• Tidak ada hasil yang ditemukan

AYAT-AYAT GHARIBAH DAN ISTILAH-ISTILAH DALAM MEMBACA AL QURAN. Muhammad Mamun Salman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AYAT-AYAT GHARIBAH DAN ISTILAH-ISTILAH DALAM MEMBACA AL QURAN. Muhammad Mamun Salman"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

بيرــــــغ

1

AYAT-AYAT GHARIBAH DAN ISTILAH-ISTILAH

DALAM MEMBACA AL QURAN

▸ Baca selengkapnya: manfaat membaca ayat 15

(2)

بيرــــــغ

PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi dan Rasul teladan Muhammad saw, keluarga,sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman

Al Quran adalah kalamullah yang tiada kebathilan sedikitpun yang datang kepadanya baik dari depan maupun belakang, yang diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Mempelajari dan mengajarkannya termasuk keutamaan dan kebaikan.

Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Thariq Bin Ziyad sejak awal meyakini bahwa Al Quran merupakan rujukan tertinggi kaum muslimin. Oleh sebab itu Al Quran menjadi kurikulum wajib yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari TK,SD, SMP dan SMA dalam bentuk mata pelajaran Tahsin dan Tahfidzul Quran.

Tahsinul Quran adalah program pembelajaran yang mengantarkan peserta didik memiliki kemampuan membaca Al Quran dengan tartil, sedangkan Tahfidzul Quran adalah program pembelajaran yang mengantarkan peserta didik memilki hapalan Al Quran yang baik dan melekat . Maka dibuatlah target capaian pembelajaran Tahsin dan Tahfidzul Quran secara terukur dan berjenjang.

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut, maka diperlukan sumber belajar yang Tahsin dan Tahfidzul Quran terukur guna memudahkan guru,peserta didik bahkan orangtua siswa untuk melakukan evaluasi bersama terkait target tersebut

(3)

بيرــــــغ

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

………

i

DAFTAR ISI

………

ii

BAB I : ISTILAH-ISTILAH DALAM MEMBACA AL QURAN

………

3

A. Sujud Tilawah

………

5 B. Saktah

………

11 C. Isymam

………

14 D. Imaalah

………

15 E. Roum

………

16 F. Nun Wiqayah

...

16

BAB II : TALAQQI AYAT-AYAT GHARIBAH

………

21

A. Talaqqi bacaan Mu’anaqah

………

22

B. Talaqqi bacaan Mad lazim Harfi Mutsaqql

………

22

C. Talaqqi bacaan Mad lazim Harfi Mukhaffaf

………

23

D. Talaqqi idgham mutaqaribain

………

24

E. Talaqqi bacaan Isymam

………

25

F. Talaqqi bacaan saktah

...

26

G. Talaqqi bacaan Imalah

...

30

H. Talaqqi bacaan Tashil

...

31

I. Talaqi bacaan Naql

...

34

BAB III : TADRIBAT QIRA’AH

………

47

(4)

بيرــــــغ

(5)

بيرــــــغ

A. SUJUD TILAWAH

1. Pengertian Sujud Tilawah

Sujud tilawah adalah sujud yang disebabkan karena membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah yang terdapat dalam Al Qur’an Al Karim. 2. Keutamaan Sujud Tilawah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka.” (HR. Muslim no. 81)

3. Sujud Tilawah itu Sunnah

Para ulama sepakat (beijma’) bahwa sujud tilawah adalah amalan yang disyari’atkan. Di antara dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Umar, “Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca Al Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat sajadah. Kemudian ketika itu beliau bersujud, kami pun ikut bersujud bersamanya sampai-sampai di antara kami tidak mendapati tempat karena posisi dahinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

(6)

بيرــــــغ

Menurut jumhur (mayoritas) ulama yaitu Malik, Asy Syafi’i, Al Auza’i, Al Laitsi, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Daud dan Ibnu Hazm, juga pendapat sahabat Umar bin Al Khattab, Salman, Ibnu ‘Abbas, ‘Imron bin Hushain, mereka berpendapat bahwa sujud tilawah itu sunnah dan bukan wajib.

Dari Zaid bin Tsabit, beliau berkata, “Aku pernah membacakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam surat An Najm, (tatkala bertemu pada ayat sajadah dalam surat tersebut) beliau tidak bersujud.” (HR. Bukhari dan Muslim). Bukhari membawakan riwayat ini pada Bab “Siapa yang membaca ayat sajadah, namun tidak bersujud.”

4. Tata Cara Sujud Tilawah

Berikut ini adalah tata cara sujud tilawah:

a. Para ulama bersepakat bahwa sujud tilawah cukup dengan sekali sujud.

b. Bentuk sujudnya sama dengan sujud dalam shalat.

c. Tidak disyari’atkan -berdasarkan pendapat yang paling kuat- untuk takbiratul ihram dan juga tidak disyari’atkan untuk salam.

d. Disyariatkan pula untuk bertakbir ketika hendak sujud dan bangkit dari sujud.

e. Lebih utama sujud tilawah dimulai dari keadaan berdiri, ketika sujud tilawah ingin dilaksanakan di luar shalat. Inilah pendapat yang dipilih oleh Hanabilah, sebagian ulama belakangan dari Hanafiyah, salah satu pendapat ulama-ulama Syafi’iyah, dan juga pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Namun, jika seseorang melakukan sujud tilawah dari keadaan duduk, maka ini tidaklah mengapa. Bahkan Imam Syafi’i dan murid-muridnya mengatakan bahwa tidak ada dalil yang mensyaratkan bahwa sujud tilawah harus dimulai dari berdiri. Mereka mengatakan pula bahwa lebih baik meninggalkannya. (Shahih Fiqih Sunnah, 1/449)

(7)

بيرــــــغ

5. Bacaan Ketika Sujud Tilawah

Bacaan ketika sujud tilawah sama seperti bacaan sujud ketika shalat. Ada beberapa bacaan yang bisa kita baca ketika sujud di antaranya:

a. Dari Hudzaifah, beliau menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika sujud beliau membaca: “Subhaana robbiyal a’laa” *Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi+ (HR. Muslim no. 772)

b. Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a ketika ruku’ dan sujud: “Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” *Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku] (HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484)

c. Dari ‘Ali bin Abi Tholib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sujud membaca: “Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu wa laka aslamtu, sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin.” *Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta] (HR. Muslim no. 771)

Adapun bacaan yang biasa dibaca ketika sujud tilawah sebagaimana tersebar di berbagai buku dzikir dan do’a adalah berdasarkan hadits yang masih diperselisihkan keshohihannya.

Imam Ahmad bin Hambal -rahimahullah- mengatakan, “Adapun (ketika sujud tilawah), maka aku biasa membaca: Subhaana robbiyal a’laa” (Al Mughni).

(8)

بيرــــــغ

Dan di antara bacaan sujud dalam shalat terdapat pula bacaan “Sajada wajhi lilladzi kholaqohu, wa showwarohu, wa syaqqo sam’ahu, wa bashorohu. Tabarakallahu ahsanul kholiqiin”, sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Ali yang diriwayatkan oleh Muslim. Wallahu a’lam.

6. Sujud Tilawah Ketika Shalat

Dianjurkan bagi orang yang membaca ayat sajadah dalam shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah agar melakukan sujud tilawah. Inilah pendapat mayoritas ulama.

Dari Abu Rofi’, dia berkata bahwa dia shalat Isya’ (shalat ‘atamah) bersama Abu Hurairah, lalu beliau membaca “idzas samaa’unsyaqqot”, kemudian beliau sujud. Lalu Abu Rofi’ bertanya pada Abu Hurairah, “Apa ini?” Abu Hurairah pun menjawab, “Aku bersujud di belakang Abul Qosim (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) ketika sampai pada ayat sajadah dalam surat tersebut.” Abu Rofi’ mengatakan, “Aku tidaklah pernah bersujud ketika membaca surat tersebut sampai aku menemukannya saat ini.” (HR. Bukhari no. 768 dan Muslim no. 578)

(9)

بيرــــــغ

7. Ayat Sajadah dalam Al Qur’an

NO NAMA SURAT AYAT

1. Al A’rof 206 2. Ar Ro’du 15 3 An Nahl 49-50 4 Al Isro’ 107-109 5 Maryam 58 6 Al Hajj 18 7 Al Hajj 77 8 Al Furqon 60 9 An Naml 25-26 10 As Sajdah 15 11 Fushilat 38/37 12 Shaad 24 13 An Najm 62 14 Al Insyiqaq 20-21 15 Al Alaq 19

(10)



بيرــــــغ

LATIHAN AYAT-AYAT SAJDAH



ﱺ ﱻ ﱼ ﱽ ﱾ ﱿ ﲀ ﲁ ﲂ ﲃ ﲄ ﲅ









ﲿ



(11)

بيرــــــغ



B. SAKTAH ( ةتكـــسلا) 1. Pengertian Saktah

Menurut bahasa, Saktah berarti عنملا ( Al man’u ) artinya : mencegah. Sedangkan menurut Istilah adalah :

artinya :

Memutuskan (suara pada) suatu kalimat tanpa bernafas, dengan niat melanjutkan kembali bacaan

Dalam kaidah lain dijelaskan sebagi berikut :

artinya :

Berhenti sejenak,kira-kra dua harakat, tanpa bernafas.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan , setidaknya ada empat poin tentang saktah :

 Berhenti atau diam sejenak seraya menahan suara

Lamanya kira-kira dua harakat

Dilakukan tanpa bernafas

Diniatkan untuk melanjutkan kembali bacaan 2. Tempat Bacaan saktah

Menurut Imam Hafs, saktah hanya ada di empat tempat dialam al Quran dengan ciri huruf س

(12)



بيرــــــغ

Berikut ini adalah penjelasannya :

مقر Contoh ayat QS

...

...

18:1-2

..

ﲾﲽ

ﲿ

..

36:52

75:27

83:14

3. Tujuan Bacaan Saktah

a. Pada surat Al Kahfi ayat 1-2

Tujuan membaca saktah pada ayat ini adalah untuk menjelaskan atau memisahkan dua lafadz agar tidak disangka satu lafadz. Jelasnya, lafadz adalah objek bagi , sedangkan adalah haal bagi . apabila kedua lafadz itu tersambung , maka lafadz akan menjadi sifat , padahal keduanya mempunyai makna yang bertolak belakang.Jika diambung membacanya maka kira-kira artinya menjadi seperti ini :

“Dan Allah tidak menjadikan untuk Al Quran sebuah penyelewengan dan lurus”

b. Suroh YAASIIN ayat 52, yaitu pada lafazh :

Mmimmarqodinaa berhenti sejenak Haadzaa Maa

cara membacanya : yaitu dengan memanjangkan ujung lafazh marqodinaa ukuran dua harkat karena hukum madd ashli, berhenti

(13)

بيرــــــغ



sejenak ukuran dua harkat tanfa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya.

Adapun faidah saktah pada ayat ini yaitu : untuk memisahkan perkataan orang kafir dengan perkataan orang mukmin, perkataan orang kafir selesai pada lafazh Mimmarqodinaa sedangkan lafazh sesudahnya Haadzaa Maa merupakan perkataan orang mukmin. apabila kedua lafazh tersebut di sambungkan tanpa memakai saktah maka akan terjadi kekeliruan dalam ma'nanya

c. Suroh AL-QIYAMAH ayat 27, yaitu pada lafazh : ( Wa Qiila Man berhenti sejenak Rooq )

Cara membacanya : yaitu dengan meng izharkan huruf nun mati pada lafazh MAN, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya. Adapun faidah membaca saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan bahwa lafazh MAN dan ROOQ bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah, dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom bilaghunnah, dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah. yaitu menjadi lafazh :

قارم (Marrooq) )dengan mengikuti wazan لاعف ( FA''AALUN ) tasydid pada huruf 'ain yang artinya “pembuat kuah”

d. Suroh AL-MUTHOFFIFIIN ayat 14, yaitu pada lafazh : لاك

ةتكسلب نار ( KALLAA BAL berhenti sejenak ROONA ) cara membacanya : yaitu dengan meng izharkan huruf lam pada lafazh BAL, berhenti sejenak ukuran dua harkat tanpa bernafas, kemudian di teruskan dengan lafazh selanjutnya. Adapun faidah membaca saktah pada ayat ini yaitu : menunjukan

(14)



بيرــــــغ

bahwa lafazh BAL dan ROONA bukanlah satu kalimah melainkan dua kalimah.

Dan apabila membacanya disambung tanpa memakai saktah, maka akan terjadi idghoom mutaqooribain , dan kemungkinan akan dianggap satu kalimah, yaitu menjadi lafazh : نارب ( Barroona ) yang berarti dua daratan

C. ISYMAM ( مامــشلإا )

Isymam berarti moncong atau monyong. Menurut istilah isyamam adalah :

“Memonyongkan dua bibir tanpa bersuara dan bernafas untuk mengiringi huruf yang bersukun, sebagai syarat dhammah”

Dengan penjelasan yang lain, menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir. Cara membaca isymam harus lengsung melihat dari seorang guru yang pernah bertalaqqi. Bacaan isymam terdapat dalam surat Yusuf: ayat 11 pada lafadz :

مقر

Contoh ayat QS

12:11 D. IMALAH( ةلاــملإا )

Imaalah berarti miring. Menurut istilah ialah :

“menyondongkan (suara) fathah kea rah kasrah dan( huruf) Alif ke Ya” Maksudnya adalah menuturkan suara fathah condong kea rah kasrah, sehingga keluar seperti bunyi huruf “e” dalam kata “sate”. Bacaan imaalah hanya terdapat dalam surat Hud ayat 41 :

Contoh ayat QS

11:41

(15)

بيرــــــغ



E. TASHIL (لـيهستلا )

Tas-hil artinya memudahkan . menurut istilah tashil adalah : mengeluarkan suara antara hamzah dan alif atau فللأاو ةزمهلا هيب قطنلا.

Jadi, Tas-hil ialah membaca hamzah kedua dengan suara ringan atau samar. Dalam ilmu Qiraat dinamakan BAINA BAINA, artinya dibaca dengan suara antara hamzah dan alif.

Contoh ayat QS

41:44

Hamzah yang kedua terdengar ha’ F. NAQL( لـقنلا )

Naql berarti memindahkan. Sedangkan menurut istilah naql ialah memindahkan harakat suatu huruf kepada huruf lainnya ketika dibaca, tetapi tidak pada tulisan.

Naql hanya terjadi dalam pengucapan, tidak dalam tulisan. Contoh ayat QS

41:44

(16)



بيرــــــغ

G. ROUM ( مورــلا )

Roum berarti cuping telinga. Menurut istlah, roum ialah : pengucapan suatu huruf dengan setengah harakat, yang hanya didengar oleh orang yang berdekatan saja, bukan orang yang berjauhan.

Contoh ayat QS

41:44 H. NUN WIQAYAH ( ةياــقىلا نىن )

Nun Wiqayah (nun penjaga). Nun berharakat kasrah yang harus dibaca di antara tanwin dan hamzah washal agar tanwin tetap terjaga. Menyambung tanwin dan hanzah washal adalah tidak mungkin sebab keduanya huruf mati. Contoh ayat dibaca QS

2:180

Dalam Mushaf madinah Nun Wiqayah tidak tertulis . Agar tidak terjadi kesalahan maka, berikut ini adalah daftar Nun wiqayah dalam Al Quran :

(17)

بيرــــــغ



Tabel Daftar Nun Wiqayah dalam Al Quran

مقر

Contoh ayat QS

ﭐﭐﭐ

2:61

2;180

4:171

7:8

7:49

7:164

7:177

7:177

9:24



9 :30

(18)



بيرــــــغ



11:31



11: 42



14 : 18



14:26



15:61



16:87



18:88



18:77



19:7



19:61

(19)

بيرــــــغ





22:11



22:11



22:25



23:38



24:35



25:4



ﱿ

25:26



ﲿ

26:105



26:123



26:160

(20)



بيرــــــغ



34:13



34:31



37:6



39:29



40:8



45:9



53:50



57:27



62:11



75:12

(21)

بيرــــــغ



(22)



بيرــــــغ

ةــقناعم

(berhenti di salah satu tanda)

(23)

بيرــــــغ



(24)



بيرــــــغ

ﮩ ﮨ

(25)

بيرــــــغ



ْ ش ِإ

ْ م

ْ ماـ

ﯨ ﯧ

ْ ة ت ك س

ﲿ

ﲾﲽ

ﲿ

(26)



بيرــــــغ

:فهكلا

٨٣

:هط

٧٨

(27)

بيرــــــغ



:لنملا

٦٣

ﮦ ﮥ

:ناسنإلا

٥١

٥٣

(28)



بيرــــــغ

ﮧ ﮦ ﮥ

:ناسنإلا

٥١

٥٣

:تلاسرلما

٠٢

(29)

بيرــــــغ



َيَو

ُط ُسْب

ﲿ

ا

:ةرقبل

٠٢

ة َط ْسَب

..

ا

فارعأل

:



(30)



بيرــــــغ

فع ُض

-

ا فع ُض

ﱿ

:مورلا

١٢

ﱿ

:دوه

٢٥

(31)

بيرــــــغ



لْيِه ْسَت

ﲿ

:تلصف

٢٢

ﮂ ﮁ ﮀ

ص

:روطلا

٧٣

(32)



بيرــــــغ

ﮂ ﮁ ﮀ

س

:روطلا

٦٨

:ةي شاغلا

٠٠

(33)

بيرــــــغ



ﲿ

:قلاطلا

٤

ﭨ ﭧ

:حتفلا

٥٢

(34)



بيرــــــغ

ﯜ ﯛ

ﰇ ﰆ

َنــ

ْقــــ

ل

ﲿ

:تارجلحا

٥٥

(35)

بيرــــــغ



ﯻ ﯺ

:تلصف

٩٢

:رشلحا

٧٣

:ءارعشلا

٤٤

:ريوكتلا

٩٧

(36)



بيرــــــغ

ﭿ

لأا

ااحز

:



-

:ناسنإلا

٤

ﰆ ﰅ

لما

:رردث

٥١

(37)

بيرــــــغ



ﰈ ﰇ ﰆ ﰅ

:رردثلما

٥١

-٥٣

ﯸ ﯷ

ﲿ

:ماعنألا

٦٢

ﲿ

:فارعلأا

٧٠٧

(38)



بيرــــــغ

ﯧ ﯦ ﯥ ﯤ

ﯬ ﯫ ﯪ ﯩ

ﯯ ﯮ ﯭ

ﯵ ﯴ ﯳ ﯲ ﯱ

:ةرقبلا

٩٤٢

ﭲ ﭱ ﭰ ﭯ ﭮ ﭭ ﭬ ﭫ ﭪ ﭩ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ ﭶ ﭵ

:هط

٧٩١

(39)

بيرــــــغ



ﭰ ﭯ

ﭯ ﭮ ﭭ ﭬ ﭫ ﭪ ﭩ

ﮉ ﮈ

ﱿ

:رمزلا

٨

(40)



بيرــــــغ

ﭷ ﭶ

:دوه ١٩

ﱝﱜ

:فهكلا

٤٧

(41)

بيرــــــغ



:نون مؤم لا

:رون لا

٢٥

(42)



بيرــــــغ

ﭐﭐ

:ني ففطم لا

١٣

ﱿ

:لحن لا

٦٧

(43)

بيرــــــغ



ﭐﭐ

ﭐﭐ

ﭐﭐ

ﲗﲖ

:مور لا

٢٢

ﱗﱖ

:ةبوت لا

٠٠١

(44)



بيرــــــغ

ﱥﱤ

:ةبوت لا

٨

ﱡﱠ

:فار علأا

٥٤١

(45)

بيرــــــغ



ﱿ

ﲌﲋ

:ءارسلإا

٥

ﱎﱍ

ﱔﱓ

ﱥﱤ

:فار علأا

٨٣

(46)



بيرــــــغ

ﯪ ﯩ

ﯬ ﯫ

ﲺﲹ

ﲿ

:لافنلأا

٤٠

ﯪ ﯩ

ﯬ ﯫ

ﲺﲹ

ﲿ

:لافنلأا

٤٠

(47)

بيرــــــغ



BAB III :

(48)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 1

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(49)

بيرــــــغ



TADRIBAT QIRA’AH 2

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(50)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 3

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(51)

بيرــــــغ



TADRIBAT QIRA’AH 4

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(52)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 5

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

(53)

بيرــــــغ



TADRIBAT QIRA’AH 6

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲾﲽ

ﲿ

(54)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 7

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

(55)

بيرــــــغ



TADRIBAT QIRA’AH 8

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

(56)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 8

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

(57)

بيرــــــغ



TADRIBAT QIRA’AH 9

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(58)



بيرــــــغ

TADRIBAT QIRA’AH 10

ﭐﭐﭐ

ﭻ ﭺ ﭹ ﭸ ﭷ

ﱿ

ﲿ

(59)

بيرــــــغ



DAFTAR PUSTAKA

1. Al Qur’anul Kariem, Mushaf madinah Nabawiyyah

2. Mushaf Madinah Nabawiyyah Lin Nasyril Haasubi

3. Abdul Fattah Sayyid Ajami Al Murasshafi, Hidayatul Qori

ilaa Tajwiidi Kalamil Baari

4. K.H,Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Qiro’ati

5. Bambang Abdullah, Metode Abatatsa

6. H.Ahmad An Nuri MA, Panduan Tahsin Tilawah Al Quran

Gambar

Tabel Daftar Nun Wiqayah dalam Al Quran

Referensi

Dokumen terkait

Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu, dia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: “Puasa yang paling utama setelah ramadlan adalah bulan Muharram dan

Dalam Ṣaḥīḥ Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia meriwayatkan bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,"Sungguh

Lalu kaum mereka memperadilkannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan kewajiban membayar diyat

Ali berkata : “Ya Rasulullah (haruskah/wajibkah) aku memerangi mereka hingga menjadi (muslimin) seperti kita?” Dia (Nabi) shallallahu `alaihi wa sallam menjawab

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui keutamaan bulan Muharram tersebut kecuali di akhir umurnya atau karena pada saat itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

Dari Abu hurairah, dia berkata: “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin.”

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata

69. Orang­Orang Yang Keterlaluan