• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAHATOL. (Studi Tentang Pelaksanaan Budaya Lahatol di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku) T E S I S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAHATOL. (Studi Tentang Pelaksanaan Budaya Lahatol di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku) T E S I S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAHATOL

(Studi Tentang Pelaksanaan Budaya Lahatol di Desa Haria,

Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku)

T E S I S

Diajukan Kepada:

Fakultas Teologi Program Studi Magister Sosiologi Agama Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

OLEH:

VICKTOR PATTY

752009013

FAKULTAS TEOLOGI

Program Studi Magister Sosiologi Agama

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2014

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan penyertaan-Nya, proses penulisan tesis dengan judul : LAHATOL

(Studi Tentang Pelaksanaan Budaya Lahatol Di Desa Haria, Kecamatan

Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku)dapat diselesaikan.

Proses penelitian dan penulisan, merupakan suatu rangkaian proses yang melibatkan beberapa pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan dari awal hingga selesainya penulisan tesis ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. John A. Titaley selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana yang telah dengan tulus memberi kesempatan dan arahan kepada penulis untuk kuliah di Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama UKSW. Pak John, terima kasih sebab telah membuka wawasan saya tentang Indonesia dan Tuhannya atau Tuhannya Indonesia;

2. Ketua Program Studi Magister Sosiologi Agama, Dr. David Samiyono yang telah menerima penulis untuk menuntut ilmu pada PPs MSA.

3. Prof. John A. Titaley selaku pembimbing I dan Dr. David Samiyono selaku pembimbing II yang dengan kerelaan, kesabaran serta ketulusan mengrahkan, memberi masukan-masukan serta motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini;

4. Para pengajar PPs MSA yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, dengan ketulusan hati saya hendak berterima kasih untuk ilmu yang sudah bapak/ibu berikan, dan untuk suasana perkuliahan yang begitu demokratis. Satu hal yang saya pelajari dari cara bapak/ibu mengajari kami adalah ‘berilah kesempatan agar dia berpikir’;

5. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian pada salah satu wilayahnya yakni desa Haria, dan pemerintah desa Haria, terutama masyarakat desa Haria yang dengan rela menerima peneliti dan memberikan informasi-informasi yang dapat memperkaya penulisan tesis ini. Para informan kunci, terima kasih karena

(9)

vi

sudah mau berbagi informasi, walau tidak semua. Doaku, Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati bapak/ibu dan saudara-saudara sekalian.

6. Sinode Gereja Protestan Maluku yang memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan dan menyelesaikan studi ini. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis berikan kepada bapak/ibu sekalian.

7. Keluargaku tercinta Papa Chris Patty (alm), Mama Yul Patty, Adik Rino dan Ona serta keponakanku Ryo dan Senda, juga Om Zeth Likumahwa dan Tant Yanthie Likumahwa, Om Wiem Lilipaly dan Tante Door Lilipaly. Terima kasih atas kesabaran semuanya mendengar keluh-kesahku, dan dengan tiada hentinya “hadir” dan memberi motivasi dalam hari-hariku; semua keluarga yang tidak sempat disebutkan satu persatu, untuk semua jasa kalian saya hanya mempu berkata danke banya.. Tete manis berkati selalu.

8. Kepada teman-teman kuliahku yang kocak-kocak: bu Pian, bu Tiras, bu Brur, bu Richard, bu Zwings, bu Rovino, bu Dedie, bu Andi, bu Botty, bu Deri, bu Elly, bu Julian, serta usi Vany, usi Arly, usi Nency, usi Henra, usi Mia, usi Ema, usi Karolina, usi Ita, usi Asnat, usi Pia, usi Icclesia, usi Deisy Ayhuan, usi Aprisa, usi Desy Natalia, usi Helni, usi Desi, usi Marla, dan usi Yenri. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Doaku semoga bu dan usi sekalian menjadi orang sukses minimal untuk diri dan keluarga.

9. Teman-teman kos, sahabat-sahabat di tanah rantau, adik-adik terbaik Femry Tuwanakotta, Nancy Botter, Henly Siahaya, Denny Siwalette, Ian Alfons, Igor Sopamena, Agnes Mahakena, Hanny Tuhuteru, William Paais, Villia Pattiata, Ramli Tomagola dan teman-teman lain yang tak sempat disebutkan satu demi satu. Terima kasih atas canda tawa dan kebersamaan kita selama ini.

10.Sahabat terbaik di Ambon Hein Talarima, Robert Lawalata, James Bernard, Laura Pattinama, Ellen Tapilatu, Ache Latumahina, Novi Manuhutu, Ece Wairatta, Ine Leuwol, Grace Wattilette, Theodora Sutiray. Suka duka kita selalu bersama. Banyak canda dan tawa tapi juga kesedihan kita alami bersama. Terima kasih atas dorongan, topangan dan doa kalian semua.

(10)

vii

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini tidak lepas dari kekurangan, namun kiranya tulisan ini boleh bermanfaat bagi para pembacanya dikemudian hari. Penulis juga dengan lapang dada menerima segala kritikan yang membangun, agar penulis dapat terus belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Jika ada kata dan perbuatan penulis yang kurang berkenan, penulis mohon maaf. Mengahiri kata pengantar ini, ada doa yang patut dinaikan, kiranya Kasih dan Anugrah dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kita sampai selama-lamanya.

Salatiga, Agustus 2014

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur……….. 27

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian …. 28

3. Nama Rumpun, Soa, Marga dan Mata Rumah ……… 31

4. Susunan Nama Dusun di Desa Haria ………... 34

(13)

x

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan tentang makna Lahatol bagi kehidupan masyarakat Haria di Saparua. Interpertasi lahatol dalam perspektif adat dan realitas kehidupan sosial sehari-hari sangat dipengaruhi oleh pandangan dunia (worldview) masyarakat yang didasarkan atas pola hidup kekeluargaan. Pandangan dunia terbentuk sebagai refleksi atas pengalaman hidup masyarakat dalam sejarah dan konteks sosial masyarakat Haria dan secara umum masyarakat Maluku, dan kemudian menjadi kepribadian budaya (local genus) bagi mereka.

Untuk mendapatkan informasi dan data guna menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Teknik analisis kualitatif dilakukan dengan mendasarkan diri pada teori pertukaran dari Petter Blau guna merefleksikan secara lebih dalam tentang makna dan praktek lahatol dalam kehidupan keseharian masyarakat Haria.

Berdasarkan hasil analisis, temuan penting dalam penelitian ini adalah: a) Lahatol merupakan praktek budaya yang termanifestasi dalam bentuk kumpul saudara. Kumpul saudara merupakan hidup kekeluargaan yang bertujuan saling membantu dan meringankan beban masing-masing keluarga; b) Dalam prakteknya lahatol merupakan bentuk pertukaran sosial yang tampak dalam saling memberi dan menerima bantuan (barang dan jasa) antar sesama keluarga dalam satu matarumah. Karena itu, lahatol memiliki makna bukan saja kumpul saudara tetapi saling menolong; c) Dalam proses pertukaran lahatol sekaligus berfungsi sebagai nilai dan norma yang mendorong sekaligus membatasi perilaku setiap individu dan keluarga untuk saling bertindak jujur dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan kehidupan matarumah mereka; d) dalam praktek lahatol, tidak ada keluarga atau individu yang merasa diuntungkan atau dirugikan. Masing-masing orang memberi dan menerima sesuai dengan hak yang harus diterima setelah melakukan kewajiban. Karena itu, dalam lahatol, nilai kejujuran dan keadilan ditempatkan pada posisi yang tinggi, kedua nilai ini “diperkuat” dengan sistem not dalam lahatol; dan e). Praktek lahatol bertujuan mempertahankan solidaritas dan harmoni sosial. Karena itu, refleksi teologis tentang tema ini berupaya mengkonstruksikan nilai lahatol untuk dipraktekkan secara luas dan tidak hanya terbatas pada matarumah.

Kata Kunci: Budaya, Lahatol, Pertukaran, Nilai, Solidaritas Sosial, Kerjasama, Kekeluargaan

(14)

xi DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN .……… LEMBAR PERNYATAAN ……….. i ii LEMBARAN MOTTO……….………. LEMBARAN PERSEMBAHAN………... iii iv KATA PENGANTAR.……… DAFTAR GAMBAR……….. DAFTAR TABEL ……….. v viii ix ABSTRAK……….………. x DAFTAR ISI …….……… xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah ..………. 1

1.1.1. Rumusan Masalah ………. 6

1.1.2. Tujuan Penelitian ..……….……… 5

1.1.3. Manfaat Penelitian ……….……… 7

1.2. Metode Penelitian ……… 7

1.2.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian………. 1.2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….………. 1.2.3. Sumber Data…………..……….. 1.2.4. Teknik Pengumpulan Data ….……… 1.2.6. Teknik Analisa Data ………..………. 1.3. Sistematika Penulisan ……… 7 7 8 8 8 9 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Konsep Pertukaran Sosial ……… 10

2.2. Dari Pertukaran Individu ke Pertukaran Kelompok...……….. 12 2.3. Memahami Pertukaran Sosial Dalam Struktur Kekuasaan..…………

2.4. Nilai Dan Norma Menurut Blau……… 2.5 Nilai Sebagai Media Transaksi Sosial.……….. 2.5.1. Nilai Partikularistik ………. 2.5.2. Nilai Universal ………. 2.5.3. Nilai Legitimasi………. 2.5.4. Cita-cita Oposisi……… 15 17 20 21 21 22 22

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

3.1. Potret Desa Haria ………... 3.1.1. Kondisi Geografis……….. 3.1.2. Kondisi Penduduk, Mata Pencaharian dan Sosial Budaya…… 3.1.3. Sistem Pemerintahan Desa……… 3.2. Pemaahman Masyarakat Tentang Budaya Lahatol..……….

3.2.1. Proses Pelaksanaan Budaya Lahatol…… ……… 3.2.2. Lahatol Dalam Perspektif Pertukaran……… 3.2.3. Tanggapan Masayarakat Haria Terhadap Lahatol.………

25 25 26 32 35 36 38 46

(15)

xii

BAB IV LAHATOL SEBAGAI NILAI PEREKAT SOLIDARITAS MASYARAKAT HARIA

4.1 Lahatol Sebagai Bentuk Pertukaran Sosial……….. ………. 4.2 Lahatol Sebagai Nilai Perekat Solidaritas Sosial ; Sebuah Refleksi

Teologis………..……… 48 53 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ………...………... 59 B. Saran ……… ……… 50 DAFTAR PUSTAKA ……… LAMPIRAN………... 62 64

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini merupakan studi penelitian lapangan yang membahas tentang sistem pelaksanaan perkawinan pada masyarakat di Desa Liang Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah

Lingkungan disini dimaksudkan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan transedental (keagamaan). Masyarakat yang berada dalam keadaan miskin biasanya memiliki