• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PELINDO PERSERO PADANG JURNAL OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PELINDO PERSERO PADANG JURNAL OLEH:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PELINDO PERSERO PADANG

JURNAL

OLEH:

SISKA YUNITA 12090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PELINDO PERSERO PADANG

Nama : Siska Yunita NPM : 11090

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Pembimbing I Pembimbing II

(Rizki Natassia, SE, MM) (Hayu Yolanda Utami, SE, M.BA)

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(3)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PELINDO PERSERO PADANG

Oleh

Siska Yunita1, Rizki Natssia2, Hayu Yolanda Utami3 1)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2,3)

Dosen Program Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Guning Pangilun No.1 Padang Sumatera Barat Email : dikerama putra08@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kepuasan kerja karyawan pada PT Pelindo II Padang . Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Populasi berjumlah 98 orang. Sampel sebanyak 98 orang. Instrumen yang digunakan berupa angket tertutup. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap Kepuasan kerja karyawan secara parsial dan simultan digunakan uji t dan uji F. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang, dengan thitung 3,831 (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang, dengan thitung7,196(3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang, dengan thitung8,510 (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasisecara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang, dengan Fhitung 106,379. Besarnya lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang yaitu 77,20% dan sisanya 22,80% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Lingkungan kerja fisi, kepemimpinan, budaya organisasi dan kepuasan kerja. ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the physical work environment, leadership and organizational culture on job satisfaction of employees at PT Pelindo II, Padang. This type of research is descriptive and associative. A population of 98 people.A sample of 98 people. The instrument used in the form of closed questionnaire. To determine the influence of the physical work environment, leadership and organizational culture on employee job satisfaction partially and simultaneously used the t test and F test result showed that (1) There is a significant relationship between physical work environment on employee job satisfaction PT Pelindo II Padang , with thitung 3.831 (2) There is a significant relationship between the leadership on job satisfaction of employees of PT Pelindo II Padang, with thitung 7.196 (3) There is a significant relationship between organizational culture on job satisfaction of employees of PT Pelindo II Padang, with thitung 8.510 (4) There is a significant relationship between physical work environment, leadership and organizational culture simultaneously on job satisfaction of employees of PT Pelindo II Padang, with Fhitung 106.379. The amount of physical work environment, leadership and organizational culture on job satisfaction Padang PT Pelindo II is 77.20% and the remaining 22.80% influenced by other factors not included in this study.

(4)

PENDAHULUAN

Perekonomian Nasional Indonesia tidak bisa lepas dari globalisasi yang telah melanda dunia akhir-akhir ini. Dampak yang secara langsung dirasakan adalah adanya perkembangan dunia usaha dalam negeri yang mengalami kemajuan yang cukup pesat baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Pemerintah memberi keleluasaan keperusahaan untuk ikut berperan serta dalam peningkatan pembangunan serta perekonomian bangsa. Badan Usaha Milik Negara yang berada di Kota Padang begitu banyak seperti PT Angkasa Pura II yang bergerak dalam bidang properti dengan standar penerbangan internasional. Selain perusahaan yang bergerak di bidang penerbangan di Kota Padang juga ada bergerak di bidang pelabuhan yaitu PT Pelindo II.

PT Pelabuhan Indonesia II bermula dari keputusan pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1960 untuk membentuk Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII sebagai pengelola pelabuhan laut di seluruh Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1960 tentang pengelolaan pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Pada tanggal 22 Februari 2012, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II meluncurkan identitas baru Pelindo II dalam bertransformasi menjadi IPC (Indonesia Port Corporation), perusahaan penyedia layanan kepelabuhanan di Indonesia yang lebih efisien dan modern dalam berbagai aspek operasinya guna mencapai tujuan menjadi operator pelabuhan berkelas dunia.

Semakin banyaknya badan usaha milik negara maka semakin ketat persaingan masing-masing perusahaan. Kondisi ini pula yang menuntut para pengusaha untuk lebih ulet lagi untuk melihat setiap kesempatan bisnis yang ada demi tercapainya suatu target. Untuk mencapai target yang ingin dicapai banyak yang harus diperhatikan perusahaan terutama kepuasan kerja karyawan.

Kepuasan kerja sebagai bentuk sikap emosional yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Karyawan yang puas akan pekerjaannya akan muncul dalam emosional karyawan. Kepuasan kerja karyawan akan membuat para karyawan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dari dalam dan dari luar pekerjaan.

Kepuasan kerja dapat mempengaruhi tujuan perusahaan karena kepuasan kerja memainkan

peranan yang penting dalam pengembangan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi karyawan. Apabila karyawan merasakan kurangnya kepuasan terhadap kerjanya maka karyawan akan tidak betah dengan semua yang dikerjakan dan sebaliknya jika karyawan mendapatkan kepuasan maka karyawan akan nyaman dan merasa betah terhadap yang dikerjakan. Berdasarkan tinjauan ke lapangan yang dilakukan pada Kantor PT Pelindo II Kota Padang kepuasan kerja karyawan dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Capaian Target Kerja PT Pelindo II Padang Pada Tahun 2016

No Program Kerja Target Tercapai Belum Tercapai 1 Penyempurnaan Informasi bersama PT Telkom 65% 35% 2 Pengembangan Fasilitas dan perbaiki peralatan 85% 15% 3 Pelaksanaan pendidikan S2 dalam dan luar negeri untuk Karyawan 75% 25% 4 Melaksanakan Kerja 24 Jam 80% 20% 5 Pelaksanaan Clearance assets 85% 15% Sumber: PT Pelindo Padang (2016)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa semua program kerja belum tercapai seutuhnya. Pada penyempurnaan informasi bersama PT Telkom kinerja tercapai sebesar 65%, masih ada 35% yang belum tercapai. Pada pengembangan fasilitas dan perbaiki peralatan baru mencapai target 85% dan sisanya 15% belum mencapai target. Belum mencapainya target ini karena terbatasnya keuangan yang diberikan perusahaan. Pelaksanaan pendidikan S2 baik dalam dan luar negeri untuk karyawan belum berjalan sesuai target karena pemberian pendidikan dilaksnakan dengan bertahap-tahap. Perusahaan juga melaksnakan kerja 24 jam namun belum bisa mencapai target karena banyak karyawan kurang setuju. Sedangkan pada pelaksanaan clearance assets belum tercapai maksimal karena masih banyak data-data yang belum lengkap diberikan oleh karyawan. Selain itu,

(5)

peneliti menduga rendahnya kepuasan kerja juga disebabkan karena kurang kondusifnya lingkungan kerja fisik, kurangnya perhatian pimpinan kepada karyawannya dan kurang harmonisnya budaya organisasi.

Lingkungan kerja fisik di dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Lingkungan kerja fisik yang membuat nyaman karyawan dalam bekerja akan mendorong para karyawan tersebut untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mengadakan penyusunan perencanaan lingkungan kerja fisik suatu perusahaan dengan baik, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan harus benar-benar mengetahui lingkungan kerja fisik yang dipersiapkan untuk perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilaksanakan dengan baik apabila manajemen perusahaan yang bersangkutan juga mengetahui unsur-unsur apa saja yang penting yang akan menentukan lingkungan kerja fisik untuk para karyawan yang bekerja didalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Berikut ini data fasilitas yang dimiliki oleh kantor Pelindo II Padang sebagai berikut:

Tabel 2. Fasilitas Kantor Pelindo II Padang N o Ruanga n Fasilitas Jumlah karyawa n Jumla h Fasilita s Rasio Fasilita s 1 Pengend alian Kinerja 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 12 12 12 3 12,25% 2 Hukum 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 4 4 4 1 4,08% 3 Kepandu an 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 23 23 23 7 23,47% 4 Perencan aan dan Pengend alian Operasi 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 17 17 17 3 17,35% 5 SDM Umum dan Pengadaa n 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 14 14 14 4 14,29% 6 Teknik dan 1. Kursi 2. Meja 13 13 13 13,27 Sistem Informas i 3. Komput er 2 7 Keuanga n 1. Kursi 2. Meja 3. Komput er 15 15 15 5 15,31%

Sumber: PT Pelindo II Padang (2016)

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat kita lihat dari masing-masing ruangan fasilitas yang tidak sebanding dengan jumlah karayawan. Pada tabel dapat dilihat bahwa komputer tidak sebanyak jumlah karyawan per ruangan sehingga karyawan saling bergantian dalam menggunakan komputer. Dengan kondisi ini membuat karyawan merasa tidak nyaman karena keterbatasan fasilitas. Kekurangan komputer membuat karyawan untuk membawa laptop sendiri agar pekerjaanya cepat diselesaikan.

Selain itu, kantor Pelindo II Padang tentang lingkungan kerja fisik fenomena yang terlihat di saat observasi lapangan yang peneliti lakukan diantaranya cahaya atau penerangan yang kurang mendukung dapat terlihat bahwa lampu dalam ruangan masih ada yang rusak. Masing-masing ruangan ruangan tidak memiliki ukuran yang luas sehingga sirkulasi udara juga kurang mendukung, hal ini terlihat pada masing-masing ruangan ruangan masih ada karyawan atau pegawai yang tidak memperhatikan kebersihan perlengkapan ruangan. Seperti kebersihan AC dan lemari tempat penyimpanan dokumen banyak berdebu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan hubungan antara seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pemimpin sebagai panutan dalam perusahaan, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, perusahaan memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan perusahaan.

Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya perusahaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu perusahaan.

(6)

Kantor Pelindo II Padang memperhatikan keinginan dan tuntutan ke depan, maka peimpinan yang baik dalam bekerja yang mampu membuat kepuasan karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dan senang dalam bekerja. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan bahwa kurangnya perhatian pimpinan dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Karyawan Tidak Hadir dan Terlambat Pada Rapat PT Pelindo II

No Tahun Keterangan Total Jumlah Karyawan Tidak Hadir Terlambat 1 2011 1 2 3 98 orang 2 2012 3 4 7 3 2013 2 5 7 4 2014 4 9 13 5 2015 7 13 20

Sumber: PT Pelindo II Padang (2016)

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat dari tahun ketahun karyawan yang tidak hadir dan terlambat mengalami peningkatan. pada tahun 2011 karyawan yang tidak hadir dan terlambat sebanyak 3 orang, pada tahun 2012 karyawan yang tidak hadir dan terlambat sebanyak 7 orang, pada tahun 2013 karyawan yang tidak hadir dan terlambat sebanyak 7 orang, pada tahun 2014 karyawan yang tidak hadir dan terlambat sebanyak 13 orang dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 20 orang karyawan yang tidak hadir dan terlambat.

Berdasarkan hasil wawancara pada karyawan bahwa karyawan yang tidak hadir karena karyawan mengalami kurang enak badan dan ada halangan seperti keluarga meninggal dan keluarga melaksnakan pernikahan. Sedangkan karyawan yang terlambat datang disebabkan karena jarak tempat tinggal dengan tempat kerja sangat jauh dan dalam perjalanan terjadi kemacetan.

Selain lingkungan kerja fisik dan kepemimpinan yang kurang mendukung, motivasi juga mempengaruhi terhadap kepuasaan kerja karyawan. Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai yang diperoleh dan

dikembangkan oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu organisasi kearah perkembangan yang lebih baik.

Pada Kantor Pelindo II Padang, masih kurang kondusifnya budaya organisasi yang diterapkan dalam perusahaan. Jika budaya yang tumbuh kurang baik atau kurang kuat membuat organisasi kearah perkembangan kearah yang kurang baik. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada kantor Pelindo II Padang bahwa kurang kondusifnya budaya organisasi pada diri karyawan dapat kita lihat sebagai berikut:

Tabel 4. Pemberian Reward dan Punishment PT Pelindo II Padang No Jumlah Karyawan (orang) Reward Punishment Jenis Reward jumlah Jenis Punishment jumlah 1 98 Bonus tahunan 10 Menampilkan nama dimading 17 2 98 Tunjang pendidikan 7 Pemberhentian 3 3 98 Tambahan

gaji 15 Turun Jabatan 7 Sumber: Pelindo II (2016)

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat kita lihat budaya organisasi perusahaan pada data pemberian reward dan pemberian punishment. Karyawan yang mendapatkan reward yang diberikan perusahaan yaitu bonus perusahaan sebanyak 10 orang, tunjangan pendidikan sebanyak 7 orang dan tambahan gaji sebanyak 15 orang. Sedangkan Punishment yang diberikan perusahaan kepada karyawan yaitu menampilkan nama dimading sebanyak 17 orang, pemberhentian sebanyak 3 orang dan turun jabatan sebanyak 7 orang.

Sedikitnya reward yang diberikan kepada karyawan membuat karyawan kurang semangat dalam bekerja. Pembrian reward yang diberikan kepada karyawan melalui kriteria yaitu karyawan yang disiplin, karyawan yang berprestasi dan karyawan yang tekun dalam bekerja. Sedangkan pada punishment yang diberikan kepada karyawan, kurang tegasnya sanksi yang diberikan perusahaan

(7)

seperti saat karyawan terlambat masuk kerja hanya diberikan sanksi pencantuman nama karyawann yang terlambat. Punishment seperti ini membuat karyawan tidak jera sehingga karyawan tidak takut terlambat masuk kerja.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2006:239) menjelaskan bahawa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT Pelindo II Persero Padang. Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian, dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan terdapat di PT Pelindo Padang. Maka populasi dalam penelitian ini berjumlah 92 orang peserta didik.

Menurut Sugiyono (2011: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Arikunto (2002:112) mengemukakan mengenai sampel populasi yaitu apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, penulis menetapkan populasi sebagai sampel karena jumlahnya kurang dari 100. Maka populasi yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 98 orang karyawan sehingga penelitian ini tidak dilakukan sampling.

Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan atas dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang bisa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak ketiga. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, angket atau kuisioner yang diisi oleh siswa mengenai lingkungan sekolah, motivasi belajar dan belajar mandiri.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket yang disusun dari indikator-indikator dan untuk mengukur skor variabel digunakan dalam bentuk skala likert yang terdiri dari 5 (lima) kategori

dengan pernyataan yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak pernah (TP).Adapun skor masing-masing jawaban tersebut terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Skala Likert Kategori Skor Item Positif Skor Item Negatif Selalu Sering Kadang - kadang Jarang Tidak Pernah 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif, uji kelayakan model dengan menggunakan uji Likelihood Ratio dan uji Ramsey, uji penyimpangan asumsi klasik, uji regresi berganda dan uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN A. Kepuasan Kerja (Y)

Berdasarkan hasil capaian responden diperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel kepuasan kerja karyawan antara lain: rasa senang terhadap tempat kerja dengan rata-rata skor sebesar 3,95 dan tingkat capaian responden sebesar 79% dengan kategori sedang, perasaan diakui dalam kerja dengan rata-rata skor sebesar 3,92 dan tingkat capaian responden sebesar 78,4% dengan kategori sedang, temotivasi dalam kerja dengan rata-rata skor sebesar 3,96 dan tingkat capaian responden sebesar 79,2% dengan kategori sedang, partisipasi dengan rata-rata skor sebesar 3,99 dan tingkat capaian responden sebesar 79,9% dengan kategori sedang, merasa aman dengan jaminan pekerjaan dengan rata-rata skor sebesar 4,01 dan tingkat capaian responden sebesar 80,03% dengan kategori baik.

Tanggapan yang paling tinggi dengan nilainya rata-rata skor indikator sebesar 4,01 dengan tingkat capaian responden 80,3 terdapat pada pernyataan nomor 13,14 15. Pada pernyataan nomor 13 dengan nilai rata-rata sebesar 4,00 dan tingkat capaian responden sebesar 80,00% dengan kategori baik. Dimana 19 responden menyatakan selalu, 61 responden menyatakan sering, 17 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 14 dengan nilai rata-rata sebesar 3,97 dan tingkat capaian responden sebesar 79,40% dengan kategori sedang. Dimana 14 responden menyatakan selalu, 68 responden menyatakan

(8)

sering, 14 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan 1 responden yang menyatakan tidak pernah. pada pernyataan nomor 15 dengan nilai rata-rata sebesar 4,07 dan tingkat capaian responden sebesar 81,40% dengan kategori sangat baik. Dimana 32 responden menyatakan selalu, 43 responden menyatakan sering, 21 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

Tanggapan yang mempunyai nilai rata-rata skor indikator terendah sebesar 3,92 dan tingkat capaian responden 78,4 dengan kategori sedang terdapat pada pernyataan nomor 5,6 dan 7. Pernyataan no 5 dengan nilai rata-rata sebesar 3,91 dan tingkat capaian responden sebesar 78,2% dengan kategori sedang. Dimana 21 responden menyatakan selalu, 51 responden menyatakan sering, 22 responden menyatakan kadang-kadang, 4 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 6 dengan nilai rata-rata sebesar 3,94 dan tingkat capaian responden sebesar 78,8% dengan kategori sedang. Dimana 19 responden menyatakan selalu, 57 responden menyatakan sering, 19 responden menyatakan kadang-kadang, 3 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 7 dengan nilai rata-rata sebesar 3,92 dan tingkat capaian responden sebesar 78,40% dengan kategori sangat sedang. Dimana 16 responden menyatakan selalu, 59 responden menyatakan sering, 22 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

B. LINGKUNGAN KERJA FISIK

Berdasarkan hasil TCR variable lingkungan kerja fisikdiperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel lingkungan kerja fisik antara lain: penerangan dan cahaya di tempat kerja dengan rata-rata skor sebesar 4,00 dan tingkat capaian responden sebesar 79,9% dengan kategori sedang, sirkulasi udara di tempat kerja dengan rata-rata skor sebesar 4,07 dan tingkat capaian responden sebesar 81,5% dengan kategori baik, kebisingan ditempat kerja dengan rata-rata skor sebesar 3,97 dan tingkat capaian responden sebesar 79,3% dengan kategori sedang, dan keamanan di tempat kerja dengan rata-rata skor sebesar 4,02 dan tingkat capaian responden sebesar 80,04% dengan kategori baik.

Tanggapan yang paling tinggi dengan nilainya rata-rata skor indikator sebesar 4,07 dengan tingkat capaian responden 81,5 terdapat pada pernyataan nomor 4,5,6. Pada pernyataan nomor 4 dengan nilai rata-rata sebesar 4,11 dan tingkat capaian responden sebesar 82,2% dengan kategori baik. Dimana 30 responden menyatakan selalu, 51 responden menyatakan sering, 15 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 5 dengan nilai rata-rata sebesar 4,09 dan tingkat capaian responden sebesar 81,8% dengan kategori sedang. Dimana 27 responden menyatakan selalu, 54 responden menyatakan sering, 16 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. pada pernyataan nomor 6 dengan nilai rata-rata sebesar 4,02 dan tingkat capaian responden sebesar 80,40% dengan kategori sangat baik. Dimana 26 responden menyatakan selalu, 49 responden menyatakan sering, 22 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

Tanggapan yang mempunyai nilai rata-rata skor indikator terendah sebesar 3,97 dan tingkat capaian responden 79,3 dengan kategori sedang terdapat pada pernyataan nomor 7,8 dan 9. Pernyataan no 7 dengan nilai rata-rata sebesar 3,89 dan tingkat capaian responden sebesar 77,8% dengan kategori sedang. Dimana 23 responden menyatakan selalu, 48 responden menyatakan sering, 20 responden menyatakan kadang-kadang, 7 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 8 dengan nilai rata-rata sebesar 4,06 dan tingkat capaian responden sebesar 81,2% dengan kategori baik. Dimana 27 responden menyatakan selalu, 52 responden menyatakan sering, 17 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 9 dengan nilai rata-rata sebesar 3,95 dan tingkat capaian responden sebesar 79% dengan kategori sangat sedang. Dimana 24 responden menyatakan selalu, 50 responden menyatakan sering, 18 responden menyatakan kadang-kadang, 5 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

(9)

Berdasarkan hasil TCR variable kepemimpinandiperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel kepemimpinan antara lain: pemberian tugas dengan rata-rata skor sebesar 3,98 dan tingkat capaian responden sebesar 79,7% dengan kategori sedang, pengawasan pekerjaan dengan rata-rata skor sebesar 3,35 dan tingkat capaian responden sebesar 66,90% dengan kategori sedang, penegakan disiplin dengan rata-rata skor sebesar 3,97 dan tingkat capaian responden sebesar 79,4% dengan kategori sedang, dan dorongan semangat dengan rata-rata skor sebesar 4,00 dan tingkat capaian responden sebesar 80,00% dengan kategori baik.

Tanggapan yang paling tinggi dengan nilainya rata-rata skor indikator sebesar 4,07 dengan tingkat capaian responden 81,4% terdapat pada pernyataan nomor 3,4,5. Pada pernyataan nomor 3 dengan nilai rata-rata sebesar 3,99 dan tingkat capaian responden sebesar 79,80% dengan kategori baik. Dimana 25 responden menyatakan selalu, 49 responden menyatakan sering, 22 responden menyatakan kadang-kadang, tidak satupun responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 4 dengan nilai rata-rata sebesar 4,08 dan tingkat capaian responden sebesar 81,6% dengan kategori baik. Dimana tidak satupun responden menyatakan selalu, 4 responden menyatakan sering, 14 responden menyatakan kadang-kadang, 50 responden menyatakan jarang, dan 30 responden yang menyatakan tidak pernah. pada pernyataan nomor 5 dengan nilai rata-rata sebesar 4,13 dan tingkat capaian responden sebesar 82,60% dengan kategori sangat baik. Dimana 30 responden menyatakan selalu, 52 responden menyatakan sering, 15 responden menyatakan kadang-kadang, 1 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

Tanggapan yang mempunyai nilai rata-rata skor indikator terendah sebesar 3,97 dan tingkat capaian responden 79,5% dengan kategori sedang terdapat pada pernyataan nomor 6,7,dan8. Pernyataan nomor 6 dengan nilai rata-rata sebesar 3,99 dan tingkat capaian responden sebesar 79,8% dengan kategori baik. Dimana 27 responden menyatakan selalu, 45 responden menyatakan sering, 24 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 7 dengan nilai rata-rata sebesar 3,88 dan tingkat capaian responden sebesar 77,6%

dengan kategori sedang. 26 responden menyatakan selalu, 43 responden menyatakan sering, 20 responden menyatakan kadang-kadang, 9 responden menyatakan jarang, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 8 dengan nilai rata-rata sebesar 4,04 dan tingkat capaian responden sebesar 80,8% dengan kategori baik. Dimana 26 responden menyatakan selalu, 52 responden menyatakan sering, 18 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

D. BUDAYA ORGANISASI

Berdasarkan hasil TCR variable budaya organisasi diperoleh rata-rata skor perindikator pada variabel budaya organisasi antara lain: kepercayaan dengan rata-rata skor sebesar 4,05 dan tingkat capaian responden sebesar 81,00% dengan kategori baik, peraturan dengan rata-rata skor sebesar 4,04 dan tingkat capaian responden sebesar 80,80% dengan kategori baik, kerja sama dengan rata-rata skor sebesar 3,98 dan tingkat capaian responden sebesar 79,6% dengan kategori sedang, dan perasaan dihargai dengan rata-rata skor sebesar 3,96 dan tingkat capaian responden sebesar 79,6% dengan kategori sedang.

Tanggapan yang paling tinggi dengan nilainya rata-rata skor indikator sebesar 4,05 dengan tingkat capaian responden 81,00% terdapat pada pernyataan nomor 1,dan 2. Pada pernyataan nomor 1 dengan nilai rata-rata sebesar 4,05 dan tingkat capaian responden sebesar 81,00% dengan kategori baik. Dimana 29 responden menyatakan selalu, 47 responden menyatakan sering, 20 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 2 dengan nilai rata-rata sebesar 4,05 dan tingkat capaian responden sebesar 81,00% dengan kategori baik. Dimana 23 responden menyatakan selalu, 61 responden menyatakan sering, 10 responden menyatakan kadang-kadang, 4 responden menyatakan jarang, dan tidak satu pun responden yang menyatakan tidak pernah.

Tanggapan yang mempunyai nilai rata-rata skor indikator terendah sebesar 3,98 dan tingkat capaian responden 79,6 dengan kategori baik terdapat pada pernyataan nomor 9 dan 10. Pernyataan no 9 dengan nilai rata-rata sebesar 3,98 dan tingkat capaian responden sebesar 79,6% dengan kategori baik. Dimana 18 responden menyatakan selalu, 62

(10)

responden menyatakan sering, 16 responden menyatakan kadang-kadang, 42responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah. Pada pernyataan nomor 10 dengan nilai rata-rata sebesar 3,98 dan tingkat capaian responden sebesar 79,6% dengan kategori baik. Dimana 18 responden menyatakan selalu, 62 responden menyatakan sering, 16 responden menyatakan kadang-kadang, 2 responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

(11)

PEMBAHASAN

A. Lingkungan Kerja Fisik Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pelindo II Padang.

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi variabel lingkungan kerja fisik sebesar 3,381. Nilai koefisien ini signifikan karena Thitung sebesar 3,381 > Ttabel 1,661, artinya bahwa semakin baik lingkungan kerja fisik maka kepuasan kerja akan meningkat.

Secara keseluruhan lingkungan kerja fisik berada pada kategori baik yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 80,%. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan kerja fisik sudah baik dan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan secara simultan. Semakin baik lingkungan kerja fisik maka akan semakin baik pula kepuasan kerja karyawan, begitu juga sebaliknya jika lingkungan kerja fisik kurang baik, maka kepuasan kerja yang diperoleh karyawan juga kurang baik atau kurang memuaskan.

Menurut Sedarmayanti (2001:26), Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Jika karyawan memperoleh kepuasan kerja yang baik maka karyawan akan betah dan bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya dan sebaliknya jika kurang baiknya kepuasan kerja yang akan diperoleh karyawan maka karyawan akan merasa tidak betah dan kurang semangatnya karyawan dalam menjalankan aktivitasnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Putu Sedana Yasa (2009) dengan judul “Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan Pada Karma Jimbran’. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Karma Jimbran

B. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pelindo II Padang.

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan sebesar 7,196. Nilai koefisien ini signifikan karena Thitung sebesar 7,196 > Ttabel 1,661, artinya bahwa semakin baik kepemimpinan maka kepuasan kerja akan meningkat.

Secara keseluruhan kepemimpinan berada pada kategori sedang yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 73,5%. Hal ini membuktikan bahwa kepemimpinan sudah baik dan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan secara simultan. Semakin bagus kepemimpinan maka akan semakin baik pula kepuasan kerja karyawan, begitu juga sebaliknya jika kepemimpinan tidak baik, maka kepuasan kerja yang diperoleh karyawan juga kurang baik atau kurang memuaskan.

Menurut Sutrisno (2009:225), Kepemimpinan dapat mendorong peran karyawan kearah posisi yang memiliki tanggung jawab yang lebih besar, lebih memberikan kebebasan mereka mengambil keputusan dan berkreasi. Perhatian pimpinan perusahaan terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pengembangan karir karyawan, dapat membangkitkan semangat kerja atau memotivasi karyawan. Perhatian pimpinan dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang dilaksanakan terhadap para karyawan dengan menekankan hubungan atau menekankan tugas, sehingga dapat mempengaruhi kepuasaan karyawan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Made Gerry Dwi Handra (2011) dengan judul “Pengaruh Motivasi Dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bai”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Jasa Raharja Cabang Bai.

(12)

C. Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pelindo II Padang

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi fisik sebesar 8,510. Nilai koefisien ini signifikan karena Thitung sebesar 8,510 > Ttabel 1,661, artinya bahwa semakin baik budaya organisasi maka kepuasan kerja akan meningkat.

Secara keseluruhan budaya organisasi berada pada kategori baik yakni memiliki rata-rata TCR sebesar 80,3%. Hal ini membuktikan bahwa budaya organisasi sudah baik dan dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan secara simultan. Semakin baik budaya organisasi maka akan semakin baik pula kepuasan kerja karyawan, begitu juga sebaliknya jika budaya organisasi tidak baik, maka kepuasan kerja yang diperoleh karyawan juga kurang baik atau kurang memuaskan.

Menurut Robbin (2006:289),Budaya organisasi disebut juga budaya perusahaan, sering juga disebut budaya kerja karena tidak bisa dipisahkan dengan kepuasaan kerja sumber daya manusia (SDM). Semakin kuat budaya perusahaan, semakin kuat pula dorongan berprestasi. Karena suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda, baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada pengakuan pandangan yang akan berguna untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut agar tidak berjalan sendiri-sendiri

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Soedjono (2005) dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja danKepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya’. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Karma Jimbran

D. Lingkungan Kerja Fisik, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pelindo II Padang.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang. Hal ini dapat dilihat Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dapat dilihat pada tabel 5.14 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung 106,379 > Ftabel 2,48 dan nilai signifikan 0,000 < = 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT Pelindo II Padang, artinya semakin baik lingkungan kerja fisik, kepemimpinan dan budaya organisasi maka kepuasan kerja karyawan juga akan semakin baik. Dengan demikian penelitian ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah:

1) Hasil penelitian lingkungan kerjafisik berada pada kategori baik, Akan tetapi masih ada tingkat ketercapaian terendah berada pada indikator kebisingan ditempat kerja. Maka disarankan kepada perusahaan agar lingkungan kerja fisik masih harus diperbaiki terutama dalam pada bidang kebisingan. Jika membangun gedung untuk bekerja maka sebaiknya dijauhkan dari keramaian.

2) Hasil penelitian kepemimpinan menunjukkan bahwa berada pada kategori baik, akan tetapi masih ada tingkat ketercapaian terendah berada pada indikator penegakan disiplin. Maka disarankan kepada pimpinan agar memberikan sangsi yang berat kepada karyawan yang melanggar aturan perusahaan, dengan demikian akan

(13)

membuat karyawan tidak akan mengulangi terhadap kesalahan yang dilakukannya 3) Hasil penelitian budayaorganisasi

menunjukkan bahwa berada pada kategori baik, akan tetapi tingkat ketercapaian terendah berada pada indikator perasaan dihargai. Maka disarankan kepada seluruh karyawan agar saling menghargai satu sama lain baik itu beda usia dan beda jabatan. Jika saling menghargai maka akan terjadi kekompakan dan tidak akan terjadi pertikaian antar karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Revisi Ke X. Jakarta: Rineka cipta.

Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada.

Irianto, Agus. 2010. Statistik Konsep Dasar Aplikasi Dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana.

Ridwan. 2010. Belajar Mudah Untuk Penelitian Baru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. Siregar, Syofyan. 2013. Statistik parametrik untuk

penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Gambar

Tabel  1.  Capaian  Target  Kerja  PT  Pelindo  II  Padang Pada Tahun 2016
Tabel  4.  Pemberian  Reward    dan  Punishment  PT Pelindo II Padang  No  Jumlah  Karyawan  (orang)  Reward   Punishment  Jenis
Tabel 5. Skala Likert  Kategori  Skor Item  Positif  Skor  Item  Negatif  Selalu  Sering  Kadang - kadang  Jarang   Tidak Pernah  5 4 3 2 1  1 2 3 4 5  Dalam  penelitian  ini,  teknik  analisis  data  yang  digunakan  analisis  deskriptif,  uji  kelayakan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui pendekatan investigasi pada siswa kelas VII E MTsN Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013 dapat

Dari perhJtungan metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan, dilakukan rekonsiliasi indikasi nilai properti dengan melakukan pembobotan sehingga

Ketika manusia yang berasal dari abu akan kembali menjadi abu, maka menjadi penting untuk kita memiliki kewarasan kita kembali.. Jangan pernah dikendalikan oleh teknologi,

Tujuan penelitian kolaboratif ini adalah (1) mendeskripsikan langkah- langkah penerapan model inkuiri terbimbing dengan media kertas lipat, (2) meningkatkan

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga sederhana lebih baik

a) Permasalahan pada aspek budidaya adalah hama penggerek yang sangat mempengaruhi produktifitas kakao. Hal ini sudah menjadi konsentrasi dinas dalam beberapa

Artinya, norma hukum pidana materiel/ hukum pidana substantif yang saat ini berlaku bagi subjek Prajurit TNI yang melakukan tindak pidana umum, atau aspek substantif (hukum