35. Contoh Bagian Divider ................................................................ 102 Gambar 4.36. Contoh Layout Isi ......................................................................... 103 Gambar 4.37. Contoh Layout Timeline .............................................................. 103 Gambar 4.38. Sketsa Cover ................................................................................. 104 Gambar 4.39. Hasil Akhir Cover ........................................................................ 105 Gambar 4.40. Hasil Akhir Jacket ........................................................................ 106 Gambar 4.41. Hasil Akhir Cover + Jacket .......................................................... 106. xvii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(19) DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Tabel Identifikasi Visual Dictionary of Fashion ................................. 69 Tabel 3.2. Tabel Identifikasi 50 Fashion Designers You Should Know .............. 72 Tabel 4.1. Biaya Desain ...................................................................................... 107 Tabel 4.2. Biaya Cetak Isi Buku ......................................................................... 107 Tabel 4.3. Biaya Cetak Cover ............................................................................. 108 Tabel 4.4. Harga Jual / Buku............................................................................... 109 Tabel 4.5. Biaya Cetak Sketchbook ..................................................................... 109 Tabel 4.6. Biaya Merchendise............................................................................. 110. xviii Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(20) DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN ....................................................XXII LAMPIRAN B: DISPLAY KARYA ............................................................. XXV. xix Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(21) BAB I PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang. Industri mode di Indonesia sudah semakin berkembang dan telah banyak membantu dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor ekonomi kreatif. Diambil dari laman Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, bekraf.go.id (diakses pada tanggal 4 April 2017), ekonomi kreatif telah menyumbang Rp. 642 triliun atau 7.05% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan salah satu kontribusi terbesarnya ada di industri mode yaitu 27.9%. Bahkan, industri mode Indonesia memiliki nilai pasar mencapai Rp. 180 triliun per tahunnya. Hadirnya perancang busana menjadi salah satu faktor yang turut serta membantu dalam perkembangan sebuah industri mode. Namun, dari hasil focus group discussion (FGD) yang Penulis lakukan pada tanggal 28 April 2017 di ESMOD Jakarta kepada 6 murid dengan rentang umur 18-25 tahun yang tertarik dengan dunia mode, diketahui bahwa mereka lebih mengetahui dan mengenal nama-nama perancang busana pada masa sekarang dan hanya mengetahui sedikit sekali nama perancang busana era dulu khususnya 1980-1990 dikarenakan media informasi yang masih terbilang minim. Hal ini juga didukung dari pernyataan perancang busana Indonesia sendiri, Didi Budiardjo, bahwa sulit untuk mencari informasi seputar perancang busana yang menjadi ikon fashion di Indonesia pada era dulu yang turut serta membantu mengembangkan industri ini (diambil dari laman lifestyle.bisnis.com diakses pada tanggal 4 April 2017).. 1 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(22) Menurut hasil wawancara Penulis dengan Amy Wirabudi selaku pengamat industri mode Indonesia, setiap orang haruslah belajar dari sejarah dan pengalaman, begitu juga dalam industri mode. Ditakutkan, nama-nama perancang busana yang telah ikut membantu mengembangkan industri ini dengan karyannya akan hilang dan dilupakan apabila tidak tersedianya media informasi yang tepat. Lebih lanjut lagi Didi Budiardjo mengatakan pentingnya menyediakan informasi mengenai perancang busana yang dapat berguna dikemudian hari, serta dapat dijadikan pembelajaran bagi perancang busana muda yang ingin belajar. Dari permasalahan diatas, ditemukan bahwa perlu adanya sebuah media yang memberikan informasi serta mengenalkan tentang perancang busana Indonesia. Untuk itu, penulis tergerak untuk membuat perancangan buku ilustrasi sebagai media informasi dan juga mengenalkan perancang busana Indonesia yang telah membantu mengembangkan industri mode Indonesia. Dengan adanya buku ini, Penulis berharap dapat memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin mencari informasi berkaitan dengan perancang busana di industri mode Indonesia, tidak hanya kepada mereka yang tertarik dengan mode, melainkan masyarakat luas agar industri mode Indonesia juga dapat lebih dihargai.. 1.2.. Rumusan Masalah. Bagaimana perancangan buku ilustrasi yang tepat untuk memberikan informasi dan mengenalkan perancang busana Indonesia pada era 1980-1990.. 2 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(23) 1.3.. Batasan Masalah. Agar perancangan tugas akhir ini lebih terarah, maka perlu dibuat batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1. Segmentasi : a. Demografis Umur. : : 18-25 tahun. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Pekerjaan. : Mahasiswa dan Pekerja Profesional. Pendidikan. : Minimal SMA dan sederajat. Kelas Ekonomi : Menengah - Atas. b. Psikografis. : Masyarakat yang tertarik dengan industri mode. khususnya industri mode Indonesia. c. Geografis. : Kota Jakarta dan sekitarnya. 2. Target : Pria dan wanita berusia 18-25 tahun yang bertempat tinggal di Kota Jakarta dan sekitarnya yang bergelut dan memiliki ketertarikan terhadap industri mode di Indonesia.. 3. Batasan dalam perancangan buku ilustrasi ini adalah pengenalan perancang busana melalui profil, sejarah perjalanan, inspirasi, hambatan, pandangan terhadap industri mode Indonesia, dan hasil karya. Terdiri dari. 3 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(24) empat perancang busana dalam kurun waktu 1980-1990 yang merupakan salah satu dari anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia, Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia, Indonesia Fashion Chamber, serta perancang busana yang memilih jalur independen.. 1.4.. Tujuan Tugas Akhir. Merancang buku ilustrasi yang tepat untuk memberikan informasi dan mengenalkan perancang busana Indonesia pada era 1980-1990.. 1.5.. Manfaat Tugas Akhir. Manfaat yang Penulis ingin raih melalui perancangan tugas akhir ini adalah : 1.. Bagi Penulis : Penulis dapat belajar bagaimana merancang buku ilustrasi dan dapat mengetahui serta mempelajari lebih luas lagi akan industri mode khusunya di Indonesia.. 2.. Bagi Orang Lain : Masyarakat yang tertarik di industri mode dapat mengetahui perjalanan perancang busana Indonesia hingga namanya dapat dikenal dan bertahan hingga sekarang. Selain itu, perancang busana yang sedang belajar atau merintis dapat mempelajari dari perancang busana yang sudah senior, dan juga informasi dokumentasi dapat berguna untuk kebutuhan di masa yang akan datang.. 4 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(25) 3.. Bagi Universitas : Penulis berharap perancangan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan pembelajaran mahasiswa selanjutnya yang akan melakukan perancangan dengan topik serupa.. 5 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(26) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mode Godart (2012) mengatakan bahwa istilah mode memiliki banyak sekali pengertian. Mode memiliki dua arti yaitu, istilah untuk merujuk kepada penampilan dan industri yang mewah. Kedua, mode dapat diartikan sebagai salah satu perubahan sosial yang terjadi lewat busana (hlm. 5-6).. Gambar 2.1. Fashion Show (http://broadly-images.vice.com). Industri. mode. merupakan. salah. satu. industri. yang. membantu. meningkatkan aktivitas ekonomi disetiap negara. Namun sayangnya, fashion masih sering diremehkan oleh berbagai pihak. Padahal, industri mode tidak semudah yang kebanyakan orang pikir. Didalam industri mode, seorang perancang busana haruslah memikirkan bagaimana mempertahankan rumah busananya dengan menentukan harga jual, proses produksi dan distribusi,. 6 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(27) melakukan periklanan, dan salah satunya juga dengan mengikuti pargelaran yang sering diadakan setiap tahunnya (hlm. 7). Bourdieu dan Delsaut (seperti yang dikutip Godart, 2012, hlm. 8-9), seorang sosiologis Perancis mengatakan bahwa industri mode memiliki dua dasar yaitu, ekonomi dan seni. Sebuah dasar ekonomi karena rumah mode memproduksi sebuah produk (pakaian, aksesoris, dan lain-lain) dan menjualnya kepada konsumen. Industri mode memiliki dasar seni karena tidak hanya mengubah bahan menjadi pakaian, melainkan menghasilkan pakian dengan makna tertentu. Lebih lanjut lagi, Abbott (seperti yang dikutip Godart, 2012, hlm. 91-92) mengkategorikan perancang busana sebagai salah satu profesi dimana mereka memiliki pengetahuan spesifik yang belum tentu dimiliki oleh profesi lainnya. Secara umum, perancang busana merupakan salah satu sosok terpenting didalam industri mode. Perancang busana yang terjun langsung terhadap proses pembuatan hingga pakaian yang telah jadi dipakai oleh masyarakat.. 2.2. Buku Buku merupakan sebuah media yang terdiri dari beberapa halaman yang dicetak dan disatukan untuk menyebarluaskan, menguraikan dan memberikan sebuah informasi kepada seluruh pembaca. Buku merupakan salah satu bentuk media yang sudah digunakan sejak lama. Walaupun perkembangan zaman telah membuat media teknologi digital mengambil ahli di berbagai sektor khususnya media cetak, namun buku tetap menjadi media penyampaian informasi terbaik. 7 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(28) yang telah banyak mempengaruhi perkembangan intelektual, budaya, dan ekonomi di berbagai belahan dunia (Haslam, 2006, hlm. 6-12).. 2.2.1. Fungsi Buku Iyan (2007, hlm. 75-76) menjabarkan beberapa fungsi buku menjadi : 1. Dapat menjadi media penyampaian informasi dari penulis kepada pembaca. 2. Dapat memberikan sebuah manfaat kepada pembaca seperti, mengetahui infomasi baru, menambah wawasan, dan lain-lain. 3. Dapat memberikan kesan dan pengalaman tersendiri bagi pembaca dengan adanya isi buku yang menarik untuk dibaca.. 2.2.2. Komponen Buku Guan (2012) mengatakan bahwa pada dasarnya buku haruslah memiliki nilai lebih mulai dari tampilan luarnya hingga ke konten isinya, yang dapat membuat buku tersebut lebih dihargai dan diingat oleh para pembaca. Berikut adalah komponen buku yang harus diperhatikan (hlm. 8-11) : 1. Cover : Pada buku, cover memiliki fungsi sebagai “pelindung” dari isi buku. Cover juga dijadikan tampilan luar yang seharusnya dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli dan membaca buku tersebut. Biasanya, cover buku terdiri dari judul buku, nama pengarang dan penerbit, serta memiliki ilustrasi yang dapat mewakili isi buku.. 8 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(29) Gambar 2.2. Contoh Cover Buku (http://id.pinterest.com). 2. Book Spine : Punggung buku merupakan komponen terpenting kedua pada buku, karena pada saat dijual di toko buku, buku akan diletakkan di rakrak dan pembaca hanya akan melihat punggung dari buku tersebut. Sehingga, desain dari punggung buku juga sangatlah penting untuk menarik perhatian pembaca.. Gambar 2.3. Contoh Book Spine (http://chroniclebooks.com). 3. Fly Page : Merupakan halaman penghubung antara cover dengan isi buku. Biasanya halaman penghubung ini terdiri dari halaman kosong, halaman judul, halaman hak cipta, halaman salam dari penulis, dan lain-lain.. 9 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(30) Beberapa dari buku sudah menggunakan jenis kertas yang lebih bagus dan menambahkan ilustrasi pada halaman penghubung ini. Halaman penghubung haruslah mencerminkan isi dari buku juga dan memiliki desain yang sama dengan desain buku secara keseluruhan.. Gambar 2.4. Contoh Fly Page (http://id.pinterest.com). 4. Contents : Desain dari sebuah konten buku juga sangatlah penting. Pada beberapa buku, adanya sebuah ruang kosong dapat “mengistirahatkan” mata pembaca terlebih dahulu.. Gambar 2.5. Contoh Content (http://book.pressbooks.com). 10 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(31) 5. Layout. :. Desain. layout. dari. sebuah. buku. haruslah. memiliki. kesinambungan dengan isi konten. Layout berpengaruh terhadap ketertarikan pembac, layout buku yang baik akan membuat pembaca terus membaca isi buku hingga selesai. Biasanya, didalam buku yang memiliki unsur teks dan gambar, perlu diperhatikan layout dari keduanya.. Gambar 2.6. Contoh Layout (http://id.pinterest.com). 6. Copyright Page : Halaman ini terdiri dari judul buku, nama pengarang, editor, penerbit, nama dan lokasi percetakan, nomor izin penerbitan buku tersebut, jumlah halaman, jumlah kata, tanggal dirilis, nomor percetakan, ISBN, dan juga harga dari sebuah buku.. Gambar 2.7. Contoh Copyright Page (http://fedpo.com). 11 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(32) 2.3. Ilustrasi Wigan (2008, hlm 13-14) menjelaskan ilustrasi dalam desain grafis merupakan sebuah kegiatan membuat atau menciptakan gambar. Faktanya, ilustrasi banyak digunakan karena dapat berfungsi untuk komunikasi, menyelesaikan sebuah masalah lewat pendekatan visual, serta dapat menceritakan sebuah cerita atau kisah lewat imajinasi dan kreativitas. Sedangkan menurut Male (2007, hlm. 10), ilustrasi adalah salah satu cara mempermudah penyampaian pesan kepada audiens dengan mengubah suatu konteks lewat sebuah visual. Jadi, dari kedua pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilustrasi merupakan alat komunikasi kepada audiens yang menggunakan pendekatan visual (gambar), dan menjadikan ilustrasi alat komunikasi yang paling berpengaruh karena memudahkan terhadap penyampaian pesan atau informasi.. Gambar 2.8. Contoh Ilustrasi (http://id.pinterest.com). 12 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(33) 2.3.1. Fungsi Ilustrasi Male (2007, hlm 86-183) membagi fungsi ilustrasi menjadi : 1. Documentation, Reference, and Instruction : Sebuah informasi dan instruksi akan lebih mudah diserap apabila menggunakan ilustrasi. Mempelajari dan mengetahui sebuah informasi baik yang berhubungan dengan konteks edukasional maupun hiburan akan lebih menghibur lewat sebuah ilustrasi. Lebih lanjut lagi, ilustrasi dapat menggambarkan kembali sebuah peristiwa atau sejarah dengan lebih detil. Untuk yang berhubungan dengan sejarah dan budaya, ilustrasi dapat diterapkan ke berbagai media salah satunya adalah buku refrensi dan informasi. Ilustrasi tidak harus menggambarkan secara realis informasi tersebut, melainkan ilustrasi dapat disesuaikan dengan audiens dan tema.. Gambar 2.9. Ilustrasi Untuk Dokumentasi, Refrensi, dan Instruksi (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 95). 2. Commentary : Ilustrasi banyak berhubungan dengan konten jurnalistik yang ditampilkan lewat media majalah dan koran. Biasanya, ilustrasi. 13 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(34) digunakan untuk memberikan komentar, menyindir, serta memprovokasi suatu permasalahan yang ada lewat artikel di majalah atapun koran.. Gambar 2.10. Ilustrasi Untuk Komentar (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 121). 3. Storytelling : Sejak dahulu, ilustrasi sudah digunakan kedalam bentuk lukisan, fresko, dan skulptur untuk menggambarkan peristiwa yang berhubungan dengan agama serta kisah-kisah klasik. Lalu berkembang hingga sekarang dimana ilustrasi banyak ditemukan di berbagai buku fiksi anak-anak maupun dewasa seperti komik, novel grafis, dan juga buku kompilasi yang menceritakan mitologi, kisah seram, dan fantasi. Ilustrasi akan lebih meningkatkan emosi sehingga pembaca dapat lebih “masuk” kedalam ceritanya baik itu klasik, puisi kontemporer, romasa, maupun triler.. 14 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(35) Gambar 2.11. Ilustrasi Untuk Naratif (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 140). 4. Persuasion. :. Ilustrasi. juga. digunakan. dalam. periklanan. untuk. menjermahkan pesan yang ingin disampaikan kepada audiens lewat visual yang dapat menarik perhatian hingga mengubah pola pikir dan perilaku (persuasi) audiens tersebut.. Gambar 2.12. Ilustrasi Untuk Persuasi (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 166). 5. Identity : Ilustrasi dalam hal ini banyak dimunculkan sebagai identitas suatu produk atau perusahaan seperti logo, cover buku, cover musik,. 15 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(36) kemasan produk, dan lain-lain. Penggunaan ilustrasi ini adalah sebagai salah satu teknik penjualan dan marketing.. Gambar 2.13. Ilustrasi Untuk Identitas (Cover Buku) (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 178). 2.3.2. Jenis Ilustrasi Male (2007, hlm 54-70) membagi jenis atau gaya visual dari ilustrasi menjadi Visual Metaphor yaitu, ilustrasi yang tidak menggambarkan keadaan aslinya dan biasanya memiliki arti atau makna lain (conceptual imagery & surrealism, diagram, dan abstraction); dan Pictoral Truths, yaitu ilustrasi dengan gambar sesuai keadaanya dengan berbagai gaya yang berbeda-beda (hyper-realism, stylised realism, dan sequential imagery). Berikut adalah penjelasan masingmasing jenis ilustrasi : 1. Conceptual Imagery & Surrealism : Gaya ini biasanya menampilkan ilustrasi yang biasanya tidak dapat diartikan secara harafiah karena banyak menggunakan penyimbolan dan imajinasi. Jadi, ilustrasi jenis ini memiliki makna yang tidak dapat dikategorikan menjadi benar atau salah.. 16 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(37) Gambar 2.14. Ilustrasi Jenis Surrealism (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 56). 2. Diagram : Ilustrasi yang menampilkan sebuah objek, sistem, atau sebuah proses.. Gambar 2.15. Ilustrasi Jenis Diagram (http://conceptdraw.com). 3. Abstraction : Ilustrasi dengan gaya abstrak banyak menggunakan pencampuran warna dan bentuk sesuai keinginan si ilustrator. Gaya ilustrasi ini tidak berbentuk sehingga sulit dipahami dan diartikan secara harafiah.. 17 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(38) Gambar 2.16. Ilustrasi Jenis Abstraction (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 60). 4. Hyper-realism : Ilustrasi yang mengedepankan detail dan sesuai dengan aslinya atau keadaan sebenarnya.. Gambar 2.17. Ilustrasi Jenis Hyper-Realism (http://id.pinterest.com). 5. Stylised Realism : Ilustrasi yang dapat dikategorikan sebagai gaya impresionis. Gaya ini banyak mempengaruhi dan digunakan dalam bidang fashion karena ilustrasi yang dekoratif namun tetap memiliki bentuk realis.. 18 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(39) Gambar 2.18. Ilustrasi Jenis Styled Realism (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 68). 6. Sequential Imagery : Sebuah ilustrasi yang memiliki alur atau urutan untuk mengerti maksud dari ilustrasi tersebut. Jenis ilustrasi ini dapat memiliki beberapa tujuan sekaligus seperti, periklanan dan promosi, informasi dan edukasi, hiburan, bahkan sindiran atau komentar (commentary). Gambar 2.19. Ilustrasi Jenis Sequential Imagery (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm. 74). 2.3.3. Teknik Ilustrasi Didalam dunia fashion, salah satu bagian terpenting adalah adanya ilustrasi dimana berfungsi untuk mempresentasikan kreasi dari seorang perancang busana. Ilustrasi yang dihasilkan biasanya tidak menggunakan gaya hyper-realism, 19 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(40) melainkan lebih menghasilkan sebuah ilustrasi yang menonjolkan proporsi, siluet, dan karakteristik bahan yang akan dipergunakan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik ilustrasi dalam fashion. Asensio (2011) membagi teknik ilustrasi fashion menjadi : 1. Pensil : Teknik yang paling dasar dalam ilustrasi fashion. Banyak digunakan karena kemudahan dalam penerapannya. Biasanya hanya dipakai untuk gambar dasar (sketsa).. Gambar 2.20. Teknik Pensil (http://img1.etsystatic.com). 2. Watercolors : Teknik ilustrasi dimana warna ditambah dengan air untuk menghasilkan warna yang lebih halus, saling bercampur, dan gradasi warna yang lebih baik.. 20 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(41) Gambar 2.21. Teknik Watercolor (http://id.pinterest.com). 3. Pastels : Campuran antara kapur dengan pigmen warna menghasilkan warna pastels seperti krayon. Menghasilkan ilustrasi yang solid, dan dapat dicampur dengan watercolor, gouache, akrilik.. Gambar 2.22. Teknik Pastels (http://behance.net). 4. Marker : Ilustrasi menggunakan marker atau spidol yang memiliki berbagai. ukuran. ketebalan.. Dengan. menggunakan. marker. yang. ketebalannya berbeda-beda, akan menghasilkan ilustrasi yang lebih ekspresif dan simpel.. 21 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(42) Gambar 2.23. Teknik Marker (http://idrawfashion.com). 5. Mixed Techniques : Menggabungkan beberapa teknik ilustrasi baik secara manual maupun digital. Teknik ini dapat digunakan untuk menampilkan hasil ilustrasi yang lebih nyata.. Gambar 2.24. Teknik Campur (http://id.pinterest.com). 2.3.4. Fotografi Landa (2013, hlm. 121) menjelaskan fotografi adalah salah satu bentuk visual yang diciptakan menggunakan alat bantu kamera untuk menangkap sebuah gambar. Fotografi memiliki berbagai jenis seperti, still life, portraiture, olahraga,. 22 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(43) outdoor, jurnalis, dan juga fashion. Fotografi lebih sering digunakan dalam sebuah desain visual. Lebih dalam lagi, Langford (2000) mengatakan bahwa fotografi bermanfaat dalam merekam sebuah kejadian yang benar-benar terjadi, dan jika tidak disalah gunakan, fotografi selalu dapat memberikan fakta. (hlm. 1-2). Fotografi memiliki hubungan yang besar dengan pencahayaan untuk dapat menghasilkan foto atau gambar yang baik. Foto tersebut akan direkam baik melalui proses kimia, maupun untuk zaman sekarang, secara digital. Secara tradisional, fotografi diproses dengan cairan berbahan kimia didalam ruangan gelap. Sekarang, sebuah foto dapat ditangkap secara digital dan di manipulasi digital pula (hlm. 3-6).. 2.4. Desain Grafis Desain grafis adalah bentuk komunikasi untuk memberikan solusi dari suatu permasalahan dengan menyampaikan informasi atau pesan kepada seseorang atau kelompok yang diterjemahkan melalui elemen-elemen visual (Landa, 2014, hlm. 1).. 2.4.1. Warna Warna adalah bagian dari elemen dalam desain yang memiliki pengaruh terhadap visual paling kuat karena dapar menarik perhatian dan memberikan kesan tertentu. Warna dasar yang ada disebut warna primer; yang dapat dibagi menjadi dua yaitu warna aditif dan substraktif. Warna aditif adalalah warna yang sering. 23 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(44) digunakan untuk media layar (TV, PC, Handphone, dll) yaitu merah, hijau, biru (Red, Green, Blue / RGB). Sedangkan warna substraktif adalah warna hasil pantulan cahaya. Didalam percetakan dan media cetak warna substraktif digunakan dengan warna dasar cyan, magenta, yellow, plus black/key (CMYK). Warna hitam ditambahkan untuk meningkatkan kontras setiap warna (Landa, 2014, hlm. 23-24).. 2.4.1.1.. Elemen warna. Morioka (2008, hlm. 12-13) membagi elemen dalam warna sebagai berikut : 1. Hue : Merupakan nama dari warna tersebut misalkan, biru, merah, kuning, dan sebagainya.. 2. Saturation : Mengacu pada intensitas atau kemurnian suatu warna dari campuran warna hitam, putih, atau abu-abu.. 3. Brightness / Value : Merupakan tingkat kecerahan atau kegelapan dari sebuah warna. Biasanya, warna dapat lebih mudah disebut dengan adanya kata “terang” dan “gelap” misalkan, biru terang atau biru gelap.. 24 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(45) Gambar 2.25. Elemen Warna (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 13). 2.4.1.2. Morioka. Teori Warna (2008. hlm.. 20-21). mengatakan. teori. warna. adalah. memperlihatkan hubungan antar warna yang nantinya akan membentuk sebuah hamoni warna. Berikut adalah harmoni warna yang dapat terdiri dari berbagai kombinasi warna : 1. Complementary : Kombinasi warna yang letaknya berseberangan satu dengan yang lainnya dalam roda warna. Kombinasi warna ini dapat menciptakan hubungan warna yang kontras dan dapat menarik perhatian mata manusia.. Gambar 2.26. Warna Komplemen (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 25 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(46) 2. Split Complementary : Kombinasi 3 warna dimana warna suatu warna digabungkan dengan 2 warna lainnya yang letaknya ada di kanan dan kiri warna yang berseberangan dengan warna pertama.. Gambar 2.27. Warna Split-Komplemen (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 3. Double Complementary : Kombinasi dari 2 pasang warna komplemen.. Gambar 2.28. Warna Komplemen Double (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 4. Analogues : Kombinasi 2 atau lebih warna yang letaknya bersebalahan persis dalam roda warna. Warna analog memiliki gelombang yang sama sehingga mata manusia akan lebih nyaman dalam melihat warna analog.. 26 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(47) Gambar 2.29. Warna Analog (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 5. Triadic : Kombinasi 3 warna yang letaknya memiliki perbedaan jarak yang sama dalam roda warna. Menggunakan warna triadik yang memiliki kesamaan warna primer akan lebih baik, misalkan menggunakan warna ungu dan orange yang sama-sama memiliki warna primer merah.. Gambar 2.30. Warna Triadik (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 6. Monochromatic : Menggunakan 1 warna namun memiliki perbedaan shades dan tints dari warna tersebut.. 27 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(48) Gambar 2.31. Warna Monokromatik (Color Design Workbook, Morioka, 2008, hlm. 21). 2.4.2. Tipografi Landa (2014) mengartikan tipografi sebagai desain dan tata letak huruf yang digunakan untuk media cetak dan media layar (online). Tipografi digunakan untuk sebuah display dan text; display type biasanya memiliki ciri huruf yang besar atau tebal. Text type biasanya digunakan untuk bagian isi atau konten, dan berbentuk sebuah paragrraf atau kolom. (hlm. 44) Dalam mendesain dan memilih typeface, perlu diperhatian 2 hal yaitu, readability dan legibility. Readability adalah kemudahan teks untuk dibaca. Penggunaan ukuran, spasi, margin, warna, bahkan pemiluhan kertas akan sangat berpengaruh terhadap readability suatu teks. Sedangkan legibility adalah kemudahan audiens untuk mengidentifikasi suatu huruf. Jadi, kedua hal ini sangatlah penting agar informasi atau pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens. (hlm. 53). 28 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(49) 2.4.2.1.. Jenis Tipopgrafi. Landa (2014, hlm.47) mengklasifikasikan typeface ke beberapa jenis dasar, yaitu : 1. Old Style / Humanist : Typeface berjenis roman yang memiliki “kait” pada setiap ujungnya yang disebut serif. Contohnya, Caslon, Times New Roman, dan lain-lain.. 2. Transitional : Typeface dengan serif juga. Merupakan typeface transisi. dari. zaman. kuno. ke. zaman. modern,. dimana. memperlihatkan gaya keduanya dalam suatu huruf. Contohnya, Baskerville, Century, dan lain-lain.. 3. Modern : Typeface berjenis serif yang bentuknya sudah lebih geometris, dapat terlihat dari adanya tebal tipis dalam suatu huruf, dan merupakan typeface yang paling rapih dan simetris. Contohnya, Didot, Bodoni, Walbaum, dan lain-lain.. 4. Slab Serif : Typeface berjenis serif dimana serif yang ada pada huruf dapat terlihat lebih tebal. Contohnya, American Typewriter, Memphis, Bookman, dan lain-lain.. 29 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(50) 5. Sans Serif : Typeface ini sudah tidak memiliki serif pada hurufnya lagi. Typeface jenis ini juga memiliki ketebalan yang berbedabeda. Contohnya, Helvetica, Futura, Franklin Gothic, dan lain-lain.. 6. Blackletter : Typeface ini memiliki dasar dari jenis-jenis huruf manuskrip pada abad ke-13 hingga 15. Sering disebut juga gothic, dimana memiliki ciri-ciri stroke yang tebal dan biasanya terlihat condensed dengan adanya beberapa ukiran atau lengkungan.. 7. Script : Typeface yang menyerupai tulisan tangan, biasanya terlihat miring dan tidak terpisahkan antar huruf.. 8. Display : Typeface yang di desain khusus untuk digunakan dalam ukuran besar dan sebagai headline atau judul. Typeface ini akan sulit dibaca saat digunakan menjadi body text. Tidak memiliki ciriciri khusus karena merupakan gabungan dari semua jenis typeface yang ada dan biasanya dibuat secara khusus.. Gambar 2.32. Jenis Tipografi (Graphic Design Solutions, Landa, 2014, hlm. 48). 30 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(51) 2.4.3. Layout Sejak zaman dahulu, hitungan matematis untuk menciptakan sebuah proporsi yang ideal sudah mulai digunakan baik dalam bidang seni, musik, maupun arsitektural. Dalam desain grafis sendiri, hitungan sistematis tersebut berkembang untuk mengatur sebuah tata letak (layout) berbagai elemen dalam sebuah desain. Tata letak (layout) ini dapat berguna untuk memberikan sebuah harmoni antara elemen-elemen desain dalam sebuah visual yang diciptakan (Landa, 2014, hlm. 171).. 2.4.3.1.. Elemen Layout. Elemen didalam sebuah layout memiliki peran yang berbeda-beda. Elemen ini digunakan untuk membantu dan memudahkan audiens dalam menyerap informasi yang disediakan (Rustan, 2009, hlm. 23). Lebih lanjut lagi, Rustan membagi elemen layout dalam sebuah buku menjadi (hlm. 28-68) : 1. Elemen Teks : a) Judul : Beberapa kata singkat untuk mengawali sebuah layout, berukuran lebih besar untuk menarik perhatian. b) Deck : gambaran singkat yang biasanya ada diantara judul dengan body text. c) Body Text : Elemen layout yang memberikan informasi dari suatu topik.. 31 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(52) d) Subjudul : Judul yang diberikan pada penggalan-penggalan dari body text. e) Pull Quotes : Dapat berupa sebagian dari perkataan seseorang atau sebagian dari isi body text. f) Caption : Keterangan singkat yang memberikan informasi dari sebuah elemen visual.. g) Intial Caps : Huruf awal dari sebuah paragraf dengan ukuran yang lebih besar dan biasanya digunakan untuk menyeimbangkan dalam sebuah layout. h) Indent : Baris pertama dalam sebuah paragraf yang lebih masuk kedalam. i) Running Head : Informasi yang berulang-ulang pada setiap halamannya dengan posisi yang sama. j) Nomor Halaman : Berguna untuk memudahkan pembaca dalam menandai bagian yang telah dibaca.. 2. Elemen Visual : a) Foto : Foto dapat memberikan kesan lebih dapat dipercaya karena menyajikan suatu yang “real” atau sebenarnya. b) Artworks : Dapat menyediakan informasi yang lebih akurat, dapat berupa ilustrasi, sketsa, dan lain-lain.. 32 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(53) 3. Elemen Tak Terlihat : a) Margin : Elemen layout yang berfungsi penentu jarak antar pinggiran kertas dengan isi layout. b) Grid : Alat bantu yang dapat memudahkan dalam mendesain sebuah layout.. 2.4.3.2.. Prinsip Layout. Rustan (2009, hlm. 74-86) menjelaskan prinsip dalam layout dapat memudahkan audiens dalam menerima pesan saat melihat sebuah media desain grafis; dan prinsip-prinsip tersebut adalah : 1. Sequence : Membuat urutan dari sebuah media yang digunakan, pesan yang mana dulu yang audiens harus lihat atau terima.. 2. Emphasis : Berhubungan dengan sequence, emphasis membuat penekanan dari pesan yang disampaikan karena jika informasi diberikan sama kuatnya akan menyulitkan audiens untuk menerima pesan tersebut.. 3. Balance : Pengaturan keseimbangan dalam sebuah layout. Balance dibagi menjadi balance simetris dan balance asimetris. Untuk sebuah media yang memiliki kesan bersahabat, modern, dan muda lebih cocokmenggunakan balance asimetris karena tidak terlihat kaku dan lebih dinamis/fleksibel.. 33 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(54) 4. Unity : Kesatuan baik itu dari elemen-elemen yang ada maupun juga terhadap pesan yang ingin disampaikan.. 2.4.3.3.. Grid. Tondreau (2009) mengungkapkan Grid telah dipakai sejak lama dalam desain grafis untuk mengatur ruang dan informasi yang akan disajikan kepada audiens. Grid, dengan kata lain memegang peranan penting dalam mendesain karena grid dapat membantu dalam menjaga. agar. pesan. dapat tersampaikan dengan baik (hlm. 8). Tondreau (2009) membagi jenis-jenis grid yang dapat digunakan dalam mendesain sebuah layout, yaitu (hlm.11) : 1. Single-Column Grid : Hanya terdiri dari satu kolom pada suatu halaman dan biasanya digunakan untuk teks panjang seperti essay, laporan, dan buku. Dapat lebih terlihat mewah dibanding kolom yang banyak sehingga cocok untuk layout buku seni dan katalog.. 2. Two-Column Grid : Terbagi menjadi dua kolom pada suatu halaman. Berguna untuk menjaga agar teks tidak terlalu panjang dan memberikan ruang untuk informasi teks yang berbeda-beda. Dapat dibagi secara proposional, maupun tidak.. 34 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(55) 3. Multicolumn Grid : Terbagi menjadi lebih dari dua kolom, dan dapat lebih fleksibel untuk menaruh informasi.. 4. Modular Grids : Gabungan antara pembagian halaman secara vertikal dan horizontal yang membentuk modul-modul yang lebih kecil ukurannya. Biasanya digunakan untuk informasi yang lebih banyak dan kompleks, seperti kalendar, koran.. 5. Hierarchical Grids : Membagi suatu halaman kedalam kolom secara horizontal. Biasanya digunakan untuk website dengan gaya yang sederhana.. Gambar 2.33. Jenis-Jenis Grid (Layout Essentials, Tondreau, 2009, hlm.11). 35 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(56) 2.5. Percetakan & Finishing 2.5.1. Kertas Menurut Dameria (2008), kertas merupakan elemen penting dalam percetakan dimana hampir seluruh percetakan menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya untuk membuat seperti buku, majalah, koran, kemasan, dan lain-lain. (hlm. 111) Kertas. memiliki. beberapa. jenis. tergantung. pengkategoriannya.. Berdasarkan keadaan permukaan, kertas terbagi menjadi (hlm. 112) : 1. Kertas tak Berlapis : Kertas ini tidak dilapisi apa-apa sehingga memiliki daya serap tinta yang tinggi seperti, kertas koran, kertas tulis (HVS), dan lain-lain. 2. Kertas Berlapis : Kertas yang pada permukaannya diberikan lapisan zat kapur dan perekat yang digunakan untuk membuat teks dan gambar menjadi lebih tajam. Contoh : Kertas cetak seni (art paper). Berdasarkan jenis serat (hlm. 113) : 1. Kertas Mengandung Kayu : Kertas ini masih memiliki unsur-unsur kayu didalamnya dengan ciri-ciri kertas ini mudah menguning, tidak tahan disimpan lama, harganya murah. Contoh : kertas koran, kertas telepon, dan lain-lain. 2. Kertas Bebas Kayu : Kertas yang sudah tidak ada lagi unsur kayu didalamnya. Kertas ini lebih tahan lama, tidak mudah menguning, dan relatif lebih mahal. Contoh : HVS, HVO, dan lain-lain.. 36 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(57) Berdasarkan berat atau ketebalan, terbagi menjadi (hlm. 113) : 1. Kertas : 16-120 gr/m2 2. Kertas Karton : 140-220 gr/m2 3. Karton : 224-450 gr/m2 4. Board : >500 gr/m2. Berdasarkan penggunaannya (hlm. 113) : 1. Kertas Cetak : HVO, Koran, Art Paper 2. Kertas Tulis : HVS, Kertas Gambar 3. Kertas Bungkus : Cassing, Kertas Samson 4. Kertas Khusus : Kertas Uang, Kertas Tissue. Ukuran. kertas. terbagi. berdasarkan. The. International. Standards. Organization (ISO) menjadi 5 seri yaitu A0 (841 x 1189 mm), A1 (594 x 841 mm), A2 (420 x 594 mm), A3 (297 x 420 mm), A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm). Hampir setiap kertas memiliki ukuran seperti ini namun untuk kertas fancy memiliki beberapa ukuran khusus. Kertas dapat terbagi menjadi vertikal (portrait) dan horizontal (landscape) (hlm. 114).. 37 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(58) Gambar 2.34. Ukuran Kertas (http://iskandarkarim.files.wordpress.com). 2.5.2. Teknik Percetakan Rustan (2008) menjabarkan beberapa teknik percetakan yang umumnya digunakan (hlm. 15) : 1. Offset : Teknik ini paling sering digunakan. Biasanya untuk mencetak brosur, majalah, koran, kalender, dan lain-lain.. 2. Flexografi / Cetak Tinggi : Digunakan untuk mencetak diatas kertas gelombang atau untuk kemasan sebuah produk.. 3. Rotogravure : Digunakan untuk mencetak diatas bahan plastik, dan untuk kemasan sebuah produk.. 38 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(59) 4. Sablon / Screen Printing : Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak diatas kaos, mug, dan lain-lain.. 5. Digital : Teknik ini biasanya digunakan untuk mencetak dengan jumlah tidak banyak dan dengan waktu yang lebih singkat seperti mencetak banner, poster, dan lain-lain.. Lebih lanjut lagi, Dameria (2008, hlm. 136) menjelaskan bahwa pada percetakan untuk sebuah buku meliputi proses melihat, jahit kawat, jahit benang, perfect binding, potong 3 sisi, varnish, dan adanya proses hard cover.. 2.5.3. Teknik Penjilidan Dameria (2008, hlm. 137-140) membagi teknik penjilidan yang sering digunakan dalam percetakan sebuah buku menjadi : 1. Saddle Stitching / Jahit Kawat : Teknik penjilidan menggunakan kawat yang dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan mesin. Penjlidian jenis ini cocok digunakan untuk sebuah buku yang memiliki halaman kurang dari 60 halaman.. Gambar 2.35. Saddle Stitching (http://telepaticgraphics.com). 39 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(60) 2. Side Stitching : Teknik penjilidan menggunakan kawat juga namun disteples dari arah samping.. Gambar 2.36. Side Stitching (http://advocateprinting.net). 3. Perfect Binding : Penjilidan yang menggunakan lem sehingga dikenal sebagai jilid lem. Teknik ini juga dapat dilakukan secara manual dan menggunakan mesin, cocok untuk buku yang memiliki lebih dari 60 halaman.. Gambar 2.37. Perfect Binding (http://digitaldata.com). 4. Spiral : Teknik jilid menggunakan kawat spiral, dan cocok untuk buku yang terbatas hanya 100 halaman.. 40 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(61) Gambar 2.38. Spiral (http://beamreachuk.co.uk). 5. Case Binding : Biasanya digunakan pada hard cover, dengan cara menyatukan buku dengan teknik jahit benang pada sisi nya.. Gambar 2.39. Case Binding (http://id.pinterest.com). 6. Screw & Post Binding : Hampir serupa dengan side stitching, namun menggunakan skrup. Kelemehannya adalah buku tidak dapat dibuka secara maksimal.. 41 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(62) Gambar 2.40. Screw & Post Binding (http://mjgroup.co.uk). 7. Ring Binding : Teknik jilid yang memungkinkan buku untuk dibuka secara maksimal. Teknik ini juga hampir serupa dengan spiral namun menggunakan besi dan sisi buku tidak tertutup jilidan secara penuh.. Gambar 2.41. Ring Binding (http://jennibick.com). 8. Plastic Comb Binding : Serupa dengan teknik spiral, namun menggunakan bahan plastik dibanding kawat.. Gambar 2.42. Plastic Comb Binding (http://copylab.com). 42 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(63) 2.5.4. Finishing Selanjutnya, Dameria (2008, hlm. 142) membagi efek-efek finishing yang dapat diterapkan kepada cover buku untuk membuat tampilan buku lebih baik dan bagus lagi : 1. Foil Stamping : Menggunakan tinta panas yang dapat menghasilkan efek warna metalik. Teknik ini dapat digabungkan dengan teknik emboss agar hasil nya dapat lebih baik lagi.. Gambar 2.43. Foil Stamping (http://publicide.com). 2. UV Varnish : Lapisan yang dapat menghasilkan efek mengkilap, doff atau matte.. Gambar 2.44. UV Varnish (http://swallowtailprint.co.uk). 43 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(64) 3. Die Cutting : Memotong untuk mendapatkan bentuk dan ukuran khusus pada hasil cetakan. Biasanya digunakan untuk produksi massal karena realtif cepat, namun tidak sebaik laser cutting.. Gambar 2.45. Die Cutting (http://woopaperie.com). 4. Blind Emboss / Deboss : Teknik ini digunakan untuk menghasilkan efek permukaan yang timbul (emboss) atau sebaliknya (deboss).. Gambar 2.46. Emboss & Deboss (http://dolcepress.com). 44 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(65) BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode kualitatif dalam pengumpulan data untuk perancangan ini. Adapun metode kualitatif yang Penulis gunakan adalah wawancara, Focus Group Discussion, dokumentasi, dan studi eksisting. Metode kualitatif merupakan metode pengumpulan data dengan ikut secara langsung atau tidak langsung terhadap objek yang ditelitinya. Data yang didapat tidak secara langsung dapat dibuat kesimpulan, melainkan diperlukan tahapan yang semakin mendalam untuk dapat menarik kesimpulan dari data yang sedang dicari. Metode kualitatif memberikan data secara deskriptif, berupa katakata dan gambar, misalkan penjelasan detail sebuah peristiwa, pendapat, pandangan, dan bahkan tingkah laku seseorang, serta hasil kutipan dari sumbersumber. (Yusuf, 2014, hlm. 328-333). Pengumpulan data didukung dengan pendokumentasian berupa foto dan rekaman suara. Foto terbagi menjadi foto bersama narasumber saat melakukan wawancara dan Focus Group Discussion, serta foto hasil dari observasi yang telah Penulis lakukan. Rekaman suara merupakan dokumentasi dari hasil wawancara yang Penulis lakukan ke narasumber.. 45 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(66) 3.1.1. Wawancara Yusuf (2014) menjelaskan wawancara adalah metode pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara langsung antara peneliti/orang yang mencari data dengan sumber informasi (hlm. 372). Penulis menggunakan wawancara terencana-tidak terstruktur dimana Penulis menetapkan jadwal wawancara dengan narasumber diawal sebelum melakukan wawancara, dengan membawa sejumlah poin pertanyaan yang akan Penulis tanyakan dan tidak menggunakan format khusus dalam menyusun pertanyaan tersebut (hlm. 377).. 3.1.1.1.. Wawancara dengan Amy Wirabudi. Penulis melakukan wawancara dengan Amy Wirabudi selaku fashion expert dan pengamat industi mode di Indonesia. Wawancara dilakukan pada tanggal 10 April 2017 di salah satu butiq Itang Yunasz di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta. Penulis melakukan wawancara dengan Amy Wirabudi untuk mengetahui lebih lanjut sejarah perkembangan industri mode di Indonesia. Dalam wawancara ini Penulis juga mendapatkan tulisan dari Bu Amy Wirabudi yang berjudul “Perjalanan Panjang Industri Mode di Indonesia”, dan pernah dicantumkan di booklet pada saat Jakarta Fashion Week. Industri mode Indonesia sebenarnya sudah dimulai pada abad ke15 dimana pakaian kebaya sudah masuk ke Indonesia. Kebaya merupakan jenis pakaian yang dipakai oleh wanita Indonesia pada zaman itu,. 46 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(67) berbentuk atasan atau blouse. Ada yang mengatakan bahwa kebaya berasal dari Arab, dan ada yang mengatakan kebaya merupakan tradisi Tiongkok. Hingga akhir abad ke-18, kebaya yang sering digunakan adalah jenis kebaya “encim” oleh perempuan dari etnis Tionghoa, dan kebaya kutu baru dimana menambahkan sehelai kain yang menghubungkan sisi kanan dan kiri. Pada tahun 1926, ditemukan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan membuat industri mode di Indonesia semakin maju. Dibuktikan pada tahun 1929, masyarakat Indonesia sudah merambah industri tekstil dan mengenal cara menenun serta merajut. Sejarah mode tidak dapat dilepas dari adanya industri tekstil yang berkembang pada saat itu. ATBM semakin ditinggal semenjak adanya Alat Tenun Mesin (ATM) pada tahun 1939. Sejak saat itu, industri tekstil di Indonesia mulai memasuki era teknologi. Industri mode mengalami penurunan pada tahun 1940 karena pecahnya Perang Dunia ke-II dan tentara Jepang berhasil menduduki Indonesia. Pada masa ini, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mampu untuk membeli pakaian dan beralih menggunakan karung goni. Hal ini terus berlangsung hingga kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Baru setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada Desember 1949, industri mode lambat laun mulai berkembang lagi. Tahun 1950 lahir seorang yang memberanikan dirinya untuk menjadi perancang busana profesional, yaitu Peter Sie. Beliau awalnya. 47 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(68) hanya membuat pakaian pria, namun setelah busana bergaris A-Line ala Dior mendunia, Peter Sie beralih untuk membuat busana wanita. Setelah nama Peter Sie memberi pengaruh besar pada industri mode, muncullah nama-nama seperti Non Kawilarang dan Elsie Sunarya. Ali Sadikin, selaku gubernur DKI Jakarta pada saat itu mendorong Peter Sie untuk mengajak desainer lain membentuk Perhimpunan Ahli Perancang Mode Indonesia (PAPMI) karena membaca tulisan Peter Sie dalam harian Kompas untuk memberikan wawasan dan mengajak masyarakat untuk meyakini profesi sebagai perancang busana. Setelah PAPMI dibentuk, lahirlah nama-nama baru seperti Poppy Dharsono, Ramli, Harry Darsono, Arthur Tambunan, dan Prajudi Atmodirdjo. Perkembangan industri mode semakin berkembang pesat setelah hadirnya majalah Femina pada tahun 1972 yang mengkhususkan dirinya untuk kaum perempuan dan banyak membahas dunia mode. Femina sebagai satu-satunya pada masa itu sangat membutuhkan nama-nama perancang busana beserta hasil karyanya untuk konten majalahnya. Karena perancang busana yang masih sedikit, akhrinya Femina Group membuat Lomba Perancang Mode (LPM) pada tahun 1979 dan menghasilkan 10 nama setiap tahunnya. Samuel Wattimena merupakan nama perancang busana yang berhasil di LPM generasi pertama sehingga beliau dijadikan “bendera” untuk LPM berikutnya. Dari LPM ini banyak perancang busana yang meroket namanya seperti Edward Hutabarat, Chossy Latu, Itang Yunasz, Ghea Sukasah, Dandy Burhan, Stephanus Hamy, Widhi. 48 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(69) Budimulia, Musa Widyatmodjo, Carmanita, Denny Wirawan, Sally Koeswanto, Billy Tjong, dan masih banyak lagi. Namun, selama bertahun-tahun LPM diadakan, tidak semua ke-10 nama yang masuk tersebut berhasil dan bertahan terus di industri mode karena pada saat itu industri mode juga masih diragukan. Banyak nama yang sebenernya memiliki profesi lain seperti, dokter dan mereka belum tentu bercita-cita untuk menjadi seorang perancang busana. Ditambah nama-nama dari LPM ini sebenernya bisa meroket karena media yang ada hanyalah Femina dan ditambah munculnya Kartini yang mengekspos mereka. Sehingga masyarakat banyak yang mengetahui nama perncang busana yang baru karena hanya membaca berita dari Femina dan Kartini. Semakin berjalannya waktu, media semakin banyak dan lomba perancang mode ini juga semakin banyak dan terus menghasilkan banyak nama. Namun tidak semua berhasil membangun brand dari namanya. Pada tahun 1990-an bahkan semakin sulit untuk menonjol diantara banyaknya perancang busana karena media yang semakin banyak dan memiliki perbedaan situasi dengan tahun 1980-an. Hingga pada tahun 2000-an media bukan lagi konvensional melainkan sudah menjadi digital. Semua bisa mem-publish dirinya sendiri misalkan lewat sosial media. Sehingga sekarang banyak perancang busana yang mengambil jalur instant. Mereka merasa tidak perlu membangun nama dan brand agar bisa bertahan di industri mode Indinesia. Tidak seperti zaman dahulu dimana perancang busana berusaha sekuatnya agar. 49 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(70) namanya tetap bertahan sebagai perancang busana. Perubahan ini banyak dipengaruhi karena keberadaan media. Lebih lanjut lagi, Bu Amy menyatakan bahwa semua orang berjalan harus belajar dari pengalaman dan sejarah. Suatu hal yang sangat disayangkan apabila seorang perancang busana kehilangan “nama” dan karya-karya nya karena tidak memiliki dokumentasi untuk informasi pada nantinya. Kebanyakan, perancang busana yang baru merintis tidak berpikiran jauh akan jadi seperti apa di masa mendatang sehingga banyak dari mereka yang mengabaikan dokumentasi hasil karyanya. Karena sekarang perancang busana sudah semakin banyak, ditambah. adanya. organisasi-organisasi. yang. bermunculan. dengan. perbedaan pandangan akan industri mode Indonesia, maka alangkah lebih baik agar buku yang Penulis hendak rancang membahas nama-nama perancang busana yang mewakili organisasi nya sendiri agar informasi yang diberikan kepada pembaca dapat lebih kaya dan Penulis juga dapat belajar banyak hal dalam mengumpulkan informasi. Nama-nama dari perancang busana ini juga tidak disembarang sebut oleh Bu Amy. Bu Amy memberikan beberapa nama dimana mereka merupakan perancang busana pada era 1980-1990-an dan masih memiliki brand yang bertahan sampai saat ini. Dari Ikatan Perancang Mode Indonesia, ada Carmanita; Asosiasi Perancang Pengusaha Indonesia, memiliki Musa Widyatmodjo; Ali Charisma mewakili Indonesian Fashion. 50 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(71) Chamber; dan Merdi Sihombing dimana beliau merupakan perancang busana independen.. Gambar 3.1. Wawancara dengan Amy Wirabudi (Dokumen Pribadi, 2017). 3.1.1.2.. Wawancara dengan Retno Kristi. Penulis juga melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Redaksi dan Editor Senior dari PT. Elex Media Komputindo yaitu, Retno Kristi, yang ditemui di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta pada tanggal 12 April 2017. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut spesifikasi dari sebuah buku, khususnya buku yang membahas pengenalan perancang busana dalam industri mode Indonesia. Dari hasil wawancara ini, diketahui bahwa ukuran buku standar adalah 19 x 23 cm dan memiliki minimal 64 halaman. Biasanya dalam percetakan, untuk buku yang masih baru akan dicetak dalam bentuk soft cover untuk melihat penjualannya. Jika penjualannya bagus makan akan diberikan bahan yang berbeda untuk menaikkan penjualannya. Bahan. 51 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

(72) standar percetakan adalah untuk cover menggunakan art carton 210 gsm, dan isi menggunakan art paper 80gsm. Pemilihan bahan akan sangat berhubungan dengan harga. Untuk itu, pemilihan bahan dan finishing dipengaruhi dari tim marketing dari percetakan. Pada akhirnya, harga dari sebuah buku yang akan dijual tergantung dari pemilihan ukuran, jumlah halaman, dan jumlah cetak. Untuk buku yang membahas fashion, Bu Retno menyarankan untuk menggunakan ilustrasi gambar untuk cover karena ilustrasi fotografi sudah terlalu sering digunakan sehingga ditakutkan akan terlihat sama saja dengan buku-buku fashion lainnya. Untuk konten, dapat menggabungkan ilustrasi gambar dengan fotografi. Misalkan ada ilustrasi fotografi menunjukan sebuah mode, dapat ditambah dengan ilustrasi gambar agar tidak terlihat terlalu membosankan. Permainan warna juga sangat penting untuk menarik perhatian. Dalam menggunakan ilustrasu fotohgrafi untuk buku, sumbernya juga harus jelas agar tidak terjadi masalah dikemudain hari. Buku seperti dokumentasi dan menghargai nama sangat penting. Sebelum diterbitkan, penting untuk penulis mempromosikan di media sosial karena sudah terlalu banyak persaingan buku di toko buku. Dengan adanya bantuan promosi di media sosial akan meningkatkan awareness publik untuk buku yang akan diterbitkan. Peluncuran sebuah buku biasanya digelar untuk publik datang, namun untuk buku yang membahas perjalanan peracang busana juga dapat mengundang dengan. 52 Perancangan Buku Ilustrasi..., Matthew Christopher, FSD UMN, 2017.

Gambar

Gambar 2.6. Contoh Layout    (http://id.pinterest.com)
Gambar 2.8. Contoh Ilustrasi   (http://id.pinterest.com)
Gambar 2.9. Ilustrasi Untuk Dokumentasi, Refrensi, dan Instruksi   (Illustration : a Theoretical and Contextual Perspective, Male, 2007, hlm
Gambar 2.25. Elemen Warna
+7

Referensi

Dokumen terkait

Desna Putri Pamulasari , A210090104, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Tujuan

‘Sesudah diperhatikan dengan teliti, yang ada di depannya yaitu seorang wanita.’ Kutipan tersebut merupakan frase endosentrik atributif. Pada frase bocah wadon kata bocah

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan tentang pengusaha ekonomi lemah/kecil yaitu bahwa pengusaha ekonomi lemah/kecil adalah perorangan atau

Waktu kerusakan yang singkat kemungkinan diakibatkan oleh pemasangan yang kurang sempurna atau dalam pemasangannya terburu-buru sehingga saat mobil digunakan pada

(1) Pemerintah Daerah melakukan penjaminan terhadap pengembangan dan pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil dalam upaya memperoleh pembiayaan untuk penguatan modal melalui Badan Usaha

[r]

[r]

Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, mahasiswa diharapkan mampu merencanakan, dan mengorganisasikan sistem informasi dengan baik untuk meningkatkan kinerja,