ISSN
2303 - 0852
PRIORITAS PENDIDIKAN
Edisi 2
Jan - Mar
2013
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Latih 2.564 Fasilitator Praktik yang Baik
Pembelajaran dan Manajemen Sekolah
Solo-Medan. Penyebarluasan praktik yang baik dalam pendidikan melalui kegiatan pelatihan telah dimulai. USAID PRIORITAS melatih 274 fasilitator provinsi yang berasal dari guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen terpilih yang siap melatih lagi fasilitator daerah dan mendampingi sekolah untuk menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. Pelatihan dibagi menjadi dua kelompok, untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) diselenggarakan di Solo, pada14-20 Januari 2013, sedangkan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) kegiatannya dipusatkan di Medan, pada 30 Januari-5 Februari 2013. Mereka dipersiapkan untuk melatih 2.290 fasilitator daerah yang tersebar di tujuh provinsi mitra. Secara keseluruhan ada 2.564 fasilitator yang siap untuk melatih dan mendampingi sekolah di tujuh provinsi mitra USAID PRIORITAS.
Didik Prangbakat, M.Pd mewakili Direktur Pembinaan SD yang hadir pada kegiatan di Solo, melihat potensi yang luar biasa dari para fasilitator. Menurutnya, pelatihan tersebut menjadi kesempatan bagi mereka untuk menjadi guru terbaik yang patut untuk dicontoh guru lainnya. Dr. Juandanilsyah, mewakili Direktur Pembinaan SMP pada kegiatan pelatihan di Medan menyampaikan bahwa ke depan akan banyak tantangan yang dihadapi guru. Dia berharap para fasilitator yang dilatih dapat menjadi motivator untuk mengajak guru-guru lainnya menjadi lebih baik dalam praktik mengajar. Baca berita lengkapnya di halaman 3. (Anw)
Jakarta. Penerapan Kurikulum 2013 perlu melibatkan berbagai potensi pendidikan. Program seperti USAID PRIORITAS
merupakan mitra penting untuk dapat mensinkronkan programnya dengan implementasi kurikulum 2013. Demikian pesan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S pada pertemuan dengan tim USAID
PRIORITAS yang membahas rencana implementasi kurikulum baru itu.
Pesan Wamendikbud ditindaklanjuti USAID PRIORITAS dengan mengenalkan dan mempraktikkan aspek-aspek penting dalam Kurikulum 2013 pada pelatihan yang dilaksanakan di tujuh provinsi mitra.” Awal tahun ini, kita telah memulai pelatihan praktik yang baik untuk SD/MI dan SMP/MTs, sementara kurikulum 2013 masih dalam proses finalisasi. Untuk itu, kita akan mulai dengan memfasilitasi peserta pelatihan menggunakan standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di kurikulum 2013 sebagai bagian penting yang harus dimasukkan dalam praktik mengajar di kelas,” kata Lynne Hill Adviser Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS.
Harapannya, menurut adviser asal Australia itu, peserta dapat memiliki pengalaman dalam memfasilitasi pembelajaran yang berorientasi pada kurikulum 2013. ”Kita memberikan keyakinan kepada peserta bahwa kurikulum ini dapat di
implementasikan secara efektif di sekolah dengan cara mengajar yang memfasilitasi siswa untuk belajar aktif,” tukasnya.
Wamendikbud: Sinkron
dengan Kurikulum 2013
Pertemuan di ruang Wamendikbud membahas sinergi dalam implementasi kurikulum 2013.
Kembangkan Program Berbasis Riset EGRA
2.564 fasilitator siap untuk melatih dan mendampingi sekolah di tujuh provinsi mitra.
Kunjungi:
www.prioritaspendidikan.org
ASESMEN kemampuan membaca siswa kelas awal (EGRA) yang dilaksanakan pada Bulan November - Desember 2012, memberikan data tentang kemampuan membaca siswa di SD/MI daerah mitra USAID PRIORITAS. Berdasarkan hasil EGRA, USAID PRIORITAS akan mengembangkan program yang dapat membantu anak-anak meningkatkan kemampuan membacanya. Berita lengkapnya di halaman 2. (Anw) EGRA di MI Nurul Ulum
PRIORITAS - Nasional
PRIORITAS - Nasional
Hasil Asesmen Kemampuan Membaca Siswa Kelas Awal di Tujuh Provinsi:
Lancar Baca Huruf tapi Sulit Menyimak
Jakarta – Hasil Asesmen Membaca Siswa Kelas Awal (Early Grade Reading
Assessment - EGRA) yang dilakukan pada
4.232 siswa kelas tiga di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di 23 kabupaten di tujuh provinsi mitra USAID PRIORITAS, menunjukkan siswa kelas tiga fasih dalam membaca huruf dan membaca kata-kata tetapi memiliki kesulitan dalam membaca teks dan memahami isinya.
Lorna Power, Deputi Direktur Program USAID PRIORITAS yang memimpin pelaksanaan program EGRA mengatakan bahwa secara keseluruhan temuan ini menunjukkan keterampilan membaca siswa kelas 3 di daerah mitra USAID PRIORITAS sudah cukup baik pada tingkat dasar. "Mereka bisa membaca
kata-kata dalam bahasa Indonesia, tetapi mereka belum tentu selalu mengerti apa yang mereka baca," kata deputi direktur dari Inggris. "Dan mereka sering tidak tahu makna apa yang mereka baca," tambahnya.
Anak-anak pada sampel asesmen bisa mengidentifikasi rata-rata 85,69 huruf dalam satu menit, dan membaca kata-kata bermakna sebanyak 70,42 per menit tetapi anak-anak yang bisa membaca dengan 80% pemahaman kurang dari setengahnya (47,2%). Detailnya lihat tabel di bawah.
EGRA adalah asesmen yang diakui secara internasional dan yang telah divalidasi digunakan di banyak negara di seluruh dunia. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dibutuhkan anak untuk mengetahui komponen
kemampuan dari membaca yang masih perlu dikembangkan. EGRA versi Indonesia berisi enam tugas untuk mengukur kemampuan membaca siswa kelas awal (dari kelas 1 hingga kelas 3), yaitu (1) membaca huruf, (2) membedakan bunyi awal, (3) membaca kata bermakna, (4) membaca kata tidak bermakna, (5) kelancaran membaca kalimat, dan membaca pemahaman berdasarkan teks yang dibacakan, serta (6) menyimak. Asesmen setiap siswa membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Berdasarkan hasil EGRA, diketahui kebanyakan siswa di kelas tiga hanya mengerti 50% dari apa yang mereka dengar, dan hanya separuh dari anak-anak mengerti apa yang mereka baca.
”Meningkatkan kemampuan membaca anak akan membantu meningkatkan kemampuannya untuk belajar di semua mata pelajaran dalam kurikulum. Hal ini adalah tantangan riil untuk kita semua," katanya lagi.
(Anw)
Sebarluaskan Praktik yang Baik melalui Pelatihan
USAID PRIORITAS mengusungpelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah pada kegiatan yang digelar di tujuh provinsi mitra. Pelatihan yang berlangsung mulai Januari s.d Agustus 2013 itu, mengembangkan materi pelatihan yang selama ini terbukti efektif dalam mewujudkan perubahan di sekolah.
Untuk memberikan contoh riil perubahan, pada beberapa materi pelatihan ditayangkan video keberhasilan yang terjadi di sekolah. Misalnya
implementasi pembelajaran aktif kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), pembelajaran kontekstual, strategi sekolah dalam mendorong peranserta masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah, dan beberapa video untuk memberikan inspirasi kepada peserta.
Untuk menguatkan pemahaman dan
keyakinan peserta tentang aktivitas program ini, para pelaku praktik yang baik juga diundang sebagai narasumber. Mereka memaparkan pengalaman keberhasilannya dalam memfasilitasi pembelajaran aktif dan menerapkan manajemen berbasis sekolah. Peserta juga diberi kesempatan untuk berdialog dan mencatat hal-hal penting yang dapat diadaptasi di sekolahnya.
Setelah mendapatkan materi pelatihan tentang pembelajaran, seluruh peserta diminta mengembangkan RPP untuk diimplementasikan pada praktik mengajar di sekolah. Semua peserta diwajibkan mengajar dan memastikan semua aspek yang dilatihkan, diimplementasikan dalam praktik mengajar.
Prof. Dr. H. Patta Bundu, M.Ed, Dosen PGSD Universitas Negeri Makassar menilai pelatihan yang diikutinya sangat menarik dan inspiratif. ”Pelatihan ini dapat
mendorong percepatan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,” kata dosen yang aktif mengikuti pelatihan untuk SD/MI di Solo pada Januari lalu. (Anw)
Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email [email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students HASIL asesmen EGRA, akan
digunakan USAID PRIORITAS untuk merancang program yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan membaca anak-anak. "Ini akan membantu USAID untuk mencapai target global membantu
meningkatkan keterampilan membaca 100 juta anak-anak di seluruh dunia. EGRA merupakan faktor kunci dalam membantu kita mencapai target ini," jelas Jalu Cahyanto, Program Manager USAID Indonesia.
Dr. Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik BP SDM PMP Kemdikbud, pada kegiatan pemaparan hasil asesmen EGRA di Jakarta pada Pebruari lalu, menyambut baik pelaksanaan EGRA di Indonesia. Menurutnya, program ini sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak-anak di Indonesia. “Banyak penelitian yang hanya menyentuh di permukaan, tetapi EGRA ini menyentuh langsung pada persoalan di lapangan. Kami mendukung kolaborasi Kemdikbud dengan USAID untuk memperluas cakupan pelaksanaan EGRA di Indonesia,” tegasnya. Ibu Unifa juga berharap, selain mengases kemampuan membaca anak, guru juga perlu diases kemampuan mengajarnya sehingga diketahui relevansinya dengan kemampuan anak. (Anw)
KALANGAN profesional pendidikan melihat potensi besar dalam aplikasi EGRA. Seperti yang diutarakan Prof. Dr. Asfah Rahman, dosen Universitas Negeri
Makassar (UNM). Menurutnya
EGRA sangat penting sebagai input untuk meningkatkan kualitas pelatihan guru di tingkat universitas. "Berdasarkan EGRA kita dapat mengembangkan materi yang relevan dengan permasalahan guru dalam mengajar keterampilan membaca. Bahan pelatihan tersebut dapat digunakan untuk perkuliahan atau pendidikan profesi guru," kata dosen UNM itu.
Hal senada juga disampaikan Ririk Ratnasari staf di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bahasa,
Kemdikbud. "Hasil EGRA dapat membantu kita untuk merancang program pelatihan guru untuk guru kelas awal, sehingga kita bisa melatih guru untuk mengajar yang lebih baik," katanya yakin.
Relevan dengan LPTK
PADA pelatihan yang melibatkan 2.564 fasilitator itu, USAID PRIORITAS juga memfasilitasi peserta tentang konteks Kurikulum 2013. Peserta didampingi untuk implementasikan standar kompetensi lulusan (SKL) Kurikulum 2013 dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) praktik mengajar.
”Kita mendampingi peserta untuk memastikan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada pada SKL Kurikulum 2013 sudah menjadi bagian dalam RPP dan diterapkan pada praktik mengajar di kelas. Peserta menggunakan standar isi dari kurikulum yang berlaku yang diintegrasikan dengan SKL Kurikulum 2013,” kata Ujang Sukandi Spesialis Pelatihan Guru USAID PRIORITAS.
Pola ini akan diteruskan sampai pada pelatihan di tingkat sekolah. Peserta akan menjadi fasilitator yang juga dapat menyampaikan konteks kurikulum 2013. ”Pada saat implementasi Kurikulum 2013 sudah diberlakukan, maka kita harapkan para guru di sekolah mitra sudah familier dengan proses pembelajaran yang berorientasi Kurikulum 2013 yaitu tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Anw)
Implementasikan SKL Kurikulum 2013
Apa yang Dilatihkan?
Pelatihan ini mengusung dua aspek penting perubahan di sekolah, yaitu Pembelajaran dan Manajemen Sekolah. Berikut adalah gambaran materi pelatihannya,
Pembelajaran SD/MI:
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Persiapan dan Praktik Mengajar Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Menyusun Rencana Tindaklanjut Penerapan PAKEM Pembelajaran SMP/MTs: Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kooperatif Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa Belajar
Menulis Jurnal Reflektif,
Persiapan dan Praktik Mengajar
Mengoptimalkan Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Penerapan
Pembelajaran Kontekstual Manajemen Sekolah:
Manajemen Sekolah (Pemberdayaan Berbagai Pihak untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Transparansi dan Akuntabilitas)
Peranserta Masyarakat (Manfaat, Jenis, dan Cara Mendorong)
Perencanaan dan Penganggaran Sekolah
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Penerapan
Manajemen Sekolah Materi dan video pelatihan dapat diunduh di www.prioritaspendidikan.org. Membaca Huruf Per Menit Bunyi Awal Kata Bermakna Per Menit Kata Tidak Bermakna Per Menit Membaca Lancar Per Menit Memahami Bacaan Menyimak Skor Rata-rata di kelas tiga 85,69 Tidak ada Skor Max 4,72 Skor Max 10 70,42
Tidak ada Skor Max
35,57
Tidak ada Skor Max
68,09
Tidak ada Skor Max 3,25 Skor Max 5 1,52 Skor Max 5 % siswa dgn skor zero 0,50% 8,01% 1,85% 3,69% 1,34% 3,31% 16,77% Asfah Rahman
EGRA menjadi pintu masuk untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.
EGRA perlu waktu sekitar 15 menit untuk mengases siswa.
USAID Bantu 100 Juta
Anak Terampil Membaca
Melisa, siswi MTsN Lubuk Pakam dan teman sekelompoknya mencari informasi hubungan asosiatif dan disosiatif yang terjadi di sekolahnya. Mereka mewancarai petugas kebersihan sekolah. Proses pembelajaran aktif ini merupakan bagian dari praktik mengajar peserta pelatihan USAID PRIORITAS.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINGKAS
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan PRIBADI YANG BERMAIN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN DAN PERADABAN
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak 2. Lingkup dan kedalaman materi 3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan 5. Lingkungan
PRIORITAS - Nasional
PRIORITAS - Nasional
Hasil Asesmen Kemampuan Membaca Siswa Kelas Awal di Tujuh Provinsi:
Lancar Baca Huruf tapi Sulit Menyimak
Jakarta – Hasil Asesmen Membaca Siswa Kelas Awal (Early Grade Reading
Assessment - EGRA) yang dilakukan pada
4.232 siswa kelas tiga di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di 23 kabupaten di tujuh provinsi mitra USAID PRIORITAS, menunjukkan siswa kelas tiga fasih dalam membaca huruf dan membaca kata-kata tetapi memiliki kesulitan dalam membaca teks dan memahami isinya.
Lorna Power, Deputi Direktur Program USAID PRIORITAS yang memimpin pelaksanaan program EGRA mengatakan bahwa secara keseluruhan temuan ini menunjukkan keterampilan membaca siswa kelas 3 di daerah mitra USAID PRIORITAS sudah cukup baik pada tingkat dasar. "Mereka bisa membaca
kata-kata dalam bahasa Indonesia, tetapi mereka belum tentu selalu mengerti apa yang mereka baca," kata deputi direktur dari Inggris. "Dan mereka sering tidak tahu makna apa yang mereka baca," tambahnya.
Anak-anak pada sampel asesmen bisa mengidentifikasi rata-rata 85,69 huruf dalam satu menit, dan membaca kata-kata bermakna sebanyak 70,42 per menit tetapi anak-anak yang bisa membaca dengan 80% pemahaman kurang dari setengahnya (47,2%). Detailnya lihat tabel di bawah.
EGRA adalah asesmen yang diakui secara internasional dan yang telah divalidasi digunakan di banyak negara di seluruh dunia. Hasilnya digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dibutuhkan anak untuk mengetahui komponen
kemampuan dari membaca yang masih perlu dikembangkan. EGRA versi Indonesia berisi enam tugas untuk mengukur kemampuan membaca siswa kelas awal (dari kelas 1 hingga kelas 3), yaitu (1) membaca huruf, (2) membedakan bunyi awal, (3) membaca kata bermakna, (4) membaca kata tidak bermakna, (5) kelancaran membaca kalimat, dan membaca pemahaman berdasarkan teks yang dibacakan, serta (6) menyimak. Asesmen setiap siswa membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Berdasarkan hasil EGRA, diketahui kebanyakan siswa di kelas tiga hanya mengerti 50% dari apa yang mereka dengar, dan hanya separuh dari anak-anak mengerti apa yang mereka baca.
”Meningkatkan kemampuan membaca anak akan membantu meningkatkan kemampuannya untuk belajar di semua mata pelajaran dalam kurikulum. Hal ini adalah tantangan riil untuk kita semua," katanya lagi.
(Anw)
Sebarluaskan Praktik yang Baik melalui Pelatihan
USAID PRIORITAS mengusungpelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah pada kegiatan yang digelar di tujuh provinsi mitra. Pelatihan yang berlangsung mulai Januari s.d Agustus 2013 itu, mengembangkan materi pelatihan yang selama ini terbukti efektif dalam mewujudkan perubahan di sekolah.
Untuk memberikan contoh riil perubahan, pada beberapa materi pelatihan ditayangkan video keberhasilan yang terjadi di sekolah. Misalnya
implementasi pembelajaran aktif kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), pembelajaran kontekstual, strategi sekolah dalam mendorong peranserta masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah, dan beberapa video untuk memberikan inspirasi kepada peserta.
Untuk menguatkan pemahaman dan
keyakinan peserta tentang aktivitas program ini, para pelaku praktik yang baik juga diundang sebagai narasumber. Mereka memaparkan pengalaman keberhasilannya dalam memfasilitasi pembelajaran aktif dan menerapkan manajemen berbasis sekolah. Peserta juga diberi kesempatan untuk berdialog dan mencatat hal-hal penting yang dapat diadaptasi di sekolahnya.
Setelah mendapatkan materi pelatihan tentang pembelajaran, seluruh peserta diminta mengembangkan RPP untuk diimplementasikan pada praktik mengajar di sekolah. Semua peserta diwajibkan mengajar dan memastikan semua aspek yang dilatihkan, diimplementasikan dalam praktik mengajar.
Prof. Dr. H. Patta Bundu, M.Ed, Dosen PGSD Universitas Negeri Makassar menilai pelatihan yang diikutinya sangat menarik dan inspiratif. ”Pelatihan ini dapat
mendorong percepatan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,” kata dosen yang aktif mengikuti pelatihan untuk SD/MI di Solo pada Januari lalu. (Anw)
Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email [email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students HASIL asesmen EGRA, akan
digunakan USAID PRIORITAS untuk merancang program yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan membaca anak-anak. "Ini akan membantu USAID untuk mencapai target global membantu
meningkatkan keterampilan membaca 100 juta anak-anak di seluruh dunia. EGRA merupakan faktor kunci dalam membantu kita mencapai target ini," jelas Jalu Cahyanto, Program Manager USAID Indonesia.
Dr. Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik BP SDM PMP Kemdikbud, pada kegiatan pemaparan hasil asesmen EGRA di Jakarta pada Pebruari lalu, menyambut baik pelaksanaan EGRA di Indonesia. Menurutnya, program ini sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak-anak di Indonesia. “Banyak penelitian yang hanya menyentuh di permukaan, tetapi EGRA ini menyentuh langsung pada persoalan di lapangan. Kami mendukung kolaborasi Kemdikbud dengan USAID untuk memperluas cakupan pelaksanaan EGRA di Indonesia,” tegasnya. Ibu Unifa juga berharap, selain mengases kemampuan membaca anak, guru juga perlu diases kemampuan mengajarnya sehingga diketahui relevansinya dengan kemampuan anak. (Anw)
KALANGAN profesional pendidikan melihat potensi besar dalam aplikasi EGRA. Seperti yang diutarakan Prof. Dr. Asfah Rahman, dosen Universitas Negeri
Makassar (UNM). Menurutnya
EGRA sangat penting sebagai input untuk meningkatkan kualitas pelatihan guru di tingkat universitas. "Berdasarkan EGRA kita dapat mengembangkan materi yang relevan dengan permasalahan guru dalam mengajar keterampilan membaca. Bahan pelatihan tersebut dapat digunakan untuk perkuliahan atau pendidikan profesi guru," kata dosen UNM itu.
Hal senada juga disampaikan Ririk Ratnasari staf di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bahasa,
Kemdikbud. "Hasil EGRA dapat membantu kita untuk merancang program pelatihan guru untuk guru kelas awal, sehingga kita bisa melatih guru untuk mengajar yang lebih baik," katanya yakin.
Relevan dengan LPTK
PADA pelatihan yang melibatkan 2.564 fasilitator itu, USAID PRIORITAS juga memfasilitasi peserta tentang konteks Kurikulum 2013. Peserta didampingi untuk implementasikan standar kompetensi lulusan (SKL) Kurikulum 2013 dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) praktik mengajar.
”Kita mendampingi peserta untuk memastikan aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada pada SKL Kurikulum 2013 sudah menjadi bagian dalam RPP dan diterapkan pada praktik mengajar di kelas. Peserta menggunakan standar isi dari kurikulum yang berlaku yang diintegrasikan dengan SKL Kurikulum 2013,” kata Ujang Sukandi Spesialis Pelatihan Guru USAID PRIORITAS.
Pola ini akan diteruskan sampai pada pelatihan di tingkat sekolah. Peserta akan menjadi fasilitator yang juga dapat menyampaikan konteks kurikulum 2013. ”Pada saat implementasi Kurikulum 2013 sudah diberlakukan, maka kita harapkan para guru di sekolah mitra sudah familier dengan proses pembelajaran yang berorientasi Kurikulum 2013 yaitu tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Anw)
Implementasikan SKL Kurikulum 2013
Apa yang Dilatihkan?
Pelatihan ini mengusung dua aspek penting perubahan di sekolah, yaitu Pembelajaran dan Manajemen Sekolah. Berikut adalah gambaran materi pelatihannya,
Pembelajaran SD/MI:
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Efektif
Persiapan dan Praktik Mengajar Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Menyusun Rencana Tindaklanjut Penerapan PAKEM Pembelajaran SMP/MTs: Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kooperatif Merumuskan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir Tingkat Tinggi
Menciptakan Lingkungan Kelas yang Mendorong Siswa Belajar
Menulis Jurnal Reflektif,
Persiapan dan Praktik Mengajar
Mengoptimalkan Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Penerapan
Pembelajaran Kontekstual Manajemen Sekolah:
Manajemen Sekolah (Pemberdayaan Berbagai Pihak untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Transparansi dan Akuntabilitas)
Peranserta Masyarakat (Manfaat, Jenis, dan Cara Mendorong)
Perencanaan dan Penganggaran Sekolah
Menyusun Rencana Tindak Lanjut Penerapan
Manajemen Sekolah Materi dan video pelatihan dapat diunduh di www.prioritaspendidikan.org. Membaca Huruf Per Menit Bunyi Awal Kata Bermakna Per Menit Kata Tidak Bermakna Per Menit Membaca Lancar Per Menit Memahami Bacaan Menyimak Skor Rata-rata di kelas tiga 85,69 Tidak ada Skor Max 4,72 Skor Max 10 70,42
Tidak ada Skor Max
35,57
Tidak ada Skor Max
68,09
Tidak ada Skor Max 3,25 Skor Max 5 1,52 Skor Max 5 % siswa dgn skor zero 0,50% 8,01% 1,85% 3,69% 1,34% 3,31% 16,77% Asfah Rahman
EGRA menjadi pintu masuk untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa.
EGRA perlu waktu sekitar 15 menit untuk mengases siswa.
USAID Bantu 100 Juta
Anak Terampil Membaca
Melisa, siswi MTsN Lubuk Pakam dan teman sekelompoknya mencari informasi hubungan asosiatif dan disosiatif yang terjadi di sekolahnya. Mereka mewancarai petugas kebersihan sekolah. Proses pembelajaran aktif ini merupakan bagian dari praktik mengajar peserta pelatihan USAID PRIORITAS.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINGKAS
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan PRIBADI YANG BERMAIN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN
KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN DAN PERADABAN
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak 2. Lingkup dan kedalaman materi 3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan 5. Lingkungan
PRIORITAS - Nasional
PRIORITAS - Nasional
Membangun Peta Kemitraan Strategis dengan LPTK
STRATEGI utama program USAID PRIORITAS dalam menjalankan
programnya adalah bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK). Kegiatan LPTK
Introductory Meeting yang diselenggarakan
di tujuh provinsi mitra pada Bulan Februari-Maret lalu, menegasi kemitraan USAID PRIORITAS dan LPTK untuk meningkatkan kualitas pendidikan guru pra dan dalam jabatan.
Di Medan, Dua LPTK terbesar di Sumatera Utara (Sumut), Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU) menyatakan kemitraan ini akan membantu peningkatan layanan
pendidikan di Provinsi Sumut menjadi layanan pendidikan kelas dunia. Hal itu disampaikan dalam kegiatan TTI
Introductory Meeting di Grand Angkasa
International Hotel, Medan (8/3). Rektor IAIN SU Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA sangat mendukung program kemitraan ini. USAID PRIORITAS sebagai kelanjutan program USAID DBE
(Decentralized Basic Education), dipercaya mampu meningkatkan mutu pendidikan dasar. ”Saya telah ikut bekerjasama dengan program DBE yang banyak membawa perubahan dan manfaat,” kata Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA.
Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA yang juga Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dikerjakan USAID DBE adalah jawaban atas kebutuhan guru. Guru-guru dan sekolah yang dilatih USAID DBE menjadi
kreatif dan inovatif. “Guru yang tidak ikut dilatih oleh USAID DBE menjadi
cemburu. Karena itu diseminasi program ini harus dilakukan lebih luas agar hasil baiknya bisa menular,” pungkas lulusan University of California, Los Angeles (UCLA) AS.
Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS menyebut kerjasama dengan USAID PRIORITAS merupakan kemitraan yang strategis. Melalui kemitraan ini, dosen-dosen Unimed akan mengambil manfaat dan meningkatkan keterampilan sebagai tenaga pengajar profesional. Beliau optimis program USAID PRIORITAS mampu mengubah budaya
teacher-centered menjadi student-teacher-centered.
Diresmikan Konsul AS
Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera, Kathryn A. Crockart mendukung penuh usaha USAID PRIORITAS bekerjasama dengan LPTK. Kathryn mengatakan bahwa pemerintah AS berkomitmen membantu pemerintah Indonesia meningkatan akses layanan pendidikan dasar berkualitas. ”Komitmen ini merupakan bagian dari kemitraan
konprehensif yang ditanda-tangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” jelasnya.
(Eh/Anw) Adviser Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS, Lynn Hill menyerahkan Kerangka Acuan Kerjasama (KAK) kepada Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS dan Rektor IAIN SU Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA disaksikan Konsul AS untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockrat dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan.
TUJUAN utama kemitraan USAID PRIORITAS dengan LPTK adalah untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah melalui program pendidikan guru pra dan dalam jabatan. LPTK akan terlibat dalam peningkatan kualitas perkuliahan dan praktikum untuk mahasiswa. Mereka juga akan terlibat dalam pelatihan dan pendampingan guru di daerah mitra dalam hal pembelajaran dan
manajemen sekolah. Selain itu, kemitraan dengan LPTK juga untuk membantu kabupaten/kota dalam meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Semua itu menjadi sistem yang dibangun untuk memperkuat dampak di sekolah.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya: (1) Menguatkan program praktik mengajar untuk mahasiswa (pra jabatan) dan pendidikan profesi guru (dalam jabatan); (2) Melatih dosen secara langsung tentang praktik pembelajaran yang baik; (3) Melibatkan dosen dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan sekolah; (4) Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK terpilih; (5) Membantu LPTK dalam pengembangan/revisi kurikulum pendidikan guru pra dan dalam jabatan; (6) Mendukung pengembangan LPTK sebagai penyedia layanan (service provider) untuk pendidikan dalam jabatan; dan (7) Melaksanakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) bersama guru.
Praktik pendidikan yang baik hasil dari kemitraan ini akan didiseminasikan melalui konsorsium LPTK di daerah mitra. Program ini untuk memperkuat peningkatan kualitas membaca siswa kelas awal, Matematika dan Sains.
(Anw)
Prof. Dr. Fathur Rokhman Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS pada saat penyerahan KAK kemitraan USAID PRIORITAS dengan Unnes.
Bagaimana Kemitraaan dengan LPTK?
Cimahi Susun Renstra Berbasis Peningkatan Mutu Pembelajaran
KOTA Cimahi menjadi pilot project USAID PRIORITAS dalam program pendampingan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan. Dari pendampingan ini, kami belajar bahwa cara pandang dan ketajaman analisis isu strategis berdasarkan data dan informasi menjadi kunci utama dalam menetapkan kebijakan pendidikan melalui program dan kegiatan strategis selama Tahun 2013-2017. Ada tiga perhatian khusus dalam Renstra ini, yaitu: 1. Data dan Informasi
Penentuan arah sasaran, pilihan strategi, penetapan kebijakan mesti berbasis data dan informasi pendidikan Kota Cimahi. Hal ini untuk mengidentifikasi sasaran khusus, seperti sekolah dengan kinerja rendah, kelompok siswa
berkebutuhan khusus (keterbatasan fisik, ekonomi, jarak tempuh), kelompok sekolah yang kelebihan/kekurangan siswa atau guru, dan lain-lain.
Data dan informasi yang diolah melalui sistem informasi pendidikan yang
dikembangkan USAID PRIORITAS, memberikan dukungan yang signifikan dalam penentuan program pembangunan
pendidikan yang efektif dan efisien. 2. Mutu Pembelajaran
Visi Dinas Pendidikan Cimahi,
terwujudnya pendidikan yang berkualitas menuju masyarakat cerdas dan berdaya saing, membawa kebijakan pembangunan
lebih berfokus pada peningkatan mutu. Dalam analisis mutu, diperhatikan beberapa target, misalnya rasio siswa-rombel, rasio siswa-guru, rata-rata nilai ujian, angka mengulang kelas yang pada hakikatnya mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Semua target di atas menjadi fokus utama dalam perencanaan strategis untuk kemajuan
dan peningkatan kualitas pendidikan di Kota Cimahi.
3. Mutu dan Distribusi Guru
Guru dan pembelajaran, bagaikan mata uang yang saling menegaskan. Sebaran siswa dan sebaran guru menjadi salah satu penentu keberhasilan kualitas
pembelajaran. Berdasarkan data tahun 2012 yang diolah dengan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan USAID-PRIORITAS, potret satuan pendidikan Kota Cimahi menunjukkan penumpukan satuan pendidikan dengan rasio siswa-rombel di atas 32 dan rasio Guru Kelas-Rombel di bawah 1 (kekurangan guru kelas).
Di sisi lain, masih terdapat beberapa satuan pendidikan yang memiliki jumlah siswa kecil (siswa per rombel kurang dari 32), tetapi justru jumlah guru kelas yang tersedia lebih dari yang dibutuhkan. Ketidakseimbangan distribusi guru terhadap distribusi siswa merupakan tantangan bagi kami untuk menata sistem pengelolaan pendidikan, terutama dalam memperkecil kesenjangan antar satuan pendidikan. Isu ini menjadi salah satu isu strategis Dinas Pendidikan melalui kebijakan pemerataan guru dan
pembatasan penerimaan siswa baru untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa di kelas. Terima kasih USAID PRIORITAS. *** Pertemuan tim USAID PRIORITAS dengan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi bersama tim Penyusun Renstra.
Oleh Sri Rusmiyati, Kasubag Program Dinas Pendidikan Kota Cimahi
Kembangkan Program Penataan dan Pemerataan Guru
PEMERATAAN distribusi guru,saat ini menjadi permasalahan penting di Indonesia. Di beberapa daerah, ternyata banyak sekolah yang memiliki kelebihan guru sedangkan di sekolah lainnya jumlah guru tidak sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya terjadi inefisiensi pembiayaan pendidikan. Seringkali BOS lebih banyak digunakan untuk membiayai belanja pegawai dibandingkan untuk kebutuhan pembelajaran. Pemerintah juga telah menerbitkan surat peraturan bersama (Perber) 5 menteri pada 3 Oktober 2011untuk menata pemerataan distribusi guru secara nasional.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut, USAID PRIORITAS mengembangkan program Pengembangan Kapasitas dalam Penataan dan Pemerataan Guru yang akan
diimplementasikan di 60 daerah mitra. ”Kami akan membantu kabupaten/kota dalam melakukan analisis kecukupan dan kebutuhan guru yang hasilnya digunakan untuk membuat kebijakan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Bila distribusi guru merata dan sesuai kebutuhan maka hal itu dapat meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek kecukupan guru. Pembiayaan dana BOS juga bisa difokuskan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelas Dr. Mark Heyward Adviser Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS.
Kabupaten Blitar menjadi ujicoba pertama dari modul penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Beberapa unsur pemerintah akan terlibat dalam
kegiatan ini, seperti dinas pendidikan, BKD (badan kepegawaian daerah), Bappeda, Kemenag, pengawas, dan unsur sekolah. Kegiatan ini akan menghasilkan peta distribusi guru dan alternatif kebijakan penataan dan pemerataan guru tingkat satuan
pendidikan dalam kabupaten/kota. ”USAID Prioritas akan fasilitasi dan dampingi daerah yang berkomitmen untuk menata pemerataan guru di daerahnya,” kata Dr. Heyward.
Program Pengembangan Kapasitas dalam Penataan dan Pemerataan Guru USAID PRIORITAS, sangat diapresiasi oleh Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar (P2TK) Dr. Sumarna Surapranata. Pada pertemuan di ruang kerjanya (27/3), dia berharap USAID PRIORITAS dapat memberikan solusi dalam penataan dan pemerataan guru di kabupaten/kota. “Tenaga ahli kami siap untuk bekerjasama dan kami juga membuka akses data pokok pendidikan (Dapodik) untuk USAID PRIORITAS,” katanya setelah mendapat penjelasan program dari USAID PRIORITAS. (Anw)
Dr. Sumarna Surapranata, Direktur P2TK Kemdikbud
Penataan distribusi guru dapat membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
PRIORITAS - Nasional
PRIORITAS - Nasional
Membangun Peta Kemitraan Strategis dengan LPTK
STRATEGI utama program USAID PRIORITAS dalam menjalankan
programnya adalah bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK). Kegiatan LPTK
Introductory Meeting yang diselenggarakan
di tujuh provinsi mitra pada Bulan Februari-Maret lalu, menegasi kemitraan USAID PRIORITAS dan LPTK untuk meningkatkan kualitas pendidikan guru pra dan dalam jabatan.
Di Medan, Dua LPTK terbesar di Sumatera Utara (Sumut), Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN SU) menyatakan kemitraan ini akan membantu peningkatan layanan
pendidikan di Provinsi Sumut menjadi layanan pendidikan kelas dunia. Hal itu disampaikan dalam kegiatan TTI
Introductory Meeting di Grand Angkasa
International Hotel, Medan (8/3). Rektor IAIN SU Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA sangat mendukung program kemitraan ini. USAID PRIORITAS sebagai kelanjutan program USAID DBE
(Decentralized Basic Education), dipercaya mampu meningkatkan mutu pendidikan dasar. ”Saya telah ikut bekerjasama dengan program DBE yang banyak membawa perubahan dan manfaat,” kata Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA.
Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA yang juga Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dikerjakan USAID DBE adalah jawaban atas kebutuhan guru. Guru-guru dan sekolah yang dilatih USAID DBE menjadi
kreatif dan inovatif. “Guru yang tidak ikut dilatih oleh USAID DBE menjadi
cemburu. Karena itu diseminasi program ini harus dilakukan lebih luas agar hasil baiknya bisa menular,” pungkas lulusan University of California, Los Angeles (UCLA) AS.
Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS menyebut kerjasama dengan USAID PRIORITAS merupakan kemitraan yang strategis. Melalui kemitraan ini, dosen-dosen Unimed akan mengambil manfaat dan meningkatkan keterampilan sebagai tenaga pengajar profesional. Beliau optimis program USAID PRIORITAS mampu mengubah budaya
teacher-centered menjadi student-teacher-centered.
Diresmikan Konsul AS
Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera, Kathryn A. Crockart mendukung penuh usaha USAID PRIORITAS bekerjasama dengan LPTK. Kathryn mengatakan bahwa pemerintah AS berkomitmen membantu pemerintah Indonesia meningkatan akses layanan pendidikan dasar berkualitas. ”Komitmen ini merupakan bagian dari kemitraan
konprehensif yang ditanda-tangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” jelasnya.
(Eh/Anw) Adviser Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS, Lynn Hill menyerahkan Kerangka Acuan Kerjasama (KAK) kepada Rektor Unimed, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MS dan Rektor IAIN SU Prof. Dr. Nur Fadhil Lubis, MA disaksikan Konsul AS untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockrat dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan.
TUJUAN utama kemitraan USAID PRIORITAS dengan LPTK adalah untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah melalui program pendidikan guru pra dan dalam jabatan. LPTK akan terlibat dalam peningkatan kualitas perkuliahan dan praktikum untuk mahasiswa. Mereka juga akan terlibat dalam pelatihan dan pendampingan guru di daerah mitra dalam hal pembelajaran dan
manajemen sekolah. Selain itu, kemitraan dengan LPTK juga untuk membantu kabupaten/kota dalam meningkatkan kualitas tata kelola dan manajemen pendidikan. Semua itu menjadi sistem yang dibangun untuk memperkuat dampak di sekolah.
Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, diantaranya: (1) Menguatkan program praktik mengajar untuk mahasiswa (pra jabatan) dan pendidikan profesi guru (dalam jabatan); (2) Melatih dosen secara langsung tentang praktik pembelajaran yang baik; (3) Melibatkan dosen dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan sekolah; (4) Melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK terpilih; (5) Membantu LPTK dalam pengembangan/revisi kurikulum pendidikan guru pra dan dalam jabatan; (6) Mendukung pengembangan LPTK sebagai penyedia layanan (service provider) untuk pendidikan dalam jabatan; dan (7) Melaksanakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) bersama guru.
Praktik pendidikan yang baik hasil dari kemitraan ini akan didiseminasikan melalui konsorsium LPTK di daerah mitra. Program ini untuk memperkuat peningkatan kualitas membaca siswa kelas awal, Matematika dan Sains.
(Anw)
Prof. Dr. Fathur Rokhman Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS pada saat penyerahan KAK kemitraan USAID PRIORITAS dengan Unnes.
Bagaimana Kemitraaan dengan LPTK?
Cimahi Susun Renstra Berbasis Peningkatan Mutu Pembelajaran
KOTA Cimahi menjadi pilot project USAID PRIORITAS dalam program pendampingan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan. Dari pendampingan ini, kami belajar bahwa cara pandang dan ketajaman analisis isu strategis berdasarkan data dan informasi menjadi kunci utama dalam menetapkan kebijakan pendidikan melalui program dan kegiatan strategis selama Tahun 2013-2017. Ada tiga perhatian khusus dalam Renstra ini, yaitu: 1. Data dan Informasi
Penentuan arah sasaran, pilihan strategi, penetapan kebijakan mesti berbasis data dan informasi pendidikan Kota Cimahi. Hal ini untuk mengidentifikasi sasaran khusus, seperti sekolah dengan kinerja rendah, kelompok siswa
berkebutuhan khusus (keterbatasan fisik, ekonomi, jarak tempuh), kelompok sekolah yang kelebihan/kekurangan siswa atau guru, dan lain-lain.
Data dan informasi yang diolah melalui sistem informasi pendidikan yang
dikembangkan USAID PRIORITAS, memberikan dukungan yang signifikan dalam penentuan program pembangunan
pendidikan yang efektif dan efisien. 2. Mutu Pembelajaran
Visi Dinas Pendidikan Cimahi,
terwujudnya pendidikan yang berkualitas menuju masyarakat cerdas dan berdaya saing, membawa kebijakan pembangunan
lebih berfokus pada peningkatan mutu. Dalam analisis mutu, diperhatikan beberapa target, misalnya rasio siswa-rombel, rasio siswa-guru, rata-rata nilai ujian, angka mengulang kelas yang pada hakikatnya mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Semua target di atas menjadi fokus utama dalam perencanaan strategis untuk kemajuan
dan peningkatan kualitas pendidikan di Kota Cimahi.
3. Mutu dan Distribusi Guru
Guru dan pembelajaran, bagaikan mata uang yang saling menegaskan. Sebaran siswa dan sebaran guru menjadi salah satu penentu keberhasilan kualitas
pembelajaran. Berdasarkan data tahun 2012 yang diolah dengan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan USAID-PRIORITAS, potret satuan pendidikan Kota Cimahi menunjukkan penumpukan satuan pendidikan dengan rasio siswa-rombel di atas 32 dan rasio Guru Kelas-Rombel di bawah 1 (kekurangan guru kelas).
Di sisi lain, masih terdapat beberapa satuan pendidikan yang memiliki jumlah siswa kecil (siswa per rombel kurang dari 32), tetapi justru jumlah guru kelas yang tersedia lebih dari yang dibutuhkan. Ketidakseimbangan distribusi guru terhadap distribusi siswa merupakan tantangan bagi kami untuk menata sistem pengelolaan pendidikan, terutama dalam memperkecil kesenjangan antar satuan pendidikan. Isu ini menjadi salah satu isu strategis Dinas Pendidikan melalui kebijakan pemerataan guru dan
pembatasan penerimaan siswa baru untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa di kelas. Terima kasih USAID PRIORITAS. *** Pertemuan tim USAID PRIORITAS dengan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi bersama tim Penyusun Renstra.
Oleh Sri Rusmiyati, Kasubag Program Dinas Pendidikan Kota Cimahi
Kembangkan Program Penataan dan Pemerataan Guru
PEMERATAAN distribusi guru,saat ini menjadi permasalahan penting di Indonesia. Di beberapa daerah, ternyata banyak sekolah yang memiliki kelebihan guru sedangkan di sekolah lainnya jumlah guru tidak sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya terjadi inefisiensi pembiayaan pendidikan. Seringkali BOS lebih banyak digunakan untuk membiayai belanja pegawai dibandingkan untuk kebutuhan pembelajaran. Pemerintah juga telah menerbitkan surat peraturan bersama (Perber) 5 menteri pada 3 Oktober 2011untuk menata pemerataan distribusi guru secara nasional.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut, USAID PRIORITAS mengembangkan program Pengembangan Kapasitas dalam Penataan dan Pemerataan Guru yang akan
diimplementasikan di 60 daerah mitra. ”Kami akan membantu kabupaten/kota dalam melakukan analisis kecukupan dan kebutuhan guru yang hasilnya digunakan untuk membuat kebijakan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Bila distribusi guru merata dan sesuai kebutuhan maka hal itu dapat meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek kecukupan guru. Pembiayaan dana BOS juga bisa difokuskan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” jelas Dr. Mark Heyward Adviser Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS.
Kabupaten Blitar menjadi ujicoba pertama dari modul penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Beberapa unsur pemerintah akan terlibat dalam
kegiatan ini, seperti dinas pendidikan, BKD (badan kepegawaian daerah), Bappeda, Kemenag, pengawas, dan unsur sekolah. Kegiatan ini akan menghasilkan peta distribusi guru dan alternatif kebijakan penataan dan pemerataan guru tingkat satuan
pendidikan dalam kabupaten/kota. ”USAID Prioritas akan fasilitasi dan dampingi daerah yang berkomitmen untuk menata pemerataan guru di daerahnya,” kata Dr. Heyward.
Program Pengembangan Kapasitas dalam Penataan dan Pemerataan Guru USAID PRIORITAS, sangat diapresiasi oleh Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar (P2TK) Dr. Sumarna Surapranata. Pada pertemuan di ruang kerjanya (27/3), dia berharap USAID PRIORITAS dapat memberikan solusi dalam penataan dan pemerataan guru di kabupaten/kota. “Tenaga ahli kami siap untuk bekerjasama dan kami juga membuka akses data pokok pendidikan (Dapodik) untuk USAID PRIORITAS,” katanya setelah mendapat penjelasan program dari USAID PRIORITAS. (Anw)
Dr. Sumarna Surapranata, Direktur P2TK Kemdikbud
Penataan distribusi guru dapat membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
PRIORITAS - Nasional
USAID PRIORITAS pada Bulan November s.d Desember 2012 melakukan asesmen awal kepada lebih dari 1.400 siswa SD/MI dan lebih dari 1.100 siswa SMP/MTs di tujuh provinsi mitra. Asesmen dimaksudkan untuk mendapatkan data awal tentang kinerja siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Berikut adalah laporan singkat hasil asesmen tersebut.
Pentingnya Pemecahan Masalah dan Kreativitas
Di SD/MI, tes Bahasa Indonesia dan Matematika dilakukan pada siswa Kelas IV, sedangkan tes IPA dilakukan pada siswa Kelas V. Pada tes bahasa Indonesia, ada dua tes yang diujikan yaitu tes membaca dan tes menulis. Cukup banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dan sulit mengkomunikasikan ide-ide yang koheren secara tertulis.
Pada tes Matematika banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengenali nilai dari kedua pecahan desimal sederhana dan operasi dengan pecahan desimal. Siswa juga mengalami kesulitan pada pertanyaan yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas dalam jawaban mereka. Pada tes IPA, siswa tampak lebih mudah
menjawab soal dengan pilihan ganda daripada soal yang mengharuskan mereka untuk membuat kesimpulan dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Memperkuat Implementasi Konsep
Di SMP/MTs, semua tes dilakukan pada siswa kelas VIII. Dalam tes bahasa Indonesia, sebagian besar siswa sudah memahami isi teks dengan baik dan mampu menulis karangan secara koheren. Tetapi sekitar 20% siswa mengalami kesulitan dalam tes menulis, terutama pada aspek membuat kalimat, kualitas ide, ejaan dan tanda baca, serta tulisan tangan yang sulit dibaca.
Pada tes matematika siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dengan penekanan pada pemahaman dan kemampuan untuk menerapkan konsep. Dalam tes IPA siswa relatif lemah dalam menarik simpulan dari data. Mereka juga mengalami kesulitan dalam membaca alat ukur
penggaris, membaca timbangan, serta mengukur silinder. Mereka juga kesulitan dalam menerapkan konsep untuk situasi kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Pendidikan Pra-Sekolah Contoh hasil tes membaca di SD dan MI dicantumkan dalam grafik di atas. Berdasarkan asesmen, di hampir semua tes, skor siswa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Skor anak SD dan MI yang pernah ikut TK jauh lebih tinggi daripada anak yang tidak pernah ikut TK. Hal ini membuktikan pentingnya pendidikan pra-sekolah. Rata-rata anak yang masuk SD lebih tinggi skornya dari pada MI, dan siswa dari sekolah negeri lebih tinggi daripada siswa sekolah swasta. (Sw/Anw)
Memperkuat Kinerja
Siswa Sekolah Mitra
43.0%41.1% 44.7% 45.6% 33.3% 44.5% 38.3% 44.3% 35.9% 0% 10% 20% 30% 40% 50%
L P TK Non TK SD MI Negeri Swasta Total Jenis Kelamin Pendidikan Anak
Usia Dini
Jenis Sekolah Status Sekolah
Kelas 4 - Bahasa Indonesia - Membaca Pemahaman
Grafik hasil tes bahasa Indonesia siswa kelas IV SD/MI tentang membaca pemahaman.
Asesmen Siswa Sebagai Dasar Pelatihan Guru
HASIL penilaian siswa tersebut akan menjadi rujukan bagi USAID PRIORITAS dalam mengembangkan program pelatihan untuk guru. Untuk itu, pelatihan guru harus menekankan hal berikut ini:
Pembelajaran membaca harus membantu siswa memahami
isi bacaan melalui lebih banyak diskusi tentang makna teks yang dibaca.
Siswa harus dibiasakan menulis laporan, cerita dan teks lainnya yang jelas, bermakna dan teratur dengan baik.
Penekanan pembelajaran Matematika harus kepada pengembangan dan aplikasi konsep (daripada hanya menghafalkan rumus). Pendekatan pemecahan masalah oleh siswa sendiri perlu diutamakan, berarti siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan cara mereka sendiri. Soal yang terbuka perlu lebih banyak dimanfaatakan; misalnya: buatlah
2
sebanyak mungkin segiempat dengan luas 24 cm .
Hal yang sama berlaku dalam pembelajaran IPA. Siswa harus lebih banyak praktik dan observasi supaya mereka memahami konsep sains melalui pengalaman secara langsung. Mereka juga harus memahami penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa perlu sering dilatih dalam keterampilan proses IPA, termasuk mengamati, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menulis laporan tentang hasil pengamatan mereka.
(Sw/Anw)
Pelatihan untuk guru harus berdampak pada perubahan di kelas.
PRIORITAS - Provinsi Aceh
SELAMA enam tahun, Pemerintah Aceh telah menjadikan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Tengah sebagai penerima manfaat dari USAID melalui program Decentralized
Basic Education atau DBE. Program DBE
telah memberikan manfaat yang signifikan terhadap bidang pendidikan di lima kabupaten/kota tersebut, terutama pada tingkat pendidikan dasar.
“Keberlanjutan inilah yang kami nantikan, karena DBE telah memberikan manfaat yang cukup besar untuk perkembangan pendidikan di kabupaten
kami,” ungkap Drs. H. Taufik, MM
Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang sebelumnya menjabat sebagai kepala dinas pendidikan pada masa pelaksanaan program DBE.
Di Kabupaten Aceh Besar, Tim USAID PRIORITAS berkesempatan melanjutkan hasil inisiasi program DBE dengan menjadi pemateri pada Sosialisasi Qanun
(Peraturan Daerah) Nomor 6 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Aceh Besar.
Qanun yang awalnya atas inisiasi program DBE tersebut mendapat tanggapan yang cukup baik dari peserta yang sebagian besar kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Dalam kegiatan tersebut USAID PRIORITAS memaparkan materi Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan yang didasarkan pengalaman sebelumnya pada program DBE.
Sementara itu di Kabupaten Bireuen, H. Ruslan M. Daud, Bupati Bireuen menegaskan komitmen keikutsertaan kembali kabupaten tersebut terhadap program pendidikan yang dibiayai oleh USAID. Pada masa Program DBE Kabupaten Bireuen telah mengeluarkan SK Bupati Bireuen Nomor 38 Tahun 2008 tentang pembentukan panitia pengarah program dan kelompok kerja peningkatan mutu pendidikan dasar. Dinas Pendidikan dan Kemenag secara bersama mendorong
pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut.
Bupati menyatakan bahwa selama lima tahun ke depan kepemimpinannya akan fokus pada peningkatan mutu pendidikan. “Kami fokus pada peningkatan sumber daya manusia terutama untuk peningkatan mutu pendidikan,” tegas Bupati yang mendapat dukungan USAID PRIORITAS di Kabupaten Bireuen.
Tidak ketinggalan Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh menyatakan kesiapannya untuk menerima kembali program peningkatan mutu pendidikan dari USAID. Bahkan Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, dan Wakil Bupati Pidie, M. Iriawan ikut menghadiri langsung peluncuran program USAID PRIORITAS beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bardan Sahidi wakil rakyat dari komisi pendidikan DPRK (DPRD) Aceh Tengah yang sebelumnya membidangi
penganggaran, menyatakan dukungannya untuk menyokong dana dari APBK (APBD) dalam meningkatkan kualitas mutu guru, “Saya akan memperjuangkan anggaran tahun ini untuk pelatihan peningkatan mutu guru yang akan dilakukan secara sharing oleh USAID PRIORITAS. Kami telah merasakan manfaat yang cukup baik dari program DBE sebelumnya,” jelas Pak Bardan sapaan akrab Bardan Sahidi. (Tmk)
Melanjutkan Keberhasilan DBE
di Lima Daerah
KABUPATEN Bener Meriah yang terkenal sebagai daerah penghasil Kopi nomor satu di Aceh, memiliki motto “BERSEMI” atau Bersih, Indah, Menarik dan Islami. Di bawah kepemimpinan Bupati Ruslan Abdul Gani dan Wakil Bupati Rusli M. Saleh daerah ini terus bergerak maju dalam pembangunan terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan. “Kami berterimakasih kepada pemerintah Amerika Serikat dan USAID yang telah memilih kabupaten kami sebagai salah satu kabupaten USAID PRIORITAS di Aceh,” ungkap Bupati Ruslan Abdul Gani dalam pertemuan awal dengan Tim USAID PRIORITAS.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan program utama dari kepemimpinannya. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh
Wakil Bupati Rusli M. Saleh saat pemaparan hasil studi awal yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS. “Kita akan fokuskan program pendidikan di Bener Meriah pada peningkatan mutu!” tegas Rusli M. Saleh, yang secara langsung memimpin diskusi pemaparan awal kondisi pendidikan Kabupaten Bener Meriah bersama USAID PRIORITAS yang dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan bidang pendidikan.
Sama seperti halnya Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Jaya yang merupakan kabupaten mitra USAID PRIORITAS juga menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dengan program ini selama 5 tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Aceh Jaya Ir. Azhar Abdurrahman disela-sela penandatanganan KAK antara USAID PRIORITAS dan
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya beberapa waktu lalu di Banda Aceh. “Kami mendukung peningkatan mutu yang akan dilakukan oleh USAID PRIORITAS. Kabupaten kami masih membutuhkan banyak pelatihan untuk peningkatan mutu terutama untuk tenaga pendidik dan kependidikan,” ungkap Bupati.
Kabupaten yang pernah luluh lantak akibat terjangan tsunami 8 tahun silam, saat ini memiliki banyak bangunan fisik sekolah yang lebih baik dan memadai. Untuk itu, sudah saatnya peningkatan mutu pendidikan menjadi fokus utama. Untuk mendukung keberlanjutan peningkatan mutu tersebut, para pemangku kepentingan bidang pendidikan di kabupaten ini berharap USAID PRIORITAS dapat menyediakan fasilitator daerah dan melatihnya secara kontinu terutama pelatihan pemandu bidang studi di KKG/MGMP. (Tmk)
Bersinergi dalam Program Peningkatan Mutu Pendidikan
Bupati Bireuen H. Ruslan M. Daud menerima KAK (Kerangka Acuan Kerjasama) dari Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston di Banda Aceh.
Pemaparan hasil dan diskusi studi awal di Kabupaten Bener Meriah yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Rusli M. Saleh.
PRIORITAS - Nasional
USAID PRIORITAS pada Bulan November s.d Desember 2012 melakukan asesmen awal kepada lebih dari 1.400 siswa SD/MI dan lebih dari 1.100 siswa SMP/MTs di tujuh provinsi mitra. Asesmen dimaksudkan untuk mendapatkan data awal tentang kinerja siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Berikut adalah laporan singkat hasil asesmen tersebut.
Pentingnya Pemecahan Masalah dan Kreativitas
Di SD/MI, tes Bahasa Indonesia dan Matematika dilakukan pada siswa Kelas IV, sedangkan tes IPA dilakukan pada siswa Kelas V. Pada tes bahasa Indonesia, ada dua tes yang diujikan yaitu tes membaca dan tes menulis. Cukup banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dan sulit mengkomunikasikan ide-ide yang koheren secara tertulis.
Pada tes Matematika banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengenali nilai dari kedua pecahan desimal sederhana dan operasi dengan pecahan desimal. Siswa juga mengalami kesulitan pada pertanyaan yang memerlukan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas dalam jawaban mereka. Pada tes IPA, siswa tampak lebih mudah
menjawab soal dengan pilihan ganda daripada soal yang mengharuskan mereka untuk membuat kesimpulan dan menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari. Memperkuat Implementasi Konsep
Di SMP/MTs, semua tes dilakukan pada siswa kelas VIII. Dalam tes bahasa Indonesia, sebagian besar siswa sudah memahami isi teks dengan baik dan mampu menulis karangan secara koheren. Tetapi sekitar 20% siswa mengalami kesulitan dalam tes menulis, terutama pada aspek membuat kalimat, kualitas ide, ejaan dan tanda baca, serta tulisan tangan yang sulit dibaca.
Pada tes matematika siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan dengan penekanan pada pemahaman dan kemampuan untuk menerapkan konsep. Dalam tes IPA siswa relatif lemah dalam menarik simpulan dari data. Mereka juga mengalami kesulitan dalam membaca alat ukur
penggaris, membaca timbangan, serta mengukur silinder. Mereka juga kesulitan dalam menerapkan konsep untuk situasi kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Pendidikan Pra-Sekolah Contoh hasil tes membaca di SD dan MI dicantumkan dalam grafik di atas. Berdasarkan asesmen, di hampir semua tes, skor siswa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Skor anak SD dan MI yang pernah ikut TK jauh lebih tinggi daripada anak yang tidak pernah ikut TK. Hal ini membuktikan pentingnya pendidikan pra-sekolah. Rata-rata anak yang masuk SD lebih tinggi skornya dari pada MI, dan siswa dari sekolah negeri lebih tinggi daripada siswa sekolah swasta. (Sw/Anw)
Memperkuat Kinerja
Siswa Sekolah Mitra
43.0%41.1% 44.7% 45.6% 33.3% 44.5% 38.3% 44.3% 35.9% 0% 10% 20% 30% 40% 50%
L P TK Non TK SD MI Negeri Swasta Total Jenis Kelamin Pendidikan Anak
Usia Dini
Jenis Sekolah Status Sekolah
Kelas 4 - Bahasa Indonesia - Membaca Pemahaman
Grafik hasil tes bahasa Indonesia siswa kelas IV SD/MI tentang membaca pemahaman.
Asesmen Siswa Sebagai Dasar Pelatihan Guru
HASIL penilaian siswa tersebut akan menjadi rujukan bagi USAID PRIORITAS dalam mengembangkan program pelatihan untuk guru. Untuk itu, pelatihan guru harus menekankan hal berikut ini:
Pembelajaran membaca harus membantu siswa memahami
isi bacaan melalui lebih banyak diskusi tentang makna teks yang dibaca.
Siswa harus dibiasakan menulis laporan, cerita dan teks lainnya yang jelas, bermakna dan teratur dengan baik.
Penekanan pembelajaran Matematika harus kepada pengembangan dan aplikasi konsep (daripada hanya menghafalkan rumus). Pendekatan pemecahan masalah oleh siswa sendiri perlu diutamakan, berarti siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan cara mereka sendiri. Soal yang terbuka perlu lebih banyak dimanfaatakan; misalnya: buatlah
2
sebanyak mungkin segiempat dengan luas 24 cm .
Hal yang sama berlaku dalam pembelajaran IPA. Siswa harus lebih banyak praktik dan observasi supaya mereka memahami konsep sains melalui pengalaman secara langsung. Mereka juga harus memahami penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa perlu sering dilatih dalam keterampilan proses IPA, termasuk mengamati, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menulis laporan tentang hasil pengamatan mereka.
(Sw/Anw)
Pelatihan untuk guru harus berdampak pada perubahan di kelas.
PRIORITAS - Provinsi Aceh
SELAMA enam tahun, Pemerintah Aceh telah menjadikan Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Tengah sebagai penerima manfaat dari USAID melalui program Decentralized
Basic Education atau DBE. Program DBE
telah memberikan manfaat yang signifikan terhadap bidang pendidikan di lima kabupaten/kota tersebut, terutama pada tingkat pendidikan dasar.
“Keberlanjutan inilah yang kami nantikan, karena DBE telah memberikan manfaat yang cukup besar untuk perkembangan pendidikan di kabupaten
kami,” ungkap Drs. H. Taufik, MM
Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang sebelumnya menjabat sebagai kepala dinas pendidikan pada masa pelaksanaan program DBE.
Di Kabupaten Aceh Besar, Tim USAID PRIORITAS berkesempatan melanjutkan hasil inisiasi program DBE dengan menjadi pemateri pada Sosialisasi Qanun
(Peraturan Daerah) Nomor 6 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Aceh Besar.
Qanun yang awalnya atas inisiasi program DBE tersebut mendapat tanggapan yang cukup baik dari peserta yang sebagian besar kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Dalam kegiatan tersebut USAID PRIORITAS memaparkan materi Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan yang didasarkan pengalaman sebelumnya pada program DBE.
Sementara itu di Kabupaten Bireuen, H. Ruslan M. Daud, Bupati Bireuen menegaskan komitmen keikutsertaan kembali kabupaten tersebut terhadap program pendidikan yang dibiayai oleh USAID. Pada masa Program DBE Kabupaten Bireuen telah mengeluarkan SK Bupati Bireuen Nomor 38 Tahun 2008 tentang pembentukan panitia pengarah program dan kelompok kerja peningkatan mutu pendidikan dasar. Dinas Pendidikan dan Kemenag secara bersama mendorong
pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut.
Bupati menyatakan bahwa selama lima tahun ke depan kepemimpinannya akan fokus pada peningkatan mutu pendidikan. “Kami fokus pada peningkatan sumber daya manusia terutama untuk peningkatan mutu pendidikan,” tegas Bupati yang mendapat dukungan USAID PRIORITAS di Kabupaten Bireuen.
Tidak ketinggalan Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh menyatakan kesiapannya untuk menerima kembali program peningkatan mutu pendidikan dari USAID. Bahkan Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, dan Wakil Bupati Pidie, M. Iriawan ikut menghadiri langsung peluncuran program USAID PRIORITAS beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bardan Sahidi wakil rakyat dari komisi pendidikan DPRK (DPRD) Aceh Tengah yang sebelumnya membidangi
penganggaran, menyatakan dukungannya untuk menyokong dana dari APBK (APBD) dalam meningkatkan kualitas mutu guru, “Saya akan memperjuangkan anggaran tahun ini untuk pelatihan peningkatan mutu guru yang akan dilakukan secara sharing oleh USAID PRIORITAS. Kami telah merasakan manfaat yang cukup baik dari program DBE sebelumnya,” jelas Pak Bardan sapaan akrab Bardan Sahidi. (Tmk)
Melanjutkan Keberhasilan DBE
di Lima Daerah
KABUPATEN Bener Meriah yang terkenal sebagai daerah penghasil Kopi nomor satu di Aceh, memiliki motto “BERSEMI” atau Bersih, Indah, Menarik dan Islami. Di bawah kepemimpinan Bupati Ruslan Abdul Gani dan Wakil Bupati Rusli M. Saleh daerah ini terus bergerak maju dalam pembangunan terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan. “Kami berterimakasih kepada pemerintah Amerika Serikat dan USAID yang telah memilih kabupaten kami sebagai salah satu kabupaten USAID PRIORITAS di Aceh,” ungkap Bupati Ruslan Abdul Gani dalam pertemuan awal dengan Tim USAID PRIORITAS.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan program utama dari kepemimpinannya. Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh
Wakil Bupati Rusli M. Saleh saat pemaparan hasil studi awal yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS. “Kita akan fokuskan program pendidikan di Bener Meriah pada peningkatan mutu!” tegas Rusli M. Saleh, yang secara langsung memimpin diskusi pemaparan awal kondisi pendidikan Kabupaten Bener Meriah bersama USAID PRIORITAS yang dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan bidang pendidikan.
Sama seperti halnya Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Jaya yang merupakan kabupaten mitra USAID PRIORITAS juga menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dengan program ini selama 5 tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Aceh Jaya Ir. Azhar Abdurrahman disela-sela penandatanganan KAK antara USAID PRIORITAS dan
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya beberapa waktu lalu di Banda Aceh. “Kami mendukung peningkatan mutu yang akan dilakukan oleh USAID PRIORITAS. Kabupaten kami masih membutuhkan banyak pelatihan untuk peningkatan mutu terutama untuk tenaga pendidik dan kependidikan,” ungkap Bupati.
Kabupaten yang pernah luluh lantak akibat terjangan tsunami 8 tahun silam, saat ini memiliki banyak bangunan fisik sekolah yang lebih baik dan memadai. Untuk itu, sudah saatnya peningkatan mutu pendidikan menjadi fokus utama. Untuk mendukung keberlanjutan peningkatan mutu tersebut, para pemangku kepentingan bidang pendidikan di kabupaten ini berharap USAID PRIORITAS dapat menyediakan fasilitator daerah dan melatihnya secara kontinu terutama pelatihan pemandu bidang studi di KKG/MGMP. (Tmk)
Bersinergi dalam Program Peningkatan Mutu Pendidikan
Bupati Bireuen H. Ruslan M. Daud menerima KAK (Kerangka Acuan Kerjasama) dari Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston di Banda Aceh.
Pemaparan hasil dan diskusi studi awal di Kabupaten Bener Meriah yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Rusli M. Saleh.