• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Bejana Kemuliaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menjadi Bejana Kemuliaan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Kita patut bersyukur karena di bulan Juli ini Tuhan telah menuntun Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading dan juga Sinode Gereja Isa Almasih, hingga memasuki usia 66 tahun. Suatu usia yang tidak muda lagi. Pelbagai bentuk pelayanan telah dilakukan dan telah menjadi berkat bagi banyak orang. Tentunya bukan karena kuat dan gagah kita, melainkan karena anugerah Tuhan kita, Yesus Kristus yang oleh Roh Kudus-Nya telah memimpin kita sebagai gereja-Nya. Kita adalah bejana di tangan-Nya. Sebagai Penjunan, Ia akan terus membentuk kita menjadi bejana bagi kemuliaan-Nya. Tidaklah mudah menjadi bejana kemuliaan Tuhan. Berbagai proses dalam arti rohani seperti penggemburan, pembentukan, pembakaran dan sebagainya akan terus kita alami sampai kita memancarkan kemuliaan-Nya. Mari kita bergandengan tangan, menyatukan gerak dan langkah kita untuk lebih lagi. Lebih dekat kepada Tuhan, lebih kuat dan tegar menghadapi pelbagai pergumulan hidup, lebih setia melayani Tuhan dan sesama. Selamat menjalani pembentukan dari Tuhan. 

Menjadi Bejana Kemuliaan

Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut,

Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih, Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP

Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara

dengan berkat-Nya yang melimpah.

Semarang, 1 Juli 2012

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo  Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati  Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito  Sekretaris : Bibit Gunawan  Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Rony Chandra (RC), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Teng Yoe Hong (YH) 

Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda  Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)

email : renungan _sk@yaho o.com webs ite : www .sinarkas ih.net Ruang T anya J awab :

sinarkasihsm ash@gma il.com Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861

(2)

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa dan Bali : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp

65.000,-Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp

71.000,-Pembayaran dapat melalui:

Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH

Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135

Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau

Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos. Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah

bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Berkat yang dilimpahkan Tuhan bertujuan untuk

memuliakan Tuhan.

Terima kasih untuk berkat-berkat yang aku terima untuk memuliakan Engkau. D O A K A N r e n u n g k a n

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. Amsal 3:9

Dengan Hartamu

Muliakan Tuhan

Amsal 3:5-10

Seorang usahawan sukses gemar hidup foya-foya. Pengaruh materialisme dan hedonisme mewarnai hidupnya. Disamping kerja keras yang membawa kesuksesan, waktunya sering dihabiskan dengan minum-minuman keras. Pesta pora dengan teman sering diselenggarakan. Bertahun-tahun kehidupannya diisi secara sembrono. Suatu saat di suatu pesta dia tiba-tiba jatuh pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Hasil observasi dokter amat mengejutkannya dan keluarganya. Ternyata dia terkena sirosis hati. Liver atau hatinya sudah tidak berfungsi lagi. Untuk menyambung hidup, operasi cangkok hati harus dilakukan. Kalau tidak, dalam waktu singkat nyawanya tidak akan tertolong. Di saat yang kritis, dia mulai menyadari harta yang banyak tidak akan mampu menyambung nyawanya. Satu-satunya yang dia butuhkan adalah mukjizat Tuhan. Memang dibutuhkan donor hati dari seseorang. Namun pencangkokan hati membutuhkan proses ekstra hati-hati. Suatu tindakan medis yang tidak mudah. Akhirnya, dia mengalami cangkok hati. Selama enam bulan dia mengalami pergumulan dahsyat antara hidup atau mati. Namun Tuhan memulihkannya. Dia seolah menerima kehidupan yang kedua kali. Dia pun memutuskan untuk memuliakan Tuhan dengan hartanya. Kehidupan lama ditanggalkannya. Hidupnya dipersembahkan bagi Tuhan.

Tuhan adalah Tuhan Yang Mahabaik. Tuhan melimpahkan berkat-berkat-Nya pada manusia. Namun berapa banyak manusia yang ikhlas menggunakan hartanya untuk memuliakan Tuhan. Betapa seringnya orang-orang yang memiliki harta semakin menumpuk hartanya bagi kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Di kitab Injil tercatat perempuan-perempuan melayani Yesus dan rombongan-Nya dengan harta mereka (Lukas 8:3). Tercatat juga orang bernama Zakheus mempersembahkan hartanya untuk menolong orang-orang miskin (Lukas 19:8). Orang-orang tersebut telah memuliakan Tuhan dengan hartanya. (IE)

Mazmur 120-127 Bacaan Alkitab Setahun

(3)

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa dan Bali : 6 bulan Rp 33.000,- 12 bulan Rp

65.000,-Luar Jawa : 6 bulan Rp 36.000,- 12 bulan Rp

71.000,-Pembayaran dapat melalui:

Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH

Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135

Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau

Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos. Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah

bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Berkat yang dilimpahkan Tuhan bertujuan untuk

memuliakan Tuhan.

Terima kasih untuk berkat-berkat yang aku terima untuk memuliakan Engkau. D O A K A N r e n u n g k a n

Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. Amsal 3:9

Dengan Hartamu

Muliakan Tuhan

Amsal 3:5-10

Seorang usahawan sukses gemar hidup foya-foya. Pengaruh materialisme dan hedonisme mewarnai hidupnya. Disamping kerja keras yang membawa kesuksesan, waktunya sering dihabiskan dengan minum-minuman keras. Pesta pora dengan teman sering diselenggarakan. Bertahun-tahun kehidupannya diisi secara sembrono. Suatu saat di suatu pesta dia tiba-tiba jatuh pingsan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Hasil observasi dokter amat mengejutkannya dan keluarganya. Ternyata dia terkena sirosis hati. Liver atau hatinya sudah tidak berfungsi lagi. Untuk menyambung hidup, operasi cangkok hati harus dilakukan. Kalau tidak, dalam waktu singkat nyawanya tidak akan tertolong. Di saat yang kritis, dia mulai menyadari harta yang banyak tidak akan mampu menyambung nyawanya. Satu-satunya yang dia butuhkan adalah mukjizat Tuhan. Memang dibutuhkan donor hati dari seseorang. Namun pencangkokan hati membutuhkan proses ekstra hati-hati. Suatu tindakan medis yang tidak mudah. Akhirnya, dia mengalami cangkok hati. Selama enam bulan dia mengalami pergumulan dahsyat antara hidup atau mati. Namun Tuhan memulihkannya. Dia seolah menerima kehidupan yang kedua kali. Dia pun memutuskan untuk memuliakan Tuhan dengan hartanya. Kehidupan lama ditanggalkannya. Hidupnya dipersembahkan bagi Tuhan.

Tuhan adalah Tuhan Yang Mahabaik. Tuhan melimpahkan berkat-berkat-Nya pada manusia. Namun berapa banyak manusia yang ikhlas menggunakan hartanya untuk memuliakan Tuhan. Betapa seringnya orang-orang yang memiliki harta semakin menumpuk hartanya bagi kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Di kitab Injil tercatat perempuan-perempuan melayani Yesus dan rombongan-Nya dengan harta mereka (Lukas 8:3). Tercatat juga orang bernama Zakheus mempersembahkan hartanya untuk menolong orang-orang miskin (Lukas 19:8). Orang-orang tersebut telah memuliakan Tuhan dengan hartanya. (IE)

Mazmur 120-127 Bacaan Alkitab Setahun

(4)

Bejana adalah perkakas yang salah satu bahan dasarnya adalah tanah liat. Segumpal tanah liat dibentuk dan dibakar oleh seorang tukang periuk menjadi perkakas yang indah dan berguna. Bagi seorang ibu rumah tangga bejana yang pecah akan dibuang. Kalau sudah pecah berkeping-keping buat apa lagi karena sudah tidak ada lagi gunanya. Tetapi di tangan seorang tukang periuk tidaklah demikian.

Dalam bacaan hari ini Tuhan membawa nabi Yeremia untuk melihat pekerjaan seorang tukang periuk yang sedang membuat bejana. Ketika bejana itu rusak, tukang periuk itu membentuk kembali. Di sini Tuhan ingin menunjukkan kepada nabi Yeremia sebuah hubungan antara Tuhan sendiri yang dilambangkan sebagai “tukang periuk” dan bangsa Yehuda yang dilambangkan sebagai “tanah liat”. Bangsa Yehuda dibentuk Tuhan menjadi bejana yang indah agar dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sayang sekali, bejana itu rusak. Mereka melakukan penyembahan berhala dan meninggalkan hari Sabat. Perbuatan tersebut sangat menjijikkan dan menyakitkan hati Tuhan. Tetapi meskipun sudah rusak, bangsa Yehuda tidak dibuang. Tuhan masih memberi kesempatan kepada umat kesayangan-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.

Kita adalah tanah liat yang dibentuk oleh Tuhan menjadi bejana yang indah. Dosalah yang telah merusaknya, tetapi Tuhan mengasihi kita.

Sebagai “tukang periuk”, dengan penuh kesabaran Ia mau membentuk

kita kembali menjadi bejana yang baik menurut keinginan-Nya. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Biarkan Tuhan membentuk hidup kita. Meskipun harus melewati proses pembakaran yang menyakitkan, Tuhan akan menjadikan kita menjadi bejana yang indah dan berguna. (LL)

Di tangan Tuhan yang rusak dijadikan mulia.

Untuk orang-orang yang terbuang karena dianggap

sampah masyarakat. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Yeremia 18:4

Bejana Tanah Liat

Yeremia 18: 1-8 Mazmur 128-134

Bacaan Alkitab Setahun senin, 2 juli 2012

D O A K A N r e n u n g k a n

Di tangan Sang Penjunan, hidup kita dibentuk hingga kepada-Nya kita berkenan.

Para buruh dan perajin. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Yesaya 64:8

Penjunan Agung

Yesaya 64:1-12

Pada umumnya orang menjadi sadar setelah ia menderita akibat kesalahan yang dilakukannya. Ia seringkali tidak mengira bahwa akibat kekeliruan dalam perkataan, sikap dan perbuatannya bisa berdampak begitu dahsyat. Kesadaran akan kekeliruan yang telah dilakukan sangat penting, sebab biasanya akan berlanjut pada pertobatan.

Umat Israel menyadari bahwa mereka telah berdosa dengan memberontak kepada Tuhan (ayat 5). Kesadaran itu muncul karena mereka tidak menduga bahwa akibat dosa telah mendatangkan penghukuman dari Allah yang begitu dahsyat: kota-kota yang kudus telah menjadi padang gurun; Sion telah menjadi padang gurun; Yerusalem sunyi sepi; Bait Allah telah menjadi umpan api; milik mereka yang terindah telah menjadi reruntuhan (ayat 10-11). Keadaan semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Mereka menyadari bahwa kesalehan mereka seperti kain kotor belaka (ayat 6). Mereka berseru kepada Allah yang adalah Bapa bagi mereka. Mereka berseru kepada Sang Penjunan yang telah membentuk mereka (ayat 8). Mereka mengharapkan Tuhan memulihkan mereka sebagai umat pilihan-Nya (ayat 9).

Dengan terus mengingat bahwa kita adalah tanah liat, dan Tuhan adalah penjunan kita, maka kita akan mudah menjadi sadar atas segala keterbatasan kita. Kita sama sekali tidak berdaya dan sangat membutuhkan Tuhan untuk kembali membentuk kita menjadi bejana yang menyenangkan hati-Nya. Segala kesalehan kita sendiri tidak berharga di hadapan-Nya. Sang Penjunan itu siap membentuk kita kembali asalkan kita bersedia menjalani proses penginsyafan dan pertobatan, dan berserah kembali kepada-Nya.(PF)

Mazmur 135-137 Bacaan Alkitab Setahun

selasa, 3 juli 2012 D O A K A N r e n u n g k a n

(5)

Bejana adalah perkakas yang salah satu bahan dasarnya adalah tanah liat. Segumpal tanah liat dibentuk dan dibakar oleh seorang tukang periuk menjadi perkakas yang indah dan berguna. Bagi seorang ibu rumah tangga bejana yang pecah akan dibuang. Kalau sudah pecah berkeping-keping buat apa lagi karena sudah tidak ada lagi gunanya. Tetapi di tangan seorang tukang periuk tidaklah demikian.

Dalam bacaan hari ini Tuhan membawa nabi Yeremia untuk melihat pekerjaan seorang tukang periuk yang sedang membuat bejana. Ketika bejana itu rusak, tukang periuk itu membentuk kembali. Di sini Tuhan ingin menunjukkan kepada nabi Yeremia sebuah hubungan antara Tuhan sendiri yang dilambangkan sebagai “tukang periuk” dan bangsa Yehuda yang dilambangkan sebagai “tanah liat”. Bangsa Yehuda dibentuk Tuhan menjadi bejana yang indah agar dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sayang sekali, bejana itu rusak. Mereka melakukan penyembahan berhala dan meninggalkan hari Sabat. Perbuatan tersebut sangat menjijikkan dan menyakitkan hati Tuhan. Tetapi meskipun sudah rusak, bangsa Yehuda tidak dibuang. Tuhan masih memberi kesempatan kepada umat kesayangan-Nya untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.

Kita adalah tanah liat yang dibentuk oleh Tuhan menjadi bejana yang indah. Dosalah yang telah merusaknya, tetapi Tuhan mengasihi kita.

Sebagai “tukang periuk”, dengan penuh kesabaran Ia mau membentuk

kita kembali menjadi bejana yang baik menurut keinginan-Nya. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Biarkan Tuhan membentuk hidup kita. Meskipun harus melewati proses pembakaran yang menyakitkan, Tuhan akan menjadikan kita menjadi bejana yang indah dan berguna. (LL)

Di tangan Tuhan yang rusak dijadikan mulia.

Untuk orang-orang yang terbuang karena dianggap

sampah masyarakat. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Yeremia 18:4

Bejana Tanah Liat

Yeremia 18: 1-8 Mazmur 128-134

Bacaan Alkitab Setahun senin, 2 juli 2012

D O A K A N r e n u n g k a n

Di tangan Sang Penjunan, hidup kita dibentuk hingga kepada-Nya kita berkenan.

Para buruh dan perajin. Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu. Yesaya 64:8

Penjunan Agung

Yesaya 64:1-12

Pada umumnya orang menjadi sadar setelah ia menderita akibat kesalahan yang dilakukannya. Ia seringkali tidak mengira bahwa akibat kekeliruan dalam perkataan, sikap dan perbuatannya bisa berdampak begitu dahsyat. Kesadaran akan kekeliruan yang telah dilakukan sangat penting, sebab biasanya akan berlanjut pada pertobatan.

Umat Israel menyadari bahwa mereka telah berdosa dengan memberontak kepada Tuhan (ayat 5). Kesadaran itu muncul karena mereka tidak menduga bahwa akibat dosa telah mendatangkan penghukuman dari Allah yang begitu dahsyat: kota-kota yang kudus telah menjadi padang gurun; Sion telah menjadi padang gurun; Yerusalem sunyi sepi; Bait Allah telah menjadi umpan api; milik mereka yang terindah telah menjadi reruntuhan (ayat 10-11). Keadaan semacam ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Mereka menyadari bahwa kesalehan mereka seperti kain kotor belaka (ayat 6). Mereka berseru kepada Allah yang adalah Bapa bagi mereka. Mereka berseru kepada Sang Penjunan yang telah membentuk mereka (ayat 8). Mereka mengharapkan Tuhan memulihkan mereka sebagai umat pilihan-Nya (ayat 9).

Dengan terus mengingat bahwa kita adalah tanah liat, dan Tuhan adalah penjunan kita, maka kita akan mudah menjadi sadar atas segala keterbatasan kita. Kita sama sekali tidak berdaya dan sangat membutuhkan Tuhan untuk kembali membentuk kita menjadi bejana yang menyenangkan hati-Nya. Segala kesalehan kita sendiri tidak berharga di hadapan-Nya. Sang Penjunan itu siap membentuk kita kembali asalkan kita bersedia menjalani proses penginsyafan dan pertobatan, dan berserah kembali kepada-Nya.(PF)

Mazmur 135-137 Bacaan Alkitab Setahun

selasa, 3 juli 2012 D O A K A N r e n u n g k a n

(6)

Meniru sebenarnya merupakan pembawaan setiap orang sejak lahir terutama ketika masih kanak-kanak. Bahkan yang sudah menginjak remaja dan dewasa pun ada yang masih mencari figur seorang teladan. Berawal dari meniru inilah muncul sebuah kebiasaan yang bisa membentuk karakter. Jika teladan itu salah, maka dampaknya adalah hidup akan menjadi rusak dan tersesat. Sebaliknya jika teladan itu benar, maka dampaknya adalah hidup akan menjadi benar. Oleh karena itu mencari sosok seorang teladan tidaklah mudah.

Orang-orang Kristen di Korintus adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari dosa oleh Kristus. Banyak guru yang siap melayani mereka. Mereka dinamis dalam pelayanan. Mereka kaya dalam hal materi. Namun sayang, kenyamanan yang mereka rasakan membuat mereka tidak tahan menghadapi penderitaan karena imannya kepada Tuhan Yesus. Mereka terjebak dalam kesombongan dengan merendahkan orang lain, sehingga jemaat di Korintus mengalami perpecahan. Oleh sebab itu Rasul Paulus meminta mereka untuk menempatkan Paulus sebagai bapa rohani mereka sekaligus menjadi teladan bagi mereka, khususnya dalam menghadapi penderitaan karena Kristus. Dengan jalan inilah iman jemaat teruji dan menjadi dewasa. Ternyata hal ini dilakukan oleh Rasul Paulus oleh karena Rasul Paulus sendiri mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena itu mari kita jadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai teladan dalam hidup kita, supaya iman kita menjadi dewasa dan kuat. Jika iman kuat maka kita akan sanggup menghadapi tantangan dan pergumulan seberat apa pun dalam hidup ini.(ADL)

Tidak ada teladan yang sempurna selain Tuhan

Yesus Kristus.

Agar semua orang memberikan pujian hanya

kepada Tuhan Yesus Kristus.

Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. 1 Korintus 11:1

Yesus Sang Teladan

1 Korintus 4:6-21 rabu, 4 juli 2012 Mazmur 138-141

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

kamis, 5 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 142-146

Orang yang mau mengikuti jejak Tuhan pasti punya

masa depan.

Para donatur beasiswa agar mereka tetap berkomitmen. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.

Mazmur 17:5

Mengikuti Jejak Tuhan

Mazmur 17:1-15

“Perilaku anak tidak jauh dari ayahnya” (Like father like son),

demikian kata pepatah yang menunjukkan bahwa pada umumnya anak-anak mengikuti jejak orang tua mereka. Yang diharapkan adalah bahwa orang tua meninggalkan jejak yang baik, sehingga anak-anaknya juga akan meneladani yang baik. Demikian pula dengan pemimpin terhadap anak buahnya, atau guru terhadap muridnya.

Dengan penuh kemantapan hati Daud berkata bahwa langkahnya tetap mengikuti jejak Tuhan, kakinya tidak goyang. Mengapa? Karena ia tahu bahwa jejak Tuhan adalah yang terbaik, yang tidak akan membawanya ke jurang kebinasaan. Itulah sebabnya ia yakin bahwa Tuhan akan memelihara dan melindunginya (ayat 8-9). Daud tahu bahwa ia berada di tengah-tengah lingkungan orang yang bersifat seperti binatang buas yang siap menerkamnya setiap saat. Namun ia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkannya. Tuhan akan berperang baginya (ayat 13). Kita yang hidup di zaman akhir juga menghadapi masalah yang pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan masalah yang dihadapi Daud pada zamannya.

Jika kita mengaku bahwa kita adalah anak-anak Allah sesuai dengan pernyataan firman Tuhan sendiri (Yoh. 1:12), maka sudah sewajarnya jika kita mengikuti jejak langkah Tuhan kita Yesus Kristus. Jejak langkah-Nya adalah jejak langkah kasih, pengampunan, kebenaran, keadilan, dan kekudusan. Maka kita pun harus meneladani-Nya dengan pertolongan Roh Kudus. Jika kita tetap mengikut jejak-Nya, maka penyertaan dan perlindungan-Nya menjadi nyata dalam hidup kita. Ikuti terus jejak langkah Tuhan, kemana pun Ia memimpin kita. (PF)

(7)

Meniru sebenarnya merupakan pembawaan setiap orang sejak lahir terutama ketika masih kanak-kanak. Bahkan yang sudah menginjak remaja dan dewasa pun ada yang masih mencari figur seorang teladan. Berawal dari meniru inilah muncul sebuah kebiasaan yang bisa membentuk karakter. Jika teladan itu salah, maka dampaknya adalah hidup akan menjadi rusak dan tersesat. Sebaliknya jika teladan itu benar, maka dampaknya adalah hidup akan menjadi benar. Oleh karena itu mencari sosok seorang teladan tidaklah mudah.

Orang-orang Kristen di Korintus adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari dosa oleh Kristus. Banyak guru yang siap melayani mereka. Mereka dinamis dalam pelayanan. Mereka kaya dalam hal materi. Namun sayang, kenyamanan yang mereka rasakan membuat mereka tidak tahan menghadapi penderitaan karena imannya kepada Tuhan Yesus. Mereka terjebak dalam kesombongan dengan merendahkan orang lain, sehingga jemaat di Korintus mengalami perpecahan. Oleh sebab itu Rasul Paulus meminta mereka untuk menempatkan Paulus sebagai bapa rohani mereka sekaligus menjadi teladan bagi mereka, khususnya dalam menghadapi penderitaan karena Kristus. Dengan jalan inilah iman jemaat teruji dan menjadi dewasa. Ternyata hal ini dilakukan oleh Rasul Paulus oleh karena Rasul Paulus sendiri mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus.

Oleh karena itu mari kita jadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai teladan dalam hidup kita, supaya iman kita menjadi dewasa dan kuat. Jika iman kuat maka kita akan sanggup menghadapi tantangan dan pergumulan seberat apa pun dalam hidup ini.(ADL)

Tidak ada teladan yang sempurna selain Tuhan

Yesus Kristus.

Agar semua orang memberikan pujian hanya

kepada Tuhan Yesus Kristus.

Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. 1 Korintus 11:1

Yesus Sang Teladan

1 Korintus 4:6-21 rabu, 4 juli 2012 Mazmur 138-141

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

kamis, 5 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 142-146

Orang yang mau mengikuti jejak Tuhan pasti punya

masa depan.

Para donatur beasiswa agar mereka tetap berkomitmen. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.

Mazmur 17:5

Mengikuti Jejak Tuhan

Mazmur 17:1-15

“Perilaku anak tidak jauh dari ayahnya” (Like father like son),

demikian kata pepatah yang menunjukkan bahwa pada umumnya anak-anak mengikuti jejak orang tua mereka. Yang diharapkan adalah bahwa orang tua meninggalkan jejak yang baik, sehingga anak-anaknya juga akan meneladani yang baik. Demikian pula dengan pemimpin terhadap anak buahnya, atau guru terhadap muridnya.

Dengan penuh kemantapan hati Daud berkata bahwa langkahnya tetap mengikuti jejak Tuhan, kakinya tidak goyang. Mengapa? Karena ia tahu bahwa jejak Tuhan adalah yang terbaik, yang tidak akan membawanya ke jurang kebinasaan. Itulah sebabnya ia yakin bahwa Tuhan akan memelihara dan melindunginya (ayat 8-9). Daud tahu bahwa ia berada di tengah-tengah lingkungan orang yang bersifat seperti binatang buas yang siap menerkamnya setiap saat. Namun ia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkannya. Tuhan akan berperang baginya (ayat 13). Kita yang hidup di zaman akhir juga menghadapi masalah yang pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan masalah yang dihadapi Daud pada zamannya.

Jika kita mengaku bahwa kita adalah anak-anak Allah sesuai dengan pernyataan firman Tuhan sendiri (Yoh. 1:12), maka sudah sewajarnya jika kita mengikuti jejak langkah Tuhan kita Yesus Kristus. Jejak langkah-Nya adalah jejak langkah kasih, pengampunan, kebenaran, keadilan, dan kekudusan. Maka kita pun harus meneladani-Nya dengan pertolongan Roh Kudus. Jika kita tetap mengikut jejak-Nya, maka penyertaan dan perlindungan-Nya menjadi nyata dalam hidup kita. Ikuti terus jejak langkah Tuhan, kemana pun Ia memimpin kita. (PF)

(8)

Jika seseorang memahami makna pelayanan dengan baik dan benar, maka ia akan memiliki landasan pelayanan yang kuat. Dengan demikian ia tidak akan sombong dan mudah meninggalkan pelayanan. Sebab seseorang bisa menjadi sombong karena keberhasilannya dalam pelayanan atau melarikan diri dari pelayanan karena tidak sanggup menghadapi tantangan.

Tantangan dan kesulitan Rasul Paulus dalam melayani jemaat di Korintus sebenarnya tidak mudah untuk dihadapi, bahkan bisa membuatnya menjadi tawar hati. Di antaranya adalah roh-roh yang membutakan orang-orang yang mendengar berita Injil. Paulus mengalami penindasan, habis akal, terhempas ke laut, upaya orang-orang yang mengaku sebagai pelayan Tuhan, namun hanya mencari keuntungan diri sendiri dan menghasut orang-orang agar menolak pelayanan Rasul Paulus. Apa yang membuat Rasul Paulus tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang hebat itu? Pertama, kesadarannya sebagai tanah liat yang lemah, rapuh dan mudah hancur, sehingga ia bergantung penuh pada kemurahan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus (ayat 7). Kedua, memiliki jawaban untuk tetap bertahan dalam kondisi yang tidak memungkinkan (ayat 8-9). Ketiga, sikapnya yang selalu

membawa kematian Kristus sebagai panutan dalam pelayanannya (ayat

10). Hanya oleh kemurahan Tuhan sehingga Paulus dapat menghadapi semua itu.

Tantangan sesulit apa pun yang kita hadapi, baik di dalam rumah tangga, pekerjaan maupun pelayanan di gereja, janganlah kita hadapi dengan kekuatan sendiri. Kita adalah tanah liat yang lemah, rapuh, dan mudah hancur. Hadapilah setiap tantangan dengan memohon kepada Tuhan agar kemurahan-Nya terus menyertai kita! Tetaplah maju dan tambah giat dalam melayani pekerjaan Tuhan. (ADL)

Hanya oleh kemurahan Allah, kita mampu mengatasi setiap masalah.

Orang-orang yang mencari kekuatan lain dalam menghadapi masalah. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini.

Karena itu kami tidak tawar hati. 2 Korintus 4:1

Oleh Kemurahan-Nya

2 Korintus 4:1-12 jumat, 6 juli 2012 Mazmur 147-150

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

Tuhan merancang hidup kita untuk kemuliaan-Nya.

Agar setiap anak Tuhan hidup menurut

rancangan-Nya. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Roma 8:30

Kau Merancangku

Roma 8:28-30

Ada sebuah lagu yang sebaris syairnya berbunyi demikian: “Kau telah memilihku, sebelum dunia dibentuk.” Banyak orang cenderung merancang kehidupannya sendiri menurut cara pandangnya sendiri. Namun Tuhan memiliki rancangan yang indah agar semua orang mengenal Kristus dan memancarkan kemuliaan-Nya. Sepanjang hidup kita, Tuhan memanggil kita untuk makin serupa dengan Kristus dan membenarkan kita sehingga kita menjadi sempurna dan layak masuk pada kekekalan. Itulah rancangan-Nya yang sempurna. Jika demikian, apa yang dapat kita yakini?

Pertama, kita percaya tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini. Saat kita menerima Kristus dalam hidup kita, Dia telah mengampuni dosa-dosa kita sehingga kita mengalami pembenaran di dalam Kristus.

Kedua, Dialah yang membentuk karakter kita. Walau pada awalnya, secara manusiawi kita cenderung menolak keadaan yang tidak menyenangkan kita. Namun setelah menjalaninya, kita akan menyadari bahwa Tuhan mempunyai maksud yang baik bagi pembentukan karakter kita. Ketiga, Tuhan menghendaki kehidupan kita makin hari makin menyerupai Kristus. Inilah sebuah panggilan yang membawa kita pada penyerahan hidup secara total kepada Allah. Bukan diri kita lagi yang berkuasa, melainkan kehidupan yang dipimpin oleh Kristus.

Bila kita menyadari betapa Tuhan berdaulat atas hidup kita, tak ada alasan bagi kita untuk mengeluh kepada Tuhan atas apa yang kita alami. Mari kita terus menjalani kehidupan ini bersama Tuhan. Yakini bahwa rancangan-Nya indah bagi kita. (AS)

(9)

Jika seseorang memahami makna pelayanan dengan baik dan benar, maka ia akan memiliki landasan pelayanan yang kuat. Dengan demikian ia tidak akan sombong dan mudah meninggalkan pelayanan. Sebab seseorang bisa menjadi sombong karena keberhasilannya dalam pelayanan atau melarikan diri dari pelayanan karena tidak sanggup menghadapi tantangan.

Tantangan dan kesulitan Rasul Paulus dalam melayani jemaat di Korintus sebenarnya tidak mudah untuk dihadapi, bahkan bisa membuatnya menjadi tawar hati. Di antaranya adalah roh-roh yang membutakan orang-orang yang mendengar berita Injil. Paulus mengalami penindasan, habis akal, terhempas ke laut, upaya orang-orang yang mengaku sebagai pelayan Tuhan, namun hanya mencari keuntungan diri sendiri dan menghasut orang-orang agar menolak pelayanan Rasul Paulus. Apa yang membuat Rasul Paulus tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang hebat itu? Pertama, kesadarannya sebagai tanah liat yang lemah, rapuh dan mudah hancur, sehingga ia bergantung penuh pada kemurahan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus (ayat 7). Kedua, memiliki jawaban untuk tetap bertahan dalam kondisi yang tidak memungkinkan (ayat 8-9). Ketiga, sikapnya yang selalu membawa kematian Kristus sebagai panutan dalam pelayanannya (ayat 10). Hanya oleh kemurahan Tuhan sehingga Paulus dapat menghadapi semua itu.

Tantangan sesulit apa pun yang kita hadapi, baik di dalam rumah tangga, pekerjaan maupun pelayanan di gereja, janganlah kita hadapi dengan kekuatan sendiri. Kita adalah tanah liat yang lemah, rapuh, dan mudah hancur. Hadapilah setiap tantangan dengan memohon kepada Tuhan agar kemurahan-Nya terus menyertai kita! Tetaplah maju dan tambah giat dalam melayani pekerjaan Tuhan. (ADL)

Hanya oleh kemurahan Allah, kita mampu mengatasi setiap masalah.

Orang-orang yang mencari kekuatan lain dalam menghadapi masalah. Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini.

Karena itu kami tidak tawar hati. 2 Korintus 4:1

Oleh Kemurahan-Nya

2 Korintus 4:1-12 jumat, 6 juli 2012 Mazmur 147-150

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

Tuhan merancang hidup kita untuk kemuliaan-Nya.

Agar setiap anak Tuhan hidup menurut

rancangan-Nya. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. Roma 8:30

Kau Merancangku

Roma 8:28-30

Ada sebuah lagu yang sebaris syairnya berbunyi demikian: “Kau telah memilihku, sebelum dunia dibentuk.” Banyak orang cenderung merancang kehidupannya sendiri menurut cara pandangnya sendiri. Namun Tuhan memiliki rancangan yang indah agar semua orang mengenal Kristus dan memancarkan kemuliaan-Nya. Sepanjang hidup kita, Tuhan memanggil kita untuk makin serupa dengan Kristus dan membenarkan kita sehingga kita menjadi sempurna dan layak masuk pada kekekalan. Itulah rancangan-Nya yang sempurna. Jika demikian, apa yang dapat kita yakini?

Pertama, kita percaya tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini. Saat kita menerima Kristus dalam hidup kita, Dia telah mengampuni dosa-dosa kita sehingga kita mengalami pembenaran di dalam Kristus.

Kedua, Dialah yang membentuk karakter kita. Walau pada awalnya, secara manusiawi kita cenderung menolak keadaan yang tidak menyenangkan kita. Namun setelah menjalaninya, kita akan menyadari bahwa Tuhan mempunyai maksud yang baik bagi pembentukan karakter kita. Ketiga, Tuhan menghendaki kehidupan kita makin hari makin menyerupai Kristus. Inilah sebuah panggilan yang membawa kita pada penyerahan hidup secara total kepada Allah. Bukan diri kita lagi yang berkuasa, melainkan kehidupan yang dipimpin oleh Kristus.

Bila kita menyadari betapa Tuhan berdaulat atas hidup kita, tak ada alasan bagi kita untuk mengeluh kepada Tuhan atas apa yang kita alami. Mari kita terus menjalani kehidupan ini bersama Tuhan. Yakini bahwa rancangan-Nya indah bagi kita. (AS)

(10)

Seorang pengusaha sukses dengan ribuan karyawan, menempatkan anaknya yang baru lulus dari pendidikan di bagian gudang. Tempat yang tidak nyaman dengan tugas pekerjaan yang membosankan! Anak itu bertugas mencatat barang yang keluar masuk. Kadang harus menata barang dan mengenali ratusan macam barang yang ada di rak gudang. Sang anak sempat sakit hati dan menganggap ayahnya jahat. Dia tidak tahu bahwa sebenarnya ayahnya sedang melatih dan mempersiapkannya untuk menjadi pemimpin yang mengerti masalah perusahaan secara menyeluruh. Bukankah kita juga kadang protes kepada Tuhan saat menghadapi perjalanan hidup yang sukar? Kita berpikir Tuhan jahat dan kejam, membiarkan anak-anak-Nya tertatih-tatih sendiri dalam berbagai kesulitan hidup.

Renungan hari ini mengajak kita menghayati hidup bagaimana Tuhan membentuk kita. Tuhan bagaikan induk rajawali yang sengaja mengusik sarang anak-anaknya. Anak-anak rajawali itu seolah dibiarkan jatuh, tetapi sesungguhnya sang induk rajawali melatih agar anak-anaknya mulai belajar terbang. Saat tidak kuat, dengan cepat induk rajawali akan terbang untuk menangkap dan segera membawa sang anak di atas kepak sayapnya yang kuat.

Hayati setiap tahap perjalanan hidup Saudara sebagai anak Tuhan, karena di sana Tuhan selalu mengawasi hidup Saudara. Jangan pernah takut menghadapi berbagai kesulitan dan jangan putus asa. Teruslah berjuang sambil percaya kepada-Nya dalam menghadapai berbagai kesukaran. Tuhan tahu batas kekuatan Saudara. Pada saat Saudara benar-benar tidak kuat menghadapi ganasnya kehidupan, Tuhan tidak akan terlambat datang untuk menolong Saudara.(LB)

Kesukaran hidup merupakan salah satu cara

Tuhan membentuk anak-anak-Nya.

Orang percaya yang hidup dalam kesukaran agar terus

bertahan dalam Tuhan. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya,

melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya. Ulangan 32:11

Ulangan 32:11-12 minggu, 8 juli 2012 Amsal 4-6

Bacaan Alkitab Setahun

Cara Tuhan Membentuk

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

senin, 9 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 7-9

Pembentukan Tuhan mendatangkan kebaikan

Orang-orang yang berontak kepada Tuhan merelakan

diri dibentuk Tuhan. Maka haruslah engkau insaf bahwa TUHAN, Allahmu

mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. Ulangan 8:5

Ulangan 8:1-20

Perjalanan hidup kita tidaklah selalu mulus seperti yang kita harapkan. Ada kalanya berliku, menaiki bukit yang terjal dan turun ke lembah yang curam. Mengapa Tuhan izinkan kita mengalami kesukaran dalam hidup ini? Mengapa Tuhan sepertinya 'sengaja' membawa kita mengalami cobaan hidup yang berat? Mari kita belajar dari cara Tuhan membentuk bangsa Israel di padang gurun. Apa sebenarnya tujuan Tuhan?

Pertama, untuk merendahkan hati kita (ayat 2b). Tuhan ingin membentuk karakter kita supaya berkenan dan menjadi seperti yang Dia inginkan. Karena itu Dia menggunakan bermacam cara untuk membawa kita agar mengerti kehendak-Nya, meskipun bagi kita tidak menyenangkan. Bangsa Israel dibawa ke padang gurun. Mereka mengalami kelaparan, kehausan, dan ancaman dari musuh-musuh mereka. Tuhan melakukan hal itu untuk mengetahui apa yang ada di hati mereka; apakah mereka berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Kalau mereka melakukan yang tidak benar, mereka akan kalah dan mengalami kekecewaan yang besar. Tetapi kalau mereka melakukan yang benar, mereka akan menang dan memperoleh segala janji berkat-Nya.

Kedua, untuk membawa kita taat dan takut akan Tuhan (ayat 6).

Dengan demikian kita menjadi lebih dekat kepada-Nya. Tuhanlah yang mendidik bangsa Israel agar senantiasa berpegang pada perintah-Nya. Apabila mereka melanggar perintah Tuhan, maka mereka akan menanggung akibatnya. Tetapi semua itu dilakukan Tuhan agar mereka hidup benar di hadapan-Nya.

Adakalanya Tuhan izinkan kita 'tertindas' dengan berbagai kesulitan dalam hidup ini. Apakah kita tetap setia dan taat kepada Tuhan? Relakan diri dibentuk oleh Tuhan, maka kita akan menjadi seperti yang diinginkan-Nya. (DI)

(11)

Seorang pengusaha sukses dengan ribuan karyawan, menempatkan anaknya yang baru lulus dari pendidikan di bagian gudang. Tempat yang tidak nyaman dengan tugas pekerjaan yang membosankan! Anak itu bertugas mencatat barang yang keluar masuk. Kadang harus menata barang dan mengenali ratusan macam barang yang ada di rak gudang. Sang anak sempat sakit hati dan menganggap ayahnya jahat. Dia tidak tahu bahwa sebenarnya ayahnya sedang melatih dan mempersiapkannya untuk menjadi pemimpin yang mengerti masalah perusahaan secara menyeluruh. Bukankah kita juga kadang protes kepada Tuhan saat menghadapi perjalanan hidup yang sukar? Kita berpikir Tuhan jahat dan kejam, membiarkan anak-anak-Nya tertatih-tatih sendiri dalam berbagai kesulitan hidup.

Renungan hari ini mengajak kita menghayati hidup bagaimana Tuhan membentuk kita. Tuhan bagaikan induk rajawali yang sengaja mengusik sarang anak-anaknya. Anak-anak rajawali itu seolah dibiarkan jatuh, tetapi sesungguhnya sang induk rajawali melatih agar anak-anaknya mulai belajar terbang. Saat tidak kuat, dengan cepat induk rajawali akan terbang untuk menangkap dan segera membawa sang anak di atas kepak sayapnya yang kuat.

Hayati setiap tahap perjalanan hidup Saudara sebagai anak Tuhan, karena di sana Tuhan selalu mengawasi hidup Saudara. Jangan pernah takut menghadapi berbagai kesulitan dan jangan putus asa. Teruslah berjuang sambil percaya kepada-Nya dalam menghadapai berbagai kesukaran. Tuhan tahu batas kekuatan Saudara. Pada saat Saudara benar-benar tidak kuat menghadapi ganasnya kehidupan, Tuhan tidak akan terlambat datang untuk menolong Saudara.(LB)

Kesukaran hidup merupakan salah satu cara

Tuhan membentuk anak-anak-Nya.

Orang percaya yang hidup dalam kesukaran agar terus

bertahan dalam Tuhan. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya,

melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya. Ulangan 32:11

Ulangan 32:11-12 minggu, 8 juli 2012 Amsal 4-6

Bacaan Alkitab Setahun

Cara Tuhan Membentuk

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

senin, 9 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 7-9

Pembentukan Tuhan mendatangkan kebaikan

Orang-orang yang berontak kepada Tuhan merelakan

diri dibentuk Tuhan. Maka haruslah engkau insaf bahwa TUHAN, Allahmu

mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. Ulangan 8:5

Ulangan 8:1-20

Perjalanan hidup kita tidaklah selalu mulus seperti yang kita harapkan. Ada kalanya berliku, menaiki bukit yang terjal dan turun ke lembah yang curam. Mengapa Tuhan izinkan kita mengalami kesukaran dalam hidup ini? Mengapa Tuhan sepertinya 'sengaja' membawa kita mengalami cobaan hidup yang berat? Mari kita belajar dari cara Tuhan membentuk bangsa Israel di padang gurun. Apa sebenarnya tujuan Tuhan?

Pertama, untuk merendahkan hati kita (ayat 2b). Tuhan ingin membentuk karakter kita supaya berkenan dan menjadi seperti yang Dia inginkan. Karena itu Dia menggunakan bermacam cara untuk membawa kita agar mengerti kehendak-Nya, meskipun bagi kita tidak menyenangkan. Bangsa Israel dibawa ke padang gurun. Mereka mengalami kelaparan, kehausan, dan ancaman dari musuh-musuh mereka. Tuhan melakukan hal itu untuk mengetahui apa yang ada di hati mereka; apakah mereka berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Kalau mereka melakukan yang tidak benar, mereka akan kalah dan mengalami kekecewaan yang besar. Tetapi kalau mereka melakukan yang benar, mereka akan menang dan memperoleh segala janji berkat-Nya.

Kedua, untuk membawa kita taat dan takut akan Tuhan (ayat 6).

Dengan demikian kita menjadi lebih dekat kepada-Nya. Tuhanlah yang mendidik bangsa Israel agar senantiasa berpegang pada perintah-Nya. Apabila mereka melanggar perintah Tuhan, maka mereka akan menanggung akibatnya. Tetapi semua itu dilakukan Tuhan agar mereka hidup benar di hadapan-Nya.

Adakalanya Tuhan izinkan kita 'tertindas' dengan berbagai kesulitan dalam hidup ini. Apakah kita tetap setia dan taat kepada Tuhan? Relakan diri dibentuk oleh Tuhan, maka kita akan menjadi seperti yang diinginkan-Nya. (DI)

(12)

Pemulihan manusia seutuhnya dari kesia-siaan harus dibayar dengan harga yang mahal. Tak satu pun manusia di dunia ini sanggup melakukannya kecuali Tuhan Yesus Kristus. Demi memulihkan manusia dari hidup lamanya yang sia-sia, Allah yang kita kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus rela menjadi manusia. Karya pemulihan-Nya telah dibayar lunas dengan darah-Nya di atas kayu salib.

Inilah bukti kasih Allah kepada kita yang Ia tunjukkan melalui karya Kristus yang telah mati dan bangkit dari kematian. Yesus Kristus mendamaikan kita dengan Allah. Kita sangat berhutang kepada-Nya dan hutang itu tak terbayarkan oleh kita dengan cara apa pun. Tak satu pun usaha kita bisa menebus dosa-dosa kita. Hanya oleh kasih karunia Allah, kita beroleh jalan masuk ke sorga. Jadi tidaklah berlebihan jika karya pemulihan-Nya membuat kita dapat bermegah, sekalipun dalam kesengsaraan dunia, karena kita telah diselamatkan dari murka Allah. Dengan demikian ketika kita dibenarkan oleh darah-Nya, maka kita juga diperdamaikan dengan diri sendiri, sesama dan yang terutama dengan Allah.

Meski dunia yang kita pijak semakin usang, namun karya pemulihan Kristus tak akan pernah usang. Semakin dekatlah dunia ini dengan akhir zaman semakin dahsyat pekerjaan Iblis. Oleh sebab itu waspadalah! Iblis selalu mengancam hidup kita. Adakah kita sedang dalam keadaan terancam atau kita sedang jatuh dalam dosa menuju pada kehancuran? Mari kita datang pada Tuhan Yesus Kristus dan meminta-Nya untuk memulihkan kita dari keadaan yang terpuruk. Jangan mau menjadi orang yang dihancurkan oleh dosa tapi jadilah orang yang mau dipulihkan. (SM)

Karya pemulihan Kristus memperdamaikan manusia

dengan Allah

Semakin banyak orang yang dipulihkan semakin mempercepat

kedatangan-Nya.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, … Roma 5:8-9

Karya Pemulihan Kristus

Roma 5:1-11 selasa, 10 juli 2012 Amsal 10-12

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

Hidup bagi Allah, berpisah dengan dosa.

Bagi mereka yang masih ragu-ragu mengambil keputusan untuk dibaptis. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Roma 6:11

Hidup Bagi Allah

Mati Bagi Dosa,

Roma 6:1-14

Bagi umat kristiani, baptisan air merupakan sakramen yang sangat penting yang harus dilalui sebagai bentuk pengakuan menjadi pengikut Kristus. Dibaptis merupakan lambang bahwa orang itu telah mati bagi dosa-dosanya. Hidup yang lama dikuburkan bersama kematian Kristus dan kemudian ia dibangkitan bersama kebangkitan Kristus untuk memasuki hidup yang baru.

Apa yang dimaksud dengan hidup baru? Hidup baru adalah hidup di dalam Kristus. Orang yang sudah hidup baru tidak lagi berada di bawah kuasa dosa karena Kristus telah membebaskannya. Jika manusia lama sudah mati bagi dosa, maka ia sekarang memasuki hidup baru bagi Allah.

Paulus memberikan nasihat tentang hidup bagi Allah. Pertama, tidak membiarkan dosa berkuasa (ayat 12), artinya berani menolak dan berkata “tidak” untuk tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan yang membawa kita untuk berbuat dosa. Kedua, menyerahkan tubuh kita untuk dipakai Allah menjadi senjata kebenaran (ayat 13). Tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Roh Kudus yang diam di dalam kita memakai kita menjadi senjata kebenaran yaitu senjata Allah yang diperlengkapi dengan kuasa-Nya untuk memerangi nafsu kedagingan kita, melawan tipu daya Iblis dan meruntuhkan benteng-benteng Iblis.

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, bagi kita yang sudah lahir baru tidak lagi dikuasai oleh dosa. Hidup yang lama sudah mati bagi dosa dan sekarang kita boleh menikmati kasih karunia Allah yaitu hidup di dalam Kristus. Oleh sebab itu mari kita persembahkan hidup kita bagi Allah untuk kemuliaan nama-Nya. (LL)

(13)

Pemulihan manusia seutuhnya dari kesia-siaan harus dibayar dengan harga yang mahal. Tak satu pun manusia di dunia ini sanggup melakukannya kecuali Tuhan Yesus Kristus. Demi memulihkan manusia dari hidup lamanya yang sia-sia, Allah yang kita kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus rela menjadi manusia. Karya pemulihan-Nya telah dibayar lunas dengan darah-Nya di atas kayu salib.

Inilah bukti kasih Allah kepada kita yang Ia tunjukkan melalui karya Kristus yang telah mati dan bangkit dari kematian. Yesus Kristus mendamaikan kita dengan Allah. Kita sangat berhutang kepada-Nya dan hutang itu tak terbayarkan oleh kita dengan cara apa pun. Tak satu pun usaha kita bisa menebus dosa-dosa kita. Hanya oleh kasih karunia Allah, kita beroleh jalan masuk ke sorga. Jadi tidaklah berlebihan jika karya pemulihan-Nya membuat kita dapat bermegah, sekalipun dalam kesengsaraan dunia, karena kita telah diselamatkan dari murka Allah. Dengan demikian ketika kita dibenarkan oleh darah-Nya, maka kita juga diperdamaikan dengan diri sendiri, sesama dan yang terutama dengan Allah.

Meski dunia yang kita pijak semakin usang, namun karya pemulihan Kristus tak akan pernah usang. Semakin dekatlah dunia ini dengan akhir zaman semakin dahsyat pekerjaan Iblis. Oleh sebab itu waspadalah! Iblis selalu mengancam hidup kita. Adakah kita sedang dalam keadaan terancam atau kita sedang jatuh dalam dosa menuju pada kehancuran? Mari kita datang pada Tuhan Yesus Kristus dan meminta-Nya untuk memulihkan kita dari keadaan yang terpuruk. Jangan mau menjadi orang yang dihancurkan oleh dosa tapi jadilah orang yang mau dipulihkan. (SM)

Karya pemulihan Kristus memperdamaikan manusia

dengan Allah

Semakin banyak orang yang dipulihkan semakin mempercepat

kedatangan-Nya.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, … Roma 5:8-9

Karya Pemulihan Kristus

Roma 5:1-11 selasa, 10 juli 2012 Amsal 10-12

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N D O A K A N r e n u n g k a n r e n u n g k a n

Hidup bagi Allah, berpisah dengan dosa.

Bagi mereka yang masih ragu-ragu mengambil keputusan untuk dibaptis. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Roma 6:11

Hidup Bagi Allah

Mati Bagi Dosa,

Roma 6:1-14

Bagi umat kristiani, baptisan air merupakan sakramen yang sangat penting yang harus dilalui sebagai bentuk pengakuan menjadi pengikut Kristus. Dibaptis merupakan lambang bahwa orang itu telah mati bagi dosa-dosanya. Hidup yang lama dikuburkan bersama kematian Kristus dan kemudian ia dibangkitan bersama kebangkitan Kristus untuk memasuki hidup yang baru.

Apa yang dimaksud dengan hidup baru? Hidup baru adalah hidup di dalam Kristus. Orang yang sudah hidup baru tidak lagi berada di bawah kuasa dosa karena Kristus telah membebaskannya. Jika manusia lama sudah mati bagi dosa, maka ia sekarang memasuki hidup baru bagi Allah.

Paulus memberikan nasihat tentang hidup bagi Allah. Pertama, tidak membiarkan dosa berkuasa (ayat 12), artinya berani menolak dan berkata “tidak” untuk tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan yang membawa kita untuk berbuat dosa. Kedua, menyerahkan tubuh kita untuk dipakai Allah menjadi senjata kebenaran (ayat 13). Tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Roh Kudus yang diam di dalam kita memakai kita menjadi senjata kebenaran yaitu senjata Allah yang diperlengkapi dengan kuasa-Nya untuk memerangi nafsu kedagingan kita, melawan tipu daya Iblis dan meruntuhkan benteng-benteng Iblis.

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, bagi kita yang sudah lahir baru tidak lagi dikuasai oleh dosa. Hidup yang lama sudah mati bagi dosa dan sekarang kita boleh menikmati kasih karunia Allah yaitu hidup di dalam Kristus. Oleh sebab itu mari kita persembahkan hidup kita bagi Allah untuk kemuliaan nama-Nya. (LL)

(14)

Ada istilah yang sering muncul di tanah air kita yaitu “pencitraan diri”. Istilah ini sering dikaitkan dengan kepentingan politik atau kekuasaan. Seorang tokoh dipublikasikan melalui media masa sebagai seorang yang memiliki kesalehan dan kesantunan hidup; penuh perhatian terhadap kebutuhan khalayak umum dan dibanggakan karena seolah hidupnya serba baik untuk dijadikan panutan.

Banyak orang kemudian terkecoh dan kecewa, karena melihat sepak terjang dan kehidupan tokoh yang dianggap baik itu ternyata justru sebaliknya. Sungguh berbeda dengan seorang bernama Ayub. Citra dirinya benar-benar baik sehingga Tuhan sendiri menyanjung Ayub. Hidupnya benar-benar saleh, jujur dan takut akan Tuhan. Dia menjauhi kejahatan secara terus menerus.

Kitab Ayub yang terdiri dari 42 pasal mengkisahkan tentang perjalanan hidup Ayub yang penuh dengan kesesakan, penderitaan dan kesengsaraan yang sangat hebat. Semua itu dialami Ayub karena Iblis yang menggocoh hidupnya. Tuhan mengizinkan Iblis mencobai hidup Ayub. Sangat manusiawi apabila Ayub mengeluh karena harus menjalani saat-saat yang begitu berat. Namun Ayub tidak pernah menghujat Tuhan. Dia belajar bertahan dalam kemurnian imannya. Perjuangan hidup yang berat bertahun-tahun lamanya tidak membuat iman Ayub bergeser. Ayub adalah contoh orang yang hidupnya bisa dibanggakan oleh Tuhan. Akhirnya, Tuhan menghentikan serangan Iblis dan memulihkan keadaan Ayub secara ajaib.

Bisakah Saudara bertahan dalam iman meskipun berada dalam penderitaan yang sangat berat sehingga layak dibanggakan oleh Tuhan?

(LB)

Waktu adalah alat untuk menguji kesetiaan orang

percaya.

Orang Kristen yang harus menderita karena imannya,

agar bertahan sampai Tuhan memulihkan. Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ayub 1:8b.

Kebanggaan Tuhan

Ayub 1:6-12 kamis, 12 juli 2012 Amsal 16-18

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N r e n u n g k a n

Iman membawa tubuh kita memuliakan Tuhan.

Jadikanlah tubuhku sebagai alat kemuliaan-Mu. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! I Korintus 6:20

Muliakan Tuhan Dengan Tubuhmu

I Korintus 6:15-20

Seorang anak lahir cacat. Tanpa memiliki tangan dan kaki. Ditempatkan di panti asuhan khusus yang menangani anak cacat. Ketika beranjak dewasa, dia sering bertanya pada diri sendiri, “Mengapa Tuhan memberi diriku cacat?” Di tengah rasa sedih dan kecewa, dia tersentuh

oleh firman Tuhan yang mengatakan, “Mengucap syukurlah di dalam

segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah.” Juga pernyataan firman Tuhan lainnya yang berkata, “Muliakan Tuhan dengan tubuhmu.” Firman Tuhan tersebut mengubah total hidupnya. Dia mulai mensyukuri hidupnya. Dia pun memutuskan untuk memuliakan Tuhan dengan tubuhnya sekalipun cacat. Melalui serangkaian pendidikan yang ditempuhnya dia berhasil berkarya dalam suatu bidang pekerjaan. Hidupnya berkecukupan. Dia pun mulai menolong dan memotivasi mereka yang cacat jasmani. Dasar-dasar kebenaran firman Tuhan disampaikannya. Tuhan memakai dia menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.

Bagaimana dengan kita yang memiliki tubuh lengkap? Tidak ada anggota tubuh yang cacat. Pertanyaannya, sudahkah kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita? Bukankah tubuh kita sebagai orang percaya telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar? Berarti, tubuh kita bagaimanapun kondisinya, cacat atau lengkap adalah milik Tuhan. Tubuh kita bukan milik kita sendiri. Sebab itu kita tidak bisa memperlakukan tubuh kita semau kita sendiri. Kita tidak bisa memakai tubuh kita guna kepuasan diri sendiri. Apalagi kepuasan yang hanya sesaat.

Apapun bentuk dan kondisi tubuh kita, kita patut memuliakan Tuhan. Berpakaian sopan, berperilaku baik, bertutur kata santun dan berbuat kebajikan. Semua itu memuliakan Tuhan. Di tengah zaman dan peradaban manusia yang semakin jahat, kita patut selalu memuliakan Tuhan dengan tubuh kita. (IE)

jumat, 13 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 19-21

D O A K A N r e n u n g k a n

(15)

Ada istilah yang sering muncul di tanah air kita yaitu “pencitraan diri”. Istilah ini sering dikaitkan dengan kepentingan politik atau kekuasaan. Seorang tokoh dipublikasikan melalui media masa sebagai seorang yang memiliki kesalehan dan kesantunan hidup; penuh perhatian terhadap kebutuhan khalayak umum dan dibanggakan karena seolah hidupnya serba baik untuk dijadikan panutan.

Banyak orang kemudian terkecoh dan kecewa, karena melihat sepak terjang dan kehidupan tokoh yang dianggap baik itu ternyata justru sebaliknya. Sungguh berbeda dengan seorang bernama Ayub. Citra dirinya benar-benar baik sehingga Tuhan sendiri menyanjung Ayub. Hidupnya benar-benar saleh, jujur dan takut akan Tuhan. Dia menjauhi kejahatan secara terus menerus.

Kitab Ayub yang terdiri dari 42 pasal mengkisahkan tentang perjalanan hidup Ayub yang penuh dengan kesesakan, penderitaan dan kesengsaraan yang sangat hebat. Semua itu dialami Ayub karena Iblis yang menggocoh hidupnya. Tuhan mengizinkan Iblis mencobai hidup Ayub. Sangat manusiawi apabila Ayub mengeluh karena harus menjalani saat-saat yang begitu berat. Namun Ayub tidak pernah menghujat Tuhan. Dia belajar bertahan dalam kemurnian imannya. Perjuangan hidup yang berat bertahun-tahun lamanya tidak membuat iman Ayub bergeser. Ayub adalah contoh orang yang hidupnya bisa dibanggakan oleh Tuhan. Akhirnya, Tuhan menghentikan serangan Iblis dan memulihkan keadaan Ayub secara ajaib.

Bisakah Saudara bertahan dalam iman meskipun berada dalam penderitaan yang sangat berat sehingga layak dibanggakan oleh Tuhan?

(LB)

Waktu adalah alat untuk menguji kesetiaan orang

percaya.

Orang Kristen yang harus menderita karena imannya,

agar bertahan sampai Tuhan memulihkan. Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ayub 1:8b.

Kebanggaan Tuhan

Ayub 1:6-12 kamis, 12 juli 2012 Amsal 16-18

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N r e n u n g k a n

Iman membawa tubuh kita memuliakan Tuhan.

Jadikanlah tubuhku sebagai alat kemuliaan-Mu. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! I Korintus 6:20

Muliakan Tuhan Dengan Tubuhmu

I Korintus 6:15-20

Seorang anak lahir cacat. Tanpa memiliki tangan dan kaki. Ditempatkan di panti asuhan khusus yang menangani anak cacat. Ketika beranjak dewasa, dia sering bertanya pada diri sendiri, “Mengapa Tuhan memberi diriku cacat?” Di tengah rasa sedih dan kecewa, dia tersentuh

oleh firman Tuhan yang mengatakan, “Mengucap syukurlah di dalam

segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah.” Juga pernyataan firman Tuhan lainnya yang berkata, “Muliakan Tuhan dengan tubuhmu.” Firman Tuhan tersebut mengubah total hidupnya. Dia mulai mensyukuri hidupnya. Dia pun memutuskan untuk memuliakan Tuhan dengan tubuhnya sekalipun cacat. Melalui serangkaian pendidikan yang ditempuhnya dia berhasil berkarya dalam suatu bidang pekerjaan. Hidupnya berkecukupan. Dia pun mulai menolong dan memotivasi mereka yang cacat jasmani. Dasar-dasar kebenaran firman Tuhan disampaikannya. Tuhan memakai dia menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.

Bagaimana dengan kita yang memiliki tubuh lengkap? Tidak ada anggota tubuh yang cacat. Pertanyaannya, sudahkah kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita? Bukankah tubuh kita sebagai orang percaya telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar? Berarti, tubuh kita bagaimanapun kondisinya, cacat atau lengkap adalah milik Tuhan. Tubuh kita bukan milik kita sendiri. Sebab itu kita tidak bisa memperlakukan tubuh kita semau kita sendiri. Kita tidak bisa memakai tubuh kita guna kepuasan diri sendiri. Apalagi kepuasan yang hanya sesaat.

Apapun bentuk dan kondisi tubuh kita, kita patut memuliakan Tuhan. Berpakaian sopan, berperilaku baik, bertutur kata santun dan berbuat kebajikan. Semua itu memuliakan Tuhan. Di tengah zaman dan peradaban manusia yang semakin jahat, kita patut selalu memuliakan Tuhan dengan tubuh kita. (IE)

jumat, 13 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 19-21

D O A K A N r e n u n g k a n

(16)

Sebuah majalah luar negeri setiap tahun mengumumkan nama-nama sepuluh orang terkaya di dunia. Sepuluh orang kaya tersebut memiliki jumlah kekayaan yang fantastis. Seandainya Raja Salomo hidup pada zaman sekarang ini, mungkin ia juga akan masuk dalam daftar sepuluh orang terkaya di dunia.

Memiliki kekayaan tidak berdosa, tetapi kekayaan yang tidak digunakan dengan baik akan menjerumuskan dan membawa pada kebinasaan. Paulus dalam kehidupannya tidak mementingkan harta dunia. Penghasilan dari pekerjaannya sebagai tukang kemah ia gunakan untuk memberitakan Injil. Bagi Paulus, ada hal yang lebih penting dibandingkan harta dunia. Dalam pelayanannya, ia berusaha untuk membawa jemaatnya menjadi sempurna di dalam Kristus (Kolose 1:28). Sekalipun Paulus dalam pelayananya mengalami banyak penderitaan, tetapi ia berusaha menjadi penghibur bagi jemaat yang sedang dilanda kesusahan. Paulus juga berusaha dengan keras agar jemaat tidak hidup untuk kepentingan diri sendiri saja tetapi bersatu dalam kasih. Itulah yang diperjuangkan dan dipergumulkan Paulus agar jemaat memperoleh kekayaan rohani dan pengertian untuk mengenal rahasia Allah yaitu Kristus. Di dalam Kristuslah terkandung harta rohani yaitu hikmat Allah dan pengetahun yang benar tentang Allah.

Tuhan sangat menghargai orang yang mengejar harta rohani. Dia akan membukakan hal-hal yang tersembunyi sehingga orang itu berjalan menurut kehendak dan rencana Allah. Oleh sebab itu janganlah terpukau pada harta dunia. Milikilah harta rohani yang bernilai abadi yaitu Kristus yang memberikan hikmat dan pengetahuan sehingga kita dapat memilih yang benar dan yang berkenan kepada Allah. (LL)

Harta rohani membawa kita kepada kehidupan

kekal.

Untuk orang-orang yang mengejar kekayaan dunia

supaya beralih mengejar harta rohani. Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan

pengetahuan. Kolose 2:3

Harta Rohani

Kolose 2:1-3 sabtu, 14 juli 2012 Amsal 25-27

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N r e n u n g k a n

Karena Yesus Kristus ada di hati, hidup kita

dijadikan-Nya berarti.

Kaum perempuan agar lebih aktif berperan dalam

masyarakat. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian

Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Mazmur 73:24

Hidup Yang Berarti

Mazmur 73:1-28

Seorang tamu hotel tiba di depan resepsionis untuk memesan kamar. Sementara proses berlangsung, ia memandang sebuah lukisan yang terpampang besar di dinding dan berkata, “Mas, lukisan macam itu kok ditaruh di sini. Kan hanya kotak dan garis saja.” Resepsionis hotel pun bertanya, “Apakah bapak seorang pelukis atau pengamat lukisan?” Jawab sang tamu, “Bukan. Saya tidak punya bakat sama sekali soal lukis melukis.” Resepsionis hotel berkata, “Maaf, pak. Lukisan ini mahal sekali harganya, karena dilukis oleh seorang pelukis ternama,” sambil tangannya menunjuk pada nama pelukis terkenal yang tertera di kanan bawah lukisan itu.

Semula pemazmur merasa hidupnya tidak berarti karena ia melihat sepertinya orang fasik, yaitu orang yang tidak takut akan Tuhan, hidupnya lebih mujur. Mereka nampak lebih diberkati dan lebih beruntung (ayat 3-4). Ia sendiri melihat hidupnya nampak sia-sia padahal ia telah menjaga hatinya bersih, tetapi ia terus menghadapi kesulitan dalam hidup ini (ayat 13-14). Namun kemudian ia sadar, bahwa hidup yang berarti bukan hanya karena keadaan fisik semata atau kemakmuran jasmani semata-mata. Hal materi itu memang perlu dan penting, tetapi ada yang jauh lebih penting, yaitu kesadaran bahwa jika kita memiliki Tuhan dalam kehidupan kita, maka kita memiliki segalanya. Ia adalah harta yang terindah dalam hidup kita.

Hidup kita berarti karena kita telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hidup kita berarti karena kita memiliki dan dimiliki oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Bahkan kalau pun semuanya habis lenyap, Tuhan tetaplah gunung batu dan bagian atau milik kita (ayat 26). (PF)

minggu, 15 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 25-27

D O A K A N r e n u n g k a n

(17)

Sebuah majalah luar negeri setiap tahun mengumumkan nama-nama sepuluh orang terkaya di dunia. Sepuluh orang kaya tersebut memiliki jumlah kekayaan yang fantastis. Seandainya Raja Salomo hidup pada zaman sekarang ini, mungkin ia juga akan masuk dalam daftar sepuluh orang terkaya di dunia.

Memiliki kekayaan tidak berdosa, tetapi kekayaan yang tidak digunakan dengan baik akan menjerumuskan dan membawa pada kebinasaan. Paulus dalam kehidupannya tidak mementingkan harta dunia. Penghasilan dari pekerjaannya sebagai tukang kemah ia gunakan untuk memberitakan Injil. Bagi Paulus, ada hal yang lebih penting dibandingkan harta dunia. Dalam pelayanannya, ia berusaha untuk membawa jemaatnya menjadi sempurna di dalam Kristus (Kolose 1:28). Sekalipun Paulus dalam pelayananya mengalami banyak penderitaan, tetapi ia berusaha menjadi penghibur bagi jemaat yang sedang dilanda kesusahan. Paulus juga berusaha dengan keras agar jemaat tidak hidup untuk kepentingan diri sendiri saja tetapi bersatu dalam kasih. Itulah yang diperjuangkan dan dipergumulkan Paulus agar jemaat memperoleh kekayaan rohani dan pengertian untuk mengenal rahasia Allah yaitu Kristus. Di dalam Kristuslah terkandung harta rohani yaitu hikmat Allah dan pengetahun yang benar tentang Allah.

Tuhan sangat menghargai orang yang mengejar harta rohani. Dia akan membukakan hal-hal yang tersembunyi sehingga orang itu berjalan menurut kehendak dan rencana Allah. Oleh sebab itu janganlah terpukau pada harta dunia. Milikilah harta rohani yang bernilai abadi yaitu Kristus yang memberikan hikmat dan pengetahuan sehingga kita dapat memilih yang benar dan yang berkenan kepada Allah. (LL)

Harta rohani membawa kita kepada kehidupan

kekal.

Untuk orang-orang yang mengejar kekayaan dunia

supaya beralih mengejar harta rohani. Sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan

pengetahuan. Kolose 2:3

Harta Rohani

Kolose 2:1-3 sabtu, 14 juli 2012 Amsal 25-27

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N r e n u n g k a n

Karena Yesus Kristus ada di hati, hidup kita

dijadikan-Nya berarti.

Kaum perempuan agar lebih aktif berperan dalam

masyarakat. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Mazmur 73:24

Hidup Yang Berarti

Mazmur 73:1-28

Seorang tamu hotel tiba di depan resepsionis untuk memesan kamar. Sementara proses berlangsung, ia memandang sebuah lukisan yang terpampang besar di dinding dan berkata, “Mas, lukisan macam itu kok ditaruh di sini. Kan hanya kotak dan garis saja.” Resepsionis hotel pun bertanya, “Apakah bapak seorang pelukis atau pengamat lukisan?” Jawab sang tamu, “Bukan. Saya tidak punya bakat sama sekali soal lukis melukis.” Resepsionis hotel berkata, “Maaf, pak. Lukisan ini mahal sekali harganya, karena dilukis oleh seorang pelukis ternama,” sambil tangannya menunjuk pada nama pelukis terkenal yang tertera di kanan bawah lukisan itu.

Semula pemazmur merasa hidupnya tidak berarti karena ia melihat sepertinya orang fasik, yaitu orang yang tidak takut akan Tuhan, hidupnya lebih mujur. Mereka nampak lebih diberkati dan lebih beruntung (ayat 3-4). Ia sendiri melihat hidupnya nampak sia-sia padahal ia telah menjaga hatinya bersih, tetapi ia terus menghadapi kesulitan dalam hidup ini (ayat 13-14). Namun kemudian ia sadar, bahwa hidup yang berarti bukan hanya karena keadaan fisik semata atau kemakmuran jasmani semata-mata. Hal materi itu memang perlu dan penting, tetapi ada yang jauh lebih penting, yaitu kesadaran bahwa jika kita memiliki Tuhan dalam kehidupan kita, maka kita memiliki segalanya. Ia adalah harta yang terindah dalam hidup kita.

Hidup kita berarti karena kita telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hidup kita berarti karena kita memiliki dan dimiliki oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Bahkan kalau pun semuanya habis lenyap, Tuhan tetaplah gunung batu dan bagian atau milik kita (ayat 26). (PF)

minggu, 15 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Amsal 25-27

D O A K A N r e n u n g k a n

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kegiatan di awal untuk memperoleh data-data dan informasi terkait proses pengolahan dokumen yang saat ini berjalan dengan menggunakan metode pengumpulan

kepala daerah wajib menaati seluruh peraturan perundang-undangan dan berkorelasi dengan Pasal 61 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Dan ini semua bisa dilakukan dengan etika politik seorang penguasa yang memiliki ketegasan dan strategi yang jitu sesuai dengan kondisi negaranya (Ali, 2010: 99). Dalam

Menurut Arsyad (2010) pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses adanya kerjasama yang dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat di daerah, adapun pembangunan

Situasi dunia dewasa ini tentu berbeda sekali dengan situasi dunia di zaman Paulus. Konteks karya pastoral di zaman Romo Janssen pun tentu tidak sama persis dengan konsteks

Memahami pernyataan dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan

Kerangka COBIT merupakan best practice tata kelola yang bersifat umum. COBIT merupakan tata kelola Teknologi informasi yang dijadikam acuan dalam menentukan proses TI

Reproduct ion or t ranslat ion of t his work beyond t hat perm it t ed in Sect ion 117 of t he 1976 Unit ed St at es Copyright Act wit hout t he express writ t en perm ission