• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinasi Rasa Pengecap Pada Lidah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Determinasi Rasa Pengecap Pada Lidah"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

Laporan Praktikum Biologi Oral I

DETERMINASI RASA PENGECAP PADA LIDAH

Penyusun:

No. Nama NIM

1. Ryan Ade Putra Kusuma 021211133046

2. Alwia Qarisa 021211133047

3. Cintya Sara Lumumba 021211133048

4. Vreida Mega Kesuma 021211133049

5. Arinil Haque 021211133050

6. Cornelia Johana C. 021211133051

7. Reno Andrey S. 021211133052

8. Luluk Rahmawati 021211133053

9. Amelia Sinta M. 021211133054

10. Dita Dwi Firza P. 021211133055

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Ganjil 2013/2014

(2)

2 1. PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori

Salah satu fungsi saliva ialah menjadi perantara makanan dengan reseptor pengecap(taste buds) sehingga makanan dapat dirasakan. Pada waktu makanan kontak dengan organ dalam rongga mulut (lidah, mukosa, palatum), akan timbul refleks salivasi yang merupakan respon terhadap impuls yang berasal dari indera pengecap. Mekanisme yang terjadi ialah sebagai berikut: impuls dari reseptor diteruskan ke traktus solitarius pada batang otak kemudian transmisi impuls menuju Nukleus salivatorius inferior dan superior sehingga menimbulkan sekresi saliva kelenjar Submandibularis dan Submaxilaris melalui N. VII, sedangkan sekresi kelenjar Parrotis melalui N. IX. Saliva ini juga berfungsi untuk membantu proses penelanan makanan.

Pada mamalia, jumlah reseptor indera pengecap ada 10.000 sel, yang terbanyak terdapat pada lidah dan yang lainnya tersebut diseluruh dinding rongga mulut, tonsillar,pillar, gingival, dan palatum. Pada lidah reseptor pengecap untuk rasa-rasa primer disebarkan secara tidak merata. Pada lidah reseptor indera pengecap terdapat 4 lokasi yang berisi 4 macam papila mayor :

a. Papila Fungiform, terletak pada bagian anterior lidah, secara tersebar mempunyai bentukan seperti cendawan. Papila ini berwarna kemerahan karena mempunyai banyak jaringan kapiler dibawahnya serta berisi beberapa taste buds pada setiap papila. Papila ini dipersyarafi oleh chorda tympani yang merupakan cabang N. VII (N. Fasialis).

b. Papila Foliata, papila dengan bentuk anatomis yang kecil, yang terdapat sepanjang lipatan-lipatan lidah dibagian sepanjang permukaan lateral letak, anterior garis sirkumvalata.

c. Papila Sirkumvalata atau disebut dengan papila sunken. Terletak diidnding saluran mengelilingi yang membentuk garis V pada permukaan posterior lidah.

(3)

3

Gambar 2.1 Taste buds pada lidah, papilla, dan penampang taste buds dan bagian-bagiannya.

Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang ditutup oleh membran mukosa (selaput lendir). Selaput lendir ini tampak kasar karena adanya tonjolan-tonjolan yang disebut papila yang merupakan akhiran-akhiran saraf pengecap dan terletak pada seluruh permukaan lidah. Saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa makanan. Jumlah papila pada setiap orang belum tentu sama. Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada laki-laki. Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa (Levine, 2011).

Arteri berasal dari arteri carotis externa. Arteri sublingualis berlanjut ke depan untuk mensuplai darah ke glandula sublingualis musculus Mylohyoid dan mukosa membranmulut menuju vena Jugularis interna. Di bawah lidah, mukosa membran ini membentuk frenulum lingualis untuk mengarahkan pergerakan lidah. Vena Lingualis merupakan vena commitantes mendampingi arteri Lingualis menuju venaLingualis interna. Ada vena Lingualis profundus, vena Lingualis dorsalis, dan vena commitantes yang berasal dari percabangan nervus hypoglossi (Frita, 2011).

(4)

4

Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa (Levine, 2011).

Gambar 2.2 Letak Reseptor pada lidah

Rasa umami

Umami adalah kata dalam bahasa Jepang untuk merasakan rasa kecap yang menyenangkan, yang secara kualitatif berbeda dari rasa asam, asin, manis, atau pahit. Rasa umami yang kuat dapat diperoleh dengan mengkombinasikan antara glutamat bebas dengan 5 ribonukleotida seperti guanosina monofosfat dan inosina monofosfat (Frings, 2004).

(5)

5

Penelitian mikroelektroda pada satu taste bud, memperlihatkan bahwa setiap taste bud kebanyakan berespon terhadap satu sdari lima rangsangan utama, bila substansi kecap berada dalam konsentrasi yang rendah. Tetapi pada konsentrasi yang tinggi, sebagian besar taste bud dapat dirangsang oleh dua atau lebih rangsangan pengecapan utama dan juga oleh beberapa rangsangan kecap lainnya yang tidak termasuk dalam kategori utama.

Rasa Pedas

Ketika mengkonsumsi makanan pedas, saraf dengan reseptor rasa tersebut akan mengirim sinyal ke otak untuk rasa panas yang diakibatkan oleh makanan pedas. Beberapa budaya di Asia telah menganggap pedas sebagai sebuah sensasi rasa dasar, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai piquance (dari kata Prancis). Namun secara historis, ilmuwan makanan belum mengklasifikasikan sensasi pedas sebagai rasa dasar.

Rasa Manis

Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliput i: gula, glikol, alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik; satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium.

Rasa Pahit

Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik. Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1) Zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin.

Rasa Asam

Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen. Oleh sebab itu,makin asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.

(6)

6 Rasa Asin

Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium. Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin.

Pada lidah reseptor indera pengecap teradapat 4 lokasi yang berisi 4 macam papilla mayor, yaitu

1. Papilla Fungiform, terletak pada bagian anterior lidah, secara tersebar mempunyai bentukan seperti cendawan. Papilla ini berwarna kemerahan karena mempunyai banyak jaringan kapiler dibwahnya serta berisi beberapa taste buds pada setiap papilla. Papilla ini dipersyarafi oleh chorda tympani yang merupakan cabang N. VII (N. Facialis).

2. Papilla Foliata, papilla dengan bentuk anatomis yang kecil, yang terdapat sepanjang lipatan-lipatan lidah dibagian sepanjang permukaan lateral letak, anterior garis sirkumvalata.

3. Papilla Sirkumvalata atau disebut sebagai papilla sunken. Terletak di dinding saluran yang mengelilingi yang membentuk garis V pada permukaan posterior lidah.

4. Papilla Filiformis berfungsi mekanis dan non-gustatory.

Pada umumnya mundurnya produksi dan sekresi ludah dapat mengakibatkan berkurangnya kesadaran pengecap. Meskipun kepekaan pengecap kebanyakan ditentukan oleh berfungsinya kelenjar lidah dengan baik, hal ini bukan merupakan aturan umum yang berlaku. Ada juga penderita dengan xerostomia parah yang kelenjar ludahnya sama sekali tidak dapat bekerja, masih tetap mempunyai fungsi pengecap yang normal. Dengan kata lain, mundurnya fungsi kelenjar ludah, tidak selalu diikuti oleh kehilangan kemampuan pengecap. Meskipun ludah penting bagi kesehatan mulut, ternyata tidak dalam semua keadaan penting bagi pemeliharaan sistem pengecap yang sempurna. Bahkan tanpa adanya ludah dalam waktu yang lama, struktur yang terlibat pada kesadaran pengecap, dapat mempertahankan integritasnya (Frings, 2004).

(7)

7

Pada orang sakit, indera pengecapan atau indera perasa bisa memiliki interpretasi yang berbeda dibanding orang sehat biasa. Hal ini bisa disebabkan karena saat orang sakit biasanya kekurangan gizi. Hal ini disebabkan kerena kondisi sistem imun yang menurun, nafsu makan yang hilang, serta kondisi lidah yang tidak stabil. Pada orang sakit, bisa didapatkan gejala seperti edema lidah, yaitu suatu keadaan lidah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Hal ini dapat diketahui dengan cara menekan gigi sepanjang tepi lidah. Selain itu, bisa didapatkan gejala seperti atrofi papilla, yaitu suatu keadaan dimana papilla filiform yang telah mengalami atrofi sehingga lidah tampak halus. Hal ini menyebabkan persarafan indera pengecapan menjadi tidak dapat berfungsi maksimal karena berkurangnya reseptor pengecapan yang ada pada lidah (Ganong, 2005).

Saat kita terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah tidak bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya dilakukan oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap. Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung-ujung syaraf pengecap yg terdapat di papilla. Seseuai dengan hasil praktikum, yaitu pada orang coba yang sedang dalam keadaan sakit (flu), orang coba hampir sama sekali tidak dapat merasakan rasa.

Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yag terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menjelang menstruasi, pada tubuh perempuan akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan sebaliknya akan terjadi peningkatan hormon progesteron. Kondisi seperti ini mempengaruhi produksi hormon dalam otak, terutama hormon serotonin yaitu hormon yang mengendalikan kestabilan emosi. Proses inilah yang menyebabkan gejolak emosi sebagai bagian dari premenstruasi syndrome (PMS) yang mulai dirasakan sejak 4-10 hari sebelum menstruasi. Wanita dalam keadaan PMS cenderung mengalami stress dan kondisi emosi yang tidak stabil sehingga dapat memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi (Guyton, 2004).

Pada masa menjelang menstruasi terjadi peningkatan progesteron yang berpengaruh pada sensitivitas rasa. Peningkatan progesteron menyebabkan orang

(8)

8

tersebut menjadi lebih mudah merasakan pahit dan dengan penurunan hormon estrogen menyebabkan orang tersebut lebih sulit merasakan manis. Tekanan darah yang cenderung meningkat ini berakibat reseptor rasa asin mengalami gangguan. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan gangguan dalam penghantaran impuls rasa asin ke otak sehingga kemampuan merasakan rasa asin berkurang pada wanita yang sedang dalam masa premenstruasi. Saat menstruasi disebut sebagai kondisi tidur dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon reproduksi. Dampak yang paling nyata dari keadaan ini adalah tubuh menjadi lemas sehingga perempuan yang sedang menstruasi cenderung ingin tidur. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke satu sampai hari ke tujuh.

Setelah menstruasi, kadar hormon estrogen mengalami peningkatan. Terjadi pada hari ke-7 sampai ke-13. Kemudian memasuki masa ovulasi, pada masa ini kadar hormon estrogen dan progesteron sangat tinggi. Pada masa post-menstruasi, kadar hormon estrogen meningkat dan hormon progesteron menurun. Hal ini menyebabkan seorang perempuan yang ada pada fase ini akan cenderung lebih mudah merasakan manis dan lebih sulit merasakan pahit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah tiap lokasi hanya merasakan satu macam rasa saja? 2. Bagaimana respon rasa pengecap pada orang coba yang sedang flu? 3. Bagaimana respon rasa pengecap pada orang yang sedang menstruasi? 4. Bagaimana respon rasa pengecap pada orang yang sedang

pre-menstruasi?

5. Bagaimana respon rasa pengecap pada orang yang setelah menstruasi? 6. Bagaimana respon rasa pengecap pada orang yang sedang memakai

full denture rahang atas?

7. Mengapa pada orang tua terjadi penurunan rasa?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui letak taste bud dalam rongga mulut. 2. Mengetahui respon rasa pengecap pada orang sakit

(9)

9

3. Mengetahui respon rasa pengecap pada orang yang sedang menstruasi 4. Mengetahui respon rasa pengecap pada orang yang sedang

pre-menstruasi

5. Mengetahui respon rasa pengecap pada orang yang setelah menstruasi 6. Mengetahui respon rasa pengecap pada orang yang sedang memakai

full denture rahang atas

7. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi fungsi taste bud.

2. Metode kerja 2.1 Alat  Gelas  Pipet  Cotton buds  Tisu  Ember 2.2 Bahan  Asin : NaCl  0,5% ; 1,5% ; 2,5% ; 3,5% ; 4,5%  Asam : Asam sitrat  0,5% ; 0,75% ; 1% ; 1,25% ; 1,5%  Manis : Sukrosa  2% ; 3% ; 4% ; 5% ; 6%

 Pahit : Quinine  0,025% ; 0,5% ; 0,075% ; 0,1% ; 0,125%

 Pedas : Kapsaisin 5% ; 10% ; 25% ; 50% ; 100%  Umami : MSG  2% ; 3% ; 4% ; 5% ; 6%

(10)

10

Gambar 2.1. Bahan MSG

2.3 Metode Kerja Percobaan

Dalam setiap kelompok yang beranggotakan 10 orang, dipilih 4 orang mahasiswa coba yang memenuhi kriteria berikut :

1. mahasiswa yang sedang sakit

2. mahasiswa yang sedang dalam masa pre menstruasi 3. mahasiswa yang sedang menstruasi

4. mahasiswa yang sedang dalam masa post menstruasi

Pada setiap mahasiswa coba diberi perlakuan berbagai rasa sebagai berikut:

a. Asam

1. Mahasiswa coba berkumur sebanyak 3 kali dengan air 2. Lidah dijulurkan

(11)

11

4. Tetesi dengan larutan asam sitrat pada daerah pinggir dorsum lidah, pinggir dorsum medial lidah, anterior lidah, posterior lidah, dan palatum mulai dari konsentrasi terendah hingga dirasakan rasa asam. Selama percobaan, mulut tetap terbuka sehingga lidah tetap kering. Bila telah merasakan rasa asam, maka mahasiswa coba memberi tanda dengan menunjukkan jari.

b. Asin

1. Mahasiswa coba berkumur dengan air sebanyak 3 kali 2. Lidah dijulurkan

3. Keringkan lidah dengan tisu hingga kering

4. Tetesi dengan larutan NaCl pada daerah pinggir dorsum lidah, pinggir dorsum medial lidah, anterior lidah, posterior lidah, dan palatum. Bila telah merasakan rasa asin, maka mahasiswa coba memberi tanda dengan menunjukkan jari.

c. Manis

1. Mahasiswa coba berkumur 3 kali dengan air 2. Lidah dijulurkan

3. Keringkan lidah dengan tisu hingga kering

4. Tetesi dengan larutan sukrosa pada daerah pinggir dorsum lidah, pinggir dorsum medial lidah, anterior lidah, posterior lidah, dan palatum. Bila telah merasakan rasa manis, maka mahasiswa coba memberi tanda dengan menunjukkan jari.

d. Pahit

1. Mahasiswa coba berkumur 3 kali dengan air 2. Lidah dijulurkan

(12)

12

3. Keringkan lidah dengan tisu hingga kering

4. Tetesi dengan quinine pada daerah pinggir dorsum lidah, pinggir dorsum medial lidah, anterior lidah, posterior lidah, dan palatum. Bila telah merasakan rasa pahit, maka mahasiswa coba memberi tanda dengan menunjukkan jari.

e. Umami

1. Mahasiswa coba berkumur dengan air sebanyak 3 kali 2. Lidah dijulurkan

3. Keringkan lidah dengan tisu hingga kering

4. Tetesi dengan MSG (Monosodium Glutamate) pada daerah pinggir dorsum lidah, pinggir dorsum medial lidah, anterior lidah, posterior lidah, dan palatum. Bila telah merasakan rasa umami, maka mahasiswa coba memberi tanda dengan menunjukkan jari.

Catatan : Setiap kali diuji dengan rasa tertentu, mahasiswa coba berkumur minimal sebanyak 3 kali hingga rasa hilang.

(13)

13 3. Hasil

Tabel 3.1. Orang coba: sedang menstruasi hari pertama

Lokasi di lidah Bahan perangsang rasa pengecap Pinggir dorsum (%) Pinggir dorsum medial (%) Anterior lidah (%) Posterior lidah (%) Palatum (%) Asin - - 3,5 - - Asam - 1,5 1,5 - - Manis 3 3 2 2 - Pahit 0,1 0,025 0,025 0,125 - Pedas 25 50 25 25 100 Umami 6 - 6 3 -

Tabel 3.2. Orang coba: sedang menstruasi hari kedua

Lokasi di lidah Bahan perangsang rasa pengecap Pinggir dorsum (%) Pinggir dorsum medial (%) Anterior lidah (%) Posterior lidah (%) Palatum (%) Asin 2,5 3,5 2,5 4,5 - Asam 1 1,5 1,5 1,5 - Manis 2 2 2 2 - Pahit 0,5 0,5 0,5 0,5 - Pedas 25 25 5 25 25 Umami 4 6 4 6 -

(14)

14

Tabel 3.3. Orang coba: Pra menstruasi

Lokasi di lidah Bahan perangsang rasa pengecap Pinggir dorsum (%) Pinggir dorsum medial (%) Anterior lidah (%) Posterior lidah (%) Palatum (%) Asin 2,5 2,5 2,5 2,5 - Asam - - - - - Manis 6 5 6 - - Pahit - - - 0,125 - Pedas 5 25 5 5 100 Umami 4 4 4 4 -

Tabel 3.4. Orang coba: Laki-laki Sakit

Lokasi di lidah Bahan perangsang rasa pengecap Pinggir dorsum (%) Pinggir dorsum medial (%) Anterior lidah (%) Posterior lidah (%) Palatum (%) Asin 4,5 - - - - Asam - 1,25 - - - Manis - - 2 - - Pahit - - - - - Pedas - - - 10 - Umami - 3 - - -

(15)

15 4. Pembahasan

4.1 Diskusi hasil

Gambar 4.1 Orang coba sedang menstruasi melakukan rasa pengecap pada lidah

Pada saat sebelum praktikum, pengeringan lidah dilakukan ditujukan agar tastant tidak tersebar merata ke seluruh bagian lidah dan hanya terfokuskan pada bagian yang diinginkan saja.

Pra-menstruasi. Seorang perempuan berusia 20 tahun dan pre-menstruasi 14 hari. Hasil yang didapatkan adalah diperlukan konsentrasi yang cukup besar agar orang coba dapat meresons, yaitu pada rasa asin 2,5%, sedangkan pada rasa manis 6% atau 5%, bahkan pada bagian posterior lidah dan palatum tidak dapat merasakan 2 rasa tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada masa pre-menstruasi, seseorang akan lebih susah

(16)

16

merasakan rasa asin dan mengalami penurunan kepekaan pada rasa manis. Namun, hasil yang didapatkan pada sensasi rasa pahit, yaitu orang coba sebagian besar bagian lidahnya tidak merasakan rasa pahit. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa orang pada masa pre-menstruasi lebih mudah merasakan pahit. Bahkan, orang coba tidak dapat merasakan sama sekali rasa asam. Orang coba kedua sangat peka terhadap sensasi rasa pedas yang terlihat dari hasil praktikum. Untuk rasa umami, orang coba kedua rata-rata membutuhkan konsentrasi 4%, tapi tidak dapat dirasakan di bagian palatum.

Menstruasi. Orang coba pertama pada praktikum ini adalah seorang perempuan berusia 20 tahun dan post-menstruasi 2 hari. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan respons terhadap rasa pedas. Pada sensasi rasa manis orang coba peka terhadap konsentrasi terendah, yaitu 2%, sedangkan pada sensasi rasa pahit diperlukan konsentrasi sebesar 0,5%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada fase post-menstruasi lebih mudah merasakan manis. Namun, pada orang coba pertama ini, untuk merasakan pahit tidak terlalu sulit karena penambahan konsentrasi yang terlalu banyak. Hal ini mungkin disebabkan karena masa post-menstruasi belum mencapai 7 hari. Sedangkan untuk merasakan rasa asam, orang coba justru membutuhkan konsentrasi hingga paling tinggi, yaitu 1,5%. Namun, pada bagian palatum, orang coba tidak dapat merasakan rasa asin, asam, manis, pahit, dan umami. Respons sensasi pedas pada orang coba sangat tinggi karena orang coba tidak menyukai rasa pedas. Sehingga, saat dia mengertahui akan diberi tastant rasa pedas, kepekaan taste bud meningkat sebagai interpretasi dari persepsi rasa pedas. Hasil praktikum menunjukkan respons terhadap rasa asin yang tinggi, sensasi rasa manis tinggi, dan sensasi rasa pahit menurun,. Kenaikan respon rasa asin dan manis tidak sesuai dengan dasar teori, dimana seharusnya terjadi penurunan sensasi rasa asin dan rasa manis. Perbedaan yang terjadi dapat dikarenakan oleh faktor individu yang sangat peka terhadap rasa manis dan asin. Orang coba sering mengonsumsi makanan dengan sensasi asin dan manis, hal ini meningkatkan kepekaan terhadap rasa manis dan asin. Sehingga, saat orang coba akan diberi tastant asin dan manis, otak ikut

(17)

17

memberikan sugesti pada taste bud lidah, yang menyebabkan respon terhadap rasa asin dan manis lebih tinggi dari yang lain. Dapat dikatakan bahwa orang coba merasakan sensasi asin dan manis bukan sepenuhnya karena rangsangan dari tastant, namun dari sugesti yang diberikan oleh otaknya sendiri.

Orang coba ketiga adalah seorang wanita berusia 20 tahun dan dalam masa post-menstruasi 1 hari. Sama dengan orang coba pertama, hasil yang didapatkan adalah adanya kepekaan yang tinggi terhadap sensasi manis, yaitu dengan konsentrasi rata-rata 2%, orang coba sudah dapat merasakan sensasi manis. Pada sensasi pahit sebagian besar mengalami penurunan sensasi, hanya pada bagian anterior lidah yang mengalami penurunan sensasi rasa pahit. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada orang coba lebih mudah merasakan manis dan sulit merasakan pahit. Sedangkan pada sensasi rasa asin mengalami penurunan. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi orang coba baru memasuki fase post-menstruasi, dimana pada fase menstruasi, sensasi rasa asin akan menurun. Orang coba juga mengalami penurunan pada sensari rasa asam, yaitu orang coba hampir tidak dapat merasakan rasa asam, konsentrasi rasa asam yang dapat menimbulkan respons adalah 1,5% pada bagian donsum lateral dan anterior lidah. Orang coba memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap rasa pedas. Sedangkan untuk rasa umami, orang coba lumayan dapat merespons sensasi umami.

Orang sakit. Orang coba keempat adalah seorang pria berusia 20 tahun dan sedang flu. Hasil yang didapatkan adalah adanya penurunan berbagai sensasi, baik asin, asam, pahit, manis, pedas, maupun umami. Hasil ini sesuai dengan teori, yaitu pada orang dengan flu akan merasakan hambar. Hal ini dikarenakan proses pengecapan rasa tidak hanya dilakukan oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap. Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung-ujung syaraf pengecap yg terdapat di papilla. Sehingga, orang coba hampir sama sekali tidak dapat merasakan rasa apapun. Hasil praktikum menunjukkan penurunan kepekaan terhadap rasa asin dan asam, sensasi rasa manis normal, dan sensasi rasa pahit tinggi. Penurunan sensasi rasa asin dan asam dapat disebabkan karena keadaan xerostomia,

(18)

18

dimana jumlah saliva menurun. Saliva merupakan perantara dari tastant dan reseptor. Saliva dapat membantu terbentuknya ikatan antara tastant dengan reseptor dengan cara melarutkan tastant di dalam saliva. Saat saliva menurun, maka kepekaan terhadap tastant akan ikut menurun. Menurut dasar teori, sensasi rasa manis seharusnya menurun, namun pada orang coba, sensasi rasa manis masih normal. Keadaan ini mungkin terjadi bila orang coba hanya mengalami sakit ringan, reseptor rasa manis yang terpengaruh oleh flu hanya sedikit, pengaruh persepsi, rendahnya saliva, dan faktor individu lainnya.

2.1. Diskusi jawaban pertanyaan

1. Apakah tiap lokasi hanya merasakan 1 macam rasa saja?

Tidak. Karena taste bud tersebar secara merata dalam rongga mulut dan setiap taste bud memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap setiap sensasi rasa. Apabila diberikan pada konsentrasi rendah biasanya taste bud hanya dapat merasakan satu rasa saja, tetapi pada konsentrasi tinggi taste bud dapat merasakan lebih dari satu rasa bahkan sampai 4 rasa.

2. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba sedang flu?

Menurut hasil percobaan dan teori, sensasi rasa asin, manis, dan asam akan berubah menjadi tidak peka bahkan sampai hilang pada orang sakit dan sensasi terhadap rasa pahit menjadi lebih peka. Seringkali makanan dan minuman yang dikonsumsi akan terasa hambar.

3. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba dalam keadaan sebelum menstruasi?

Pada keadaan wanita sebelum menstruasi, perubahan yang terjadi adalah sensasi rasa asin menjadi tidak peka karena pada fase premenstruasi wanita cenderung mengalami stress dan ketidakstabilan emosi yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal ini berakibat reseptor rasa asin mengalami gangguan. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan gangguan dalam penghantaran impuls rasa asin ke otak sehingga kemampuan merasakan rasa asin berkurang pada wanita yang sedang dalam masa premenstruasi. Selain itu dengan

(19)

19

peningkatan hormon progesteron membuat sensasi rasa pahit dapat lebih dirasakan dan penurunan hormon esterogen membuat sensasi rasa manis lebih sulit untuk dirasakan.

4. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba sedang menstruasi?

Pada wanita dalam masa menstruasi kadar hormon esterogen menurun sehingga membuat sensasi rasa manis lebih sulit untuk dirasakan, selain itu terjadi penurunan hormon progesteron yang menyebabkan sensasi rasa pahit kurang dirasakan.

5. Sensasi rasa apa yang berubah bila orang coba dalam keadaan setelah menstruasi?

Pada kondisi wanita setelah menstruasi yaitu pada fase post menstruasi, kadar hormon estrogen meningkat dan hormon progesteron menurun. Hal ini menyebabkan seorang perempuan yang ada pada fase ini akan cenderung lebih mudah merasakan manis dan lebih sulit merasakan pahit. Selain itu pada fase post menstruasi kadar ion Na di dalam tubuh tidak setinggi pada saat premenstruasi sehingga sensasi rasa asin menjadi lebih mudah dirasakan.

6. Apakah terjadi perubahan respon pengecap pada pemakai full denture rahang atas? Jelaskan!

Pada pemakai full denture rahang atas dapat menyebabkan terjadinya perubahan respon pengecap karena pada palatum juga terdapat taste bud. Reseptor pada taste bud hanya dapat menangkap impuls yang berasal dari larutan atau zat padat yang telah larut dalam saliva. Pemakai full denture rahang atas membuat hanya sedikit taste bud di daerah palatum yang dapat berikatan dengan larutan atau zat padat yang terlarut dalam saliva karena aliran terhambatnya aliran saliva. Hal ini membuat pada pemakai full denture mengalami penurunan terhadap sensasi rasa yang dapat dirasakan tetapi tidak sampai hilang.

(20)

20

7. Mengapa pada orang tua terjadi penurunan rasa?

Karena pada orang tua terjadi penurunan jumlah taste bud. Hal ini disebabkan oleh terjadinya atrofi fisiologis pada manusia berusia lanjut sehingga terjadi penurunan fungsi dari taste bud yang berakibat turunnya sensasi rasa yang dapat dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Frings, S. dan Jonathan B. 2004. Transduction channels in sensory cells. Wiley-VCH. Hal. 155;304.

2. Frita. Lidah. Available from : http://fri3ta.files.wordpress.com/. Accessed : March, 26, 2011.

3. Ganong, W. F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC. Hal. 184.

4. Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology (5th ed.), Philadelphia: W.B. Saunders. Hal. 664-665;694-695;839;842-843.

5. Levine, H.. Loss of Taste & Smell Stinks. Available from : http://www.american-rhinologic.org/. Accessed : March, 26, 2011.

Gambar

Gambar 2.1 Taste buds pada lidah, papilla, dan penampang taste buds dan bagian- bagian-bagiannya
Gambar 2.2 Letak Reseptor pada lidah
Gambar 2.1. Bahan MSG  2.3   Metode Kerja Percobaan
Tabel 3.1. Orang coba: sedang menstruasi hari pertama
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari  penelitian tentang formulasi konsentrasi garam dan bawang putih (Allium Sativum L) terhadap 

Alat dan bahan : Gambar hidung, gambar kendaraan roda 6, gayung, botol kecil, makanan rasa asin & manis Tujuan : - Anak mampu memiliki akhlak mulia.. - Anak mampu

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat penurunan sensitivitas yang signifikan untuk rasa manis, asam, asin, pahit dan umami pada penderita DM tipe 2 HbA1C baik, sedang

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat penurunan sensitivitas yang signifikan untuk rasa manis, asam, asin, pahit dan umami pada penderita DM tipe 2 HbA1C baik, sedang

H α : Terdapat penurunan sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis, asam, asin, pahit dan umami pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dengan HbA1C baik, HbA1C sedang dan

Dari 9 orang pekerja 6 orang pekerja mengalami gangguan emosi, 9 orang mengalami susah tidur, 5 orang mengalami rasa tidak nyaman dan 6 orang mengalami konsentrasi

Dari 9 orang pekerja 6 orang pekerja mengalami gangguan emosi, 9 orang mengalami susah tidur, 5 orang mengalami rasa tidak nyaman dan 6 orang mengalami konsentrasi

manis yang bervariasi, perusahaan harus selalu menyediakan persediaan dalam jumlah yang cukup besar guna mengatasi lonjakan permintaan atau kekurangan terhadap roti manis rasa tertentu