• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pelayanan Dots Tb Rsu Dadi Keluarga Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pelayanan Dots Tb Rsu Dadi Keluarga Tahun 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI

KELUARGA TAHUN 2016

RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA Jl. Sultan Agung No.8A Purwokerto

Tahun 2016

(2)

DEFINISI

Sampai saat ini, Rumah Sakit di luar negeri termasuk di Singapura dan Malaysia masih menjadi pilihan pertama bagi pasien kelas atas, yang membutuhkan penanganan pembedahan. Tanpa mengesampingkan faktor biaya yang relatif lebih mahal, pasien lebih percaya bahwa Rumah Sakit di luar negeri mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Menyingkapi hal tersebut, Rumah Sakit Dadi Keluarga meyakinkan masyarakat, bahwa di Indonesia khususnya di Kota purwokerto telah hadir Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan maksimal dalam layanan.

Perkembangan pada tahun 2015 menuntut Rumah Sakit Dadi keluarga harus menyesuaikan dan mengikuti perkembangan tehnologi kedokteran yang semakin cepat serta persaingan antar Rumah Sakit yang semakin ketat, maka faktor pelayanan prima akan memiliki posisi yang sangat strategis agar Rumah Sakit Dadi Keluarga mampu eksis dan tumbuh berkembang menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat sesuai Visi Rumah Sakit.

Harapan kami kedepan, Rumah Sakit Dadi Keluarga dapat menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat. Karena kami percaya dengan mengedepankan mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya adalah fondasi awal kepercayaan pasien terhadap kami.

BAB II RUANG LINGKUP

Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di Rumah Sakit Dadi Keluarga Purwokerto melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan kesembuhan dan pemuliha pasienn melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran. ruang lingkup pelayanan di rumah sakit Dadi Keluarga dilakukan dipojok DOTS TB yang sudah ada dirumah sakit ini.

Ruang lingkup pelayanan DOTS TB RSU Dadi Keluarga meliputi : a. Internal

1. Pasien rawat jalan

Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RSU Dadi Keluarga yang memerlukan pengobatan TB

2. Pasien rawat inap

Yaitu pasien dari rawat inap RSU Dadi Keluarga yang memerlukan pengobatan TB 3. Laboratorium

Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan pemeriksaan laboratorium

b. Eksternal

RSU Dadi Keluarga sudah bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Bayumas dan RSUD kab.Cilacap untuk mengoptimalkan pelayanan dan pengobatan TB.

(3)

TATA LAKSANA

Dukungan Administrasi dan Operasional Penerapan Strategi DOTS di Rumah Sakit

Salah satu unsur penting dalam penerapan DOTS di rumah sakit adalah komitmen yang kuat antara pimpinan rumah sakit, komite medik dan profesi lain yang terkait termasuk administrasi dan operasionalnya. Untuk itu perlu dipenuhi kebutuhan sumber daya manusia, sarana dan prasarana penunjang, antara lain :

1. Dibentuk Tim DOTS RS yang terdiri dari seluruh komponen yang terkait dalam penanganan pasien tuberkulosis ( dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas farmasi, rekam medik dan PKRS ).

2. Disediakan ruangan untuk kegiatan Tim DOTS yang melakukan pelayanan DOTS. 3. Pendanaan untuk pengadaan sarana, prasarana dan kegiatan disepakati dalam MoU

antara rumah sakit dan dinas kesehatan setempat. 4. Sumber pendanaan diperoleh dari rumah sakit.

5. Program Nasional Penanggulangan TB memberikan kontribusi dalam hal pelatihan, OAT, mikroskop dan bahanbahan laboratorium.

6. Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan pada penerapan DOTS 01,02,03 UPK, 04,05,06,09,10 dan buku registrasi pasien tuberkulosis di rumah sakit.

Strategi DOTS di Rumah Sakit

Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus diekspansi dan diakselerasi pada seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institusi terkait termasuk rumah sakit pemerintah dan swasta, dengan mengikutsertakan secara aktif semua pihak dalam kemitraan yang bersinergi untuk penanggulangan TB.

Langkah – langkah kemitraan :

1. Melakukan penilaian dan analisa situasi untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah sakit dan dinas keehatan setempat.

2. Mendapatkan komitmen yang kuat dari pihak manajemen rumah akit dan tenaga medis serta paramedis dan seluruh petugas terkait.

3. Penyusunan nota kesepahaman antara rumah sakit dan dinas kesehatan.

4. Memyiapkan tenaga medis, paramedis, laboratorium, rekam medis, farmasi dan PKRS untuk dilatih DOTS.

5. Membentuk Tim DOTS di rumah sakit yang meliputi unitunit terkait dalam penerapan strategi DOTS di rumah sakit.

6. Menyediakan tempat untuk Tim DOTS di dalam rumah sakit sebagai tempat koordinasi dan pelayanan terhadap pasien tuberkulosis secara komprehensif ( melibatkan semua unit di rumah sakit yang menangani pasien tuberkulosis ).

7. Menyediakan tempat / rak penyimpanan OAT di ruang DOTS.

8. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai standar.

9. Mrnggunakan format pencatatan sesuai program tuberkulosis nasional untuk memantau pelaksnaan pasien.

(4)

Pembentukan Jejaring

Rumah sakit memiliki potensi besar dalam penemuan pasien tuberkulosis (case finding), namun memiliki keterbatasan dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan pengobatan pasien (case holding) jika dibandingkan dengan puskesmas. Karena itu perlu dikembangkan jejaring rumah sakit baik internal maupun eksternal.

Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik pabila angka default rate <5% pada tiap rumah sakit.

a. Jejaring Internal Rumah Sakit

Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di dalam rumah sakit yang meliputi seluruh unit yang menangani pasien tuberkulosis. Koordinasi kegiatan dilaksanaan oleh Tim DOTS rumah sakit.Tim DOTS rumah sakit mempunyai tugas perencanaan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi kegiatan DOTS di rumah sakit. Tim DOTS berada di bawah komite medik atau Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit dan dikukuhkan dengan SK Direktur Rumah Sakit.

Alur penatalaksanaan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Dadi Keluarga Purwokerto

Fungsi masing-masing unit dalam jejaring internal RS :

1. Tim DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien TB di rumah sakit dan pusat informasi tentang TB. Kegiatannya meliputi konseling, penentuan klasifikasi dan tipe, kategori pengobatan, pemberian OAT, penentan PMO, follow up hasil pengobatan dan pencatatan.

2. Poli umum, UGD dan poli spesialis berfungsi menjaring tersangka pasien TB, menegakkan diagnosis dan mengirim pasien ke Tim DOTS RS.

(5)

3. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam melakukan penjaringan tersangka serta perawatan dan pengobatan.

4. Laboratorium berfungsi sebagai sarana diagnostik.

5. Rradiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.

6. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan OAT. 7. Rekam medis berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam pencatatan dan pelaporan. 8. PKRS berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam kegiatan penyuluhan.

a) Suspek TB atau pasien TB dapat datang ke poli umum/ UGD atau langsung ke poli spesialis (Penyakit Dalam, Paru, Anak, Syaraf, Kulit, Bedah, Obsgyn, THT, Mata, Bedah Saraf, Urologi)

b) Suspek TB dikirim untuk dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium Mikrobiologi, PK, PA dan Radiologi)

c) Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke dokter yang bersngkutan. Diagnosis dan dan klasifikasi dilakuka oleh dokter poliklinik masing atau Tim DOTS.

d) Setelah diagnosis TB ditegakkan pasien dikirim ke Tim DOTS untuk registrasi (bila pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit), penentuan PMO, penyuluhan dan pengambilan obat, pengisian kartu pengobatan TB (TB01). Bila pasien tidak menggunakan obat paket, pencatatan dan pelaporan dilakukan dipoliklinik masingmasing dan kemudian dilaporkan ke Tim DOTS.

e) konseling dan penanganan lebih lanjut dalam pengobatannya.

f) Rujuk (pindah) dari/ ke UPK lain, berkoordinasi dengan Tim DOTS (lihat pada gambar alur rujukan).

b. Jejaring Eksternal

Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas dan UPK lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS. Tujuan jejaring eksternal :

1) Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang berkualitas, mulai dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.

2) Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien sehingga mengurangi jumlah pasien yang putus berobat.

Dinas kesehatan berfungsi :

1. Koordinasi antara rumah sakit dan UPK lain 2. Menyusun protap jejaring penanganan pasien TB 3. Koordinasi sistem surveilans

4. Menyusun perencanaan, memantau, melakukan supervisi dan mengevaluasi penerapan strategi DOTS di rumah sakit.

5. Menyediakan petugas untuk mengumpulkan laporan.

Mekanisme Rujukan Dan Pindah

Prinsip : memastikan pasien TB yang dirujuk/pindah akan memyelesaikan pengobatannya dengan benar ditempat lain.

(6)

Mekanisme rujukan dan pindah pasien ke UPK lain :

1. Apabila pasien sudah mendapatkan pengobatan di rumah sakit, maka harus dibuatkan kartu pengobatan TB (TB01) di rumah sakit.

2. Untuk pasien yang dirujuk dari rumah sakit surat pengantar atau formulir (TB09) dengan menyertakan TB01 dan OAT (bila telah dimulai dibuat pengobatan).

3. Formulir TB09 diberikan kepada pasien beserta sisa OAT untuk diserahkan kepada UPK yang dituju.

4. Rumah sakit memberikan informasi langsung (telepon atau SMS) ke koordinator HDL tentang pasien yang dirujuk.

5. UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan mengirimkan kembali TB09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal.

6. Koordinator HDL memastikan semua pasien yang dirujuk melanjutkan pengobatan di UPK yang dituju (dilakukan konfirmasi melalui telepon atau SMS).

7. Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas TB UPK yag dituju melacak sesuai alamat pasien.

8. Koordinator HDL memberikan umpan balik kepada UPK asal tentang pasien yang dirujuk.

Alur Rujukan Pasien TB antar UPK dalam Satu Unit Registrasi (1Kab/Kota)

Mekanisme merujuk pasien dari rumah sakit ke UPK Kab/Kota lain :

1. Informsi rujukan diteruskan ke koordinator HDL Propinsi yang akan menginformasikan ke koordinator Kab/Kota yang menerima rujukan, secara telepon langsung atau SMS.

2. Koordinator HDL Propinsi memastikan bahwa pasien yang dirujuk telah mendapatkan pengobatan ke tempat rujukan yang dituju.

3. Bila pasien tidak dtemukan maka koordinator HDL Propinsi harus menginformasikan kepada koordinator HDL Kab/Kota untuk melakukan pelacakan pasien.

Pelacakan Kasus Mangkir di Rumah Sakit

Pasien dikatakan mangkir berobat bila yang bersangkutan tidak datang untuk periksa ulang/ mengambil obat pada waktu yang telah ditentukan. Bila keadaan ini masih berlanjut hingga 2 hari pada fase awal atau 7 hari pada fase lanjutan, maka Tim DOTS RS segera melakukan tindakan di bawah ini :

(7)

2. Menginformasikan identitas dan alamat lengkap pasien mangkir ke wasor Kab/Kota atau langsung ke puskesmas agar segera dilakukan pelacakan.

3. Hasil dari pelacakan yang dilakukan oleh petugas puskesmas segera diinformasikan kepada RS. Bila proses ini menemui hambatan, harus diberithukan ke koordinator jejaring DOTS RS.

Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien dan Dokter

Rumah sakit mempunyai beberapa pilihan dalam penanganan pasien TB sesuai dengan kemampuan masingmasing seperti terlihat di bawah ini :

Semua unit pelayanan yang menemukan suspek TB, memberikan informasi kepada yang bersangkutan untuk membantu menentukan pilihan dalam mendapatkan pelayanan (diagnosis dan

pengobatan), serta menawarkan pilihan yang sesuai dengan beberapa pertimbangan : 1. Tingkat sosial ekonomi pasien

2. Biaya konsultasi 3. Lokasi tempat tinggal 4. Biaya transportasi 5. Kemampuan RS

Pilihan 1 : RS menjaring suspek TB, menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta melakukan pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas/ UPK lain untuk melanjutkan pengobatan tetapi pasien kembali ke RS untuk konsultasi keadaan klinis/ periksa ulang.

Pilihan 2 : RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi, kemudian merujuk ke puskesmas.

Pilihan 3 : RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta memulai pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas.

(8)

BAB IV DOKUMENTASI

A. KEGIATAN TB DOTS

a. Proporsi TB Ekstra Paru periode Januari – April 2016

Bulan Jumlah Keterangan Januari 5 Ektra paru Februari 5 Ektra paru Maret 5 Ektra paru April 11 Ektra paru Total 26

Referensi

Dokumen terkait

Mengenal Mengenal berbagai berbagai sumber en sumber energi yang ergi yang sering d sering dijumpai d ijumpai dalam kehid alam kehidupan sehar upan sehari-hari dan i-hari

karena rahmat dan hidayah yang diberikan kepada setiap mahluknya yang ada di dunia ini, serta berkat kemurahan dan petunjuk-Nya yang mulia penulis bisa menyelesaikan

Sebaiknya Ef-Art Enterprise bekerja sama dengan unsur pemerintahan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) dengan membuat suatu sistem database untuk mendata seluruh

Terlepas apakah kerusuhan pada demonstrasi mahasiswa memang di- setting untuk chaos atau tanpa sengaja terprovokasi oleh oknum-oknum tertentu, aksi gerakan yang

Satelit Adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan sendiri.Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang

Menurut Rao (2003) Motivasi berprestasi adalah sebuah harapan untuk mencapai suatu kepuasan dalam menguasai tantangan dan kinerja yang sulit. Selain itu Rao

Berdasarkan penelitian ini, Abdul Munir Mulkhan salah paham terhadap ajaran Syekh Siti Jenar sehingga menganggapnya sebagai pembenaran dari paham pluralisme agama

Puji syukur atas karunia yang dilimpahkan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam Novel Nawung Putri