• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

Pertamina Hulu Energi - West Madura Offshore (PHE WMO) merupakan salah satu anak perusahaan dari Pertamina Hulu Energi (PHE) yang berlokasi di PHE Tower, Jalan Letjen T.B. Simatupang Kav.99 Jakarta 12520. PHE WMO bergerak di bidang minyak dan gas bumi dengan daerah operasional berada di sebelah barat daya Pulau Madura. Saat ini PHE WMO adalah operator dari 22 anjungan yang terdiri dari 89 sumur. Pada tahun 2011, PHE WMO resmi menjadi operator lapangan minyak dan Gas Bumi di Madura Barat, dengan perjanjian pengelolaan sampai tahun 2031.

Setiap perusahaan memiliki strategi tujuan dalam menciptakan perkembangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tentu harus mempunyai visi dan misi sehingga perusahaan dapat mengambil strategi demi mencapai tujuan perusahaan.

Visi PHE WMO adalah “Menjadi Perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia”. Sedangkan misi PHE WMO adalah “Memaksimalkan potensi Minyak dan Gas Bumi West Madura Offshore melalui kegiatan operasional yang aman dan dapat diandalkan untuk memberikan manfaat bagi para stakeholder”.

Sebagai salah satu anak perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), dimana PHE merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) yang menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak, gas bumi, dan energi lainnya. Di mulai pada tahun 1967 setelah City Service memegang “Exploration Agreement” di area ini. Mereka melakukan pengeboran di beberapa sumur eksplorasi.

(2)

Kemudian Kodeco Energy resmi menjadi operator block dan mengebor tambahan sumur appraisal dan delineasi di PSC area pada tahun 1981. Namun, setelah tahun 1983 tidak ada sumur eksplorasi untuk dilakukan pengeboran.

Dalam pengembangannya Lapangan Madura Barat mengalami peningkatan yang dikenal dengan West Madura Offshore (WMO) setelah dilakukan pengeboran sumur-sumur baru sampai tahun 1983. Namun baru setelah tahun 2000, CNOOC mengambil alih kepemilikan YPF serta ditemukan banyak cadangan yang cukup signifikan menggunakan pengeboran di sumur horizontal di Poleng dengan meningkatkan fasilitas produksi untuk dapat menampung penambahan produksi diantaranya pada lapangan KE-23B, KE-24, KE-30, KE-39, KE-38, KE-54, KE-7 dan Poleng-C.

Dengan beralihnya pengelolaan ini, PHE WMO serah terima operatorship dari Kodeco Energi Co.,Ltd. pada taggal 7 Mei 2011 ini tertantang untuk mempertahankan produksi yang telah ada dan secara terencana akan terus mengadakan perbaikan disegala lini untuk mencapai target WP&B dan produksi yang telah ditargetkan oleh Pertamina Hulu Energi.

Bidang Usaha PT Pertamina Huju Energi WMO (PHE WMO)

PHE WMO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas yang berlokasi di Laut Madura Barat dengan lapangan pengeboran seluas 1,666.26 km2 . Di lapangan pengeboran tersebut terdapat fasilitas meliputi 22 anjungan, 89 sumur, 21 pipa saluran, 1 Floating Storage and Offloading (FSO), dan 1 Onshore Receiving Facility (ORF). Berikut ini penulis akan menjelaskan produk yang dihasilkan oleh PHE WMO.

(3)

Minyak

Terencana akan terus mengadakan perbaikan disegala lini untuk mencapai target WP&B dan produksi yang telah ditargetkan oleh Pertamina Hulu Energi.

Gas

Hasil produksi PHE WMO selain minyak juga menghasilkan gas alam. Sekitar 125 MMSCFD gas telah dihasilkan melalui kegiatan produksi di lepas pantai Barat Laut terletak dari Pulau Madura. Gas dari hasil produksi kemudian dipasok untuk perusahaan listrik negara seperti PLN.

4.1.1 Visi:

Menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia. 4.1.2Misi:

Memaksimalkan potensi Minyak dan Gas Bumi West Madura Offshore melalui kegiatan operasional yang aman dan dapat diandalkan untuk memberikan manfaat bagi para stakeholder.

4.1.3 Motto:

Energy, People, Sinergy. 4.1.4 Logo Perusahaan

(4)

4.1.5. Struktur Perusahaan

Gambar 4.2. Struktur Perusahaan

Dari gambar struktur PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta di atas, berikut tugas dan wewenang dari masing-masing posisi pada pada departemen HR&R :

Community Development Leader

Untuk menyusun strategi, mengelola dan mengevaluasi tanggung jawab pembangunan / corporate sosial. Progam ini termasuk pelaksanaan program proyek yang seismik untuk memastikan dukungan optimun atas kelanjutan operasi perusahaan yang berhubungan dengan masyarakat.

Communication & External Affair Officer

Memfasilitasi komunikasi dan mengatur semua acara perusahaan dengan semua pihak yang terkait, termasuk karyawan, masyarakat, pemerintah, media, dan pemegang saham perusahaan lain, dalam rangka untuk

(5)

memastikan komunikasi yang tepat dan efektif dengan hubungan para pemegang saham serta menciptakan reputasi dan citra perusahaan.

Community Development Supervisor

Melakukan implementasi dan pelaksanaan program CD / KPO di daerah yang di eksplorasi dan operasikan, dalam rangka untuk memastikan operasi yang efektif dan halus serta untuk menciptakan citra perusahaan.

Communication Coordinator

Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi komunikasi, publikasi dan kampanye program komunikasi baik internal maupun eksternal untuk meningkatkan citra perusahaan.

Communication & External Affair Manager

Rencana, intergritas dan mengendalikan pengembangan dan pelaksanaan strategi dan program perusahaan terkait dengan pemerintah dan hubungan eksternal, hubungan masyarakat, media dan hubungan masyarakat dengan budaya, politik dan usaha keamanan, program masyarakat, publikasi materi kampanye, dalam rangka untuk menjamin konduktif, efektif dan keharmonisan hubungan dan kemitraan antara perusahaan dan seluruh pemegang saham yang terkait.

Organizational Capability Manager

Rencana, intergrasi dan mengendalikan strategi organisasi, kebijakan, prosedur dan program, di tata untuk menjamin kelanjutan organisasi dan kualitas karyawan serta kuantitas agar sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan.

HR Manager

Merumuskan, mesinergikan, dan menentukan visi, misi, strategi operasi HR yang meliputi fungsi rekrutmen dan seleksi, penghargaan manajemen, industri dan hubungan karyawan serta HR sistem informasi. Ini untuk memastikan bahwa perusahaan menjadi lebih positif, efektif dan menciptakan lingkungan kerja yang konduktif.

(6)

4.2 Profil Responden

Pada bagian ini merupakan data berdasarkan jenis kelamin dan usia responden yang telah memberikan jawaban atas kuesioner yang telah disebarkan kepada 88 orang responden. Variabel – variable mengenai responden dapat dilihat dalam tabel dan gambar dibawah ini :

4.2.1 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin :

Tabel 4.1: Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Data : Kuesioner yang telah diolah Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Pria 42 47.7 47.7 47.7

Wanita 46 52.3 52.3 100.0

(7)

Gambar 4.3 Diagram Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Pada tabel 4.1 dan Gambar 4.3 telah menunjukkan bahwa dari 100 responden yang ada terdapat 66 orang atau 55% dari responden adalah Laki-laki, dan 54 orang atau 45% dari responden adalah Perempuan.

4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja:

Berdasarkan umum, responden dibagi menjadi 4 kategori, yaitu mulai dari lama bekerja kurang dari 1 tahun, 1-3 tahun, 4-5 tahun dan lebih dari 5 tahun. Berikut merupakan data tabel yang diperoleh dan gambar diagram dari 88 karyawan responden :

(8)

Tabel 4.2 : Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama_Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <1 tahun 13 14.8 14.8 14.8 >5 tahun 17 19.3 19.3 34.1 1-3 tahun 41 46.6 46.6 80.7 4-5 tahun 17 19.3 19.3 100.0 Total 88 100.0 100.0

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

(9)

Gambar 4.4 Diagram Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Pada Tabel 4.2 dan gambar 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 88 orang karyawan responden yang ada terdapat 42 orang atau 47,73% pria, dan 46 orang atau 52,27% wanita. Sebesar 14,77% karyawan lama bekerja kurang dari 1 tahun, 19,32% lama bekerja 4-5 tahun, 19,32% lama bekerja >5 tahun, dan 46,59% lama bekerja 1-3 tahun.

(10)

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1 Analisis Indeks Jawaban

Pada bagian ini dijelaskan deskripsi kedua variabel yang diteliti, yaitu komunikasi interpersonal (X) terhadap penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta (Y). Kedua jenis data variabel diperoleh melalui angket yang sesuai dengan indicator setiap variabel yang diteliti.

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan denngan menggunakan teknin analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 4, maka perhitungan indeks jawaban dilakukan dengan rumus berikut :

Nilai indeks = { (%F1 x 1) + (%F x 2) + (%F3 x 3) + (%F4 x 4) / 4 Dimana :

F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3 F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4

(11)

Dengan menggunakan kerangka 4 kotak, maka rentang 88 dibagi 4 akan menghasilkan rentang sebesar 22 yang akan digunakan sebagai daftar interpretasi nilai indeks, yang dalam contoh ini adalah sebagai berikut : Sangat Rendah = 1 - 22

Rendah = 22,01 – 44 Tinggi = 44,01 – 66 Tinggi Sekali = 66,01 – 88

Dengan alasan ini ditentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Deskripsi hasil kuesioner ini meliputi deskripsi data variabel-variabel kuesioner yang meliputi 2 variabel yaitu : Komunikasi Interpersonal dan penyelesaian masalah antarpribadi karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

4.3.2 Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel X

Tabel 4.4.3: Indeks Komunikasi Interpersonal

Indikator Komunikasi Interpersonal Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Interpersonal Indeks Nilai 1 2 3 4

Saya cenderung memilih berbicara secara tatap muka untuk mendapatkan tanggapan langsung dari sesama rekan kerja saya.

0 0 18 82 95,5

Berkomunikasi dengan sesama rekan kerja saya

(12)

dalam jumlah kecil mendorong rasa keintinman saya dengan mereka.

Komunikasi dengan sesama rekan kerja saya sering terjadi tanpa ada perencanaan sebelumnya.

0 0 50 50

87,5

Komunikasi dengan sesama rekan kerja saya sering kali mengalir secara dinamis, tidak terstruktur.

0 0 49 51 87,25

Saya cenderung memberikan sikap membuka diri terhadap sesama rekan kerja.

0 0 53 47 86,75

Saya dengan senang hati menanggapi informasi yang saya terima dalam hubungan antarpribadi saya dengan sesama rekan kerja saya.

0 5 45 50 88,5

Sikap keterbukaan sangat mempengaruhi tumbuhnya komunikasi antarpribadi yang efektif antara saya dan sesama rekan kerja saya.

0 0 53 45 85,75

Saya cenderung menciptakan situasi yang kondusif dalam berkomunikasi dengan lawan bicara agar terjadi interaksi

(13)

yang efektif.

Mendorong orang lain untuk aktif berpartisipasi dalam komunikasi.

0 0 55 45 85,25

Saya merasakan apa yang orang lain rasakan melalui komunikasi interpersonal.

0 44 56 89

Dengan menunjukkan empati pada komunikan dapat membuat komunikasi interpersonal menjadi kondusif.

0 2 52 46 86

Saya bersedia memahami

orang lain secara baik. 0 0 46 54 61,5

Total 86,02

Sumber : Data yang telah diolah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal di PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta,umumnya sangat tinggi. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rentang nilai indeks sebesar 22 – 88, responden rata-rata memiliki indeks komunikasi interpersonal sebesar 86,02 yang berarti tinggi sekali. Dimensi dialogis pada indikator memilih berbicara secara tatap muka untuk mendapatkan tanggapan langsung dari sesama rekan kerja menduduki tempat utama, diikuti dimensi daya tanggap untuk indikator memilih berbicara secara tatap muka untuk mendapatkan tanggapan langsung dari sesama rekan kerja.

Hal tersebut berarti semua karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, sudah membangun komunikasi interpersonal yang efektif dengan sesame rekan kerjanya. Berbicara secara tatap muka, membangun rasa keintiman dengan rekan kerja, memberikan sikap membuka diri, mau memahami

(14)

orang lain, dan menciptakan keadaan yang kondusif merupakan hal penting dalam membangun hubungan dengan rekan kerja. Karena dalam jangka waktu yang tidak singkat seserang akan bekerja sama dengan rekan kerja sama dari waktu ke waktu. Komunikasi interpersonal yang baik akan meminimalisir adanya konflik antarpribadi berlangsung lama.

4.3.3. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Y

Tabel 4.4 : Penyelesaian Masalah Antarpribadi

Indikator Komunikasi Interpersonal Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Interpersonal Indeks Nilai 1 2 3 4

Saling menjaga agar tidak menyakiti pihak lawan yang akan menyebabkan semakin parahnya konflik.

0 4 46 50 86,5

Saya cenderung berperan aktif dalam penyelesaian konflik antarpribadi.

0 0 44 56 86

Saya cenderung menghadapi konflik yang terjadi, bukan

(15)

Saya secara terus terang mengungkapkan perasaan atau pikiran yang mengganjal, misalnya perbedaan pendapat

0 2 38 60 89,5

Saya cenderung fokus pada

konflik yang saat itu terjadi. 0 3 52 45 84,5 Saya memilih untuk langsung

menyelesaikan konflik dengan pihak yang memang merupakan lawan dari konflik yang terjadi.

0 4 44 52 87

Humor dapat digunakan menjadi strategi untuk memenangkan konflik.

0 0 44 56 86

Total 62,35

Sumber : Data yang telah diolah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, umumnya sangat tinggi sekali, yang berarti juga manajemen konflik yang dilakukan cenderung efektif. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rentang nilai indeks sebesar 22-88 responden, responden rata-rata memiliki indeks penyelesaian konflik antarpribadi sebesar 62,35 yang berarti tinggi sekali.

Dimensi bertanggung jawab atas pikiran dan perasaan pada indicator terus terang mengungkapkan perasaan atau pikiran yang mengganjal, misalnya berbeda pendapat, menduduki posisi pertama, diikuti dimensi

(16)

langsung dan spesifik untuk indicator memilih untuk langsung menyelesaikan konflik dengan pihak yang memang merupakan lawan dari konflik yang terjadi.

Hal tersebut berarti semua karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, sudah melakukan penyelesaian konflik antarpribadi yang yang efektif.

4.4 Hasil analisa

4.4.1 Uji Validitas

Uji Vadilitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan kuesioner tersebut mampu menunjukkan hasil yang diukur oleh kuesioner tersebut akan tetapi kuesioner dinyatakan tidak valid jika kuesioner tersebut tidak memberikan hasil yang sesuai dengan yang diukur oleh penulis. Penulis melakukan uji validitas terhadap 88 karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta..

Harga r pada tabel untuk 88 orang responden adalah 0.2449. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid. Begitupula sebaliknya, jika r hitung ≤ r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Penulis mengunakan program SPSS 21,00 untuk menghitung validitas variabel x dan y. Berikut adalah hasil analisis uji validitas Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi Karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta :

(17)

Tabel 4.5 : Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpesonal)

No Pernyataan Nilai r Tabel Ket

1 Saya cenderung memilih berbicara secara tatap muka untuk mendapatkan tanggapan langsung dari sesama rekan kerja saya.

.273 .2449 Valid

2 Berkomunikasi dengan sesama rekan kerja saya dalam jumlah kecil mendorong rasa keintinman saya dengan mereka

.534 .2449 Valid

3 Komunikasi dengan sesama rekan kerja saya sering terjadi tanpa ada perencanaan sebelumnya.

.676 .2449 Valid

4 Komunikasi dengan sesama rekan kerja saya sering kali mengalir secara dinamis, tidak terstruktur.

.567 .2449 Valid

5 Saya cenderung memberikan sikap membuka diri terhadap sesama rekan kerja.

.688 .2449 Valid

6 Saya dengan senang hati menanggapi informasi yang saya terima dalam hubungan antarpribadi saya dengan sesama rekan kerja saya.

.764 .2449 Valid

7 Sikap keterbukaan sangat mempengaruhi tumbuhnya komunikasi antarpribadi yang efektif antara saya dan sesama rekan kerja saya.

.639 .2449 Valid

8 Saya cenderung menciptakan situasi yang kondusif dalam berkomunikasi dengan lawan bicara agar terjadi interaksi yang efektif.

.673 .2449 Valid

9 Mendorong orang lain untuk aktif berpartisipasi dalam komunikasi.

(18)

10 Saya merasakan apa yang orang lain rasakan melalui komunikasi interpersonal.

.749 .2449 Valid

11 Dengan menunjukkan empati pada komunikan dapat membuat komunikasi interpersonal menjadi kondusif.

.707 .2449 Valid

12 Saya bersedia memahami orang lain secara baik.

.666 .2449 Valid

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Tabel 4.6 : Uji Validitas Variabel Y (Manajemen Konflik Yang Efektif)

No Pernyataan Nilai r Tabel Ket

1 Saling menjaga agar tidak menyakiti pihak lawan yang akan menyebabkan semakin parahnya konflik.

.505 .2449 Valid

2 Saya cenderung berperan aktif dalam penyelesaian konflik antarpribadi.

.749 .2449 Valid

3 Saya cenderung menghadapi konflik yang terjadi, bukan menghindar dari konflik.

.764 .2449 Valid

4 Saya secara terus terang mengungkapkan perasaan atau pikiran yang mengganjal, misalnya perbedaan pendapat.

.538 .2449 Valid

5 Saya cenderung fokus pada konflik yang saat itu terjadi.

.593 .2449 Valid

6 Saya memilih untuk langsung menyelesaikan konflik dengan pihak yang memang merupakan

(19)

lawan dari konflik yang terjadi.

7 Humor dapat digunakan menjadi strategi untuk memenangkan konflik.

.749 .2449 Valid

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 diatas, diketahui bahwa pernyataan-pernyataan variabel X dan Y adalah valid. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi Pada Karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta adalah Valid.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas terhadap 88 responden dari karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, terhadap variabel X dan Y melalui kuesioner dan menggunakan bantuan SPSS 21,00 dan nilai dari Cronbach’s Alpha maka diperolehlah data sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Variable X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.881 12

(20)

Tabel 4.8 : Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Variable Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.791 7

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Dari hasil data diatas, diketahui bahwa kedua variabel baik X dan Y memiliki nilai Alpha diatas 0,6 yaitu pada interval 0,6-0,9 Maka berdasarkan pada tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha dapat diartikan bahwa variabel X dan Y tersebut memiliki tingkat reliabialitas di dalam skala Reliabel.

4.4.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengukur normal tingkat data yang ada, penulis mengunakan program SPSS 21,00 untuk mengetahui normalitas data yang ada dengan mengunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Hasil uji normalitas sangat penting karena merupakan syarat untuk melakukan analisis regresi, karena analisis regresi memperlukan data yang harus normal. Berikut hasil data uji normalitas variabel X dan Y yang diperoleh oleh penulis :

(21)

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah Tabel 4.9. Uji Normalitas Variabel X

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X_tot

N 88

Normal Parametersa,,b Mean 42.16

Std. Deviation 3.974 Most Extreme Differences Absolute .133 Positive .116 Negative -.133 Kolmogorov-Smirnov Z 1.247

Asymp. Sig. (2-tailed) .089

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(22)

Gambar 4.5 Grafik Normalitas X

(23)

Tabel 4.10 : Uji Normalitas Variabel Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Y_tot N 88 Normal Parametersa,,b Mean 24.32 Std. Deviation 2.521 Most Extreme Differences Absolute .141 Positive .139 Negative -.141 Kolmogorov-Smirnov Z 1.320

Asymp. Sig. (2-tailed) .061

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(24)

Gambar 4.6 Grafik Normalitas Y

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Dari hasil data diatas terdapat hasil normalitas sebesar 0,089 dan 0,061 yang memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa data diatas dinyatakan normal.

4.4.4 Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara menghitung validitas variabel x dan y. Berikut adalah hasil analisis uji validitas Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Penyelesaian Konflik Antarpribadi Pada Karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, maka penulis mengunakan rumus kolerasi Pearson’s Product Moment yang dilambangkan dengan r. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1 (-1≤ r ≤1). Nilai hubungan yang didapat dari korelasi, yaitu :

(25)

Tabel 4.11 : Tingkat Kekuatan Hubungan Antara Dua Variabel

Nilai Keterangan

< 0,20 Kolerasi Sangat Lemah

0,21 – 0,40 Kolerasi Lemah

> 0,41 – 0,70 Korelasi Kuat

> 0,71 – 0,90 Korelasi Sangat Kuat > 0,91 – 0,99 Kolerasi Sangat Kuat Sekali

1,00 Kolerasi Sempurna

Sumber : Nugroho ( 2005: 36)

Penulis menggunakan program SPSS IBM 21,00 untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi antara kedua variabel.

Tabel 4.12 : Hasil Korelasi Variabel X dan Y

Correlations X Total Y Total X Total Pearson Correlation 1 .842** Sig. (2-tailed) .000 N 88 88 Y Total Pearson Correlation .842** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 88 88

(26)

Correlations X Total Y Total X Total Pearson Correlation 1 .842** Sig. (2-tailed) .000 N 88 88 Y Total Pearson Correlation .842** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 88 88

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Berdasarkan koefisien kolerasi Pearson’s Product Moment pada tabel diatas, maka diperoleh nilai kolerasi 0,842 dengan Sig 0,000. Menurut tabel interpretasi r, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi Pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, yang berada pada range 0,71 sampai 0,90. Karena itu antara Komunikasi Interpersonal dan Penyelesaian Masalah Antarpribadi memiliki hubungan yang positif.

4.4.5 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui berapa besar kecilnya suatu variabel Peranan Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian masalah antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, maka penulis mengunakan perhitungan koefisien determinasi sebagai berikut :

(27)

Tabel 4.13 : Hasil Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .842a .708 .705 1.370

a. Predictors: (Constant), Komunikasi Interpersonal

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Dari hasil diatas, diperoleh hasil sebagai berikut : KD = r2 x 100%

KD = (0.842)2 x 100% = 70.8%

Dengan hasil perhitungan diatas, maka bisa diketahui bahwa pengaruh variabel X Komunikasi Interpersonal terhadap variabel Y ( terhadap Penyelesaian Masalah pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta) adalah sebesar 70.8% . Model Summary R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .796 .634 .631 2.079

(28)

4.4.6 Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan jika kolerasi antara dua variabel mempunyai hubungan sebab akibat atau pengaruh. Dalam penelitian korelasi regresi, penulis menggunakan program SPSS IBM 21,00 untuk mengetahui hasil regresi Variabel X terhadap Y, hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.14 : Hasil Uji Regresi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.807 1.565 2.154 .252 Komunikasi Interpersonal .534 .037 .842 14.446 .000

a. Dependent Variable: Penyelesaian Konflik

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Dari hasil diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana : Y = a + bX

Y = 1.807 + 0,534X.

Pada hitungan diatas, menunjukkan Y variabel dependent manajemen konflik (penyelesaian masalah antarpribadi) dan X (komunikasi interpersonal) ,dimana konstan 1.807 menyatakan bahwa Komunikasi interpersonal atau sama dengan 0, maka penyelesaian masalah antarpribadi 1.807. Variabel Y menyatakan jika setiap perubahan dari satuan nilai dari X akan memberikan perubahan sebesar 0,534 pada Y.

(29)

Hasil diatas semakin membuktikan bahwa adanya pengaruh yang positif antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian masalah antarpribadi pada karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

4.4.7 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, penulis melakukan pengujian hipotesis dengan langsung membandingkan antara hasil hitungan signifikasi korelasi Pearson dengan alpha untuk taraf signifikasi α = 5% atau sebesar 0,05. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : tidak ada hubungan yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Ha : ada hubungan yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Ha : ada pengaruh yang signifikan antara Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

(30)

4.4.7.1 Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.807 1.565 2.154 .252 Komunikasi Interpersonal .534 .037 .842 14.446 .000

a. Dependent Variable: Penyelesaian Konflik

Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah

Ho : t hitung < t tabel, tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian masalah antarpribadi karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Ha : t hitung > t tabel, ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian masalah antarpribadi.

Ho : t hitung < t tabel, tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian masalah antarpribadi karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

T hitung > t tabel, ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian masalah antarpribadi karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Menurut hasil penelitian diatas, diketahui nilai t hitung yang terdapat pada tabel 4.14 nilai t untuk constant adalah 2.154 dan untuk total X sebagai Komunikasi Interpersonal nilainya 14.446, dimana nilai constant lebih kecil dari t tabel, dan nilai variabel X lebih besar dari t tabel, t tabelnya untuk df 87 yaitu 1,987, maka diketahui hasil hipotesis sebagai berikut ini :

(31)

Hipotesis Hubungan

H : 2.154 > 1.987 dan 14.446 lebih besar dari 1.987, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Melihat hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada Karyawan PT.Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

Hipotesis Pengaruh

H : 2.154 > 1.987 dan 14.446 lebih besar dari 1.987, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Melihat hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Komunikasi Interpersonal terhadap Penyelesaian Masalah Antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian yang diajukan dalam penelitian ini seluruhnya dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh komunikasi interpersonal terhadap penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore memiliki hubungan yang positif. Semakin baik komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh setiap karyawan, maka akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah antarpribadi.

Dengan komunikasi interpersonal yang baik antar karyawan, dan penyelesaian masalah antarpribadi yang tidak didiamkan berlarut lama akan berdampak positif juga terhadap kinerja antar kayawan, produktifitas dalam bekerja, motivasi kerja pun meningkat, dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin banyak.

Hasil indeks yang diperoleh dari pernyataan tiap dimensi variabel X di atas sebesar 86,20%, artinya komunikasi interpersonal pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore sangat tinggi. Pada perhitungan validitas variabel X (Komunikasi Interpersonal) memiliki nilai R hitung > R tabel (0,2449). Hal tersebut menunjukan bahwa poin pertanyaan

(32)

yang diberikan telah memenuhi syarat validitas. Hasil indeks yang diperoleh dari pernyataan tiap dimensi variabel Y di atas sebesar 62,35% artinya penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta, dengan komunikasi interpersonal, sangat tinggi.

Pada perhitungan validitas variabel X (Komunikasi Interpersonal) dan variabel Y (Penyelesaian Masalah Antarpribadi) memiliki nilai R hitung > R tabel (0,2449). Hal tersebut menunjukan bahwa poin pertanyaan yang diberikan telah memenuhi syarat validitas.

Dari hasil perhitungan reliabilitas, diketahui bahwa variabel X (komunikasi interpersonal) dan Y (penyelesaian konflik antarpribadi) adalah reliabel. Nilai cronbach alpha variabel X (komunikasi interpersonal) 0,881 dan nilai cronbach alpha variabel y (penyelesain konflik antarpribadi) 0,791. Maka berdasarkan pada tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha dapat diartikan bahwa variabel X dan Y tersebut memiliki tingkat reliabialitas di dalam skala Reliabel.

Variabel X memiliki hasil normalitas sebesar 0,089 yang memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05, begitu juga dengan variabel Y yang memiliki nilai sebesar 0,061 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel komunikasi interpersonal dengan variabel penyelesaian konflik antarpribadi memiliki hubungan yang kuat, yakni 0,842.

Dari hasil perhitungan koefisien determinasi, diketahui bahwa pengaruh variabel X (Komunikasi Interpersonal) terhadap variabel Y (Penyelesaian Masalah Antarpribadi) sebesar 70,8%.

(33)

Dari hasil regresi nilai komunikasi interpersonal adalah 0,534 menyatakan bahwa semakin tinggi komunikasi interpersonal karyawan akan meningkatkan penyelesaian konflik antarpribadi pada karyawan PT. Pertamina Hulu Energi-West Madura Offshore, Jakarta. Dimana konstan 1,807 menyatakan bahwa komunikasi interpersonal sama dengan 0, maka kepuasan konsumen adalah 0,534. Jadi setiap perubahan dari satuan nilai X akan memberikan perubahan sebesar 0,534 pada Y.

(34)

Gambar

Gambar 4.2. Struktur Perusahaan
Tabel 4.1: Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar  4.3  Diagram  Klasifikasi  Responden  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah
Tabel 4.2 : Klasifikasi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh variabel-variabel dalam konsep fraud diamond terhadap

Komunikasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), sebagai bagian dari kegiatan komunikasi yang dilakukan

Dan dilihat dari hasil penelitian untuk menjawab tujuan yang kedua, menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X (Komunikasi

Kemudian, melihat hubungan antara indikator-indikator lokasi toko terhadap variabel latennya, ditemukan bahwa: lokasi nyaman (LT12) adalah indikator dengan nilai korelasi

Dengan melihat dari jumlah pasien dalam antrian diatas dapat diketahui bahwa pada hari senin seorang pasien harus mengantri sebanyak 5 orang sebelum ia mendapatkan giliran, untuk

Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa hubungan antarpribadi atau interpersonal pimpinan dengan karyawan dapat mempengaruhi perilaku karyawan ke arah yang

Dasrun Hidayat dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi dan Medianya (2012 : 38) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal sering disebut pula sebagai komunikasi

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajamen