• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN ILMIAH & TEKNOLOGI PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LANDASAN ILMIAH & TEKNOLOGI PENDIDIKAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN ILMIAH & TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Semester I Mata kuliah : Landasan Pendidikan

Oleh:

Ni Kadek Mira Puspita Yanti 15.1.2.5.2.0823

FAKULTAS DHARMA ACARYA

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI

DENPASAR

2015

(2)

LANDASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Pendidikan dan IPTEKS mempunyai kaitan yang sangat erat, karena IPTEKS merupakan salah satu bagian dari sisi pengajaran, jadi pendidikan sangat penting dalam rangka pewarisan atau tranmisi IPTEKS, sementara pendidikan itu sendiri juga menggunakan IPTEKS sebagai media pendidikan. IPTEKS yang selalu berkembang dengan pesat harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi sangat ketinggalan dengan IPTEKS yang sudah berkembang di masyarakat. Cara-cara memperoleh dan mengembangkan ilmu (epistemologi ) dibahas dalam pendidikan, hingga pemanfaatan ilmu bagi umat manusia, kaitan ilmu dengan moral, politik, dan sosial menjadi tugas pendidikan.

Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu (filsafat, sosiologis dan kultural) akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya.

Selanjutnya, ada dua landasan lain yang selalu erat kaitannya dalam setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran, yakni landasan psikologis yang akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman perkembangan peserta didik dan cara-cara belajarnya, dan landasan IPTEK yang akan membekali tenaga kependidikan tentang sumber bahan ajaran.

Menurut Komisi definisi dan terminologi The Association for Educational Communication and Technology atau AECT, 1972, menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sisematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut. Dengan demikian, maka teknologi pendidikan sebagai suatu bidang keilmuan dan memiliki kepentingan untuk memfasilitasi belajar pada manusia dengan menggunakan suatu sistem. Teknologi pendidikan dinyatakan sebagai suatu bidang keilmuan, karena pada tahun 1976 di Indonesia sudah menjadi suatu program studi baik untuk jenjang S1; dan pada tahun 1978 ditingkatkan pada jenjang S2; dan S3

Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang kajian khusus ( spesialisasi) ilmu pendidikan dengan objek forma ”belajar” pada manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Setiap bidang kajian hanya dapat berkembang bilamana didukung oleh pengkajian ilmiah yang dilakukan secara terus-menerus. Pengkajian ilmiah dalam teknologi pendidikan tidak terlepas dari (Miarso, 2009: 199):

a. Falsafah dan landasan ilmiah yang menunjang keberadaan dan perkembangannya b. Unsur-unsur dasar yang membentuknya

c. Arah perkembangannya serta kegunaannya d. a. Pengertian Landasan IPTEK

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk

mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat

(3)

perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK

.

Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat

B. Landasan Ilmiah

Teknologi pendidikan merupakan cabang ilmu yang memiliki obyek forma “belajar” manusia baik secara pribadi maupun secara kelompok yang memiliki pola pendekatan isomeristik, sistematik dan sistemik.

a. Isomeristik:yaitu pendekatan yang menggabungkan berbagai unsure yang saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang lebih bermakna

b. Sistematik: yaitu dilakukan secara teratur dan menggunakan pola tertentu dan runtut.

c. Sistemik: dilakukan secara menyeluruh, holistic atau komprehensif.

Landasan ilmiah yang menunjang keberadaan teknologi pendidikan beserta bidang penelitiannya ada beberapa paham seperti berikut ini (Miarso, 2009: 199)

(a) A.A Lumsidaine (1964) teknologi pendidikan merupakan aplikasi dari ilmu dan saint dasar, yaitu:

1) ilmu fisika

2) rekayasa mekanik, optic, electro dan elektronik 3) teknologi komunikasi & telekomunikasi

4) ilmu perilaku 5) ilmu komunikasi 6) ilmu ekonomi

(b) Robert Morgan (1978) berpendapat ada 3 disiplin utama yang menjadi fondasi teknologi pendidikan

1) ilmu perilaku 2) ilmu komunikasi 3) ilmu manajemen

(c) Donald P. Eli (1983) teknologi pendidikan meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi suatu prinsip, prosedurdan keterampilan. Disiplin yang memberikan kontribusi adalah :

1) basic contributing discipline: komunikasi, psikologi, evaluasi dan menajemen

2) related contributing field : psikologi persepsi, prikologi kognisi, psikologi sosial, media, sistem dan penilaian kebutuhan.

(4)

(d) Barbara B. Seels & Rita C. Richey (1994): akar intelektual teknologi pembelajaran berasal dari disiplin lain meliputi:

1) psikologi 2) rekayasa 3) komunikasi 4) ilmu computer 5) bisnis 6) pendidikan

Eichelberger (dalam Miarso, 2009: 211) membedakan tiga paradigma filsafat yang melandasi metodologi pengetahuan, yakni positivistik, fenomenologik dan hermeunetik. Penganut filsafat positivistik berpendapat bahwa keberadaan sesuatu merupakan besaran yang dapat diukur. Filsafat fenomenologik berupaya untuk memahami makna yang sesungguhnya atas suatu pengalaman dan menekankan pada kesadaran yang disengaja ( intentionallity of consciousness) atas pengalaman, karena pengalaman mengandung penampilan keluar dan kesadaran di dalam, yang berbasis pada ingatan, gambaran dan makna. Sedangkan filsafat

hermeunetik berusaha mencari kebenaran dengan menafsirkan makna atas gejala yang ada.

Berikut perbandingan tiga landasan epistimologik penelitian:

POSITIVISTIK FENOMENOLOGIK HERMEUNETIK

Analitik Holistik Sintetik

Nomotetik Ideografik Interpretatik

Deduktif Induktif Sinkretik

Laboratorik Empirik Empatik

Pembuktian dengan logika

Pengukuhan pengalaman Penafsiran tidak memihak

Kebenaran universal Kebenaran bersifat unik Kebenaran yang diterima Bebas nilai Tidak bebas nilai Tidak bebas nilai

Menurut Creswell, Denzin & Lincoln (Miarso, 2009) di katakan bahwa ada 2 pembagian penelitian dalam teknologi pendidikan yaitu positivistik dan pascapostivistik atau fenomenologik. Pendekatan positivistic dilakukan dalam pendekatan ilmu-ilmu eksakta dengan menggunakan pola statistik, yang didalamnya terdapat variable yang dikontrol, pengacakan sampel, pengujian validitas dan realiabelitas instrument, dan ditujukan pada genaralisasi sample ke dalam populasi. Sedangkan pendekatan atau penelitian pascapositivistik/fenomenologi berakar pada penelitian sosial seperti bidang etnografi, studi kasus, studi naturalistik, sejarah, biografi, dan teori membumi (grounded theory) dan studi deskriptif. (Miarso, 2009:209)

Landasan falsafah Penelitian teknologi pendidikan, terdiri atas 3 komponen seperti yang diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi pendidikan yaitu: ontology (apa), epistemology (bagaimana) dan aksiologi (untuk apa).

Ontologi : merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya itu apa

Estimologi : Pendekatan yang digunakan dalam suatu ilmu

Aksiologi : Menelaah tentang nilai guna, baik secara umum maunpun secara khusus, baik secara kasad mata maupun secara abstrak.

(5)

Yang menjadi kajian dalam penelitian teknologi pendidikan menjadikan beberapa perkembangan dalam bidang pendidikan seperti yang diungkapkan oleh Ashby( dalam Fadli, 2010) yaitu adanya revolusi dalam bidang pendidikan, yakni:

Revolusi I: Pada saat orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya kepada oran lain. Orang lain tersebut diserahi untuk melaksanakan pendidikan anak-anaknya. Sebelumnya orang-orang melaksanakan pendidikan anak-anaknya sendiri-sendiri atau mengajar anak sendiri tidak memberikan kepada orang lain, hampir semua keluarga mendidik anak-anaknya dalam keluarga sendiri. Pendidikan yang dilakukan secara individual.

Revolusi II : Ada suatu lembaga guru, jadi pada tahapan ini ada lembaga pendidikan formal. Tidak seperti sebelumnya belum ada lembaga resmi yang ada sehingga pendidikan dilaksakan orang per orang. Dalam lembaga ada aturan-aturan yang diberlakukan, contohnya untuk masuk SR usianya 6 tahun dan lain-lain. Dalam revoluasi ini guru dianggap sangat penting segala sesuatu dianggap diketahui oleh guru, dan guru dipandang memiliki pengetahuan yang lebih dari orang lain. Sehingga lembaga ini memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat.

Revolusi III : Disebabkan oleh ditemukannya mesin cetak, cetak secara manual dilakukan oleh Cina, dan cetak dengan menggunakan mesin cetak dilakukan oleh Eropa (Prancis). Dengan mesin cetak maka pengetahuan tidak hanya diperoleh dari guru tetapi dapat diperoleh dari hasil cetakan seperti: buku, majalah, koran dan lain-lain. Pada revolusi ke-3 ini peran guru sudah mengalami pengurangan. Revolusi ke-3 sampai dengan saat ini masih terjadi

Revolusi IV : Disebabkan oleh berkembangnya bidang elektronik sepeti telpon, tv, komputer, internet dimana guru tidak dapat lagi untuk mengontrolnya. Atau minimal peran guru berkurang, dan guru tidak dapat mengklaim dirinya sebagai.

Pengkajian ilmiah dalam teknologi pendidikan tidak hanya mempersoalkan unsur-unsur yang terkandung dalam objek formal, yaitu belajar, melainkan juga dalam pendekatannya yaitu teknik intelektual atau tata cara ilmiah yang digunakan dalam mencari pembenaran atas objek yang dipermasalahkan. Menurut Miarso (2009) penelitian yang berkaitan dengan media sendiri telah berlangsung dalam lima fase, dan dalam lima fase tersebut mempermasalahkan tentang:

1. apakah pengajaran dengan media ada hasilnya 2. seberapa besar hasil pengajaran dengan media

3. dalam kondisi bagaimana dapat diperoleh hasil yang terbaik dari media 4. siapa saja yang akan memperoleh manfaat dari media

5. karakteristik pembelajar (learner) seperti apa, dalam kondisi dan situasi bagaimana dapat diperoleh manfaat maksimal dari media.

Sebagai cabang ilmu baru maka teknologi pendidikan harus memiliki kawasan tersendiri dalam penelitian sehingga dapat memperkokoh landasan atau dasar ilmu tersebut. Secara garis besar penelitian teknologi pendidikan meliput empat komponen seperti yang diungkapkan oleh Sells dan Richey (Miarso,2009). Perkembangan landasan ilmiah tersebut jelas bersifat elektik, yaitu berasal dari berbagai sumber dan ditinjau dari berbagai segi atau sudut pandang. Pandangan elektik ini telah menghasilkan serangkaian perkembangan dalam pengertian atau definisi teknologi pendidikan. Dalam definisi ini terdapat empat komponen, yaitu:

(6)

1. riset dan teori

2. desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian 3. proses, sumber dan sistem

4. belajar

Pada poin kedua di atas merupakan kawasan penelitian pendididikan, dimana hal tersebut merupakan kawasan penelitian pendidikan. Definisi dan perkembangan landasan ilmiah ini telah membentuk landasan ilmiah tersendiri berupa teori, model, konsep, prinsip, proporsi dan prosedur yang merupakan ciri unik teknologi pendidikan. Perkembangan ini juga meliputi nama yang kemudian menjadi “teknologi pembelajaran”, hal ini untuk menegaskan fokus penggarapan, yaitu masalah “belajar” yang bertujuan (terarah) dan disengaja. Adapun penulisan karya ilmiah penelitian memiliki karakteristik, yakni :

1. Memecahkan masalah/ menjawab pertanyaan 2. Terencana

3. Sistematik 4. Etis 5. Logis

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran

Pidarta, Dr. Made. 2000. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Mode pidarto, dkk.1991. usaha menemukan konsep-konsep baru tentang ilmu pendidikan, (

HASIL PENELITIAN). Pusat penelitian IKIP surabaya, Surabaya

Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar.

Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 1-14.

Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun,

4(2), 217-230.

Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menduduki jabatan formal seorang pemimpin harus memiliki kualifikasi tertentu yang sesuai dengan jenis kepemimpinannya6. Setiap instansi/lembaga atau organisasi,

Skripsi Analisis ekspor LNG (Liquified Natural Gas) .... Khrisma

Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan Program pengabdian kepada Masyarakat oleh Tim Dosen Pendidikan Jamani Universitas PGRI Adi Buana Surabaya adalah kurangnya bandwidth internet

ANALIS PENGEMBANGAN POTENSI

” Penelitian tesis ini dilatarbelakangi sebuah fenomena bahwa peran lembaga pendidikan Islam nonformal (yang dalam hal ini adalah madrasah diniyah) sangat

Pembangkitan bilangan acak data permintaan pelanggan distributor produk 2 pada gudang penyangga sesuai dengan distribusi data uniform dengan parameter nilai minimum sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan demokratis, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Toserba PAJAJARAN

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prosentase kadar bottom ash dan lama perendaman terhadap kuat geser pada beton bertulang, maka dilakukan analisa statistik