• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN

ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA (Elephas maximus

sumatranus Temmick, 1847) DI HUTAN PRODUKSI KHUSUS

(HPKh) PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) SEBELAT

BENGKULU UTARA

SUPARTONO

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara.” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2007

Supartono

(3)

ABSTRACT

SUPARTONO. (The Preferential and The Estimation Of The Productivity Of Natural Feeding Plants Of Sumatran Elephants (Elephas maximus sumatranus Temmick 1847) In Seblat Training Center for Elephants North Bengkulu). Under direction of YANTO SANTOSA and A. MACHMUD THOHARI

Production forest of Seblat with special function as Seblat’s Elephants Training Center is a forest isolated from the surrounding forest. The utilization of forest’s products by logging company and the conversion of forest area into coconut palm estates have fragmented elephants’ habitat. Lebang Kandis production forest which positioned as a coridor for wildlife from and to Seblat Elephants Training Center didn’t worked as planned. This resulted in an increased conflict between man and elephant to utilize space and food.

Research method comprises of 3 main activities, which are the analysis of vegetation, the cutting and pruning of elephants’ food species and the observation of elephants’ daily activities by following the herd. Vegetatation analysis results, ground plant species which are potential as elephants’ food species comprises of 36 species, 29 spesies of seedling level, 26 species of sapling level, 24 species of pole level and 29 species of tree level.

The highest productivity of elephants’ food species for sapling and pole levels is provided by Leea indica (5,10 g/ind/day) and for ground plant Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 g/m2/hari).

The observation of daily feeding activities on loor found 245 species of 70 families of plants eat by the elephants. The Fabaceae and Poaceae plant families are the most being eaten. Elephants’ food species parts can be grouped into 11 groups, which are leaves, stem, small branches, innermost of plant, bark, tree bark, roots, flowers, fruits, tuber and bamboo shoot. The part of plant species being eaten the most are leaves, small branches and the stem, totalled 35,1 %.

From the 6 elephants being sampled, the elephant Cokro (male) eat 120 species of plants with daily frequency of 798,5, elephant Eva (female) eat 114 species with daily frequency of 817,6, elephant Sari (female) eat 111 species with daily frequency of 712,6, elephant Nelson (male) eat 95 species with daily frequency of 665,2, elephant Robi (male) eat 88 species with daily frequency of 810, and elephant Desi (female) eat 88 species with daily frequency of 853,2. Analysis result using Neu’s Index shows that elephant Nelson only prefers 14 species of plants, elephant Cokro only prefers 13 species of plants, elephant Robi only prefers 11 species of plants, elephant Sari prefers 8 species of plants, elephant Desi prefers 18 species of plants and elephant Eva prefers 21 species of plants. The spesies of plants prefers by all of sampled elephants are Gigantochloa cf. atroviolacea and Stachyphryinium sp.

The behavior of the elephants when acquiring food can be categorized into 8 categories, which are snapping, pulling, unplugging, grabbing, peeling, kicking, ploughing and picking. From all the plant species being eaten, 35 % of which acquired by breaking.

(4)

RINGKASAN

SUPARTONO. Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara. Dibimbing oleh YANTO SANTOSA dan A. MACHMUD THOHARI.

Kawasan hutan produksi tetap dengan fungsi khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat adalah kawasan hutan yang terisolasi dari hutan sekitarnya. Pengusahaan HPH dan konversi hutan untuk perkebunan sawit menyebabkan habitat gajah semakin menyempit. Kawasan hutan yang diharapkan menjadi jalur lalu lintas satwa dari dan menuju PLG Sebelat tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga terjadi konflik antara gajah dan manusia didalam pemanfaatan ruang dan sumber makanan.

Metode penelitian secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu inventarisasi potensi pakan, pengamatan produktivitas tumbuhan yang dimakan, dan pengamatan aktifitas harian gajah dengan berjalan kaki mengikuti pergerakan gajah.

Hasil analisa vegetasi ditemukan tumbuhan bawah potensial pakan gajah 36 spesies, tingkat semai 29 spesies, tumbuhan tingkat pancang 26 spesies, tumbuhan tingkat tiang 24 spesies, dan tumbuhan tingkat pohon 26 spesies.

Produktivitas tumbuhan pakan tertinggi untuk tingkat pancang dan tiang adalah Leea indica (5,10 g/ind/hari) dan tumbuhan tingkat bawah Gigantochloa cf. atroviolacea (0.88 g/m2/hari).

Hasil pengamatan ditemukan 245 spesies dalam 70 famili tumbuhan yang dimakan oleh gajah. Famili fabaceae dan poaceae adalah yang paling banyak dimakan, masing-masing 28 spesies dan 21 spesies. Tumbuhan yang dimakan oleh gajah dikelompokan pada 11 bagian, yaitu daun, pelepah, ranting, umbut, batang, kulit batang, akar, bunga, buah, umbi dan rebung. Bagian yang paling banyak dimakan adalah daun, ranting dan batang sebanyak 35,1 %.

Dari 6 ekor gajah sampel yang digunakan, gajah Cokro (jantan) memakan 120 spesies tumbuhan dengan frekuensi makan harian 798,5, gajah Eva (betina) memakan 114 spesies dengan frekuensi makan harian 817,6, gajah Sari (betina) memakan 111 spesies tumbuhan dengan frekuensi makan harian 712,6, gajah Nelson (jantan) memakan 95 spesies dengan frekuensi makan harian 665,2, gajah Robi (jantan) memakan 88 spesies dengan frekuensi makan harian 810, dan gajah Desi (betina) memakan 88 spesies dengan frekuensi makan harian 853,2.

Hasil analisis dengan Indeks Neu diperoleh bahwa gajah Nelson hanya menyukai 14 spesies tumbuhan, gajah Cokro menyukai 13 spesies tumbuhan, gajah Robi 11 spesies tumbuhan, gajah Sari menyukai 8 spesies tumbuhan, gajah Desi menyukai 18 spesies tumbuhan dan gajah Eva menyukai 21 spesies tumbuhan.

Spesies tumbuhan yang disukai oleh semua gajah sampel adalah Gigantochloa cf. atroviolacea (bambu sri) dan Stachyphryinium sp (mayor). Spesies yang disukai oleh 5 ekor gajah sebanyak 4 spesies tumbuhan, yang disukai oleh 4 ekor gajah adalah 4 spesies, 4 spesies tumbuhan disukai oleh 3

(5)

ekor gajah, spesies yang disukai oleh 2 ekor gajah yaitu 7 spesies dan spesies yang disukai oleh satu ekor gajah adalah 12 spesies.

Perilaku gajah didalam mengambil makanan diperoleh 8 katagori, yaitu patahkan, tarik, cabut, renggut, kupas, menedang, dongkel, pungut. Dari total spesies yang dimakan oleh gajah, 33,5 % diantaranya diambil dengan cara dipatahkan.

(6)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, menyusun laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(7)

PREFERENSI DAN PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PAKAN

ALAMI POPULASI GAJAH SUMATERA (Elephas maximus

sumatranus Temmick, 1847) DI HUTAN PRODUKSI KHUSUS

(HPKh) PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) SEBELAT

BENGKULU UTARA

SUPARTONO

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan

Sub Program Studi Konservasi Keanekaragama Hayati

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(8)

Judul Thesis : Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat, Bengkulu Utara.

Nama Mahasiswa : Supartono Nomor Pokok : E 051054035

Disetujui: Komisi Pembimbing,

Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA Dr. Ir. A. Machmud Thohari, DEA

Ketua Anggota

Diketahui:

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS NIP: 131 760 834 NIP: 130 891 386

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi program magister profesi pada Sub Program Studi Konservasi Keanekaragaman Hayati, Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Tesis berjudul ”Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di Hutan Produksi Khusus (HPKh) Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara” ini disusun guna untuk memberikan informasi bagi pengelola PLG Sebelat dalam hal pengelolaan sumber pakan alami gajah.

Tesis ini menguraikan tentang potensi tumbuhan pakan, produktivitas tumbuhan pakan, jenis-jenis tumbuhan yang dimakan dan bagian yang dimakan dan preferensi gajah sumatera terhadap jenis-jenis tumbuhan yang dimakan di PLG Sebelat Bengkulu Utara.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan tesis ini. Semoga hasil penelitian yang dituangkan dalam tulisan ini dapat dimanfaatkan.

Bogor, Desember 2007

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat Bengkulu Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku ketua Komisi dan Dr. Ir. A. Machmud Thohari, DEA selaku anggota komisi yang telah memberikan

saran dan bimbingan sehingga tesis ini dapat diselesaikan serta Ir. Agus Priambudi, M.Sc selaku dosen penguji luar komisi.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA yang telah memberikan kesempatan berupa bea siswa untuk mengikuti pendidikan pascasarjana, Dekan Sekolah Pascasarjana beserta staf atas fasilitas yang diberikan selama pendidikan, kepada Kepala Balai KSDA Bengkulu dan staf, Reza, Sapui, Anis dan seluruh pawang PLG Sebelat Bengkulu, yang telah membantu selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Teman-teman angkatan (Abah Muin, Acing Agus, Carik Mamat, Nico karet, Z keting, Sandi brondong, enceng Amin, ndul Diah, Iwan Urat, Fitri Kangkung, Mbok Erna, Singkek Tri, Utin Bebek, Vivin Cunkus).

Akhirnya, ucapan terima kasih kepada isteri tercinta Ika Budianti, S.Si dan anak-anakku tersayang Hassya Amaris santi dan Ailsya Cyrila Cahya Devi atas pengorbanan dan pengertiannya sehingga seluruh rangkaian pendidikan dapat diselesaikan. Kepada Ayahanda dan Bunda dan serta kakak-kakak dan adikku tersayang, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Ia adalah si “Aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran disinya sendiri, self-conssciousness , mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui,dilihat dan

Pertama, upaya konkrit untuk memberdayakan masyarakat desa dalam melaksanakan “Bersih Desa” di Ke- tingan Sleman meliputi: pertama, Rencana Pemberdayaan Masyarakat, identifikasi

Justo un mes antes de cumplir los 19 años, Gauss se decantará definitivamente por las matemáticas y hará su primera anotación en su diario de notas, un pequeño cuaderno de 19

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara sesuai format asuhan kebidanan pada ibu selama masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL daan KB yang berisi

Menggunakan baterai, pad, kabel, atau peralatan opsional selain yang disetujui oleh Cardiac Science dapat menyebabkan AED berfungsi secara tidak benar selama penyelamatan.. Masa

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh penyuluhan perpajakan terhadap peningkatan

elektronik/internet pada tanggal 16 Desember 2011; Bahwa hal yang sama juga terjadi pada objek sengketa dalam perkara a quo sesuai dengan bukti yang diajukan

Terangkan dan sediakan gambarajah-gambarajah yang diperlukan untuk semua proses pemindahan haba dan keseimbangan tenaga secara keseluruhan yang berlaku pada satelit di angkasa... [a]