• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN SOSIAL

A.PENDAHULUAN

Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan lahirnya peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya.

Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi

kerjasama antar manusia dan mulai memunculkan unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.

Munculnya pemimpin ini ada yang terpilih secara alamiah maupun melalui proses dan standar tertentu yang telah

dibakukan oleh komunitasnya. Pemimpin yang lahir secara alamiah tanpa melalui proses pemilihan secara organisatoris biasanya bersifat informal dan tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun wilayah kekuasaan serta tanggungjawab yang jelas. Jenis pemimpin seperti ini memiliki karakteristik dimana kepemimpinannya tidak bisa dilihat dengan jelas tapi

(2)

menentukan keberlangsungan kehidupan bermasyarakat. Contoh pemimpin jenis ini adalah para ulama, tokoh masyarakat, kepala suku dan ketua adat.

Kebalikan dari pemimpin ini adalah pemimpin formal, yaitu pemimpin yang keberadaannya karena dipilih melalui mekanisme organisasi yang formal. Pemimpin formal atau disebut juga pemimpin fungsional (funcional leader) pada umumnya memiliki legitimasi yang lebih jelas dengan batas-batas kewenangan tertentu.

Beragamnya jenis komunitas masyarakat melahirkan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tipe dan

karakteristik masyarakat akan membentuk tipe kepemimpinan yang berbeda pula. Maka ada tipe pemimpin institusional yang diangkat karena pengaruhnya di masyarakat, tipe pemimpin dominan yang diangkat karena keunggulan dan

keistimewaannya, serta tipe pemimpin persuasive yang diangkat karena kemampuannya dalam membujuk dan meyakinkan orang lain.

Dalam setiap kelompok manusia selalu dibutuhkan pemimpin dan kepemimpinan, sebab di satu pihak ada yang punya keterbatasan kemampuan untuk memimpin dan ada yang punya kelebihan untuk memimpin

Keberhasilan organisasi maupun komunitas masyarakat dalam mewujudkan cita-cita luhurnya sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpinnya dalam mengatur dan

mengendalikan kepemimpinannya.

B.KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

(3)

kepemimpinan. Islam tidak membenarkan adanya komunitas tanpa adanya pemimpin.

1.Pengetian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”. Dari kata dasar ini lahir beberapa istilah antara lain : pemimpin (orang yang memimpin), kepemimpinan (gaya atau sifat pemimpin), pimpinan (kelompok pemimpin), terpimpin (orang yang dipimpin) dan keterpimpinan (sifat orang yang dipimpin). Dari beberapa istilah tersebut, kepemimpinan memiliki banyak pengertian, antara lain : orang atau kelompok yang memimpin, seluruh usaha memimpin, kemahiran seseorang untuk memimpin, atau wibawa sang pemimpin.

Untuk mendefinisikan kepemimpinan (leadership) kebanyakan para ahli mendefinisikan menurut pandangan pibadi mereka, sehingga ada banyak pengertian

kepemimpinan. Sutarto (2006:25) menyebutkan setidaknya ada 40 definisi kepemimpinan dari para pakar yang pada prinsipnya bisa disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan

mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1

Menurut Muhammad Ali Aziz kepemimpinan adalah pelaksanaan otoritas seseorang dengan pola yang konsisten untuk mempengaruhi orang lain untuk memecahkan suatu persoalan bersama atau mencapai tujuan tertentu.2

Pengertian ini mengandung 4 (empat) unsur, yaitu :

1 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press), hlm.25

(4)

a. Adanya orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan

b. Adanya orang yang dipengaruhi atau pengikut

c. Adanya kegiatan tertentu untuk menggerakan pengikut d. Adanya tujuan yang hendak dicapai.

2.Klasifikasi Pemimpin

Ada macam-macam cara atau patokan untuk mengklasifikasikan pemimpin-pemimpin, antara lain: a. Menurut legalitas organisasinya, pemimpin dibedakan

menjadi :

1. Pemimpin formal 2. Pemimpin informal

b. Menurut bidang garapannya dapat dibedakan menjadi: 1. Pemimpin bidang ekonomi;

2. Pemimpin bidang agama; 3. Pemimpin bidang politik; 4. Pemimpin bidang pendidikan; 5. Pemimpin bidang adat.

c. Ditinjau dari sudut scope jangkauannya dapat disebut adanya:

1. Pemimpin lokal; 2. Pemimpin regional; 3. Pemimpin nasional; 4. Pemimpin internasional.

d. Menurut scope kepemimpinan dapat dibedakan: 1. Pemimpin monomorfik yaitu pemimpin dalam satu

bidang saja

2. Pemimpin polimorfik yaitu pemimpin yang bergerak dalam berbagai bidang.

(5)

1. Pemimpin paternalistik 2. Pemimpin otokratik 3. Pemimpin demokratik 4. Pemimpin kharismatik 3.Kepemimpinan Dalam Islam

Dalam literatur Islam, kepemimpinan dikemukakan dalam beberapa istilah, antara lain : imamah, imaroh, ri’ayah, khilafah, tawliya’, riasah, dan mamlakah.

Pemimpinnya disebut imam, amir, ra’i, khalifah, waliy, rais dan malik.

Kepemimpinan merupakan unsur strategis dalam perkembangan peradabanmanusia. Islam sendiri

menganjurkan setiap kelompok untuk memiliki pemimpin yang harus ditaati dalam koridor kebenaran. Firman Allah dalam Al-Qur’an :

       

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS.An-Nisa :59)3

Dalam ayat ini sasaran perintahnya adalah umat Islam, bukan keseluruhan umat manusia, sehingga pemimpin yang diperintahkan untuk ditaati harus seorang muslim. Dalam

(6)

ayat di atas terdapat kata at}i>’u> allah wa at}i>’u> al-rasu>l (taatilah Allah dan Rosul-Nya), dan tidak ada kata-kata itu untuk pemimpin (uliy al-amri). Hal ini menunjukan bahwa kepatuhan mutlak hanya untuk Allah dan Rosul-Nya semata. Sedangkan kepatuhan kepada pemimpin bersifat kondisional. Artinya jika keputusan pemimpin sesuai dengan perintah Allah dan Rosul-Nya, maka ia wajib dipatuhi.

Sebaliknya jika berlawanan dengan petunjuk Allah dan Rosul-Nya maka ia tidak wajib ditaati.4

Istilah uliy al-amri berasal dari kata uliy yang artinya orang yang punya dan al-amr bentuk jamaknya al-umur artinya perkara atau urusan. Sehingga uliy al-amri artinya pemimpin yang bertanggung jawab atas segala urusan umat. uliy al-amri juga bisa diartikan pemimpin yang memiliki perintah, otoritas dan kekuasaan yang bisa

diginakan untuk mempengaruhi orang lain, karena sesorang mudah dipengaruhi oleh orang lain yang memiliki kelebihan dari dirinya. Kelebihan tersebut dapat berupa ilmu

pengetahuan, fisik, kekuatan, kekuasaan, atau lainnya. Untuk itu uliy al-amri ahli tafsir diartikan dengan ulama sebagai representasi pemimpin non formal atau penguasa yang merupakan pemimpin formal.

C.PEMIMPIN FORMAL

1.Pengertian Pemimpin Formal

Pemimpin formal adalah pemimpin yang dipilih melalui mekanisme organisasi yang formal. Keberadaan pemimpin formal biasanya diangkat secara resmi dalam jabatan kepemimpinan, diatur dalam organisasi yang memiliki aturan dasar, tergambar dalam suatu bagan struktur

(7)

organisasi. Pemimpin formal memiliki legitimasi yang jelas dan berstatus resmi dengan batas-batas kewenangan tertentu. Dengan kata lain pemimpin formal adalah orang yang menjadi pemimpin karena legalitasnya. Misalnya, karena ia terpilih secara sah melalui pemilu atau kongres atau muktamar atau kegiatan pemilihan lain. Yang

bersangkutan telah memenuhi semua peraturan yang ada. Pemimpin formal sering dikenal dengan sebutan kepala.

Pemimpin formal pada umunya berada pada lembaga formal juga, dan keputusan pengangkatannya sebagai pemimpin berdasarkan surat keputusan yang formal.

Seorang pemimpin formal bisa saja hanyalah seorang kepala yang memiliki wewenang sah berdasarkan ketentuan formal untuk mengelola anggotanya atau dalam organisasi

memiliki wewenang untuk membawahi dan memberi perintah pada bawahannya.

Seorang pemimpin formal dinilai oleh masyarakat atau anggotanya berdasarkan hasil-hasil yang dicapainya,

sehingga pengakuan kepemimpinannya disamping

ditentukan oleh jiwa kepemimpinannya juga oleh prestasi atau hasil kerja yang mampu memenuhi kebutuhan

anggotanya.

Diantara jabatan yang masuk kategori pemimpin formal adalah direktur perusahaan, pejabat pemerintah, ketua organisasi profesi, ketua organisasi sosial keagamaan dan kepala sekolah.

2.Ciri-ciri Pemimpin Formal

(8)

b. Memperoleh dukungan dari organisasi formal dan mempunyai atasan.

c. Harus memenuhi persyaratan formal d. Mendapat kenaikan pangkat

e. Dapat dimutasikan

f. Memperoleh imbalan akan balas jasa materiel imateriel. g. Bila melakukan kesalahan dapat dikenai sanksi atau

hukuman.

h. Selama menjadi pemimpin berhak mengatur sepenuhnya organisasi yang dipimpinnya.

3.Kualifikasi Pemimpin Formal

Untuk menduduki jabatan formal seorang pemimpin harus memiliki kualifikasi tertentu yang sesuai dengan jenis kepemimpinannya. Setiap instansi/lembaga atau organisasi, metetapkan kualifikasi pemimpin yang dikehendaki oleh lembaga atau organisasi tersebut.

Sebagai contoh, kepemimpinan militer Angkatan Darat AS misalnya, menetapkan kualifikasi pemimpin militer sebagai berikut : yakin, berani, berintegritas, pengambil keputusan, adil, tabah, taktis, berinisiatif, tenang, dewasa, berkembang, berkemauan keras, assertiveness, candor, punya rasa humor tinggi, berkompeten, berkomitmen, kreatif, disiplin tinggi, rendah hati, fleksibel, berbelas kasihan atau berempati.5

Dalam dunia pewayangan dikenal adanya istilah Hasta Brata (Delapan Sifat Pemimpin), yaitu seperti:

a. tanah (pemurah dan penuh belas kasihan), b. air (sederhana dan mau turun ke bawah), c. angin (mampu merembes ke mana-mana),

(9)

d. laut (lapang dada, mau menerima pendapat orang lain), e. bulan (menambah ilmu pengetahuan sehingga mampu

memberikan penerangan),

f. matahari (memberi dorongan kekuatan dan pertolongan), g. bintang (menjadi penuntun dan panutan)

h. api (memegang prinsip keadilan)

Kepemimpinan hasta brata ini bersesuaian dengan kerja-kerja seorang pemimpin formal dalam berinteraksi dengan masyarakatnya.

Selanjutnya dari nilai-nilai kebudayaan luhur bangsa indonesia, dikembangkan pula kualifikasi kepemimpinan yang khas Indonesia, yang dikenal dengan "Sebelas Asas Kepemimpinan Pancasila".

1. Taqwa - beriman kepada Tuhan yang Maha Esa dan taat kepada-Nya

2. Hing Ngarso Sung Tulodo - mampu menjadi teladan

3. Hing Madyo Mangun Karso - membangun semangat dan ketabahan

4. Tut Wuri Handayani - mempengaruhi dan memberikan dorongan dari belakang

5. Waspodo Purbowaseso - selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani memberi koreksi

6. Ambeg Paramarta - dapat menetapkan skala prioritas

7. Prasojo - sederhana

(10)

9. Gemi Nastiti - hemat - "sak butuhe, sak perlune, sak cukupe, sak mestine, sak benere, sak kepenake"

10.Beloko - terus terang

11.Legawa - siap untuk proses regenerasi6

Secara umum, kualifikasi pemimpin formal dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan manajerial. Hal ini terkait pemimpin sebagai seorang manajer yang dituntut untuk

menjalankan fungsi manajemen yakni planning,

organizing, actuating dan controling dalam organisasi yang dipimpinnya

2. Banyak mengetahui tentang pekerjaan khusus dan memiliki kemahiran teknis. Pemimpin formal akan

dihadapkan pada kerja-kerja teknis yang membutuhkan keterampilan khusus dalam pengerjaannya.

3. Kemampuan berkomunikasi. Dalam menjalankan kewajibannya, Pemimpin formal dituntut untuk bisa

berkomunikasi dengan atasannya yang memberi mandat dan juga bawahannya selaku pelaksana kegiatan

organisasi. Untuk itu seorang pemimpin formal harus bisa berkomunikasi dengan baik.

4. Penampilan baik. Pemimpin formal berbeda dengan pemimpin sosial dalam hal penampilan. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan pemimpin formal yang lebih banyak berhubungan dengan lembaga formal yang lain, misalnya harus memimpin atau menghadiri rapat-rapat resmi, menyambut tamu dari instansi lain dan sebagainya.

(11)

5. Berani mengambil keputusan. Organisasi formal tidak bisa lepas dari kerja-kerja dalam rangka pemenuhan target dan tujuan bersama. Perjalanan sebuah lembaga formal dalam pencapaian visi misinya meniscayakan

persentuhan dengan dilema yang harus dipecahkan. Di sinilah kemampuan mengambil keputusan sangat

diperlukan oleh seorang pemimpin

6. Senang bekerjasama. Pemimpin formal bekerja dituntut untuk bekerja secara tim. Ia tidak mungkin mengerjakan seluruh pekerjaan organisasi sendirian. Maka dari itu seorang pemimpin formal harus bisa bekerja sama dengan seluruh anggota tim. Hal ini akan terlaksana

dengan baik jika pemimpin tersebut senang bekerja sama. Semua kualifikasi tersebut di atas merupakan kualifikasi ideal seorang pemimpin formal. Bila kualifikasi ini bisa

terpenuhi dalam diri seorang pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.

4.Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Formal

Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-persyaratan tertentu seperti ; latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, usia, kompetensi dan integritas. Oleh sebab itu kepala sekolah adalah

pemimpin formal sebab pengangkatannya melalui proses dan prosedur yang didasarkan pada peraturan yang berlaku.

(12)

memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional. Standar kepala sekolah/madrasah terdiri dari Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi.

Standar kualifikasi bagi kepala sekolah terdiri atas kualifikasi umum dan kualifikasi khusus. Adapun kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah antara lain :

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;

b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggitingginya 56 tahun;

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau

lembaga yang berwenang.7

Kualifikasi khusus yang harus dimiliki seorang kepala sekolah/madrasah antara lain :

a. Berstatus sebagi pendidik pada satuan pendidikan

b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/SD/SMP/SMA sederajat

c. Memiliki sertifikat kepala satuan pendidikan.

D. PEMIMPIN SOSIAL

1.Pengertian Pemimpin Sosial

(13)

Pemimpin sosial yang merupakan bagian dari pemimpin non formal adalah pemimpin yang lahir secara alamiah di masyarakat tanpa melalui proses pemilihan secara

organisatoris karena memiliki kemampuan atau kelebihan yg menonjol yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan.

Pemimpin sosial tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun wilayah kekuasaan. Jenis pemimpin seperti ini memiliki karakteristik dimana kepemimpinannya tidak bisa dilihat dengan jelas tapi pengaruhnya secara psikologis terasa sangan kuat dalam menentukan keberlangsungan kehidupan bermasyarakat. Contoh pemimpin jenis ini adalah para ulama, tokoh masyarakat, kepala suku dan ketua adat.

Dengan kekuatan pribadinya, pemimpin sosial mampu mempengaruhi tindakan suatu kelompok masyarakat baik dalam arti positif maupun negatif. Dalam Islam, pemimpin sosial muncul dalam sosok ulama, ustadz, kyai atau tokoh masyarakat.

Keberadaan pemimpin sosial di masyarakat turut memainkan peran dalam perkembangan sosial budaya masyarakat dan turut mewarnai sejarah. Bahkan

(14)

jihad yang diserukan oleh Hasyim Asy’ari, seorang ulama besar yang menjadi panutan masyarakat pada saat itu.

Peranan pemimpin sosial terkadang melampaui keberadaan pemimpin formal. Sehingga tidak dapat dipungkiri banyak pemimpin formal yang acap kali

membutuhkan bantuan atau meminta restu pemimpin sosial dalam menjalankan perananya. Secara basis, pada

umumnya pemimpin sosial memiliki massa yang kuat dan mengakar dengan tingkat fanatisme yang tinggi. Hal inilah yang membuat pemimpin sosial memiliki peranan yang amat besar dalam membentuk peradaban masyarakat. 2.Kualifikasi Pemimpin Sosial

Pemimpin sosial mampu tampil menjadi idola dan

pilihan masyarakat karena beberapa kualifikasi, diantaranya adalah :

a. Memiliki kelebihan yang menonjol yang tidak dimiliki orang kebanyakan

b. Memiliki kekuatan pribadi (kharisma) yang mampu memikat hati orang lain

c. Kemampuan menyelesaikan berbagai persoalan melalui ide dan tindakan

d. Keberanian melakukan terobosan-terobosan di luar kebiasaan dalam rangka menyelesaiakan masalah-masalah besar.

e. Memiliki kemuliaan akhlak

f. Mau mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain Dalam budaya Jawa dikenal beberapa istilah penting berkaitan dengan kualifikasi kepemimpinan.

(15)

c.Bandel (berdaya tahan besar, ulet dan tahan uji) d. Kandel (dapat mengatasi segala kesulitan, dapat

menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak terkalahkan) Seorang pemimpin juga haruslah seorang yang tetep (konsisten), mantep (konsekuen), dan antep (berbobot, bermutu, dan digdaya). Ki Hadjar Dewantara menggunakan istilah singkat "neng, ning, nung, nang" yang berarti

meneng (tentram dan damai), bening (jernih dan murni), hanung (memiliki kemampuan), dan menang (mampu berdiri tetap).

Kualfikasi versi filosofi jawa ini dalam prakteknya lebih dekat kepada kualifikasi pemimpin sosial yang menjadi panutan masyarakat.

E. PERBEDAAN KUALIFIKASI PEMIMPIN FORMAL DAN PEMIMPIN SOSIAL

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa ada persamaan dan perbedaan kualifikasi pemimpin formal dan pemimpin sosial. Secara mendasar, antara pemimpin formal dan pemimpin sosial memiliki kualifikasi yang sama, yaitu : 1. Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk bertindak; 2. Mempunyai cita-cita yang hendak diwujudkan;

3. Mempunyai kelebihan/kemampuan melebihi dari yang lain; 4. Mendapat kepercayaan dari orang lain.

Adapun perbedaan kualifikasi pemimpin formal dengan pemimpin sosial antara lain :

(16)

dituntut un menyelesaikan pencapaian target

organisasi/lembaga yang mengangkatnya sehingga harus merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengontrol kerja-kerja organisasi sedang pemimpin sosial tidak ada tuntutan untuk memenuhi target-taret tertentu karena ia tidak diangkat oleh institusi tertentu.

2. Pemimpin formal disyaratkan memiliki kualifikasi

pendidikan formal sampai batas tertentu, misalnya : untuk bisa menjadi kepala sekolah minimal berpendidikan S1, untuk menjadi pimpinan parpol minimal berijasah SMA dan seterusnya. Berbeda dengan pemimpin sosial yang tidak ada syarat akademik. Karena pemimpin sosial diangkat secara alamiah oleh masyarakat karena kepercayaan masyarakat terhadapnya.

3. Pemimpin formal harus menguasai pengetahuan khusus ataupun keterampilan teknis sesuai bidang yang

dipimpinnya, sebagai contoh : serang kepala dinas pertanian dia harus memiliki pengetahuan tentang pertanian, kepala sekolah harus memiliki keterampilan membuat perangkat pembelajaran dan seterusnya.

Sedangkan pemimpin sosial dia tidak ada tuntutan untuk menguasai pengetahuan khusus. Jika ia memiliki itu bukan sebagai persyaratan sebelum menjadi pemimpin sosial. 4. Pemimpin formal dituntut untuk berpenampilan baik,

misalnya harus berdasi, berseragam, dan memakai atribut tertentu. Hal ini sangat berlawanan dengan pemimpin sosial yang tidak mengutamakan penampilan.

(17)

karena wibawanya di hadapan anggota. Hal inilah yang menyebabkan banyak pemimpin formal yang diturunkan paksa oleh anggotanya bahkan dengan kekerasan. Hal serupa sangat jarang terjadi pada pemimpin sosial, karena keberadaan pemimpin sosial adalah muncul dari suara masyarakat yang menghendaki tampilnya sosok pemimpin yang menjadi panutan mereka. Orang yang menjadi

pemimpin sosial biasanya memiliki wibawa dan kharisma atau daya tarik yang tinggi di hadapan pengikutnya.

Secara terperinci perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Disyaratkan Tidak

disyaratkan 3 Pengetahuan

khusus/Keterampila n teknis

Dituntut untuk

memiliki Tidak harus memiliki

4 Penampilan baik Dituntut untuk berpenampilan baik

Tidak

mengutamakan penampilan 5 Senang bekerja

sama Harus bisa bekerja sam dengan tim

Menjalankan fungsi

kepemimpinan sendiri

7 Kharisma Tidak semua

memiliki Memiliki kharisma tinggi 8 Konsistensi Kondisional Kebanyakan

(18)

kepentingan umum an kepentingan umum

10 Berakhlak mulia Normatif Substantif

F. KONSEP KEPEMIMPINAN ULUL ALBAB

Bila melihat teori kepemimpinan yang berkembang di dunia pendidikan pada khususnya, maka yang dijumpai

kebanyakan adalah teori kepemimpinan barat yang cenderung sekuler. Padahal Islam telah memberikan pedoman paling ideal dalam membangun konsepsi kepemimpinan melalui al-Qur'an.

Urgensi kepemimpinan Islam yang membedakan dengan kepemimpinan sekuler adalah pada bangunan moral yang melandasi seluruh kerja organisasi. Oleh karena itu, pemimpin dalam pandangan Islam tidak boleh lepas dari empat kekuatan spiritual berupa iman, islam, taqwa dan ihsan. Prinsip ini

kemudian tercover dalam konsep kepemimpinan ulul albab. Istilah ulul albab sendiri banyak disebut dalam al-Qur'an sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat : 269

                  

Artinya : Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan

Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat

mengambil pelajaran (dari firman Allah) (QS. al-Baqarah : 269).8

Kata albab adalah bentuk jamak dari lubb yang secara bahasa berarti saripati sesuatu. Dengan demikian Ulul Albab adalah orang yang memiliki akal yang murni, yang tidak diselubung oleh kulit, yakni kabut ide yang dapat melahirkan

(19)

kekacauan dalam berpikir.9Ulul Albab digambarkan sebagai

sosok intelektual yang mempunyai kedalaman spiritual,

pengetahuan yang luas, dan mempunyai kemauan kuat untuk melakukan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik lewat tindakan maupun keteladanan. Dengan karakter tersebut, Ulul Albab disebut-sebut sebagai sosok pemimpin ideal yang akan mampu mengemban amanah sebagai khalifatullah fil ardh.

Konsep Ulul Albab telah dikembangkan dan menjadi model kepemimpinan di UIN Malang. Menurut Imam

Suprayogo, konsep dasar Ulul Albab terdiri dari tiga prinsip yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya berupa zikir, pikir dan amal saleh. Zikir merupakan komunikasi yang mendalam seorang hamba dengan dengan Khaliqnya. Pikir adalah upaya menggunakan akal budi untuk

memeprtimbangkan dan memutuskan sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sedangkan amal saleh adalah aktifitas perbuatan seseorang yang dilakukan secara tepat dan pas. Ketiga prinsip tersebut menjadi prinsip dasar yang dibangun untuk pengembangan model kepemimpinan Ulul Albab.10

Bangunan konsep Ulul Albab Leadership Model dibangun atas empat kekuatan yaitu :

1. Kedalaman spiritual (spiritual deepness) sebagai sumber dorongan atau motivasi dalam beramal

2. Keagungan akhlak (ethical conduct) sebagai landasan dalam komunikasi

3. Keluasan ilmu (science broadness) sebagai buah dari upaya memahami konsep-konsep ajaran Islam

9 Jamal Lulail Yunus. Leadership Model; Konsep Dasar, Dimensi Kinerja, dan Gaya Kepemimpinan. (Malang : UIN Malang Press) hlm.67

(20)

4. Kematangan profesional (professional maturity) sebagai hasil yang diharapkan dari pemahaman dan penguasaan ketrampilan manajerial.

G. KESIMPULAN

1. Dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terbentuk melalui dua jalan, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership) yang melahirkan pemimpin formal dan kepemimpinan informal (informal leadership) yang melahirkan pemimpin informal.

2. Pemimpin formal adalah pemimpin yang dipilih melalui mekanisme organisasi yang formal. Pemimpin formal memiliki legitimasi yang jelas dan berstatus resmi dengan batas-batas kewenangan tertentu.

3. Pemimpin sosial adalah pemimpin yang lahir secara alamiah di masyarakat tanpa melalui proses pemilihan secara organisatoris. Pemimpin sosial tidak memiliki batasan wilayah kerja maupun wilayah kekuasaan.

4. Pemimpin formal dan pemimpin sosial memiliki kualifikasi yang berbeda. Perbedaan kualifikasi ini terjadi karena perbedaan wilayah kerja, wewnang dan tanggungjawab yang juga berbeda.

5. Perbedaan mendasar dalam kualifikasi pemimpin formal dan pemimpin sosial antar lain : kemampuan manajerial, kualifikasi pendidikan, keterampilan teknis, penampilan dan kharisma.

6. Konsep kepemimpinan Ulul Albab adalah kontruksi

kepemimpinan Islam yang mendasarkan pada trilogi prinsip yang saling berkaitan yakni dzikir, pikir adn amal.

(21)

model-model kepemimpinan yang kebanyakan berasal dari teori barat.

DAFTAR PUSTAKA

Ainur Rohim Faqih dan Iip Wijayanto. 2001. Kepemimpinan Islam. Yogyakarta : UII Press.

Andrew J. Dubrin. 2005. The Complete Ideal’s Leadership. Terj. Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Prenada.

Jamal Lulail Yunus. 2009. Leadership Model; Konsep Dasar, Dimensi Kinerja, dan Gaya Kepemimpinan. Malang : UIN Malang Press.

James M. Kauzes dan Barry Z.Posner. 2004. The Leadership Chalengge. terj. Revyani Sjahrial. Jakarta: Erlangga.

Muhammad Ali Aziz. 2009. Kepemimpinan Islam di Indonesia. Yogyakarta : Harokat Media

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Sutarto. 2006. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

(22)

Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Rajawali Pers.

Gambar

tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Budaya Kerja, lklim Organisasi Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan Kota Sima..

Pasal 18 UUPK menyatakan : Pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa untuk tujuan di perdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausul baku pada setiap dokumen

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis aplikasi android sistem pengapian elektronik pada kompetensi dasar memahami

1) Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi acuan pemahaman bagi perusahaan mengenai pengungkapan sustainability report dan pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja RSUD Kabupaten Ogan Ilir ditinjau berdasarkan empat perspektif dalam metode Balanced Scorecard yaitu perspektif

maksimal, mengingat ruang penyimpanan yang kurang efektif; Proses pendistribusian logistik BPBD Provinsi Sulawesi Selatan mempertimbangkan kerawanan bencana tiap daerah;

Penyakit Kardiovaskuler (Bagian Gizi) KULIAH: Penyakit Jantung Rematik (dr. Yanna Indrayana SpJP) PRESENTASI PENUGASAN KELOMPOK V PJ dr. Basuki Rahmat SpJP) DISKUSI TUTORIAL II