• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh Dwi Riski Oktaviani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh Dwi Riski Oktaviani"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Dwi Riski Oktaviani 105401114916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Janganlah kau berhenti apalagi menyerah

Tetaplah Jalani dengan hati yang ikhlas

Karena sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda Zainuddin dan Ibunda

tercinta Hj.Hasanatang yang telah mencurahkan kasih sayang yang tulus,

yang selalu berdoa untuk keselamatan, yang mencintai dan menyayangiku

dengan sepenuh hati

sehingga menjadi tumpuan bagiku untuk meraih

kesuksesan.

Serta Kakanda Siska Sulistiani, adinda Ariel Setia Andiva, serta

sahabat- sahabatku yang telah dengan

Ikhlas mendoakan dan mendukung saya mewujudkaan harapan dan

mimpi menjadi kenyataan.

(7)

vii

Soppeng. Skripsi. Dibimbing oleh Haslinda dan II Tasrif Akib.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model

Discovery Learning terhadap Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental

dengan rancangan penelitian One-group pretest-posttest design. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument tes hasil. Analisis data menggunakan analisis statistik inferensial. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng yang berjumlah 10

orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model discovery learning

berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar, terlihat dari perbandingan antara nilai pretest dan posttest. Nilai rata- rata pre test yang diperoleh sebesar 59, jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas hanya 4 orang, kriteria keberhasilan siswa hanya 40%. Sedangkan nilai rata-rata post test yang diperoleh yaitu sebesar 77,5 jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas ada 8 orang siswa, kriteria keberhasilan siswa mencapai 80%. Selain itu juga digunakan perhitungan uji t-tes. Hasil penelitian diperoleh, tHitung= 7,552 dan tTabel= 2,262 Maka tHitung ≥ tTabel atau 7,552 ≥ 2,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II memiliki pengaruh terhadap keterampilan menulis puisi.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis Puisi, Model Discovery Learning, Media

(8)

viii

memberi kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad Swt, serta keluarganya yang suci, yang karenannya Allah Swt menciptakan alam semesta ini.

Motivasi dari berbagai pihak yang sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Oleh karena segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga utamanya kedua orang tua saya Zainuddin dan Hj.Hasanatang, yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya juga penulis sampaikan kepada Dr. Haslinda, S,Pd., M.Pd. Pembimbing I dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini

Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag yang telah memfasilitasi penulis selama kuliah, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas

(9)

ix

Ucapan terima kasih kepada Hj. Hasrat, S.Pd. Kepala sekolah SD Negeri 68 Cangadi II. A.Hasnawati S.Pd, guru kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II, atas segala bimbingan dan kerja sama selama penulis mengadakan penelitian. Bapak / Ibu guru serta seluruh staf SD Negeri 68 Cangadi II yang telah memberikan bantuan dan petunjuknya selama penulis mengadakan penelitian. Siswa-siswi SD Negeri 68 Cangadi II khususnya kelas IV atas kerjasamanya.

Rekan seperjuangan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2016 terkhusus Kelas D Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas kerjasama yang baik dan saling memberikan motivasi maupun semangat. Siska Sulistiani, Ervi Febriyanti dan Jumardi Pratama, terima kasih telah memberikan bantuan dan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesaikan skipsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya, hanya kepada Allah Swt kita bermohon semoga. Semoga niat baik dan suci serta usaha yang sungguh – sungguh mendapat ridha disisi – Nya. Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar , Agustus 2020

(10)

x

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A Kajian Pustaka 1. Penelitian yang relevan ... 8

2. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD ... 9

3. Pengertian keterampilan menulis ... 10

4. Tujuan menulis ... 12

5. Manfaat menulis ... 13

6. Langkah-langkah menulis ... 14

(11)

xi

8. Hakikat menulis puisi ... 19

9. Pengertian discovery learning ... 21

10. Kelebihan dan kekurangan discovery learning ... 21

11. Pengertian media gambar ... 24

B. Kerangka Pikir ... 25

C. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 27

B. Populasi dan sampel ... 28

C. Definisi operasional variabel ... 30

D. Instrument penelitian ... 30

E. Teknik pengumpulan data ... 31

F. Teknik analisis data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Populasi ... 29

Tabel 3.3 Sampel... 29

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pretest ... 36

Tabel 4.2 Distibusi Nilai Posttest ... 39

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 26 Grafik 4.1 Grafik Pretest ... 37 Grafik 4.2 Grafik Posttest... 39

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Lembar Observasi ... 53

LAMPIRAN 2 RPP dan Materi Ajar ... 54

LAMPIRAN 3 Soal Pretest ... 71

LAMPIRAN 4 Soal Posttest ... 75

LAMPIRAN 5 Nilai Pretest ... 79

LAMPIRAN 6 Nilai Posttest ... 80

LAMPIRAN 7 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest ... 81

LAMPIRAN 8 Cara Menentukan Harga Md ... 82

LAMPIRAN 9 Cara Menentukan Harga ∑𝑋2𝑑 ... 83

LAMPIRAN 10 Cara Menentukan t Hitung ... 84

LAMPIRAN 11 Tabel Distribusi T... 85

LAMPIRAN 12 Dokumentasi ... 86

LAMPIRAN 13 Kartu Kontrol Penelitian ... 91

LAMPIRAN 14 Surat Izin Penelitian ... 92

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 merupakan usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sekolah merupakan lingkungan yang sengaja dibuat untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal di kemudian hari. Semua itu berlaku dalam semua jenjang pendidikan, dari perguruan tinggi sampai sekolah dasar sekalipun, termasuk SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupataen Soppeng. Proses pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupataen Soppeng menggunakan kurikulum 2013.

Di dalam kurikulum terdapat berbagai macam mata pelajaran, salah satunya adalah bahasa Indonesia. Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia, komunikasi sangatlah penting.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan murid dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

(16)

Menurut Tarigan (Susanto, 2013: 247) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan efektif. Menulis dengan tulisan yang baik,menarik, itu tidak mudah karena diperlukan kebiasaan melakukan latihan dan praktik menulis. Sejalan dengan itu, menurut Dalman ( 2015 : 3) mengungkapkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Sedangkan .

Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru diharapkan dapat memotivasi siswa agar dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu, seorang guru harus dapat mengarahkan siswa untuk memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwanya. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra, yaitu menulis puisi.

Puisi adalah karangan yang terikat. Artinya puisi terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Tarigan ( 2013 : 22) menulis adalah suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapa membaca lamabang-lambang tersebut. Pada penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai tulisan.

(17)

Menurut Nurgiyantoro (2016: 312) puisi anak sudah banyak ditemukan , kesederhanaan puisi harus menjadi perhatian tersendiri, dan kadang keindahan sebuah puisi justru terletak pada kesederhanaannya. Selanjutnya Nurgiyantoro (2006: 313-314) mengungkapkan bahwa dalam puisi anak intensitas keluasan makna belum seluas puisi dewasa, karena daya jangkau imajinasi anak dalam hal pemaknaan puisi masih terbatas. Puisi anak juga memiliki karakteristik yang identik dengan sastra anak yaitu pengungkapan sesuatu dari kacamata anak.

Menulis puisi perlu dikenalkan kepada siswa sejak di sekolah dasar, sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi serta media yang tepat, serta yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran.

Saat menulis puisi, siswa dapat mengapresiasikan gagasan, perasaan, serta pengalamannya secara puitis. Guru dapat membantu serta membimbing siswa untuk memunculkan dan mengembangkan suatu gagasan, lalu mengorganisasikan menjadi puisi sederhana. Dengan demikian, menulis puisi memerlukan beberapa kemampuan, misalnya kemampuan memunculkan suatu gagasan, kemampuan mengembangkan gagasan, mengembangkan kemampuan dalam pemilihan kata, serta mengkoorganisasikannya menjadi puisi yang bermakna.

(18)

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas pada tanggal 28 Juli 2020 pada pembelajaran bahasa Indonesia pada SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng kelas IV, peneliti memperoleh gambaran bahwa kondisi siswa pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung dapat diketahui bahwa hasil puisi bebas siswa masih mendapat nilai di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70. Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran menulis puisi hanya 59,00. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya rendahnya kemampuan menulis puisi, sehingga siswa membutuhkan waktu yang cukup lama melebihi jam pelajaran bahasa Indonesia, sehingga tugas menulis puisi dijadikan PR atau pekerjaan rumah. Selain itu, dalam pembelajaran menulis puisi, guru masih belum menggunakan model yang inovatif dalam pembelajaran.

Bahkan di dalam memberikan materi, guru tidak memberikan contoh menulis puisi atau guru tidak pernah menunjukkan hasil karya puisinya kepada siswa. Guru hanya menggunakan sebagian besar waktunya untuk menjelaskan teori menulis puisi. Pada pembelajaran puisi di sini, guru hanya meminta siswa untuk menuliskan puisi dengan cara mengkhayal. Bahkan siswa tidak diperlihatkan dengan objeknya secara langsung. Hal ini dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dan bingung saat merangkai suatu kata-kata dalam menulis puisi.

Salah satu penunjang keberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi adalah pemilihan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Guru perlu berinovasi mengembangkan model pembelajaran yang lebih

(19)

menarik siswa dalam pembelajaran, serta memanfaatkan media yang jauh lebih modern dan memudahkan guru dan siswa dalam belajar. Penggunaan model pembelajaran dan media yang kreatif guru dapat menciptakan proses belajar yang menyenangkan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa, peneliti mengajukan mengenai model yang tepat dan media untuk memudahkan siswa dalam menulis puisi, melalui Model Discovery Learning dan Media Gambar untuk mengatasi permasalahan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Penerapan model Discovery

Learning dan penggunaan media gambar dapat menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan. Media gambar diharapkan agar siswa dapat mengikuti proses belajar dengan antusias sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penerapan Model

Discovery Learning terhadap Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh penerapan model discovery

(20)

siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model discovery learning terhadap keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peserta didik, pendidik, dan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

1. Manfaat Teoretis.

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait penerapan model dan penggunaan media yang tepat terhadap keterampilan menulis puisi dan mengembangkan media pembelajaran sastra terkait menulis puisi, sehingga dapat memperbanyak interaksi dalam proses belajar mengajar melalui latihan dan praktik dengan media yang tepat sehingga mempengaruhi tingkat keteramppilan menulis puisi siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis. Manfaat yang diharapkan dari hasil peneliti ini, yaitu: a. Bagi Siswa, sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan minat

(21)

b. Bagi Guru, sebagai bahan masukan dalam menentukan model pembelajaran dan media pembelajaran agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Bagi Sekolah, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki mutu sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran terutama pembelajaran bahasa Indonesia.

(22)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo pada tahun 2019 yang berjudul “

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Puisi Tema 6 Cita-citaku melalui Metode Discovery Learning dan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV B MI Miftahun Najhin Kauman Lor Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil

penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang pra siklus 61,11 kemudian pada siklus I menjadi 68,89 dan pada siklus II menjadi 727,22. Perbedaan penelitian ini adalah Prayogo menggunakan jenis penelitian PTK sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian eksperimen. Adapun persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang menulis puisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar

terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Candipari 1 Sidoarjo”.

Hasil penelitiannya menunjukkan mengalami peningkatan karena digunakannya media gambar.Nilai rata-rata kelas menulis puisi awalnya 65,4 meningkat menjadi 90,6 pada kelas eksperimen.Adapun persamaan pada penelitian ini adalah keduanya menggunakan media gambar dalam penulisan puisi.

Wahyudi melakukan penelitian pada tahun 2016 yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Suryodiningratan 2”.Hasil penelitiannya menunjukkan

(23)

adanya peningkatan keterampilan menulis puisi dengan nilai rata-rata awal 68,8 menjadi 69.3 dengan kategori cukup. Pebedaan penelitian ini adalah Wahyudi menggunakan teknik penelitian PTK sedangkan penulis menggunakan teknik penelitian eksperimen.Adapun persamaannya yaitu keduanya menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi.

Lutvia melakukan penelitian pada tahun 2019 yang berjudul “Aktifitas

Belajara Siswa Pada Pembelajaran Metode Discovery Inquiry Berbantuan Mind Mapping Di SD”. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas

belajar siswa dengan nilai rata-rata dari 65,28 menjadi 81,3. Perbedaan penelitian ini adalah Lutvia menilai aktivitas belajar siswa sedangkan penulis melakukan penelitian tentang keterampilan menulis. Adapun persamaan dari penelitian ini adalah keduanya menggunakan discovery.

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran bahasa Indonesia disuguhkan pada peserta didik bertujuan untuk melatih peserta didik terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasannya secara kreatif dan kritis. Untuk mengimplementasikan tujuan mata pelajaran bahasa indonesia maka pembelajaran bahasa indonesia dalam kurikulum 2013 disajikan dengan menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berupa teks tertulis maupun teks lisan.

Bahasa Indonesia merupakan materi penting yang diajarkan di SD, karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sesuai dengan

(24)

fungsi bahasa itu, terutama sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah siswa dituntut untuk memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk makna, dan fungsi serta menggunakan dengan tepat, kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan Depdiknas (Ngalimun,

2014:67). Selanjutnya menurutut Mulyasa (Ikhwantoro, 2013 : 27)

mengemukakan pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan rakyat Indonesia.

Alfulaila (2014 : 9) mengemukakan bahwa di sekolah dasar, pembelajaran bahasa dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Bahasa Indonesia merupakan materi penting yang diajarkan di SD yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa sesuai dengan situasi dan serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar.

Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa indonesia di SD siswa dituntut untuk memahami bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis agar siswa memiliki kemampuan berbahasa sesuai dengan situasi dan serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar.

3. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan berbahasa memiliki empat unsur pendukung yani keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Pada penelitian ini yang dibahas adalah mengenai keterampilan menulis. Keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu

(25)

berkaitan dengan daya atau kemampuan yang dimiliki serta akan memberikan manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Mulyati (2015) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara atatap muka. Sejalan dengan Jauhari (2013:24) yang mengatakan bahwa menulis adalah pengungkapan ide ,gagasan,pikiran, dan pengetahuan seseorang yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem yang diberikan. Selanjutnya, Wiyanto (Munirah, 2015 : 2) menjelaskan bahwa menulis adalah melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan).

Rusyana (Susanto, 2013 : 247) menulis adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dan penyampaiannya dan penyampaiannya secara tertulis untuk mengungkapkan gasan atau pesan. Dan menurut Kusumaningsih (2013) menulis adalah menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Menurut Pranowo (2014 : 225) Keterampilan menulis merupakan kemampuan merupakan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis serta materi yang harus diajarkan diajarkan mencakup menulis dengan topik tertentu yang menarik.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulisan.

Dalam pembelajaran bahasa kemampuan menulis memiliki arti penting.

(26)

tulisan. Kedua, menulis dalam arti melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan-ucapan dalam bentuk tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.

4. Tujuan Menulis

Setiap tulisan memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk

memberitahukan atau menginformasikan, menghibur, meyakinkan, dan

mengungkapkan perasaan atau emosi. Selain itu penulis pun memiliki tujuan

tertentu atas apa yang ditulisnya.

Menurut D’Angelo (dalam Tarigan 2008), tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang

Tujuan menulis. untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik secara umum, tujuan orang menulis menurut Dalman (2015 : 13) diantaranya

a. Tujuan Penugasan

Kegiatan menulis bagi para pelajar, menulis bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan ataupun karangan bebas.

b. Tujuan estetis

Tujuan menulis bagis sastrawan, kegiatan menulis bertujuan untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel.

(27)

Kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial maupun budaya.

d. Untuk Pernyataan Diri

Menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang telah diperbuat. Bentuk tuliisan ini misalnya, surat perjanjian maupun surat pernyataan.

e. Tujuan Kreatif

Menulis dengan tujuan menonjolkan daya imajinasi secara maksimal ketika mengembangkan tulisan. Menulis dalam hal ini bertujuan untuk menyampaikan gagasan kreatif karya sastra.

f. Tujuan Konsumtif

Penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca dan berorientasi pada bisnis. Kegiatan menulis bertujuan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca.

5. Manfaat Menulis

Manfaat menulis yaitu dapat mengasah kecerdasan karena menulis menuntut daya inisiatif dan kreatif dalam menemukan ide/ gagasan atau topik, kemudian meraciknya menjadi suatu tulisan yang sistematis sampai menyajikannya sehingga menimbulkan kepuasan bagi dirinya dan pembaca, serta siap dengan segala tanggapan yang diterima atas tulisannya.

Selanjutnya Dalman (2015 : 6) mengatakan manfaat menulis diantaranya : peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian, dan pendorongan kemauan dan kemampuan

(28)

mengumpulkan informasi. Menurut Suparno dalam Jauhari (2013:14) manfaat menulis antara lain untuk :

a. Peningkatan Kecerdasan

b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas c. Penumbuhan keberanian

d. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi

6. Langkah-Langkah Menulis

Langkah-langkah menulis menurut Yunus (2015 : 28) meliputi 4 tahap yaitu tahap pikir,tahap praktik, tahap penyuntingan dan tahap publikasi . Semi (2007: 46) menyatakan bahwa tahap menulis ada 3 yaitu, tahap pratulis,tahap penulisan dan tahap penyuntingan. Sedangkan menurut Kusmana (2011 : 101) tahapan menulis yaitu, prapenulisan,proses penulisandan penyuntingan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan penulisan yang harus dilalui dalam proses menulis berikut:

a. Pramenulis

Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan tujuan,memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. b. Menulis

Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf.

(29)

Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan tulisan.Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur dan kebahasaan.

d. Mengedit

Apabila tulisan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal melaksanakan pengeditan.

e. Mempublikasikan

Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti menyampaikan tulisan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan, perceritaan, peragaan, dan sebagainya.

7. Hakikat Puisi a. Pengertian Puisi

Menurut Mihardja (2012 : 18) puisi adalah seni tertulis dimana digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Menurut Nurgiyantoro (2016 : 312) puisi adalah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek tersaring penggunaannya. Selanjutnya menurut Damayanti (2013:12) puisi adalah jenis karya sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi,irama dan makna khusus.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah seni karya tulis yang menyatakan perasaan yang ditata dengan cermat untuk mempertajam kesadaran orang akan sesuatu.

(30)

b. Unsur-Unsur Pembentuk Puisi

Puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Oleh sebab itu, untuk membentuk sebuah puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Puisi terbentuk atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Struktur fisik yang terdiri dari kata konkret, diksi, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah/tipografi. Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi:

1) Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut: a) Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

b) Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya.

c) Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi.

d) Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.

2) Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi adalah sebagai berikut:

(31)

a) Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.

b) Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta bait-bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik.

c) Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran),di samping alat kepuitisan yang lain.

d) Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. Kata kongkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.

e) Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

f)Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.

Sedangkan unsur pembangun puisi, adalah tema, amanat, citraan/

pengimajinasian, rima, diksi, sudut pandang.

(1) Tema adalah ide pokok yang menjiwai keseluruhan puisi.

(2) Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair, baik secara tersirat atau tersurat kepada pembaca atau penikmatnya.

(32)

(3) Citraan/ pengimajinasian adalah gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkret dalam tatanan kata-kata puisi.Citraan dapat dibedakan ke dalam beberapa macam yang sesuai dengan indera manusia, yaitu

penglihatan (visual),citraan pendengaran (auditif), gerakan (kinestetik),

rabaan,penciuman.

(4) Rima adalah persajakan atau persamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. (5) Diksi adalah pilihan kata yang dipergunakan penyair dalamn membangun puisinya. Diksi merupakan bagian penting dalamsebuah puisi sebab diksi dapat mewakili penyair dalam mengungkapkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam dirinya.

(6) Sudut pandang yaitu cara penyampaian ide atau gagasan penyair kepada pembaca, pendengar, atau penikmat puisinya.Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memodifikasi unsur-unsur puisi menjadi menjadi empat aspek yaitu judul/tema, diksi, imaji, dan amanat dengan mempertimbangkan unsur-unsur puisi tersebut.

c. Jenis-Jenis Puisi

Berdasarkan waktu kemunculannya, puisi dibagi menjadi tiga periode, yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi modern.

1) Puisi Lama

Puisi lama masih kental dengan ciri khas melayu. Puisi lama terkait beberapa aturan, yaitu: jumlah suku kata dalam setiap baris, jumlah kata dalam setiap baris, jumlah baris dalam setiap bait, rima atau persajakan, dan irama. Contohnya: Puisi mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, talibun.

(33)

2) Puisi baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, mau pun rima. Puisi baru menurut isinya, antara lain: balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, satire.Sedangkan puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain: distikon, terzina, kuatrain, kuint, sektet,septime, oktaf/stanza, sonata.

3) Puisi Modern

Puisi modern berdasarkan cara pengungkapannya disebut puisi kontemporer. Puisi kontemporer seringkali memakai kata kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata kata makin kasar, ejekan dan lain lain. Pemakaian kata kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggap tidak begitu penting lagi dibedakan menjadi 3 yaitu, puisi mantra, puisi mbeling, puisi konkret.

8. Hakikat Menulis Puisi

Menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Soebachman (2014 : 27) mengemukan bahwa menulis adalah yang kita inginkan, menyebarkan apa yang kita gagskan, dan mengajak orang lain serta menggiring mereka untuk ikut berpikir dan berkembang. Sedangkan menurut Pradopo (2012 : 3) menyatakan bahwa puisi adalah karangan terikat oleh banyak baris dalam tiap bait,banyak kata dalam tiap baris, banyak suku dalam tiap baris,eima dan irama.

Menulis puisi merupakan kegiatan yang berada pada tingkatan apresiasi yang terakhir dala mengapresiasi karya sastra. Dengan demikian, kegiatan

(34)

menulis puisi merupakan tingkatan apresiasi yang terakhir karena pada tahap tersebut proses apresiasi tidak hanya terhenti pada proses menikmati karya sastra saja. Akan tetapi, lebih lanjut pada tahap terakhir proses apresiasi seseorang dituntut untuk dapat memproduksi sebuah karya (puisi).

Dalam aspek kebahasaan, keruntutan alur berpikir merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan memproduksi sebuah karya tulis (karangan). Namun berbeda halnya dalam bidang kesastraan (terutama puisi), penyampaian alur berpikir yang runtut maupun pemakaian bahasa yang sesuai kaidah kebahasaan bukanlah hal yang berarti bahkan pemakaian bahasa puisi yang cenderung multiinterpretable menjadi slah satu ciri khas dalam kegiatan menulis puisi dan nilai lebih dalam karya tersebut. Dalam menulis puisi, aspek ekspresi penyair yang lebih diutamakan.

Dengan demikian, dalam kegiatan menulis menulis puisi, siswa dapat dengan bebas menggabungkan pengalaman batinnya di dalam dunia imajinasi yang diwujudkan dalam bentuk lambang-lambang grafis berupa penggunaan kata (diksi) yang sesuai, tipografi, persajakan, irama maupun unsur puisi lainnya yang saling mendukung. Sistem otonom yang dimiliki puisi dalam hal penggunaan bahasa secara bebas, disisi lain puisi tetap terikat dengan aturan. Kebebasan penyampaian ide-ide (mengekspresikan diri) ke dalam bentuk bahasa yang bebas tersebut hanyalah sebagai sebagai saran untuk menyampaikan pesan penyair yang tersembunyi.

(35)

9. Pengertian Discovery Learning

Hosnan (2014: 282) menyebutkan bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki,maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan.

Menurut Suryosubroto (2009 :178) discovery learning merupakan komponen praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beriorentasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.

Menurut Kurniasih, dkk (2014 :64) discovery learning adalah proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya tetapi diharapkan siswa mengorganisasikan sendiri.

Selanjutnya, menurut Hamdani (2011 : 184) berpendapat bahwa discovery

learning adalah proses mental ketika siswa mengasimilasikan suatu konsep atau

prinsip.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang memajukan cara

belajar aktif siswa dan mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.

10. Kelebihan dan Kekurangan dari Discovery Learning

Beberapa kelebihan dari model discovery learning yang diungkapkan oleh Hosnan (2014 : 287-288) yaitu sebagai berikut :

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif

(36)

c. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer

d. Strategi ini dapatmemungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

e. Strategi ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan

f. Berpusat kepada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

gagasan-gagasan.

g. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.

h. Menimbulkan rasa senang siswa, karena tumbuh rasa menyelidiki dan berhasil

i. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang

j. Siswa akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik.

k. Melatih siswa belajar mandiri

l. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa

Hosnan ( 2014 : 288-289) juga mengungkapkan kekurangan model discovery

learning, yaitu sebagai berikut :

a. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman antara guru dengan siswa

b. Menyita waktu banyak, karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar aktif.

(37)

d. Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan e. Tidak berlaku untuk smua topik.

Langkah-langkah operasional dalam mengaplikasikan model discovery

learning di kelas sebagai berikut :

a. Stimulation (Pemberian Rangsangan)

Tahap ini peserta didik diharapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya,kemudian melanjutkanuntuk tidak memberikan generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri . Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,anjuran membaca buku dan aktifitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

b. Problem Steatment (Pertanyaan/Identifikasi Masalah)

Guru memberikan kesempatan kepada murid mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,kemudian salah satu dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung, guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Tahap ini berfungsi untukmenjawab petanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Konsekuensi dari tahap ini adalah murid belajar aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, yang secara tidak sengaja menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki.

(38)

Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya diolah dan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data tersebut berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.

e. Verification (Pembuktian)

Murid melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan di awal.

11. Pengertian Media Gambar

Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas,lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata.Akan tetapi karena setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar, ia menganggapnya sebai “hal yang biasa atau “terlalu biasa” sehingga melupakan manfaatnya. Walaupun hanya menekankan indera penglihatan kekuatan gambar terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar orang pada dasarnya pemikir visual (Muhadi, 2013:89)

Menurut Sudjana (2007 : 68) media gambar merupakan media visual dalam bentuk grafis. Sejalan dengan itu Sudjana dan Ahmad (2013 : 71) mengemukakan bahwa media gambar merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran. Selanjutnya menurut Munadi (2013 : 185) menyatakan bahwa gambar secara garis besa dapat dibagi pada tiga jenis yakni sketsa, lukisan, dan photo, Gambar adalah media yang paling umum digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar. Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga siswa

(39)

dapat dengan mudah untuk mengingatnya. Karena itu, dengan menggunakan media gambar tentunya akan membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media pengajaran dalam bentuk grafis yang paling umum digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar.

B. Kerangka Pikir.

Pada pembelajaran bahasa indonesia terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yaitu: berbicara, menulis, membaca, dan mrnyimak. Fokus pada penelitian ini adalah menulis, tepatnya menulis puisi. Kemampuan menulis puisi perlu diajarkan kepada siswa. Langkah awal penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa menulis puisi tanpa model discovery learning dengan menggunakan media gambar, dan selanjutnya untuk mengetahui kemampuan siswa menulis puisi dengan menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar. Langkah terakhir yaitu kita dapat mengetahui model

discovery learning dengan menggunakan media gambar berpengaruh atau tidak

berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa indonesia. Dari uraian tersebut kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :

(40)

2.1 Bagan Kerangka Pikir.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, dalam penelitian ini digunakan hipotesis sebagai berikut, Penerapan model discovery learning berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

Keterampilan Menulis Puisi Tanpa Model Discovery Learning menggunakan Media Gambar

Keterampilan Menulis Puisi dengan Menerapkan Model Discovery Learning

menggunakan Media Gambar

Analisis Tidak Berpengaruh Berbicara Menyimak Berbicara Membaca Menulis Berpengaruh

Keterampilan Menulis Puisi Keterampilan Berbahasa Indonesia

(41)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis

pre-Experimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh

karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2016: 108). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu jenis

One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sumber: Sugiyono (2016:74)

Pretest Variabel Posttest

O1

X O2

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum diberikan perlakuan (pretest) O2 = Tes akhir setelah diberikan perlakuan (posttest) X = Perlakuan yang diberikan

(42)

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a) Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (hasil belajar) sebelum perlakuan dilakukan.

b) Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning menggunakan media gambar

c) Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011 : 80) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2013 : 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2010 : 6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil yang menghitung pengukuran,kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun presentase kesamaan sedikit, atau dengan kata lain individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas IV di SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Jumlah keseluruhan siswa

(43)

kelas IV di SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng adalah 10 orang dengan perincian sebagai berikut

Tabel 3.2

Populasi SD Negeri 68 Cangadi II Tahun 2020

NO. Kelas Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1. IV 5 5 10 2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang (Nonprobability Sampling) dengan tehnik pengambilan sampel berdasarkan tujuan (purposive Sampling). Dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan kepada pertimbangan pengumpulan data yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara (Nonprobability Sampling) lebih tepatnya yaitu sampling jenuh, Jadi yang menjadi sampel pada penelitian ini yang menurut peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 10 orang dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Sampel Penelitian Siswa Kelas IV

NO. Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

(44)

C. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2015 : 38) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel bebas dalam penelitan ini adalah Keterampilan Menulis Puisi. Variabel Terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah model discovery learning menggunakan media gambar.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan tindakan yang telah disusun serta untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

2. Tes hasil Belajar

Tes dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna mengetahui peningkatan siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi yang baik. Tes menulis puisi dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi.

(45)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum digunakan model discovery

learning menggunakan media gambar

2. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan model discovery learning menggunakan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan model discovery learning menggunakan media gambar.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik inferensial yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, dengan menggunakan uji-t dengan tahapan sebagai berikut:

t = Md √ 𝛴 𝑥2 𝑑

(46)

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (Pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

𝛴𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat devisi

N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md = 𝛴𝑑 N Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest Σd = Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel

b. Mencari harga “Σ𝑥2𝑑" dengan menggunakan rumus:

Σ𝑥2𝑑 = Σ𝑑 − (Σ𝑑)2

N

Keterangan:

Σ𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi

Σd = Jumlah dari gain (Posttest – pretest) N = Subjek dari sampel

(47)

t = Md √ Σ x2 d

N (N−1)

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (Pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (Posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

𝛴𝑥2𝑑 = Jumlah kuadrat devisi

N = Subjek pada sampel

d. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan:

1) Jika tHitung  tTabel maka HO ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan model discovery learning menggunakan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

2) Jika thitung < ttabel maka HO diterima, berarti penggunaan model

discovery learning menggunakan media gambar tidak berpengaruh

terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.Menentukan harga ttabel dengan mencari ttabel menggunakan table distribusi t dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan dk = N − 1

(48)

e. Membuat kesimpulan bagaimanakah pengaruh penerapan model discovery

learning menggunakan media gambar berpengaruh terhadap keterampilan

(49)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diuraikan dan dideskripsikan secara rinci hasil penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model discovery learning terhadap keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar, terlebih dahulu perlu dianalisis tentang; (1) kemampuan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II kecamatan liliriaja

kabupaten Soppeng, sebelum menerapkan model discovery learning

menggunakan media gambar (pretest) dan (2) kemampuan belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II kecamatan liliriaja kabupaten Soppeng, setelah menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar (posttest). Hasil penelitian tersebut merupakan hasil kuantitatif yang dinyatakan dengan angka.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 68 Cangadi II kecamatan liliriaja kabupaten Soppeng, mulai tanggal 4 Agustus 2020-11 Agustus 2020, maka di peroleh data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar murid berupa nilai kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II kecamatan liliriaja kabupaten Soppeng .

(50)

Penyajian yang bertujuan mengungkap kemampuan siswa tersebut, dapat diamati pada analisis berikut ini yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu penyajian data pretest dan data posttest.

1) Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebelum menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar. (Pretest)

Berdasarkan nilai pretest hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II jumlah siswa 10 orang, diperoleh yaitu tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai maksimal. Nilai yang mencapai kkm hanya diperoleh oleh 4 orang siswa dan nilai di bawah kkm yakni 70 yang diperoleh oleh 6 orang siswa, maka deskripsi yang lebih jelas dan tersusun rapi mulai dari nilai tertinggi menurun ke nilai terendah yang diperoleh siswa beserta frekuesinya dapat dilihat pada tabel 4.1. Selain itu, pada tabel 4.1 diuraikan pula distribusi nilai, frekuensi, dan persentase hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

a. Tabel 4.1.Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Persentase hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebelum menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar (Pretest).

No. Nilai Frekuensi Persentase

1.

75

1

10%

2.

70

3

30%

3.

60

1

10%

4.

55

2

20%

5.

50

1

10%

6.

45

1

10%

7.

40

1

10%

Jumlah

10

100%

(51)

Gambar 4.1 Grafik Pretest

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat diketahui bahwa frekuensi dari persentase nilai hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebelum diterapkan model

discovery learning menggunakanan media gambar, yaitu siswa yang mendapat

nilai 70 ke atas sebanyak 4 orang (40%) dari jumlah sampel masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 6 orang (60%) dari jumlah sampel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebelum diterapkan model discovery learning menggunakan media gambar belum memadai karena hanya 4 siswa sudah mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu nilai 70 ke atas, maka dapat disimpulkan siswa berjumlah 10 orang, nilai yang mencapai kriteria kemampuan siswa yaitu hanya mencapai 40% atau sebanyak 4

siswa dan 6 siswa belum mencapai kriteria.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 Nilai Frekuensi Persentase

(52)

2) Deskripsi Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng saat menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar. (Posttest)

Pada bagian ini peneliti memberi perlakuan kepada siswa, perlakuan yang diberikan adalah peneliti menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar. Dalam penerapan model tersebut siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan cara yang pertama yaitu guru memberikan contoh puisi yang ditempel di papan tulis kepada siswa, kemudian siswa memperhatikan contoh puisi tersebut, setelah itu siswa menyimak penjelasan guru tentang unsur-unsur pembangun yang ada dalam puisi tersebut yang meliputi (tema,bait,amanat, dan rima), selanjutnya guru membagikan lembaran soal kepada siswa yang berisi gambar untuk dibuat menjadi karangan puisi, setelah itu siswa mendiskusikan unsur-unsur pembangun yang ada dalam puisi yang mereka tulis dengan teman sebangkunya, kemudian siswa diminta untuk menuliskan tema dan amanat puisi tersebut pada lembar jawaban yang telah disediakan, dan selanjutnya masing-masing siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan teman-temannya.

Setelah diberikan perlakuan maka guru memberikan posttest berupa hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng yang berjumlah 10 orang, dan diperoleh gambaran yaitu 8 siswa dikategorikan tuntas. Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi mulai dari nilai tertinggi menurun ke nilai terendah yang diperoleh siswa beserta frekuesinya dapat dilihat pada tabel 4.2. Selain itu, pada tabel 4.2 dipaparkan pula data tentang distribusi nilai, frekuensi, dan

(53)

persentase hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

Kegiatan test berlangsung pada hari Rabu 10 Juli 2020. Hasil

post-test mengenai hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 68

Cangadi II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

a. Tabel 4.2 Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Persentase hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng setelah menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar. (Posttest)

No. Nilai Frekuensi Persentase

1. 90 2 20% 2. 85 2 20% 3. 75 3 30% 4. 70 1 10% 5. 60 1 10% 6. 55 1 10% Jumlah 10 100%

Sumber : Hasil Instrumen Penelitian

Gambar 4.2 Grafik Posstest

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, perolehan nilai beserta frekuensinya dapat diketahui tingkat hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 Nilai Frekuensi Persentase

(54)

Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng setelah menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar yaitu siswa yang mendapat nilai 70 ke atas sebanyak 8 orang (80%) dari jumlah sampel masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah 70 sebanyak 2 orang (20%) dari jumlah sampel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng setelah menerapkan model discovery learning menggunakan media gambar sudah cukup memadai karena 8 siswa sudah mencapai kriteria yang ditetapkan nilai 70 ke atas, kemampuan siswa yaitu mencapai 80% dan 2 orang siswa masih belum mencapai kriteria yang di tetapkan yaitu nilai di bawah 70 hanya (20%) maka dapat di simpulkan siswa berjumlah 10 orang, ada 2 siswa yang masih belum memenuhi standar KKM yang di tetapkan.

3) Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II

Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng Selama Penerapan Model Discovery Learning Menggunakan Media Gambar

Aktivitas Siswa

Jumlah Murid yang Aktif pada Pertemuan Rata-Rata % Kategori 1 2 3 4 1.

Siswa yang hadir dalam

pembelajaran P 10 10 P 10 100 Aktif 2. Memperhatikan contoh puisi yang ditempel di papan tulis

7 9 7,5 75 Aktif

3.

Memahami penjelasan guru mengenai unsur pembangun dalam puisi

(55)

4. Membuat karangan puisi berdasarkan gambar R E T E S T 7 10 O S T T E S T 8,5 85 Aktif 5. Mendiskusikan unsur pembangun dalam puisi yang telah ditulis

6 9 7,5 75 Aktif

6.

Mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan teman-temannya

8 10 9 90 Aktif

7. Menanggapi pekerjaan

temannya 6 7 6,5 65 Tidak Aktif

8. Menyampaikan pendapat

tentang pembelajaran yang telah diikuti

6 9 7,5 70 Aktif

9. Menyimpulkan materi

yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran

7 9 8 80 Aktif

78,88 Aktif

Hasil pengamatan untuk pertemuan 1 sampai IV menunjukkan bahwa : a. Persentase kehadiran siswa sebesar 100%

b. Persentase siswa yang memperhatikan contoh puisi yang ditempel di papan tulis sebesar 75%

c. Persentase siswa yang memahami penjelasan guru mengenai unsur pembangun dalam puisi sebesar 70%

d. Persentase siswa yang mampu membuat karangan puisi berdasarkan gambar sebesar 85%

(56)

ditulis 75%

f. Persentase siswa yang mampu mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan teman-temannya sebesar 90%

g. Persentase siswa yang mampu menanggapi pekerjaan temannya sebesar 65%

h. Persentase siswa yang mampu menyampaikan pendapat tentang pembelajaran yang telah diikuti sebesar 70%

i. Persentase siswa yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir pembelajaran sebesar 80%

Rata-rata persentase aktivitas siswa terhadap terhadap pelaksanaan bahasa indonesia khususnya keterampilan menulis puisi dengan model discovery learning menggunakan media gambar yaitu sebesar 78,88%. Karena persentasenya ≥ 70% maka persentase aktivitas siswa dikategorikan aktif.Sesuai dengan kriteria aktivitas yang telah dilakukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif ≥ 70% baik untuk aktivitas siswa perindikator maupun rata-rata aktivitas siswa dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu mencapai 78,88% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dengan model disvovery learning menggunakan media gambar telah mencapai kriteria aktif.

Tabel 4.3 Daftar Nilai Kelas IV SD 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng (Pre-Test& Post-Test).

No Nama Pre-test Post-test

1. A. Raden 60 75

2. Andi Nur Azizah 70 85

(57)

4. Nur Fatmadillah 75 90

5. Salwa Pasliana 70 90

6. Melisa Regina Putri 70 85

7. Muh. Ferdi 55 60

8. Aswar 45 55

9. Rafka Adriansyah 50 75

10. Muh. Riyas Asyarah 55 75

JUMLAH 590 775

Rata-rata 590 : 10 = 59 775 : 10 =77,5

Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa kelas IV SD 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebanyak 10 orang. Jumlah nilai pretest yang diperoleh adalah 590 dan jumlah nilai posttest yang diperoleh adalah 775.

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah “Penerapan model

discovery learning menggunakan media gambar berpengaruh terhadap

keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng sebelum (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) digunakan analisis Uji T (t-test).

a. Menentukan/mencari harga Md (Mean dari perbedaan antara pre test dan

post test) 𝑀𝑑 = ∑𝑑 𝑁 = 170 10 = 17 b. Menentukan/mari harga ∑𝑋2𝑑

Mencari harga “∑𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:

∑𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑2−(∑ 𝑑)2

𝑁

= 3.350 −(𝟏𝟕𝟎)

2

(58)

= 3.350 −28.900 10 = 3.350 − 2. .890 ∑𝑋2𝑑 = 460

Jadi, ∑𝑿𝟐d = 460

c. Menentukan harga t Hitung

𝑡 = 𝑀𝑑 √ ∑ 𝑋2𝑑 𝑁 (𝑁 − 1) = 17 √10(𝑁 − 1)460 = 17 √10(10 − 1)460 = 17 √460 90 = 17 √5,111 = 17 2,2608= 7,552 t = 7,552

d. Menentukan harga t Tabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan α = 0,05 dan d.b. = N – 1 = 10 – 1 = 2,262 (terlampir).

Berdasarkan tabel t, maka diperoleh t0,05= 2,262.Setelah diperoleh t Hitung = 7,552 dan t Tabel = 2,262 maka t Hitung ≥ t Tabel atau 7,552 ≥ 2,262. Sehingga dapat

dimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.Ini berarti bahwa penggunaan model

discovery learning menggunakan media gambar berpengaruh terhadap hasil

belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri 68 Cangadi II Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng. Dalam pengujian statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pikir .............................................................
Gambar  membuat  orang  dapat  menangkap  ide  atau  informasi  yang  terkandung di dalamnya dengan jelas,lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh  kata-kata.Akan  tetapi  karena  setiap  orang  merasa  mudah  untuk  memperoleh  gambar,  ia  menganggapny
Tabel 3.1 Sumber: Sugiyono (2016:74)
Gambar 4.1 Grafik Pretest
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terhadap lima informan dari kalangan pustakawan Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar maka dapat disimpulkan bahwa dari semua

[r]

172 MUYASSAR L SINJAI UTARA PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN WAHDAH ISLAMIYAH. 173 MUAMMAR CIDE L ENREKANG MA’HAD ALY

Jadi fenomena yang akan dibahas adalah bagaimana peningkatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

15 Shaw dkk mendapatkan bahwa donepezil meningkatkan fungsi kognitif, mood , serta kualitas hidup setelah pemberian selama 24 minggu dengan efek toksik yang minimal pada

Hakikatnya, warisan seni bina Melayu dan Islam Pulau Pinang menampilkan pelbagai jenis bangunan yang unik termasuk (a) rumah tradisional Melayu kampung yang

Temu bual penulis terhadap responden penyelidikan mengenai budaya popular Jepun pada tahun 2012, jelas menunjukkan bahawa otaku bagi peminat budaya popular Jepun adalah

peningkatan citra madrasah yang dilakukan oleh waka humas Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Batu sudah sesuai dengan program kerja yang sudah dibuat oleh Pendma, sehingga