BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pendekatan
yang dilakukan terhadap subjek, adalah pendekatan dialektologi, pendekatan
geografi, dan sosiolinguistik. Dalam pendekatan dialektologi, yang diteliti adalah
bentuk fonologi dan leksikon dalam konteks penutur Bahasa Batak Toba, dan
pada sosiolinguistik dilihat perbedaan dialek pemakai Bahasa Batak Toba.
Penelitian dialektologi adalah penelitian lapangan, sehingga peneliti harus
turun ke lapangan mengumpulkan data secara langsung sehingga dapat
menentukan dialek atau subdialek dalam bahasa yang diteliti.
Menurut Sudaryanto (1988:62) istilah deskriptif menyarankan agar
penelitian itu dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau
fenomena secara empiris yang hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang
dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang sifatnya potret atau
paparan seperti apa adanya. Adapun istilah komparatif menyarankan kepada cara
kerjanya yang membandingkan data satu dengan yang lain (Sudaryanto, 1988:63)
Kridalaksana, (2008:222) mendefinisikan sinkronis sebagai hal yang
bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas, dan
tidak melibatkan perkembangan historis. Berbeda halnya dengan diakronis yang
melibatkan faktor waktu atau historis. Dalam kajian linguistik, Parera, (1991:21)
sejaman. Dengan kata lain hasil yang diperoleh hanya menggambarkan
keberadaan suatu bahasa pada saat ini saja.
Mahsun (1995:13) mengatakan bahwa dalam pembicaraan yang bersifat
sinkronis dilakukan upaya menjawab persoalan ‖apa‖ itu dialek/subdialek. Suatu
pembicaraan yang berhubungan dengan parameter (metode) yang digunakan
untuk menentukan bahwa perbedaan-perbedaan isolek yang terdapat dalam
bahasa modern itu adalah perbedaan dialek-subdialek serta ciri-ciri linguistik yang
menandai dan membedakan dialek-dialek/subdialek-subdialek satu sama lain.
Penelitian ini membandingkan kemiripan bentuk, kesamaan dialek, dan
perbedaan dialek melalui pengkajian perkembangannya pada tataran fonologi.
Dengan menggunakan metode deskriptif komparatif, peneliti bisa melakukan
pengambilan data yang mendasar di lapangan secara sistematis, faktual, dan
akurat. Perkembangan suatu bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta
menyelidiki perbandingan suatu bahasa dengan bahasa lain dapat dilakukan dalam
kajian diakronis. Maka, yang diamati dalam kajian bahasa secara diakronis adalah
fenomena bahasa yang bersifat evolutif. Dialektologi diakronis adalah suatu
kajian tentang perbedaan-perbedaan isolek yang bersifat analitis sinkronis dengan
penafsiran perbedaan-perbedaan isolek tersebut berdasarkan kajian yang bersifat
historis atau diakronis. Dengan kata lain, dialektologi diakronis adalah kajian
tentang ‖apa dan bagaimana‖ perbedaan isolek-isolek yang terdapat dalam satu
bahasa (Mahsun, 1995:13). Dalam hal ini adalah perubahan yang terdapat dalam
bahasa-bahasa yang berkerabat atau dalam dialek-dialek suatu bahasa (Mahsun
Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan
yaitu penelitian sinkronis. Penelitian bahasa dalam dialektologi sinkronis maupun
historis komparatif pada dasarnya dibagi atas tiga tahap, yaitu:
1) Tahap penyediaan data;
2) Tahap analisis data; dan
3) Tahap penyajian hasil analisis data.
Metode yang digunakan dalam penelitian dialektologi sinkronis adalah
metode cakap, metode simak, dan metode survei.
1) Metode Cakap
Pengumpulan data dengan metode cakap yaitu, mengadakan percakapan
antara peneliti dan informan serta mengadakan kontak peneliti dan informan di
setiap daerah pengamatan dalam penelitian tersebut (Mahsun, 2005:128).
Pada pengumpulkan data lingual, Sudarianto (1988) mengemukakan dua
metode yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak yaitu metode
pengumpulan data kebahasaan dengan cara menyimak atau mengamati. Teknik
dasar simak adalah teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik simak bebas
libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat.
Mahsun (1995:100) berpendapat bahwa eknik cakap semuka ideal karena
peneliti dapat secara langsung mengetahui kondisi geogafis daerah titik
pengamatan. Selain kondisi geografis, keadaan sosial budaya, keadaan
transportasi, dan hal lain yang berhubungan dengan masalah dialek dapat diamati
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Wawancara digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam hubungan ini, pewawancara dan informan terlibat langsung.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan
pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan
multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2) Metode Simak
Metode penyediaan data adalah metode simak karena cara yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak
penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa dalam hal ini bukan hanya bentuk lisan
tetapi juga penggunaan bahasa dalam bentuk tertulis.
Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing, sehingga
membuat pembicaraan lebih hidup dan mengarahkan pembicaraan untuk
Dalam penelitian dialektologi, metode simak memainkan peran yang
sangat penting untuk mengecek kembali penggunaan bahasa yang diperoleh
dengan metode cakap. Tidak jarang dijumpai dalam penelitian dialektologi,
informan karena perasaan tertentu, misalnya, malu dianggap isoleknya kurang
berprestise lalu cenderung memberikan keterangan tentang bentuk yang mirip
dengan bentuk yang lebih berprestise (dialek standar). Untuk mengatasi hal seperti
itu, peneliti dapat melakukan penyadapan pengguna bahasa para informan tanpa
sepengetahuan mereka (Mahsun 2005:134).
3) Metode Survei
Metode survei adalah metode penyediaan data yang dilakukan melalui
penyebaran kueisioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan terperinci untuk
menerima informasi dari sejumlah informan yang dipandang mewakili populasi
penelitian, survei dapat bersifat deskriptif dan eksplanatori.
3.2Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam menentukan daerah penelitian, beberapa hal penting diperhatikan
adalah yang berkenaan dengan (a) pengenalan peneliti terhadap daerah yang
diteliti, (b) penentuan tempat yang akan diteliti (titik pengamatan), dan (c) nama
tempat atau titik pengamatan. Keberhasilan sebuah penelitian, antar lain
ditentukan oleh faktor daerah penelitian yang dipilih, baik berdasarkan alasan
ilmiah maupun alasan teknis ( Ayatrohaedi, 2002: 25).
Penelitian dilakukan di daerah penutur Bahasa Batak Toba yang terdiri
dari enam kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir,
Tengah dan Kabupaten Dairi. Penelitian di setiap daerah kabupaten ditentukan
sesuai dengan keperluan peneliti yaitu daerah pedesaan yang dianggap belum
terpengaruh pemakaian Bahasa Batak Toba dengan Bahasa Indonesia atau bahasa
yang lain.
Waktu penelitiaan tidak dibatasi, namun waktu pengumpulan data
dilakukan selama 30 hari karena mengingat keterbatasan tenaga, waktu, dan
materi yang tersedia. Pengujian data dilakukan dalam waktu 3-5 bulan. Hal
demikian disebabkan oleh luasnya daerah penelitian.
Penelitian ini membatasi daerah penutur Bahasa Batak Toba yang
dianggap menjadi daerah penutur asli. Daerah Kota Madya Siantar dan Tanah
Jawa (Kabupaten Simalungun) juga memiliki jumlah penutur Bahasa Batak Toba
yang banyak namun, kedua daerah tersebut merupakan daerah yang bersifat
heterogen dari etnis yang lain. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa daerah
tersebut bukan menjadi daerah titik pengamatan. Daerah Kota Madya Siantar dan
Tanah Jawa merupakan derah perantauan masyarakat Batak Toba untuk mencari
penghidupan yang lebih baik.
3.3Sumber Data
Sumber data yang utama/ primer adalah data lisan yang diperoleh dari
informan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber-sumber tertulis mengenai kosakata yang ada di daerah penutur Bahasa Batak
Toba. Mengenai jumlah data sebanyak 800 kosakata dasar dengan menggunakan
Dalam penelitian ini dibutuhkan banyak informan sehingga dapat
ditemukan informasi yang lebih jelas dan objektif mengenai situasi bahasa yang
diteliti. Informan dipilih sesuai dengan hal yang diperlukan yaitu sanggup
memberikan korpus kebahasaan yang berlimpah, cermat dan bisa dianggap
mewakili kevaliditasan data (lihat Samarin,1988).
3.4Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi daerah titik
pengamatan yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan dengan mengirimkan
angket dirasakan kurang tepat karena ada fonetis yang harus menjadi bagian
pengamatan. Peneliti turun langsung ke daerah pengamatan serta melakukan
wawancara secara teratur. Pada setiap titik pengamatan peneliti bertatap muka
secara langsung dengan informan, agar mengetahui strata fonetis yang diucapkan
oleh informan. Di samping itu, peneliti juga mempersiapkan alat rekam serta
berada tidak begitu jauh dari informan supaya dapat mencatat serta
memperhatikan alat-alat fonetis informan saat wawancara.
Sudaryanto (1988:2) mengemukakan, dua metode dalam mengumpulkan
data yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak adalah pengumpulan
data kebahasaan dengan cara menyimak atau mengamati. Metode cakap adalah
metode untuk pengumpulan data lingual dengan melakukan percakapan antara
informan dan penutur.
Informan adalah masyarakat yang tinggal di daerah pengamatan penutur
bahasa Batak Toba yaitu di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir,
Tengah dan Kabupaten Dairi. Dari setiap penutur tidak mungkin seluruhnya
diwawancarai. Untuk itu, peneliti akan memilih informan yang dianggap
representatif dari tiap titik pengamatan. Informan yang dipilih dapat memberikan
informasi yang lengkap mengenai situasi kebahasaan di daerahnya
masing-masing.
Pemetaan bahasa bertumpu pada keterangan yang diberikan oleh informan
di lapangan. Oleh karena itu, peneliti harus mencari dan memilih informan yang
dianggap memenuhi syarat (Kurath, 1973:12 dalam Lauder). Peneliti mewawancarai informan yang rata-rata berusia 40 tahun, yang termuda 29 tahun,
dan yang tertua 65 tahun.
3.5. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang telah dikumpulkan dari
informam. Analisis data dalam penelitian bahasa menggunakan metode padan
dan metode agih ( Sudaryanto,1993:13). Metode padan adalah metode analisis
data yang alat penentunya bukan menjadi bagian bahasa yang bersangkutan
sedangkan metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya bagian
dari bahasa yang bersangkutan.
Dalam menganalisis data pada penelitian geografi Bahasa Batak Toba
digunakan metode padan. Pada penelitian ini, peneliti mendeskripsikan semua
data dari informan serta mengelompokkan sistem ucapan sesuai dengan daerah
titik pengamatan, mengklasifikasikandalam berbagai unsur bahasa, baik dalam
fonologi, morfologi maupun leksikon, dan memetakan data yang menunjukkan
Pembuatan peta adalah memindahkan data yang dikumpulkan dari daerah
pengamatan ke dalam bentuk peta, sehingga peta bisa dikatakan representasi
bahasa yang ada di lapangan. Oleh karena itu, pada peta ada titik-titik pengamatan
yang menjadi tempat pengumpulan data.
Mahsun, (1995:58) menyatakan dalam dialektologi , peta yang digunakan
dalam menggambarkan variasi unsur ada dua macam yaitu peta peragaan dan peta
penafsiran. Pada peta peragaan tercantum distribusi geografis perbedaan unsur
kebahasan yang terdapat diantara daerah pengamatan. Peta penafsiran adalah peta
yang berisi berkas isoglos. Kedua macam peta tersebut digunakan dalam
penelitian ini. Peta disusun berdasarkan sistem lambang, yaitu unsur bahasa yang
bervariasi digambarkan dengan menggunakan lambang yang berbeda di dalam
peta. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) pemeriksaan data,
2) klasifikasi data dan tabulasi data,
3) pemetaan data yang telah ditabulasikan,
4) menggunakan lambang dalam peta,
5) menggunakan garis isoglos untuk penanda batas bentuk unsur bahasa,
6) pada pemetaan bersifat kualitatif dan deskriptif.
Melalui pemetaan tersebut dapat dihitung jumlah unsur bahasa,
menentukan apakah bahasa tersebut terdapat beda bahasa, beda dialek, beda
subdialek, beda wicara atau tidak ada beda dengan menggunakan penghitungan
dialektometri.
Alur metode yang dilakukan adalah sebagai berikut: untuk menyelesaikan
Toba secara dialektologis di daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten
Tobasa, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi,
dan Kabupaten Tapanuli Tengah?
Data yang digambarkan adalah sejumlah 800 kosakata daftar Hole yang
dijaring melalui wawancara dengan metode wawancara, metode simak dan
metode cakap. Data selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan perbedaan dan
persamaan kemudian dihitung jumlah beda tiap titik pengamatan dengan metode
dialektometri dengan rumus yang diajukan Seguy yaitu S/n x 100%. Dimana S
adalah jumlah beda dengan daerah pengamatan lain, n adalah jumlah peta yang
dibandingkan, dan d adalah jarak kosakata dalam %. Untuk menjelaskan masalah
(2) yaitu bagaimanakah deskripsi pola variasi Bahasa Batak Toba di daerah
Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang
Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Tapanuli
Tengah? Permasalahan (1) dianalisis dengan membandingkan perbedaan dan
persamaan dari segi bunyi vokal , konsonan, dan leksikon sehingga diperoleh
variasi yang berbeda di setiap titik pengamatan. yang terklarifikasi dari hasil
jawaban: Bagaimanakah peta pola variasi dialek bahasa Batak Toba di daerah
Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang
Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Tapanuli
3.6 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah cara berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang
dianggap perlu sebagai aturan yang akan dilaksanakan. Peneliti akan mengikuti
kerangka berpikir mencapai tujuan yaitu peta Bahasa Batak Toba. Pemetaan
Bahasa Batak Toba sangat perlu untuk dilaksanakan mengingat masih kurangnya
pembahasan mengenai bahasa lokal yaitu Bahasa Batak Toba. Penggunaan
kosakata dasar Holle sebagai alat menjaring data dari enam kabupaten pemakai
Bahasa Batak Toba. Data yang terkumpul akan dianalisis berdasarkan rumus
dialektometri yang digunakan oleh Séguy-Guiter. Hasil penghitungan
dialektometri akan menunjukkan perbedaan idiolek, dialek atau bahasa dalam
Bahasa Batak Toba, sehingga ditemukan peta Bahasa Batak Toba.
Tapanuli Utara
Penentuan Dialek Berkas Isoglos Penentuan idiolek
Peta Bahasa Batak Toba
Berdasarkan kerangka bepikir di atas dapat dijelaskan bahwa, penutur
bahasa Batak Toba di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli
Tengah, Toba Samosir, Dairi dan Samosir mempunyai perbedaan dalam fonologi
dan kosakata. Perbedaan ini diuji dalam bentuk daftar kosakata Holle sebanyak
800 kosakata. Penutur bahasa Batak Toba dianggap berbeda dialek, bahkan
selama ini dibedakan berdasarkan pembagian wilayah pemerintahan Belanda.
Masalah ini dibuktikan dengan menggunakan rumus dialektometri. Rumus yang
dipakai untuk penghitungan adalah rumus yang diajukan oleh Séguy yaitu:
d
s = Jumlah beda dengan daerah pengamatan lain
n = Jumlah peta yang dibandingkan
d = Jarak kosa kata dalam %
Sebagai contoh, dengan memperhitungkan jumlah beda pemakaian
kosakata di satu titik pengamatan dengan titik pengamatan lainnya yang dikalikan
dengan 100 lalu dibagi dengan jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan,
diperoleh persentasi jarak kosakata di antara kedua titik pengamatan itu.
Hasil yang diperoleh berupa persentase jarak unsur-unsur kebahasaan di
antara daerah-daerah pengamatan yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
Perbedaan bidang leksikon:
81 % ke atas : dianggap perbedaan bahasa
51-80% : dianggap perbedaan dialek
31-50% : dianggap perbedaan subdialek
21-30% : dianggap perbedaan wicara
di bawah 20% : dianggap tidak ada perbedaan
Perbedaan bidang fonologi:
17% ke atas : dianggap perbedaan bahasa
12-16% : dianggap perbedaan dialek
8-11% : dianggap perbedaan subdialek
4-7% : dianggap perbedaan wicara
0-3% : dianggap tidak ada perbedaan
(Guiter dalam Mahsun, 1995)
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian disusunlah kerangka
berpikir yang berguna untuk arahan pokok masalah dan tujuan penelitian
berdasarkan teori dan metode yang dipergunakan. Kerangka berpikir adalah dasar
berpikir menganalisis data kebahasaan dalam Bahasa Batak Toba sehingga
tergambar dengan jelas. Metode ini meliputi hubungan daerah penelitian dengan
masyarakat pemakai bahasa untuk mendapatkan data bahasa yang digunakan.
Melalui hubungan antara teori, metode, rumusan masalah, dan tujuan penelitian
digunakan mengkaji unsur bahasa Batak Toba secara dialektologis, serta
menggunakan penghitungan secara dialektometri. Dengan menggunakan
daerah pengamatan, serta membuat garis isoglos dan dapat juga menentukan
idiolek. Sehingga keseluruhan temuan dalam penelitian dapat menghasilkan peta
Bahasa Batak Toba. Peta Bahasa Batak Toba yang ditemukan adalah peta bahasa
yang berdasarkan pemakaian penutur Bahasa Batak Toba di daerah titik
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Propinsi Sumatera Utara
Propinsi Sumatera Utara terletak pada 1°- 4° Lintang Utara dan 98°-100°
Bujur Timur, dengan ibukota propinsi Kota Medan. Propinsi Sumatera Utara
memiliki 25 kabupaaten dan 8 kota, dan terdiri dari 421 kecamatan, keseluruhan
Propinsi Sumatera Utara memiliki 5.828 desa.Luas daratan Propinsi Sumatera
Utara 71.680 km2
Wilayah Sumatera Utara berbatasan langsung dengan Sebelah Utara
berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat
Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat,
dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
4.2 Kabupaten Tapanuli Utara
Tapanuli Utara adalah salah satu Kabupaten yang ada di daerah Propinsi
Sumatera Utara yang ibukotanya Tarutung. Tapanuli Utara sangat cocok untuk
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Letaknya cukup tinggi antara
300-1.800 di atas permukaan laut (dpl) sehingga udaranya menjadi sejuk. Di wilayah
propinsi Sumatera Utara, daerah yang memiliki ketinggian yang hampir sama
dengan Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kabupaten Dairilah yang memiliki
ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Peta Tapanuli Utara
Potensi pariwisata adalah salah satu alternatif yang dimiliki Tapanuli Utara
untuk mendapatkan penghasilan lain. Sektor pertanian memang masih
Selain kemenyaan hasil hutan, hasil perkebunan berupa kopi arabika
adalah kominitas lain yang diunggulkan. Luas wilayah 3.800,31 kilometer
persegi, termasuk Danau Toba seluas 6,60 km2, terdiri dari 15 kecamatan,
232desa, dan 11 kelurahan dengan jumlah penduduk 315.449 jiwa.
Daftar nama kecamatan dan Desa/ Kelurahan di Kabupaten Tapanuli Utara
1) Kecamatan Adian Koting
- Kelurahan/Desa Adiankoting - Kelurahan/Desa Banuaji I
- Kelurahan/Desa Banuaji II - Kelurahan/Desa Banuaji IV
- Kelurahan/Desa Dolok Nauli - Kelurahan/Desa Pagaran Lambung I
- Kelurahan/Desa Pagaran Lambung II - Kelurahan/Desa Pagaran Lambung III
- Kelurahan/Desa Pagaran Lambung IV - Kelurahan/Desa Pagaran Pisang
- Kelurahan/Desa Pansur Batu - Kelurahan/Desa Pardomuan Nauli
- Kelurahan/Desa Siantar Nai Pospos - Kelurahan/Desa Sibalanga
2) Kecamatan Garoga
Kelurahan/Desa Aek Tangga - Kelurahan/Desa Garoga Sibargot -
Kelurahan/Desa Gonting Garoga - Kelurahan/Desa Gonting Salak -
Kelurahan/Desa Lontung Jae I - Kelurahan/Desa Lontung Jae II -
Kelurahan/Desa Padang Siandomang - Kelurahan/Desa Parinsoran Pangorian -
Kelurahan/Desa Parsosoran - Kelurahan/Desa Sibaganding - Kelurahan/Desa
Sibalanga - Kelurahan/Desa Simpang Bolon
3) Kecamatan Muara
Kelurahan/Desa Aritonang - Kelurahan/Desa Bariba Niaek - Kelurahan/Desa
Ginjang - Kelurahan/Desa Huta Lontung - Kelurahan/Desa Huta Nagodang -
Kelurahan/Desa Papande - Kelurahan/Desa Sampuran -Kelurahan/Desa
Sibandang Kelurahan/Desa Silali Toruan Kelurahan/Desa Silando
-Kelurahan/Desa Simatupang - -Kelurahan/Desa Sitanggor - -Kelurahan/Desa
Unte Mungkur.
4) Kecamatan Pagaran
Kelurahan/Desa Banua Luhu - Kelurahan/Desa Dolok Saribu -
Kelurahan/Desa Hasibuan - Kelurahan/Desa Lubis - Kelurahan/Desa Lumban
Ina Ina - Kelurahan/Desa Lumban Julu - Kelurahan/Desa Lumban Motung -
Kelurahan/Desa Lumban Silintong- Kelurahan/Desa Pagaran
- Kelurahan/Desa Parhorboan - Kelurahan/Desa Sibaragas - Kelurahan/Desa
Simamora Hasibuan - Kelurahan/Desa Sipultak - Kelurahan/Desa Sipultak
Dolok
5) Kecamatan Pahae Jae
Kelurahan/Desa Nahornop Marsada - Kelurahan/Desa Pardamean Nainggolan
- Kelurahan/Desa Pardomuan Nainggolan - Kelurahan/Desa Parsaoran
Nainggolan - Kelurahan/Desa Parsaoran Samosir - Kelurahan/Desa Sarulla
(Pasar Sarulla) - Kelurahan/Desa Setia - Kelurahan/Desa Sigurung Gurung
- Kelurahan/Desa Silangkitang - Kelurahan/Desa Siopat Bahal -
Kelurahan/Desa Sitolu Ompu - Kelurahan/Desa Sukamaju - Kelurahan/Desa
6. Kecamatan Pahae Julu
Kelurahan/Desa Huta Barat - Kelurahan/Desa Janji Matogu - Kelurahan/Desa
Lobu Pining - Kelurahan/Desa Lontung Dolok - Kelurahan/Desa Lumban
Dolok - Kelurahan/Desa Lumban Gaol - Kelurahan/Desa Lumban Garaga -
Kelurahan/Desa Lumban Jaean - Kelurahan/Desa Lumban Tonga -
Kelurahan/Desa Onan Hasang -
Kelurahan/DesaPangurdotan-Kelurahan/DesaPantis - Kelurahan/Desa Sibaganding - Kelurahan/Desa
Simanampang - Kelurahan/Desa Simardangiang- Kelurahan/Desa Simasom -
Kelurahan/Desa Simasom Toruan - Kelurahan/Desa Simataniari -
Kelurahan/Desa Sitoluama
7) Kecamatan Pangaribuan
Kelurahan/Desa Batu Manumpak - Kelurahan/Desa Batu Nadua -
Kelurahan/Desa Godung Borotan - Kelurahan/Desa Harianja -
Kelurahan/Desa Lumban Sinaga Simatupang - Kelurahan/Desa Lumban
Siregar - Kelurahan/Desa Lumban Sormin - Kelurahan/Desa Najumambe -
Kelurahan/Desa Padang Parsadaan - Kelurahan/Desa Pakpahan -
Kelurahan/Desa Pansurnatolu - Kelurahan/Desa Parlombuan - Kelurahan/Desa
Parratusan - Kelurahan/Desa Parsi Barungan - Kelurahan/Desa Parsorminan I
(Parsorminang I) - Kelurahan/Desa Purbatua - Kelurahan/Desa Rahut Bosi -
Kelurahan/Desa Sampagul - Kelurahan/Desa Sibingke - Kelurahan/Desa
Sigotom Julu - Kelurahan/Desa Silantom Jae - Kelurahan/Desa Silantom Julu
8) Kecamatan Parmonangan
Kelurahan/Desa Aek Raja - Kelurahan/Desa Batu Arimo - Kelurahan/Desa
Horison Ranggigit - Kelurahan/Desa Hutajulu - Kelurahan/Desa Hutajulu
Parbalik/Purbalik - Kelurahan/Desa Hutatinggi (- Kelurahan/Desa Hutatua -
Kelurahan/Desa Lobusunut)- Kelurahan/Desa Manalu - Kelurahan/Desa
Manalu Dolok - Kelurahan/Desa Manalu Purba - Kelurahan/Desa Pertengahan
- Kelurahan/Desa Purba Dolok - Kelurahan/Desa Sisordak
9) Kecamatan Purbatua
Kelurahan/Desa Bonani Dolok - Kelurahan/Desa Huta Nagodang -
Kelurahan/Desa Janji Nauli - Kelurahan/Desa Pardomuan Janji Angkola -
Kelurahan/Desa Parsaoran Janji Angkola - Kelurahan/Desa Purbatua -
Kelurahan/Desa Robean - Kelurahan/Desa Selamat - Kelurahan/Desa Sibulan
Bulan - Kelurahan/Desa Sidua Bahal - Kelurahan/Desa Sitolu Ompu (Bahal)
10) Kecamatan Siatas Barita
Kelurahan/Desa Enda Portibi - Kelurahan/Desa Lobuhole - Kelurahan/Desa
Lumban Siagian Jae - Kelurahan/Desa Lumban Siagian Julu - Kelurahan/Desa
Si Raja Hutagalung - Kelurahan/Desa Sidagal - Kelurahan/Desa
Simanampang - Kelurahan/Desa Simorangkir Habinsaran - Kelurahan/Desa
Simorangkir Julu - Kelurahan/Desa Sangkaran - Kelurahan/Desa Sitompul -
Kelurahan/Desa Pansur Napitu
11) Kecamatan Siborong-Borong
Kelurahan/Desa Bahal Batu I - Kelurahan/Desa Bahal Batu II -
Lobu Siregar I - Kelurahan/Desa Lobu Siregar II - Kelurahan/Desa Lumban
Tonga Tonga - Kelurahan/Desa Paniaran - Kelurahan/Desa Parik Sabungan -
Kelurahan/Desa Pasar Siborong Borong - Kelurahan/Desa Pohan Jae -
Kelurahan/Desa Pohan Julu - Kelurahan/Desa Pohan Tonga - Kelurahan/Desa
Kelurahan/Desa Siborong-Borong I -Kelurahan/Desa Siborong-Borong II -
Kelurahan/Desa Sigumbang - Kelurahan/Desa Silait-Lait - Kelurahan/Desa
Sitabotabo - Kelurahan/Desa Sitabotabo Toruan - Kelurahan/Desa
Sitampurung.
12) Kecamatan Simangumban
Kelurahan/Desa Aek Nabara - Kelurahan/Desa Dolok Sanggul -
Kelurahan/Desa Dolok Saut - Kelurahan/Desa Lobu Sihim - Kelurahan/Desa
Silosung - Kelurahan/Desa Simangumban Jae
Kelurahan/Desa Simangumban Julu/
13) Kecamatan Sipahutar
Kelurahan/Desa Aek Nauli I - Kelurahan/Desa Aek Nauli II - Kelurahan/Desa
Aek Nauli III - Kelurahan/Desa Aek Nauli IV - Kelurahan/Desa Onan Runggu
I - Kelurahan/Desa Onan Runggu II - Kelurahan/Desa Onan Runggu III -
Kelurahan/Desa Onan Runggu IV - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta I -
Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta II - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta III -
Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta IV - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta V -
Kelurahan/Desa Siabal Abal I - Kelurahan/Desa Siabal Abal II -
Kelurahan/Desa Siabal Abal III - Kelurahan/Desa Siabal Abal IV -
Sipahutar III - Kelurahan/Desa Tapian Nauli I - Kelurahan/Desa Tapian Nauli
II - Kelurahan/Desa Tapian Nauli III
14) Kecamatan Sipoholon
Kelurahan/Desa Huta Raja - Kelurahan/Desa Huta Raja Hasundutan -
Kelurahan/Desa Hutauruk - Kelurahan/Desa Hutauruk Hasundutan (Hutaraja
Simanungkalit) - Kelurahan/Desa Lobusingkam
Kelurahan/Desa Pagar Batu - Kelurahan/Desa Rura Julu Dolok -
Kelurahan/Desa Rura Julu Toruan - Kelurahan/Desa Simanungkalit -
Kelurahan/Desa Sipahutar - Kelurahan/Desa Sipoholon-
Kelurahan/Desa Situmeang Habinsaran - Kelurahan/Desa Situmeang
Hasundutan - Kelurahan/Desa Tapian Nauli
15) Kecamatan Tarutung
Kelurahan/Desa Hutagalung Siwaluompu - Kelurahan/Desa Hutapea Banuarea
- Kelurahan/Desa Hutatoruan X - Kelurahan/Desa Hutatoruan XI -
Kelurahan/Desa Hutauruk - Kelurahan/Desa Parbaju Julu - Kelurahan/Desa
Pardangguran - Kelurahan/Desa Simamora - Kelurahan/Desa Sosunggulon -
Kelurahan/Desa Hutatoruan IX - Kelurahan/Desa Aek Siamsimun -
Kelurahan/Desa Hutatoruan V - Kelurahan/Desa Hutatoruan VI -
Kelurahan/Desa Hutatoruan VII - Kelurahan/Desa Hutatoruan VIII -
Kelurahan/Desa Banuarea - Kelurahan/Desa Hutatoruan I - Kelurahan/Desa
Hutatoruan III - Kelurahan/Desa Parbubu Dolok - Kelurahan/Desa Parbubu I -
Kelurahan/Desa Parbubu II - Kelurahan/Desa Parbubu Julu - Kelurahan/Desa
Toruan - Kelurahan/Desa Silahisabungan - Kelurahan/Desa Sirajabosi -
Kelurahan/Desa Sirajaunok - Kelurahan/Desa Hutatoruan IV -
Kelurahan/Desa Siraja Oloan - Kelurahan/Desa Sitampurung -
Kelurahan/Desa Hapoltahan - Kelurahan/Desa Parbajutonga - Kelurahan/Desa
Parbajutoruan - Kelurahan/Desa Partali Julu - Kelurahan/Desa Partali Toruan -
Kelurahan/Desa Datuharean - Kelurahan/Desa Hutagalung - Kelurahan/Desa
Rintarnabarat - Kelurahan/Desa Siandor Andor - Kelurahan/Desa Sirajainaina
- Kelurahan/Desa Tuannapitu - Kelurahan/Desa Humanjarbadia -
Kelurahan/Desa Ompulemlem - Kelurahan/Desa Ompumangahu -
Kelurahan/Desa Jambur Nauli - Kelurahan/Desa Sihujur
4.3 Kabupaten Toba Samosir
Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi
masyarakat di daerah untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat
otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan
memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu Kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba
Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah
propinsi Sumatera Utara. Untuk itu, kajian peningkatan pemekaran Kabupaten
dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan undang-undang Nomor 22
Tahun 1999.
Peta Kabupaten Toba Samosir
Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk
mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku
mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan
kajian dan pengaturan yang rasional, profesional dan bertanggung jawab sesuai
dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing.
Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi dua
kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD
Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan
1) Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu
Kecamatan Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu
Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor.
2) Kabupaten Samosir (Calon) terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu
Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan
Runggu, Palipi, Ajibata, dan Sitio-tio.
Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan
kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklanjuti aspirasi masyarakat
tersebut dengan:
1) Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.
2) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang
ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.
3) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002
perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk
Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.
4) Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir
dan Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003.
Terakhir, dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba
Samosir, usulan ini diakomodir.
Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal
Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam
rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk
merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka
mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat
dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan
mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada
khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.
Kabupaten Toba Samosir terletak pada 203′-240′ Lintang Utara dan 98
52′-99 40′ Bujur Timur. Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 14 kecamatan, 202
desa, dan13 kelurahan mempunyai luas wilayah 2.021,80 km 2 berpenduduk
201.365 jiwa. Curah hujan rata-rata 1700-4000mm dalam setahun. Suhu
temperatur sekitar 17-29 derajat Celcius. Kabupaten Toba Samosir berbatasan
dengan 4 kabupaten:
Utara: Kabupaten Asahan
Selatan: Kabupaten Tapanuli Utara
Timur: Kabupaten Labuhan Batu
Barat: Kabupaten Samosir
Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.12.
Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir
dan Kabupaten Mandailing Natal, di Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari daerah tingkat II
Negeri sekaligus pelantikan pejabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Toba
Samosir.
Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah propinsi Sumatera
Utara dan berada di jajaran Bukit Barisan dengan topologi berbukit dan
bergelombang, dengan posisi tersebut maka wilayah Toba Samosir merupakan
salah satu wilayah pengaman bagi kabupaten lain karena daerah ini merupakan
hulu sungai yang mengalir ke Wilayah Timur Sumatera Utara. Komposisi tanah di
dominasi jenis tofu toba, pasir campuran tanah liat, kapur dan sebagian berupa
lapisan tanah batuan yang relatif kurang subur untuk pertanian.
Potensi alam luasnya lahan kering dijadikan areal sawah persawahan baru
dengan membangun sarana irigasi yang memadai. Perairan daerah Danau Toba
cukup luas dan sungai yang banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi
dan pembangkit tenaga listrik. Potensi perekonomian di daerah Toba Samosir
didominasi oleh sektor pertanian terutama tanaman bahan makanan kemudian
industri, jasa-jasa, perdagangan, hotel dan restauran.
Daftar Nama Kecamatan Kelurahan di Kabupaten Toba Samosir sebagai
berikut:
2) Kecamatan Laguboti
Kelurahan atau Desa Napitupulu Bagasan - Kelurahan atau Desa Aek Bolon
Jae - Kelurahan atau Desa Aek Bolon Julu - Kelurahan atau Desa Baru Ara -
Kelurahan atau Desa Bonan Dolok I - Kelurahan atau Desa Bonan Dolok II
- Kelurahan atau Desa Bonan Dolok III - Kelurahan atau Desa Hinalang
Kelurahan atau Desa Sangkar Nihuta - Kelurahan atau Desa Sariburaja Janji
Maria - Kelurahan atau Desa Sianipar Sihail Hail - Kelurahan atau Desa
Sibola Hotangsas - Kelurahan atau Desa Siboruon - Kelurahan atau Desa
Sibuntuon - Kelurahan atau Desa Silalahi Pagar Batu - Kelurahan atau Desa
Pardede Onan - Kelurahan atau Desa Lumban Dolok Haume Bange -
Kelurahan atau Desa Laguboti III - Kelurahan atau Desa Laguboti I -
Kelurahan atau Desa Laguboti II
3) Kecamatan Bor-Bor
Kelurahan atau Desa Aek Unsim - Kelurahan atau Desa Lintong -
Kelurahan atau Desa Natu Mingka - Kelurahan atau Desa Pangururan -
4) Kecamatan Habinsaran
Kelurahan atau Desa Hitetano / Tite Tano - Kelurahan atau Desa Lumban
Pea - Kelurahan atau Desa Lumban Pinasa - Kelurahan atau Desa Lumban
Rau Balik - Kelurahan atau Desa Lumban Rau Barat - Kelurahan atau Desa
Lumban Rau Selatan - Kelurahan atau Desa Lumban Ruhap/Ruhaya -
Kelurahan atau Desa Panamparan - Kelurahan atau Desa Parsoburan Barat -
Kelurahan atau Desa Parsoburan Tengah
5) Kecamatan Laguboti
Kelurahan atau Desa Aruan - Kelurahan atau Desa Gasa Ribu - Kelurahan
atau Desa Haunatas I - Kelurahan atau Desa Haunatas II - Kelurahan atau
Desa Lumban Bagasan - Kelurahan atau Desa Lumban Binanga - Kelurahan
atau Desa Ompu Raja Hutapea -Kelurahan atau Desa Pardinggaran -
Kelurahan atau Desa Pardomuan Nauli - Kelurahan atau Desa Pasar
Laguboti - Kelurahan atau Desa Pintu Bosi - Kelurahan atau Desa Sibarani
Nasampulu - Kelurahan atau Desa Sibuea - Kelurahan atau Desa Sidulang -
Kelurahan atau Desa Simatibung - Kelurahan atau Desa Sintong Marnipi -
Kelurahan atau Desa Sitangkola - Kelurahan atau Desa Sitoluama -
Kelurahan atau Desa Tinggir Nipasir - Kelurahan atau Desa Ujung Tanduk
6) Kecamatan Lumban Julu
Kelurahan atau Desa Harungguan - Kelurahan atau Desa Hatinggian -
Kelurahan atau Desa Jangga Dolok - Kelurahan atau Desa Jangga Toruan -
Kelurahan atau Desa Lintong Julu - Kelurahan atau Desa Lumban Lobu -
Julu - Kelurahan atau Desa Sibadihon - Kelurahan atau Desa Sibaruang -
Kelurahan atau Desa - Kelurahan atau Desa Sinar Sabungan - Kelurahan
atau Desa Sionggang Selatan - Kelurahan atau Desa Sionggang Tengah -
Kelurahan atau Desa Sionggang Utara
7) Kecamatan Nassau
Kelurahan atau Desa Lumban Rau Tengah - Kelurahan atau Desa Lumban
Rau Timur - Kelurahan atau Desa Lumban Rau Utara - Kelurahan atau Desa
Napajoriho - Kelurahan atau Desa Sipagabu.
8) Kecamatan Pintu Pohan Meranti
- Kelurahan atau Desa Ambar Halim - Kelurahan atau Desa Halado -
Kelurahan atau Desa Meranti Barat - Kelurahan atau Desa Meranti Tengah -
Kelurahan atau Desa Meranti Timur - Kelurahan atau Desa Meranti Utara -
Kelurahan atau Desa Pintu Pohan Dolok - Kelurahan atau Desa Pintu Pohan
Pasar - Kelurahan atau Desa Sibide - Kelurahan atau Desa Sibide Barat
Pasar Porsea - Kelurahan atau Desa Patane I - Kelurahan atau Desa Patane
II - Kelurahan atau Desa Patane III - Kelurahan atau Desa Patane IV -
Kelurahan atau Desa Raut Bosi - Kelurahan atau Desa Siantar Utara -
Kelurahan atau Desa Silamosik I - Kelurahan atau Desa Silamosik II -
Kelurahan atau Desa Tangga Batu I - Kelurahan atau Desa Tangga Batu II
10) Kecamatan Siantar Narumonda
Kelurahan atau Desa Narumonda I - Kelurahan atau Desa Narumonda II -
Kelurahan atau Desa Narumonda III - Kelurahan atau Desa Narumonda IV -
Kelurahan atau Desa Narumonda V - Kelurahan atau Desa Narumonda VI -
Kelurahan atau Desa Narumonda VII - Kelurahan atau Desa Narumonda
VIII - Kelurahan atau Desa Siantar Dangsina - Kelurahan atau Desa Siantar
Sigordang - Kelurahan atau Desa Siantar Sitiotio - Kelurahan atau Desa
Siantar Tonga Tonga I - Kelurahan atau Desa Siantar Tonga Tonga II
11) Kecamatan Sigumpar
Kelurahan atau Desa Dolok Jior - Kelurahan atau Desa Maju - Kelurahan
atau Desa Marsangap - Kelurahan atau Desa Nauli - Kelurahan atau Desa
Sigumpar - Kelurahan atau Desa Sigumpar Dangsina - Kelurahan atau Desa
Sigumpar Julu - Kelurahan atau Desa Situa-Tua.
12) Kecamatan Silaen
Kelurahan atau Desa Dalihan Natolu - Kelurahan atau Desa Huta Gurgur I -
Kelurahan atau Desa Huta Gurgur II - Kelurahan atau Desa Huta Namora -
Kelurahan atau Desa Lumban Dolok - Kelurahan atau Desa Natolutali -
atau Desa Parsambilan - Kelurahan atau Desa Pintu Batu - Kelurahan atau
Desa Sigodang Tua - Kelurahan atau Desa Silaen - Kelurahan atau Desa
Sinta Dame /Cinta Damai - Kelurahan atau Desa Sitorang I.
13) Kecamatan Tampahan
Kelurahan atau Desa Gukguk/Gurgur Aek Raja - Kelurahan atau Desa
Lintong Nihuta - Kelurahan atau Desa Meat - Kelurahan atau Desa Tangga
Batu Barat - Kelurahan atau Desa Tangga Batu Timur - Kelurahan atau
Desa Tara Bunga.
14) Kecamatan Uluan
Kelurahan atau Desa Dolok Nagodang - Kelurahan atau Desa Dolok Saribu
Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Dolok Saribu Lumban Nabolon -
Kelurahan atau Desa Lumban Binanga - Kelurahan atau Desa Lumban
Holbung - Kelurahan atau Desa Lumban Nabolon - Kelurahan atau Desa
Marom - Kelurahan atau Desa Parbagasan Janji Matogu - Kelurahan atau
Desa Parhabinsaran Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Parik - Kelurahan
atau Desa Partor Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Partoruan Janji
Matogu - Kelurahan atau Desa Sampuara - Kelurahan atau Desa Sibuntuon -
Kelurahan atau Desa Sigaol Barat - Kelurahan atau Desa Sigaol Timur -
4.4 Kabupaten Samosir
Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi
masyarakat di daerah untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat
otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan
memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba
Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah
propinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian peningkatan pemekaran Kabupaten
Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera
dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan undang-undang Nomor 22
Tahun 1999.
Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk
mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku
mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan
kajian dan pengaturan yang rasional, profesional dan bertanggung jawab sesuai
dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing.
Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi dua
kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD
Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan
direncanakan pemekarannya yaitu :
1) Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu
Kecamatan Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu
Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor.
2) Kabupaten Samosir (Calon) terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu
Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan
Runggu, Palipi, Ajibata, dan Sitio-tio.
Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan
kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklajuti aspirasi masyarakat
tersebut dengan :
1) Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.
2) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang
3) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002
perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk
Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.
4) Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir
dan Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003.
Terakhir, dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba
Samosir, usulan ini diakomodir dengan keluarnya
Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal
untuk melalui percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera.
Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam
rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk
merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka
mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat
dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan
mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada
khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.
Secara geografis Kabupaten Samosir terletak pada 2024′-20 25′ Lintang
Utara dan 980 21′-990 55′ Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Samosir
diapit oleh tujuh Kabupaten dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara: Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Timur: Kabupaten Toba Samosir
Selatan: Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan
Sektor pertanian adalah hal yang paling diutamakan di wilayah Kabupaten
Samosir. Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis
pemandangan alam, wisata spritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan
Danau Toba.
Nama- nama Kecamatan dan desa/ Kelurahan di Kabupaten Samosir
1) Kecamatan Harian
Kelurahan/Desa Dolok Raja – Kelurahan/Desa Hariara Pohan –
Kelurahan/Desa Janji Martahan – Kelurahan/Desa Partungko Naginjang–
Kelurahan/Desa Sampur Toba – Kelurahan/Desa Siparmahan–
Kelurahan/Desa Sosor Dolok– Kelurahan/Desa Turpuk Limbong–
Kelurahan/Desa Turpuk Malau – Kelurahan/Desa Turpuk Sagala –
Kelurahan/Desa Turpuk Sihotang .
2) Kecamatan Nainggolan
Kelurahan/Desa Huta Rihit – Kelurahan/Desa Nainggolan – Kelurahan/Desa
Pananggangan – Kelurahan/Desa Pangaloan – Kelurahan/Desa Parhusip III
– Kelurahan/Desa Pasaran I – Kelurahan/Desa Pasaran Parsaoran –
Kelurahan/Desa Sibonor Ompuratus – Kelurahan/Desa Sinaga Uruk
Pandiangan – Kelurahan/Desa Sipinggan Lumban Siantar – Kelurahan/Desa
Siruma Hombar – Kelurahan/Desa Toguan Galung.
3) Kecamatan Onan Runggu
Kelurahan/Desa Harian– Kelurahan/Desa Huta Hotang– Kelurahan/Desa
Janji Matogu– Kelurahan/Desa Onan Runggu– Kelurahan/Desa Pakpahan–
Silima Lombu– Kelurahan/Desa Sipira – Kelurahan/Desa Sitamiang–
Kelurahan/Desa Sitinjak – Kelurahan/Desa Tambun Sungkean
4) Kecamatan Palipi
Kelurahan/Desa Gorat Pallombuan – Kelurahan/Desa Hatoguan –
Kelurahan/Desa Huta Ginjang – Kelurahan/Desa Palipi – Kelurahan/Desa
Pardomuan Nauli – Kelurahan/Desa Parsaoran Urat – Kelurahan/Desa Saor
Nauli Hatoguan – Kelurahan/Desa Sigaol Marbun – Kelurahan/Desa Sigaol
Simbolon – Kelurahan/Desa Simbolon Purba – Kelurahan/Desa Suhut
Nihuta Pardomuan – Kelurahan/Desa Urat II– Kelurahan/Desa Urat Timur
5) Kecamatan Pangururan
Kelurahan/Desa Aek Nauli – Kelurahan/Desa Huta Bolon – Kelurahan/Desa
Huta Namora – Kelurahan/Desa Huta Tingg i– Kelurahan/Desa Lumban
Pinggol – Kelurahan/Desa Lumban Suhi Suhi Dolok – Kelurahan/Desa
Lumban Suhi Suhi Toruan – Kelurahan/Desa Panampangan –
Kelurahan/Desa Parbaba Dolok – Kelurahan/Desa Pardomuan I –
Kelurahan/Desa Pardomuan Nauli – Kelurahan/Desa Pardugul –
Kelurahan/Desa Parhorasan – Kelurahan/Desa Parlondut – Kelurahan/Desa
Parmonangan– Kelurahan/Desa Parsaoran I– Kelurahan/Desa Pintu Sona –
Kelurahan/Desa Rianiate – Kelurahan/Desa Saitnihuta – Kelurahan/Desa
Sialanguan – Kelurahan/Desa Sianting Anting – Kelurahan/Desa Sinabulan
– Kelurahan/Desa Siogung Ogung – Kelurahan/Desa Siopat Sosor –
Kelurahan/Desa Sitoluhuta – Kelurahan/Desa Situngkir – Kelurahan/Desa
6) Kecamatan Ronggur Nihuta
Kelurahan/Desa Lintongnihuta – Kelurahan/Desa Paraduan –
Kelurahan/Desa Ronggur Nihuta – Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta –
Kelurahan/Desa Salaon Dolok – Kelurahan/Desa Salaon Toba –
Kelurahan/Desa Salaon Tonga Tonga – Kelurahan/Desa Sijambur.
7) Kecamatan Sianjur Mula-Mula
Kelurahan/Desa Aek Sipitudai– Kelurahan/Desa Boho – Kelurahan/Desa
Bonan Dolok – Kelurahan/Desa Ginolat – Kelurahan/Desa Hasinggaan –
Kelurahan/Desa Huta Ginjang – Kelurahan/Desa Huta Gurgur –
Kelurahan/Desa Sari Marihit – Kelurahan/Desa Sianjur Mulamula–
Kelurahan/Desa Siboro – Kelurahan/Desa Singkam.
8) Kecamatan Simanindo
Kelurahan/Desa Ambarita – Kelurahan/Desa Cinta Dame– Kelurahan/Desa
Dosroha – Kelurahan/Desa Garoga – Kelurahan/Desa Huta Ginjang–
Kelurahan/Desa Maduma – Kelurahan/Desa Martoba – Kelurahan/Desa
Parbalohan – Kelurahan/Desa Pardomuan – Kelurahan/Desa Parmonangan –
Kelurahan/Desa Sihusapi – Kelurahan/Desa Simanindo Sangkal –
Kelurahan/Desa Simarmata – Kelurahan/Desa Tanjungan – Kelurahan/Desa
Tomok – Kelurahan/Desa Tuktuk Siadong.
9. Kecamatan Sitio-Tio
Kelurahan/Desa Buntu Mauli – Kelurahan/Desa Cinta Maju–
Kelurahan/Desa Holbung – Kelurahan/Desa Janji Raja – Kelurahan/Desa
4.5 Kabupaten Humbang Hasundutan
Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan
terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi
Sumatera Utara.
Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di
wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota
Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun
1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :
1) Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.
2) Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.
3) Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Laguboti.
4) Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten
Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan,
Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964,
karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi
kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 dan selanjutnya
berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten
Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat
pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka
harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan
Kabupaten Humbang Hasundutan Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria
Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya
wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan kabupaten.
Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di
wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten
Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu
menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten
Tapanuli Utara melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh
pemerintah Kabupaten Tapartuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten
Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara
Peta Humbang Hasundutan
Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam
waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR-RI
melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang
Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II
DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini
mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya
melahirkan Uudang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias
Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di
Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten
Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus
melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur
terletak di bagian tengah Sumatera Utara berada pada posisi 2° 13′-2°28′ LU dan
98° 10′-98°57′ BT dengan luas wilayah 233.533 HA.
Kabupaten Humbang Hasundutan dengan ibukota Dolok Sanggul. Batas-batas
wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai berikut:
Utara: Kabupaten Toba Samosir
Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah
Timur : Kabupaten Tapanuli Utara
Barat: Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Pakpak Bharat
Keadaan tanah secara umum bergelombang diselingi dataran. Kabupaten
Humbang Hasundutan mempunyai potensi daya alam yang kaya seperti: Potensi
pariwisata, pertanian, peternakan, pertambangan, kehutanan, energi, perdagangan
dan industri.
Daftar nama kecamatan dan desa di kabupaten Humbang Hasundutan:
1) Kecamatan Bakti Raja
Kelurahan atau Desa Marbun – Kelurahan atau Desa Marbun Dolok –
Kelurahan atau Desa Marbun Tonga – Kelurahan atau Desa Simamora –
Kelurahan atau Desa Simangulampe – Kelurahan atau Desa Sinambela –
Kelurahan atau Desa Siunong-Unong Julu – Kelurahan atau Desa Tipang.
2) Kecamatan Dolok Sanggul
Kelurahan atau Desa Aek Lung – Kelurahan atau Desa Bonani Onan–
Kelurahan atau Desa Dolok Sanggul / Pasar Dolok Sanggul – Kelurahan
atau Desa Huta Gurgur – Kelurahan atau Desa Hutabagasan – Kelurahan
Lumban Purba– Kelurahan atau Desa Lumban Tobing– Kelurahan atau
Desa Matiti I – Kelurahan atau Desa Matiti II– Kelurahan atau Desa Pakkat
– Kelurahan atau Desa Parik Sinomba – Kelurahan atau Desa Pasaribu–
Kelurahan atau Desa Purba Dolok – Kelurahan atau Desa Purba Manalu –
Kelurahan atau Desa Saitnihuta – Kelurahan atau Desa Sampean–
Kelurahan atau Desa Sigala Gala / Silaga Laga – Kelurahan atau Desa Sihite
I– Kelurahan atau Desa Sihite II – Kelurahan atau Desa Sileang – Kelurahan
atau Desa Simangaronsang – Kelurahan atau Desa Simarigung – Kelurahan
atau Desa Sirisirisi – Kelurahan atau Desa Sosor Gonting – Kelurahan atau
Desa Sosor Tambok.
3) Kecamatan Lintong Nihuta
Kelurahan atau Desa Dolok Marduga – Kelurahan atau Desa Hutasoit–
Kelurahan atau Desa Lobu Tua – Kelurahan atau Desa Naga Saribu I –
Kelurahan atau Desa Naga Saribu II – Kelurahan atau Desa Pargaulan –
Kelurahan atau Desa Sibuntuon – Kelurahan atau Desa Sibuntuon Parpean –
Kelurahan atau Desa Siharjulu – Kelurahan atau Desa Siponjot – Kelurahan
atau Desa Sitolu Bahal – Kelurahan atau Desa Tapian Nauli.
4) Kecamatan Onan Ganjang
Kelurahan atau Desa Aek Godang – Kelurahan atau Desa Batu Nagodang
Siatas– Kelurahan atau Desa Hutajulu – Kelurahan atau Desa Janji
Nagodang – Kelurahan atau Desa Onan Ganjang – Kelurahan atau Desa
– Kelurahan atau Desa Sanggaran II – Kelurahan atau Desa Sibuluan –
Kelurahan atau Desa Sigalogo – Kelurahan atau Desa Sihikkit.
5) Kecamatan Pakkat
Kelurahan atau Desa Banuarea– Kelurahan atau Desa Karya – Kelurahan
atau Desa Lumban Tonga-Tonga – Kelurahan atau Desa Manalu –
Kelurahan atau Desa Pakkat Hauagong – Kelurahan atau Desa
Parmonangan – Kelurahan atau Desa Pulo Godang – Kelurahan atau Desa
Purba Baringin– Kelurahan atau Desa Purba Bersatu – Kelurahan atau Desa
Rura Aek Sopang – Kelurahan atau Desa Rura Tanjung – Kelurahan atau
Desa Siambaton – Kelurahan atau Desa Sijarango – Kelurahan atau Desa
Sipagabu – Kelurahan atau Desa Tukka Dolok.
6) Kecamatan Paranginan
Kelurahan atau Desa Lobu Tolong – Kelurahan atau Desa Lobu Tolong I –
Kelurahan atau Desa Lumban Barat – Kelurahan atau Desa Lumban
Sialaman – Kelurahan atau Desa Lumban Sianturi – Kelurahan atau Desa
Paranginan Selatan – Kelurahan atau Desa Paranginan Utara – Kelurahan
atau Desa Pearung – Kelurahan atau Desa Sihonongan.
7) Kecamatan Parlilitan
Kelurahan atau Desa Baringin – Kelurahan atau Desa Pusuk I – Kelurahan
atau Desa Pusuk II Simaninggir – Kelurahan atau Desa Sihassima–
Kelurahan atau Desa Sihotang Hasugian Dolok II– Kelurahan atau Desa
Sihotang Hasugian Tonga – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Julu –
Hudon Timur – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Timur II – Kelurahan
atau Desa Sionom Hudon Tonga – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon
Toruan – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Utara – Kelurahan atau Desa
Sionom Hudon VII .
8) Kecamatan Pollung
Kelurahan atau Desa Aek Nauli I – Kelurahan atau Desa Aek Nauli II –
Kelurahan atau Desa Huta Julu – Kelurahan atau Desa Huta Paung –
Kelurahan atau Desa Huta Paung Utara – Kelurahan atau Desa Pandumaan–
Kelurahan atau Desa Pansur Batu – Kelurahan atau Desa Pardomuan–
Kelurahan atau Desa Parsingguran I – Kelurahan atau Desa Parsingguran II
– Kelurahan atau Desa Pollung – Kelurahan atau Desa Ria-Ria – Kelurahan
atau Desa Sipitu Huta.
9) Kecamatan Sijama Polang
Kelurahan atau Desa Batu Nagajar – Kelurahan atau Desa Bonan Dolok I –
Kelurahan atau Desa Bonan Dolok II – Kelurahan atau Desa Hutaginjang –
Kelurahan atau Desa Sanggaran I – Kelurahan atau Desa Siborboron–
Kelurahan atau Desa Sibuntuon – Kelurahan atau Desa Sigulok – Kelurahan
atau Desa Sitapongan.
10) Kecamatan Tara Bintang
Kelurahan atau Desa Sibongkare – Kelurahan atau Desa Sihombu –
Kelurahan atau Desa Sihotang Hasugian Toruan – Kelurahan atau Desa
4.6 Kabupaten Tapanuli Tengah
Tapanuli Tengah adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara. Ibu kotanya
adalah Kota Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom
dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah
Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli
Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli
Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945.
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau
Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar
berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil
dengan luas wilayah 2.188 Km².
Batas Wilayah:
Utara : Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi Aceh)
Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan
Barat : Kota Sibolga dan Samudera Indonesia
Timur : Kabupaten Tapanuli Utara,Kabupaten Humbang Hasundutan,
dan Kabupaen Pakpak Bharat
Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2010 berpenduduk sekitar 311.232 jiwa
dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk
periode tahun 2005-2010 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di
Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit-bukit
dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah
Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong
beriklim tropis. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2005
adalah 26,09 °C. Dalam periode bulan Januari – Desember 2006, suhu udara
maksimum dapat mencapai 31,53 °C dan suhu minimum mencapai 21,72 °C. Pada
tahun 2006, curah hujan rata-rata 4.925,9 mm, hari hujan 226,0 hari, kecepatan
angin rata 6,7 knot dan penguapan rata 4,6 mm. Kelembaban udara
Pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah dilaksanakan dengan konsep
pembangunan Tapanuli Growth yaitu sinergi kabupaten/kota lingkup Kawasan Barat Sumatera Utara,Aceh Singkil dan Simeulue (Provinsi Aceh) untuk
menciptakan pola pertumbuhan kawasan yang kompetitif dengan Kawasan
Industri Terpadu Labuan Angin. Kabupaten Tapanuli Tengah kini menjadi pusat
koleksi (hub) komoditas unggulan daerah.
Persoalan mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah
lain di Kawasan Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah
kemiskinan dan pengangguran. Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan
tersebut adalah topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan),
sumber daya manusia,pengelolaan sumber daya alam,infrastruktur, akses
informasi dan arus modal. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya
untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunandan
menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi, baik
investasi pemerintah maupun swasta dengan konsep pembangunan Tapanuli Growth.
Pada bulan Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah terdiri atas 20 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa.
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
1) Kecamatan Andam Dewi
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Andam Dewi di
Kota/Kabupaten Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Bondar Sihudon I -
Kelurahan/Desa Lobu Tua - Kelurahan/Desa Pangaribuan - Kelurahan/Desa
Rinabolak - Kelurahan/Desa Sawah Lamo - Kelurahan/Desa Sigolang -
Kelurahan/Desa Sijungkang - Kelurahan/Desa Sirami Ramian -
Kelurahan/Desa Sitiris-Tiris - Kelurahan/Desa Sogar - Kelurahan/Desa
Sosor Gonting - Kelurahan/Desa Uratan .
2) Kecamatan Badiri
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Badiri di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Aek Horsik - Kelurahan/Desa Gunung
Kelambu - Kelurahan/Desa Hutabalang - Kelurahan/Desa Jago Jago -
Kelurahan/Desa Kebun Pisang - Kelurahan/Desa Lopian - Kelurahan/Desa
Lubuk Ampolu - Kelurahan/Desa Pagaran Honas - Kelurahan/Desa Sitardas.
3) Kecamatan Barus
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Barus di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Aek Dakka - Kelurahan/Desa Bukit
Patupangan - Kelurahan/Desa Bungo Tanjung (Sawah Lamo) -
Kelurahan/Desa Gabungan Hasang - Kelurahan/Desa Kampung Mudik -
Kelurahan/Desa Kampung Solok - Kelurahan/Desa Kedai Gedang -
Kelurahan/Desa Kinali - Kelurahan/Desa Padang Masiang - Kelurahan/Desa
Pasar Batu Gerigis - Kelurahan/Desa Pasar Terandam - Kelurahan/Desa
Patupangan - Kelurahan/Desa Sawah Lamo - Kelurahan/Desa Sigambo
4) Kecamatan Barus Utara
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Barus Utara di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Huta Ginjang - Kelurahan/Desa
Pananggahan - Kelurahan/Desa Parik Sinomba - Kelurahan/Desa Purbatua -
Kelurahan/Desa Siharbangan - Kelurahan/Desa Sihorbo.
5) Kecamatan Kolang
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kolang di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Hudopa Nauli - Kelurahan/Desa
Hurlang Muara Nauli - Kelurahan/Desa Kolang Nauli - Kelurahan/Desa
Makarti Nauli - Kelurahan/Desa Pasar Onan Hurlang - Kelurahan/Desa
Rawa Makmur - Kelurahan/Desa Satahi Nauli - Kelurahan/Desa Sipakpahi
Aek Lobu - Kelurahan/Desa Unte Mungkur I -Kelurahan/Desa Unte
Mungkur II - Kelurahan/Desa Unte Mungkur III - Kelurahan/Desa Unte
Mungkur IV.
6) Kecamatan Lumut
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Lumut di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara (Sumut):
Kelurahan/Desa Aek Gambir - Kelurahan/Desa Lumut - Kelurahan/Desa
Lumut Maju - Kelurahan/Desa Lumut Nauli - Kelurahan/Desa Masundung -
Kelurahan/Desa Sialogo (Sihalogo).
7) Kecamatan Manduamas
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Manduamas di Kota/Kabupaten
Monong - Kelurahan/Desa Manduamas Lama - Kelurahan/Desa Pagaran
Nauli - Kelurahan/Desa Pasar Onan Manduamas - Kelurahan/Desa Saragih -
Kelurahan/Desa Sarma Nauli - Kelurahan/Desa Tumba - Kelurahan/Desa
Tumba Jae.
8) Kecamatan Pandan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pandan di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Pandan - Kelurahan/Desa Hajoran -
Kelurahan/Desa Aek Sitio Tio - Kelurahan/Desa Aek Tolang -
Kelurahan/Desa Sibuluan Indah - Kelurahan/Desa Lubuk Tukko -
Kelurahan/Desa Sibuluan Nauli - Kelurahan/Desa Sibuluan Raya
9) Kecamatan Pasaribu Tobing
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pasaribu Tobing di
Kota/Kabupaten Tapanuli Tengah: -Kelurahan/Desa Aek Nadua -
Kelurahan/Desa Makmur - Kelurahan/Desa Pasaribu Tobing -
Kelurahan/Desa Sidaling - Kelurahan/Desa Simargarap - Kelurahan/Desa
Sipakpahi - Kelurahan/Desa Suga-Suga (Hutagodang) - Kelurahan/Desa
Suka Maju
10) Kecamatan Pinangsori
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pinangsori di Kota/Kabupaten
Tapanuli Tengah: - Kelurahan/Desa Gunung Marijo - Kelurahan/Desa
Parjalihotan Baru - Kelurahan/Desa Pinang Baru - Kelurahan/Desa
Pinangsori - Kelurahan/Desa Sihaporas - Kelurahan/Desa Sitonong Bangun