• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

.

NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan Februari 2014 sebesar 105,02 persen, terjadi kenaikan sebesar 0,04 persen bila dibandingkan dengan NTP bulan Januari yang mencapai 104,98 persen.

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 100,51 persen; Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 106,68 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 109,10 persen; Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 106,38 persen; dan Subsektor Perikanan (NTP-Pi) sebesar 106,59 persen.

Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka tiga dari lima subsektor NTP mengalami peningkatan NTP yaitu Subsektor Tanaman Pangan, ,Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Subsektor Perikanan.

No. 16/03/73/Th. VIII, 3 Maret 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 104,98 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada Februari 2014, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen dibandingkan bulan Januari, yaitu dari 104,98 menjadi 105,02. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

(2)

Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan, Februari 2014 (2012=100)

Rincian Bulan Persentase Perubahan Januari 2014 Februari 2014

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Diterima Petani 113.62 114.14 0.46

2. Indeks Dibayar Petani 108.23 108.69 0.42

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 109.47 110.06 0.54

2.1.1. Bahan Makanan 111.27 112.02 0.67 2.1.2. Makanan Jadi 105.91 106.42 0.48

2.1.3. Perumahan 108.59 109.26 0.61

2.1.4. Sandang 106.56 106.98 0.40

2.1.5. Kesehatan 107.21 107.47 0.25

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan 103.03 103.17 0.14 Olah Raga

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 114.29 114.81 0.46 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan 106.12 106.31 0.18 Barang Modal (BPPBM)

2.2.1. Bibit 105.14 105.25 0.10

2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 103.00 103.29 0.28 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan 105.78 105.92 0.14 Lainnya

2.2.4. Transportasi 115.57 115.71 0.12 2.2.5. Penambahan Barang Modal 105.98 106.19 0.20 2.2.6. Upah Buruh Tani 106.60 106.83 0.21

3. Nilai Tukar Petani 104.98 105.02 0.04

Bila NTP Februari 2014 dibandingkan dengan Januari , tiga dari lima subsektor NTP mengalami kenaikan, yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,31 %, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,67 %, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,44%, sementara itu Subsektor Hortikultura turun sebesar (-1,44 %) dan Subsektor Peternakan turun sebesar (-0,21 %), tetapi dengan kenaikan ketiga Subsektor tersebut menyebabkan NTP Provinsi Sulawesi Selatan mengalami kenaikan sebesar 0,04 %.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Februari 2014 indeks harga yang diterima petani (It) yang mengalami kenaikan yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,78 %, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,08 %, Subsektor Peternakan sebesar 0,14 %, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,77%, walaupun Subsektor Hortikultura turun sebesar (-0,97 %), tetapi dengan kenaikan keempat Subsektor tersebut maka Indeks Harga yang diterima Petani di Sulawesi Selatan mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen bila dibandingkan dengan bulan Januari 2013, yaitu dari 113,62 menjadi 114,14.

(3)

Tabel 2

Nilai Tukar Petani Sulawesi Selatan Per Subsektor Februari 2014 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan

Januari 2014 Februari 2014

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 109.46 110.33 0.78

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 109.24 109.76 0.48

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 100.21 100.51 0.31

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 116.94 115.80 -0.97

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 108.03 108.55 0.48

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 108.25 106.68 -1.44

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 117.24 118.51 1.08

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 108.18 108.63 0.41

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 108.37 109.10 0.67

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 114.02 114.18 0.14

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 106.96 107.33 0.35

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 106.60 106.38 -0.21

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 114.74 115.63 0.77

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 108.12 108.48 0.33

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 106.12 106.59 0.44

5.1 Perikanan Tangkap (NTP-Pit) 103.76 104.43 0.65

5.2 Perikanan Budidaya(NTP-Pib) 107.89 108.20 0.29

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar (Ib) petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Februari 2014 indeks harga yang dibayar (Ib) petani dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen bila dibandingkan Januari, yaitu dari 108,23 menjadi 108,69. Posisi indeks harga yang dibayar (Ib) terjadi kenaikan pada semua Subsektor, yakni Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,48 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 0,48 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,41 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen, dan Subsektor Perikanan mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen.

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada bulan Februari 2014 NTP-P terjadi kenaikan 0,31 persen, hal ini karena perubahan Indeks yang diterima (It) sebesar 0,78 persen lebih besar bila dibandingkan dengan perubahan indeks yang dibayar (Ib) petani yaitu sebesar 0,48 persen. kenaikan yang terjadi pada Indeks yang diterima (It)

(4)

0,48 persen, dari 109,24 menjadi 109,76 dimana indeks pada subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada bulan Februari 2014, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H) dilaporkan mengalami penurunan sebessar (-1,44) persen, hal ini karena Indeks yang diterima (It) petani mengalami penurunan sebesar (-0,97 %), sedang indeks yang dibayar (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen.

Penurunan yang terjadi pada Indeks yang diterima (It) karena adanya penurunan pada aneka komoditas pada subkelompok sayur-sayuran sebesar (-0,69) persen, buah-buahan sebesar (-1,24) persen, dan tanaman obat turun sebesar (-0,31 %), sedang indeks yang dibayar (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen yaitu indeks pada subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,57 persen, sedang biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Pada bulan Februari 2014 NTP-Pr mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen, hal ini karena perubahan Indeks yang diterima (It) petani mengalami kenaikan sebesar 1,08 persen, lebih besar dibandingkan dengan perubahan pada indeks yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,41 persen.

Indeks yang diterima (It) pada subkelompok tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,08 persen yaitu dari 117,24 menjadi 118,51 Di sisi lain pada indeks yang dibayar (Ib) hanya mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen untuk indeks pada konsumsi rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,49 persen dan indeks biaya produksi, dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Pada bulan Februari 2014, NTP-Pt terjadi penurunan sebesar (-0,21) persen dibandingkan dengan bulan Januari , hal ini karena perubahan indeks yang diterima petani sebesar 0,14 persen yaitu dari 114,02 menjadi 114,18; sedang indeks yang dibayar mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen, lebih besar bila dibandingkan dengan indeks yang diterima petani.

Indeks yang diterima petani (It) sub sektor peternakan mengalami penurunan Indeks pada subkelompok ternak kecil mengalami penurunan sebesar (-0,38) persen, subkelompok unggas mengalami penurunan sebesar (-0,53) persen, dan subsektor hasil ternak mengalami penurunan sebesar (-0,79) persen, walaupun subkelompok ternak besar mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Indeks yang dibayar petani (Ib) karena kenaikan pada subkelompok Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,58 persen,dan kelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0.19 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi)

Pada bulan Februari 2014, NTP-Pi mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen, hal ini karena perubahan indeks yang diterima (It) petani mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen, lebih besar bila dibandingkan dengan kenaikan pada indek yang dibayar (Ib) yaitu sebesar 0,33 persen. Kenaikan yang terjadi pada indeks yang diterima (It) karena subkelompok penangkapan mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen, dan sub kelompok budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, sedang Indeks yang dibayar (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen ,dimana pada subkelompok Konsumsi Rumah

(5)

Tabel 3

Angka Indeks Per Subsektor menurut Kelompok dan Perubahannya Februari 2014 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Perubahan

Januari 2014 Februari 2014

(1) (2) (3) (4)

1, Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 109.46 110.33 0.78

- Padi 107.45 107.94 0.45

- Palawija 113.74 115.41 1.45

b. Indeks Dibayar Petani 109.24 109.76 0.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109.93 110.54 0.55

- Indeks BPPBM 107.28 107.56 0.26

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 116.94 115.80 -0.97

- Sayur-sayuran 126.16 125.29 -0.69

- Buah-buahan 109.95 108.59 -1.24

-Tanaman Obat 114.35 114.00 -0.31

b. Indeks Dibayar Petani 108.03 108.55 0.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 108.97 109.59 0.57

- Indeks BPPBM 104.97 105.15 0.17

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 117.24 118.51 1.08

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 117.24 118.51 1.08

b. Indeks Dibayar Petani 108.18 108.63 0.41

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 108.58 109.11 0.49

- Indeks BPPBM 106.45 106.50 0.05

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 114.02 114.18 0.14

- Ternak Besar 115.93 116.50 0.49

- Ternak Kecil 116.37 115.93 -0.38

- Unggas 101.75 101.21 -0.53

- Hasil Ternak 117.82 116.90 -0.79

b. Indeks Dibayar Petani 106.96 107.33 0.35

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109.87 110.51 0.58

- Indeks BPPBM 104.97 105.16 0.19

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 114.74 115.63 0.77

- Penangkapan 111.96 113.02 0.94

- Budidaya 116.82 117.58 0.65

b. Indeks Dibayar Petani 108.12 108.48 0.33

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 109.84 110.31 0.43

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Karena ringer laktat mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF), ringer laktat efektif sebagai terapi resusitasi dengan pemberian dalam jumlah yang

c) Menyimpan persediaan dengan baik, untuk menghindarkan persediaan dari pencurian, kerusakan atau penyusutan nilai persediaan. d) Membatasi akses persediaan pada orang

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

R-Perpres Rencana Induk Riset Nasional 2015 - 2045 TATA SAJI PENYUSUNAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2017 - 2045 LATAR BELAKANG DRAFT PERPRES DRAFT PERMEN.. LAMPIRAN

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai- nilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional