11 II.1. Sistem
Sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antara objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang di rancang untuk mencapai satu tujuan (Hanif Al-Fatta ;2009:4).
II.1.1. Karakteristik Sistem
Unntuk memahami atau mengembangkan sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan yang lainnya :
1. Batasan (boundary), Penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang termasuk di dalam dan mana yang di luar sistem.
2. Lingkungan (enverontment), Segala sesuatu di luar sistem.
3. Masukan (input), Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) yang di konsumsi dan di manipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran (output), Sumber daya atau produk (informasi, laporan , dokumen, tampilan layer komputer) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (component), Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output).
6. Penghubung (interface), Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi
7. Penyimpanan (storage), Area yang di kuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku dan sebagainya (Hanif Al-Fatta ;2009:5).
II.2. Pakar
Pakar adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan dan, pengalaman, dan metode khusus, serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah atau memberi nasehat (T.Sotojo;2010:163).
II.3. Sistem Pakar II.3.1. Sistem Pakar
Sistem Pakar (Expert System) adalah suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan keahlian seorang dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan suatu masalah (T.Sotojo;2010:13).
II.3.2. Manfaat Sistem Pakar
Sistem pakar menjadi sangat popular karena sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikan diantaranya:
1. Meningkatkat produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari pada manusia.
2. Membuat seorang yang awam bekerja layaknya seorang pakar.
3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.
5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
6. Andal. Sistem Pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit. 7. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan
sistem computer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi.
8. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar (T.Sotojo;2010:161).
II.3.3. Kekurangan Sistem Pakar
Selain Manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada Sistem Pakar, diantaranya (T.Sotojo;2010:161):
1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya.
2. Sulit di kembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar. 3. Sistem Pakar tidak 100% bernilai Benar.
II.3.4 Ciri-Ciri Sistem Pakar
Ciri-ciri dari Sistem Pakar adalah sebagai berikut (T.Sotojo;2010:162): 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami. 4. Bekerja berdasarkan kaidah/ rule tertentu.
5. Mudah di modifikasi.
7. Keluarnya bersifat anjuran.
8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun oleh dialog dengan pengguna.
II.3.5. Konsep Dasar Sistem Pakar II.3.5.1. Kepakaran (Expertise)
Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Kepakaran inilah yang memungkinkan para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan pakar. Kepakaran itu sendiri meliputi pengetahuan tentang (T.Sotojo;2010:163): 1. Fakta-fakta tentang bidang permasalahan tertentu.
2. Teori-teori tentang bidang permasalahan tertentu.
3. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur menurut bidang permsalahan umumnya. 4. Atuan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.
5. Strategi global untuk memcahkan permasalahan 6. Pengetahuan tentang pengetahuan ( meta knowledge ). II.3.5.2. Pemindahan Kepakaran ( Transfering Expertisi )
Tujuan dari Sistem Pakar adalah memindahkan kepakaran dari seorang pakar ke dalam komputer, kemudian kepada orang lain yang bukan pakar. Proses ini melibatkan empat kegiatan, yaitu (T.Sotojo;2010:164):
1. Akuisisi pengetahuan ( dari pakar atau sumber lain ). 2. Representase pengetahuan ( pada komputer ). 3. Inferensi pengetahuan.
II.2.5.3. Inferensi ( Inferencing )
Inferensi adalah sebuah prosedur ( program ) yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencangkup prosedur-prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesih adalah mengammbil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan.
II.2.5.4. Aturan-aturan ( Rules )
Kebanyakan software pakar komersil adalah sistem yang berbasis rule ( rule-based system ), yaitu pengetahuan disimpan terutama dalam bentuk rule, sebagai prosedure pemecahan masalah.
II.2.5.5. Kemampuan Menjelaskan ( Explanation Capability )
Fasilitas lain dari sistem pakar adalah kemampuannya untuk menjelaskan saran atau rekomendasi yang diberikannya. Penjelasan dilakukan dalam subsistem yang disebut subsistem penjelasan ( explanation ). Bagian dari sistem ini memungkinkan sistem untuk memerikasa penalaran yang dibuatnya sendiri dan menjelaskan operasi-operasinya.
Karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh sistem pakar berbeda dengan sistem konvensional. Perbedaan ini ditunjukkan pada Tabel II.1
Tabel II.1 Perbandingan antara Sistem Konvensional dengan Sistem Pakar
Sistem Konvensional Sistem Pakar
Informasi dan pemprosesannya biasanya digabungkan dalam satu program.
Basis pengetahuan diposahkan secara jelas dengan mekanisme inferensi.
Program tidak membuat kesalah ( yang membuat kesalahan: Pemrogram atau Pengguna).
Program dapat berbuat kesalahan.
Biasanya tidak menjelaskan mengapa data masukan diperlakukan atau bagaimana output dihasilkan.
Penjelasan merupakan bagian terpenting dari semua sistem pakar.
Perubahan program sangat menyulitkan.
Perubahan dalam aturan-aturan mudah untuk dilakukan.
Sistem hanya bisa beroperasi setelah lengkap atau selesai.
Sistem dapat beroperasi hanya dengan aturan-aturan yang sedikit ( sebagai prototipe awal ).
Eksekusi dilakukan berdasarkan langkah demi langkah ( algoritmatic ).
Eksekusi dilakukan dengan menggunkaan heuristic dan logika pada seluruh basi pengetahuan.
II.4. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan alat video kamera yang digunakan untuk merekam kejadian di area tertentu untuk di tampilkan di limited monitor dengan cakupan publikasi terbatas. CCTV mempunyai komponen- komponen yaitu Konektor BNC (Bayonet Neill Concelman), Kabel Coaxial, Kabel Power, Adaptor, Kamera CCTV, DVR (Digital Video Recorder), Hardisk, dan Monitor. Dan dalam proses perekaman dan pemantauan CCTV sering mengalami gangguan dan ketidak tahuan akan ganguan tersebut mengakibatkan komponen CCTV mengalami kerusakan. Berdasarkan hal tersebut berikut adalah hasil wawancara dengan teknisi PT.Global CCTV & Security mengenai kerusakan yang terjadi pada CCTV:
1. BNC CCTV mengalami kerusakan
Gejala :1. Gambar kabur dan banyak semut. 2. Gambar Menjadi Hitam
2. Lensa kamera CCTV mengalami kerusakan
Gejala: 1. Gambar yang dihasilkan tidak focus (blur).
2. Gambar yang dihasilkan tampak seperti ada meteorid. 3. Kamera CCTV mengalami kerusakan
Gejala : 1. Hasil rekaman video pada kamera tertentu yang tampak pada layar monitor berubah warna menjadi hitam putih.
2. Gambar yang dihasilkan pada monitor hilang atau tampak video loss tetapi hanya pada kamera tertentu saja dan tidak pada semua kamera pemantau.
4. Adaptor CCTV mengalami kerusakan
Gejala: 1. Gambar tampak bergaris-garis vertical naik dan turun kebawah secara terus menerus.
2. Video loss di semua kamera yang terpasang. 5. DVR CCTV mengalami kerusakan
Gejala: 1. DVR suka me-restart sendiri & DVR tidak bisa dioperasikan (tombol-tombol macet).
2. Gambar hilang (blank), baik saat live maupun playback dan Rekaman pada tanggal tertentu hilang.
6. Kabel coaxial CCTV mengalami kerusakan
Gejala : 1. Gambar yang dihasilkan bergoyang-goyang, berkedip-kedip. 2. Gambar bergaris-garis seakan-akan gambar yg dihasilkan
CCTV akan hilang.
7. Hardisk CCTV mengalami kerusakan
Gejala : 1. Tidak ada hasil video pada saat video akan di putar ulang (playback).
2.Tidak tampak disemua bagian kamera pemantau proses Record II.5. Forward Chaining
Metode inferensi dalam Sistem Pakar adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.
1. Metode ini akan menganalisis masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.
2. Metode ini akan memulai pelacakannya dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Forward chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba menarik kesimpulan (Nita, 2012:22).
Gambar II.1 : Cara Kerja Mesin Inferensi Forward Chaining
(Sumber : Nita, 2012:22)
II.6. Visual Basic.Net 2010
Visual Basic.Net 2010 Merupakan sebuah Integrated Devlopment Environtment (IDE) atau Lingkungan kerja yang digunakan unruk membangun aplikasi .NET yang dapat digunakan untuk beberapa bahasa pmograman, seperti visual basic (VB), C#, Visual C++, J#, F# dan lain-lain. Visual Studio Profesional 2010 menyediakan berbagai tool yang lengkap bagi para pengembang untuk membangun aplikasi yang berjalan di .Net Framework. Berbagai tool, antara lain tool Toolbox yang berisi komponen visual, selain itu ada jendela wizard yang membantu untuk melakukan pemograman dengan sangat mudah.
II.7. SQL Server 2008
SQL Server 2008 adalah sebuah RDBMS (Relational Database Managemennt System) yang di develop oleh Microsoft, yang digunakan untuk menyimpan dan mengolah data. Pada SQL Server 2008 kita bisa melakukan pengambilan dan modifikasi data yang ada dengan cepat dan efisien. Pada SQL Server 2008 kita bisa membuat object-object yang sering digunakan pada aplikasi bisnis, seperti membuat database, table, function, stored procedure, trigger dan view. Selain object, kita juga menjalankan perintah SQL (Structured Query Language) untuk mengambil data.
II.8. UML (Unified Modeling Language)
Unified Modeling Language adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi setandar dalam industry untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem (Yuni Sugiarti;2013:34).
Dengan menggunakan UML kita dapat membuat untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi, dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunaka clas dan operation dalam konsep dasarnya maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++,java,C# atau VB.NET. Walaupun demikian UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi procedural dalam VB atau C.
Seperti bahasa lainnya, UML mendefenisikan notasi dan syntax/semantic. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan
berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefenisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique) dan Ivar Jacobson OOSE (Object Oriented Software Enginering).
Gambar II.2. metodelogi pemodelan berorientasi objek Sumber : (Yuni Sugiarti;2013:35)
II.8.1. Use Case Digram
Dalam membuat sebuah sistem, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menentukan kebutuhan. Terdapat dua kebutuhan yaitu kebutuhan fungsional dan nonfungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan pengguna dan stakeholder sehari-hari yang akan dimiliki oleh sistem, dimana kebutuhan ini akan digunakan oleh pengguna atau stakeholder. Sedangkan kebuthan nonfungsional adalah kebutuhan yang memperhatikan hal-hal berikut yaitu performansi, kemudahan dalam menggunakan sistem, kehandalan sistem, keamanan sistem, keuangan, legalitas, operasional.
Kebutuhan fungsional akan digambarkan melalui sebuah gambar yang dinamakan diagram use case. Use Case Diagram atau diagram use case merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Diagram Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih actor dengan sistem yang dibuat. Dengan pengertian yang cepat, diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada dalam sebuah sistem dan apa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Terdapat beberapa simbol dalam menggambarkan use case, yaitu use case, actor, relasi.
Adapun simbol use case diagram dapat dilihat di table II.2. berikut:
Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh sistem pada level konseptual sehingga kita akan memahami apakah keputusan yang diambil oleh sistem adalah benar atau tidak.
Adapun contoh use case adalah ditujukan oleh gambar II.3 sebagai berikut:
Gambar II.3. contoh Use Case Diagram Sumber : (Yuni Sugiarti;2013:45) II.8.2. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefenisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.
- Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.
- Atribut mendeskripsikan property dengan sebaris teks di dalam kotak tersebut.
- Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh satu kelas. Diagram kelas mendeskripsikan jenis jenis objek dalam sistem dan berbagai hubungan statis yang terdapat diantara mereka. Diagram kelas juga menunjukan property dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasanyang terdapat
dalam hubungan-hubungan objek tersebut. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas dapat dilihat pada tabel II.3.
Tabel II.3. Simbol Class Diagram
Adapun contoh Class Diagram dapat dilihat pada gambar II.4. berikut:
Gambar II.4. contoh Class Diagram Sumber : (Yuni Sugiarti;2013:60) II.8.3. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu di perhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas mendukung prilaku paralel.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk medefenisikan hal-hal berikut:
- Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang di gambarkan merupakan proses bisnis sistem yang di defenisikan.
- Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/ user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan. - Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat meggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Berikut adalah contoh activity diagram yang dapat dilihat pada gambar II.5.
Gambar II.5. contoh Activity diagram Sumber : (Yuni Sugiarti;2013:77)
II.8.4. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kelakuan/prilaku objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan di terima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar sequence diagram maka harus di ketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diintansiasi menjadi objek tertentu.
Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah sebanyak pendefenisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah di defenisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sequence sehingga semakin banyak use case yang di defenisikan maka diagram sequence yang harus di buat juga semakin banyak. Berikut contoh Sequence Diagram yang dapat dilihat pada gambar II.6 berikut:
Gambar II.6. Contoh Sequnce Diargam Sumber : (Yuni Sugiarti;2013:71)
II.9. ERD (Entity Relationship Diagram)
Perancangan basis data dengan menggunakan model entity relationship adalah dengan menggunakan Entity Relationalship Diagram (ERD). Terdapat tiga notasi dasar yang bekerja pada model E-R yaitu: entity sets, relationship sets, dan attributes (Kusrini;2007:21).
Sebuah entity adalah sebuah “benda” (thing) atau “objek” di dunia nyata yang dapat di bedakan dari semua objek lainnya. Entity sets adalah sekumpulan entity yang mempunyai tipe yang sama. Entity set di lambangkan dengan bentuk persegi panjang seperti tampak pada gambar II.7 berikut:
Gambar II.7 Lambang Entity set Sumber : (Kusrini;2007:21)
Relationaship adalah hubungan diantara beberapa entiti. Relationalship set adalah sekumpulan relasi yang mempunyai tipe yang sama. Relationship set di gambarkan dengan diamond seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Gambar II.8. Lambang Relationship set Sumber : (Kusrini;2007:21)
Atribut merupakan sebutan untuk mewakili suatu entity. Atribut dalam ERD dilambangkan dengan bentuk elips seperti tampak pada gambar dibawah ini:
Gambar II.9. Lambang Atribut Sumber : (Kusrini;2007:22) II.10. Normalisasi
Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standaruntuk menghasilkan struktur tabel yang normal(Kusrini;2007:40).
Tahapan normalisasi terdiri dari beberapa bentuk yaitu sebagai berikut: 1. Bentuk normal tahap pertama 1NF
Sebuah tabel disebut dengan 1NF jika: tidak ada baris yang duplikat dalam tabel tersebut, masing-masing cell bernilai tunggal.
2. Bentuk normal tahap kedua 2NF
Bentuk normal kedua 2NF terpenuhi jika pada sebuiah tabell semua atribut yang tidak termasuk dalam primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh.
Sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi 2NF, jika ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya tergantung pada sebagian dari primary key).
3. Bentuk normal tahap ketiga 3NF
Sebuah tabel dikatakan memenuhi bentuk normal ketiga (3NF), jika untuk setiap ketergantungan fungsional dengan notasi X-> A, dimana A mewakili semua atribut tunggal di dalam tabel yang tidak ada di dalam x maka X haruslah superkey pada tabel tersebut, atau A merupakan bagian dari primary key pada tabel tersebut.
4. Boyce Code Normal Form (BCNF) Memenuhi 1NF