PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (
PROBLEM
BASED LEARNING)
DI KELAS IV SDN 060843 MEDAN
TA 2013/2014
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarMagister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH
MAHRANI FITRI SIREGAR NIM: 8126182020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (
PROBLEM
BASED LEARNING)
DI KELAS IV SDN 060843 MEDAN
TA 2013/2014
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh GelarMagister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH
MAHRANI FITRI SIREGAR NIM: 8126182020
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Mahrani Fitri Siregar (2014). Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) di Kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini
dengan baik. Tesis ini berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kecakapan Sosial
Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014”. Penelitian ini merupakan tugas
akhir untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan
di Universitas Negeri Medan. Dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, penulis
mendapat bimbingan dari para dosen dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M,Si., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2).
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs
Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan mengizinkan
penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Dr. Hidayat M.Si., dan Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku
Dosen Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan meluangkan
waktunya serta telah memberikan nasehat dan arahan kepada penulis
iv
4. Bapak Dr. Deni Setiawan M.Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan
arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.
5. Ibu Dr. Anita Yus M.Pd., selaku sekretaris Prodi Pendidikan Dasar PPs
Universitas Negeri Medan yang banyak membantu dalam memberikan
arahan kepada penulis dalam penulisan tesis.
6. Ibu Prof. Dr. Alesyanti, M.Pd, M.H, Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S
dan Dr. Anita Yus M.Pd., selaku penguji yang telah banyak memberi
masukan dan saran demi perbaikan tesis ini.
7. Putra, selaku Pegawai Prodi Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri
Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga
penyelesaian tesis.
8. Ibu Dra. Mishri Al Bantani, selaku Kepala Sekolah SDN 060843 Medan,
Ibu Addalina S.Pd selaku observer dan seluruh keluarga besar SDN
060843 Medan.
9. Ayahanda dan Ibunda tercinta H.Haidir Siregar dan Hj.Turminah, Kakak
ku tersayang Misdah Siregar AMa.Pd dan Meisalwa Siregar S.Pd dan
adikku tercinta Mhd. Akbar Anthony Siregar yang telah memberikan
dukungan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
10.Husna Parluhutan Tambunan yang telah memberikan semangat yang
begitu luar biasa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
11.Teman-teman angkatan 20 Prodi Pendidikan Dasar kelas B-1 yang tidak
v
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga sukses
untuk kita semua.
12. Teman-teman kos (Vira,kak Lia, kak Mimi, kak Leli, Auda dan Nisma)
yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan. dengan penuh harap kiranya tesis ini bermanfaat bagi
yang membutuhkannya. Aamiin.
Medan, Juli 2014 Penulis
vi
3.4. Definisi Operasional Variabel ... 35
3.5. Desain Penelitian ... 36
3.6. Tekhnik Pengumpulan Data ... 40
3.7. Tekhnik Analisis Data ... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 47
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 57
4.1.3. Kecakapan Sosial Siswa ... 66
4.1.4. Hasil Refleksi... 83
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian... 88
vii
4.2.2. Peningkatan Kecakapan Sosial Siswa ... 88
BAB V. SIMPULAN, SARANDAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan ... 91
5.2. Saran ... 92
5.3. Implikasi ... 93
vi
Daftar Tabel
Tabel 1.1. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 ... 8
Tabel 1.2. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2 ... 8
Tabel 1.3. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 ... 8
Tabel 1.4. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4 ... 9
Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Model PBL ... 30
Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 41
Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Kecakapan Sosial ... 44
Tabel 3.3. Rentang Nilai ... 45
Tabel 4.1. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus I ... 50
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I ... 51
Tabel 4.3. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus I... 53
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 55
Tabel 4.5. Hasil Penilaian Kognitif Siswa Siklus II ... 60
Tabel 4.6. Hasil Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II ... 61
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Sikap Siswa Siklus II ... 63
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 64
Tabel 4.9. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Bekerjasama Dengan Teman Yang Lain” ... 67
Tabel 4.10. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Tanggung Jawab Sosial” ... 69
Tabel 4.11. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mengendalikan Emosi” ... 71
Tabel 4.12. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Berinteraksi Dengan Teman Lain” ... 72
Tabel 4.13. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mengelola Konflik” ... 74
Tabel 4.14. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Toleransi” ... 75
Tabel 4.15. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Membudayakan Sikap Sportif dan Disiplin” ... 77
Tabel 4.16. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Mendengarkan Teman Yang Lain” ... 79
Tabel 4.17. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Berkomunikasi Dengan Teman Lain” ... 81
Tabel 4.18. Kecakapan Sosial dengan Indikator “Memimpin” ... 83
vi
Daftar Lampiran
Lampiran 1 RPP ... 96
Lampiran 2 Tes Hasil Belajar ... 114
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Afektif dan Psikomotorik ... 120
Lampiran 4 Format Lembar Observasi Guru ... 122
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa ... 123
Lampiran 6 Angket Kecakapan Sosial ... 129
Lampiran 7 Hasil Penilaian Kognitif Siswa ... 131
Lampiran 8 Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa ... 133
Lampiran 9 Hasil Penilaian Afektif Siswa ... 135
Lampiran 10 Hasil Penilaian Angket Kecakapan Sosial ... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke
generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun
budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu
pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan dengan kondisi yang berkembang,
baik kemajuan tekhnologi, pola pikir, maupun tuntutan hidup baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu
bentuk upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi
problem hidup yang senantiasa berkembang dari masa ke masa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa
perubahan ke semua aspek kehidupan, berbagai permasalahan hanya dapat
dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Disatu sisi perubahan tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Tetapi disisi lain dapat membawa manusia ke dalam era persaingan
global yang semakin ketat dan sebagai konsekuensinya kehidupan manusia itu
akan semakin terpuruk. Agar bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini mampu
berperan dalam persaingan, maka perlu secara bersama-sama dan serius untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi
2
pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah
telah dan berupaya mewujudkannya melalui berbagai usaha pembangunan
pendidikan yang lebih berkualitas. Upaya-upaya tersebut diantaranya melalui
pengembangan dan perbaikan kurikulum.
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang
melakukan perubahan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
hingga kurikulum yang terbaru saat ini yaitu Kurikulum 2013.
Kurikukulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada
kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut
kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan
sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan
bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa
lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan
interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritias.
Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
Dalam ciri kurikulum 2013 diterapkan pembelajaran kurikulum terpadu.
3
pendekatan pembelajaran dimana kompetensi (pengetahuan,keterampilan,dan
sikap) dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu untuk merumuskan
pemahaman yang lebih mendalam dan mendasar tentang apa yang harus dikuasai
siswa. Siswa dituntut agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. melalui
pendekatan saintifik (scientific approach).
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah
dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Trianto (2009:17) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan aspek
kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan guru di
4
pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya pengembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu guru harus kompeten
dalam menciptakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan ketiga aspek tersebut.
Dengan demikian, maka kriteria pembelajaran dengan menggunakan
penerapan pendekatan saintifik (scientific approach) pada hakikatnya ialah bertujuan untuk mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran,sehingga hasil akhirnya adalah adanya
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kebermaknaan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peranan guru.
Kemampuan guru menguasai untuk merencanakan, merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi serta melakukan feedback menjadi sangat dominan guna mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan studi pendahuluan dan kajian konseptor secara
akademis, ternyata masih banyak guru yang belum memiliki kemampuan dan
keterampilan yang memadai dalam memilih dan menggunakan model-model
pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif
bagi siswa untuk belajar, dan banyak guru yang tidak memiliki kurikulum
tertulis serta kurang pemahaman terhadap kurikulum yang diterapkan
pemerintah sekarang yang dapat menjadi pedoman dasar dalam pemilihan
5
Rendahnya hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi sikap,pengetehuan
dan keterampilan disebabkan oleh sikap pasif siswa dalam proses belajar
mengajar karena materi yang diberikan guru terlalu sulit dan model pembelajaran
yang digunakan kurang bervariasi sehingga proses pembelajaran menjadi
monoton. Hal tersebut juga menyebabkan belum tumbuhnya kecakapan sosial
siswa di kelas. Kecakapan sosial siswa disini dilihat dari bagaimana cara siswa
berkomunikasi dan bekerja sama dengan temannya antara lain kemampuan untuk
mendengar, menerima atau mempelajari informasi yang diterima, kemampuan
memberi tanggapan secara positif dan kemampuan memberikan pertimbangan
berupa nilai dan keyakinan.
Observasi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September 2013 di
SDN 060843 Medan ditemukan ada beberapa masalah di dalam proses
pembelajaran yaitu : 1) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum
nampak karena guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional
yaitu ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas, 2) siswa jarang mengajukan
pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal yang
belum atau kurang paham, 3) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal
di depan kelas dan untuk memberikan pendapat terhadap hasil kerja temannya, 4)
masih banyak siswa yang belum mengerjakan pekerjaan rumah (pr) yang
diberikan oleh guru, 5) guru jarang sekali menerapkan pembelajaran kelompok
kepada siswa, 5) dan masih adanya sebagian siswa yang suka ribut pada saat
6
Dari masalah yang ditemukan oleh peneliti di atas, guru harus mampu
berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
siswa dapat termotivasi untuk lebih giat belajar dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran tersebut. Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengelola interaksi belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa,
agar siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena guru
memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, baik keberhasilan
dalam belajar dan meningkatkan kecakapan sosial siswa itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti memperoleh data rekap
penilaian rata-rata siswa di kelas dari guru kelas IV-2 SDN 060843 Medan pada
tema 1 sampai dengan tema 4. Berikut di bawah ini adalah salah satu jaringan
tema pada tema 1 indahnya kebersamaan pada mata pelajaran IPA, IPS, dan
7
3.5. M emahami sifat -sifat bunyi m elalui pengamat an dan ket erkait annya dengan indera penglihat an.
Indkator :
M enjelaskan sum ber bunyi dalam bent uk t ulisan
IPS
Kompetensi Dasar :
3.5. M emahami manusia dalam dinamika
int eraksi dengan lingkungan alam, social, budaya
dan ekonomi.
Indkator :
M encerit akan pengalamannya menjaga
keharmonisan hubungan dengan t eman sebagai
pengamalan nilai-nilai pancasila
PKn
Kompetensi Dasar :
3.1. M emahami makna dan ket erkait an
symbol-simbol sila pancasila dalam memahami pancasila
secara ut uh.
Indkator :
M encerit akan pengalaman mengamalkan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
8
Tabel 1.1. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Kelas Penilaian aspek kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan
IV-2 2,43 2,40 C C+ Dari aspek penilaian
Tabel 1.2. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Kelas Penilaian aspek kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan
IV-2 2,50 2,49 C C+ Dari aspek penilaian
Tabel 1.3. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Kelas Penilaian aspek kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan
9
Tabel 1.4. Rekap Penilaian Rata-rata Kelas Tema 4 : Berbagai Pekerjaann
Kelas Penilaian aspek kompetensi
Pengetahuan Keterampilan Sikap Predikat Keterangan
IV-2 2,54 2,54 C C+ Dari aspek penilaian
Dari data rekap penilaian rata-rata kelas 4 tema di atas dapat dilihat bahwa
pada hasil penilaian yang diperoleh siswa belum mencapai batas KKM yang
ditetapkan pada kurikulum 2013 yaitu 2,66 (skala 1-4) atau 67 (skala 1-100)
dengan predikat B-. Rendahnya hasil penilaian tersebut di atas disebabkan oleh
beberapa factor antara lain : (1) model pembelajaran yang harus diterapkan di
kurikulum 2013 belum terlaksana secara keseluruhan, karena guru masih
menerapkan model pembelajaran yang konvensional, sehingga siswa tidak dapat
secara cepat memahami pelajaran yang dipelajari karena pembelajaran masih
bersifat abstrak bagi siswa; (2) guru kurang menerapkan proses pembelajaran
yang seharusnya sesuai dengan buku guru dengan mengaitkan antar pelajaran
(tema); (3) kurangnya penggunaan media pembelajaran yang seharusnya sudah
diterapkan guru dalam sebuah tema (4) focus pembelajaran masih berpusat pada
10
sosial siswa di dalam kelas, dimana selama ini kecakapan sosial tidak pernah
diperhatikan, yang seharusnya siswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan
siswa lain dan mampu bekerja serta belajar dalam kelompok, berani berpendapat
dan menerima pendapat orang lain, serta sikap tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan guru seperti pekerjaan rumah (PR) masih rendah.
Dalam fenomena masalah di atas bahwa hasil belajar dan kecakapan sosial
siswa diantaranya di pengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan guru
selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan disenangi siswa.
Dalam kurikulum 2013, ada 3 model pembelajaran yang menjadi acuan dalam
proses pembelajaran yaitu model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan model pembelajaran penemuan (discovery learning).
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
11
sosial siswa adalah menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah serta untuk memeproleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi
pelajaran.
Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut
berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar
masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar
kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar
mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, tampak jelas bahwa pembelajaran dengan
model Problem Based Learning dimulai oleh adanya masalah yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa memperdalam
pengetahuannya tentang apa yang telah mereka ketahui dan apa yang mereka
12
yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan
aktif dalam belajar. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kecakapan social siswa,
karena siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan temannya yang lain dalam
memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan pertimbangan peneliti di atas sekaligus sebagai tindak
lanjutnya, maka perlu dilaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar dan Kecakapan Sosial Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2104 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan hasil belajar dan
kecakapan sosial siswa sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang harus diterapkan di kurikulum 2013 belum
terlaksana secara keseluruhan, karena guru masih menerapkan model
pembelajaran yang konvensional, sehingga siswa tidak dapat secara cepat
memahami pelajaran yang dipelajari karena pembelajaran masih bersifat
13
2. Guru kurang menerapkan proses pembelajaran yang seharusnya sesuai
dengan buku guru dengan mengaitkan antar pelajaran (tema)
3. Belum adanya peningkatan nilai akhir siswa dalam penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
4. Belum tumbuhnya kecakapan sosial siswa di dalam proses pembelajaran
karena materi yang diberikan guru hanya bersifat hapalan mandiri, tidak
ada kerja kelompok yang dapat menumbuhkan adanya interaksi siswa
dengan temannya yang lain dalam pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning di Sekolah Dasar untuk meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa pada tema indahnya negeriku sub tema 3
indahnya peninggalan sejarah di kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas permasalahan
yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema indahnya negeriku di kelas IV
SDN 060843 Medan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa pada tema indahnya negeriku di
14
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 060843 Medan pada tema
indahnya negeriku melalui model Problem Based Learning
2. Meningkatkan kecakapan sosial siswa kelas IV SDN 060843 Medan pada
tema indahnya negeriku melalui model Problem Based Learning.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan kontribusi untuk berbagai
kepentingan sebagai berikut :
a. Siswa
Menumbuhkan semangat belajar siswa
Untuk meningkatan keaktifan dan keterlibatan siswa dalam belajar.
b. Guru
Sebagai bahan masukan dalam rangka mengupayakan proses
pembelajaran yang inovatif seiring dengan perkembangan dewasa ini
dan selanjutnya
Sebagai panduan dan pedoman bagi guru kelas IV untuk
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa
15
Sebagai masukan dalam rangka melakukan penelitian-penelitian lebih
lanjut dan inovatif
Menambah informasi ilmiah bagi semua pihak yang terkait dalam
bidang pendidikan dalam rangka menumbuh kembangkan budaya
1
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
Bab IV, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran yang dilakukan guru pada tema “indahnya negeriku”
subtema “indahnya peninggalan sejarah” di kelas IV-2 SDN 060843
Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) dapat dilihat dari aktivitas guru dalam membelajaran tema terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I
dengan nilai sebesar 6,58 (5,48%) dengan kategori cukup. Pada siklus II
meningkat menjadi 8,83 (7,35%) dengan kategori baik.
2. Hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajara tema indahnya
negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN
060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan
dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang
memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus
II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat
baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan
2
II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk
predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi
6,67% dengan nilai 1,60.
3. Penilaian ranah afektif siswa dalam pembelajara tema indahnya negeriku
subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2 SDN 060843 Medan
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan dalam
memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang
memperoleh predikat sangat baik (SB) adalah 10% sedangkan pada siklus
II meningkat menjadi 33,3% dengan nilai tertinggi 3,78. Pada predikat
baik (B) adalah 16,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 50% dengan
nilai tertinggi 3,46. Untuk predikat cukup (C) adalah 50% dan pada siklus
II mengalami penurunan menjadi 10% dengan nilai 2,30, dan untuk
predikat kurang (D) adalah 23,33% dan mengalami penurunan menjadi
6,67% dengan nilai 1,60.
4. Penilaian untuk ranah psikomotorik siswa dalam pembelajara tema
indahnya negeriku subtema indahnya peninggalan sejarah di kelas IV-2
SDN 060843 Medan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) juga terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari persentase peningkatan jumlah siswa yang mengalami peningkatan
dalam memperoleh predikat akhir. Persentase siswa pada siklus I yang
3
3,30 dan predikat cukup (C) 27 orang (90%) dengan nilai tertinggi 2,48.
Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan untuk predikat sangat
baik (SB) menjadi 7 orang (23,33%) dengan nilai tertinggi 3,68 dan
predikat baik (B) 23 orang (76,67%) dengan nilai tertinggi 3,40.
5. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat meningkatkan kecakapan sosial siswa pada masing-masing indikator
penilaian : (a) bekerjasama dengan teman lain; (b) tanggung jawab sosial;
(c) mengendalikan emosi; (d) berinteraksi dengan teman lain; (e)
mengelola konflik; (f) toleransi; (g) sikap sportif dan disiplin; (h)
mendengarkan teman lain; (i) berkomunikasi dengan teman yang lain; dan
(j) memimpin. Pada siklus II, asing-masing indikator kecakapan sosial
yang berada pada skor “cukup” ≥ 80% dari jumlah siswa yang mengikuti
tes.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakn, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya peningkatan
hasil belajar dan kecakapan sosial siswa pada jenjang yang berbeda
ataupun mata pelajaran yang berbeda.
2. Penggunaan model pembelajaran problem based learning hendaknya lebih ditekankan pada kelompok belajar diskusi, sehingga memberi kesempatan
4
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran model problem based learning hendaknya guru melibatkan semua siswa berinteraksi secara positif
4. Subjek pada penelitian ini terbatas pada siswa SD, untuk itu perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
5.3. Implikasi
1. Model pembelajaran Problem Based learning adalah model pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa
yang mana peran guru adalah sebagai seorang yang menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
2. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis lebih
lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
3. Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
tematik terpadu kurikulum 2013, yaitu hasil belajar siswa yang dinilai dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotoik dan juga kecakapan sosial siswa
dalam proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan dengan penerapan
1
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.Surabaya:Prestasi Pustaka
Arends, R.I. 1997. Learning to teach, Belajar untuk mengajar,Edisi ketujuh,buku dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Combs, M. L., & Slaby, D. A. (1977). Social skills training with children. In B. B. Lahay&A.E.Kazdin (Eds.), Advances in clinical child psychology (pp. 161-201). New York: Plenum Press.
Depdiknas.2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republic Indonesia
Hazel, J. S.,Schumaker, J. B., Sherman, J. A., & Sheldon, J. (1995). ASSET: A social skills program for adolescents (2nd ed.). Champaign, IL: Norman Baxley & Associates.
Hopkins,1993. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud LPTK.Jakarta
Ibrahim.2000.Pembeajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA-University Press
Jarolimenk. 1997. Social Studies Competence and Skill. New York : Macmillan Publishing Co.Inc
Jurnal Kurniawati, Rully.2011. Penerapan problem based learning untuk meningkatkan pemahaman konsep aktivitas ekonomi dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Bareng 5 Malang: Universitas Negeri Malang.
2
Kelly,J.A.1982, Social-Skills Training, A Practical Guide for Interventions. New York: Springer
Jurnal Ratnaningsih,Linda.2010.Penerapan model PBL untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Pringapus 2 kec.Dongko Kab.Trenggalek (online)
(http://Library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48510mdiakses
22januari 2012)
Leiber, M. J., & Mawhorr, T. L. (1995). Evaluating the use of social skills training and employment with delinquent youth. Journal of Criminal Justice, 23(2), 127-141.
Mudjiono,Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Nurhadi.2004.Kurikulum 2004.Jakarta:Grasindo
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. Rede,Amran.2012.Peningkatan Kecakapan Siswa Sekolah Dasar dalam
Pembelajaran Tematik. Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol.18 no.2
(ht t p:/ / journal.um .ac.id/ index.php/ jip/ art icle/ viewArt icle/ 3614) diakses 17 Januari 2013
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Suharsimi,Arikunto. ( 1991 ). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009 ). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya,Wina.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana
Trianto.2010.Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka