• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tuaian Besar

Dalam dokumen Menjadi Bejana Kemuliaan (Halaman 33-38)

Utuslah Aku

Matius 9:37-38 Tuaian Besar

1 Korintus 3:1-9 senin, 30 juli 2012

Yesaya 15-17

Bacaan Alkitab Setahun

D O A K A N r e n u n g k a n Utusan-Nya bertugas membawa manusia pada

keselamatan Tuhan.

Aku siap Tuhan, jadikan aku sebagai utusan-Mu. Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" Yesaya 6:8

Utuslah Aku

Yesaya 6:1-8

Utusan Tuhan bertujuan membawa berita Tuhan dan kemuliaan Tuhan. Berita yang berisi kabar baik, kabar keselamatan dan kabar perdamaian. Yesaya melihat utusan Tuhan yang berupa serafim berkata, “Seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (Yesaya 6:3). Tuhan yang penuh kemuliaan bukan saja memenuhi Bait Suci-Nya (Yesaya 6:1) tapi juga seluruh bumi.

Tuhan mengutus dengan tujuan untuk menyadarkan manusia khususnya umat-Nya. Apa yang terjadi dengan umat-Nya? Ternyata umat-Nya, umat Yehuda telah berbuat kejahatan dan kenajisan di hadapan Tuhan. Berakibat hukuman Tuhan dijatuhkan ke atas mereka. Sebelum hukuman Tuhan dilaksanakan, Tuhan mengirim utusan-Nya. Tujuannya agar umat-Nya bertobat. Dan umat-Nya yang bertobat dapat dipakai Tuhan menjadi utusan-Nya untuk membawa umat manusia lainnya bertobat. Hukuman Tuhan bukan jatuh pada umat-Nya saja tapi pada seluruh umat manusia. Bagi mereka yang bertobat, kemuliaan Tuhan bersinar atas mereka.

Setelah ribun tahun yang lalu Yesaya siap menjadi utusan Tuhan di tengah bangsa yang ditutupi kegelapan, kini kita juga hidup di tengah kejahatan dan kenajisan manusia. Banyak di antara umat-Nya yang menyebut diri orang Kristen hidup di dalam dosa. Tepat seperti kata firman-Nya ribuan tahun yang lalu yang berlaku juga pada masa kini untuk umat Kristen, kata Tuhan, “Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya (Yesaya 1:14). Ibadah umat-Nya baik yang bersifat tenang maupun yang bersifat riuh gegap gempita ditolak oleh Tuhan.

Siapakah yang akan Kuutus? Demikian pertanyaan tantangan Tuhan. Utusan yang menyuarakan kebenaran firman-Nya. Apakah Saudara siap berkata, “Ini aku, utuslah aku.” Biarlah Tuhan menjadikan kita utusan-Nya di dunia yang gelap saat ini. (IE)

selasa, 31 juli 2012 Bacaan Alkitab Setahun Yesaya 18-20

D O A K A N r e n u n g k a n

A l k i t a b m e m a k a i berbagai macam metafora untuk mengajarkan kebenaran ilahi. Salah satu metafora yang disajikan adalah “tanah liat”. Tanah liat dipakai menjadi gambaran yang penting tentang manusia sebagai karya ciptaan dan pembentukan Allah. Ada sejumlah ayat Alkitab yang mengungkapkan kebenaran penting melalui metafora “tanah liat”.

Manusia sebagai tanah liat

K i t a b Ye s a y a 6 4 : 8 mengatakan: “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.” Di hadapan Tuhan Allah, manusia seharusnya menyadari keberadaannya seperti ungkapan kitab Yesaya ini. Pada hakikatnya tidak ada sesuatu yang hebat pada diri manusia. Ia tidak bisa m e m b a n g g a k a n a t a u menyombongkan diri di hadapan Tuhan Allah. Kami adalah tanah liat! Tanpa campur tangan dan keterlibatan Tuhan Allah dalam hidup manusia, apalah artinya tanah liat itu? Berikut adalah ungkapan beberapa ayat firman Tuhan yang patut kita renungkan

dalam-dalam.

K i t a b A y u b 1 3 : 1 2 menuturkan: “Dalil-dalilmu adalah amsal debu, dan perisaimu perisai tanah liat.” Bukankah seringkali manusia mudah mengeluarkan kata-kata dari mulutnya? Bahkan mulai dari bangun tidur, sampai menjelang tidur malam lagi, entah berapa banyak perkataan meluncur keluar dari mulut manusia. Celakanya, sering manusia t i d a k m e n y a d a r i b a h w a perkataan yang keluar dari mulut ternyata bisa melukai bahkan mematikan orang lain. Kata-kata yang keluar bisa m e r u n t u h k a n d a n t i d a k membangun. Benar seperti kata surat Yakobus 3:2: “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, y a n g d a p a t j u g a m e n g e n d a l i k a n s e l u r u h t u b u h n y a . ” A y a t i n i m e n g u n g k a p k a n b e t a p a manusia seperti tanah liat yang rapuh. Kerapuhan itu n a m p a k d a l a m h a l perkataannya yang penuh kesalahan!

K i t a b Y e s a y a 3 0 : 1 4

A l k i t a b m e m a k a i berbagai macam metafora untuk mengajarkan kebenaran ilahi. Salah satu metafora yang disajikan adalah “tanah liat”. Tanah liat dipakai menjadi gambaran yang penting tentang manusia sebagai karya ciptaan dan pembentukan Allah. Ada sejumlah ayat Alkitab yang mengungkapkan kebenaran penting melalui metafora “tanah liat”.

Manusia sebagai tanah liat

K i t a b Ye s a y a 6 4 : 8 mengatakan: “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.” Di hadapan Tuhan Allah, manusia seharusnya menyadari keberadaannya seperti ungkapan kitab Yesaya ini. Pada hakikatnya tidak ada sesuatu yang hebat pada diri manusia. Ia tidak bisa m e m b a n g g a k a n a t a u menyombongkan diri di hadapan Tuhan Allah. Kami adalah tanah liat! Tanpa campur tangan dan keterlibatan Tuhan Allah dalam hidup manusia, apalah artinya tanah liat itu? Berikut adalah ungkapan beberapa ayat firman Tuhan yang patut kita renungkan

dalam-dalam.

K i t a b A y u b 1 3 : 1 2 menuturkan: “Dalil-dalilmu adalah amsal debu, dan perisaimu perisai tanah liat.” Bukankah seringkali manusia mudah mengeluarkan kata-kata dari mulutnya? Bahkan mulai dari bangun tidur, sampai menjelang tidur malam lagi, entah berapa banyak perkataan meluncur keluar dari mulut manusia. Celakanya, sering manusia t i d a k m e n y a d a r i b a h w a perkataan yang keluar dari mulut ternyata bisa melukai bahkan mematikan orang lain. Kata-kata yang keluar bisa m e r u n t u h k a n d a n t i d a k membangun. Benar seperti kata surat Yakobus 3:2: “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, y a n g d a p a t j u g a m e n g e n d a l i k a n s e l u r u h t u b u h n y a . ” A y a t i n i m e n g u n g k a p k a n b e t a p a manusia seperti tanah liat yang rapuh. Kerapuhan itu n a m p a k d a l a m h a l perkataannya yang penuh kesalahan!

K i t a b Y e s a y a 3 0 : 1 4

m e n g a t a k a n : “ S e p e r t i kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, s e h i n g g a d i a n t a r a remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.” Ayat ini menyatakan bahwa kesombongan dan kecongkakan manusia yang merasa bisa bergerak menurut kemauan diri sendiri. Manusia yang tidak mengandalkan Tuhan akan berjalan menurut k e h e n d a k s e n d i r i , a k a n menemui kehancuran. Benar pula kata Amsal 16:25: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Itulah jalan yang ditempuh oleh rasa percaya d i r i m a n u s i a y a n g m e n i n g g a l k a n p i m p i n a n Tuhan.

K i t a b D a n i e l 2 : 4 1 - 4 2 menuliskan: “Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai d e n g a n

yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian.” Bagian ini m e n u n j u k k e p a d a pemerintahan yang dibangun tanpa takut akan Tuhan, maka cepat atau lambat akan tiba pada kehancurannya. Besi b e r c a m p u r t a n a h l i a t menunjukkan kerapuhan, karena dua elemen itu tidak m u n g k i n b e r s a t u . I t u sebabnya, jangan ada orang yang angkuh dan melawan Tuhan berakibat kejayaan dan k u a s a n y a a k a n h a n c u r berkeping-keping.

Tuhan sang Penjunan

“ E n g k a u l a h y a n g membentuk kami,” kata Yesaya

64:8. Orang yang mengerti

kebenaran firman Tuhan akan menyadari bahwa Tuhan adalah pribadi yang berdaulat penuh atas hidupnya. Tuhan yang berhak membentuk hidupnya menurut maksud dan tujuan-Nya sendiri. Tidak ada tempat bagi protes kita s a a t Tu h a n m e l a k u k a n pembentukan-Nya atas hidup ini. Kitab Yesaya 29:16 berkata:

“Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: Bukan dia yang membuat aku; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya; Ia tidak tahu apa-apa?”

Nabi Yeremia dituntun Tuhan untuk menuju rumah tukang periuk. Di sana ia menyaksikan pembuatan sebuah bejana dari tanah liat. Ketika bejana itu tidak sesuai dengan maksud tukang periuk, maka tak s e g a n - s e g a n b e j a n a i t u d i r e m u k k a n k e m b a l i d a n dibentuk ulang menjadi bejana y a n g s e s u a i d e n g a n kehendaknya. Pelajaran penting tentang karya Tuhan dalam hidup setiap orang percaya, bagai tukang periuk itu. Prinsip penting yang diungkapkan dalam “Full Life Study Bible” (terj.) adalah: Pertama, penyerahan kita kepada Allah selaku yang membentuk watak maupun pelayanan kita kepada-Nya untuk sebagian besar menentukan apa yang dapat dibuat-Nya dengan k i t a . K e d u a , k u r a n g n y a komitmen yang sungguh-sungguh kepada Allah dapat menghalangi maksud semula Allah bagi kita. Ketiga, Allah tetap bebas untuk

mengubah rencana-rencana-Nya bagi kehidupan kita. Jikalau Ia telah merencanakan kebaikan dan berkat bagi kita dan kita memberontak kepadaNya, maka Ia dapat membentuk kita m e n j a d i b e j a n a u n t u k dibinasakan (Yeremia 18:7-11); pada pihak lain, jikalau kita, karena keras kepala kita sendiri, m e n j a d i b e j a n a u n t u k dibinasakan, tetapi kemudian bertobat, Allah akan mulai membentuk kita menjadi perabot untuk kehormatan dan berkat (banding 2 Timotius 2:20-21).

Bejana untuk kemuliaan

Proses dibentuk oleh sang penjunan seringkali menjadi perjalanan waktu yang terasa amat panjang dan melelahkan. Ketaatan dan penyerahan diri seorang anak Tuhan diuji oleh p r o s e s w a k t u s a a t Tu h a n membentuk hidupnya. Sebagian orang percaya gagal karena tidak sabar dan tidak kuat dalam p e n d e r i t a a n , p a d a h a l s e b e n a r n y a Tu h a n s e d a n g bertindak seperti seorang penjunan terhadap periuk yang dibentuk-Nya.

Langkah pertobatan dan m e n i n g g a l k a n h i d u p y a n g j a h a t / b e r d o s a s a n g a t l a h

m e n g a t a k a n : “ S e p e r t i kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, s e h i n g g a d i a n t a r a remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.” Ayat ini menyatakan bahwa kesombongan dan kecongkakan manusia yang merasa bisa bergerak menurut kemauan diri sendiri. Manusia yang tidak mengandalkan Tuhan akan berjalan menurut k e h e n d a k s e n d i r i , a k a n menemui kehancuran. Benar pula kata Amsal 16:25: “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Itulah jalan yang ditempuh oleh rasa percaya d i r i m a n u s i a y a n g m e n i n g g a l k a n p i m p i n a n Tuhan.

K i t a b D a n i e l 2 : 4 1 - 4 2 menuliskan: “Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai d e n g a n

yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian.” Bagian ini m e n u n j u k k e p a d a pemerintahan yang dibangun tanpa takut akan Tuhan, maka cepat atau lambat akan tiba pada kehancurannya. Besi b e r c a m p u r t a n a h l i a t menunjukkan kerapuhan, karena dua elemen itu tidak m u n g k i n b e r s a t u . I t u sebabnya, jangan ada orang yang angkuh dan melawan Tuhan berakibat kejayaan dan k u a s a n y a a k a n h a n c u r berkeping-keping.

Tuhan sang Penjunan

“ E n g k a u l a h y a n g membentuk kami,” kata Yesaya

64:8. Orang yang mengerti

kebenaran firman Tuhan akan menyadari bahwa Tuhan adalah pribadi yang berdaulat penuh atas hidupnya. Tuhan yang berhak membentuk hidupnya menurut maksud dan tujuan-Nya sendiri. Tidak ada tempat bagi protes kita s a a t Tu h a n m e l a k u k a n pembentukan-Nya atas hidup ini. Kitab Yesaya 29:16 berkata:

“Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: Bukan dia yang membuat aku; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya; Ia tidak tahu apa-apa?”

Nabi Yeremia dituntun Tuhan untuk menuju rumah tukang periuk. Di sana ia menyaksikan pembuatan sebuah bejana dari tanah liat. Ketika bejana itu tidak sesuai dengan maksud tukang periuk, maka tak s e g a n - s e g a n b e j a n a i t u d i r e m u k k a n k e m b a l i d a n dibentuk ulang menjadi bejana y a n g s e s u a i d e n g a n kehendaknya. Pelajaran penting tentang karya Tuhan dalam hidup setiap orang percaya, bagai tukang periuk itu. Prinsip penting yang diungkapkan dalam “Full Life Study Bible” (terj.) adalah: Pertama, penyerahan kita kepada Allah selaku yang membentuk watak maupun pelayanan kita kepada-Nya untuk sebagian besar menentukan apa yang dapat dibuat-Nya dengan k i t a . K e d u a , k u r a n g n y a komitmen yang sungguh-sungguh kepada Allah dapat menghalangi maksud semula Allah bagi kita. Ketiga, Allah tetap bebas untuk

mengubah rencana-rencana-Nya bagi kehidupan kita. Jikalau Ia telah merencanakan kebaikan dan berkat bagi kita dan kita memberontak kepadaNya, maka Ia dapat membentuk kita m e n j a d i b e j a n a u n t u k dibinasakan (Yeremia 18:7-11); pada pihak lain, jikalau kita, karena keras kepala kita sendiri, m e n j a d i b e j a n a u n t u k dibinasakan, tetapi kemudian bertobat, Allah akan mulai membentuk kita menjadi perabot untuk kehormatan dan berkat (banding 2 Timotius 2:20-21).

Bejana untuk kemuliaan

Proses dibentuk oleh sang penjunan seringkali menjadi perjalanan waktu yang terasa amat panjang dan melelahkan. Ketaatan dan penyerahan diri seorang anak Tuhan diuji oleh p r o s e s w a k t u s a a t Tu h a n membentuk hidupnya. Sebagian orang percaya gagal karena tidak sabar dan tidak kuat dalam p e n d e r i t a a n , p a d a h a l s e b e n a r n y a Tu h a n s e d a n g bertindak seperti seorang penjunan terhadap periuk yang dibentuk-Nya.

Langkah pertobatan dan m e n i n g g a l k a n h i d u p y a n g j a h a t / b e r d o s a s a n g a t l a h

penting, namun kemudian k e s e t i a a n d a l a m p r o s e s pembentukan ilahi dalam hidup i n i j u g a a m a t p e n t i n g . Pe m b a h a r u a n d a r i Tu h a n berlangsung terus menerus agar menjadi semakin serupa dengan Kristus. Surat Efesus 4:23 berkata: “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.” Sedangkan 2 Korintus 4:16 menuliskan ”... manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.”

Paulus dipakai sebagai Rasul yang sangat efektif dan menjadi berkat sangat luas sampai hari ini. Teologia Paulus menjadi landasan gereja Tuhan. Rahasia hidupnya yang dipakai Tuhan diungkapkannya dalam II Korintus 4:7 demikian: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Sekalipun fisik manusia mengalami proses k e m e r o s o t a n ( m o r t a l i t a s ) ,

namun hidup orang percaya yang dibentuk oleh Tuhan mengalami pembaharuan terus menerus. Kuasa Tuhan Yesus Kristus bekerja menggerakkan pikiran, kehendak dan perasaan sehingga semakin sesuai dan serupa dengan tujuan-Nya yang kekal.

Tuhan telah menyatakan rencana pembentukan-Nya sejak Paulus bertobat sehingga ia dapat dipakai Allah menjadi alat kemuliaan-Nya seperti dicatat dalam Kisah Para Rasul 9:15, “Tetapi firman Tuhan kepadanya: Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain, serta raja-raja dan orang-orang Israel.” Dan ketaatan serta ketekunan Paulus telah menyebabkan maksud Tuhan dalam hidupnya digenapi. Demikianlah hendaknya atas kita. Mari hidup dalam ketaatan, ketekunan dan kesabaran saat Tuhan membentuk kita agar menjadi bejana bagi kemuliaan-Nya. 

Sumber :

1. Alkitab Penuntun Hidup berkelimpahan, Malang : Penerbit Gandum Mas.

2. Kamus Gambaran Alkitab, Jakarta: Momentum.

Pada akhir bulan Januari 2012, mata saya sebelah kanan bagian dalam, tepatnya samping bola mata timbul daging berwarna putih sebesar kacang kedelai. Hasil diagnosa dokter mengatakan bintik tersebut adalah lemak. Setelah diberi obat tetes dan obat minum selama dua minggu, ternyata tidak sembuh. Maka pada tgl. 13 Pebruari 2012 dilakukan operasi pengambilan bintik tersebut sebesar butiran beras untuk kemudian dibiopsi. Seminggu kemudian hasilnya keluar dinyatakan bintik tersebut adalah carsinoma epidermoid (ca). Atas saran seorang teman, saya melakukan pemeriksaan kepada dokter mata yang lain. Ternyata hasilnya tidak jauh berbeda. Saya kembali periksa ke dokter mata. Dokter mengatakan masih tersisa sedikit butiran putih yang letaknya lebih dalam dan harus ditangani oleh dokter onkologi untuk dioperasi lagi dan dibersihkan dengan bius total.

Setelah berunding dengan keluarga, kami memutuskan berobat di Singapore General Hospital (SGH). Sebelum berangkat ke Singapura, di antara bibir atas dan hidung saya juga timbul kutil yang cukup mengganggu. Saat itu dalam hati kecil berpikir apakah daging yang timbul itu sudah menjalar. Segera saya periksa ke dokter kulit. Dokter mengatakan penyakit saya termasuk dermatoid (kulit) yang biasa timbul pada orangtua di atas usia 70 tahun seperti flek-flek pada kulit muka orang tua dan bisa juga timbul pada orang di bawah usia 70 tahun seperti saya. Menurut dokter penyakit kulit tersebut tidak ada hubungannya dengan ca bahkan jika ca saya didiamkan sampai lima tahun tidak akan tumbuh lagi.

Enam hari sebelum berangkat ke Singapura, tepatnya tanggal 23 Februari 2012, saya pergi ke kebaktian Healing and Deliverance Ministry (HDM) untuk berdoa mohon jamahan Tuhan dan pertolongan-Nya memilihkan dokter yang tepat di Singapura untuk menangani penyakit saya.

Pada tanggal 25 Februari 2012 saya kembali ke dokter mata yang

mengoperasi mata saya untuk menunjukkan hasil pemeriksaan dari dokter yang lain juga dan minta izin untuk berobat ke Singapura. Waktu itu dokter memeriksa lagi mata saya. Sesuatu yang heran terjadi. Dokter mengatakan sisa butiran putih yang letaknya lebih dalam dan masih tertinggal itu sudah tidak ada lagi, sehingga membuat dokter sampai

terperanjat. Ini benar-benar mukjizat!

Tuhan Menyembuhkan

Dalam dokumen Menjadi Bejana Kemuliaan (Halaman 33-38)

Dokumen terkait