• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL DI KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL DI KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

TERHADAP KINERJA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN

SOSIAL DI KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT

(Studi Implementasi Perda DKI Jakarta Nomor 42 Tahun 1981)

Oleh:

LASMA LUSIANA PASARIBU

ABSTRAK

Lasma Lusiana Pasaribu : '' Pengaruh Komunikasi Dan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan Bantuan Sosial Pada Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Komunikasi dan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan serta untuk mengukur besarnya pengaruh Komunikasi dan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan.

Berdasarkan analisis dengan bantuan SPSS menunjukkan sebagai berikut : Secara parsial hasil uji t menunjukkan bahwa Komunikasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan, karena t hitung lebih besar daripada t tabel. secara parsial pada variabel bebas Sumber Daya Manusia menunjukkan t hitung lebih besar daripada t tabel, sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan. Variabel bebas Komunikasi dan Sumber Daya Manusia secara bersamaan diuji melalui Uji F mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Kinerja Implementasi Kebijakan, karena F hitung lebih besar daripada F tabel.

Adapun saran yang dari penulis adalah sebagai berikut : Bagi Pejabat Struktural Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat : 1. Hendaknya menciptakan komunikasi yang efektif diantara pegawai agar informasi yang ditransmisikan menjadi lebih relevan dan terbuka, sehingga tujuan organisasi akan tercapai. 2. Hendaknya meningkatkan kualitas

(2)

Sumber Daya Manusia dengan cara meningkatkan kualitas, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga tingkat kepuasan masyarakat dapat terpenuhi sesuai dengan standar kebijakan yang ada. 3. Bagi pegawai Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat : a. Perlu mematuhi segala ketentuan kerja yang berlaku atau disepakati bersama. b. Perlu menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan layanan masyarakat dengan kepentingan/tujuan organisasi. c. Perlu meningkatkan komunikasi secara efektif yang menjadi tanggungjawabnya, melalui peningkatan wawasan, pola pikir, kemampuan kerja, memberikan pelayanan yang baik, disiplin kerja yang tinggi, dan lain-lain.

ABSTRACT

Lasma Lusiana Pasaribu : ''The Effect of Communication and the Human Resources On The Policy Implementation Performance of Social Assistance at Gambir District Central Jakarta.

The research method used in this study is a survey method. The aim of this study was to determine the level of influence of Communications and Human Resources of Policy Implementation Performance and to measure the influence of Communications and Human Resources of Policy Implementation Performance.

Based on the analysis with the help of SPSS show the following: The partial results of t test showed that the Communication has a positive and significant influence on policy implementation performance, for t bigger than t table. partially on the independent variable of Human Resources showed t count is greater than t table, so that has positive and significant impact on policy implementation performance. The independent variable of Communication and the Human Resources simultaneously tested by F test has a positive and significant influence on the dependent variable Policy Implementation Performance, because F count is greater than the F table.

As for suggestions that the authors are as follows: For Structural Officials Gambir Central Jakarta District Office: 1. It should create effective communication among employees so that the transmitted information becomes more relevant and open, so that organizational goals will be achieved. 2. Should improve the quality of human resources by improving the quality, ability and skills possessed, so the level of community satisfaction standards are met in accordance with existing policy. 3. For employees Gambir Central Jakarta District Office: a. Need to comply with all provisions of applicable work or mutually agreed. b. Need to balance the service needs of society with the interests / objectives of the organization. c. Need to improve communication effectively is a responsibility, through increased knowledge, mindset, ability to work, providing good service, high work discipline, and others

(3)

Pendahuluan

Sebagai sebuah organisasi pemerintahan yang mempunyai fungsi melayani masyarakat, Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat akan menghadapi tantangan administratif yang semakin besar, dimana di satu sisi, tuntutan pelayanan yang baik akan meningkat dan di sisi lain adanya tekanan agar melakukan efisiensi dan efektivitas. Tantangan tersebut menuntut kemampuan aparaturnya. Sebab, dalam organisasi, pegawai adalah aset utama organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Pegawai bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Semenjak reformasi digulirkan beberapa tahun berselang, telah berdampak terjadinya beberapa macam perubahan terhadap situasi politik dalam negeri dengan sangat cepat. Suara arus bawah yang selama ini tak dihiraukan atau terdengar, kini mulai membahana guna menuntut hak-hak mereka sebagai warga negara. Tuntutan ini tidak dapat

diabaikan lagi oleh lembaga pemerintahan sebagai suatu badan penyelenggara negara, sebab tuntutan tersebut merupakan refleksi dari kesadaran seluruh segi masyarakat sebagai warga negara yang telah mulai tumbuh dengan baik.

Pegawai Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya. Kaitannya dengan uraian di atas, ada permasalahan mendasar berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan bantuan sosial. Secara generik, kata sosial menunjuk pada pengertian umum mengenai bidang-bidang atau sektor-sektor pembangunan yang menyangkut aspek manusia dalam konteks masyarakat atau kolektifitas. Istilah sosial dalam pengertian ini mencakup antara lain bidang pendidikan, kesehatan, politik, hukum, budaya, atau pertanian.

Dalam arti spesifik atau sempit, kata sosial menyangkut sektor kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang atau bagian dari pembangunan sosial atau kesejahteraan rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, terutama mereka yang

(4)

dikategorikan sebagai kelompok yang tidak beruntung (disadvantaged group) dan kelompok rentan (vulnerable group). Kata sosial di sini menyangkut program-program dan atau pelayanan-pelayanan sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, keterlantaran, ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna sosial dan tuna susila, dan kenakalan remaja.

Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial belum sepenuhnya dijalankan dengan baik dan optimal sesuai dengan harapan organisasi. Hal ini ditandai dengan target grup, yaitu sasaran yang menerima bantuan masih ada yang kurang tepat, sehingga tidak memberikan manfaat bagi masyarakat penerima bantuan. Disamping itu, situasi ini dipandang kurang mendukung pelaksanaan fungsi Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat terutama dengan meningkatnya tuntutan dan keluhan dari masyarakat.

Kemudian, fenomena yang terjadi pada implementasi kebijakan bantuan sosial di Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat, menunjukkan kinerjanya belum optimal. Hal ini ditandai dengan masih adanya keluhan masyarakat tidak mampu untuk memperoleh bantuan pemerintah, karena prosesnya cenderung

berbelit-belit bahkan terkesan dipersulit. Hal tersebut terjadi di sebabkan kurangnya rasa tanggungjawab setiap pegawai dalam melaksanakan tugas. Kondisi ini diperparah dengan sikap pegawai yang cenderung enggan melayani mereka.

Dengan demikian, maka perlu pemikiran dan usaha serta kerjasama yang baik antara semua komponen dan lapisan masyarakat yang terlibat pada instansi yang bersangkutan yang menginginkan terciptanya situasi yang harmonis demi tercapainya pemerataan hasil pembangunan bagi masyarakat khususnya yang ada di lingkungan Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. Dalam hal ini, kinerja Implementasi kebijakan bidang sosial perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Sumber daya manusia yang seharusnya ditempatkan sebagai aset yang paling berharga untuk mencapai competitive advantage suatu organisasi dalam arti pegawai yang memiliki kapabilitas yang handal, mempunyai kemampuan yang langka sehingga sulit untuk ditiru oleh orang lain. Sinergi dari segala aspek yang ada dalam organisasi secara bersama-sama akan membentuk elemen-elemen strategic advantage. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis

(5)

tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Komunikasi dan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan Bantuan Sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat (Studi Implementasi Perda DKI Jakarta Nomor 42 Tahun 1981)”.

Menurut Nasution (1995:11) bahwa masalah merupakan "perumusan beberapa pertanyaan yang dilemparkan untuk dipecahkan atau suatu proporsi yang memerlukan suatu penyelesaian yang dirumuskan secara jelas, singkat, termasuk konsep-konsep yang digunakan".

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Komunikasi yang kurang efektif diduga berpengaruh terhadap Kinerja Implementasi kebijakan.

2. Disiplin kerja pegawai yang rendah diduga berpengaruh terhadap Kinerja Implementasi kebijakan.

3. Lingkungan kerja yang kurang kondusif diduga berpengaruh terhadap Kinerja Implementasi kebijakan. 4. Kurangnya kemampuan Sumber Daya

Manusia diduga berpengaruh terhadap Kinerja Implementasi kebijakan. 5. Perencanaan Bantuan Sosial yang

kurang terlaksana dengan baik diduga berpengaruh terhadap Kinerja

Implementasi kebijakan.

6. Lemahnya Pengawasan yang dilakukan diduga berpengaruh terhadap Kinerja Implementasi kebijakan, dan lain-lain.

Selanjutnya, untuk mempertajam masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

a. Seberapa besar pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat ?

b. Seberapa besar pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat ? c. Seberapa besar pengaruh Komunikasi

dan Sumber Daya Manusia secara bersama-sama terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat ?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui, memahami dan

menganalisa pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

b. Mengetahui, memahami dan menganalisa pengaruh Sumber Daya

(6)

Manusia terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. c. Mengetahui, memahami dan

menganalisa pengaruh Komunikasi dan Sumber Daya Manusia secara bersama-sama terhadap Kinerja Implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara empirik diantaranya adalah :

a. Secara akademis, b. Secara praktis

c. Hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi peneliti lanjutan. 2. Kajian Pustaka

2.1. Komunikasi

Komunikasi, menurut Handoko (1997:272), adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang

mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Pengertian komunikasi menurut Wursanto (1987:31) adalah sebagai berikut :

"Komunikasi adalah proses pengoperan atau penyampaian warta/berita/ informasi yang mengandung arti dari satu pihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain, dalam usaha saling pengertian."

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam komunikasi, sebagaimana dikemukakan oleh Wursanto (1987:32) sebagai berikut : "Ada tiga aspek yang perlu kita perhatikan dalam komunikasi administrasi komunikasi, yaitu : a. Aspek pertama : bahwa

komunikasi harus dipandang sebagai proses.

b. Aspek kedua : menyangkut aspek manusia dan bukan manusia seperti telah diutarakan diatas bahwa perolehan elektronis (komputer) dapat mengirim atau

(7)

menerima suatu informasi dan suatu sistem komunikasi.

c. Aspek ketiga merupakan suatu informasi. Informasi atau keterangan segala sesuatu yang mengandung arti dan mempunyai kegunaan.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif diatas diharapkan dapat mengatasi setiap hambatan-hambatan yang dihadapi dalam berkomunikasi. Adapun hambatan-hambatan yang dapat mengganggu komunikasi menurut Ruslan (1999:9-10) ada empat macam, yaitu :

1. Hambatan dalam proses penyampaian (process barrier). 2. Hambatan secara fisik (physical barrier).

3. Hambatan semantic (semantic barrier).

4. Hambatan psiko-sosial (pshychosocial barrier).

Wayne dan Faules (1998:183) mengatakan bahwa, aliran informasi dalam komunikasi organisasi meliputi lima arah aliran komunikasi yaitu :

1. Komunikasi ke bawah : dalam pengertian komunikasi ke bawah

disini adalah aliran informasi berdasarkan struktur organisasi yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas rendah. 2. Komunikasi ke atas : informasi

mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih tinggi (penyelia). Informasi disampaikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan organisasi.

3. Komunikasi horizontal : informasi disampaikan di antara teman sejawat dalam unit kerja yang sama. Komunikasi horizontal ini dilakukan untuk koordinasi, berbagi informasi tentang rencana kegiatan, memecahkan masalah,

memperoleh pemahaman

bersama, menghilangkan perbedaan, dan memberi dukungan antar pekerja.

4. Komunikasi lintas saluran : informasi yang disampaikan melewati batas-batas fungsional dengan individu-individu yang tidak menduduki posisi atasan atau bawahan.

5. Komunikasi informal, pribadi, atau selentingan : informasi mengalir karena interaksi di

(8)

antara orang-orang sehingga informasi mengalir dengan arah yang tidak dapat di duga.

Adapun dimensi dan indikator dari komunikasi menurut Tangkilisan (2003), adalah :

1. Transmisi (Transmission), dengan indikatornya adalah :

o kebijakan sederhana

o akurat

o kepastian yang

dikehendaki

o keputusan

2. Kejelasan (Clarity), dengan indikatornya adalah : o merincikan sebuah program o fleksibilitas o jangka waktu o keahlian teknis 3. Konsistensi (Consistency), dengan indikatornya adalah :

o pengaruh berbagai pihak

o kejelasan transmisi

Dalam Implementing Public Policy, Edward III

mengemukakan bahwa

komunikasi adalah salah satu variabel yang mempengaruhi

implementasi kebijakan (Edward III 1980 : 17).

2.1.2. Sumber Daya Manusia Sehubungan dengan diperlukannya sumber daya manusia dalam kehidupan organisasi, Gomes (1997:24) mengatakan bahwa :

Unsur manusia di dalam organisasi, mempunyai kedudukan yang sangat strategis, karena manusialah yang bisa mengetahui input-input apa saja yang perlu diambil dari lingkungan dan bagaimana caranya untuk mendapatkan input-input tersebut, teknologi dan cara yang dianggap tepat untuk

mengolah atau

mentransformasikan input-input tadi menjadi output yang memberikan keinginan publik (lingkungan).

Selanjutnya, Nawawi (1998:40) mengemukakan Sumber Daya Manusia sebagai berikut :

1). Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu (disebut

(9)

juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

2). Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai

penggerak dalam

mewujudkan eksistensinya.

3). Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material atau non financial) di dalam bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi.

Sebagai bahan

memperkaya penguasaan materi dalam pemecahan masalah, Kumorotomo (1992:354) mengemukakan perlunya pengembangan lima dimensi manusia yaitu sebagai berikut :

a. Pengembangan sosial (social development). b. Pengembangan Emosional (emotional development) c. Pengembangan Intelektual (intelectual development) d. Pengembangan watak (character development) e. Pengembangan spiritual (spiritual development).

Dari kajian pustaka di atas, serta sintesa yang dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya adalah sumber daya yang dibekali dengan kemampuan dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan dengan

keterampilan yang memadai untuk mendapatkan hasil yang baik. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi Sumber Daya Manusia adalah : 1. Profesional, dengan indikatornya adalah : • kemampuan merencanakan • kemampuan mengkoordinasi • kemampuan melaksanakan • kemampuan mengevaluasi 2. Disiplin, dengan indikatornya

adalah : • ketaatan • kesetiaan • keteraturan • ketertiban • memelihara

3. Sikap, dengan indikatornya adalah :

• sikap bertanggung jawab pada diri sendiri

• sikap bertanggung jawab pada pekerjaan

• sikap bertanggung jawab pada masyarakat

• mampu mengendalikan diri • kemauan bekerja sama

Menurut George C. Edwards III (1980:55), sumber daya staff (SDM), merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan.

(10)

2.1.3. Kinerja Implementasi Kebijakan

Smith dalam Sedarmayanti (2001:52), mendefinisikan kinerja sebagai hasil dari suatu proses, berupa sumber daya manusia atau pun sumber daya lain. Konsep ini menjelaskan bahwa kinerja dikatakan baik manakala hasil dari proses melahirkan hasil yang baik. Sebaliknya, kinerja dikatakan buruk, apabila hasil yang diproses melahirkan hasil yang buruk atau tidak sesuai dengan standar.

Menurut Dharma (1998:1) kinerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau sekelompok orang. Konsep di atas lebih spesifik yaitu penekanannya pada sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok orang.

Grindle (1980:7) menyatakan, implementasi merupakan proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.

Sedangkan Van Meter dan Horn (Wibawa, dkk., 1994:15) menyatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Grindle (1980:7) menambahkan bahwa proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran.

Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pandangan Van Meter dan Horn (Grindle, 1980:6) bahwa tugas implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas instansi pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (policy stakeholders).

(11)

Gambar 2.2 :

Implementation as a Political and Administrative Process

(Merilee S. Grindle. 1980. Politics and Policy Implementation in the Third World, Princeton University Press, New Jersey)

Outcomes:

a.Impact on society, individuals, and groups

b.Change and its acceptance Policy Goals Goals achieved? Action Programs and Individual Projects Designed and Funded Programs Delivered as designed? MEASURING SUCCESS

(12)

Jadi, implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Namun demikian kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat.

Menurut Edwards, ada empat variabel dalam kebijakan publik yaitu Komunikasi (Communications), Sumber Daya (resources), Disposisi/Sikap (dispositions atau attitudes) dan Struktur birokrasi (bureucratic structure).

Gambar 2.3 : Direct and Indirect Impact

(13)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi menurut Edwards sebagai berikut :

a. Komunikasi b. Sumberdaya

c. Disposisi atau Sikap d. Struktur Birokrasi

Kinerja Implementasi kebijakan adalah suatu hasil ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu, dimana Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Jadi, implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan.

Adapun dimensi dan indikator dari Implementasi kebijakan menurut Marilee.S Grindle (1980), adalah :

1. Program tercapai, dengan indikatornya adalah : ● Tahap implementasi ● Kemampuan implementor 2. Memberikan Dampak (Perubahan), dengan indikatornya : ● Perspektif proses implementasi ● Perspektif hasil

Kedua dimensi di atas dijadikan acuan untuk mengukur kinerja pegawai di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

2.2. Kerangka Pemikiran Kinerja Implementasi kebijakan dapat meningkat, apabila berjalan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Proses ini harus ditunjang oleh Komunikasi yang efektif. Apabila keputusan kebijakan semakin akurat dan komando implementasi yang ditransmisikan dijalankan dengan baik, maka akan semakin tinggi probabilitas yang dapat mereka implementasikan. Sebaliknya, kesalahan transmisi, kurangnya kejelasan dan tidak konsistennya para implementor menerima berbagai perintah, maka tidak akan tercapai implementasi kebijakan.

(14)

Dikatakan demikian, walaupun pegawai tahu dan memiliki kemampuan kerja disertai dengan keterampilan secara memadai, namun jika komunikasi yang dilakukan kurang efektif, maka pegawai dalam melaksanakan pekerjaan tersebut tidak dapat diselesaikan secara baik.

Dengan demikian, komunikasi dan Sumber Daya Manusia diduga berpengaruh baik masing-masing maupun

bersama-sama terhadap kinerja implementasi kebijakan bantuan sosial di Kecamatan Gambir Jakarta Pusat.

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, kerangka pemikiran yang dibuat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan ataupun pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti halnya disajikan pada gambar 2-4 sebagai

berikut :

Gambar 2-4 : Kerangka Pemikiran

= Epsilon

2.3. Hipotesis Komunikasi Sumber Daya Manusia Kinerja Implementasi Kebijakan

(15)

Hipotesis adalah proposisi yang sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara diterima untuk diuji kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara dari masalah yang diteliti. Adapun, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Komunikasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi kebijakan.

2. Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi kebijakan. 3. Komunikasi dan Sumber Daya

Manusia secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi kebijakan.

Desain Penelitian

Desain atau metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Ditinjau dari metodenya, penelitian ini menggunakan metode survey.

Pengumpulan sampel dilakukan dengan system

Rancangan Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif 2. Analisis Statistik Inferensial 3. Rancangan Hipotesis

Analisis yang digunakan adalah melalui regresi linier baik parsial dengan uji t maupun regresi berganda dengan uji F.

Hasil Penelitian

Dari seksi-seksi yang ada, seksi Dinas Sosial Kecamatn Gambir Jakarta Pusat memiliki kewenangan dan tanggungjawab dalam kaitannya dengan masalah sosial.

Dari perhitungan SPSS, t hitung

yang diperoleh terhadap b1 adalah sebesar 6,594. Sedangkan t tabel dengan

N N = N x (d) + 1 114 N = 114 (0,0025) + 1 114 N = =88,71 dibulatkan maenad 89 1 + 0,285 2

(16)

derajat bebas 88 pada a (0,05) adalah sebesar 1,98. Dengan demikian, t hitung

(6,594) > t tabel (1,98), sehingga jelas Ho

ditolak dan H1 diterima. Kondisi itu

menunjukkan bahwa variabel bebas X1 berupa Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Y berupa Kinerja Implementasi kebijakan.

Sedangkan untuk b2, dari perhitungan SPSS, t hitung yang diperoleh

adalah sebesar 36,733 sedangkan t tabel

dengan derajat bebas 88 pada a (0,05) adalah sebesar 1,98. Dengan demikian, t

hitung (36,733) > t tabel (1,98), sehingga

jelas Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Implementasi kebijakan.

Dengan bantuan pengolahan komputer berdasarkan perhitungan SPSS tersebut diperoleh Fhitung 8033,347.

Sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan

derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 86 pada a (0,05) sebesar 3,07.

Dengan demikian, F hitung

(8033,347) > F tabel (3,07), sehingga

jelas Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas X1 (Komunikasi) dan variabel bebas X2 (Sumber Daya Manusia) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat Y (Kinerja Implementasi kebijakan).

Kesimpulan

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Komunikasi terhadap Kinerja Implementasi Kebijakan. 2. Variabel bebas X2 Sumber Daya

Manusia mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Y yaitu Kinerja Implementasi Kebijakan. 3. Variabel bebas X1 (Komunikasi) dan variabel bebas X2 (Sumber Daya Manusia) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Y (Kinerja Implementasi Kebijakan) Bantuan Sosial pada Kecamatan Gambir Jakarta Pusat, karena F hitung > dari F tabel. Pengaruh tersebut sebesar 0,995. Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima.

Saran

a. Bagi Pejabat Struktural Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat Hendaknya menciptakan komunikasi yang efektif diantara pegawai agar informasi yang ditransmisikan mengenai distribusi bantuan social dapat mengenai tepat sasaran kepada yang berhak menerima, serta menghindari simpangsiurnya implementasi kebijakan.

(17)

b. Hendaknya meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan cara meningkatkan kualitas, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga pemahaman yang dimiliki dapat digunakan oleh Pimpinan dalam menerapkan kebijakan bidang bantuan tepat waktu sesuai dengan instruksi yang diberikan.

c. Bagi pegawai Kantor Kecamatan Gambir Jakarta Pusat perlu mematuhi segala ketentuan kerja yang berlaku sehingga dalam distribusi bantuan social baik secara fisik maupun non fisik dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan dapat memuaskan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Harun, 1994. Teknik

Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung : Program

Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Agustino, Leo, 2006, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta.

Dann, Sugandha, 1991, Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Organisasi, Jakarta : Intermedia

Dharma, Agus, 1998. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Press.

Djabar, Sadly A., 2000. Performance Improvement Planning: Suatu

Pendekatan Perencanaan

Peningkatan Kinerja. Jakarta: LAN RI.

Edwards, George C, 1980, Implementing

Public policy. Washington, D.C: CQ

Press

Edward III, George C, edited 1984, Public Policy Implementing, Jai Press Inc, London-England.

Emil, Salim, 1996, Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen SDM, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Ernawati, Agustina, 2004. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pamong Belajar SKB di Sulawesi Selatan.” Universitas Negeri Yogyakarta. (Diakses dari http://www.google.co.id. Dengan kata kunci “penelitian tentang kinerja pegawai”)

Face, R. Wayne dan Don F. Faules, 1998, Kepemimpinan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Gomes, Faustino, Cardoso, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Andi Offset.

_____________________, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Handoko T. Hani, 1997, Manajemen, Edisi ke-2, Yogyakarta : BPFE.

Hossein, Farhady and Hatch, Evelyn, 1982. Research and Statistics for Applied Linguistics. Rowley-Massachusetts, London, Tokyo: Newbury House Publishers, Inc. Ig, Wursanto, 1987, Etika Komunikasi

Kantor, Yogyakarta : Andi Offset.

Irfan Islamy, 1997, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta : Bina Aksara.

(19)

Kumorotomo, Wahyudi, 1992, Etika Administrasi Negara, Ed.1 Cet.3 Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Mazmanian, Daniel A and Paul A.

Sabatier. 1983. Implementation and Public Policy, Scott Foresman and Company, USA. Merilee S. Grindle, 1980, Politics and

Policy Implementation in the Third World, Princeton University Press, New Jersey.

Moeljarto, Tjokrowinoto, 1996,

Pembangunan Dilema dan

Tantangan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nasution, 1995, Buku Petunjuk Membuat Tesis, Skripsi, Book Report, dan Laporan, Bandung, Jeemars.

Nawawi, Hadari, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Nugroho. D. Riant, 2003. Kebijakan

Publik : Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, Jakarta : Elex Media Komputindo.

Paul, Michael, Romer, 1990, Endogenous Technological Cange (Journal of Political Economic), Chicago : University of Chicago.

Riduwan, 2004. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : CV. Alfabeta.

Ripley, Rendal B. and Grace A. Franklin. 1986, Policy Implementation and Bureaucracy, second edition, the Dorsey Press, Chicago-Illionis. Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robert. E, Lucas, 1988, On The

Mechanics of Economics

Development, Journal of Monetary Economic, Chicago : Chicago of Universitity.

Ruslan, Rosady, 1999, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sabatier, Paul. 1986. “Top down and

Bottom up Approaches to Implementation Research” Journal of Public Policy 6.

Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju.

Siagian. P. Sondang, 1987, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara

Solichin, Abdul, Wahab, 1991, Analisis Kebijakan : Dari Formulasi ke

(20)

Implementasi Kebijakan Negara,

Malang : Fakultas Ilmu Administrasi UNIBRAW.

____________________, 1997, Analisis

Kebijakan : Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan Negara,

Jakarta : Bumi Aksara.

____________________, 2004, Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara. Steven, Ira, Solow, 1975, A Inventory of

Values and The Values Inventory of Bahavioral Responses, United States International University, San Diego Campus.

Subarsono, AG. 2006, Analisis Kebijakan Publik, (Konsep, Teori dan Aplikasi), Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono, Wibowo, 1997, Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for Windows. Bandung : Alfabeta.

_______________, 2008. Metode Penelitian Administrasi (dilengkapi dengan Metode R&D). Bandung: Alfabeta.

Sulistiyani, A. Teguh. dan Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Sumartiningsih, Fr. Maria Susila, Riyanto, Agus dan Riduwan, 2007, Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Kesehatan. Bandung : Dewa Ruchi.

Sunggono, Bambang, 1994, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Jakarta : Sinar Grafika.

Talidziduhu, Ndraha, 1997, Teori Budaya Organisasi, Cetakan pertama, Jakarta : Rineka Cipta.

_________________, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke empat, Jakarta : Bumi Aksara. Tangkilisan, Hessel Nogi. S, 2003,

Implementasi Kebijakan Publik : Transformasi Pikiran George Edwards, Yogyakarta : Kerjasama Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI) dengan Lukman Offset.

_______________________, 2005. Kebijakan Publik Yang Membumi : Konsep, Strategi, dan Kasus, Cetakan I. Yogyakarta : Kerjasama Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia dengan Lukman Offset.

Umar, Husein, 2004, Metode Riset : Ilmu Administrasi, Jakarta : Gramedia Pustaka.

(21)

Van Meter Donald. S, and Van Horn, Carl. E, 1975, The Policy Implementation Process : A

Conceptual Framework,

Administration and Society.

Wibawa, Samodra, dkk, 1994, Kebijakan Publik, Jakarta : Intermedia.

Winarno Budi, 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Yogyakarta : Media Pressindo.

Dokumen :

- Perda Nomor 42 Tahun 1981 tentang Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi Fakir Miskin

Gambar

Gambar 2.3 : Direct and Indirect Impact
Gambar  2-4  :  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

karena harga diri siswa ditingkatkan dan harga diri mereka yang panduan untuk signifikansi lebih dalam subjek. Selama studi penelitian menunjukkan 5ES Belajar petunjuk Cycle

Hasil penilaian kondisi kesehatan terumbu karang dari sepuluh stasiun pengamatan yang dilakukan di TWP Pulau Pieh dan Laut di Sekitarnya, diperoleh nilai rerata tutupan karang

Overlapping yang dimaksud adalah jika sedang berlangsung pengerjaan reparasi kapal, tiba-tiba akan datang kapal lain untuk direparasi maka kegiatan reparasi akan dihentikan dan

Dalam penelitian ini, penyakit terbanyak yang mendasari terjadinya hemoptisis adalah TB paru, sebanyak 49 kasus atau 47,6% dari total kejadian hemoptisis di bangsal

Terdapat pengaruh langsung positif komunikasi interpersonal terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah, artinya semakin baik komunikasi interpersonal, maka akan

Indomobil Trada Nasional di Bekasi harus dapat melakukan promosi online dan strategi pemberian diskon down payment DP agar mampu meningkatkan volume penjualan mobil Nissan

Penelitian difokuskan pada perencanaan pengelolaan lingkungan di sentra pengasapan ikan Desa Wonosari Kecamatan Bonang Kabupaten Demak sebagai upaya perbaikan lingkungan yang

KARTU RENCANA STUDI  OUTPUT DARI PERWALIAN ONLINE Bisa diakses melalui Sistem Informasi Akademik (LAN).. Periksa Mata Kuliah yang Anda ambil