• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Kritikan Arsitektur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis-Jenis Kritikan Arsitektur"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

P E N G A N T A R

K R I T I K

ARSITEKTUR

SIKLUS - SEJARAH, TEORI, DAN KRITIK ARSITEKTUR

Sejarah, Teori dan Kritik dalam ilmu arsitektur merupakan aspek-aspek yang tidak dapat dipisahkan dan ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan dan saling terkait. Proses ber-arsitektur secara terus menerus akan melahirkan teori arsitektur, sedangkan kritik arsitektur merupakan buah dari teori arsitektur.

Sebuah siklus yang berlaku secara universal 1. Sejarah Dalam Arsitektur

Pembelajaran tentang sejarah dalam arsitektur akan terkait dengan deskripsi dan interpretasi kajian akan keberhasilan dari produk arsitektur. Kesalahan dan kekurangan masa lampau menjadi pelajaran yang terbaik saat ini agar dapat menghasilkan karya arsitektur yang bermanfaat dan berguna.

Monumen-monumen bangunan bersejarah hasil karya nenek moyang yang sudah berdiri pada masa lampau sampai sekaang tetap terkenang namanya bahakan masih dapat dijadikan konsumsi secara visual dan edukasi dapat dijadikan suatu kebanggaan sebagai pelajaran bahwa pada jaman dahulu orang sudah dapat membuat bangunan yang indah dan megah.

Arsitektur dipandang sebagai bangunan atau teknik membuat bangunan dimana melalui proses yang terdiri dari : Perencanaan (ide atau gagasan), Perancangan (desain) dan pelaksanaan pembangunan. Arsitektur juga dipandang sebagai ruang atau pemenuhan kebutuhan akan ruang oleh manusia untuk melakukan segala aktivitas tertentu. Arsitektur dipandang sebagai sejarah, dimana arsitektur

merupakan ungkapan fisik dan peninggalan budaya suatu mayarakat, dalam batasan tempat dan waktu. Keberadaan arsitektur sendiri seumur dengan peradaban manusia di muka bumi ini.

Sejarah dan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang tidak dapat ditentukan batasannya. Oleh karenanya kajian terhadap sejarah arsitektur dilakukan berdasarkan kronologis menurut ruang, dimensi dan waktu. Pengkajian ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : primitif tradisional, klasik dan modern. Pembagian ini masih bersifat global sehingga tiap-tiap periode masih harus dikelompokkan lagi secara terperinci.

2. Teori Dalam Arsitektur

Teori dalam arsitektur merupakan deskripsi dari beberapa pertanyaan-pertanyaan, yaitu :

(5)

• Apa yang harus dicapai dengan arsitektur?

• Bagaimana cara merancang/mendesain?

• Apa produk dari arsitektur?

• Bagaimana seorang arsitek menemukan ide?

• Dsb.

Tujuan untuk mempelajari teori arsitektur adalah:

• Membantu mengenal dan mempelajari karya arsitektur;

• Membantu arsitek dalam proses merancang;

• Memberi arah dalam proses desain namun tidak dapat menjamin hasil karya yang sempurna;

• Merupakan dugaan, harapan, hipotesis yang dapat diidentifikasikan namjn sering tidak ilmiah. Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri, kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan estetika/keindahan. Menurut Bruno Zevi, teori arsitektur meliputi cara mengidentifikasikan variabel-variabel penting, ruang, struktur dan proses-proses aktifitas kehidupan masyarakat.

Ruang merupakan unsur pokok, memahami ruang berarti mengetahui bagaimana cara melihat (elemen-elemen arsitektur) dan merupakan kunci untuk mengenal dan memahami arsitektur bangunan. Cara memandang, mengenal, dan memahami arsitektur antara lain dengan analogi :

• Arsitektur dianggap sesuatu yang organik

• Arsitektur merupakan suatu bahasa

• Arsitektur dianggap seperti mesin

3. Kritik Dalam Arsitektur

Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan penilaian (misalnya : reaksi penduduk terhadap rancangan pemukiman dilakukan dengan metode penyampaian tanggapan).

Metode kritik arsitektur terdiri dari :

• Kritik Normatif; kritik ini berdasarkan pada pedoman baku normatif.

• Kritik Penafsiran; kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.

• Kritik Deskriptif; bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.

(6)

M E T O D E K R I T I K

(7)

H A K I K A T K R I T I K

N O R M A T I F

• Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip. • Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai • Suatu norma tidak saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. • Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Sebagai contoh adalah slogan yang berkembang pada beberpa Negara dan berperan kuat terhadap perkembangan arsitektur seperti form follow

function.

J E N I S – J E N I S M E T O D A

K R I T I K N O R M A T I

F

Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut : • Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur) • Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemen elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan) • Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)

(8)

• Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

(9)

M E T O D A K R I T I K

D O K T R I N A L

• Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur. • Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat. • Melalui sejarah, kita mengenal :

Form Follow Function - Function Follow Form Form Follow Culture - Form Follow World View Less is More - Less is Bore Big is beauty – Small is beauty Buildings should be what they wants to be Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods, Regional Climate and Material Ornament is Crime - Ornament makes a sense of place, genius loci orextence of architecture.

• Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.

K E U N T U N G A N M E T O D A K R I T I

K

D O K T R I N A L

• Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur • Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan • Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang • Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar • Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu • Memperkaya penafsiran

(10)

K E R U G I A N M E T O D A K R I T I K

D O K T R I N A L

• Mendorong segala sesuatunya tampak mudah • Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana • Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal • Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual • Memandang arsitektur secara partial • Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut” • Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur

(11)

S E J A R A H E K S I S T I N G

D O K T R I N

Utilitarian

• Doktrin yang mengacu pada progress harga • Keputusan arsitektur pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas

Preservasionist

• Doktrin yang cenderung mengacu pada isme lama • Berorientasi pada paham yang bersifat immateri • Tidak berorientasi pada bahan atau material

Tidy Minded

• Doktrin yang mengacu pada keteraturan • Tahap pengambilan keputusan yang sistematik • Berpikir detail dan cermat sebelum melanjutkan pada langkah berikutnya

The Improver

• Berpikir inovatif • Menggali kemungkinan-kemungkinan baru dari kegagalan masa lalu • Menyesuaikan pola-pola yang ada terhadap pola-pola baru yang muncul • Ada keinginan yang kuat untuk mempertinggi kualitas karena kebaruan

K E S I M P U L A N D A L A M M E T O D A

K R I T I K D O K T R I N

A L

• Tidak etik menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu untuk bangunan fungsi mutakhir • Tidak etik memperlakukan teknologi secara berbeda dari yang dilakukan sebelumnya • Jika akan mereproduce objek yang muncul pada masa lalu untuk masa kini harus dipandang secara total dan dengan cara pandang yang tepat • Bahwa desain arsitektur selalu mengekspresikan keputusan desain yang tepat

(12)

• Secara sosial bangunan akan tercela bila ia merepresentasikan sikap seseorang dan tidak didasarkan pada hasrat yang tumbuh dari kebutuhan masyarakatnya

(13)

C O N T O H 1 K R I T I K D O K T R I N

A L :

Kubah sebagai Identitas Masjid

Metoda Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak

terukur)

Kubah adalah 1 lengkung (atap); 2 atap yg melengkung merupakan setengah bulatan (kupel): --

masjid;

Kubah, Sumber : google.com

Kubah bukan merupakan simbol keagamaan, namun sudah membudaya sehingga kubah dijadikan sebagai identitas bangunan masjid sama halnya dengan lambang bulan dan bintang pada masjid.

(14)

Masjid Agung Semarang, Masjid Baiturahman (kiri) dan Masjid Istiqlal (kanan). Sumber : google.com

Studi Kasus : Kubah yang digunakan pada Gereja

Gereja Blenduk, Sumber : google.com

Gereja GPIB Immanuel merupakan gereja kristen tertua di Jawa Tengah. Gereja yang lebih sering disebut Gereja Blenduk ini dikenal karena keistimewaan kubahnya yang mirip dengan kubah masjid. Dapat dikatakan bahwa kubah gereja ini merupakan vocal point dan menjadi keunikan tersendiri pada bangunan gereja.

Kesimpulan :

Kubah bukan merupakan simbol keagaman (agama Islam), namun karena telah membudaya sejak lama dalam penggunaannya sebagai atap pada masjid sehingga menjadikan kubah identik dengan bangunan masjid. Seperti bangunan Gereja Blenduk karena desainnya (kubah) berbeda dengan gereja lainnya dan

(15)

mirip dengan masjid sehingga bangunan gereja tersebut dikatan unik dan istimewa.

Bentuk Kubah sekarang ini dijadikan identitas masjid, apabila masjid tanpa kubah menjadikan bangunan tersebut terlihat janggal. Kini tidak hanya dalam penggunaan atap namun kubah juga digunakan sebagai ornamen – ornamen (bentuk jendela, pintu, pagar, dll.) pada masjid.

Pilar Masjid Sumber : google.com

(16)
(17)

C O N T O H 2 K R I T I K D O K T R I N

A L :

Kritik Arsitektur dengan METODE DOKTRIN pada Louvre Museum

Museum Louvre (Musée du Louvre) di Paris, Perancis, adalah salah satu museum terbesar dan paling terkenal di dunia. Gedungnya, bekas sebuah istana bangsawan, terletak di pusat Perancis antara sungai Seine dan Rue de Rivoli. Lapangannya kini terdapat piramida gelas Louvre. Sebagian dari istana tersebut dibuka sebagai museum pada 8 November 1793, pada saat Revolusi Perancis.

Bangunan museum terdiri dari 4 lantai, yaitu lower ground floor, ground floor, first floor, dan second floor. Ada 8 kategori karya seni di Louvre, yaitu Oriental antiquities, Egyptian antiquities, Greek, Etruscan and Roman antiquities, Islamic art, sculture, painting , objects d’art, dan graphics art. Ada tiga sayap (wing) bangunan , yaitu Denon, Sully, dan Richeliu. Denon adalah yang paling banyak dikunjungi, karena di wing inilah disimpan lukisan Mona Lisa yang sangat terkenal.

(18)

Bangunan museum Louvre mulai didirikan pada tahun 1190 M, dan ditetapkan sebagai museum pada tahun 1793 (sebelumnya berfungsi sebagai istana). Main entrance museum Louvre berbentuk pyramida dari kaca yang terdapat di tengah ketiga sayap bangunan. Pyramida ini dibuat pada masa Presiden Francois Mitterand, yang dibangun tahun 1984 – 1989. Arsitek Pyramida adalah Ieoh Ming Pei. Tinggi pyramida 20,6 meter dan lebar sisinya 35 meter.

PLUS dan MINUS LOUVRE MUSEUM

PLUS :

• Merupakan salah satu Museum terbesar di dunia • Mix Design

• Terdapat open space

• Sirkulasinya terarah, terdapat 3 wing yaitu : Denon, Sully, dan Richeliu • Piramida kaca digunakan sebagai main entrance

MINUS :

• Terlalu luas, sehingga membuat lelah pengunjung

• Adanya pertentangan di masyarakat mengenai desain main entrance dan main building Pembangunan pyramida yang bergaya futuristik ini sempat mengundang kontroversi luas di masyarakat Perancis, karena dianggap tidak sesuai dengan style bangunan Louvre yang antik. Kelompok yang menentang pembangunan pyramida mengatakan bahwa proyek ini adalah ‘Pharaonic Complex’ dari Mitterand. Meskipun demikian pyramida tetap dibangun, dan pada akhirnya menjadi kebanggaan orang Paris. Desain dari Pyramida yang bertolak belakangan dengan desain awal bangunanlah yang menjadikan pertentangan. Desain bangunan yang sebelumnya sangat detail dengan ornamen, kemudian diberi penambahan

(19)

bangunan modern yang minim detail dan bangunan inilah yang justru menjadi main entrance dari Louvre Museum. Akan tetapi justru pembentukkan desain modern pada Louvre Museum justru menjadi daya tarik sendiri. Kita dapat melihat perpaduan antara dua style desain yang berbeda, namun tetap memiliki kesan unik dan harmonis.

Detail dari Piramida Kaca pada Louvre Museum hanya berupa susunan space frame yang strukturnya diekspos. Bangunan ini juga memiliki Plaza yang dapat digunakan sebagai Open Space, ruang terbuka yang dapat menjadi tempat bersosialisasi masyarakat Paris. Tidak terdapat penghijauan sebagai pelembab suhu pada plaza ini, akan tetapi diganti dengan penggunaan air sebagai elemen pelembab.

(20)

Main Entrance yang berbentuk segitiga kaca dengan struktur space frame, memberikan pencahayaan alami. Open space bagi masyrakat yang ingin bersosialisasi. Kolam berfungsi untuk melembabkan udara di sekitar museum.

C O N T O H 3 K R I T I K D O K T R I N

A L :

Kritik Arsitektur dengan METODE DOKTRIN pada GUGGENHEIM MUSEUM

BILBAO

Guggenheim Museum Bilbao adalah sebuah museum dan seni modern

kontemporer dirancang oleh Kanada-Amerika arsitek Frank Gehry , dibangun

oleh Ferrovial dan terletak di Bilbao , Basque Country , Spanyol. Hal ini

dibangun di sepanjang Sungai Nervion , yang berjalan melalui kota Bilbao ke

Pantai Atlantik. Guggenheim adalah salah satu dari beberapa museum milik

(21)

Solomon R. Guggenheim Foundation . museum ini memiliki pameran tetap dan

mengunjungi karya-karya seniman Spanyol dan internasional.

(22)

Salah satu yang paling dikagumi karya arsitektur kontemporer , bangunan ini

telah dipuji sebagai "momen tunggal dalam budaya arsitektur" karena

merupakan "salah satu saat langka ketika kritikus, akademisi, dan masyarakat

umum semua bersatu tentang sesuatu. "Museum ini adalah bangunan paling

sering disebut sebagai salah satu karya yang paling penting diselesaikan sejak

tahun 1980 di 2010 Arsitektur Dunia Survey di kalangan ahli arsitektur.

Kurva di gedung itu untuk muncul secara acak. arsitek ini telah dikutip yang

mengatakan bahwa " kurva dirancang secara acak untuk menangkap cahaya".

Ketika dibuka untuk umum pada tahun 1997, ia segera dianggap sebagai salah

satu bangunan paling spektakuler didunia dalam gaya Deconstructivism ,

meskipun Gehry tidak mengaitkan diri dengan gerakan arsitektur. Arsitek Philip

Johnson menyebutnya "gedung terbesar di zaman kita.

(23)

Reflektif cemerlang titanium panel menyerupai sisik ikan, menggemakan

kehidupan organik lainnya (dan, khususnya, menyerupai ikan) bentuk yang

muncul kembali umumnya didesain oleh Gehry, serta sungai Nervión atas mana

museum duduk. Juga dalam mode Gehry khas, bangunan ini unik produk

teknologi masa itu. Computer Aided Tiga Dimensi Interaktif Aplikasi ( CATIA )

dan visualisasi yang digunakan besar-besaran dalam strukturs desain.

Simulasi komputer dari struktur bangunan membuatnya bisa untuk dibangun,

bentuk-bentuk yang arsitek era sebelumnya akan menemukan hampir tidak

mungkin untuk membangun. Sementara museum adalah monumen spektakuler

dari sungai.

Bangunan ini dibangun pada waktu dan anggaran, yang jarang untuk arsitektur

jenis ini. Dalam sebuah wawancara di Harvard Design Magazine. Gehry

menjelaskan bagaimana ia melakukannya. Pertama, ia memastikan bahwa apa

yang dia sebut "organisasi seniman "berlaku selama konstruksi, dalam rangka

mencegah dan bisnis kepentingan politik dari campur dengan desain. Kedua,

dia yakin dia memiliki perkiraan biaya terperinci dan realistis sebelum

melanjutkan. Ketiga, ia menggunakan CATIA dan kolaborasi erat dengan

perdagangan bangunan individu untuk mengontrol biaya selama konstruksi.

(24)

M E T O D A K R I T I K

S I S T E M I K

L a t a r B e l a k a n g

• Bagi Kritikus dan Desainer bergantung pada hanya satu doktrin sangat riskan untuk mendukung satu keputusan desain

• Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )

• Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.

Systematic Criticsm dipandang cukup lebih baik daripada doktrin yang tunggal untuk dihadapkan

pada kompleksitas kebutuhan dan pengalaman manusia

Menurut (Huxtable, 1976, Kicked a Building Lately, Quadrangle, New York)

Kritik arsitektur sedang dihadapkan hanya dengan sekadar produksi bangunan yang indah. Bahwa kini kita kewalahan menghitung beragam cara memenuhi kondisi kebutuhan lingkungan yang kompleks dan sophisticated (canggih).

o Apa sajakah bagian-bagiannya? o Bagaimana ia bekerja?

o Bagaimana ia dikaitkan dengan apa yang ada di sekitarnya?

o Bagaimana bangunan dapat memuaskan manusia dan masyarakat sebagaimana yang dibutuhkan klien?

o Bagaimana kelayakannya terhadap organism secara lebih luas, komunitas?

(25)

B e b e r a p a V a r i a s i S i s t e m

Albert Bush-Brown, 1959 :

Beberapa sistem untuk mengevaluasi lingkungan fisik adalah commodity (komoditas), firmness (kekokohan) dan delight (kesenangan)

o Sistem harus didasarkan pada tiga elemen

o Asumsinya bahwa arsitektur yang baik tidak sekadar kokoh. Kekokohan (firmness) akan bermakna jika dihubungkan dengan kelayakan fungsinya (commodiousness) dan kapasitasnya untuk meningkatkan kualitas aktifitas dan penglaaman manusia (delight)

Viruvius, The Ten Books of Architecture, 1900 o Sistem Bangunan :

Firmitas ( Kekokohan) Utilitas ( Kegunaan )

Venustas ( Keindahan )

John Ruskin,1851 :

Beberapa sistem yang dibutuhkan bangunan (masih dapat diidentifikasi dari konsepnya Vitruvius) :

o Bahwa bangunan harus bertindak baik, dan memperlakukan segala sesuatunya untuk meningkatkan cara yang paling baik

o Bahwa bangunan harus berbicara yang baik. Dan mengatakan pada bagian-bagiannya untuk berbicara dengan kata-kata yang baik

o Bahwa bangunan harus tampak baik, dan mempersilahkan kita melalui keberadaannya baik yang dilakukannya atau yang dikatakannya

(26)

Berbeda dengan Vitruvius, bahwa bangunan harus bertindak : o Climate Modifier (Pengatur Iklim)

o Container of Activities (Pewadah aktifitas)

o Symbolic and Cultural Object (Objek Simbol dan Budaya)

o Addition of Value to Raw Materials (Memberi nilai terhadap material

yang kasar) Geofrey Broadbent

Menambahkan :

Having Environment Impact ( Memiliki dampak lingkungan)

Christian Norberg Schulz (1965)

Mengembangkan Tripartiete system : o Building Task ( Tugas Bangunan)

o Form (Bentuk )

o Technics (Teknik Membangun)

Kritik sistematik dikembangkan dari satu analisis :

• Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.

Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus

memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan. Melahirkan konsep :

o Mass (massa), Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan o Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di sekeliling massa o Surface (permukaan), batas massa dan ruang

(27)

Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini

diantara dimensi-dimensi

Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunanValuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia

(28)

C O N T O H K R I T I K S I S T E

M I K :

(29)

M E T O D A K R I T I K

T I P I K A L

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K T I P I K A L

Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian

teoritikus dan sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih

mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard,

bukan pada innovativeoriginals (keaslian inovasi)

Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, fungsi

(utility) dan ekonomi lingkungan arsitektur yang telah

terstandarisasi dan terangkum dalam satu typologi

Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method, in

Jencks, Charles, “Meaning in Architecture’, New York: G.

Braziller : Type pemecahan standard justru disebut sebagai

desain inovatif. Karena dengan ini problem dapat diselesaikan

dengan mengembalikannya pada satu convensi (type standard)

untuk mengurangi kompleksitas.

March, Lionel and Philip Steadman (1974), The Geometry of

Environment, Cambridge : MIT Press, bahwa pendekatan

tipopolgis dapat ditunjukkan melalui tiga rumah rancangan Frank

Lloyd Wright didasarkan atas bentuk curvilinear, rectalinear dan

triangular untuk tujuan fungsi yang sama.

Typical Criticsm diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola

kebutuhan dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan

untuk menyelesaikan pembangunan lingkungan fisik

(30)

E L E M E N

K R I T I K T I P I K A L

• Struktural (Struktur)

Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan

penggunaan material dan pola yang sama.

o Jenis bahan

o Sistem struktur

o Sistem Utilitas dan sebagainya.

• Function (Fungsi)

Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk

aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan

keberadaan sekolah lain yang sama.

o Kebutuhan pada ruang kelas

o Kebutuhan auditorium

o Kebutuhan ruang terbuka dsb.

• Form (Bentuk)

o

Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan

memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang

sama pada bangunan lain.

o

Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana

bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.

o

Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi

bentuk-bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.

• Menurut Mc. Donald (1976), The Pantheon, Cambridge: Harvard :

Secara simbolis dan ideologis Pantheon dapat bertahan karena ia mampu menjelaskan secara memuaskan dalam bentuk arsitektur, segala sesuatunya secara meyakinkan memenuhi kebutuhan dan inspirasi utama manusia. Melalui astraksi bentuk bumi dan imaginasi kosmos dalam bentuk yang agung. Arsitek Pantheon telah memberi seperangkat simbol transedensi agama, derajad dan kekuatan politik.

(31)

K E U N T U N G A N M E T O D A

K R I T I K T I P I K A L

• Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe

tertentu

• Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain

• Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi

• Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama

• Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.

K E R U G I A N M E T O D A

K R I T I K T I P I K A L

• Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal

• Sangat bergantung pada tipe yang sangat standard

• Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu type

• Tidak memeiliki pemikiran yang segar

(32)

A K I B A T Y A N G D I T I M B U L K A

N

K R I T I K T I P I K A L

Munculnya Semiotica dalam arsitektur, satu bentuk ilmu sistem

tanda (Science of sign systems) yang mengadopsi dari tipe ilmu

bahasa. Walaupun kemudian banyak pakar menyangsikan

kesahihan tipe ini. Dan menyebut Semiotica dalam arsitektur

sebagai bentuk PSEUDO THEORITIC

Munculnya Pattern Language sebagaimana telah disusun oleh

Christoper Alexander

Banyak penelitian yang mengarah pada hanya sekadar

penampilan bentuk bangunan

Lahirnya arsitektur yang tidak memiliki keunikan dan bangunan

yang bersifat individual.

Munculnya satu bentuk tipikal arsitektur yang eternal dan

menguasai daya kreasi perancang

Lahirnya periode historis suatu konsep menjadi sebuah paham

(33)

C O N T O H 1 K R I T I K T I P I K

A L :

ANALISIS BANGUNAN YANG ADA DI DEPOK Objek bangunan yang dianalisis :

ZOE merupakan sebuah café yang tujuan market utamanya adakah pelajar dan mahasiswa,terlihat dari singkatan namay ZOE (Zone Of Edutaiment). low Spot yang beralamat di Jln. Margonda Raya No. 27, Depok ini terbilang cukup unik, Glowers! ZOE Library – Shop – Café adalah one stop edutainment yang memiliki fasilitas library dengan koleksi ratusan buku Komik, Novel, dan Popscience.

(34)

THE HARVEST merupakan sebuah café yang menytujuan market utamanya adakah pelajar dan mahasiswa,terlihat dari singkatan naedia macam kue tart yang beralamat di Jln. Margonda Raya No. 295, Depok ini terbilang cukup menarik dengan berbagai menu yang disedikan dan nuansa

kenyamanan dari bangunan itu sendiri. Segi Struktur Bangunan :

Bangunan ZOE didesain secara grid yang terlihat dari pola kolom yang teratur dan hanya memiliki 1 lantai. Antar ruang yang ada di hubungkan denagan open space berupa taman. Material yang di gunakan untuk mendesain bangunan ini hanya baja ringan sebagai kolom. Serta penggunaan material kaca dinding dan allucubount sebagai kanopi.

(35)

Bangunan The Harvest di desain secara grid yang terlihat dari pola kolom yang berbentuk tabung teratur dan hanya memiliki 3 lantai. Material yang di gunakan untuk mendesain bangunan ini hanya baja ringan sebagai kolom. Serta penggunaan material kaca dinding dan pollycarbonat sebagai kanopi serta beberapa elemen natural seperti bambu,guci, kolam sebagai penghias ruang.

Segi Fungsi Bangunan :

(36)

dengan fungsi ruang tambahan yaitu perpustakaan, sehingga ZOE di kenal sebagai “Library Shop & café”.

Bangunan The Harvast berfungsi sebagai bangunan komersial kafe dengan ruang display makanan yang cukup luas dan ruang untuk bersantai sambil menikmati menu yang ada terdiri dari indoor dan outdoor.

Segi Bentuk Bangunan :

Bentuk bangunan ZOE adalah kotak dengan coakan dan penambahan bentuk kotak (gempal tunggal) dengan ornament kolom persegi berwarna merah. Serta bentuk atap yang datar sehingga bangunan ZOE memiliki gaya arsitektur modern minimalis. Namun masih memunculkan kesan tropis dari open space yang di buat.

Bentuk bangunan The Harvest sama hamper sama dengan ZOE yaitu kotak dengan coakan dan penambahan bentuk kotak (gempal tunggal) dengan ornament kolom tabung berwarna metallic. Serta memiliki atap datar sehingga bangunan The Harvest memiliki gaya arsitektur modern minimalis. Namun masih memunculkan kesan tropis dari elemen natural yang di pakai sebagai desain ruang. KESIMPULAN :

Dari hasil analisis dengan metode Tipikal didapat hasil bahwa ZOE dan The Harvest merupakan bangunan komersial yang berfungsi sebagai kafe dengan beberapa kesamaan seperti gaya arsitektur modern minimalis dan beberapa pemakaian material yang sama. Sehingga bangunan ZOE sudah cukup memenuhi kriteria untuk menjadi bangunan publik berdasarkan cukup banyaknya hasil yang sama dari parameter yang dijadikan standar.

(37)
(38)

C O N T O H 2 K R I T I K T I P I K

A L :

Kritik Arsitektur dengan METODE TIPIKAL pada Cinere Mall dan Depok Town Square

Metode Tipikal adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik

CINERE MALL

Mall Cinere adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di area Cinere, berada di jalan

Raya Cinere, Depok, Jawa Barat. Letak mall ini berdepanan dengan Ruko Cinere skt 1 yang berada persis di depan area Cinere. Mal ini dibangun oleh Megapolitan Group. Anchor yang sudah bergabung antara lain Giant Supermarket, Superindo, Pojok Busana, KFC, Dunkin Donuts, A & W, dan bioskop 21 dan yang baru bergabung bread talk , J.Co , dan Baskin Robbins.

(39)

Desain fasade pada Cinere Mall sangatlah sederhana, hanya penggunaan ornamen garis, kotak dan segitiga. Bentuk dari bangunanpun hanya susunan dari kubus dan balok, hal ini untuk mempermudah penataan ruang sehingga tidak terdapat ruang mati. Bangunan yang bersifat kubustis dapat lebih mudah untuk diatur penataan ruang dan jarang ditemui ruangan yang tidak terpakai.

Awal Juli 1993, Mall Cinere membuka Food Court Mall Cinere yang merupakan food court Mall Cinere. Awal Mei 2007, Hero Supermarket Bangkut, Ia Menjadi Giant Supermarket

Pembangunan mal ini dimulai pada tahun 1991 dan diselesai pada tahun 1992, namun baru terealisasi pada tahun 2008, tepatnya pada September 2008. Sebelumnya telah hadir supermarket Hero Supermarket pada tahun 1993 kemudian menyusul Cinere Mall yang membuka cabang ketiganya di Jakarta dan satu-satunya Cinere Mall yang ada di area Cinere. Pojok Busana Department Store dibuka pada tanggal 3 Juli 1993 melengkapi tenant-tenant yang telah hadir. Tenant-tenant-tenant baru yang akan hadir antara lain Time Zone dan Superindo.

(40)

Dahulu McDonalds berada di dalam bangunan, akan tetapi seiring dengan perkembangan McDonald membuat bangunan sendiri yang berada di lahan yang dulunya merupakan lahan parkir. Lokasinya berdekatan dengn Rumah Sakit Puri Cinere sehingga memberikan keuntungan sendiri bagi kedua belah pihak.

Desain McDonald akan terlihat lebih menonjol dibandingan dengan bangunan, karena warna yang diambil McDonald jauh lebih cerah dibandingkan dengan Cinere Mall.

Desain parkirnya mulai berubah seiring dengan kebutuhan, terdapat perluasan lahan parkir. Parkir motor yang sebelumnya hanya berada di basement, kemudian dipindahkan ke lahan yang berada di sebelah kanan belakang bangunan.

DEPOK TOWN SQUARE

Depok Town Square (atau disingkat Detos) adalah sebuah pusat perbelanjaan di Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia. Mal ini mulai beroperasi tahun 2005, berlokasi di jalan utama Depok yaitu jalan Margonda Raya. Depok Town Square berada di bawah bendera Grup Lippo dan dibangun oleh PT Lippo Karawaci Tbk.

Detos berdiri di area seluas 160.000 m² dengan total areal lahan seluas 24.000 m² menawarkan lebih dari 2.300 unit kios yang terdiri dari exterior shop, speciality shop, open

shop, kafe/restoran dan food court. Pusat perbelanjaan itu memiliki area parkir yang mampu

menampung sekitar 1.300 mobil.

(41)

Tenant besar yang saat ini telah hadir dalam pusat perbelanjaan ini diantaranya Hypermart,

Matahari Department Store, Timezone, AW Restaurant, California Fried Chicken, KFC,Popeye, Hoka Hoka Bento, Bucheri dan Cineplex 21.

Depok Town Square lebih cenderung mempergunakan warna - warna cerah dibandingan dengan Cinere Mall. Untuk bentuk fasade jauh lebih terlihat dinamis walaupun sama - sama menggunakan ornamen berupa garis, akan tetapi jauh lebih berani dalam mengolah fasade.

Tidak terdapat bangunan massa lain dalam site, tidak seperti Cinere Mall yang memiliki McDonald yang berdiri sendiri dalam satu lahan yang sama.

Hal yang meresahkan dari Depok Town Square adalah tata pengarahan pengunjung dengan cara memainkan arah escalator. Letak dari Elevatornya tersembunyi sama seperti Cinere Mall, sehingga membuat pengunjung bingung.

(42)
(43)

M E T O D A K R I T I K

T E R U K U R

Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau

angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara

menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika

tertentu. (Perbedaan dari kritik normatif yang lain adalah terletak

pada metode yang digunakan yang berupa standardisasi desain

yang sangat kuantitatif dan terukur secara matematis)

Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih

kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan

alam.

Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan

mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan

wawasan tertentu dalam studi.

Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi

norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.

Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat

berupa:Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas

rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki Contoh :

Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata

Bangunan menjelaskan beberapa sandard normatif : Batas

maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas

terbangun, ketinggian pagar yang diijinkan

(44)

Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara

eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup

memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma Contoh :

Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan

perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis

investasi konstruksi yang diukur

melalui sta

Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran

yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi

yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari

bangunan itu sendiri.

• Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam

petunjuk sebagai beikut:

o

Tujuan Teknis ( Technical Goals)

o

Tujuan Fungsi ( Functional Goals)

o

Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)

(45)

T U J U A N T E K N I S

M E T O D E K R I T I K T E R U K

U R

Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standardisasi ukurannya

secara teknis

Contoh :

Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya.

Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :

1.

Stabilitas Struktur

• Daya tahan terhadap beban struktur

• Daya tahan terhadap benturan

• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap

bahan

• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem

2.

Ketahanan Permukaan Secara Fisik

• Ketahanan permukaan

• Daya tahan terhadap gores dan coretan

• Daya serap dan penyempurnaan air

3.

Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan

• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda

• Timbunan debu

• Kemudahan dalam penggantian terhadap elemen-elemen

yang rusak

• Kemudahan dalam pemeliharaan baik terhadap noda atau

kerusakan teknis dan alami.

(46)
(47)

T U J U A N F U N G S I

M E T O D E K R I T I K T E R U K

U R

Berkait pada penampilan bangunan sebagai lingkungan

aktifitas yang khusus maka ruang harus dipenuhi melalui

penyediaan suatu area yang dapat digunakan untuk aktifitas

Pertimbangan yang diperlukan :

• Keberlangsungan fungsi dengan baik

• Aktifitas khusus yang perlu dipenuhi

• Kondisi-kondisi khusus yang harus diciptakan

• Kemudahan-kemudahan penggunaan,

• Pencapaian dan sebagainya.

T U J U A N P E R I L A K U

M E T O D E K R I T I K T E R U K

U R

Bangunan tidak saja bertujuan untuk menghasilkan lingkungan yang

dapat berfungsi dengan baik tetapi juga lebih kepada dampak bangunan

terhadap individu dan Kognisi mental yang diterima oleh setiap orang

terhadap kualitas bentuk fisik bangunan. Behaviour Follow Form

Lozar (1974), Measurement Techniques Towards a Measurement

Technology in Carson, Daniel,(ed) “Man-Environment Interaction-5”

Environmental Design Research Association, menganjurkan sistem

klasifikasi ragam elemen perilaku dalam tiga kategori yang relevan untuk

dapat memandang kritik sebagai respon yang dituju :

(48)

Persepsi Visual Lingkungan Fisik

Menunjuk pada persepsi visual aspek-aspek bentuk bangunan. Bahwa

bentuk-bentuk visual tertentu akan berimplikasi pada kategori-kategori

penggunaan tertentu.

Sikap umum terhadap aspek lingkungan fisik

Hal ini mengarah pada persetujuan atau penolakan rasa seseorang

terhadap berbagai ragam objek atau situasi

Hal ini dapat dipandang sebagai dasar untuk mengevaluasi variasi

penerimaan atau penolakan lingkungan lain terhadap keberadaan

bangunan yang baru.

Perilaku yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung dari

perilaku manusia.

Dalam skala luas definisi ini berdampak pada terbentuknya pola-pola

tertentu (pattern) seperti : Pola pergerakan, jalur-jalur sirkulasi,

kelompok-kelompok sosial dsb.

Dalam skala kecil menunjuk pada faktor-faktor manusia terhadap

keberadaan furniture, mesin atau penutup permukaan.

Teknik pengukuran dalam evaluasi perilaku melalui survey

instrumen-instrumen tentang sikap, mekanisme simulasi, teknik interview, observasi

instrumen, observasi langsung, observasi rangsangan sensor.

(49)
(50)

C O N T O H 1 K R I T I K T E R U K

U R :

BURJ AL ARAB

Burj Al Arab merupakan hotel mewah yang terletak di pantai Jumeirah, Dubai. Merupakan hotel termahal di dunia dengan ketinggian 321 meter. Di desain oleh Arsitek asal Inggris, Tom Wright yang juga telah mendesain rencana pembangunan Regatta Hotel di Jakarta. Sedangkan konsultan teknik sipil adalah Atkins, dan untuk pembangunan hotel melibatkan kontraktor asal Afrika Selatan, Murray &

Roberts. Hal yang unik dari Burj Al Arab adalah hotel ini berdiri di atas pulau buatan yang terletak 280

meter dari pantai Jumeirah. Pondasi bangunan memiliki 250 titik dengan kedalaman 120 kaki dari permukaan air laut. Merupakan bangunan High Rise Building pertama yang berdiri di atas pulau buatan. Dengan sistem struktur yang di desain sedemikian rupa sehingga bisa menahan beban angin dan beban gempa.

Sistem Struktur yang Digunakan Pada Burj Al Arab

Burj Al Arab berdiri di atas Artificial Island (pulau buatan) dengan Mike McNicholas sebagai Artificial Island’s Engineer. Di buat dengan menggunakan metode penimbunan (Dumping Method).

Hal ini sangatlah unik, karena Burj Al Arab merupakan High Rise Building pertama yang berdiri di atas Artifial Island. Artificial Islandnya sendiri menggunakan bahan berbentuk menyerupai pola sarang lebah untuk mengatasi abrasi air laut.

(51)

Pioneering Concrete Block, Honey Comb Pattern

Burj Al Arab memiliki struktur utama berbentuk V-shape untuk menggambarkan layar perahu dhow yang terkembang. Bentuk ini merupakan hasil metafora dari perahu dhow, yang kemudian dipergunakan sebagai sistem struktur. V-shape ini terdiri dari Reinforced Concrete Spine pada bagian belakang, dan Exoskeleton yang berdiri di samping bangunan.

Struktur berbentuk V bekerja jauh lebih kuat daripada struktur berbentuk lain, hal ini mengambil pola kerja dari bentuk segitiga yang merupakan bentuk yang dapat menahan beban lebih kuat dari bentuk lainnya. Menggunakan hukum newton dimana ketika ada aksi maka akan ada reaksi, bentuk ini saling mempertemukan aksi dan reaksi dari beban sehingga momen menjadi nol (0).

Sistem struktur pada Burj Al Arab terdiri dari berbagai macam bagian, saling berkorelasi membentuk V-shape. Terdapat Reinforced Concrete Spine dan Exoskeleton Rear Leg yang membentuk V-shape, Triangular Truss dan Tune Mass Dumper

yang memperkuat bangunan ini. Fungsi dari Tune Mass Dumper untuk mengatasi kemungkinan beban gempa pada bangunan, karena lokasi site sangat rentan dengan gempa berskala besar.

(52)

Hal yang unik dari Burj Al Arab adalah fasade bangunan ini menggunakan struktur Tent berupa bahan kain yang dilapisi dengan teflon. Penggunaan teflon dapat mengurangi penyerapan debu pada bahan kain karena lokasi bangunan yang berada di daerah Timur Tengah.

Burj Al Arab memiliki luas area lantai 111.500 m2, jumlah lantai mencapai 60 lantai, dilengkapi dengan 18 elevator dan ketinggian keseluruhan dari Burj Al Arab adalah 321 m.

Burj Al Arab sebenarnya lebih besar daripada yang terlihat. Karena sesungguhnya lebih tinggi daripada yang terlihat dari mata. Ukurannya yang mencapai ketinggian 321 meter, membuat bangunan ini menjadi salah satu dari bangunan tertinggi di dunia. Untuk membayangkan ketinggian Burj Al Arab, coba bayangkan Gedung Empire State Building yang memiliki 102 level lantai berdiri di sebelah Burj Al Arab, yang hanya lebih pendek 16 % dari Empire State. Bentuk desain lengkung dan lantai ganda dari Burj Al Arab menimbulkan ilusi penglihatan.

(53)

Burj Al Arab memiliki fasade yang dapat berubah. Teflon yang melapisi Burj Al Arab akan tampak sangat putih pada siang hari, tapi akan menjadi sangat berbeda pada malam hari. Program pengaturan cahaya oleh komputer memberikan efek pada fasade bangunan yang berwarna putih.

Burj Al Arab merupakan hotel pertama yang berdiri di atas Artificial Island, didesain sedemikan rupa, semewah mungkin dengan menggunakan sistem struktur yang modern. Penggunaan sistem strukturnya bahkan digunakan pula sebagai ornamen bagi bangunan itu sendiri.

(54)

C O N T O H 2 K R I T I K T E R U K

U R :

Kritik Arsitektur dengan METODE TERUKUR pada Redesain Jalan Raya

Margonda

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

M E T O D E K R I T I K

I N T E R P R E T

I F

(64)

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K I N T E R P R E T I F

• Kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal

Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim

doktrin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.

• Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang

sebagaimana yang kita lihat

Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru

memandang bangunan (biasanya perubahan cara pandang dengan

“metafor” terhadap bangunan yang kita lihat)

• Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama

sebagaimana yang ia alami

Membangun satu karya “bayangan” yang independen melalui bangunan

sebagaimana miliknya, ibarat sebuah kendaraan.

Referensi lain:

Karakteristik utama kritik interpretif adalah kritikus dengan metode sangat

personal. Tindakannya bagaikan sebagai seorang interpreter atau pengamat

tidak mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau ukuran sebagaimana yang

terdapat pada kritik normatif.

(65)

TIGA TEKNIK KRITIK INTERPRETIF

• Advocatory

• Evocative

(66)
(67)

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K A D V O C A T I F

Kritik ini tidak diposisikan sebagai bentuk

penghakiman (judgement) sebagaimana yang terjadi

pada Normatif Criticism.

Bentuk kritiknya lebih kepada sekadar anjuran yang

mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci

yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan

Isi kritik tidak mengarahkan pada upaya yang

memandang rendah orang lain

Kritikus mencoba menyajikan satu arah topik yang

dipandang perlu untuk kita perhatikan secara

bersama tentang bangunan

Kritikus membantu kita untuk melihat manfaat yang

telah dihasilkan oleh sang arsitek melalui

bangunannya dan berusaha menemukan pesona dimana

kita telah mengira ia hanyalah sebuah objek yang

menjemukan

Dalam hukum advocatory Criticism, kritiknya tercurah

(68)

C O N T O H A D V O C A T I F:

ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ADVOKASI

Definisi Kritik Advokasi :

Kritik Advokasi yaitu : metode kritik dalam arsitektur yang memberikan sekadar anjuran yang mencoba

bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan. Objek yang akan dianalisis adalah : Islamic Center Washington

Pusat Islam Washington adalah masjid dan Islam pusat kebudayaan di Washington, DC , Amerika Serikat . Hal ini terletak diEmbassy Row di Massachusetts Avenue di sebelah timur jembatan di atas Rock Creek . Ketika dibuka pada tahun 1957 itu adalah tempat ibadah Muslim terbesar di Belahan Barat. 6000 Beberapa orang menghadiri shalat di sana setiap hari Jumat.

(69)

Pusat awalnya disusun pada tahun 1944 ketika Turki duta besar Munir Ertegün meninggal dan tidak ada masjid di mana untuk menahan pemakamannya. Komunitas Washington diplomatik memainkan peran utama dalam upaya untuk memiliki sebuah masjid dibangun. Dukungan datang dari sebagian besar negara-negara Islam dunia yang menyumbangkan dana, [ rujukan? ] dekorasi, dan pengrajin untuk proyek. Dukungan untuk proyek

tersebut juga datang dari komunitas Muslim Amerika. Situs ini dibeli pada tahun 1946 dan landasan itu

diletakkan pada 11 Januari 1949. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Italia Mario Rossi dan didedikasikan pada tanggal 28 Juni 1957 Presiden Dwight D. Eisenhower yang hadir. Ruang sholat utama pusat ditutupi oleh karpet Persia didedikasikan oleh almarhum Shah Iran. [2] Pusat terus dikendalikan oleh dewan gubernur terdiri dari

berbagai duta besar. Sekitar bangunan yang tersusun bendera negara-negara Islam dunia.

Masjid telah dikunjungi oleh banyak pejabat profil tinggi, termasuk beberapa presiden. Kunjungan profil tertinggi oleh PresidenGeorge W. Bush pada tanggal 17 September 2001, hanya beberapa hari setelah serangan 11 September . [3] Di televisi nasional, Bush dikutip dari Al Qur'an dan bekerja untuk memastikan Amerika bahwa

sebagian besar Muslim damai. [ rujukan? ]

Selain masjid, pusat berisi perpustakaan dan ruang kelas di mana kursus tentang Islam dan bahasa Arab diajarkan.

Masjid ini adalah salah satu dari tiga bangunan diambil alih dalam Pengepungan 1977 Hanafi . orang bersenjata Muslim memegang sandera membuat beberapa tuntutan, termasuk permintaan bahwa film Muhammad, Rasul Allah akan hancur karena mereka menganggap hal itu melanggar kesucian. "

(70)

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K E V O K A T I F

• Evoke : menimbulkan, membangkitkan

• Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai bangunan

• Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang

dikandung bangunan

• Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan

bangunan

• Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam

menilai bangunan

Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi

makna yang terungkap dan penglaman ruang yang dirasakan.

Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang

serupa sebagaimana dirasakan kritikus

KRITIK EVOKATIF DISAMPAIKAN DALAM BENTUK :

a. Kritik Naratif

b. Kritik Fotografi (Intensify, Eteherial, Juxtaposition,

(71)

C O N T O H 1 naratif E V O K A T I

F :

Contoh : Kritik Peter Green (1974)

Perjalanan ke Bawah Tanah London

Ketika aku turun memasuki usus-ususmu London… Melalui mulutmu yang lembab

Melalui bibirmu yang kering

Melalui ubinmu yang retak dan jalanmu yang penuh luka Melalui eskalatormu yang tiada berujung

Bergerak menggelinding dalam temaram cahayamu Bergelantung dalam kompartemenmu yang merana Bergelantung melintasi seluruh kota

Bergelantung melintasi benua

Bergelantung sembari menggapai keseimbangan

Dan membaca dengan sebelah tangan koran-koran raksasa

Jiwa melemah menghirup lagi udara yang telah berpuluh-puluh kali dihirup Aku mengelana dalam mimpi yang memuakkan

Melewati dinding-dindingmu yang kasar Dan lorong-lorongmu yang bisu

Menari-nari berjejalan di sela tempat dudukmu yang mahal Dan ruang dansa yang lurus membosankan

Di kerumunan teman yang tak pernah kukenal Menuju keterasingan..

Musik yang tak berirama.. Kadang berdentum… Kadang sunyi..

Diselingi cahaya yang melintas Kadang terang berkilau

Kadang pendar temaram

Lintasanmu meliuk di bawah tanah

(72)

Kadang turun menghunjam naik menukik dan… Kadang melata di tengah perut bumi..

Debu terbang di sela asapmu

Menyusup dan menyergap sesak napasku Menggerincing di sepanjang lintasan listrikmu Angkutan London…

Menyisakan kehangatan masa lalu

Di Sloane Square, seorang anak lai-laki melintas Menggiring seekor sapi dengan tambatan

Sapi putih kecoklatan Hidung besar kemerahan

Ekornya menari-nari mengibas serangga Puttingnya membengkak

Menatap dengan mata mengkilap

Sementara hitam di luar jendela mulai merangkak Dan mata dipenuhi oleh malam yang buta

Aku berdiri dalam hati yang mulai panas Hening di tengah terowongan

Dan berdiri di atas kereta yang tak sempurna Sisa debu kemarin masih menempel

Koran-koran berdesir mengumpulkan kesadaranku yang hamper hilang Dan batuk-batuk gelisah masih belum reda juga

Kami harus menyusuri malam

Duduk kembali mengunci dalam kesendirian Kepala terkulai lelap

Dengkur-dengkur kelelahan menyelinap dalam hening Kelopak mata lelah kehilangan tenaganya

Lantai kereta….

Adalah lautan surat kabar, bungkus permen, puntung rokok dan kertas-kertas tisu

Sesekali sepeda motor di luar menderu melawan hiruk musik tak berirama Lalu kembali sunyi

Dalam jam kami tak pernah tahu telah berapa lama waktu habis bersamanya di sana

(73)

Hari pasti telah berlalu

Dan wanita hamil menunggu di atas kaki letih dan kaku

Bau pesing keringat dan air seni berbaur menciptakan aroma baru Hari tampak menunggu malam

Bintang berpendar di luar di sela garis hitam jendela Pada jam lima pagi

Mereka bergerak kembali tanpa peringatan Di Kensington Selatan..

Pintu-pintu terbuka

Mereka berhamburan bagai terlempar dalam tumpukan jerami Angin sepoi dingin menyelinap melalui celah kereta

Ia kembali melintas seperti kemarin

Ia tak pernah lelah menyusuri seluruh kota, benua dan… Seluruh tempat pijak peradaban manusia…

(74)
(75)

C O N T O H 2 fotografi E V O K A T I

F :

a. Fotografi :

- Intensify (Kemudahan pemahaman)

(76)

- Ethereal (Suasana pemahaman yang mudah dari referensi)

(77)
(78)
(79)

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K I M P R E S S I O N I

S

K a r a k t e r i s t i k

• Seniman mereproduksi karyanya sendiri atau orang lain dengan konsekuensi adanya kejemuan, sedang kritik selalu berubah dan berkembang. Impresi terhadap karya mempengaruhi perancang untuk membuat perubahan dan perkembangan dalam karya-karya berikutnya.

• Kritik impressionis adakalanya dipandang sebagai parasit karena seringkali menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya. Karya yang telah ada menjadi kendaraan untuk menghasilan karya seni lain melalui berbagai metode penyajian.

• Karya yang asli berjasa bagi kritik sebagai area eksplorasi karya-karya baru yang berbeda. Begitu juga sebaliknya kritik akan membaerikan impresi bagi pengkayaan rasa, pengalaman dan apresiasi terhadap perkembangan teoritik ke depan.

• Kecantikan, memberi kepada penciptaan unsur yang universal dan estetik, menjadikan kritikus sebagai kreator, dan menghembuskan ribuan benda yang berbeda yang belum pernah hadir dalam benaknya, yang kemudian terukir pada patung-patung, terlukis pada panel-panel dan terbenam dalam permata-permata. • Kritik Impresionistik dapat berbentuk :

Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa

Caligramme : Paduan kata yang membentuk silhouette

Painting : Lukisan

Photo image : Imagi foto

Modification of Building : Modifikasi bangunan

(80)
(81)

K E U N T U N G A N M E T O D A

K R I T I K I M P R E S S I O N I

S

Menggugah imaji tentang fakta menjadi lebih bermakna

Dengan cepat membuat pengamat menduga-duga sesuatu yang

lain lebih dari sekadar sebuah bangunan fisik

Menggiring pengamat untuk lebih seksama melihat sebuah karya

seni

Mampu membangkitkan analisis objek yang sebelumnya tampak

sulit atau sebaliknya membuat kompleks yang sebelumnya tampak

sederhana

Membuat lingkungan lebih terlihat dan mudah diingat

K E R U G I A N M E T O D A

K R I T I K I M P R E S S I O N I

S

(82)

• Interpretasi menjadi lebih luas dan masuk dalam wilayah bidang

ilmu lain

• Pesan perbaikan dalam arsitektur tidak tampak secara langsung

• Menghasikan satu interpretasi yang bias tentang hakikat

(83)

C O N T O H I M P R E S S I O N I

S:

Contoh kritik impressionis (narasi verbal) yang menggunakan ruang sebagai media berkarya.

THE ROOM Day Lewis

Inilah dunia dimana saya bisa pergi

Dan menceritakan segala rahasiku kepadanya Dalam kamarku …

Dalam dunia telah kukurung diriku

Dari seluruh kecemasan dan ketakutanku Dalam kamarku …

Dapatkah mimpi-mimpiku dan seluruh rencanaku Kubangun dan kumohonkan

Dapatkah tangis dan keluhanku Terhibur seperti kemarin

Sekarang telah gelap dan aku sendiri Tetapi aku tidak takut

(84)

Calliagra

me Imagi Foto

Modifikasi

(85)

M E T O D E K R I T I K

(86)

Dibanding metode kritik lain metode kritik deskriptif tampak lebih

nyata (faktual)

Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap

bangunan atau kota

Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang

sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita

dapat lebih memahami makna bangunan.

Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami

bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya

Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete.

Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana

apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

T I G A M E T O D E K R I T I K D E S K R I P T I F

Kritik Depiktif (Gambaran bangunan)

-

Static

( Secara Grafis )

-

Dynamic ( Secara Verbal )

-

Process

( Secara Prosedural )

Kritik Biografis

( Riwayat Hidup)

(87)
(88)

H A K I K A T M E T O D A

K R I T I K D E P I K T I F

a. Aspek Statis ( Static Aspects )

• Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan

• Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana

• Fakta yang digambarkan dari aspek fisik sebuah bangunan dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan apresiasi kita terhadap sebuah karya arsitektur. • Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan

pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan mennceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depictive telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang.

• Kritik Depictive tidak butuh satu pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya.

• Kritik depictive lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.

• Kritik Depiktif dalam aspek statis memfocuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture)

• Penelusuran aspek static dalam Depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian.

• Penggunaan media grafis dalam kritik depiktif dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal, tanpa kekhawatiran terhadap bias.

(89)

• Aspek static kritik depiktif dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : photografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).

b. Aspek Dinamis ( Dynamic Aspect )

• Tidak seperti aspek static, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.

• Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh

kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya?.

Contoh :

Grady Clay (1974) :

…”Sekalipun komunikasi elektronik telah ditemukan, masih banyak transaksi bisnis penting orang per orang dilakukan di ruang-ruang terbuka, diantara kantor dan makan siang, ruang-ruang istirahat dan seminar, bangku-bangku dan bar, kursi dan minum-minuman…

Sesudah berulangkali diperhatikan, Saya temukan bahwa satu bagian di jalan

samping yang lurus, pintu-pintu dan koridor-koridor di distrik keuangan publik secara luar biasa penuh dengan kontak, tips, sugesti, reaksi, observasi dan gossip…. Saya temukan bahwa pemosisian saya di sore itu di tengah-tengah ruang publik yang sibuk di sisi luar bank yang sangat luas dan gedung perkantoran, sambil mengawasi pintu County Court House dan Bank yang lain serta rute dari City Hall saya dengan mudah menemukan paling tidak dua lusin sumber berita, para laki-laki dalam kehidupan dan bisnis publik, terlibat untuk makan siang di restoran atau club, berkeinginan dan bahkan berhasrat untuk bertukar rumor, gossip dan informasi penting…Ini makin memperjelas bahwa di sana bukanlah tempat yang kosong, antara kantor-kantor elite dan kehidupan siangnya : tempat minum, makan dan bernegosiasi….”

(90)

c. Aspek Proses (Process Aspect )

• Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.

• Kalau kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depictive (aspek proses) lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi : Kapan bangunan itu mulai direncanakan, bagaimana perubahannya, bagaimana ia diperbaiki, kita dapat membayangkan persepsi kita dalam proses

(91)

C O N T O H D E P I K

T I F:

Plaza Senayan

Plaza Senayan adalah kelas atas pusat perbelanjaan yang terletak di Jakarta Pusat , Indonesia . Mal hanya beberapa menit dengan mobil dari Semanggi daerah. Mal terkenal di antara komunitas kelas atas di Jakarta, dan menawarkan beragam toko-toko high-end dan layanan seperti barang bermerek dan makanan gourmet.

Sejauh anak-anak pergi, mal ini saat ini salah satu tempat paling populer untuk melihat dan dilihat di Jakarta. Ini benar-benar cerminan dari budaya mal Jakarta, di mana hip anak muda dan fashionista sama berkumpul di pusat perbelanjaan untuk hang outall ini juga populer di kalangan komunitas

(92)

ekspatriat Jakarta, karena fasilitas yang sangat baik dan kedekatan dengan pusat kota.

Plaza Senayan adalah pusat perbelanjaan berlantai tiga dengan dua department store terinterkoneksi pada dua sisi, Metro Department Store di sebelah kanan dan Sogo Department Store di sebelah kiri. Kedua department store empat dan lima lantai bangunan dengan basement. Plaza Senayan juga rumah bagi kedua bangsa asing terbesar adalah toko buku, Buku Kinokuniya. Saat ini, toko buku asing terbesar di Indonesia Times Bookstore di Lippo Village (Lippo Karawaci) Jakarta Barat.

(93)

Rumah-rumah lantai dasar berbagai butik-butik perancang sementara lantai kedua adalah didedikasikan untuk pakaian santai dan lantai tiga untuk makanan dan hiburan. Salah satu makanan paling populer pengadilan di CBD area di-host di sini. Singapura terkenal The Crystal Jade Restaurant baru-baru ini membuka's andalannya outlet Indonesia di mal. Berdekatan ke mal ini merupakan cerita parkir garasi-lima memasok lebih dari 3.500 parkir spasi. Ada juga beberapa toko di tanah, keempat dan kegarasi-lima lantai bangunan. Sebuah toko furnitur terletak di lantai dasar, yang telah direnovasi Plaza baru Senayan XXI cineplex dan restoran di lantai lima sementara gang bowling ada di lantai tiga. Sinepleks baru saja ditingkatkan dengan 10 studio, 8 studio standar dan 2 studio premier dengan interior baru.

Object Pengamatan : museum Fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

(94)

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk gaya arsitektur pada bangunan Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho merupakan hasil karya manusia, dimana rancang bangun yang diterapkan merupakan perpaduan dari tiga

Hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa dari kedua elemen fasade bangunan di sepanjang jalan pada kawasan tersebut yang terdiri dari bentuk atap dan tipe bukaan

Bentuk gaya arsitektur pada bangunan Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Ho merupakan hasil karya manusia, dimana rancang bangun yang diterapkan merupakan perpaduan dari tiga

Hasil penelitian menunjukan gaya geser dasar dari analisis riwayat waktu bila bangunan diberi beban gempa El Centro, Chi Chi Taiwan, Kobe Jepang dan Sumatera Indonesia didapat

Hasil yang didapat dari Tugas Akhir ini adalah perancangan fasilitas pengembangan desa wisata budaya yaitu sebuah kompleks bangunan bermassa banyak pada lahan kosong strategis

Dengan metode deskriptif dan data yang didapat dari konsumen dan pengusaha retail bahan bangunan di Setu Bekasi, didapatkan hasil bahwa implementasi strategi CRM dalam

hasil klasifikasi tema pendekatan-pendekatan perancangan bangunan yang sejalan dengan standar kompetensi yang ditetapkan hasil analisis seluruh metode-metode membangun yang

Kajian Tata Letak dan Fungsi Jineng Sesuai dengan hasil survey lapangan jineng adalah satu bangunan tradisional Bali yang pada umumnya berfungsi sebagai lumbung tempat penyimpanan