• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penanganan Nyeri Dismenorea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Penanganan Nyeri Dismenorea"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Terapi

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

Terhadap Penanganan Nyeri Dismenorea

(Therapeutic Effect of Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) Against

Pain Management dysmenorrhoea)

Muthmainnah Zakiyyah

Akbid Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo

ABSTRAK

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) merupakan teknik terapi yang menggabungkan sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan metode tapping pada 18 titik kunci di sepanjang 12 jalur energi tubuh. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan praeksperimen yakni rancangan one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua remaja putri usia 12-15 tahun yang mengalami dismenorea berjumlah 90 orang. Sampel terdiri dari sebagian remaja putri usia 12-12-15 tahun yang mengalami dismenorea secara rutin berjumlah 74 orang. Sampling dilakukan dengan cara simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi. Ada 2 variabel yang digunakan, yakni variabel independen (SEFT) dan variabel dependen (nyeri dismenorea). Instrumen menggunakan lembar checklist dan skala nyeri smethzer, kemudian dilakukan pengumpulan dan pengolahan data (editing, coding, scoring, tabulating) lalu dilakukan analisa data menggunakan uji T-Test Paired dengan α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri dismenorea yang dirasakan responden sebelum dilakukan terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) adalah nyeri ringan sebanyak 47 responden (64%), setelah dilakukan terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) adalah tidak nyeri sebanyak 68 responden (92%). Hasil Analisis menunjukkan bahwa terapi SEFT mempengaruhi terhadap penanganan nyeri dismenorea (ρ value = 0,000). Melihat hasil penelitian ini, diharapkan bagi remaja putri yang sudah mengikuti pelatihan SEFT untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Penanganan Nyeri, SEFT, Dismenorea.

ABSTRACT

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) as a technique which combining body'energy system and spiritual therapy with tapping method in 18 key points along 12 body's energy pathways. Design research that is used of the pre-experimental designone group pretest and posttest. Populations in this study are all young women aged 12 to15 years who had dysmenorrheal numbered 90 people. Sample consisted of mostly girls aged 12 to 15 years who experienced dysmenorrheal routinely are 74 people. Sampling is done by simple random sampling based on the inclusion criteria. The are two variables that are used, the independent variable (SEFT) and variable dependent (dysmenorrheal pain). Instrument using a checklist sheet and smelthzer paint scale, then performed data collection and processing (editing, coding, scoring, tabulating) then analyzed the data using T-Test Paired with α 0,05. The result of this study indicate that before treated respondents who felt mild pain as much as 47 respondent (64%), after treatment was not painful as much as 68 respondent (92%). Results of the analysis indicate that therapeutic SEFT affected on pain management dysmenorrheal (ρ value = 0,000). See the result of this study, it is expected for young women who have training SEFT to apply it it their daily lives.

Key words: Management Pain, SEFT, Dysmenorrheal.

PENDAHULUAN

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

merupakan suatu terapi Psikologi yang pertama kali ditujukan untuk melengkapi alat psikoterapi yang sudah ada. SEFT adalah salah satu varian dari cabang ilmu baru yang dinamai Energy Psychology. Selain itu, SEFT adalah gabungan antara Spiritual power dan Energy

Psychology (Zainuddin, 2012).

Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak di perut bagian bawah dan

biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan (Anurogo, dito, wulandari, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 01 Maret 2013 di SMP ZAHA 1 Genggong, Pajarakan, Probolinggo, menunjukkan bahwa dari 10 responden remaja putri usia 12–15 tahun dengan metode wawancara didapatkan remaja putri yang mengalami dismenorea 7 orang (70%) dan remaja putri yang tidak mengalami dismenorea 3 orang (30%). Dari 7 remaja putri yang mengalami dismenorea terdapat 6 orang (85,7%) remaja yang menangani dismenorea dengan obat-obatan, 1 orang (14,3%) menangani dismenorea dengan istirahat, dan tidak ada yang menangani dismenorea dengan terapi non farmakologi (SEFT).

(2)

Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) merupakan terapi yang sangat mudah untuk dilakukan. Proses belajar sangat cepat, tanpa obat-obatan, dan tanpa melakukan prosedur diagnosis yang rumit. Hanya menggunakan ketukan ringan (tapping) hanya pada 18 titik kunci di sepanjang 12 energy tubuh, dan efek penyembuhan dapat langsung dirasakan secara instant (one minute wonder). Selain untuk penyembuhan baik fisik maupun emosi, juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi dan kedamaian hati (Riyanto, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tentang "Pengaruh terapi Spiritual Emosional

Freedom Technique (SEFT) terhadap penanganan nyeri

dismenorea pada remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo".

MATERI

Konsep Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

Pengertian

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

merupakan suatu terapi Psikologi yang pertama kali ditujukan untuk melengkapi alat psikoterapi yang sudah ada. SEFT adalah salah satu varian dari cabang ilmu baru yang dinamai Energy Psychology. Selain itu, SEFT adalah gabungan antara Spiritual power dan Energy Psychology (Zainuddin, 2012).

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

bekerja dengan prinsip yang kurang lebih sama dengan

akupuntur dan akupressur. Ketiga teknik ini berusaha

merangsang titik-titik kunci di sepanjang 12 jalur energi (energi meridian) tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan kita (Zainuddin, 2012).

Cara melakukan SEFT a. Versi lengkap

SEFT terdiri dari 3 tahap: 1. The Set-Up

The set-up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan tepat. Langkah ini untuk menetralisir "psychological Reversal" atau "perlawanan psikologis"

The Set-up terdiri dari 2 aktivitas, yang pertama

adalah mengucapkan kalimat seperti di atas dengan penuh rasa khusyu', ikhlas dan pasrah sebanyak 3 kali. Dan yang kedua adalah sambil mengucapkan dengan penuh perasaan, kita menekan dada kita, tepatnya di bagian "Sore Spot" (titik nyeri = daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit) atau mengetuk dengan dua ujung jari di bagian "Karate

Chop". Setelah menekan titik nyeri atau mengetuk karate chop sambil mengucapkan kalimat Set-Up

seperti di atas, kita melanjutkan dengan langkah kedua, "The Tune-In" (Zainuddin, 2012.).

2. The Tune-In

Masalah fisik, kita melakukan tune-in dengan cara merasakan rasa sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit, dibarengi dengan hati dan mulut kita berdoa.

Masalah emosi, kita melakukan "Tune-In" dengan cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik tertentu yang dapat membangkitkan emosi negative yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi negatif (marah, sedih, takut, dsb) hati dan mulut kita berdoa. Bersamaan dengan Tune-In ini kita melakukan

langkah ketiga (Tapping). Pada proses inilah kita menetralisir emosi negatif atau rasa sakit fisik (Zainuddin, 2012).

3. The Tapping

Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung

jari pada titik-titik tertentu di tubuh kita sambil terus

Tune-In. Titik-titik ini adalah titik-titik kunci dari "The Major Energy Meridians", yang jika kita ketuk

beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan dengan normal dan seimbang kembali (Zainuddin, 2012).

Gambar 1. Titik-titik Kunci “The Major Energy Meridians”

(3)

Berikut ini adalah titik-titik tersebut: a. Cr = Crown,

Pada titik di bagian atas kepala b. EB = Eye Brow,

Pada titik permulaan alis mata c. SE = Side of the Eye,

Di atas tulang di samping mata d. UE = Under the Eye,

2 cm di bawah kelopak mata e. UN = Under the Nose,

Tepat di bawah hidung (Zainuddin, 2012) f. Ch = Chin,

Di antara dagu dan bagian bawah bibir g. CB = Collar Bone,

Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama

h. UA = Under the Arm,

Di bawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria) atau tepat di bagian tengah tali bra (wanita)

i. BN = Bellow Nipple,

2,5 cm di bawah putting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara j. IH = Inside of Hand,

Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

k. OH = Outside of Hand,

Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

l. Th = Thumb,

Ibu jari di samping luar bagian bawah kuku m. IF = Index Finger,

Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku n. MF = Middle Finger,

Jari tengah samping luar bagian bawah kuku o. RF = Ring finger,

Jari manis di samping luar bagian bawah kuku p. BF = Baby finger,

Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku q. KC = Karate Chop

Di samping telapak tangan, bagian yang kita gunakan untuk mematahkan balok saat karate

r. GS = Gamut Spot,

Di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari kelingking

9 gamut procedure (gerakan untuk merangsang otak): 1. Menutup mata

2. Membuka mata

3. Mata digerakkan dengan kuat ke kanan bawah 4. Mata digerakkan dengan kuat ke kiri bawah 5. Memutar bola mata searah jarum jam

6. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam 7. Bergumam dengan berirama selama 3 detik 8. Menghitung 1,2,3,4,5

9. Bergumam lagi selama 3 detik

Setelah menyelesaikan 9 gamut procedure, langkah terakhir adalah mengulang lagi tapping dari titik pertama hingga ke-17 (berakhir di karate chop). Dan diakhiri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, sambil mengucap rasa syukur (Zainuddin, 2012).

b. Versi inti

The Set-Up, lalu dilanjutkan The Tune-In beserta kata pengingatnya atau doa: "saya ikhlas, saya pasrah" disertai sebagian langkah ketiga (the Tapping), mulai dari titik pertama (the Crown) hingga titik ke 9 (Below Nipple). Cukup sampai di situ dan akhiri dengan tarik nafas panjang dan hembuskan (Zainuddin, 2012).

METODEPENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan praeksperimen yakni rancangan one group pretest post

test. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua remaja

putri usia 12–15 tahun yang mengalami dismenorea berjumlah 90 orang. Sampel terdiri dari sebagian remaja putri usia 12–15 tahun yang mengalami dismenorea secara rutin berjumlah 74 orang. Sampling dilakukan dengan cara simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi. Ada 2 variabel yang digunakan, yakni variabel independen (SEFT) dan variabel dependen (nyeri dismenorea). Instrumen menggunakan lembar

checklist dan skala nyeri smethzer, kemudian dilakukan

pengumpulan dan pengolahan data (editing, coding,

scoring, tabulating) lalu dilakukan analisa data

menggunakan uji T-Test Paired dengan α 0,05.

HASILPENELITIAN Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan usia

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil bahwa usia responden yang terbanyak adalah 14 tahun sebanyak 25 responden (33,78%).

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan usia di SMP Zaha 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013. No. Usia (tahun) Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 12 13 14 15 16 21 25 12 21,62 28,37 33,78 16,21 Total 74 100

(4)

Data Khusus

a. Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo.

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 39 responden (53%) memiliki skor pencapaian terapi SEFT yang baik. b. Penanganan nyeri dismenorea sebelum dilakukan

terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) pada remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo.

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 47 responden (64%) mengalami nyeri ringan.

c. Penanganan nyeri dismenorea setelah dilakukan terapi SpiritualEmosional Freedom Technique (SEFT) pada remaja putri usia 12-15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-probolinggo.

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 68 responden (92%) mengalami tidak nyeri.

d. Pengaruh terapi Spiritual Emosional Freedom

Technique (SEFT) terhadap penanganan nyeri

dismenorea pada remaja putri usia 12-15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-probolinggo.

Berdasarkan Tabel 5 didapatkan hasil bahwa sebelum diterapi yang merasa nyeri ringan sebanyak 47 responden (64%) dan setelah diterapi yang merasa tidak nyeri sebanyak 68 responen (92%).

Berdasarkan perhitungan uji statistik menggunakan rumus uji "T-Test Paired" didapatkan hasil bahwa ρ value = 0,000 < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan arti bahwa ada pengaruh terapi Spiritual Emosional

Freedom Technique (SEFT) terhadap penanganan nyeri

dismenorea pada remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo.

PEMBAHASAN

a. Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 39 responden (53%) memiliki skor pencapaian terapi SEFT yang baik.

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

bekerja dengan prinsip yang kurang lebih sama

Tabel 2. Distribusi frekuensi terapi Spiritual Emosional

Freedom Technique (SEFT) di SMP ZAHA 1

Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013.

No. Skor pencapaian SEFT Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali 31 39 4 0 0 42 53 5 0 0 Total 74 100

Sumber: Data primer checklist tahun 2013

Tabel 3. Distribusi frekuensi penanganan nyeri

dismenorea sebelum dilakukan terapi Spiritual

Emosional Freedom Technique (SEFT) di SMP

ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013.

No. Skala Nyeri (Smelthzer) Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

0 47 22 5 0 0 64 30 6 0 Total 74 100

Sumber: Data primer checklist tahun 2013

Tabel 4. Distribusi frekuensi penanganan nyeri dismenorea setelah dilakukan terapi Spiritual

Emosional Freedom Technique (SEFT) di SMP

ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013.

No. Skala Nyeri (Smelthzer) Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

68 6 0 0 0 92 8 0 0 0 Total 74 100

Sumber: Data primer checklist tahun 2013

Tabel 5. Tabulasi silang penanganan nyeri dismenorea

sebelum dan setelah terapi Spiritual Emosional

Freedom Technique (SEFT) di SMP ZAHA 1

Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013. Sebelum Setelah Frekuensi (f) % Frekuensi (f) % Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri berat sekali

0 47 22 5 0 0 64 30 6 0 68 6 0 0 0 92 8 0 0 0 Total 74 100 74 100 ρ value = 0,000 α = 0.05

(5)

dengan akupuntur & akupressur. Ketiga teknik ini berusaha merangsang titik-titik kunci di sepanjang 12 jalur energi (energi meridian) tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan kita (Zainuddin, 2012).

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

sangat mudah dikerjakan oleh siapa pun, termasuk remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo. Langkah-langkah dalam SEFT mudah untuk dilakukan proses belajar sangat cepat dan tanpa prosedur diagnosis yang rumit, hanya dengan menggunakan ketukan ringan pada 18 titik kunci di sepanjang 12 energi tubuh, efek penyembuhan dapat langsung dirasakan secara instant.

b. Penanganan nyeri dismenorea sebelum dilakukan terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan terapi didapatkan bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 47 responden (64%) mengalami nyeri ringan.

Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha (Anurogo, Dito, Wulandari. 2012). Masalah nyeri dismenorea yang seringkali dialami oleh para remaja, khususnya pada remaja awal (12– 15 tahun), harus segera ditangani meskipun hanya dengan pengobatan sendiri atau nyeri yang dirasakan masih dalam skala nyeri ringan. Hal ini dikarenakan untuk menghindari dampak negatif seperti hilangnya konsentrasi saat belajar dan menurunnya produktivitas seseorang.

c. Penanganan nyeri dismenorea setelah dilakukan terapi

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan terapi didapatkan bahwa sebagian besar responden, yakni sebanyak 68 responden (92%) merasa tidak nyeri. Menurut pendapat Potter (2005), untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik menggunakan manajemen nyeri non farmakologis. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis.

Perubahan skala nyeri yang dialami setelah melakukan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), dari yang semula mayoritas mengalami nyeri ringan, menjadi tidak nyeri, merupakan bukti bahwa terapi ini cocok digunakan untuk menangani nyeri dismenorea yang seringkali dialami oleh sebagian besar remaja. Dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan pereda nyeri yang biasanya dikonsumsi setiap merasakan nyeri haid. Dikarenakan seberapa pun aman dan tanpa efek samping, tetapi bila

dikonsumsi terus menerus, akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Selain itu, yang paling parah dan mengerikan adalah dampak mental psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan tidak melepaskan diri dari obat-obatan. Mereka terus merasa bahwa untuk tidak mengalami nyeri haid, maka harus minum obat.

d. Pengaruh terapi Spiritual Emosional Freedom

Technique (SEFT) terhadap penanganan nyeri

dismenorea.

Berdasarkan perhitungan uji statistik menggunakan rumus uji "T-Test Paired" didapatkan hasil bahwa ρ value = 0,000 < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan arti bahwa ada pengaruh terapi

Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

terhadap penanganan nyeri dismenorea pada remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo.

Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) menggunakan teknik yang aman, mudah, cepat, dan sederhana, bahkan tanpa risiko, karena tidak menggunakan alat atau jarum. Hanya dengan jari telunjuk dan jari tengah kita yang di ketuk ketukkan ringan di beberapa titik meridian tubuh. Selain itu, dengan melibatkan Tuhan dalam proses energi psikologi ini menjadikan SEFT mengalami amplfying

effect sehingga spektrum masalah yang dapat

diatasi juga jauh lebih luas meliputi fisik dan emosi, kesuksesan diri, kebahagiaan hati dan menjadikan jalan menuju personal greatness (kemuliaan diri) (Zainuddin, 2012.)

Dengan melakukan terapi Spiritual Emotional

Freedom Technique (SEFT), masalah emosi maupun

masalah fisik yang dialami oleh seseorang misalnya dismenorea maka tingkat nyeri yang dirasakan akan berkurang, bahkan akan hilang dalam waktu yang singkat. Hal ini dikarenakan Spiritual Emotional

Freedom Technique (SEFT) lebih menekankan pada

unsur spiritualitas (doa) dan sistem energi tubuh dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Selain sistem energi tubuh terdapat pula metode relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang diyakini dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.

KESIMPULAN

1. Nyeri dismenorea yang dirasakan responden sebelum dilakukan terapi Spiritual Emosional Freedom

Technique (SEFT) adalah nyeri ringan sebanyak 47

responden (64%)

2. Nyeri dismenorea yang dirasakan responden setelah dilakukan terapi Spiritual Emosional Freedom

Technique (SEFT) adalah tidak nyeri sebanyak 68

(6)

3. Ada pengaruh terapi Spiritual Emosional Freedom

Technique (SEFT) terhadap penanganan nyeri

dismenorea pada remaja putri usia 12–15 tahun di SMP ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-probolinggo.

DAFTARPUSTAKA

1. Zainuddin, Ahmad Faiz. Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT). Jakarta: Afzan Publishing. 2012; 3–65

2. Anurogo,Dito,Ari Wulandari. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta: Andi Publisher. 2012; 77–113

3. Tamsuri, A. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC. 2007; 1–63

4. Riyanto, Harun. Nyeri Haid pada Remaja Majalah Gemari. 2002. Edisi 12, Januari 2012. Didapatkan dari: URL: http://www// keluargasehat//Com. Akses Maret 28, 2013

5. Potter. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC. 2005; 1502–1533.

Gambar

Gambar 1.  Titik-titik Kunci “The Major Energy Meridians”
Tabel 1.  Distribusi frekuensi karakteristik responden  berdasarkan usia di SMP Zaha 1  Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli 2013
Tabel 4.  Distribusi frekuensi penanganan nyeri  dismenorea setelah dilakukan terapi Spiritual  Emosional Freedom Technique (SEFT) di SMP  ZAHA 1 Genggong-Pajarakan-Probolinggo, Juli  2013.

Referensi

Dokumen terkait

Abdul Wahab Chasbullah Hidup dan Perjuangannya, (Surabaya: PT Duta Aksara Mulia, Cet.. Fase keempat adalah perjuangan menuju independensi. Usaha-usaha yang dilakukan

Ini sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menjelaskan Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut

Analisis Daya Dukung Habitat dan Pemodelan Dinamika Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Studi Kasus Di Kawasan Seblat Kabupaten Bengkulu

Selanjutnya, komunikasi yang dilakukan Balai Taman Nasional Taman Tes- so Nilo dalam melakukan konservasi dan perlindungan hutan dapat ditinjau dari tiga pola komunikasi, yaitu

dilakukan terhadap hasil produksi beberapa jenis ikan pelagis yang didaratkan seperti layang (Decapterus russeli), selar (Selaroides leptolepis), tongkol (Auxis thazard), dan

3 Retno Nugroho Widhiasih, Sugi Guritman, dan Prapto Tri Suprio 2012 klasifikasi tingkat kematangan buah manggis ekspor dan lokal berdasarkan warna dan tekstur