• Tidak ada hasil yang ditemukan

Walikota Medan PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN UMUM BAB III. LKPJ Tahun 2006 III. LKPJ Tahun 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Walikota Medan PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN UMUM BAB III. LKPJ Tahun 2006 III. LKPJ Tahun 2006"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Walikota Medan

LKPJ Tahun 2006

BAB III

KEBIJAKAN UMUM

(2)

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Medan Tahun Anggaran 2006 adalah rencana keuangan baik dari sisi pendapatan yang akan diperoleh maupun belanja yang akan digunakan Pemerintah Kota Medan dalam rangka melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawab daerah dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah, implementasi otonomi dan pelayanan umum selama tahun 2006. Pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, efisien, efekif, transparan dan bertanggungjawab, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. APBD Kota Medan disusun dengan pendekatan kinerja, yang didasarkan pada Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) yang diusulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan tahun 2006-2010 serta kebijakan dan prioritas pembangunan nasional, pokok-pokok pikiran DPRD, hasil musyawarah perencanaan pembangunan kota tahun 2005 dan hasil identifikasi aspirasi masyarakat lainnya yang disampaikan, baik melalui perangkat Pemerintah Kota maupun DPRD Kota Medan. Kebijakan umum pembangunan kota tahun 2006 yang disepakati telah dirumuskan dalam Arah Kebijakan Umum APBD tahun anggaran 2006 serta Strategi dan Prioritas APBD tahun 2006.

Penyusunan, tahapan, proses dan tata cara formulasi APBD Kota Medan tahun anggaran 2006 ini mengacu dan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain Kepmendageri Nomor 29 Tahun 2002, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2429/SJ Tahun 2006.

(3)

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD tahun 2006 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan yang bersangkutan dan dianggarkan secara bruto dalam APBD. Pendapatan daerah dirinci menurut kelompok pendapatan yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Setiap kelompok pendapatan dirinci menurut jenis pendapatan, dan setiap jenis pendapatan dirinci menurut obyek pendapatan, serta setiap obyek pendapatan dirinci menurut rincian obyek pendapatan. Perkiraan Sisa Lebih Perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal penerimaan pembiayaan pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi Sisa Lebih Perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal penerimaan pembiayaan pada perubahan APBD. Semua penerimaan daerah dilaksanakan melalui kas daerah. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaan surplus tersebut, sebaliknya dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut. Pemerintah Daerah dengan persetujuan DPRD, dapat mencari sumber-sumber pembiayaan lain melalui kerja sama dengan pihak - pihak lain dengan prinsip saling menguntungkan seperti melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal/pembelian saham dan/atau bentuk investasi lainnya serta mendepositokan dana yang belum terpakai sepanjang hal tersebut memberi manfaat bagi pelayanan masyarakat dan tidak mengganggu likuiditas Pemerintah Daerah. Setiap Satuan Kerja Pengguna Anggaran yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pendapatan daerah.

(4)

1. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Dalam rangka pelaksanaan peningkatan penerimaan daerah dari pos PAD maka telah dilaksanakan program kegiatan intensifikasi dan ektensifikasi yang mendukung pencapaian target (realisasi) PAD tahun anggaran 2006, dengan kegiatan:

• Sosialisasi

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberi pemahaman (sosialisasi) kepada para wajib pajak yang bertujuan agar para wajib pajak dapat memahami dan mematuhi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 tentang pajak daerah.

• Pendataan dan Pendaftaran Wajib Pajak Daerah

Kegiatan pendataan dan pendaftaran wajib pajak dilaksanakan untuk mengetahui data para wajib pajak sehingga dapat diketahui potensi riil di lapangan.

• Pengumpulan, Pengolahan Data dan Informasi

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyampaian formulir SPTPD dan bukti SSPD WP yang dikumpul dan diolah sehingga dapat memberikan informasi tentang pajak daerah.

• Penghitungan dan Eksaminasi Penetapan SPTPD dan Angsuran Pajak Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penghitungan besaran pajak yang akan disetor oleh wajib pajak potensial ke kas Pemerintah Kota Medan serta melaksanakan perjanjian angsuran pajak jika wajib pajak tidak mampu untuk membayar dengan tunai.

• Verifikasi dan Pemeriksaan Wajib Pajak Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kebenaran/kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak sesuai dengan Peraturan Daerah dan jika masih terdapat kekurangan pembayaran pajak, maka wajib pajak dapat membayar kekurangan pajak ke kas Pemerintah Kota Medan dengan diberikan sanksi administrasi sesuai Peraturan Daerah.

(5)

• Mapping Retribusi Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui potensi sesungguhnya (potensi riil) terhadap wajib pajak retribusi daerah dari jenis retribusi parkir yang potensial untuk dapat lebih ditingkatkan.

• Kerjasama Pemko Medan dan BPKP Perwakilan Sumut dibidang pemeriksaan pajak daerah. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui potensi sebenarnya atas wajib pajak yang benar-benar potensial untuk dapat lebih ditingkatkan besar pajaknya.

• Penagihan Tunggakan Pajak Daerah

Pelaksanaan kegiatan penagihan tunggakan pajak daerah ini merupakan kegiatan yang langsung menagih pajak daerah kepada wajib pajak yang menunggak pajak sehingga pajak yang tertahan pada wajib pajak dapat segera masuk ke kas Pemerintah Kota Medan. • Pengawasan Pajak Hiburan

Pelaksanaan atas pengawasan pajak hiburan ini ditujukan kepada wajib pajak yang bersifat insidentil sehingga dapat diketahui potensi besarnya pajak hiburan dari klasifikasi insidentil yang harus disetor ke kas Pemerintah Kota Medan.

• Rekonsiliasi Pajak Penerangan Jalan

Kegiatan ini merupakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Medan dengan PT. PLN Persero Cabang Medan dalam rangka penyesuaian data wajib pajak penerangan jalan di Kota Medan.

• Intensifikasi dan Ekstensifikasi wajib pajak PBB Potensial

Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mempercepat wajib pajak PBB potensial membayar PBB sebelum tanggal jatuh tempo.

• Intensifikasi dan Ekstensifikasi wajib pajak BPHTB

Kegiatan dalam rangka mengkoordinasikan antara Pemerintah Kota Medan dengan Instansi terkait dalam pengelolaan penerimaan BPHTB.

• Penagihan PBB

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penagihan langsung ke obyek PBB yang dilaksanakan di luar jam dinas.

(6)

• Rapat Evaluasi PBB dan BPHTB dan Penyusunan Penerimaan Tahun Berikutnya

Kegiatan ini dilaksanakan guna mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam menghadapi hambatan atau kendala serta mencari jalan keluar atas solusi terbaik dalam pelaksanaan pencapaian target PBB dan BPHTB tahun berjalan serta merencanakan proyeksi target tahun berikutnya.

• Pemantauan dan Pelaporan SPPT-PBB

Kegiatan ini merupakan kerjasama untuk tingkat Kecamatan, Kelurahan dan Kepala Lingkungan se Kota Medan dalam rangka penyampaian SPPT PBB kepada wajib pajak PBB di Kota Medan. • Pekan Panutan Pembayaran PBB

Kegiatan ini dilaksanakan Kecamatan dalam rangka memberikan sosialisasi dan contoh (panutan) kepada masyarakat untuk memberi kemudahan kepada para wajib pajak PBB dan BPHTB dalam membayar kewajibannya pada Bank tempat pembayaran yang telah ditentukan.

• Pemeliharaan Rutin/Berkala Payment On-Line System Pembayaran PBB dan BPHTB. Pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka pemeliharaan jaringan payment on-line system sehingga pelaksanaan pembayaran PBB dan BPHTB tetap lancar.

2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2006

Target pendapatan Pemerintah Kota Medan tahun anggaran 2006 sebelum perubahan sebesar Rp. 1.429.763.117.265,00 dan setelah perubahan menjadi sebesar Rp. 1.440.508.893.282,00 meningkat sebesar Rp.10.745.776.017,00 atau 0,75%. Perubahan ini secara umum dilatarbelakangi perubahan atau koreksi terhadap arah kebijakan umum anggaran dan penyesuaian strategi dan prioritas program serta anggaran pembangunan Kota Medan tahun 2006. Secara garis besar peningkatan pendapatan yang diproyeksikan tersebut bersumber dari pertambahan pendapatan asli daerah sebesar Rp. 9.918.317.850,00 dan pendapatan

(7)

dana perimbangan sebesar Rp.827.458.167,00. Dari jumlah target pendapatan setelah PAPBD sebesar Rp. 1.440.508.893.282,00

yang terealisasi menjadi pendapatan sebesar Rp. 1.398.910.993.061,64 atau sebesar 97,11%. Jika dibandingkan dengan tahun anggaran 2005,

target anggaran pendapatan dalam APBD tahun 2006 meningkat sebesar 15,01% yaitu dari Rp.1.252.533.310,00 menjadi

Rp.1.440.508.893.282,00.

Secara garis besar target dan realisasi pendapatan Pemerintah Kota Medan tahun anggaran 2006 dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1

Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Rupiah)

No Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi

Bertambah (Berkurang) % 1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 1.1 1.2 1.3 PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah

Retribusi Daerah Bagian Laba BUMN/D Lain-Lain PAD Dana Perimbangan

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Propinsi

Lain-lain Pendapatan Yang Sah

329.981.270.115,00 190.295.756.640,00 129.764.035.450,00 6.450.000.000,00 3.471.478.025,00 1.110.527.623.167,00 213.345.380.167,00 574.550.000.000,00 20.480.000.000,00 302.152.243.000,00 - 312.862.351.244.,64 181.047.766.143,32 122.519.806.043,29 4.993.948.799,00 4.300.830.259,03 1.086.048.641.817,00 205.002.267.391,00 574.568.000.000,00 20.480.000.000,00 285.998.374.426,00 - (17.118.918.870,36) (9.247.990.496,68) (7.244.229.406,71) (1.456.051.201,00) 829.352.234,03 (24.478.981.350,00) (8.343.112.776,00) 18.000.000,00 0 (16.153.868.574,00) - 94,81 95,14 94,42 77,43 123,89 97,80 96,09 100 100 94,65 - Jumlah Pendapatan 1.440.508.893.282,00 1.398.910.993.061,64 (41.597.900.220,36) 97,11

(8)

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi pendapatan dari Pendapatan Asli Daerah 94,81% atau sebesar Rp. 312.862.351.244,64 kurang (negatif) sebesar 5,19% atau (Rp. 17.118.918.870,36) dari target pendapatan sebesar Rp. 329.981.270.115,00 dan Dana Perimbangan mencapai 97,80% atau sebesar Rp.1.086.048.641.817,00 negatif sebesar

2,20% atau (Rp. 24.478.981.350,00) dari target pendapatan sebesar Rp. 1.110.527.623.167,00 sedangkan Lain-lain Pendapatan Yang Sah realisasi pendapatannya nihil sesuai dengan target anggarannya. Tidak tercapainya target pendapatan kedua bagian pendapatan daerah tersebut berdampak terhadap capaian target pendapatan APBD tahun anggaran 2006 menjadi sebesar 97,11% atau Rp. 1.398.910.993.061,64 negatif sebesar 2,46% atau (Rp. 41.597.900.220,36) dari target pendapatan sebesar Rp.1.440.508.893.282,00.

Dari data tersebut dapat juga dijelaskan bahwa anggaran pendapatan dari PAD ditargetkan memberikan kontribusi pada APBD tahun anggaran 2006 sebesar 22,91% dan realisasinya memberikan kontribusi sebesar 22,63%. Sedangkan Dana Perimbangan ditargetkan memberikan kontribusi pada APBD sebesar 77,09% dan realisasinya memberikan kontribusi sebesar 77,64%. Masih relatif kecilnya kontribusi PAD dibandingkan dengan Dana Perimbangan dalam pembentukan APBD hingga tahun anggaran 2006 ini lebih disebabkan oleh masih tersentralisasinya pengelolaan sumber pendapatan yang terdapat di Kota Medan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan masih besarnya pos bagi hasil pajak/bukan pajak dari Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp.205.002.267.391,00 dan bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi yaitu sebesar Rp.285.998.374.426,00 yang totalnya sebesar Rp.491.000.641.817,00 dan memberikan kontribusi dalam pembentukan APBD tahun anggaran 2006 sebesar 35,10%.

(9)

Jika digunakan indikator persentase capaian target pendapatan sebagai skala pengukuran kinerja keuangan dari yang sangat buruk sampai dengan sangat baik (0% s/d 100%), secara obyektif dapat dikatakan kinerja keuangan Pemerintah Kota Medan tahun anggaran 2006 dari sisi capaian target pendapatan yang mencapai sebesar 97,11% secara keseluruhan termasuk ke dalam katagori sangat baik.

Gambar 3.1.

Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Milyar Rp) 0 200 400 600 800 1000 1200 M ily ar R p

Pendapatan Asli Daerah 329,98 312,86

Dana Perimbangan 1110,53 1086,05

Anggaran Realisasi

2.1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Bagian Pendapatan Asli Daerah terdiri dari 4 (empat) pos pendapatan yaitu : pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMN/D dan lain- lain pendapatan asli daerah yang syah. Target dan realisasi PAD tahun anggaran 2006 sebagai berikut :

(10)

Tabel 3.2

Anggaran dan Realisasi PAD Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Rp)

No Jenis PAD Anggaran Realisasi Bertamtah

(Berkurang) % 1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 2 3 4 Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba BUMN/D Lain-lain PAD 190.295.756.640,00 129.764.035.450,00 6.450.000.000,00 3.471.478.025,00 181.047.766.143,00 122.519.806.043,29 4.993.948.799,00 4.300.830.259,03 (9.247.990.497,68) (7.244.229.406,71) (1.456.051.201,00) 829.352.234,03 95,14 94,42 77,43 123,89 Jumlah 329.981.270.115,00 312.862.351.244,64 (17.118.918.870,36) 94,81

Sumber:: Bagian Keuangan Pemko Medan

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi pendapatan atau capaian target dari pajak daerah sebesar 95,14%, retribusi daerah 94,42%, bagian laba BUMN/D 77,43%, dan lain-lain PAD yang sah 123,89%, sehingga secara kumulatif berdampak pada capaian target pendapatan asli daerah menjadi sebesar 94,81%. Capaian target pos pajak daerah dan retribusi daerah dapat dikatakan termasuk dalam katagori sangat baik, bagian laba BUMN/D masih termasuk dalam katagori baik, sedangkan lain-lain PAD realisasi pendapatannya melebihi target sebesar 23,89% sehingga secara keseluruhan capaian target PAD Pemerintah Kota Medan tahun anggaran 2006 termasuk ke dalam katagori sangat baik.

(11)

Gambar 3.2.

Anggaran dan Realisasi PAD Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006 (Milyar Rp) 0 50 100 150 200 Mi ly ar R p Pajak Daerah 190,3 181,05 Retribusi Daerah 129,76 122,52

Bagian Laba BUMD 6,45 4,99

Lain-lain PAD 3,47 4,3

Anggaran Realisasi

Kontribusi realisasi penerimaan masing-masing pos dalam pembentukan PAD Kota Medan tahun anggaran 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kontribusi Realisasi Penerimaan Pos PAD Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006

Kontribusi

No Jenis PAD Rupiah %

1 2 3 4 Pajak Daerah Retribusi Daerah

Bagian Laba Usaha BUMD Lain-lain PAD 181.047.766.143,32 122.519.806.043,29 4.993.948.799,00 4.300.830.259.03 57,87 39,16 1,60 1,37 Jumlah 312.862.351.244,64 100

(12)

Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi pos pajak daerah dan retribusi daerah merupakan kontributor terbesar dalam pembentukan realisasi PAD Kota Medan tahun anggaran 2006 yaitu sebesar 97,03% dari total PAD.

2.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah

Pendapatan pajak daerah Kota Medan bersumber dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak parkir dikelola oleh Dinas Pendapatan dan pajak reklame dikelola oleh Dinas Pertamanan Kota Medan. Anggaran dan realisasi pendapatan pajak daerah tahun anggaran 2006 disajikan berikut ini :

Tabel 3.4

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006

No Jenis Pajak Daerah Anggaran Realisasi (Berkurang) Bertambah %

1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan

Pajak Penerangan Jalan Pajak Parkir Pajak Reklame 17.670.000.000,00 35.880.000.000,00 7.975.705,000,00 100.410.999.640,00 3.359.052.000,00 25.000.000.000,00 17.684.311.839,64 35.918.147.431,58 7.998.696.250,60 100.022.338.494,00 3.366.548.538,00 16.057.723.589,50 14.311.840,64 38.147.431,58 22.991.250,60 (388.661.146,00) 7.496.538,00 (8.942.276.410,50) 100,08 100,11 100,29 99,61 100,22 64,23 Jumlah 190.295.756.640,00 181.047.766.143,32 (9.247.990.497,68) 95,14

Sumber: Bagian Keuangan Pemko Medan

Dari data di atas dapat diketahui bahwa realisasi penerimaan pendapatan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak parkir tahun anggaran 2006 melebihi target (anggaran) yang telah ditetapkan dan hanya pajak penerangan jalan dan pajak reklame yang realisasi penerimaan pendapatannya tidak mencapai target. Secara keseluruhan capaian target penerimaan pendapatan pajak daerah kota Medan yang mencapai 95,14% termasuk ke dalam katagori sangat baik.

(13)

Gambar 3.3.

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006 (Juta Rp) 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Ju ta R p Anggaran 17670 35880 7975 100410 3359 25000 Realisasi 17684 35918 7998 100022 3366 16057

Pajak Hotel Pajak Restoran

Pajak Hiburan

Pajak

Penerangan Pajak Parkir

Pajak Reklame

2.1.2. Target dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan retribusi daerah bersumber dari 30 jenis retribusi daerah yang dikelola oleh berbagai Dinas, Badan dan Bagian di bawah naungan Pemerintah Kota Medan. Target dan realisasi penerimaan pendapatan retribusi daerah tahun anggaran 2006 disajikan berikut ini:

(14)

Tabel 3.5

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006 (Rp)

No Jenis Retribusi Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Bertambah (Berkurang %

1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3)

1 Pelayanan Kesehatan 599.000.000 541.876.642 (57.123.358) 90,46

2 RSU Pirngadi Medan 51.350.000.000 50.292.660.247 (1.057.339.753) 97,94

3 Pelayanan Persampahan/

Kebersihan

15.000.000.000 12.608.884.694 (2.391.115.306) 84,06

4 Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil

565.000.000 558.506.000 23.506.000 104,16

5 Pelayanan Pemakaman dan

Pengabuan Mayat

120.000.000 148.145.000 28.145.000 123,45

6 Parkir Tepi Jalan Umum 15.202.787.000 13.475.617.300 (1.727.169.700) 88,64

7 Pemeriksaan Alat Pemadam

Kebakaran 1.004.661.000 985.173.500 (19.487.500) 98,06

8 Penggantian Biaya Cetak Peta 10.000.000 16.450.000 6.450.000 164,50

9 Pemakaian Kekayaan Daerah 3.998.418.600 3.774.248.760,97 (254.169.839) 93,64

10 Terminal 2.500.000.000 1.788.699.800 (711.300.200) 71,55

11 Tempat Rekreasi dan Olah Raga 35.000.000 47.685.000 12.685.000 136,24

12 Tempat Parkir Khusus 1.700.000.000 1.965.497.000 265.497.000 115,62

13 Penyedotan Septi Tank 350.000.000 347.650.500 (2.349.500) 99,33

14 Izin Peruntukan dan Penggunaan Tanah

5.700.000.000 3.561.548.796 (2.138.451.204) 62,48

15 Izin Mendirikan Bangunan 15.000.000.000 17.158.715.058 2.158.715.058 114,39

16 Izin Bidang Pertanian 10.000.000 9.650.000 (350.000) 96,50

17 Izin Gangguan 5.593.406.819 5.598.286.267,06 4.879.448 100,09

18 Izin Trayek 360.000.000 342.557.500 (17.442.500) 95,15

19 Izin Industri, Perdagangan dan Tanda Daftar Gangguan

2.153.642.500 2.155.378.750 1.736.250 100,08

20 Izin Usaha Perikanan 25.000.000 16.250.000 (8.750.000) 65,00

21 Izin Usaha Perfilmam 24.000.000 36.237.500 12.237.500 150,99

22 Izin Konstruksi 100.000.000 120.475.000 20.475.000 120,48

23 Izin Pengolahan, Pengeboran, Pengambilan, dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

60.300.000 63.000.000 2.700.000 104,48

24 Pelayanan dan Izin Bidang

Perhubungan 1.479.300.000 1.455.612.000 (23.688.000) 98,40

25 Pelayanan dan Izin

Ketenagakerjaan 1.000.000.000 1.001.827.500 1.827.500 100,18

26 Izin Usaha Pariwisata 594.619.531 763.568.960 168.949.248 128,41

27 Pelayanan Pengujian Kenderaan 4.753.900.000 3.321.162.000 (1.432.738.000) 69,86

28 Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair

50.000.000 59.690.914 9.690.914 119,38

29 Pemasaran Penjualan Ikan 175.000.000 192.384.305 17.384.305 109,93

30 Izin Penyediaan Ketenagalistrikan 250.000.000 112.367.050 (137.632.950) 44,95

Jumlah 129.764.035.450 122.519.806.043 (7.244.229.406 94,42

Sumber: Bagian Keuangan Pemko Medan

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 30 jenis retribusi, sebanyak 15 pos retribusi daerah yang realisasi penerimaan pendapatannya melampaui target anggaran, 8 pos realisasi

(15)

pendapatannya antara 90,46% sampai 99,33%, 2 pos realisasi pendapatannya masing-masing sebesar 84,06% dan 88,64%, 4 pos realisasi pendapatannya antara 62,48% sampai 71,55% dan 1 pos yaitu izin ketenagalistrikan realisasi penerimaan pendapatannya relatif cukup rendah yaitu sebesar 44,95%. Realisasi penerimaan pendapatan masing-masing pos retribusi daerah tersebut berdampak pada capaian target penerimaan pendapatan retribusi daerah menjadi sebesar 94,42% pada tahun anggaran 2006 dan masih termasuk ke dalam katagori sangat baik.

2.1.3. Target dan Realisasi Pendapatan Bagian Laba Usaha BUMD

Pendapatan bagian laba usaha BUMD yang diperoleh Pemerintah Kota Medan bersumber dari bagian laba PD Pasar, PD Rumah Potong Hewan dan pembagian dividen dari PT.Bank Sumut. Anggaran dan realisasi penerimaan pendapatan Bagian Laba Usaha BUMD tahun angaran 2006 disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.6

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Bagian Laba Usaha BUMD Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006 (Rp)

No Jenis Usaha BUMD Anggaran Realisasi (Berkurang) Bertambah %

1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 2 3 PD Pasar PD Rumah Potong Hewan

Dividen PT.Bank Sumut

1.250.000.000 200.000.000 5.000.000.000 0 0 4.993.948.799 (1 .250.000.000) (200.000.000) (6.051.201) (100) (100) 99,98 Jumlah 6.450.000.000 4.993.948.799 (1.456.051.201) 77,43

(16)

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa target penerimaan pendapatan dari PD. Pasar dan PD. Rumah Potong Hewan yang dianggarkan tahun 2006, masing-masing realisasi penerimaan pendapatannya nihil, sedangkan target penerimaan pendapatan dividen dari PT. Bank Sumut yang dianggarkan sebesar Rp.5.000.000.000,00 realisasi pendapatannya sebesar 99,98% atau Rp.4.993.948.799,00 Relatif rendahnya capaian target penerimaan pendapatan dari bagian laba usaha BUMD/BUMN tahun anggaran 2006 ini lebih disebabkan oleh hanya 1 (satu) pos dari bagian laba usaha BUMD/BUMN yang

memberikan kontribusi penerimaan pendapatan dalam APBD Kota Medan.

2.1.4. Target dan Realisasi Lain-Lain PAD

Penerimaan pendapatan dari Lain – Lain PAD bersumber dari Pos Jasa Giro dan Penerimaan Lain-lain. Anggaran dan realisasi penerimaan pendapatan dari Lain-lain PAD disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Lain-Lain PAD Pemerintah Kota medan

Tahun Anggaran 2006 (Rp)

No Jenis Pos Anggaran Realisasi

Bertambah (Berkurang) % 1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 2 Jasa Giro Penerimaan Lain-lain 1.000.000.000,00 2.471.478.025,00 3.254.453.073,03 1.046.377.186,00 2.554.453.073 (1.425.100.839) 325,45 42,34 Jumlah 3.471.478.025,00 4.300.830.259,03 1.674.946.202 123,89

Sumber: Bagian Keuangan Pemko Medan

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi penerimaan pendapatan dari pos jasa giro melampaui target yaitu sebesar 325,45%, sedangkan pos Penerimaan Lain-lain capaian targetnya relatif cukup

(17)

rendah, yaitu sebesar 42,34%. Tidak tercapainya target penerimaan pendapatan dari Pos Penerimaan Lain-lain ini lebih disebabkan oleh tidak terealisasinya penerimaan pendapatan dari pengembalian dana UKM yang sudah dianggarkan tahun 2006. Namun demikian secara keseluruhan capaian target penerimaan pendapatan dari penerimaan lain-lain PAD yang sah mencapai 123,89% atau melampaui target anggaran.

2.2. Target Dan Realisasi Pendapatan Dana Perimbangan

Dana perimbangan merupakan elemen kedua yang membentuk struktur pendapatan dalam ABPD Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia. Pendapatan dana perimbangan Pemerintah Kota Medan lebih merupakan bagi hasil dan bantuan atau subsidi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Pendapatan dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat berupa bagi hasil pajak/bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sedangkan yang berasal dari Pemerintah Propinsi berupa bagi hasil pajak dan bantuan keuangan.

Tabel 3.8

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Dana Perimbangan Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006 (Rp)

No Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi (Berkurang) Bertambah %

1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 2 3 4 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Propinsi 213.345.380.167 574.550.000.000 20.480.000.000 302.152.243.000 205.002.267.391 574.568.000.000 20.480.000.000 285.998.374.426 (8.343.112.776) 18.000.000 0 (16.153.868.574) 96,09 100 100 94,65 Jumlah 1.110.527.623.167 1.086.048.641.817 (24.478.981.350) 97,80

(18)

Dari data tabel di atas dapat diketahui capaian target pendapatan dana perimbangan yang berasal dari bagi hasil pajak/bukan pajak sebesar 96,09%, dana alokasi umum 100% dan dana alokasi khusus 100% sehingga secara keseluruhan capaian target pendapatan dana perimbangan Pemerintah Kota Medan berupa bagi hasil pajak/bukan pajak sebesar 98,97 atau Rp.800.050.267.391,00 dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp.808.375.380.167,00. Capaian target pendapatan dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara berupa bagi hasil pajak dan bantuan keuangan sebesar 94,65% sehingga capaian target pendapatan dana perimbangan secara keseluruhan sebesar 97,80%.

2.2.1.Target dan Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Penerimaan pendapatan bagi hasil pajak/bukan pajak berasal dari Pemerintah Pusat dalam bentuk bagi hasil yang berasal dari pendapatan bukan pajak dari SDA, pajak bumi dan bangunan (PBB), BPHTB dan PPh pasal 21 (PPh Karyawan).

Tabel 3.9

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Dari Pemerintah Pusat

Pemerintah Kota Medan T.A. 2006 (Rp)

No Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi (Berkurang) Bertambah %

1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3)

1 2 3 4

Bukan Pajak dari SDA PBB BPHTB PPh Pasal 21 1.350279.000 111.693.287.000 59.000.000.000 41.301.814.167 467.813.018 123.921.295.110 44.684.913.396 35.928.245.867 (882.465.982) 12.228.008.110 (14.315.086.604) (5.373.568.300) 34,65 110,95 75,74 86,99 Jumlah 213.345.380.157 205.002.267.391 (8.343.112.776) 96,09

(19)

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi penerimaan pendapatan pos bagi hasil dari PBB melampaui target anggaran, yaitu sebesar 110,95%, pos BPHTB dan PPh pasal 21 capaian targetnya masing-masing sebesar 75,74% dan 86,99%. Realisasi penerimaan pendapatan pos bagi hasil bukan pajak dari SDA cukup rendah, yaitu sebesar 34,65%. Rendahnya capaian target penerimaan pendapatan dari pos ini lebih disebabkan oleh rendahnya capaian target penerimaan pendapatan dari pos iuran hak pengusahaan hutan dan pos pertambangan dan gas alam yang masing-masing capaian target pendapatannya tahun anggaran 2006 sebesar 19% dan 3,90%. Capaian target masing-masing pos tersebut berdampak pada capaian target penerimaan pendapatan dari pos bagi hasil pajak/bukan pajak tahun anggaran 2006 menjadi sebesar 96,09%.

2.2.2. Target dan Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi Sumatera Utara

Penerimaan pendapatan bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari Propinsi Sumatera Utara dalam bentuk bagi hasil PKB & BBNKB, PBB-KB, Pajak ABT/APU dan Bantuan Keuangan.

Tabel 3.10

Anggaran dan Realisasi Penerimaan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Propinsi

Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Rp)

No Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi

Bertambah (Berkurang) % 1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 2 3 4 PKB & BBNKB PBB-KB Pajak ABT/APU Bantuan Keuangan 150.436.743.000 114.653.000.000 3.305.000.000 33.757.500.000 141.771.452.790 107.654.411.855 2.815.009.781 33.757.500.000 (8.665.290.210) (6.998.588.145) (489.990.219) 0 94,24 93,90 85,17 100 Jumlah 302.152.243.000 285.998.374.426 (16.153.868.574) 94,65

(20)

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi penerimaan pendapatan dari bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi capaian targetnya sebesar 94,65% yang dikontribusi dari pos PKB & BBNKB sebesar 94,24%, pos PBB-KB sebesar 93,90%, pos pajak ABT/APU sebesar 85,17% dan pos bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi sebesar 100%.

2.2.3. Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan DAU dan DAK

Dana alokasi umum dan dana alokasi khusus ini juga merupakan bagian dari Dana Perimbangan. Kedua pos ini merupakan bantuan dana yang diterima Pemerintah Kota Medan dari Pemerintah Pusat yang realisasi penerimaan pendapatannya mencapai target anggaran tahun 2006.

3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan dan solusi dalam pengelolaan pendapatan Pemerintah Kota Medan dalam tahun anggaran 2006 secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu; (1) Permasalahan dan solusi pengelolaan pendapatan asli daerah dan (2) Permasalahan dan solusi pengelolaan pendapatan dana perimbangan.

1. Permasalahan dan Solusi Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah 1.1. Pajak Daerah

Pengelolaan penerimaan PAD yang berasal dari pajak daerah berada di Dinas Pendapatan Daerah. Permasalahan atau kendala yang dihadapi dan solusi atau upaya yang telah dilakukan untuk masing-masing jenis pajak daerah antara lain :

a. Pajak Hotel dan Restoran

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan pajak hotel dan pajak restoran selama tahun anggaran 2006 adalah :

(21)

o Masih ada wajib pajak yang melaksanakan pembayaran tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat ketetapan pajak daerah (SKPD)

o Masih ada wajib pajak yang menyampaikan SPTPD tidak tepat waktu o Wajib pajak belum sepenuhnya melaporkan dan menyetorkan pajak

sesuai dengan yang dikutip dari subyek pajak.

o Terdapat wajib pajak yang menutup usahanya tanpa pemberitahuan. Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain :

o Melaksanakan pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak.

o Menyampaikan surat teguran kepada wajib pajak yang tidak/terlambat menyampaikan SPTPD.

o Melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak. o Melaksanakan verifikasi/pemeriksaan terhadap wajib pajak o Melaksanakan pendataan dan pendaftaran bagi wajib pajak baru.

b. Pajak Hiburan

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pajak hiburan selama tahun anggaran 2006 antara lain :

o Adanya pengenaan pajak restoran terhadap objek pajak hiburan.

o Tidak adanya tindakan nyata terhadap wajib pajak yang melanggar peraturan yang berlaku

Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain: o Adanya saran agar Perda pajak hiburan direvisi.

o Pemberian penjelasan (sosialisasi) kepada wajib pajak dan pemberian pelayanan yang sebaik-baiknya.

o Pembentukan tim tunggakan pajak daerah.

o Menyampaikan surat panggilan, surat teguran/surat peringatan kepada wajib pajak.

o Mengadakan pengawasan lapangan terhadap wajib pajak melalui penjagaan-penjagaan/pemeriksaan.

(22)

c. Pajak Parkir

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pajak parkir selama tahun anggaran 2006 antara lain:

o Tarik menarik objek parkir yang seharusnya menjadi objek pajak parkir namun menjadi objek retribusi parkir yang dikelola BPP.

o Adanya beberapa pengusaha yang tidak mengutip bayaran pelataran parkir dengan alasan sebagai service/pelayanan kepada pelanggan. Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain :

o Koordinasi dengan pihak BPP

o Melaksanakan pemeriksaan/penjagaan terhadap objek-objek pajak parkir yang potensial.

o Melaksanakan pendaftaran ulang dan pendataan wajib pajak yang baru.

d. Pajak Penerangan Jalan

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan pajak penerangan jalan selama tahun anggaran 2006 antara lain:

o Keterlambatan pembayaran dari pihak pelanggan PT. PLN. o Belum akuratnya data dari pihak PT. PLN.

o Adanya tunggakan pelanggan PT. PLN

Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain:

o Meminta data wajib pajak/pelanggan PT. PLN yang menunggak dalam daerah Kota Medan.

o Mengadakan identifikasi data dengan pihak PT. PLN

(23)

2. Permasalahan dan Solusi Pengelolaan Pendapatan Dana Perimbangan

Pengelolaan penerimaan pendapatan dana perimbangan yang berasal dari pajak bumi dan bangunan (PBB) dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) berada di Dinas Pendapatan Daerah. Permasalahan atau kendala dan solusi atau upaya yang telah dilakukan untuk kedua pos tersebut adalah:

a. Pajak Bumi dan Bangunan

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan penerimaan bagi hasil atas pajak bumi dan bangunan antara lain:

o Tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar PBB sebelum tanggal jatuh tempo masih rendah.

o Wajib pajak cenderung membayar PBB pada waktu tanggal jatuh tempo padahal kebutuhan dana sebagai sumber pembiayaan pembangunan berjalan sepanjang waktu.

o Perubahan data objek dan subyek pajak sangat cepat karena percepatan pembangunan di Kota Medan, sehingga ketetapan PBB yang diterbitkan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

o Kesadaran wajib pajak untuk melaporkan terjadinya perubahan data objek maupun subyek pajak masih sangat rendah sehingga ketetapan PBB tidak dapat dilaksanakan seiring dengan perubahan tersebut. o Karena wewenang pengelolaan penerimaan PBB pada Pemerintah

Kota Medan hanya masalah penagihan, maka penyelesaian permasalahan harus membutuhkan waktu yang relatif lebih lama karena harus dikoordinasikan dengan Dirjen Pajak Cq. Kantor Pelayanan PBB Medan Satu dan Medan Dua sebagai pihak yang berwenang untuk mendata, menetapkan serta mengadakan perubahan ketetapan PBB.

(24)

Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain:

o Melaksanakan himbauan agar wajib pajak melaksanakan pembayaran PBB sebelum batas tanggal jatuh tempo melalui spanduk, billboard dan media massa (koran/radio/TV) serta melakukan himbauan langsung kepada wajib pajak.

o Melalui tim penagih/pemungut PBB Kelurahan segera melaporkan setiap adanya perubahan objek dan subyek pajak.

o Meningkatkan koordinasi dengan pihak Kantor Pelayanan PBB Medan Satu dan Medan Dua sehingga setiap penyelesaian permasalahan dapat dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

o Melaksanakan rapat koordinasi secara berkala antara pihak-pihak yang terkait langsung dengan pelaksanaan pengelolaan penerimaan PBB di Kota Medan.

b. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pengelolaan penerimaan bagi hasil atas BPHTB antara lain :

o Potensi penerimaan BPHTB tidak dapat terukur. Potensinya adalah berapa banyak dan besar nilai objek yang dilakukan transaksi pengalihan hak atau adanya peningkatan hak kepemilikan tanah di BPN Medan.

o Wajib pajak cenderung membayarkan BPHTB semata-mata berdasarkan besarnya NJOP yang ditetapkan di SPT PBB padahal seharusnya BPHTB dibayarkan berdasarkan harga tertinggi antara NJOP PBB atau harga transaksi yang sebenarnya.

Solusi atau upaya yang telah dilakukan antara lain:

o Melaksanakan koordinasi dengan aparat yang terkait langsung dalam penanganan pengalihan dan peningkatan hak atas tanah dan bangunan yaitu Kantor BPN dan PPAT se Kota Medan.

(25)

o Menyediakan blanko Surat Setoran BPHTB yang akan dipergunakan untuk penyetoran BPHTB dengan membuat proposal dan nomor urut blanko, guna peningkatan pengawasan.

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Belanja Daerah

Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Semua belanja dianggarkan secara bruto dan jumlahnya merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja bersangkutan dan dilaksanakan melalui kas daerah. Belanja daerah dirinci menurut bidang pemerintahan, organisasi, bagian, kelompok, jenis belanja, objek belanja dan rincian objek belanja. Kelompok pembiayaan dirinci menurut jenis objek penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Belanja daerah dalam APBD Kota Medan diklasifikasi menurut kelompok dan jenis belanja yang terdiri dari belanja aparatur, belanja publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Di dalam struktur APBD terdapat sisi Pembiayaan yang fungsi pokoknya adalah untuk menutupi selisih antara anggaran pendapatan dan belanja daerah (surplus dan defisit anggaran). Di dalam pos pembiayaan terdapat pos pembiayaan penerimaan dan pos pembiayaan pengeluaran sehingga memungkinkan daerah melakukan pinjaman untuk menutupi defisit dan melakukan investasi untuk menggunakan surplus anggaran.

Sesuai dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan Kota Medan tahun anggaran 2006, struktur APBD menunjukkan perubahan dibanding tahun anggaran 2005 dari yang semula menempatkan belanja aparatur secara dominan ke arah peningkatan belanja publik secara signifikan.

(26)

2. Target dan Realisasi Belanja

Target belanja Pemerintah Kota Medan sebelum PABBD sebesar

Rp.1.395.563.117.265,- dan setelah PAPBD sebesar Rp. 1.415.485.418.218 atau meningkat sebesar Rp.19.922.300.953

atau 1,43%.

Belanja daerah direncanakan meningkat sebesar 16,06% atau Rp.195.825.516.453 dari Rp.1.219.659.901.765 tahun 2005 menjadi Rp. 1.415.485.418.218 tahun 2006. Peningkatan anggaran belanja sangat

signifikan pada belanja publik yaitu sebesar 96,24% atau Rp.464.631.870.934 dari Rp.482.804.990.854 tahun 2005 menjadi Rp.947.436.861.788 tahun 2006. Peningkatan anggaran belanja publik secara signifikan tersebut terdapat pada bidang pekerjaan umum, pemukiman, pendidikan dan kebudayaan, dan kesehatan. Disisi lain anggaran belanja aparatur terjadi penurunan cukup signifikan sebesar 36,48% atau Rp.268.806.354.481 dari Rp. 736.854.910.911 tahun 2005 menjadi Rp. 468.048.556.430 tahun 2006.

Realisasi belanja publik meningkat sebesar 98,60% atau Rp 439.938.689.847,38, dari 446.190.718.365,81 tahun 2005 menjadi

Rp 886.129.408.213,19 tahun 2006, sedangkan realisasi belanja aparatur turun sebesar 37,73% atau 264.333.094.406,50 dari Rp.700.629.105.709,25 tahun 2005 menjadi Rp.436.296.011.302,75 tahun 2006.

Secara garis besar target dan realisasi belanja Pemerintah Kota Medan dalam tahun anggaran 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(27)

Tabel 3.11

Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Rp)

No Jenis Belanja Anggaran Realisasi

Lebih (Kurang) % 1 2 3 4 5(4-3) 6(4:3) 1 1.1 1.2 1.3 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 BELANJA APARATUR Belanja Administrasi Umum Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Modal BELANJA PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tak Tersangka

468.048.556.430 382.907.274.244 55.156.779.411 29.984.502.775 947.436.861.788 399.988.490.102 202.153.030.256 218.015.258.930 119.780.082.500 7.500.000.000 436.296.011.302,75 359.784.502.625,00 47.419.361.222,75 29.092.147.455,00 886.129.408.213,19 392.429.927.185,00 186.465.619.995,08 186.594.118.959,11 115.667.997.278,00 4.971.744.796,00 (31.752.545.127,25) ( 23.122.771.619,00) ( 7.737.418.188,25) (892.355.320,00) (61.307.453.574,81) (7.558.562.917,00) (15.687.410.260,92) (31.421.139.970,89) (4.112.085.222,00) (2.528.255.204,00) 93,22 93,96 85,97 97,02 93,53 98,11 92,24 85,59 96,57 66,29 Jumlah Belanja 1.415.485.418.218 1.322.425.419.515,94 (93.059.998.702,06) 93,43

Sumber: Bagian Keuangan Pemko Medan

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi belanja aparatur sebesar Rp.436.296.011.302,75 atau 93,22% kurang (negatif) sebesar Rp.31.752.545.127,25 atau 6,78% dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp.468.048.556.430,00 dan belanja publik sebesar Rp.886.129.408.213,19 atau 93,53% kurang (negatif) sebesar Rp.61.307.453.574,81 atau 6,47% dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp.947.436.861.788,00 sehingga secara total realisasi belanja daerah sebesar Rp.1.322.425.419.515,94 atau 93,43% kurang (negati) sebesar Rp.93.059.998.702,06 atau 6,57% dari jumlah yang dianggarkan Rp.1.415.485.418.218,00. Dari data tersebut dapat juga dilihat bahwa tidak satupun dari pos belanja daerah yang jumlah realisasi pengeluarannya mencapai anggaran apalagi yang melebihi jumlah yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan pengeluaran belanja daerah dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis.

(28)

Struktur realisasi belanja daerah tahun anggaran 2006 menurut kelompok dan jenis belanjanya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.12

Struktur Realisasi Belanja Daerah Menurut Kelompok dan Jenis Belanja Pemerintah Kota Medan

Tahun Anggaran 2006 (Rp)

No Jenis Belanja Jumlah %

1 2 3 4 1 2 3 4 Belanja Aparatur Belanja Publik

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tak Tersangka

436.296.011.302,75 886.129.408.213,19 115.667.997.278,00 4.971.744.796,00 32,99 67,01 13,04 0,56 Jumlah 1.322.425.419.515,94 100,00

Sumber: Bagian Keuangan Pemko Medan

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi pengeluaran belanja daerah tahun anggaran 2006 sebagian besar digunakan untuk belanja publik yaitu sebesar 67,01% atau Rp.886.129.408.213,19 dan diikuti untuk belanja aparatur yaitu sebesar 32,99% atau Rp.436.296.011.302,75. Sedangkan penggunaan belanja daerah untuk belanja bagi hasil dan bantuan keuangan dan belanja tak tersangka jumlahnya relatif sangat kecil. Alokasi belanja daerah tersebut disesuaikan dengan arah kebijakan umum anggaran, strategi dan prioritas program serta anggaran pembangunan kota tahun anggaran 2006 baik dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan

.

3. Target dan Realisasi Pembiayaan

Pembiayaan daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Perkiraan sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal penerimaan pembiayaan pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo

(29)

awal penerimaan pembiayaan pada perubahan APBD. Dengan pembiayaan daerah ini dimungkinkan penyusunan dan penetapan

APBD kota Medan untuk tahun anggaran tertentu defisit atau surplus. Dalam kondisi APBD yang defisit dimungkinkan bagi Pemerintah Kota Medan untuk mengambil kebijakan hutang (jangka pendek, menengah atau panjang) guna menutupi pembiayaan yang defisit. Sebaliknya dalam kondisi APBD yang surplus dimungkinkan bagi Pemerintah Kota Medan untuk mengambil kebijakan atas penggunaan surplus anggaran sebagai dana cadangan, penyertaan modal atau pembayaran hutang yang jatuh tempo kepada pihak ketiga.

Tabel 3.13

Target dan Realisasi Pembiayaan Pemerintah Kota Medan Tahun Anggaran 2006

(Rp)

No Jenis Pembiayaan Anggaran Realisasi %

1 2 3 4 5 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 2.3 2.4 Penerimaan Daerah

Sisa lebih perhitungan tahun lalu Penerimaan pinjaman

Pengeluaran Daerah Penyertaan modal

Pembayaran utang pokok yg jatuh tempo

Saldo kas 29 Desember 2006 Pembayaran utang kpd pihak ketiga

49.976.524.936 49.976.524.936 - 75.000.000.000 7.000.000.000 3.000.000.000 - 65.000.000.000 49.976.524.936,47 49.976.524.936,47 - 126.462.098.482,17 5.000.000.000,00 - 57.712.098.482,17 63.750.000.000,00 100,00 100,00 - 168,62 71,43 - 100,00 98,08 Jumlah Pembiayaan (25.023.475.064) (76.485.573.545,70,70) 305,66

(30)

4. Permasalahan dan Solusi 4.1. Permasalahan

o Permasalahan paling mendasar dalam perumusan belanja daerah tahun 2006 adalah masih terbatasnya sumber-sumber pendapatan daerah, baik yang berasal dari PAD, Dana Perimbangan maupun Pendapatan Lain-lain yang sah.

o Permasalahan lain yang dihadapi dalam perencanaan belanja adalah relatif semakin besarnya kebutuhan pendanaan pembangunan dan pemeliharaan prasarana dan sarana sosial ekonomi yang diperlukan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan iklim penanaman

modal yang lebih kondusif guna menarik minat investor ke Kota Medan.

o Kebutuhan peningkatan ketersediaan infrastruktur penunjang (sekunder) bagi kegiatan investasi dan ekonomi yang memerlukan pembiayaan yang relatif besar yang belum proporsional dengan sumber-sumber pendapatan yang tersedia.

o Sebagai pusat kegiatan ekonomi, barometer bagi kemajuan pembangunan dan ibu kota Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kota Medan memerlukan sumber-sumber pembiayaan yang jauh lebih besar dari daerah-daerah lain.

o Kota Medan yang jumlah penduduknya paling besar dibanding daerah-daerah lain dan dengan mobilitas sosial yang tinggi dan luas sehingga dihadapkan pula dengan masalah kebutuhan pendanaan yang relatif besar pula.

4.2. Solusi

o Kebijakan anggaran belanja benar-benar didasarkan kepada arah dan kebijakan umum serta strategi dan prioritas APBD tahun anggaran 2006 yang telah ditetapkan, sehingga alokasi anggaran belanja berubah dari yang menempatkan belanja aparatur yang lebih dominan di tahun anggaran 2005 menjadi belanja pelayan publik yang lebih dominan di tahun anggaran 2006.

(31)

o Belanja daerah dalam APBD tahun anggaran 2006 diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewenangan pokok Pemerintah Kota Medan secara optimal dalam rangka memperkuat implementasi otonomi daerah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2006 - 2010.

o Dalam rangka efisiensi, efektifitas dan ekonomi, belanja daerah hanya diperuntukkan pada hal-hal yang benar-benar prioritas dan memiliki efek ganda serta fokus pada implementasi program dan kegiatan yang mendesak dan menuntut sesegera mungkin untuk dilaksanakan.

o Guna menjaga keserasian, keselarasan, keseimbangan dan kesinambungan antara kegiatan pemerintahan umum dengan upaya peningkatan pelayan publik, alokasi belanja juga memperhatikan keterpaduan antara pengeluaran belanja aparatur dan belanja publik sehingga benar-benar dapat dimaksimalkan penggunaannya.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Hukum Eropa Continental dan Anglo Saxon (Struktur) Eropa Continental Anglo Saxon • Mengenal pembidangan hukum publik. (HTN dan HAN) dan private (Perdata, dagang, Acara Perdata)

membicarakan potensi besar tenaga kerja manusia yang merupakan motor penggerak faktor-faktor penunjang kegiatan

Sehubungan dengan ketentuan Pasal 55 ayat (2) yang memungkinkan terjadinya perbedaan penafsiran mengenai penjelasan Undang-Undang menyatakan bahwa yang dimaksud

Sehingga peneliti memiliki tujuan penelitian untuk menganalisis tingkat kelayakan investasi, penambahan alat konveksi pada usaha Ella Convection dari berbagai

Berdasarkan pada permasalahan yang berkembang di atas, peneliti memfokuskan kajian penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh PMK 191/2015 (Size atau x2 _ M Rev) mempunyai nilai signifikan yang lebih besar dari

Promosi pariwisata merupakan salah satu kunci yang penting dalam upaya meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke suatu tempat wisata.dengan promosi yang optimal,

dikarenakan meningkatnya modal usaha sehingga para mustahik dapat meningkatkan produksi yang berdampak pada peningkatkan penghasilan. Adapun Peningkatan labasetidaknya