• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Pendahuluan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

§  Pendahuluan

§  Pemahaman Kebijakan, Geopark dan GeoTourism

§  Rona Eksisting

§  Permasalahan dan Potensi Pengembangan

§  Visi, Misi, Skenario dan Strategi Pengembangan

§  Rencana Aksi 2018-2038

§  Perancangan Geosites Prioritas

(3)

PENDAHULUAN

(4)

PENDAHULUAN

•  Indonesia adalah Negeri yang bertabur keberagaman warisan atau pusaka alam dan budaya;

•  Pembangunan kepariwisataan dibangun berdasar pada keperibadian / jati diri, karakter Indonesia, dan kemandirian;

•  Diundangkannya UU 10/2009 tentang Kepariwisataan dan PP 50/2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025.

(5)

PENDAHULUAN

2

Pemahaman

Kebijakan dan

Geopark

(6)

PENDAHULUAN

Pokok-pokok

Kebijakan

Pembangunan

Kepariwisataan

Kebijakan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Visi Pembangunan Kepariwisataan Nasional adalah terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu men-dorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat (Peraturan Pemerintah Repu-blik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011).

Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Kepariwisataan Nasional tersebut ditempuh mela-lui 4 (empat) Misi Pembangunan Kepariwisataan Nasional meliputi pengembangan :

• 

Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat ;

• 

Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk mening-katkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ;

• 

Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya ; dan

• 

Organisasi Pemerintah , Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya ma-nusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

(7)

PENDAHULUAN

Strategi

Pengembangan

Kepariwisataan

Nasional

Pengembangan Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan (Sustainability)

Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata yang Berkelanjutan (sustainability), maka strategi diarahkan dengan :

• 

Peningkatan konsolidasi akses transportasi mancanegara dan dalam negeri, terutama ke 10 (sepuluh) tujuan pariwisata Indonesia ;

• 

Perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata serta meningkatkan kualitas dan standar pelayanan minimum pariwisata ;

• 

Penataan dan diversifikasi daya tarik wisata alam bahari, wisata budaya dan wisata buatan termasuk event dan olah raga ;

• 

Pengembangan kawasan strategis pariwisata berbasis wisata bahari, alam, dan budaya di luar Jawa dan Bali ;

• 

Pengembangan destinasi pariwisata di pulau-pulau terdepan, terluar, dan wilayah perbatasan ;

• 

Pengembangan daya tarik wisata dan inovasi produk yang berbasis lingkungan ;

• 

Peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas stakeholders pengembangan daya tarik wisata ;

• 

Penataan kebijakan dan manajemen daya tarik wisata dan produk pariwisata ;

• 

Pemanfaatan media cetak, elektronik dan public figure dan media kesenian tradisional ;

• 

Pengamanan dan kenyamanan oleh masyarakat di destinasi pariwisata ;

• 

Peningkatan pemberdayaan masyarakat di perdesaan melalui peningkatan PNPM Mandiri bidang pariwisata ;

• 

Peningkatan efektifitas pengelolaan destinasi pariwisata melalui peningkatan koordinasi dan keterpaduan pembangunan pariwisata dan Destination Management Organization (DMO) ;

• 

Peningkatan dan penguatan basis data dan informasi destinasi dan PNPM Mandiri bidang pariwisata.

Peningkatan Kesadaran dan Pemahaman Jati Diri dan Karakter Bangsa

Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan Peningkatan Kesadaran dan Pemahaman Jati Diri dan Karakter Bangsa, maka strategi diarahkan dengan :

• 

Peningkatan internalisasi nilai-nilai budaya yang mendukung pembangunan ka-rakter dan pekerti bangsa ;

• 

Peningkatan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai tradisi ;

• 

Peningkatan pemberdayaan komunitas adat ;

(8)

PENDAHULUAN

Kebijakan-kebijakan penunjang dalam pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2013-2018, yaitu :

• 

Peningkatan pelestarian kebudayaan daerah

• 

Pengembangan pemasaran melalui sistem informasi teknologi yang berorientasi kepada peningkatan ekonomi daerah, masyarakat dan usaha pariwisata

• 

Pengembangan destinasi yang berdaya saing dan peningkatan industri pariwisata yang berkelanjutan

• 

Peningkatan kerjasama dan koordinasi strategis lintas sektor

• 

Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik

• 

Peningkatan dan pengembangan wirausaha baru berbasis ekonomi kreatif dalam mendukung pariwisata.

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Provinsi

Sumatera Utara

(9)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Samosir

Berdasarkan RTRW Kabupaten Samosir Tahun 2011- 2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Samosir adalah :

• 

Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur budaya lokal untuk mencapai Samosir sebagai Bona ni Pinasa yang lebih indah dan lebih damai menuju masyarakat sejahtera.

• 

Sedangkan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut : (1) Kawasan peruntukan pariwisata, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) huruf g, meliputi:

ü 

pengembangan pariwisata budaya;

ü 

pengembangan pariwisata alam; dan

(10)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Toba Samosir

Berdasarkan RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011- 2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah :

• 

Mewujudkan pengembangan wilayah Kabupaten secara merata, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan mengandalkan sektor unggulan pertanian, industri, dan pariwisata menuju masyarakat mandiri dan sejahtera.

• 

Sedangkan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut :

• 

Kawasan Peruntukan Pariwisata

• 

(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 huruf g, meliputi :

• 

kawasan peruntukan pariwisata budaya;

• 

kawasan peruntukan pariwisata alam;

• 

kawasan peruntukan pariwisata buatan; dan

• 

kawasan pariwisata minat khusus.

(11)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Tapanuli Utara

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011- 2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara adalah :

• 

Mewujudkan Penataan Ruang Kabupaten Tapanuli Utara Berbasis Pertanian dan Agroindustri yang didukung Sektor Pariwisata, Pertambangan dan Energi yang Produktif, Efisien, Aman dan Nyaman Dengan Memperhatikan Pemerataan Pembangunan Wilayah, Mitigasi Bencana serta Pembangunan yang Berkelanjutan.

(12)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Humbang

Hasundutan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Humbang Hasundutan dalam proses penyusunan

(13)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten Dairi

Berdasarkan RTRW Kabupaten Dairi Tahun 2011- 2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Dairi adalah untuk: “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Dairi Yang Sejahtera Berbasiskan Agro dan Pariwisata Yang Berwawasan Lingkungan”.

• 

Sedangkan kebijkan dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Dairi adalah sebagai berikut : Jenis obyek wisata di Kabupaten Dairi terdiri dari wisata alam, wisata sejarah dan wisata budaya.

(14)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten Karo

Berdasarkan RTRW Kabupaten Karo Tahun 2011-2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Karo adalah :

• 

Mewujudkan Kabupaten Karo sebagai kawasan pertanian dan pariwisata berbasis agribisnis yang aman, nyaman, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

• 

Sedangkan kebijakan dan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Karo adalah sebagai berikut:

ü 

Kawasan peruntukan pariwisata meliputi :

• 

pariwisata alam;

• 

pariwisata budaya; dan

• 

pariwisata buatan.

(15)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Simalungun

Berdasarkan RTRW Kabupaten Simalungun Tahun 2011- 2031 tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun adalah :

• 

Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berbasis pertanian, agroindustri dan pariwisata melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan berdasarkan falsafah “Habonaron do Bona”

(16)

PENDAHULUAN

• 

Menurut Ibrahim Komoo (2003), gagasan pelestarian/konservasi tinggalan geologi berawal dari keinginan untuk melindungi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti : nilai intrinsik, heritage dan ekologi.

• 

Akan tetapi, beberapa tinggalan geologi terletak pada daerah yang terbangun dan aktivitas ekonomi telah berlangsung di dalamnya, sehingga proteksi dan konservasi tinggalan geologi tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, integrasi antara konservasi dan keberlanjutan penggunaan di bawah kerangka regulasi dari pemerintah perlu mendapat perhatian yang utama.

• 

Inovasi pendekatan terhadap gagasan integrasi tersebut telah diperkenalkan oleh UNESCO dengan suatu inisiasi yang disebut “Geopark”.

• 

Konsep inisiasi tentang geopark harus menjadi suatu cara mendapatkan pemahaman terbaik tentang tinggalan geologi dan penggunaan sumber daya alamnya melalui kesadaran publik terhadap hubungan keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Geopark juga dapat difungsikan untuk kegiatan ekonomi, khususnya geotourism.

(17)

Sejarah

Geopark

• 

Konferensi Umum UNESCO 1997 menyetujui insiatif mempromosikan jaringan global (global network) dari geosites yang memiliki keunikan tinggalan geologi untuk dikembangkan sebagai pendorong usaha konservasi dan memperkenalkan tinggalan geologi secara global/ internasional.

• 

Divisi Ilmu Bumi pada tahun 2000 memasukkan laporan studi kelayakan ‘Program Pengembangan Geopark UNESCO’ untuk mendapatkan persetujuan Dewan Eksekutif UNESCO. Situasi saat itu yang tidak menguntungkan, mengakibatkan program tersebut tidak disetujui.

• 

Di bawah UNESCO, The European Geoparks Network (EGN) didirikan pada bulan Juni 2000 yang beranggotakan empat negara, yaitu : Perancis, Jerman, Spanyol dan Yunani. Tujuan utama dari inisiatif tersebut adalah menjalin kerjasama dalam proteksi tinggalan geologi dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan yang terbatas dalam bidang ekonomi dari suatu wilayah.

• 

Sampai bulan September 2007, EGN telah memiliki 32 geoparks yang terse-bar di 13 negara di Benua Eropa (EGN, 2008).

• 

Bulan Februari 2004, Komite Penasehat UNESCO yaitu Global Geoparks Network (GGN) beranggotakan 25 geoparks yang tersebar di wilayah Eropa dan Cina sebagai anggota penggagas Jaringan Geopark Global tersebut.

• 

Kantor Koordinator GGN didirikan di Beijing, Cina pada bulan Juni 2004, serta diikuti dengan Konferensi Internasional Geopark Pertama pada tanggal 27-29 Juni 2004 yang juga diadakan di Beijing, Cina (World Geoparks Newsletter, 2005).

• 

Konferensi Internasional Geopark Pertama pada tanggal 27-29 Juni 2004 yang juga diadakan di Beijing, Cina (World Geoparks Newsletter, 2005)

• 

Pada tahun 2005 melalui Deklarasi Madonie, EGN menyatu menjadi anggota GGN untuk Benua Eropa. Sekarang GGN telah beranggotakan 56 Geoparks yang tersebar di 17 negara di empat benua.

• 

Perkembangan terakhir dari insiatif GGN adalah usulan untuk terbentuknya Asia Pasific Geoheritage and Geoparks Network (APGGN) dalam Konferensi Regional Pertama Asia Pasifik Geoparks yang diadakan dari tanggal 13-15 Nopember 2007 di Langkawi, Malaysia. Usulan ini telah disetujui oleh Pertemuan Badan GGN pada tanggal 21 Juni 2008 di Osnabruck, Jerman.

(18)

PENDAHULUAN

Pendidikan

• 

Kawasan geopark harus mampu menyediakan media bagi aktivitas-aktivitas penelitian dan pendidikan geologi, lingkungan/konservasi, dan budaya kepada masyarakat ;

• 

Keberhasilan dari suatu kawasan geopark tidak hanya bergantung kepada konten program-program pariwisata, staf yang kompeten, dukungan logistik bagi pengunjung tetapi juga bergantung kepada hubungan dengan penduduk setempat, pihak media, dan pengambil keputusan (pemerintah, tokoh masyarakat, swasta, dan lain-lain).

Perlindungan dan Konservasi

• 

Kawasan geopark harus memiliki legalitas yang dikeluarkan melalui peraturan perundang-undangan sebagai upaya perlindungan kawasan geopark tersebut;

• 

Kawasan geopark harus berkontribusi terhadap upaya konservasi geologi yang ada di dalamnya seperti bebatuan yang mewakili, sumber daya mineral, fosil, dan landform serta landscape.

Ukuran dan Letak

• 

Berdasarkan kriteria dalam Global Geoparks Network, geopark merupakan kawasan dengan batas-batas yang terdefinisi dengan jelas dan merupakan kawasan yang cukup luas untuk mengakomodir pengembangan ekonomi lokal dan budaya (khususnya pariwisata). Kawasan geopark akan menjadi kawasan yang dinilai berharga apabila dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan, keunikan, pendidikan dan/atau estetika;

• 

Kawasan geopark merupakan area geografi dimana tempat warisan geologi adalah bagian dari konsep yang menyeluruh yang meliputi perlindungan, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.

Kriteria-Kriteria

Geopark

(19)

PENDAHULUAN

Kriteria-Kriteria

Geopark

Manajemen dan Pelibatan Pihak Lokal

• 

Ciri-ciri geologi dan non-geologi di dalam geopark harus mudah diakses oleh pengunjung, saling terhubung satu dengan yang lainnya, dan dilindungi oleh sebuah badan pengelola atau kemitraan yang penuh tanggung jawab dan mendapat dukungan dari masyarakat setempat. Badan pengelola atau kemitraan sebaiknya memiliki manajemen infrastruktur yang efektif, personil yang memenuhi syarat, dan dukungan pembiayaan yang berkelanjutan ;

• 

Kawasan geopark dibangun melalui proses “bottom-up”, yang berdasarkan pada dukungan kuat dan pelibatan masyarakat lokal ;

• 

Dalam merancang dan menjalankan kawasan geopark sebaiknya melibatkan pemerintah setempat, komunitas lokal, kepentingan pihak swasta, dan lembaga riset dan pendidikan ;

• 

Identitas suatu geopark harus tampak jelas oleh pengunjung yang dicapai melalui penyajian dan strategi komunikasi yang baik untuk memperkuat “branding” yang ditawarkan dari geopark tersebut ;

• 

Aktivitas pariwisata dan ekonomi yang ada didalam kawasan geopark harus dikerjasamakan dengan komunitas lokal.

Pengembangan Ekonomi

Kawasan geopark harus mampu merangsang aktivitas ekonomi (menciptakan perusahaan-perusahaan lokal yang inovatif, usaha kecil-menengah, industri kerajinan tangan, lembaga pengembangan sumber daya manusia dan lapangan kerja bagi masyarakat yang dapat menjadi sumber-sumber pendapatan baru seperti geo-tourism dan geo-product dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

(20)

PENDAHULUAN

(21)

PENDAHULUAN

Lokasi

Lokasi geopark Kaldera Toba Geopark Kaldera Toba terletak pada 2°52’22.8”N 98°35’21.4”E - 3°00’22.8”N 98°35’21.4”E dan 2°10’18.7”N 98°52’26.5”E - 2°25’26.8”N 99°23’04.0”E. berada diwilayah Provinsi Sumatera Utara, berjarak 176 km kearah Barat Kota Medan sebagai ibukota provinsi. Meliputi kawasan di dalam dinding Kaldera Toba (kaldera rim) dan Pulau Samosir. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah administrasi dari 7 kabupaten yang mempunyai pantai di Danau Toba dengan batas kaldera rim yang sekaligus merupakan Daerah Tangkap Air (DTA) Danau Toba.

(22)

PENDAHULUAN

Fisik

Geografi

K

awasan Permukaan dan Karakteristik Geografi Fisik

Sebagai hasil Super Volcano, kawasan ini merupakan

kawasan gunungapi raksasa (kaldera volkano-tektonik)

yang membentuk danau terluas di Indonesia berukuran

sekitar 90 x 30 km2 berada pada ketinggian berjarak 904

meter dpl dengan kedalaman danau terdalam 505

meter.

Kawasan dinding Kaldera Toba memiliki morfologi

perbukitan bergelombang sampai terjal dan

lembah-lembah membentuk morfologi dataran dengan batas

caldera rim watershed Danau Toba seluas daerah 3.658

km² dan luas permukaan danau 1.103 km². Daerah

tangkapan air ini berbentuk perbukitan (43 %),

pegunungan (30 %) dengan puncak ketinggian 2.000

meter di atas permukaan laut dan dataran (27 %)

sebagai tempat masyarakat beraktifitas.

(23)

Demografi

Karakteristik Geografi Kependudukan

Populasi penduduk di Kawasan Geopark Kaldera Toba

berjumlah 263.978 jiwa yang tersebar dalam 7 (tujuh) wilayah

kabupaten adalah sebagai berikut:

•  Kabupaten Simalungun: Parapat dan Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon 14.528 jiwa; Kecamatan Haranggaol Horison 5.080 jiwa; Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean 16.201 jiwa, •  Kabupaten Toba Samosir : Kecamatan Balige 38.088 jiwa; Kecamatan Lumban Julu 8.455 jiwa, •  Kabupaten Karo : Kecamatan Merek 20.373 jiwa, •  Kabupaten Tapanuli Utara : Kecamatan Muara 13.847 jiwa, •  Kabupaten Samosir: Kecamatan Sianjur Mula-Mula 9.448 jiwa, Kecamatan Harian Boho 8.114 jiwa, Kecamatan Sitio-tio 7.341 jiwa, Kecamatan Onan Runggu 10.687 jiwa, Kecamatan Nainggolan 12.261 jiwa, Kecamatan Palipi 16.648 jiwa, Kecamatan Ronggur Nihuta 8.632 jiwa, Kecamatan Pangururan 30.468 jiwa, dan Kecamatan Simanindo 20.190 jiwa, •  Kabupaten Dairi: Silalahi, Kecamatan Silahi Sabungan 3.415 jiwa, •  Kabupaten Humbahas: Kecamatan Paranginan 13.065 jiwa; Kecamatan Bakti Raja 7.136 jiwa.

(24)

PENDAHULUAN

Morfologi

Geologi

Batuan Dasar di Sekitar Danau Toba

Kawasan Danau Toba temasuk dalam Peta Geologi

skala 1:250.000, Lembar Pematang Siantar dan

Sidikalang. Kawasan ini beralaskan batuan berumur

Paleo-Mesozoik dari runtunan batuan malihan berupa

filit dan batu sabak dengan sisipan lensa batu gamping,

kuarsit dan lapisan batu lanau-batu lumpur yang

merupakan bagian dari satuan batuan Formasi

Pangururan yang memiliki kisaran umur

Permo-Karbon. Penamaan Formasi Pangururan diambil karena

runtunan satuan ini tersingkap baik di kawasan

Pangururan sehingga diambil sebagai nama tipe lokasi.

(25)

PENDAHULUAN

Batuan Volkanik

Setidaknya empat sekuen produk erupsi dikenali di

kawasan Toba, dimana masing-masing dibatasi oleh

struktur runtuhan (kaldera) yang terdapat di dalam sebuah

kaldera besar yang terbentuk menyusul erupsi 2800 km3

dari Tufa Toba Termuda (YTT) pada 74.000 tahun yang lalu

(Chesner & Rose, 1991). Tiga erupsi terakhir adalah erupsi

kaldera yang yang dicirikan oleh tiga sekuen produk

erupsinya beserta struktur-struktur kaldera runtuhannya,

yaitu Tufa Toba Tertua (OTT, 840.000 tahun), Tufa Toba

Menengah (MTT, 500.000 tahun) dan Tufa Toba Termuda

(74.000 tahun).

Morfologi

Geologi

Stratigrafi

Kaldera Toba mempunyai bentang-alam yang nyaris tidak

berbentuk sebuah gunung api sebagaimana kaldera volkanik

lainnya, karena sebagian besar sisa tubuh gunung api ini

tertutupi (tertimbun) oleh endapan piroklastika yang sangat

tebal hingga lebih dari 500 m, sehingga membentuk dataran

tinggi (plateau) dengan ketinggian berkisar antara1500-1800

m di atas permukaan laut.

(26)

PENDAHULUAN

Morfologi

Geologi

Struktur dan Tektonika

Patahan Besar Sumatera adalah patahan geser menganan

(dextral), merupakan sesar-aktif yang berhubungan langsung

dengan kegiatan zona subduksi disepanjang bagian barat

pulau Sumatera . Patahan Besar Sumatera terdiri dari 18 Geo

area yang umumnya membentuk zona-zona depresi

(pull-apart), meliputi sepanjang pulau Sumatera (±1700 km),

terbentuk pada zaman Kapur-Akhir (±100 juta th yl.), dimana

kegiatannya berlangsung hingga saat ini.

(27)

PENDAHULUAN

Sinopsis Sejarah Geologi

Pulau Sumatera terbentuk susun oleh beberapa mintakat seperti Woyla, Bohorok, Pegunungan 30, Pegunungan 12 dan Bukit Garba yang berasal dari pecahan benua Gondwana yang berasal dari kawasan Kutub Selatan, adalah berkaitan dengan proses pembentukan benua India yang berlangsung sejak 225 juta tahun yang lalu (Permian). Dinamika bumi ini berlanjut dengan berkembangnya sistem subduksi Sumatera yang terbentuk oleh tumbukan lempeng samudera Indo-australia yang bergerak ke utara dan menabrak lempeng benua Eurasia, yang terjadi pada zaman Kapur. Patahan Besar Sumatera adalah patahan geser menganan, meliputi sepanjang pulau Sumatera (±1700 km) yang terbentuk pada zaman Kapur-Akhir (±100 juta th yl.), dimana kegiatannya berlangsung hingga saat ini. Daerah ini merupakan zona tektonik aktif yang terbagi dalam Geoarea-Geoarea patahan yang biasanya membentuk zona-zona depresi (amblesan), geseran dan seretan pada bagian-bagian tertentu.

Morfologi

Geologi

Danau Toba dan Kaldera Toba

Dinding kaldera tersusun oleh formasi batuan tua yang terdiri dari satuan batuan meta-sedimen berumur lebih dari 300 juta tahun (Permo-Karbon), yang merupakan batuan dasar (mintakat) pembentuk pulau Sumatera yang berasal dari bongkah-bongkah (fragment) dari benua Gondwana yang terbentuk di lingkungan Kutub Selatan. Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir dengan ketinggian berkisar antara 900 hingga 1600 m di atas permukaan laut, yang terbentuk akibat pengangkatan dasar danau pasca erupsi kaldera yang terjadi pada 74.000 tahun yang lalu, sebagai akhir dari proses pencapaian kesetimbangan baru pasca-erupsi kaldera’super volcano’.

(28)

PENDAHULUAN

Danau Toba dan Kaldera Toba

Dinding kaldera tersusun oleh formasi batuan tua yang terdiri

dari satuan batuan meta-sedimen berumur lebih dari 300 juta

tahun (Permo-Karbon), yang merupakan batuan dasar

(mintakat) pembentuk pulau Sumatera yang berasal dari

bongkah-bongkah (fragment) dari benua Gondwana yang

terbentuk di lingkungan Kutub Selatan. Di tengah Danau Toba

terdapat Pulau Samosir dengan ketinggian berkisar antara 900

hingga 1600 m di atas permukaan laut, yang terbentuk akibat

pengangkatan dasar danau pasca erupsi kaldera yang terjadi

pada 74.000 tahun yang lalu, sebagai akhir dari proses

pencapaian kesetimbangan baru pasca-erupsi kaldera’super

volcano’.

(29)

PENDAHULUAN

Daftar Situs Geologi di Kawasan Geopark Kaldera Toba

Situs geologi yang terdapat di kawasan Geopark Kaldera Toba

terdiri dari 16 Geosites (enam belas) situs geologi utama yang

dapat menceritakan tema Geopark Kaldera Toba sebagai

Supervolcano

Situs

Geologi

(30)

PENDAHULUAN

Situs

Geologi

(31)

PENDAHULUAN

Situs

Geologi

(32)

PENDAHULUAN

Situs

Geologi

(33)

PENDAHULUAN

Situs

Geologi

(34)

PENDAHULUAN

Situs

Geologi

(35)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten

Samosir

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan

•  Kawasan Rumah dan Makam Kuno Raja Sidabutar di Tomok, Kecamatan Simanindo; •  Kawasan Makam Raja Lotung di Sitio-tio, Kecamatan Sitio-tio; •  Kawasan Makam Pisosomalim di Palipi, Kecamatan Palipi; •  Kawasan Makam Raja Simarmata di Pangururan; •  Lokasi yang dipercaya sebagai asal muasal Suku Bangsa Batak, yakni kawasan Pusuk Buhit di Kecamatan Sianjur Mula-mula; •  Perkampungan Tua Suku Batak Harian Boho; •  Makam Raja-raja Pangururan di Paromasan Kecamatan Pangururan; •  Tempat Permandian Boru Saroding di Kecamatan Sitio-tio; dan •  Situs Budaya Pagar Batu di Desa Pardomuan Lontung Kecamatan Simanindo. •  Danau Sidihoni (danau di atas danau), Pea Porogan di Salaon berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; •  Mata Air Tanjungan di Tomok, Pemandangan indah Tuk-Tuk Siadong, Pulau Tao dan Pulau Malau berada di Kecamatan Simanindo; •  Tano Ponggol, Pemandian Air Panas berada di Kecamatan Pangururan; •  Pemandangan Indah dari Menara Pandang Tele, Air 7 (tujuh) rasa di Sianjur Mula-mula. •  Gua Alam di Kecamatan Palipi dan Simanindo; •  Air Terjun Efrata di Kecamatan Harian; •  Air Terjun Bonan Dolok di Kecamatan Sianjur Mula-mula; dan •  Pulau Tulas di Kecamatan Sianjur Mula-mula. •  Wisata olahraga air seperti ; Jet sky, Volly Pantai, Dayung serta renang dan olah raga pantai lainnya di Kecamatan Simanindo; •  Panjat Tebing di Kecamatan Onan Runggu; •  Wisata remaja yang telah diberi sarana Pondok Remaja Lagundi di Desa Onan Runggu; •  Menara pandang Tele; •  Kebun Raya Samosir yang terletak di Palilit Desa Tomok Kecamatan Simanindo; •  Arboretum Kawasan Aek Natonang di Desa Tanjungan Kecamatan Simanindo; dan •  Wisata olahraga paralayang di Siulak hosa Kecamatan Simanindo dan di Sijambur Nabolak Kecamatan Pangururan.

(36)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten

Toba Samosir

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan

•  Kompleks Makam Sisingamangaraja XII di Pagar Batu; •  Makam DR. I.L. Nommensen di Kecamatan Sigumpar; •  Perkampungan Parmalim di kecamatan Laguboti; •  Rumah Tinggal Pisosomalim di Nagatimbul Kecamatan Bonatua Lunasi; •  Rumah Tradisional di Jangga Dolok Lumban Julu; dan •  Kompleks Taman Tugu D.I Panjaitan. •  Kawasan wisata pantai dengan arah pengembangan potensi pantai Danau Toba di Lumban Silintong, Lumban Bulbul, Janji Maria di Kecamatan Balige, Meat-Tarabunga/Tampahan, Lumban Binanga/Laguboti, Pantai Pasifik dan Pantai Pasir Putih /Porsea, Pantai Sigaol-Siregar Aek Nalas Kec.Uluan dan Pantai LongBeach Ajibata; •  Pemandian air panas di Siregar Aek Nalas Kecamatan Uluan; •  Panorama alam (pegunungan) Dolok Tolong, Bukit Holong Silaen, Bukit Senyum Motung Ajibata, dan Gurgur Tampahan; •  Air terjun di Harimo PP. Meranti, Sampuran Bonan Dolok, Air Terjun Siboruon Balige; •  Mual Sirambe Kecamatan Balige;

Wisata Alam Taman Eden Kecamatan Lumban Julu; •  Kawasan yang merupakan hasil bentukan geologi alam seperti Batu Manumpak di Kecamatan Nassau; •  Batu Basiha Desa Sibodiala; dan •  Gua Liang Sipege Kecamatan Balige. •  Museum TB Silalahi Centre di Kecamatan Balige; •  pada pusat Kawasan agrowisata pengembangan wisata potensi daerah pertanian dan taman rest house gurgur di Kecamatan Tampahan; •  Kawasan agrowisata Aek Natolu kecamatan Lumban Julu; •  Kawasan peruntukan pariwisata minat khusus meliputi Arung jeram Sungai asahan Kecamatan Meranti Pintu Pohan dan wisata Cable Car di Kecamatan Ajibata

(37)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten

Tapanuli Utara

Daya Tarik Wisata Budaya (Wisata Sejarah) Daya Tarik Wisata Budaya (Wisata Rohani) Daya Tarik Wisata Alam •  Sopo Partungkoan, Kecamatan Tarutung (wisata budaya/sejarah); •  Gua Natumandi, Kecamatan Tarutung (wisata budaya/ sejarah);dan •  Situs Hindu Hopang, Kecamatan Simangumban (wisata budaya/sejarah). •  Salib Kasih, Kecamatan Siatas Barita (wisata rohani); •  Makam Munson & Lyman di Lobu Pining, Kecamatan Adian Koting (wisata rohani); •  Kantor Pusat HKBP di Pea Raja, Kecamatan Tarutung (wisata rohani); •  Seminarium, Kecamatan Sipoholon (wisata rohani) •  Tugu Nomensen di Saitnuhita, Kecamatan Tarutung (wisata rohani); •  Onan Sitahuru di saitnihuta, Kecamatan Tarutung (wisata rohani); •  Gereja Dame di Saitnihuta, Kecamatan Tarutung (wisata rohani); •  Makam Pendeta Johansen di Pansur Napitu, Kecamatan Tarutung (wisata rohani); •  Makam Pendeta Johannes Siregar, Kecamatan Muara (wisata rohani). •  Panorama alam Hutaginjang, Kecamatan Muara (wisata alam/rekreasi); •  Pantai Muara, Kecamatan Muara (wisata alam/rekreasi); •  Air soda di Parbubu, Kecamatan Tarutung (wisata alam/rekreasi); •  Air panas di Hutabarat, Kecamatan Tarutung (wisata alam/rekreasi); •  Air panas di Saitnihuta, Kecamatan Tarutung (wisata alam/rekreasi); •  Air hangat di Ugan, Kecamatan Tarutung (wisata alam/ rekreasi); •  Air panas di Sipoholon, Kecamatan Sipoholon (wisata alam/rekreasi);dan •  Pacuan kuda, Kecamatan Siborong-borong (wisata alam/ rekreasi).

(38)

PENDAHULUAN

Kebijakan

Pengembangan

Kepariwisataan

Kabupaten

Humbang

Hasundutan

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan

• 

Rumah Tradisional Batak

di Desa Tipang

• 

Hutan

Pinus

Sipinsur

Sebaran Atraksi Wisata di

(39)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten Dairi

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Budaya (Wisata Sejarah) Daya Tarik Wisata Alam

• 

Rumah Adat Pakpak Sikabengkabeng

• 

Tugu Silahisabungan

• 

Dan lain-lain

• 

Monumen Liberty Manik

• 

Monumen Letjen. TB. Simatupang

• 

Tank Peninggalan Sejarah

• 

Dan lain-lain

• 

Danau Toba

• 

Danau Sicikecike

• 

Danau Kempawa

• 

TWI Sitinjo

(40)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten Karo

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan

•  Desa Sempajaya di Kecamatan Berastagi; •  Desa Lingga di Kecamatan Simpang Empat; dan •  Desa Dokan di Kecamatan Merek. •  Bukit Gundaling, Lau Debuk-debuk, Air Terjun Sikulikap, Panorama Doulu, •  Deleng Kutu, Taman Hutan Raya di Kecamatan Berastagi; •  Danau Lau Kawar di Kecamatan Naman Teran; •  Uruk Tuhan di Kecamatan Simpang Empat; •  Gua Liang Dahar, Air Terjun Blingking di Kecamatan Kutabuluh; •  Air Terjun Sipiso-piso, Gunung Sipiso-piso, Taman Simalem Resort, Tongging, •  Sikodon-kodon di Kecamatan Merek; •  Gua Ling-ling Gara di Kecamatan Mardingding; dan •  Gua Raci di Kecamatan Barusjahe.

(41)

PENDAHULUAN

Situs Budaya

dan Hayati

Kabupaten

Simalungun

Daya Tarik Wisata

Budaya Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Buatan

•  Makam Raja Simalungun Pernatang Purba, •  Situs Batu Gajah di Kecamatan Dolok Panribun, •  Rumah Bolon di Kecamatan Purba, •  Kramat Kubah di Kecamatan Bandar, •  Batu Silaon di Kecamatan Jorlang Hatanaan, •  Museum di Kecarnatan Siantar. Kawasan Peruntukan Pariwisata alam berada di •  Kecamatan Girsang Simpangan Bolon, •  Kecamatan Gunung Malela, •  Kecamatan Dolok Batu Nanggar, •  Kecamatan Silou Kahean, •  Kecamatan Haranggaol Horison, •  Kecamatan Dolok Pardamean, •  Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, •  Kecamatan Tanah Jawa, •  Kecamatan Hatonduhan, •  Kecamatan Raya, •  Kecamatan Pematang Sidamanik, •  Kecamatan Pematang Bandar, •  Kecamatan Bandar Huluan, •  Kecamatan Bosar Maligas, •  Kecamatan Tapian Dolok, •  Kecamatan Huta Bayu Raja.

(42)

PENDAHULUAN

(43)

PENDAHULUAN

Permasalahan

Geologi

Tekanan Eksisting di Kawasan Geopark yang Diusulkan

Kawasan Ekosistem Danau Toba merupakan salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan pertimbangan untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kualitas ekonomi, lingkungan sosial dan budaya kawasan ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh kondisi alamiah alam Danau Toba serta berbagai kegiatan atau aktivitas manusia di sekitarnya. Hal tersebut akan menjadi tekanan yang mempengaruhi kualitas atau kondisi Geopark Danau Toba yang akan diusulkan.

(44)

PENDAHULUAN

Berbagai tekanan yang terjadi saat ini terhadap ekosistem

kawasan Danau Toba secara keseluruhan (makro) dan terhadap

Kawasan Geopark Danau Toba

Penurunan Kualitas Lingkungan Kawasan Danau Toba

Penurunan kualitas lingkungan kawasan Danau Toba pada dasarnya dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia disekitarnya, terutama dari kegiatan domestik (hotel, penginapan, restoran dan pemukiman penduduk), peternakan, pertanian, budidaya perikanan, kegiatan pariwisata dan pasar tradisional serta kegiatan transportasi air. Pengaruh dari seluruh kegiatan tersebut adalah produksi sampah dan limbah yang secara langsung maupun tidak langsung akan masuk ke dalam perairan danau. Salah satu indikator visual yang menunjukkan gejala penurunan kualitas air danau adalah pertumbuhan tanaman air terutama eceng gondok pada lokasi-lokasi tertentu.

Gempa Bumi

Kegiatan tektonik hingga sekarang masih berlangsung aktif sebagaimana dibuktikan oleh seringnya terjadi gempa dangkal dan sedang di sekitar Danau Toba. Dengan ditemukannya lapisan diatomit pada elevasi 1.050 meter dpl di Pulau Samosir, maka endapan tersebut memberikan indikasi bahwa Samosir pernah menjadi dasar danau. Diduga dasar danau tersebut telah naik hingga 150 meter dari permukaan danau sekarang. Lapisan diatomit tersebut mempunyai volume sekitar 125 juta m3, dengan kadar air sekitar 40%, densitas 0,

20 dan berkualitas relatif baik.

Permasalahan

Geologi

(45)

PENDAHULUAN

Kemarau dan Pengaruhnya

Kondisi kemarau dapat menyebabkan tumbuhan kering dan terjadinya kebakaran hutan. Secara alami tumbuhan yang hidup di kawasan ini adalah sejenis Pinus. Kemarau mempengaruhi kondisi hutan di kawasan danau toba yang memiliki luasan 105.000 Hektar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017), luasan tersebut berkurang karena terjadinya penebangan pohon dan alih fungsi serta perubahan iklim.

Tanah Longsor

Keberadaan semak belukar dan alang-alang yang cukup luas pada DTA ini juga merupakan indikasi tingginya laju erosi sehingga lahan yang telah terbuka sulit membentuk formasi hutan alam kembali karena lapisan tanahnya relative tipis. Kejadian erosi atau tanah longsor secara alamiahnya dipicu oleh jenis tanahnya dimana diketahui bahwa jenis tanah pada DTA Danau Toba sekitar 97% merupakan tanah yang peka sampai dengan sangat peka.

Letusan Gunung Berapi

Sampai saat ini terdapat gunung aktif dan dibuktikan pula oleh masih terdapatnya kerucut gunung api yang sangat muda setelah terjadinya runtuhan Toba, seperti Gunung Pusuk Bukit (1.981 mdpl), Gunung Himun (1.504 mdpl) dan Gunung Sibadak (1.316 mdpl) yang terletak di bagian Tenggara Danau Toba.

Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan juga akan menjadi potensi tekanan terhadap kawasan ini mengingat dominasi pohonnya adalah pinus dan semak belukar yang secara alamiah mudah terbakar apalagi dengan adanya dampak perubahan iklim di kawasan ini.

Permasalahan

Geologi

(46)

PENDAHULUAN

Analisis

Potensi

Pengembangan

Dengan melakukan analisis SWOT (Strength-Weakness–Opportunity-Weakness) terhadap potensi Geopark Kaldera Toba (Lampiran IV), khususnya pada geosite-geositenya, maka diperoleh beberapa kekuatan (Strength) Geopark Kaldera Toba yaitu:

-  Penetapan sebagai Geopark Nasional dan salah satu dari 10 tujuan destinasi utama pariwisata nasional

-  Dapat dikembangkan menjadi wisata spesifik dengan komoditi proses alam dan lingkungan hidup antara lain : Geowisata Bakara, Geowisata Samosir, Geowisata Muara, Geowisata Tongging-Silalahi, Geowisata Parapat-Simarjarunjung dan Geowisata Toba-Balige.

-  Keberadaan Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba

-  Potensi geologi pada setiap geosite dengan masing masing geosite memiliki keunikan nilai geologi, biodiversity dan budaya.

-  Memiliki keanekaragaman hayati endemic yaitu Ihan Batak (Tor

soro), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

-  Memiliki keindahan alam yang luar biasa -  Sejarah letusan dahsyat Gunung Toba. -  Adanya kearifan lokal masyarakat

(47)

PENDAHULUAN

Kelemahan

-  Terbatasnya tenaga profesional

-  Dukungan terhadap dana pembangunan geosite masih minim -  Rendahnya partisipasi masyarakat

-  Promosi dan informasi terhadap geopark kaldera Toba belum optimal

-  Terbatasnya sarana prasarana -  Minimnya aksesibilitas

-  Potensi geologi setiap geosite belum ditata dengan baik

Peluang

-  Dukungan dari pemerintah pusat dan dunia internasional

-  Berpotensi untuk mensejahterakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat

-  Telah dikenal dunia internasional sebagai peristiwa geologi yang dahsyat

-  Kerjasama dengan geopark lainnya (misalnya Batur Unesco Global Geopark dan Sewu Unesco Global Geopark)

Ancaman

-  Kerusakan terhadap situs-situs geologi -  Masuknya pengaruh budaya asing

-  Bencana alam akibat masih aktifnya Gunung Toba dan juga sebagai jalur patahan

Analisis

Potensi

(48)

PENDAHULUAN

(49)

Proyeksi

Kawasan

Vision

Visi pengembangan Geopark Kaldera Toba harus sejalan dengan Visi Kawasan yang berpedoman pada definisi dan kriteria Geopark serta tujuan, sasaran, serta dasar pertimbangan, maka visi yang ditetapkan dalam pengembangan kawasan adalah

:

“Super Volcano”

VISION, QUALITY AND QUANTITY

Quality

Terciptanya pelestarian kelas dunia dalam koridor keharmonisan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan, serta dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, budaya universal, dan tradisi setempat.

Quantity

Meningkatnya kunjungan Wisman menjadi 1 juta orang pada tahun 2019 dengan menjadikan Danau Toba sebagai Destinasi Unggulan

(50)

PENDAHULUAN

MISI

Untuk mewujudkan VISI Geopark Kaldera Toba, maka perlu dirumuskan beberapa MISI GKT, sebagai berikut :

§  Memberdayakan seluruh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada pada kawasan dengan terorganisir dan terkendali dalam peningkatan kualitas dan citra kawasan sebagai Geopark;

§  Mengembangkan kawasan yang kondusif tidak hanya bagi investor akan tetapi terutamanya juga bagi masyarakat lokal sebagai upaya untuk penghapusan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat ;

§  Mengembangkan GKT sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi, pembangunan yang berkelanjutan serta nilai-nilai sosial dan pelestarian budaya yang tetap dipertahankan ;

§  Peningkatan pembangunan infrastruktur termasuk diantaranya transportasi yang memiliki keterkaitan dengan aksesibilitas, sistem komunikasi dan utilitas kawasan yang mendukung juga pembangunan kawasan secara umum ;

§  Upaya peningkatan citra kawasan sehingga dapat lebih memperkenalkan terhadap pihak luar dilengkapi dengan hospitality (keramahtamahan) serta membentuk tata kelola destinasi yang profesional.

Proyeksi

Kawasan

(51)

PENDAHULUAN

Geo

Konservasi

Upaya Perlindungan Kawasan Danau Toba Aspek Tata Ruang

a)  Penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional melalui Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Nasional yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden Nomor : 81 Tahun 2014 tentang Penataan Ruang Kawasan Danau Toba, dimana dalam peraturan ini Kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional dengan focus upaya perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

b)  Penetapan Peraturan Daerah Nomor : 1 Tahun 2009 tentang Penataan Kawasan Danau Toba dimana peraturan ini secara khusus mengatur untuk memelihara, mengendalikan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup serta mengoptimalkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkesinambungan. c)  Penetapan Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor : 2 Tahun

2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara (2017-2037) dengan mengakomodir kebijakan Kawasan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional

(52)

PENDAHULUAN

Geo

Konservasi

Upaya Perlindungan Kualitas Air

a)  Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung Perairan Danau Toba terhadap Kegiatan Kerambah Jaring Apung maksimal sebesar 10.000 Ton Ikan/Tahun melalui Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 188.44/213/ KPTS/2017.

b)  Penetapan Baku Mutu Kualitas Air Danau Toba menjadi Kelas I sebagai Air Baku Air Minum berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 1 Tahun 2009.

c)  Penyusunan Rencana Aksi Gerakan Penyelamatan Danau (Germadan) Tahun 2014.

d)  Pemantauan Kualitas Air Danau Toba yang dilakukan 2(dua) kali setahun e)  Pembentukan Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Kualitas Air Danau Toba. f)  Pembentukan Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau

Toba (BKPEKDT) pada Tahun 2005 yang memiliki fungsi koordinasi dalam menjalankan arahan program pada LTEMP.

g)  Penyusunan Buku Profil Pantai Tahun 2007, Profil Kawasan Ekosistem Danau Toba, Rona Awal Ekosistem Kawasan Danau Toba, Kajian Lingkungan Hidup Strategis Danau Toba, Indeks Kualitas Lingkungan Danau Toba oleh Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara

h)  Penetapan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Kualitas Air Danau Toba.

i)  Moratorium Kegiatan Keramba Jaring Apung pada perairan Danau Toba melalui penandatanganan Rencana Aksi Penataan Kawasan Danau Toba di Hotel Grand Aston pada tanggal 25 Juli 2017.

j)  Penyusunan Rencana Aksi Terpadu Penanganan Kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera Utara TAhun 2016-2018.

(53)

PENDAHULUAN

Geo

Konservasi

Upaya Konservasi Kawasan Hutan di Kawasan Danau Toba

a)  Pembangunan Taman edukasi berupa pengkayaan tanaman endemic Pinus (Pinus Merkusii) pada areal kawasan hutan di lokasi Merek Kabupaten Karo.

b)  Melakukan Patroli kawasan hutan

c)  Konservasi, rehabilitasi hutan dan lahan, misalnya penanaman 7.700 batang pohon di Desa Huta Ginjang Kecamatan Silangit pada tanggal 29 Juli 2016 oleh Kementerian Kehutanan RI.

d)  Gerakan Toba Go Green yang dicanangkan sejak 5 Oktober 2011 oleh Pangdam I Bukit Barisan dengan menanam 4 juta pohon yang tersebar di 7(tujuh) Kabupaten di sekitar Danau Toba.

e)  Penghentian kegiatan penebangan di sekitar Daerah Tangkapan Air Danau Toba melalui Surat Gubernur Sumatera Utara kepada 7(tujuh) Bupati di kawasan Danau Toba.

f)  Pembentukan Masyrakat Peduli Api di Kawasan Danau Toba g)  Gerakan Bulan Menanam pada Tahun 2010

h)  Kebijakan “Satu Orang Menanam Satu Pohon” (one man one tree) di kawasan Danau Toba pada Tahun 2010

i)  Penetapan Cagar Alam di Sijaba Hutaginjang Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 592/Kpts-II/1993. Taman Wisata Sijaba Hutaginjang merupakan kawasan Taman Wisata yang termuda di Propinsi Sumatera Utara, sebelumnya status kawasan ini adalah Hutan Produksi Terbatas sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian dalam Surat Keputusan No. 923/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982.Barulah pada tahun 1993, tepatnya tanggal 5 Oktober 1993 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 592/Kpts-II/1993 statusnya dialihkan menjadikan Kawasan Taman Wisata dengan luas kawasan sekitar 500 Ha.

(54)

PENDAHULUAN

Geo

Konservasi

Upaya Perlindungan secara Mikro terhadap Situs Geologi yang

Diusulkan

Upaya perlindungan secara mikro terhadap situs geologi yang diusulkan adalah sebagai berikut:

1)  Menetapkan situs geologi sebagai daerah yang harus dilindungi melalui Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara dan Surat Keputusan Bupati

2)  Membuat papan larangan merusak daerah situs geologi

3)  Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat di rumah rumah ibadah dan sekolah sekolah

4)  Larangan penebangan hutan dan pembakaran hutan (Dinas Kehutanan Sumatera Utara)

5)  Pemasangan papan himbauan tidak mencemari air danau dan larangan membuang sampah sembarangan

(55)

PENDAHULUAN

Geo Wisata

Upaya Peningkatan Geowisata dengan Membentuk Badan

Pengelolaan Otorita Kawasan Danau Toba (BPODT)

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Pelaksana Otorita Danau Toba terbentuk dari kebijakan pemerintah pusat dengan tujuan mendukung Geopark Toba dengan berbagai kegiatan.

(56)

PENDAHULUAN

Geo Product

Aktivitas Ekonomi di Kawasan Geopark Kaldera Toba

Aktivitas ekonomi di Kawasan Geopark kadera Toba 71,07 (tujuh puluh satu koma nol tujuh) persen didukung oleh komoditi dari kegiatan pertanian dengan produk padi, bawang, kacang, cabai, jagung, aneka sayuran, mangga, kemiri. Selebihnya adalah kegiatan peternakan (kerbau, babi, perikanan), industri pariwisatajasa (transportasi, hotel, restoran). dan kegiatan perdagangan yakni usaha kecil menengah, dan dengan adanya kegiatan aktifitas pariwisata didukung Geopark Kaldera Toba yang berwawasan lingkungan (The

Sustainable Tourism of Geopark Kaldera Toba) diharapkan

(57)

PENDAHULUAN

Critical

Success

Factors

1.  ali

•  Tersusunnya perencanaan yang komprehensif dan holistik untuk Kawasan Geopark Kaldera Toba (GKT)

•  Penetapan zona inti, penyangga dan penegmbangan GKT;

•  Tersusunnya perencanaan dan perancangan Daya Tarik Wisata (DTW);

•  Terbangunnya fasilitas penunjang pariwisata pada kawasan yang memiliki pemandangan yang menarik;

•  Penertiban fasilitas akomodasi dan penunjang pariwisata yang telah mengurangi kualitas visual Danau Toba, terutama fasilitas yang terletak pada koridor jalan pariwisata;

•  Terbangunnya fasilitas sentral parkir kawasan dan area parkir pada Daya Tarik Wisata;

•  Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di GKT;

•  Terbentuknya lembaga tata kelola destinasi pariwisata.

(58)

PENDAHULUAN

Critical

Success

Factors

•  Terciptanya inisiatif dan kreatifitas pemerintah untuk menumbuhkan serta menggerakkan industri pendukung kepariwisataan;

•  Terbentuknya MOU / kesepakatan kerjasama antara instansi terkait dalam pemanfaatan lahan dalam Kawasan Geopark Kaldera Toba;

•  Penguatan posisi tawar petani dalam menghadapi fluktuasi harga komoditi;

•  Terbangunnya aksesibilitas yang baik ke kantong-kantong produksi pertanian;

•  Percepatan pembangunan dan pengembangan Kawasan Agropolitan dan Kawasan Minapolitan;

•  Terbangunnya sarana untuk mendapatkan air irigasi untuk perkebunan dan hortikultura;

•  Peningkatan kapasitas pengrajin dalam mendukung kepariwisataan.

(59)

PENDAHULUAN

Critical

Success

Factors

•  Lestarinya kawasan relegi pada beberapa tempat yang berdekatan dengan aktivitas pariwisata;

•  Tergalinya secara optimal beberapa aktivitas dan kesenian unik di beberapa sebagai aset Desa Wisata untuk mendukung pariwisata budaya;

•  Tertatanya struktur pasar sebagai tempat untuk mendistribusikan produk-produk hasil kegiatan.

•  Adanya keterlibatan masyarakat pada aspek produksi dan proses pemasaran secara benar;

•  Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga pengetahuan dan pemahaman terhadap pengembangan kegiatan produksi semakin baik seiring dengan perkembangan teknolgi dan informasi.

(60)

PENDAHULUAN

Critical

Success

Factors

•  Terbentuknya lembaga/organisasi yang mengakomodir seluruh stakeholder yang ada atau mewadahi pengelola dalam usaha manajemen penataan.

•  Tersedianya tenaga kerja yang mempunyai kompetensi dibidang GeoTourism.

•  Terlaksananya gerakan dan sosialisasi progam pengembangan kawasan ke seluruh stakeholder yang terkait dengan pengembangan program Agropolitan dan Minapolitan baik pusat maupun daerah.

(61)

PENDAHULUAN

o

Lampiran

Peta Rencana dan

(62)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(63)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(64)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(65)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(66)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(67)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(68)

PENDAHULUAN

Peta

Rencana

(69)

PENDAHULUAN

Gerbang Kawasan

di Silangit,

(70)

PENDAHULUAN

Gerbang Kawasan

di Parapat,

(71)

PENDAHULUAN

Gerbang Kawasan

di Tongging, Karo

(72)

I Wayan Kastawan Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Fasilitator Destinasi DMO Batur Global Geopark Ketua Tim Ahli Batur Global Geopark e-mail: iwayankastawan@gmail.com Atas segala perhatiannya, dihaturkan Terima Kasih

Materi presentasi ini dipersiapkan untuk kepentingan diseminasi program Penyusunan Masterplan Geopark Kaldera Toba. Sebagai narasumber mohon ijin terkait segala bentuk penggunaan bahan atau materi presentasi yang berasal dari sumber elektronik dan hak cipta berada pada sumber tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah akademik yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

STRATEGI PENGELOLAAN ECENG GONDOK DI DANAU TOBA WILAYAH KABUPATEN SAMOSIR..

Bagaimana kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja dalam pengembangan pariwisata dan merumuskan arahan kebijakan pengembangan pariwisata serta menyusun

bahasa Batak Toba yaitu di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir,. Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten

1) Kawasan Peruntukan Pariwisata dengan arahan pengembangan wisata alam dan rekreasi di Sungai Cisadane. Kawasan Sungai Cisadane meliputi kawasan sempadan sepanjang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi atau langkah yang dilkukan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten samosir.. Adapun metode penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi atau langkah yang dilkukan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten samosir.. Adapun metode penelitian ini

Toba Samosir Nomor 4 tahun 2002 tentang pembentukan pemekaran Kabupaten.. Toba Samosir untuk Pembentukan kabupaten Samosir

(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, merupakan kawasan peruntukan pengembangan ternak besar, kawasan peruntukan