• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dialek Bahasa Batak Toba: Kajian Geografi Dialek Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dialek Bahasa Batak Toba: Kajian Geografi Dialek Chapter III VII"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pendekatan

yang dilakukan terhadap subjek, adalah pendekatan dialektologi, pendekatan

geografi, dan sosiolinguistik. Dalam pendekatan dialektologi, yang diteliti adalah

bentuk fonologi dan leksikon dalam konteks penutur Bahasa Batak Toba, dan

pada sosiolinguistik dilihat perbedaan dialek pemakai Bahasa Batak Toba.

Penelitian dialektologi adalah penelitian lapangan, sehingga peneliti harus

turun ke lapangan mengumpulkan data secara langsung sehingga dapat

menentukan dialek atau subdialek dalam bahasa yang diteliti.

Menurut Sudaryanto (1988:62) istilah deskriptif menyarankan agar

penelitian itu dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau

fenomena secara empiris yang hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang

dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang sifatnya potret atau

paparan seperti apa adanya. Adapun istilah komparatif menyarankan kepada cara

kerjanya yang membandingkan data satu dengan yang lain (Sudaryanto, 1988:63)

Kridalaksana, (2008:222) mendefinisikan sinkronis sebagai hal yang

bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas, dan

tidak melibatkan perkembangan historis. Berbeda halnya dengan diakronis yang

melibatkan faktor waktu atau historis. Dalam kajian linguistik, Parera, (1991:21)

(2)

sejaman. Dengan kata lain hasil yang diperoleh hanya menggambarkan

keberadaan suatu bahasa pada saat ini saja.

Mahsun (1995:13) mengatakan bahwa dalam pembicaraan yang bersifat

sinkronis dilakukan upaya menjawab persoalan ‖apa‖ itu dialek/subdialek. Suatu

pembicaraan yang berhubungan dengan parameter (metode) yang digunakan

untuk menentukan bahwa perbedaan-perbedaan isolek yang terdapat dalam

bahasa modern itu adalah perbedaan dialek-subdialek serta ciri-ciri linguistik yang

menandai dan membedakan dialek-dialek/subdialek-subdialek satu sama lain.

Penelitian ini membandingkan kemiripan bentuk, kesamaan dialek, dan

perbedaan dialek melalui pengkajian perkembangannya pada tataran fonologi.

Dengan menggunakan metode deskriptif komparatif, peneliti bisa melakukan

pengambilan data yang mendasar di lapangan secara sistematis, faktual, dan

akurat. Perkembangan suatu bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta

menyelidiki perbandingan suatu bahasa dengan bahasa lain dapat dilakukan dalam

kajian diakronis. Maka, yang diamati dalam kajian bahasa secara diakronis adalah

fenomena bahasa yang bersifat evolutif. Dialektologi diakronis adalah suatu

kajian tentang perbedaan-perbedaan isolek yang bersifat analitis sinkronis dengan

penafsiran perbedaan-perbedaan isolek tersebut berdasarkan kajian yang bersifat

historis atau diakronis. Dengan kata lain, dialektologi diakronis adalah kajian

tentang ‖apa dan bagaimana‖ perbedaan isolek-isolek yang terdapat dalam satu

bahasa (Mahsun, 1995:13). Dalam hal ini adalah perubahan yang terdapat dalam

bahasa-bahasa yang berkerabat atau dalam dialek-dialek suatu bahasa (Mahsun

(3)

Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan

yaitu penelitian sinkronis. Penelitian bahasa dalam dialektologi sinkronis maupun

historis komparatif pada dasarnya dibagi atas tiga tahap, yaitu:

1) Tahap penyediaan data;

2) Tahap analisis data; dan

3) Tahap penyajian hasil analisis data.

Metode yang digunakan dalam penelitian dialektologi sinkronis adalah

metode cakap, metode simak, dan metode survei.

1) Metode Cakap

Pengumpulan data dengan metode cakap yaitu, mengadakan percakapan

antara peneliti dan informan serta mengadakan kontak peneliti dan informan di

setiap daerah pengamatan dalam penelitian tersebut (Mahsun, 2005:128).

Pada pengumpulkan data lingual, Sudarianto (1988) mengemukakan dua

metode yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak yaitu metode

pengumpulan data kebahasaan dengan cara menyimak atau mengamati. Teknik

dasar simak adalah teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik simak bebas

libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat.

Mahsun (1995:100) berpendapat bahwa eknik cakap semuka ideal karena

peneliti dapat secara langsung mengetahui kondisi geogafis daerah titik

pengamatan. Selain kondisi geografis, keadaan sosial budaya, keadaan

transportasi, dan hal lain yang berhubungan dengan masalah dialek dapat diamati

(4)

Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Wawancara digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam hubungan ini, pewawancara dan informan terlibat langsung.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai

responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,

kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti

melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan

dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga

responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan

pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan

multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

2) Metode Simak

Metode penyediaan data adalah metode simak karena cara yang

digunakan peneliti untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa dalam hal ini bukan hanya bentuk lisan

tetapi juga penggunaan bahasa dalam bentuk tertulis.

Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing, sehingga

membuat pembicaraan lebih hidup dan mengarahkan pembicaraan untuk

(5)

Dalam penelitian dialektologi, metode simak memainkan peran yang

sangat penting untuk mengecek kembali penggunaan bahasa yang diperoleh

dengan metode cakap. Tidak jarang dijumpai dalam penelitian dialektologi,

informan karena perasaan tertentu, misalnya, malu dianggap isoleknya kurang

berprestise lalu cenderung memberikan keterangan tentang bentuk yang mirip

dengan bentuk yang lebih berprestise (dialek standar). Untuk mengatasi hal seperti

itu, peneliti dapat melakukan penyadapan pengguna bahasa para informan tanpa

sepengetahuan mereka (Mahsun 2005:134).

3) Metode Survei

Metode survei adalah metode penyediaan data yang dilakukan melalui

penyebaran kueisioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan terperinci untuk

menerima informasi dari sejumlah informan yang dipandang mewakili populasi

penelitian, survei dapat bersifat deskriptif dan eksplanatori.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam menentukan daerah penelitian, beberapa hal penting diperhatikan

adalah yang berkenaan dengan (a) pengenalan peneliti terhadap daerah yang

diteliti, (b) penentuan tempat yang akan diteliti (titik pengamatan), dan (c) nama

tempat atau titik pengamatan. Keberhasilan sebuah penelitian, antar lain

ditentukan oleh faktor daerah penelitian yang dipilih, baik berdasarkan alasan

ilmiah maupun alasan teknis ( Ayatrohaedi, 2002: 25).

Penelitian dilakukan di daerah penutur Bahasa Batak Toba yang terdiri

dari enam kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir,

(6)

Tengah dan Kabupaten Dairi. Penelitian di setiap daerah kabupaten ditentukan

sesuai dengan keperluan peneliti yaitu daerah pedesaan yang dianggap belum

terpengaruh pemakaian Bahasa Batak Toba dengan Bahasa Indonesia atau bahasa

yang lain.

Waktu penelitiaan tidak dibatasi, namun waktu pengumpulan data

dilakukan selama 30 hari karena mengingat keterbatasan tenaga, waktu, dan

materi yang tersedia. Pengujian data dilakukan dalam waktu 3-5 bulan. Hal

demikian disebabkan oleh luasnya daerah penelitian.

Penelitian ini membatasi daerah penutur Bahasa Batak Toba yang

dianggap menjadi daerah penutur asli. Daerah Kota Madya Siantar dan Tanah

Jawa (Kabupaten Simalungun) juga memiliki jumlah penutur Bahasa Batak Toba

yang banyak namun, kedua daerah tersebut merupakan daerah yang bersifat

heterogen dari etnis yang lain. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa daerah

tersebut bukan menjadi daerah titik pengamatan. Daerah Kota Madya Siantar dan

Tanah Jawa merupakan derah perantauan masyarakat Batak Toba untuk mencari

penghidupan yang lebih baik.

3.3Sumber Data

Sumber data yang utama/ primer adalah data lisan yang diperoleh dari

informan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber-sumber tertulis mengenai kosakata yang ada di daerah penutur Bahasa Batak

Toba. Mengenai jumlah data sebanyak 800 kosakata dasar dengan menggunakan

(7)

Dalam penelitian ini dibutuhkan banyak informan sehingga dapat

ditemukan informasi yang lebih jelas dan objektif mengenai situasi bahasa yang

diteliti. Informan dipilih sesuai dengan hal yang diperlukan yaitu sanggup

memberikan korpus kebahasaan yang berlimpah, cermat dan bisa dianggap

mewakili kevaliditasan data (lihat Samarin,1988).

3.4Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi daerah titik

pengamatan yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan dengan mengirimkan

angket dirasakan kurang tepat karena ada fonetis yang harus menjadi bagian

pengamatan. Peneliti turun langsung ke daerah pengamatan serta melakukan

wawancara secara teratur. Pada setiap titik pengamatan peneliti bertatap muka

secara langsung dengan informan, agar mengetahui strata fonetis yang diucapkan

oleh informan. Di samping itu, peneliti juga mempersiapkan alat rekam serta

berada tidak begitu jauh dari informan supaya dapat mencatat serta

memperhatikan alat-alat fonetis informan saat wawancara.

Sudaryanto (1988:2) mengemukakan, dua metode dalam mengumpulkan

data yaitu metode simak dan metode cakap. Metode simak adalah pengumpulan

data kebahasaan dengan cara menyimak atau mengamati. Metode cakap adalah

metode untuk pengumpulan data lingual dengan melakukan percakapan antara

informan dan penutur.

Informan adalah masyarakat yang tinggal di daerah pengamatan penutur

bahasa Batak Toba yaitu di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir,

(8)

Tengah dan Kabupaten Dairi. Dari setiap penutur tidak mungkin seluruhnya

diwawancarai. Untuk itu, peneliti akan memilih informan yang dianggap

representatif dari tiap titik pengamatan. Informan yang dipilih dapat memberikan

informasi yang lengkap mengenai situasi kebahasaan di daerahnya

masing-masing.

Pemetaan bahasa bertumpu pada keterangan yang diberikan oleh informan

di lapangan. Oleh karena itu, peneliti harus mencari dan memilih informan yang

dianggap memenuhi syarat (Kurath, 1973:12 dalam Lauder). Peneliti mewawancarai informan yang rata-rata berusia 40 tahun, yang termuda 29 tahun,

dan yang tertua 65 tahun.

3.5. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang telah dikumpulkan dari

informam. Analisis data dalam penelitian bahasa menggunakan metode padan

dan metode agih ( Sudaryanto,1993:13). Metode padan adalah metode analisis

data yang alat penentunya bukan menjadi bagian bahasa yang bersangkutan

sedangkan metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya bagian

dari bahasa yang bersangkutan.

Dalam menganalisis data pada penelitian geografi Bahasa Batak Toba

digunakan metode padan. Pada penelitian ini, peneliti mendeskripsikan semua

data dari informan serta mengelompokkan sistem ucapan sesuai dengan daerah

titik pengamatan, mengklasifikasikandalam berbagai unsur bahasa, baik dalam

fonologi, morfologi maupun leksikon, dan memetakan data yang menunjukkan

(9)

Pembuatan peta adalah memindahkan data yang dikumpulkan dari daerah

pengamatan ke dalam bentuk peta, sehingga peta bisa dikatakan representasi

bahasa yang ada di lapangan. Oleh karena itu, pada peta ada titik-titik pengamatan

yang menjadi tempat pengumpulan data.

Mahsun, (1995:58) menyatakan dalam dialektologi , peta yang digunakan

dalam menggambarkan variasi unsur ada dua macam yaitu peta peragaan dan peta

penafsiran. Pada peta peragaan tercantum distribusi geografis perbedaan unsur

kebahasan yang terdapat diantara daerah pengamatan. Peta penafsiran adalah peta

yang berisi berkas isoglos. Kedua macam peta tersebut digunakan dalam

penelitian ini. Peta disusun berdasarkan sistem lambang, yaitu unsur bahasa yang

bervariasi digambarkan dengan menggunakan lambang yang berbeda di dalam

peta. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) pemeriksaan data,

2) klasifikasi data dan tabulasi data,

3) pemetaan data yang telah ditabulasikan,

4) menggunakan lambang dalam peta,

5) menggunakan garis isoglos untuk penanda batas bentuk unsur bahasa,

6) pada pemetaan bersifat kualitatif dan deskriptif.

Melalui pemetaan tersebut dapat dihitung jumlah unsur bahasa,

menentukan apakah bahasa tersebut terdapat beda bahasa, beda dialek, beda

subdialek, beda wicara atau tidak ada beda dengan menggunakan penghitungan

dialektometri.

Alur metode yang dilakukan adalah sebagai berikut: untuk menyelesaikan

(10)

Toba secara dialektologis di daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten

Tobasa, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi,

dan Kabupaten Tapanuli Tengah?

Data yang digambarkan adalah sejumlah 800 kosakata daftar Hole yang

dijaring melalui wawancara dengan metode wawancara, metode simak dan

metode cakap. Data selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan perbedaan dan

persamaan kemudian dihitung jumlah beda tiap titik pengamatan dengan metode

dialektometri dengan rumus yang diajukan Seguy yaitu S/n x 100%. Dimana S

adalah jumlah beda dengan daerah pengamatan lain, n adalah jumlah peta yang

dibandingkan, dan d adalah jarak kosakata dalam %. Untuk menjelaskan masalah

(2) yaitu bagaimanakah deskripsi pola variasi Bahasa Batak Toba di daerah

Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang

Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Tapanuli

Tengah? Permasalahan (1) dianalisis dengan membandingkan perbedaan dan

persamaan dari segi bunyi vokal , konsonan, dan leksikon sehingga diperoleh

variasi yang berbeda di setiap titik pengamatan. yang terklarifikasi dari hasil

jawaban: Bagaimanakah peta pola variasi dialek bahasa Batak Toba di daerah

Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang

Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Tapanuli

(11)

3.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah cara berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang

dianggap perlu sebagai aturan yang akan dilaksanakan. Peneliti akan mengikuti

kerangka berpikir mencapai tujuan yaitu peta Bahasa Batak Toba. Pemetaan

Bahasa Batak Toba sangat perlu untuk dilaksanakan mengingat masih kurangnya

pembahasan mengenai bahasa lokal yaitu Bahasa Batak Toba. Penggunaan

kosakata dasar Holle sebagai alat menjaring data dari enam kabupaten pemakai

Bahasa Batak Toba. Data yang terkumpul akan dianalisis berdasarkan rumus

dialektometri yang digunakan oleh Séguy-Guiter. Hasil penghitungan

dialektometri akan menunjukkan perbedaan idiolek, dialek atau bahasa dalam

Bahasa Batak Toba, sehingga ditemukan peta Bahasa Batak Toba.

Tapanuli Utara

Penentuan Dialek Berkas Isoglos Penentuan idiolek

Peta Bahasa Batak Toba

(12)

Berdasarkan kerangka bepikir di atas dapat dijelaskan bahwa, penutur

bahasa Batak Toba di Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tapanuli

Tengah, Toba Samosir, Dairi dan Samosir mempunyai perbedaan dalam fonologi

dan kosakata. Perbedaan ini diuji dalam bentuk daftar kosakata Holle sebanyak

800 kosakata. Penutur bahasa Batak Toba dianggap berbeda dialek, bahkan

selama ini dibedakan berdasarkan pembagian wilayah pemerintahan Belanda.

Masalah ini dibuktikan dengan menggunakan rumus dialektometri. Rumus yang

dipakai untuk penghitungan adalah rumus yang diajukan oleh Séguy yaitu:

d

s = Jumlah beda dengan daerah pengamatan lain

n = Jumlah peta yang dibandingkan

d = Jarak kosa kata dalam %

Sebagai contoh, dengan memperhitungkan jumlah beda pemakaian

kosakata di satu titik pengamatan dengan titik pengamatan lainnya yang dikalikan

dengan 100 lalu dibagi dengan jumlah nyata banyaknya peta yang dibandingkan,

diperoleh persentasi jarak kosakata di antara kedua titik pengamatan itu.

Hasil yang diperoleh berupa persentase jarak unsur-unsur kebahasaan di

antara daerah-daerah pengamatan yang selanjutnya digunakan untuk menentukan

(13)

Perbedaan bidang leksikon:

81 % ke atas : dianggap perbedaan bahasa

51-80% : dianggap perbedaan dialek

31-50% : dianggap perbedaan subdialek

21-30% : dianggap perbedaan wicara

di bawah 20% : dianggap tidak ada perbedaan

Perbedaan bidang fonologi:

17% ke atas : dianggap perbedaan bahasa

12-16% : dianggap perbedaan dialek

8-11% : dianggap perbedaan subdialek

4-7% : dianggap perbedaan wicara

0-3% : dianggap tidak ada perbedaan

(Guiter dalam Mahsun, 1995)

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian disusunlah kerangka

berpikir yang berguna untuk arahan pokok masalah dan tujuan penelitian

berdasarkan teori dan metode yang dipergunakan. Kerangka berpikir adalah dasar

berpikir menganalisis data kebahasaan dalam Bahasa Batak Toba sehingga

tergambar dengan jelas. Metode ini meliputi hubungan daerah penelitian dengan

masyarakat pemakai bahasa untuk mendapatkan data bahasa yang digunakan.

Melalui hubungan antara teori, metode, rumusan masalah, dan tujuan penelitian

digunakan mengkaji unsur bahasa Batak Toba secara dialektologis, serta

menggunakan penghitungan secara dialektometri. Dengan menggunakan

(14)

daerah pengamatan, serta membuat garis isoglos dan dapat juga menentukan

idiolek. Sehingga keseluruhan temuan dalam penelitian dapat menghasilkan peta

Bahasa Batak Toba. Peta Bahasa Batak Toba yang ditemukan adalah peta bahasa

yang berdasarkan pemakaian penutur Bahasa Batak Toba di daerah titik

(15)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Propinsi Sumatera Utara

Propinsi Sumatera Utara terletak pada 1°- 4° Lintang Utara dan 98°-100°

Bujur Timur, dengan ibukota propinsi Kota Medan. Propinsi Sumatera Utara

memiliki 25 kabupaaten dan 8 kota, dan terdiri dari 421 kecamatan, keseluruhan

Propinsi Sumatera Utara memiliki 5.828 desa.Luas daratan Propinsi Sumatera

Utara 71.680 km2

Wilayah Sumatera Utara berbatasan langsung dengan Sebelah Utara

berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat

Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat,

dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

(16)

4.2 Kabupaten Tapanuli Utara

Tapanuli Utara adalah salah satu Kabupaten yang ada di daerah Propinsi

Sumatera Utara yang ibukotanya Tarutung. Tapanuli Utara sangat cocok untuk

dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Letaknya cukup tinggi antara

300-1.800 di atas permukaan laut (dpl) sehingga udaranya menjadi sejuk. Di wilayah

propinsi Sumatera Utara, daerah yang memiliki ketinggian yang hampir sama

dengan Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kabupaten Dairilah yang memiliki

ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.

Peta Tapanuli Utara

Potensi pariwisata adalah salah satu alternatif yang dimiliki Tapanuli Utara

untuk mendapatkan penghasilan lain. Sektor pertanian memang masih

(17)

Selain kemenyaan hasil hutan, hasil perkebunan berupa kopi arabika

adalah kominitas lain yang diunggulkan. Luas wilayah 3.800,31 kilometer

persegi, termasuk Danau Toba seluas 6,60 km2, terdiri dari 15 kecamatan,

232desa, dan 11 kelurahan dengan jumlah penduduk 315.449 jiwa.

Daftar nama kecamatan dan Desa/ Kelurahan di Kabupaten Tapanuli Utara

1) Kecamatan Adian Koting

- Kelurahan/Desa Adiankoting - Kelurahan/Desa Banuaji I

- Kelurahan/Desa Banuaji II - Kelurahan/Desa Banuaji IV

- Kelurahan/Desa Dolok Nauli - Kelurahan/Desa Pagaran Lambung I

- Kelurahan/Desa Pagaran Lambung II - Kelurahan/Desa Pagaran Lambung III

- Kelurahan/Desa Pagaran Lambung IV - Kelurahan/Desa Pagaran Pisang

- Kelurahan/Desa Pansur Batu - Kelurahan/Desa Pardomuan Nauli

- Kelurahan/Desa Siantar Nai Pospos - Kelurahan/Desa Sibalanga

2) Kecamatan Garoga

Kelurahan/Desa Aek Tangga - Kelurahan/Desa Garoga Sibargot -

Kelurahan/Desa Gonting Garoga - Kelurahan/Desa Gonting Salak -

Kelurahan/Desa Lontung Jae I - Kelurahan/Desa Lontung Jae II -

Kelurahan/Desa Padang Siandomang - Kelurahan/Desa Parinsoran Pangorian -

Kelurahan/Desa Parsosoran - Kelurahan/Desa Sibaganding - Kelurahan/Desa

Sibalanga - Kelurahan/Desa Simpang Bolon

3) Kecamatan Muara

Kelurahan/Desa Aritonang - Kelurahan/Desa Bariba Niaek - Kelurahan/Desa

(18)

Ginjang - Kelurahan/Desa Huta Lontung - Kelurahan/Desa Huta Nagodang -

Kelurahan/Desa Papande - Kelurahan/Desa Sampuran -Kelurahan/Desa

Sibandang Kelurahan/Desa Silali Toruan Kelurahan/Desa Silando

-Kelurahan/Desa Simatupang - -Kelurahan/Desa Sitanggor - -Kelurahan/Desa

Unte Mungkur.

4) Kecamatan Pagaran

Kelurahan/Desa Banua Luhu - Kelurahan/Desa Dolok Saribu -

Kelurahan/Desa Hasibuan - Kelurahan/Desa Lubis - Kelurahan/Desa Lumban

Ina Ina - Kelurahan/Desa Lumban Julu - Kelurahan/Desa Lumban Motung -

Kelurahan/Desa Lumban Silintong- Kelurahan/Desa Pagaran

- Kelurahan/Desa Parhorboan - Kelurahan/Desa Sibaragas - Kelurahan/Desa

Simamora Hasibuan - Kelurahan/Desa Sipultak - Kelurahan/Desa Sipultak

Dolok

5) Kecamatan Pahae Jae

Kelurahan/Desa Nahornop Marsada - Kelurahan/Desa Pardamean Nainggolan

- Kelurahan/Desa Pardomuan Nainggolan - Kelurahan/Desa Parsaoran

Nainggolan - Kelurahan/Desa Parsaoran Samosir - Kelurahan/Desa Sarulla

(Pasar Sarulla) - Kelurahan/Desa Setia - Kelurahan/Desa Sigurung Gurung

- Kelurahan/Desa Silangkitang - Kelurahan/Desa Siopat Bahal -

Kelurahan/Desa Sitolu Ompu - Kelurahan/Desa Sukamaju - Kelurahan/Desa

(19)

6. Kecamatan Pahae Julu

Kelurahan/Desa Huta Barat - Kelurahan/Desa Janji Matogu - Kelurahan/Desa

Lobu Pining - Kelurahan/Desa Lontung Dolok - Kelurahan/Desa Lumban

Dolok - Kelurahan/Desa Lumban Gaol - Kelurahan/Desa Lumban Garaga -

Kelurahan/Desa Lumban Jaean - Kelurahan/Desa Lumban Tonga -

Kelurahan/Desa Onan Hasang -

Kelurahan/DesaPangurdotan-Kelurahan/DesaPantis - Kelurahan/Desa Sibaganding - Kelurahan/Desa

Simanampang - Kelurahan/Desa Simardangiang- Kelurahan/Desa Simasom -

Kelurahan/Desa Simasom Toruan - Kelurahan/Desa Simataniari -

Kelurahan/Desa Sitoluama

7) Kecamatan Pangaribuan

Kelurahan/Desa Batu Manumpak - Kelurahan/Desa Batu Nadua -

Kelurahan/Desa Godung Borotan - Kelurahan/Desa Harianja -

Kelurahan/Desa Lumban Sinaga Simatupang - Kelurahan/Desa Lumban

Siregar - Kelurahan/Desa Lumban Sormin - Kelurahan/Desa Najumambe -

Kelurahan/Desa Padang Parsadaan - Kelurahan/Desa Pakpahan -

Kelurahan/Desa Pansurnatolu - Kelurahan/Desa Parlombuan - Kelurahan/Desa

Parratusan - Kelurahan/Desa Parsi Barungan - Kelurahan/Desa Parsorminan I

(Parsorminang I) - Kelurahan/Desa Purbatua - Kelurahan/Desa Rahut Bosi -

Kelurahan/Desa Sampagul - Kelurahan/Desa Sibingke - Kelurahan/Desa

Sigotom Julu - Kelurahan/Desa Silantom Jae - Kelurahan/Desa Silantom Julu

(20)

8) Kecamatan Parmonangan

Kelurahan/Desa Aek Raja - Kelurahan/Desa Batu Arimo - Kelurahan/Desa

Horison Ranggigit - Kelurahan/Desa Hutajulu - Kelurahan/Desa Hutajulu

Parbalik/Purbalik - Kelurahan/Desa Hutatinggi (- Kelurahan/Desa Hutatua -

Kelurahan/Desa Lobusunut)- Kelurahan/Desa Manalu - Kelurahan/Desa

Manalu Dolok - Kelurahan/Desa Manalu Purba - Kelurahan/Desa Pertengahan

- Kelurahan/Desa Purba Dolok - Kelurahan/Desa Sisordak

9) Kecamatan Purbatua

Kelurahan/Desa Bonani Dolok - Kelurahan/Desa Huta Nagodang -

Kelurahan/Desa Janji Nauli - Kelurahan/Desa Pardomuan Janji Angkola -

Kelurahan/Desa Parsaoran Janji Angkola - Kelurahan/Desa Purbatua -

Kelurahan/Desa Robean - Kelurahan/Desa Selamat - Kelurahan/Desa Sibulan

Bulan - Kelurahan/Desa Sidua Bahal - Kelurahan/Desa Sitolu Ompu (Bahal)

10) Kecamatan Siatas Barita

Kelurahan/Desa Enda Portibi - Kelurahan/Desa Lobuhole - Kelurahan/Desa

Lumban Siagian Jae - Kelurahan/Desa Lumban Siagian Julu - Kelurahan/Desa

Si Raja Hutagalung - Kelurahan/Desa Sidagal - Kelurahan/Desa

Simanampang - Kelurahan/Desa Simorangkir Habinsaran - Kelurahan/Desa

Simorangkir Julu - Kelurahan/Desa Sangkaran - Kelurahan/Desa Sitompul -

Kelurahan/Desa Pansur Napitu

11) Kecamatan Siborong-Borong

Kelurahan/Desa Bahal Batu I - Kelurahan/Desa Bahal Batu II -

(21)

Lobu Siregar I - Kelurahan/Desa Lobu Siregar II - Kelurahan/Desa Lumban

Tonga Tonga - Kelurahan/Desa Paniaran - Kelurahan/Desa Parik Sabungan -

Kelurahan/Desa Pasar Siborong Borong - Kelurahan/Desa Pohan Jae -

Kelurahan/Desa Pohan Julu - Kelurahan/Desa Pohan Tonga - Kelurahan/Desa

Kelurahan/Desa Siborong-Borong I -Kelurahan/Desa Siborong-Borong II -

Kelurahan/Desa Sigumbang - Kelurahan/Desa Silait-Lait - Kelurahan/Desa

Sitabotabo - Kelurahan/Desa Sitabotabo Toruan - Kelurahan/Desa

Sitampurung.

12) Kecamatan Simangumban

Kelurahan/Desa Aek Nabara - Kelurahan/Desa Dolok Sanggul -

Kelurahan/Desa Dolok Saut - Kelurahan/Desa Lobu Sihim - Kelurahan/Desa

Silosung - Kelurahan/Desa Simangumban Jae

Kelurahan/Desa Simangumban Julu/

13) Kecamatan Sipahutar

Kelurahan/Desa Aek Nauli I - Kelurahan/Desa Aek Nauli II - Kelurahan/Desa

Aek Nauli III - Kelurahan/Desa Aek Nauli IV - Kelurahan/Desa Onan Runggu

I - Kelurahan/Desa Onan Runggu II - Kelurahan/Desa Onan Runggu III -

Kelurahan/Desa Onan Runggu IV - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta I -

Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta II - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta III -

Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta IV - Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta V -

Kelurahan/Desa Siabal Abal I - Kelurahan/Desa Siabal Abal II -

Kelurahan/Desa Siabal Abal III - Kelurahan/Desa Siabal Abal IV -

(22)

Sipahutar III - Kelurahan/Desa Tapian Nauli I - Kelurahan/Desa Tapian Nauli

II - Kelurahan/Desa Tapian Nauli III

14) Kecamatan Sipoholon

Kelurahan/Desa Huta Raja - Kelurahan/Desa Huta Raja Hasundutan -

Kelurahan/Desa Hutauruk - Kelurahan/Desa Hutauruk Hasundutan (Hutaraja

Simanungkalit) - Kelurahan/Desa Lobusingkam

Kelurahan/Desa Pagar Batu - Kelurahan/Desa Rura Julu Dolok -

Kelurahan/Desa Rura Julu Toruan - Kelurahan/Desa Simanungkalit -

Kelurahan/Desa Sipahutar - Kelurahan/Desa Sipoholon-

Kelurahan/Desa Situmeang Habinsaran - Kelurahan/Desa Situmeang

Hasundutan - Kelurahan/Desa Tapian Nauli

15) Kecamatan Tarutung

Kelurahan/Desa Hutagalung Siwaluompu - Kelurahan/Desa Hutapea Banuarea

- Kelurahan/Desa Hutatoruan X - Kelurahan/Desa Hutatoruan XI -

Kelurahan/Desa Hutauruk - Kelurahan/Desa Parbaju Julu - Kelurahan/Desa

Pardangguran - Kelurahan/Desa Simamora - Kelurahan/Desa Sosunggulon -

Kelurahan/Desa Hutatoruan IX - Kelurahan/Desa Aek Siamsimun -

Kelurahan/Desa Hutatoruan V - Kelurahan/Desa Hutatoruan VI -

Kelurahan/Desa Hutatoruan VII - Kelurahan/Desa Hutatoruan VIII -

Kelurahan/Desa Banuarea - Kelurahan/Desa Hutatoruan I - Kelurahan/Desa

Hutatoruan III - Kelurahan/Desa Parbubu Dolok - Kelurahan/Desa Parbubu I -

Kelurahan/Desa Parbubu II - Kelurahan/Desa Parbubu Julu - Kelurahan/Desa

(23)

Toruan - Kelurahan/Desa Silahisabungan - Kelurahan/Desa Sirajabosi -

Kelurahan/Desa Sirajaunok - Kelurahan/Desa Hutatoruan IV -

Kelurahan/Desa Siraja Oloan - Kelurahan/Desa Sitampurung -

Kelurahan/Desa Hapoltahan - Kelurahan/Desa Parbajutonga - Kelurahan/Desa

Parbajutoruan - Kelurahan/Desa Partali Julu - Kelurahan/Desa Partali Toruan -

Kelurahan/Desa Datuharean - Kelurahan/Desa Hutagalung - Kelurahan/Desa

Rintarnabarat - Kelurahan/Desa Siandor Andor - Kelurahan/Desa Sirajainaina

- Kelurahan/Desa Tuannapitu - Kelurahan/Desa Humanjarbadia -

Kelurahan/Desa Ompulemlem - Kelurahan/Desa Ompumangahu -

Kelurahan/Desa Jambur Nauli - Kelurahan/Desa Sihujur

4.3 Kabupaten Toba Samosir

Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi

masyarakat di daerah untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat

otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan

memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Salah satu Kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba

Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah

propinsi Sumatera Utara. Untuk itu, kajian peningkatan pemekaran Kabupaten

(24)

dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan undang-undang Nomor 22

Tahun 1999.

Peta Kabupaten Toba Samosir

Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk

mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku

mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan

kajian dan pengaturan yang rasional, profesional dan bertanggung jawab sesuai

dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing.

Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi dua

kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD

Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan

(25)

1) Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu

Kecamatan Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu

Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor.

2) Kabupaten Samosir (Calon) terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu

Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan

Runggu, Palipi, Ajibata, dan Sitio-tio.

Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan

kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklanjuti aspirasi masyarakat

tersebut dengan:

1) Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.

2) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang

ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

3) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002

perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk

Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

4) Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir

dan Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003.

Terakhir, dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba

Samosir, usulan ini diakomodir.

Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal

(26)

Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam

rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk

merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka

mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat

dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan

mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada

khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.

Kabupaten Toba Samosir terletak pada 203′-240′ Lintang Utara dan 98

52′-99 40′ Bujur Timur. Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 14 kecamatan, 202

desa, dan13 kelurahan mempunyai luas wilayah 2.021,80 km 2 berpenduduk

201.365 jiwa. Curah hujan rata-rata 1700-4000mm dalam setahun. Suhu

temperatur sekitar 17-29 derajat Celcius. Kabupaten Toba Samosir berbatasan

dengan 4 kabupaten:

Utara: Kabupaten Asahan

Selatan: Kabupaten Tapanuli Utara

Timur: Kabupaten Labuhan Batu

Barat: Kabupaten Samosir

Kabupaten Toba Samosir dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.12.

Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir

dan Kabupaten Mandailing Natal, di Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Toba Samosir merupakan pemekaran dari daerah tingkat II

(27)

Negeri sekaligus pelantikan pejabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Toba

Samosir.

Kabupaten Toba Samosir terletak di bagian tengah propinsi Sumatera

Utara dan berada di jajaran Bukit Barisan dengan topologi berbukit dan

bergelombang, dengan posisi tersebut maka wilayah Toba Samosir merupakan

salah satu wilayah pengaman bagi kabupaten lain karena daerah ini merupakan

hulu sungai yang mengalir ke Wilayah Timur Sumatera Utara. Komposisi tanah di

dominasi jenis tofu toba, pasir campuran tanah liat, kapur dan sebagian berupa

lapisan tanah batuan yang relatif kurang subur untuk pertanian.

Potensi alam luasnya lahan kering dijadikan areal sawah persawahan baru

dengan membangun sarana irigasi yang memadai. Perairan daerah Danau Toba

cukup luas dan sungai yang banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi

dan pembangkit tenaga listrik. Potensi perekonomian di daerah Toba Samosir

didominasi oleh sektor pertanian terutama tanaman bahan makanan kemudian

industri, jasa-jasa, perdagangan, hotel dan restauran.

Daftar Nama Kecamatan Kelurahan di Kabupaten Toba Samosir sebagai

berikut:

(28)

2) Kecamatan Laguboti

Kelurahan atau Desa Napitupulu Bagasan - Kelurahan atau Desa Aek Bolon

Jae - Kelurahan atau Desa Aek Bolon Julu - Kelurahan atau Desa Baru Ara -

Kelurahan atau Desa Bonan Dolok I - Kelurahan atau Desa Bonan Dolok II

- Kelurahan atau Desa Bonan Dolok III - Kelurahan atau Desa Hinalang

Kelurahan atau Desa Sangkar Nihuta - Kelurahan atau Desa Sariburaja Janji

Maria - Kelurahan atau Desa Sianipar Sihail Hail - Kelurahan atau Desa

Sibola Hotangsas - Kelurahan atau Desa Siboruon - Kelurahan atau Desa

Sibuntuon - Kelurahan atau Desa Silalahi Pagar Batu - Kelurahan atau Desa

Pardede Onan - Kelurahan atau Desa Lumban Dolok Haume Bange -

Kelurahan atau Desa Laguboti III - Kelurahan atau Desa Laguboti I -

Kelurahan atau Desa Laguboti II

3) Kecamatan Bor-Bor

Kelurahan atau Desa Aek Unsim - Kelurahan atau Desa Lintong -

Kelurahan atau Desa Natu Mingka - Kelurahan atau Desa Pangururan -

(29)

4) Kecamatan Habinsaran

Kelurahan atau Desa Hitetano / Tite Tano - Kelurahan atau Desa Lumban

Pea - Kelurahan atau Desa Lumban Pinasa - Kelurahan atau Desa Lumban

Rau Balik - Kelurahan atau Desa Lumban Rau Barat - Kelurahan atau Desa

Lumban Rau Selatan - Kelurahan atau Desa Lumban Ruhap/Ruhaya -

Kelurahan atau Desa Panamparan - Kelurahan atau Desa Parsoburan Barat -

Kelurahan atau Desa Parsoburan Tengah

5) Kecamatan Laguboti

Kelurahan atau Desa Aruan - Kelurahan atau Desa Gasa Ribu - Kelurahan

atau Desa Haunatas I - Kelurahan atau Desa Haunatas II - Kelurahan atau

Desa Lumban Bagasan - Kelurahan atau Desa Lumban Binanga - Kelurahan

atau Desa Ompu Raja Hutapea -Kelurahan atau Desa Pardinggaran -

Kelurahan atau Desa Pardomuan Nauli - Kelurahan atau Desa Pasar

Laguboti - Kelurahan atau Desa Pintu Bosi - Kelurahan atau Desa Sibarani

Nasampulu - Kelurahan atau Desa Sibuea - Kelurahan atau Desa Sidulang -

Kelurahan atau Desa Simatibung - Kelurahan atau Desa Sintong Marnipi -

Kelurahan atau Desa Sitangkola - Kelurahan atau Desa Sitoluama -

Kelurahan atau Desa Tinggir Nipasir - Kelurahan atau Desa Ujung Tanduk

6) Kecamatan Lumban Julu

Kelurahan atau Desa Harungguan - Kelurahan atau Desa Hatinggian -

Kelurahan atau Desa Jangga Dolok - Kelurahan atau Desa Jangga Toruan -

Kelurahan atau Desa Lintong Julu - Kelurahan atau Desa Lumban Lobu -

(30)

Julu - Kelurahan atau Desa Sibadihon - Kelurahan atau Desa Sibaruang -

Kelurahan atau Desa - Kelurahan atau Desa Sinar Sabungan - Kelurahan

atau Desa Sionggang Selatan - Kelurahan atau Desa Sionggang Tengah -

Kelurahan atau Desa Sionggang Utara

7) Kecamatan Nassau

Kelurahan atau Desa Lumban Rau Tengah - Kelurahan atau Desa Lumban

Rau Timur - Kelurahan atau Desa Lumban Rau Utara - Kelurahan atau Desa

Napajoriho - Kelurahan atau Desa Sipagabu.

8) Kecamatan Pintu Pohan Meranti

- Kelurahan atau Desa Ambar Halim - Kelurahan atau Desa Halado -

Kelurahan atau Desa Meranti Barat - Kelurahan atau Desa Meranti Tengah -

Kelurahan atau Desa Meranti Timur - Kelurahan atau Desa Meranti Utara -

Kelurahan atau Desa Pintu Pohan Dolok - Kelurahan atau Desa Pintu Pohan

Pasar - Kelurahan atau Desa Sibide - Kelurahan atau Desa Sibide Barat

(31)

Pasar Porsea - Kelurahan atau Desa Patane I - Kelurahan atau Desa Patane

II - Kelurahan atau Desa Patane III - Kelurahan atau Desa Patane IV -

Kelurahan atau Desa Raut Bosi - Kelurahan atau Desa Siantar Utara -

Kelurahan atau Desa Silamosik I - Kelurahan atau Desa Silamosik II -

Kelurahan atau Desa Tangga Batu I - Kelurahan atau Desa Tangga Batu II

10) Kecamatan Siantar Narumonda

Kelurahan atau Desa Narumonda I - Kelurahan atau Desa Narumonda II -

Kelurahan atau Desa Narumonda III - Kelurahan atau Desa Narumonda IV -

Kelurahan atau Desa Narumonda V - Kelurahan atau Desa Narumonda VI -

Kelurahan atau Desa Narumonda VII - Kelurahan atau Desa Narumonda

VIII - Kelurahan atau Desa Siantar Dangsina - Kelurahan atau Desa Siantar

Sigordang - Kelurahan atau Desa Siantar Sitiotio - Kelurahan atau Desa

Siantar Tonga Tonga I - Kelurahan atau Desa Siantar Tonga Tonga II

11) Kecamatan Sigumpar

Kelurahan atau Desa Dolok Jior - Kelurahan atau Desa Maju - Kelurahan

atau Desa Marsangap - Kelurahan atau Desa Nauli - Kelurahan atau Desa

Sigumpar - Kelurahan atau Desa Sigumpar Dangsina - Kelurahan atau Desa

Sigumpar Julu - Kelurahan atau Desa Situa-Tua.

12) Kecamatan Silaen

Kelurahan atau Desa Dalihan Natolu - Kelurahan atau Desa Huta Gurgur I -

Kelurahan atau Desa Huta Gurgur II - Kelurahan atau Desa Huta Namora -

Kelurahan atau Desa Lumban Dolok - Kelurahan atau Desa Natolutali -

(32)

atau Desa Parsambilan - Kelurahan atau Desa Pintu Batu - Kelurahan atau

Desa Sigodang Tua - Kelurahan atau Desa Silaen - Kelurahan atau Desa

Sinta Dame /Cinta Damai - Kelurahan atau Desa Sitorang I.

13) Kecamatan Tampahan

Kelurahan atau Desa Gukguk/Gurgur Aek Raja - Kelurahan atau Desa

Lintong Nihuta - Kelurahan atau Desa Meat - Kelurahan atau Desa Tangga

Batu Barat - Kelurahan atau Desa Tangga Batu Timur - Kelurahan atau

Desa Tara Bunga.

14) Kecamatan Uluan

Kelurahan atau Desa Dolok Nagodang - Kelurahan atau Desa Dolok Saribu

Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Dolok Saribu Lumban Nabolon -

Kelurahan atau Desa Lumban Binanga - Kelurahan atau Desa Lumban

Holbung - Kelurahan atau Desa Lumban Nabolon - Kelurahan atau Desa

Marom - Kelurahan atau Desa Parbagasan Janji Matogu - Kelurahan atau

Desa Parhabinsaran Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Parik - Kelurahan

atau Desa Partor Janji Matogu - Kelurahan atau Desa Partoruan Janji

Matogu - Kelurahan atau Desa Sampuara - Kelurahan atau Desa Sibuntuon -

Kelurahan atau Desa Sigaol Barat - Kelurahan atau Desa Sigaol Timur -

(33)

4.4 Kabupaten Samosir

Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi

masyarakat di daerah untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat

otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan

memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Salah satu kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba

Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah

propinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian peningkatan pemekaran Kabupaten

Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera

dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan undang-undang Nomor 22

Tahun 1999.

(34)

Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk

mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku

mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan

kajian dan pengaturan yang rasional, profesional dan bertanggung jawab sesuai

dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing.

Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi dua

kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD

Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan

direncanakan pemekarannya yaitu :

1) Kabupaten Toba Samosir (Induk) terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu

Kecamatan Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu

Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor.

2) Kabupaten Samosir (Calon) terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yaitu

Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan

Runggu, Palipi, Ajibata, dan Sitio-tio.

Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan

kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklajuti aspirasi masyarakat

tersebut dengan :

1) Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.

2) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang

(35)

3) Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002

perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk

Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

4) Undang-undang No. 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir

dan Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003.

Terakhir, dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba

Samosir, usulan ini diakomodir dengan keluarnya

Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal

untuk melalui percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera.

Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam

rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk

merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka

mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat

dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan

mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada

khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya.

Secara geografis Kabupaten Samosir terletak pada 2024′-20 25′ Lintang

Utara dan 980 21′-990 55′ Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Samosir

diapit oleh tujuh Kabupaten dengan batas-batas sebagai berikut:

Utara: Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

Timur: Kabupaten Toba Samosir

Selatan: Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan

(36)

Sektor pertanian adalah hal yang paling diutamakan di wilayah Kabupaten

Samosir. Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis

pemandangan alam, wisata spritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan

Danau Toba.

Nama- nama Kecamatan dan desa/ Kelurahan di Kabupaten Samosir

1) Kecamatan Harian

Kelurahan/Desa Dolok Raja – Kelurahan/Desa Hariara Pohan –

Kelurahan/Desa Janji Martahan – Kelurahan/Desa Partungko Naginjang–

Kelurahan/Desa Sampur Toba – Kelurahan/Desa Siparmahan–

Kelurahan/Desa Sosor Dolok– Kelurahan/Desa Turpuk Limbong–

Kelurahan/Desa Turpuk Malau – Kelurahan/Desa Turpuk Sagala –

Kelurahan/Desa Turpuk Sihotang .

2) Kecamatan Nainggolan

Kelurahan/Desa Huta Rihit – Kelurahan/Desa Nainggolan – Kelurahan/Desa

Pananggangan – Kelurahan/Desa Pangaloan – Kelurahan/Desa Parhusip III

– Kelurahan/Desa Pasaran I – Kelurahan/Desa Pasaran Parsaoran –

Kelurahan/Desa Sibonor Ompuratus – Kelurahan/Desa Sinaga Uruk

Pandiangan – Kelurahan/Desa Sipinggan Lumban Siantar – Kelurahan/Desa

Siruma Hombar – Kelurahan/Desa Toguan Galung.

3) Kecamatan Onan Runggu

Kelurahan/Desa Harian– Kelurahan/Desa Huta Hotang– Kelurahan/Desa

Janji Matogu– Kelurahan/Desa Onan Runggu– Kelurahan/Desa Pakpahan–

(37)

Silima Lombu– Kelurahan/Desa Sipira – Kelurahan/Desa Sitamiang–

Kelurahan/Desa Sitinjak – Kelurahan/Desa Tambun Sungkean

4) Kecamatan Palipi

Kelurahan/Desa Gorat Pallombuan – Kelurahan/Desa Hatoguan –

Kelurahan/Desa Huta Ginjang – Kelurahan/Desa Palipi – Kelurahan/Desa

Pardomuan Nauli – Kelurahan/Desa Parsaoran Urat – Kelurahan/Desa Saor

Nauli Hatoguan – Kelurahan/Desa Sigaol Marbun – Kelurahan/Desa Sigaol

Simbolon – Kelurahan/Desa Simbolon Purba – Kelurahan/Desa Suhut

Nihuta Pardomuan – Kelurahan/Desa Urat II– Kelurahan/Desa Urat Timur

5) Kecamatan Pangururan

Kelurahan/Desa Aek Nauli – Kelurahan/Desa Huta Bolon – Kelurahan/Desa

Huta Namora – Kelurahan/Desa Huta Tingg i– Kelurahan/Desa Lumban

Pinggol – Kelurahan/Desa Lumban Suhi Suhi Dolok – Kelurahan/Desa

Lumban Suhi Suhi Toruan – Kelurahan/Desa Panampangan –

Kelurahan/Desa Parbaba Dolok – Kelurahan/Desa Pardomuan I –

Kelurahan/Desa Pardomuan Nauli – Kelurahan/Desa Pardugul –

Kelurahan/Desa Parhorasan – Kelurahan/Desa Parlondut – Kelurahan/Desa

Parmonangan– Kelurahan/Desa Parsaoran I– Kelurahan/Desa Pintu Sona –

Kelurahan/Desa Rianiate – Kelurahan/Desa Saitnihuta – Kelurahan/Desa

Sialanguan – Kelurahan/Desa Sianting Anting – Kelurahan/Desa Sinabulan

– Kelurahan/Desa Siogung Ogung – Kelurahan/Desa Siopat Sosor –

Kelurahan/Desa Sitoluhuta – Kelurahan/Desa Situngkir – Kelurahan/Desa

(38)

6) Kecamatan Ronggur Nihuta

Kelurahan/Desa Lintongnihuta – Kelurahan/Desa Paraduan –

Kelurahan/Desa Ronggur Nihuta – Kelurahan/Desa Sabungan Nihuta –

Kelurahan/Desa Salaon Dolok – Kelurahan/Desa Salaon Toba –

Kelurahan/Desa Salaon Tonga Tonga – Kelurahan/Desa Sijambur.

7) Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kelurahan/Desa Aek Sipitudai– Kelurahan/Desa Boho – Kelurahan/Desa

Bonan Dolok – Kelurahan/Desa Ginolat – Kelurahan/Desa Hasinggaan –

Kelurahan/Desa Huta Ginjang – Kelurahan/Desa Huta Gurgur –

Kelurahan/Desa Sari Marihit – Kelurahan/Desa Sianjur Mulamula–

Kelurahan/Desa Siboro – Kelurahan/Desa Singkam.

8) Kecamatan Simanindo

Kelurahan/Desa Ambarita – Kelurahan/Desa Cinta Dame– Kelurahan/Desa

Dosroha – Kelurahan/Desa Garoga – Kelurahan/Desa Huta Ginjang–

Kelurahan/Desa Maduma – Kelurahan/Desa Martoba – Kelurahan/Desa

Parbalohan – Kelurahan/Desa Pardomuan – Kelurahan/Desa Parmonangan –

Kelurahan/Desa Sihusapi – Kelurahan/Desa Simanindo Sangkal –

Kelurahan/Desa Simarmata – Kelurahan/Desa Tanjungan – Kelurahan/Desa

Tomok – Kelurahan/Desa Tuktuk Siadong.

9. Kecamatan Sitio-Tio

Kelurahan/Desa Buntu Mauli – Kelurahan/Desa Cinta Maju–

Kelurahan/Desa Holbung – Kelurahan/Desa Janji Raja – Kelurahan/Desa

(39)

4.5 Kabupaten Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan

terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang

pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi

Sumatera Utara.

Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di

wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota

Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun

1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :

1) Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.

2) Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.

3) Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Laguboti.

4) Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.

Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten

Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan,

Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964,

karena pada saat itu Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi

kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 dan selanjutnya

berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten

Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami

(40)

Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat

pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka

harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria

Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya

wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan kabupaten.

Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan

masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di

wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten

Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu

menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten

Tapanuli Utara melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh

pemerintah Kabupaten Tapartuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten

Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara

(41)

Peta Humbang Hasundutan

Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam

waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR-RI

melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang

Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II

DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini

mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya

melahirkan Uudang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias

Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di

Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten

Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus

melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur

(42)

terletak di bagian tengah Sumatera Utara berada pada posisi 2° 13′-2°28′ LU dan

98° 10′-98°57′ BT dengan luas wilayah 233.533 HA.

Kabupaten Humbang Hasundutan dengan ibukota Dolok Sanggul. Batas-batas

wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai berikut:

Utara: Kabupaten Toba Samosir

Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah

Timur : Kabupaten Tapanuli Utara

Barat: Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Pakpak Bharat

Keadaan tanah secara umum bergelombang diselingi dataran. Kabupaten

Humbang Hasundutan mempunyai potensi daya alam yang kaya seperti: Potensi

pariwisata, pertanian, peternakan, pertambangan, kehutanan, energi, perdagangan

dan industri.

Daftar nama kecamatan dan desa di kabupaten Humbang Hasundutan:

1) Kecamatan Bakti Raja

Kelurahan atau Desa Marbun – Kelurahan atau Desa Marbun Dolok –

Kelurahan atau Desa Marbun Tonga – Kelurahan atau Desa Simamora –

Kelurahan atau Desa Simangulampe – Kelurahan atau Desa Sinambela –

Kelurahan atau Desa Siunong-Unong Julu – Kelurahan atau Desa Tipang.

2) Kecamatan Dolok Sanggul

Kelurahan atau Desa Aek Lung – Kelurahan atau Desa Bonani Onan–

Kelurahan atau Desa Dolok Sanggul / Pasar Dolok Sanggul – Kelurahan

atau Desa Huta Gurgur – Kelurahan atau Desa Hutabagasan – Kelurahan

(43)

Lumban Purba– Kelurahan atau Desa Lumban Tobing– Kelurahan atau

Desa Matiti I – Kelurahan atau Desa Matiti II– Kelurahan atau Desa Pakkat

– Kelurahan atau Desa Parik Sinomba – Kelurahan atau Desa Pasaribu–

Kelurahan atau Desa Purba Dolok – Kelurahan atau Desa Purba Manalu –

Kelurahan atau Desa Saitnihuta – Kelurahan atau Desa Sampean–

Kelurahan atau Desa Sigala Gala / Silaga Laga – Kelurahan atau Desa Sihite

I– Kelurahan atau Desa Sihite II – Kelurahan atau Desa Sileang – Kelurahan

atau Desa Simangaronsang – Kelurahan atau Desa Simarigung – Kelurahan

atau Desa Sirisirisi – Kelurahan atau Desa Sosor Gonting – Kelurahan atau

Desa Sosor Tambok.

3) Kecamatan Lintong Nihuta

Kelurahan atau Desa Dolok Marduga – Kelurahan atau Desa Hutasoit–

Kelurahan atau Desa Lobu Tua – Kelurahan atau Desa Naga Saribu I –

Kelurahan atau Desa Naga Saribu II – Kelurahan atau Desa Pargaulan –

Kelurahan atau Desa Sibuntuon – Kelurahan atau Desa Sibuntuon Parpean –

Kelurahan atau Desa Siharjulu – Kelurahan atau Desa Siponjot – Kelurahan

atau Desa Sitolu Bahal – Kelurahan atau Desa Tapian Nauli.

4) Kecamatan Onan Ganjang

Kelurahan atau Desa Aek Godang – Kelurahan atau Desa Batu Nagodang

Siatas– Kelurahan atau Desa Hutajulu – Kelurahan atau Desa Janji

Nagodang – Kelurahan atau Desa Onan Ganjang – Kelurahan atau Desa

(44)

– Kelurahan atau Desa Sanggaran II – Kelurahan atau Desa Sibuluan –

Kelurahan atau Desa Sigalogo – Kelurahan atau Desa Sihikkit.

5) Kecamatan Pakkat

Kelurahan atau Desa Banuarea– Kelurahan atau Desa Karya – Kelurahan

atau Desa Lumban Tonga-Tonga – Kelurahan atau Desa Manalu –

Kelurahan atau Desa Pakkat Hauagong – Kelurahan atau Desa

Parmonangan – Kelurahan atau Desa Pulo Godang – Kelurahan atau Desa

Purba Baringin– Kelurahan atau Desa Purba Bersatu – Kelurahan atau Desa

Rura Aek Sopang – Kelurahan atau Desa Rura Tanjung – Kelurahan atau

Desa Siambaton – Kelurahan atau Desa Sijarango – Kelurahan atau Desa

Sipagabu – Kelurahan atau Desa Tukka Dolok.

6) Kecamatan Paranginan

Kelurahan atau Desa Lobu Tolong – Kelurahan atau Desa Lobu Tolong I –

Kelurahan atau Desa Lumban Barat – Kelurahan atau Desa Lumban

Sialaman – Kelurahan atau Desa Lumban Sianturi – Kelurahan atau Desa

Paranginan Selatan – Kelurahan atau Desa Paranginan Utara – Kelurahan

atau Desa Pearung – Kelurahan atau Desa Sihonongan.

7) Kecamatan Parlilitan

Kelurahan atau Desa Baringin – Kelurahan atau Desa Pusuk I – Kelurahan

atau Desa Pusuk II Simaninggir – Kelurahan atau Desa Sihassima–

Kelurahan atau Desa Sihotang Hasugian Dolok II– Kelurahan atau Desa

Sihotang Hasugian Tonga – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Julu –

(45)

Hudon Timur – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Timur II – Kelurahan

atau Desa Sionom Hudon Tonga – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon

Toruan – Kelurahan atau Desa Sionom Hudon Utara – Kelurahan atau Desa

Sionom Hudon VII .

8) Kecamatan Pollung

Kelurahan atau Desa Aek Nauli I – Kelurahan atau Desa Aek Nauli II –

Kelurahan atau Desa Huta Julu – Kelurahan atau Desa Huta Paung –

Kelurahan atau Desa Huta Paung Utara – Kelurahan atau Desa Pandumaan–

Kelurahan atau Desa Pansur Batu – Kelurahan atau Desa Pardomuan–

Kelurahan atau Desa Parsingguran I – Kelurahan atau Desa Parsingguran II

– Kelurahan atau Desa Pollung – Kelurahan atau Desa Ria-Ria – Kelurahan

atau Desa Sipitu Huta.

9) Kecamatan Sijama Polang

Kelurahan atau Desa Batu Nagajar – Kelurahan atau Desa Bonan Dolok I –

Kelurahan atau Desa Bonan Dolok II – Kelurahan atau Desa Hutaginjang –

Kelurahan atau Desa Sanggaran I – Kelurahan atau Desa Siborboron–

Kelurahan atau Desa Sibuntuon – Kelurahan atau Desa Sigulok – Kelurahan

atau Desa Sitapongan.

10) Kecamatan Tara Bintang

Kelurahan atau Desa Sibongkare – Kelurahan atau Desa Sihombu –

Kelurahan atau Desa Sihotang Hasugian Toruan – Kelurahan atau Desa

(46)

4.6 Kabupaten Tapanuli Tengah

Tapanuli Tengah adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara. Ibu kotanya

adalah Kota Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom

dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah

Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli

Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli

Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945.

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau

Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar

berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil

dengan luas wilayah 2.188 Km².

(47)

Batas Wilayah:

Utara : Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi Aceh)

Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan

Barat : Kota Sibolga dan Samudera Indonesia

Timur : Kabupaten Tapanuli Utara,Kabupaten Humbang Hasundutan,

dan Kabupaen Pakpak Bharat

Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2010 berpenduduk sekitar 311.232 jiwa

dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk

periode tahun 2005-2010 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di

Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.

Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit-bukit

dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah

Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.

Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah

berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong

beriklim tropis. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2005

adalah 26,09 °C. Dalam periode bulan Januari – Desember 2006, suhu udara

maksimum dapat mencapai 31,53 °C dan suhu minimum mencapai 21,72 °C. Pada

tahun 2006, curah hujan rata-rata 4.925,9 mm, hari hujan 226,0 hari, kecepatan

angin rata 6,7 knot dan penguapan rata 4,6 mm. Kelembaban udara

(48)

Pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah dilaksanakan dengan konsep

pembangunan Tapanuli Growth yaitu sinergi kabupaten/kota lingkup Kawasan Barat Sumatera Utara,Aceh Singkil dan Simeulue (Provinsi Aceh) untuk

menciptakan pola pertumbuhan kawasan yang kompetitif dengan Kawasan

Industri Terpadu Labuan Angin. Kabupaten Tapanuli Tengah kini menjadi pusat

koleksi (hub) komoditas unggulan daerah.

Persoalan mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah

lain di Kawasan Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah

kemiskinan dan pengangguran. Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan

tersebut adalah topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan),

sumber daya manusia,pengelolaan sumber daya alam,infrastruktur, akses

informasi dan arus modal. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya

untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunandan

menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi, baik

investasi pemerintah maupun swasta dengan konsep pembangunan Tapanuli Growth.

Pada bulan Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli

Tengah terdiri atas 20 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa.

Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah

1) Kecamatan Andam Dewi

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Andam Dewi di

Kota/Kabupaten Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Bondar Sihudon I -

(49)

Kelurahan/Desa Lobu Tua - Kelurahan/Desa Pangaribuan - Kelurahan/Desa

Rinabolak - Kelurahan/Desa Sawah Lamo - Kelurahan/Desa Sigolang -

Kelurahan/Desa Sijungkang - Kelurahan/Desa Sirami Ramian -

Kelurahan/Desa Sitiris-Tiris - Kelurahan/Desa Sogar - Kelurahan/Desa

Sosor Gonting - Kelurahan/Desa Uratan .

2) Kecamatan Badiri

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Badiri di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Aek Horsik - Kelurahan/Desa Gunung

Kelambu - Kelurahan/Desa Hutabalang - Kelurahan/Desa Jago Jago -

Kelurahan/Desa Kebun Pisang - Kelurahan/Desa Lopian - Kelurahan/Desa

Lubuk Ampolu - Kelurahan/Desa Pagaran Honas - Kelurahan/Desa Sitardas.

3) Kecamatan Barus

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Barus di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Aek Dakka - Kelurahan/Desa Bukit

Patupangan - Kelurahan/Desa Bungo Tanjung (Sawah Lamo) -

Kelurahan/Desa Gabungan Hasang - Kelurahan/Desa Kampung Mudik -

Kelurahan/Desa Kampung Solok - Kelurahan/Desa Kedai Gedang -

Kelurahan/Desa Kinali - Kelurahan/Desa Padang Masiang - Kelurahan/Desa

Pasar Batu Gerigis - Kelurahan/Desa Pasar Terandam - Kelurahan/Desa

Patupangan - Kelurahan/Desa Sawah Lamo - Kelurahan/Desa Sigambo

(50)

4) Kecamatan Barus Utara

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Barus Utara di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Huta Ginjang - Kelurahan/Desa

Pananggahan - Kelurahan/Desa Parik Sinomba - Kelurahan/Desa Purbatua -

Kelurahan/Desa Siharbangan - Kelurahan/Desa Sihorbo.

5) Kecamatan Kolang

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kolang di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Hudopa Nauli - Kelurahan/Desa

Hurlang Muara Nauli - Kelurahan/Desa Kolang Nauli - Kelurahan/Desa

Makarti Nauli - Kelurahan/Desa Pasar Onan Hurlang - Kelurahan/Desa

Rawa Makmur - Kelurahan/Desa Satahi Nauli - Kelurahan/Desa Sipakpahi

Aek Lobu - Kelurahan/Desa Unte Mungkur I -Kelurahan/Desa Unte

Mungkur II - Kelurahan/Desa Unte Mungkur III - Kelurahan/Desa Unte

Mungkur IV.

6) Kecamatan Lumut

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Lumut di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara (Sumut):

Kelurahan/Desa Aek Gambir - Kelurahan/Desa Lumut - Kelurahan/Desa

Lumut Maju - Kelurahan/Desa Lumut Nauli - Kelurahan/Desa Masundung -

Kelurahan/Desa Sialogo (Sihalogo).

7) Kecamatan Manduamas

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Manduamas di Kota/Kabupaten

(51)

Monong - Kelurahan/Desa Manduamas Lama - Kelurahan/Desa Pagaran

Nauli - Kelurahan/Desa Pasar Onan Manduamas - Kelurahan/Desa Saragih -

Kelurahan/Desa Sarma Nauli - Kelurahan/Desa Tumba - Kelurahan/Desa

Tumba Jae.

8) Kecamatan Pandan

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pandan di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah:- Kelurahan/Desa Pandan - Kelurahan/Desa Hajoran -

Kelurahan/Desa Aek Sitio Tio - Kelurahan/Desa Aek Tolang -

Kelurahan/Desa Sibuluan Indah - Kelurahan/Desa Lubuk Tukko -

Kelurahan/Desa Sibuluan Nauli - Kelurahan/Desa Sibuluan Raya

9) Kecamatan Pasaribu Tobing

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pasaribu Tobing di

Kota/Kabupaten Tapanuli Tengah: -Kelurahan/Desa Aek Nadua -

Kelurahan/Desa Makmur - Kelurahan/Desa Pasaribu Tobing -

Kelurahan/Desa Sidaling - Kelurahan/Desa Simargarap - Kelurahan/Desa

Sipakpahi - Kelurahan/Desa Suga-Suga (Hutagodang) - Kelurahan/Desa

Suka Maju

10) Kecamatan Pinangsori

Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Pinangsori di Kota/Kabupaten

Tapanuli Tengah: - Kelurahan/Desa Gunung Marijo - Kelurahan/Desa

Parjalihotan Baru - Kelurahan/Desa Pinang Baru - Kelurahan/Desa

Pinangsori - Kelurahan/Desa Sihaporas - Kelurahan/Desa Sitonong Bangun

Gambar

Tabel 5.1. Daerah dan Titik Pengamatan
Tabel 5.2 Tabel hasil penghitungan dialektometri Bahasa Batak Toba pada daerah
Tabel 5.3 Tabel hasil penghitungan dialektometri Bahasa Batak Toba pada daerah
Tabel 5.4 Tabel hasil penghitungan dialektometri Bahasa Batak Toba pada daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Physical damage among farmed Atlantic halibut, comprising injuries to eyes, pectoral fins and tails, first becomes apparent post-weaning. This study examined social interactions

Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri Membaca lancar dengan pemahaman teks cerita.

316.447.120,- (tiga ratus enam belas juta empat ratus empat puluh tujuh ribu seratus dua puluh rupiah), adalah sebagai berikut:.. Nama Perusahaan :

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa adanya upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Implementasi

Dari bunyi penjelasan tersebut maka tidak dapat tidak, dalam rangka menampung dinamika tersebut dan melengkapi hukum dasar tertulis yaitu Undang-Undang Dasar 1945

Selanjutnya diantara komponen Pendapatan Asli Daerah, perlu dicermati komponen pajak daerah dan retribusi daerah aspek yuridis yang berimplikasi terhadap peranannya

The Rainforest Alliance works to conserve biodiversity and ensure sustainable livelihoods by transforming land-use practices, business practices and consumer behavior. The

Hasil observasi yang penulis lakukan menunjukan bahwa mengenai upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi hambatan dalam koordinasi Peraturan Desa Cilempuyang Nomor