GAMBARAN PERILAKU TENTANG 4 PILAR GIZI
GAMBARAN PERILAKU TENTANG 4 PILAR GIZI SEIMBANG PADA
SEIMBANG PADA
MAHASISWA PRE-KLINIK FAKULTAS
MAHASISWA PRE-KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN
KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Dibuat oleh :
Dibuat oleh :
Putri Grace Margaretha
Putri Grace Margaretha
1361050270
1361050270
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jakarta
Jakarta
2016
2016
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1Keperawatan adalah salah satu profesi yang mempunyai peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di rumah sakit karena
merupakan ujung tombak pelayanan yang senantiasa dua puluh empat jam berada di rumah sakit untuk memberikan pelayanan, sehingga dari semua petugas kesehatan perawatlah yang paling berisiko terpapar infeksi berbagai penyakit.1 Seperti pernyataan Efstathio yang dikutip dalam Sahara (2011) bahwa “Secara global, lebih dari tiga puluh lima juta petugas kesehatan berisiko terpajan infeksi penyakit dan setelah diobservasi diantara semua petugas kesehatan
tersebut yang paling tinggi resiko terpajan infeksi adalah perawat”.
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang seringkali terjadi di sarana pelayanan kesehatan termasuk di rumah sakit, rumah perawatan, panti jompo dan klinik kesehatan. Kontaminasi penyakit terjadi karena adanya transmisi mikroorganisme yang dapat melalui darah, udara baik droplet dan juga kontak langsung. Infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas kesehatan, dari antar sesama petugas kesehatan, dan dari petugas kesehatan
ke pasien.2
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2002, telah terjadi lebih dari 16.000 kasus penularan hepatitis C virus, 66.000 kasus penularan hepatitis B dan 1000 kasus penularan HIV pada tenaga kesehatan diseluruh dunia.4
Di Amerika Serikat lebih dari 8 juta petugas kesehatan di rumah sakit terpajan darah atau cairan tubuh lainnya, diantaranya melalui jenis kontak luka dengan instrumen tajam yang terkontaminasi seperti jarum dan pisau bedah (82%), kontak dengan selaput lendir mata, hidung atau mulut (14%), terpajan dengan kulit yang terkelupas atau rusak (3%), dan gigitan manusia (1%).3
Data Penelitian pada 114 petugas kesehatan di 10 Puskesmas DKI Jakarta menunjukkan sekitar 84% di antaranya pernah tertusuk jarum bekas. Ditemukan prevalensi HBsAg positif sebesar 12,5% pada kelompok dokter gigi dan 13,3% pada petugas laboratorium, padahal prevalensi petugas kesehatan pada umumnya sekitar 4%. Penelitian lain yang dilakukan di RSUD Kabupaten Cianjur menyebutkan bahwa jumlah perawat yang mengalami luka tusuk jarum dan benda tajam lainnya adalah cukup tinggi yaitu sebanyak 61,34%.4
Berdasarkan studi dokumentasi yang dilakukan oleh Putri pada tanggal 22 April 2010 diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang terjadi RSUP Dr.M.Djamil Padang selama tahun 2009 adalah sebanyak 9 kasus, sedangkan pada tahun 2010 terhitung dari bulan Januari sampai April 2010 adalah sebanyak 6 kasus. Adapun yang menjadi korban kecelakaan kerja tersebut adalah perawat dan mahasiswa praktik dengan jenis kecelakaan yaitu tertusuk jarum
bekas pakai pasien. Dari 15 kasus tersebut, 3 orang diantaranya adalah tertusuk jarum bekas pakai pasien HIV/AIDS.5
Penelitian Joseph tahun 2005-2007 mencatat bahwa angka Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) (NSI-Needle Stick Injuries) mencapai 38-73% dari total petugas kesehatan. Berdasarkan data menurut Jamsostek (2011) bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 99.491 kasus yang diakibatkan kelalaian penggunaan APD secara umum pada beberapa unit kerja. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di di Rumah Sakit Sari
Asih Serang Provinsi Banten dengan cara observasi, didapatkan data distibusi frekuensi ketidakpatuhan perawat dalam penggunaan APD yaitu ruangan ICU (39%), perinatologi (62%), ruang anak (79%), ruang perawatan umum (76%), instalasi gawat darurat 63%, dan ruang VIP (45,8%), dengan jumlah rata-rata perawat di tiap ruangan sebanyak 20 orang perawat.2,6
Besarnya angka kasus kecelakaan kerja dan tingginya prevalensi penyakit menular merupakan indikator pentingnya perawat menerapkan standar kewaspadaan infeksi ( standard precaution). Standard precaution merupakan tindakan perlindungan terhadap pajanan pada petugas kesehatan dan pasien. Penerapan standard precautions meliputi pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan untuk mencegah infeksi silang dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Pemakaian alat pelindung diri merupakan upaya untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja bagi perawat beberapa ruangan perawatan rumah sakit. 3,7
Alat Pelindung Diri (APD) seperti diantaranya sarung tangan, kaca mata pelindung, masker, apron, gown, sepatu, dan penutup kepala menjadi alternatif tindakan pencegahan bagi perawat dalam melindungi diri dari resiko penularan penyakit selama berinteraksi dengan pasien. Alat pelindung diri harus digunakan pada saat melakukan tindakan yang berisiko terjadinya kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret, lendir, kulit yang tidak utuh
dan benda yang terkontaminasi.2,8
1.2 Rumusan Masalah
Kewaspadaan standar (standard precaution) merupakan tindakan perlindungan terhadap pajanan pada petugas kesehatan dan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi. Akan
tetapi, kepatuhan penerapan kewaspadaan standar masih rendah dilihat dari tingginya kecelakaan kerja pada perawat seperti yang telah diuraikan di latar belakang. Maka, peneliti dapat memuat rumusan permasalahan yaitu bagaimana tingkat kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan kewaspadaan standar di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat tentang mencuci tangan guna mencegah infeksi silang.
b. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat tentang pengelolaan jarum suntik dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
c. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat tentang pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
d. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat tentang pemakaian alat pelindung diri diantaranya sarung tangan untuk mencegah kontak dengan darah dan cairan infeksius lainnya.
e. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan perawat tentang pengelolaan limbah infeksius.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk memperluas pemikiran, menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam penerapan
kewaspadaan standar.
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan atau masukan untuk perawat tentang pentingnya menerapkan kewaspadaan standar.
b. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang pentingnya penerapan kewaspadaan standar sebagai upaya meningkatkan keamanan dan keselamatan perawat.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan dan bahan pembanding untuk penelitian lebih lanjut, khususnya bagi peneliti keperawatan yang ingin melakukan pengembangan penelitian tentang
kewaspadaan standar.
1.5 Prosedur Penelitian
1) Mengajukan permohonan persetujuan kepada dosen pembimbing
2) Meminta surat pengantar permohonan izin dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia untuk melakukan penelitian di RSUD Pasar Minggu. 3) Menyerahkan surat izin kepada Direktur RSUD Pasar Minggu.
4) Meminta izin kepada penanggung jawab ruangan di ruang rawat inap RSUD Pasar Minggu dan menyampaikan maksud dan tujuan penelitian.
5) Menjelaskan tujuan penelitian, manfaat yang dihasilkan dan kerahasiaan data kepada responden.
6) Meminta persetujuan responden dengan cara menandatangani lembar persetujuan responden.
7) Memberikan penjelasan cara pengisian kuesioner dan membagikan kuisioner kepada perawat di RSUD Pasar Minggu.
s
1.7 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
1.8 Metodologi Penelitian 1.8.1 Jenis Penelitian
Standard
Precaution
Cuci TanganIndikasi cuci tangan
Sarana cuci tangan
Jenis cuci tangan
Prosedur cuci tangan
Pemakaian Alat Pelindung Diri
Kaca mata pelindung Masker
Sarung tangan
Gaun pelindung
Sepatu pelindung Pengelolaan
Jarum Suntik dan Alat Tajam Pengelolaan Limbah Kesehatan Jenis Limbah Tahap Pengelolaan Limbah Pengetahuan Perilaku
Definisi dan Tujuan cuci tangan
 Pengetahuan  Perilaku
Kepatuhan Perawat dalam
Pelaksanaan Standard Precaution: 1. Cuci tangan
2. Pemakaian APD
3. Pengelolaan jarum suntik 4. Pengelolaan Limbah
Penelitian ini menggunakan survei deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu dan membuat penilaian terhadap penyelenggaraan suatu program di masa sekarang.
1.8.2 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Daerah Pasar Minggu.
b. Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional random sampling .
Kriteria Inklusi :
1) Pendidikan minimal D-III Keperawatan
2) Perawat tetap yang sudah bekerja minimal 1 tahun 3) Perawat yang sedang melakukan tindakan medis
Kriteria Eksklusi :
1) Perawat yang tidak aktif atau dalam keadaan cuti 2) Perawat tidak tetap atau masih magang
1.8.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
1.8.4 Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul akan diolah secara statistic menggunakan program Statistic Product and Service Solution (SPSS).
No. Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Keterangan 1. Penyusunan Proposal  2. Uji Instrumen  3 Pengumpulan data dari instrumen   3. Pengolahan data  4. Analisis data  5. Penyusunan laporan 
Dibuat oleh, Diperiksa dan disetujui oleh, 05 Oktober 2016
(Putri Grace Margaretha) Dosen Pembimbing 1361050270 ( Dr. Yunita RM Beliana
Sitompul, M.K.K, Sp. OK)
1. Syahrizal Indra, dkk. Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Universal Precautions dengan Penerapan Universal pada Tindakan Pemasangan Infus.
Tersedia: http://unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/5189/50685222 [disitasi 12 Agustus 2016]
2. Riyanto D. Agung. Faktor
–
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di Rumah Sakit Sarih Asih Serang Provinsi Banten.Tersedia : http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file/5-8.pdf [disitasi 12 Agustus 2016]
3. R.Y.Sari dkk. 2014. Pengaruh Sosialisasi SOP APD dengan Perilaku Perawat. Tersedia:http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article /.../280/305
[disitasi 12 Agustus 2016]
4. Sahara Ayu. 2011. Faktor
–
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dan Bidan dalam Penerapan Kewaspadaan Universal/Kewaspadaan Standar di Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia Bogor. Depok : Universitas Indonesia.Tersedia : http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20288831-S-Ayu%20Sahara.pdf
[disitasi 12 Agustus 2016]
5. Perilaku Perawat dalam Menggunakan APD di Ruang IGD RS Muhammadiyah, RSU Aisyiyah dan RSUD Harjono Ponorogo.
Tersedia : http://eprints.umpo.ac.id/975/2/BAB%201.pdf [disitasi 12 Agustus 2016]
6. Pangastuti E. Mampuni, Ulfa Maria. Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II .
Tersedia : http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t63215.pdf [disitasi 12 Agustus 2016]
7. J.Siagian. 2013. Pengaruh Pengawasan Pihak Rumah Sakit dan Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Kisaran. Medan : Universitas
Sumatera Utara.
Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38093/7/Cover.pdf [disitasi 16 Agustus 2016]
8. Ningsih Shely S. 2014. Gambaran Perilaku Perawat dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung.
Tersedia : http://repository.upi.edu/15871/